SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
PENATALAKSANAAN
  SENTRAL SEROUS
CHORIORETINOPHATY
    Satrio Bhuwono Prakoso

         1102007256

         Pembimbing

      Dr. Hj. Elfi H Sp.M
PENDAHULUAN
Sentral Serous Chorioretinopathy (CSCR)
• Suatu keadaan lepasnya retina dari lapis
pigmen epitel didaerah macula akibat
masuknya cairan


Sentral Serous Retinophathy (CSR)
• Akumulasi cairan = disfungsi dari RPE (
  Retinal Pigment Epithelial ).
 > Pria usia muda – pertengahan

 Sekitar 80 % mengalami resorspsi spontan. Normal 4-6
bulan

 laser fotokoagulasi yang akan meningkatkan visus dan
penyerapan cairan subretinal
 Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan
dan multi lapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola
mata

 Permukaan luar retina -> membran Bruch, koroid dan sklera

 ruang subkoroid yang dapat terbentuk antara koroid dan sklera
Gambar. 1         Lapisan retina
Sumber : http://www.catalase.com/retina.gif
makula lutea 1-2 mm.


daya penglihatannya paling tajam -> fovea
sentralis.
FISIOLOGI RETINA


Sel-sel batang
  kerucut di     Makula >>             Korteks
    lapisan                    N.II
fotoreseptor     sel kerucut          penglihatan
K O R I O R E T I N O PA T I S E R O S A S E N T R A L




 Definisi

Korioretinopati serosa sentral adalah pelepasan serosa retina sensorik
akibat dari kebocoran setempat cairan dari koriokapilaris melalui suatu
defek epitel di pigmen retina yang biasanya mengenai daerah macula
EPIDEMIOLOGI

>> pada ras kaukasian, hispanik, dan asia




laki-laki berusia antara 20-50 tahun

Meningkat pada :

visual, stress emosional, personal tipe A, dan
latihan fisik berat.(1,5)
VI. ETIOLOGI


       Idiopatik


  Peningkatan kortisol
     Endogenous
PATOFISIOLOGI

Spitnaz
• ketidakcocokan beberapa atau satu sel RPE yang
  mensekresikan ion pada arah retinokoroidal ->
  akumulasi cairan pada subretina
Marmor
• kerusakan metabolic difus dari RPE
Gass dkk
• Peningkatan permeabilitas fokal dari koriokapilaris, yang
  membanjiri RPE -> pelesapasan RPE
angiografi indocyanine
• hipermeabilitas koroid pada area CSCR
• pelepasan pigmen epitelial dalam 75 % sampai 84% dari semua kasus
  CSCR
• kongesti kapiler dan
            vena - > iskemik
Prunte dan peningkatan eksudasi
 Flammer    koroid dan
            hipermeabilitas koroid
            fokal -> pelepasan RE
Kepribadian tipe
A, hipertensi sistemik, sleep
obstuctive

       Peningkatan kortisol dan
       epinefrin -> regulasi
       koroid terganggu
GEJALA KLINIS

 Pandangan kabur / visus menurun

 Skotoma sentral

 Mikropsia

 Metamorfosia

 Penurunan kemampuan melihat warna dan kontras
PEMERIKSAAN   OPHTALMOSKOPI
                 INDIREK


               menunjukkan lingkaran
               dangkal atau peninggian
               oval pada retina sensoris
                pada kutub posterior
.

              • menunjukkan
                retina sensoris yang
Biomikroskopi terlepas yang
                sesuatu
                         sebagai
   slitlamp     transparan dengan
                ketebalan yang
                normal
ANGIOGRAFI FLUOROSENS

1.   Smoke Stack

cairan memasuki ruang subretina
dan naik secara vertikal (seperti
kumpulan asap) dari titik
kebocoran sampai mencapai
batas atas lepasannya

2. Ink blot

terlihat bintik hiperfluoresens
DIAGNOSIS

Funduskopi  ditemukan adanya
pelepasan serosa retina sensorik tanpa
peradangan mata, neovaskularisasi
retina, adanya defek optic
Angiografi Floresence -> Lesi epitel pigmen
retina tampak sebagai bercak abu-abu
kekuningan, bundar atau oval seperti halo, dibawah
pelepasan retina
PENATALAKSANAAN

 80 % - > mengalami resopsi spontan cairan subretina

 pemulihan ketajaman penglihatan normal dalam 6 bulan sejak
mulai gejala

 dahulu penggunaan kortikosteroid digunakan untuk mengobati
CSCR namun sekarang hal tersebut telah dilarang akibat
menyebabkan inisiasi, kekambuhan, dan perpanjangan penyakit
1. LASER FOTOKOAGULASI

 Indikasi

 Tunggu 4 bulan untuk penyembuhan spontan pada episode
pertama CSCR.

 Tunggu 6 bulan atau lebih -> kebocoran RPE kurang dari
seperempat diameter dari diskus fovea.
Biarkan 1 bulan untuk resolusi spontan pada
pasien dengan beberapa epsode pelepasan retina
pada pada mata yang sama
.Ketika kebocoran setidaknya seperempat diameter dari tengah
fovea, penggunaan fotokoagulasi diurutkan sebagai berikut :

 Pelepasan retina lebih dari 4 bulan.

 Adanya bukti penurunan visus permanen pada mata sebelahnya
dari episode kesakitan sebelumnya.

 Indikasi sosial ; pekerjaan pasien.
direct laser photocoagulation
memperpendek durasi penyakit
sampai 2 bulan


Mekanisme dari terapi laser
adalah debridement dari RPE
6=-12 laser membaka




menggunakan laser hijau untuk
memproduksi cahaya pada
kebocoran RPE fokal


6-12 laser membakar 50-200
mikromilimeter bagian pada 0,1 detik
dan 75-200 mikrowatt
THERMOTERAPI
            TRANSPUPIL

kasus korioretinopati serosa sentral kronik

 Spot yang besar, iradiasi rendah, eksposur protocol
yang lama menggunakan 1,2 mm ukuran spot, 120
sampai 200 miliwatt dengan 2-3 detik eksposur.

Pembakaran dilakukan pada batas lesi retina.
Didapatkan hasil 52 % pasien dengan
kesembuhan yang memuaskan dengan peningkatan
visus dan 42 % terjadi resolusi CSCR tanpa
peningkatan visus.
ASPIRIN DOSIS RENDAH

CSCR = dengan peningkatan hiperkoagulabilitas
dan agregasi platelet -> vaskularisasi koroid =
meningkatnya activator plasminogen inhibitor 1 (PAI-1)
Aspirin  efekn antiagregat dan efeknya dalam
menurunkan PAI-1 level

dosis 100 mg setiap hari pada 1 bulan pertama
dan 100 mg pada hari alternative pada 5 bulan
selanjutnya

>> cepat penyembuhan pada 3 bulan awal
      DAFTAR PUSTAKA
      1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Ed .Jakarta :FKUI; 206. Hal : 197-198.
      2. Vaughan DG, Asbury T. Kornea. Oftalmologi umum.Edisi 14. Alih bahasa Tambajong J. Jakarta : Widya medika. 2000. Hal : 199-
200.
      3. Kanski, jack J. Clinical Opthalmology. 3rd edition.Butterworth-Heinemann International Edition.London : 1997. Hal : 398-399.
      4. Kunimoto D. The Wills eye Manual Office and Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease. 4th edition. Hal : 261-
262.
      5. Wiliam J, Jose S. Central Serous Retinopathy. 2010.http://www.myeyeworld.com/files/central_serous_retinopathy.html
      6. http://ningrumwcahyuni.wordpress.com/2009/06/29/central-serous-chorioretinopathy.
      7. Evrydiki A, et al. Central Serous Chorioretinophaty and Glucocorticoids. Survey of Ophtalmology :Sep-okt 2002. Vol. 47 No. 5.
      8. D Hussain, JD Gass. Idiophatic Sentral Serous Chorioretinophaty. Current Ophtalmology : 1998. Vol. 46. P 131-137.
      9. Lt Col V Mathur, et al. Role of Transpupillary Thermotherapy in Central SerousChorioRetinopathy. MJAFI 2009; 65 : 323-327.
      10. Caccavale, et al. Low-dose aspirin as treatment for central serousChorioretinopathy. Clinical Ophthalmology 2010:4 899–903

Contenu connexe

Tendances

Indra Mata dan Kulit
Indra Mata dan KulitIndra Mata dan Kulit
Indra Mata dan KulitEga Anistia
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retinamateri-x2
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Biologi tentang mata
Biologi tentang mataBiologi tentang mata
Biologi tentang mataLili Wulan
 
Power point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mataPower point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._matafikri asyura
 
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatanPersepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatanNavia Fathona
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAdhita Dwi Aryanti
 
Tinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrikTinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrikprastika1
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanOperator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalisAnatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalispdpermata999
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 

Tendances (19)

Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Indra Mata dan Kulit
Indra Mata dan KulitIndra Mata dan Kulit
Indra Mata dan Kulit
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Sistem Penglihatan
Sistem PenglihatanSistem Penglihatan
Sistem Penglihatan
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Biologi tentang mata
Biologi tentang mataBiologi tentang mata
Biologi tentang mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Makalah mata
Makalah mataMakalah mata
Makalah mata
 
Power point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mataPower point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mata
 
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatanPersepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Tinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrikTinjauan pustaka ektropion sikatrik
Tinjauan pustaka ektropion sikatrik
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalisAnatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 

Similaire à OPTIMALISASI CSR

Similaire à OPTIMALISASI CSR (20)

Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
PPT 1A IBD.pptx
PPT 1A IBD.pptxPPT 1A IBD.pptx
PPT 1A IBD.pptx
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mata
 
268935256 optalmik
268935256 optalmik268935256 optalmik
268935256 optalmik
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Tugas epidemologi ablasio retina
Tugas epidemologi   ablasio retinaTugas epidemologi   ablasio retina
Tugas epidemologi ablasio retina
 
TIPUS 1 draft.docx
TIPUS 1 draft.docxTIPUS 1 draft.docx
TIPUS 1 draft.docx
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptxUltrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
PPT_KATARAK_pptx.pptx
PPT_KATARAK_pptx.pptxPPT_KATARAK_pptx.pptx
PPT_KATARAK_pptx.pptx
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
Sap katarak
Sap katarakSap katarak
Sap katarak
 
Makalah retina blastoma
Makalah retina blastomaMakalah retina blastoma
Makalah retina blastoma
 
Penyakit mata anak
Penyakit mata anakPenyakit mata anak
Penyakit mata anak
 

OPTIMALISASI CSR

  • 1. PENATALAKSANAAN SENTRAL SEROUS CHORIORETINOPHATY Satrio Bhuwono Prakoso 1102007256 Pembimbing Dr. Hj. Elfi H Sp.M
  • 2. PENDAHULUAN Sentral Serous Chorioretinopathy (CSCR) • Suatu keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen epitel didaerah macula akibat masuknya cairan Sentral Serous Retinophathy (CSR) • Akumulasi cairan = disfungsi dari RPE ( Retinal Pigment Epithelial ).
  • 3.  > Pria usia muda – pertengahan  Sekitar 80 % mengalami resorspsi spontan. Normal 4-6 bulan  laser fotokoagulasi yang akan meningkatkan visus dan penyerapan cairan subretinal
  • 4.  Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multi lapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata  Permukaan luar retina -> membran Bruch, koroid dan sklera  ruang subkoroid yang dapat terbentuk antara koroid dan sklera
  • 5. Gambar. 1 Lapisan retina Sumber : http://www.catalase.com/retina.gif
  • 6. makula lutea 1-2 mm. daya penglihatannya paling tajam -> fovea sentralis.
  • 7. FISIOLOGI RETINA Sel-sel batang kerucut di Makula >> Korteks lapisan N.II fotoreseptor sel kerucut penglihatan
  • 8. K O R I O R E T I N O PA T I S E R O S A S E N T R A L  Definisi Korioretinopati serosa sentral adalah pelepasan serosa retina sensorik akibat dari kebocoran setempat cairan dari koriokapilaris melalui suatu defek epitel di pigmen retina yang biasanya mengenai daerah macula
  • 9. EPIDEMIOLOGI >> pada ras kaukasian, hispanik, dan asia laki-laki berusia antara 20-50 tahun Meningkat pada : visual, stress emosional, personal tipe A, dan latihan fisik berat.(1,5)
  • 10. VI. ETIOLOGI Idiopatik Peningkatan kortisol Endogenous
  • 11. PATOFISIOLOGI Spitnaz • ketidakcocokan beberapa atau satu sel RPE yang mensekresikan ion pada arah retinokoroidal -> akumulasi cairan pada subretina Marmor • kerusakan metabolic difus dari RPE
  • 12. Gass dkk • Peningkatan permeabilitas fokal dari koriokapilaris, yang membanjiri RPE -> pelesapasan RPE angiografi indocyanine • hipermeabilitas koroid pada area CSCR • pelepasan pigmen epitelial dalam 75 % sampai 84% dari semua kasus CSCR
  • 13. • kongesti kapiler dan vena - > iskemik Prunte dan peningkatan eksudasi Flammer koroid dan hipermeabilitas koroid fokal -> pelepasan RE
  • 14. Kepribadian tipe A, hipertensi sistemik, sleep obstuctive Peningkatan kortisol dan epinefrin -> regulasi koroid terganggu
  • 15. GEJALA KLINIS  Pandangan kabur / visus menurun  Skotoma sentral  Mikropsia  Metamorfosia  Penurunan kemampuan melihat warna dan kontras
  • 16. PEMERIKSAAN OPHTALMOSKOPI INDIREK menunjukkan lingkaran dangkal atau peninggian oval pada retina sensoris pada kutub posterior
  • 17. . • menunjukkan retina sensoris yang Biomikroskopi terlepas yang sesuatu sebagai slitlamp transparan dengan ketebalan yang normal
  • 18. ANGIOGRAFI FLUOROSENS 1. Smoke Stack cairan memasuki ruang subretina dan naik secara vertikal (seperti kumpulan asap) dari titik kebocoran sampai mencapai batas atas lepasannya 2. Ink blot terlihat bintik hiperfluoresens
  • 19. DIAGNOSIS Funduskopi  ditemukan adanya pelepasan serosa retina sensorik tanpa peradangan mata, neovaskularisasi retina, adanya defek optic
  • 20. Angiografi Floresence -> Lesi epitel pigmen retina tampak sebagai bercak abu-abu kekuningan, bundar atau oval seperti halo, dibawah pelepasan retina
  • 21. PENATALAKSANAAN  80 % - > mengalami resopsi spontan cairan subretina  pemulihan ketajaman penglihatan normal dalam 6 bulan sejak mulai gejala  dahulu penggunaan kortikosteroid digunakan untuk mengobati CSCR namun sekarang hal tersebut telah dilarang akibat menyebabkan inisiasi, kekambuhan, dan perpanjangan penyakit
  • 22. 1. LASER FOTOKOAGULASI  Indikasi  Tunggu 4 bulan untuk penyembuhan spontan pada episode pertama CSCR.  Tunggu 6 bulan atau lebih -> kebocoran RPE kurang dari seperempat diameter dari diskus fovea.
  • 23. Biarkan 1 bulan untuk resolusi spontan pada pasien dengan beberapa epsode pelepasan retina pada pada mata yang sama
  • 24. .Ketika kebocoran setidaknya seperempat diameter dari tengah fovea, penggunaan fotokoagulasi diurutkan sebagai berikut :  Pelepasan retina lebih dari 4 bulan.  Adanya bukti penurunan visus permanen pada mata sebelahnya dari episode kesakitan sebelumnya.  Indikasi sosial ; pekerjaan pasien.
  • 25. direct laser photocoagulation memperpendek durasi penyakit sampai 2 bulan Mekanisme dari terapi laser adalah debridement dari RPE
  • 26. 6=-12 laser membaka menggunakan laser hijau untuk memproduksi cahaya pada kebocoran RPE fokal 6-12 laser membakar 50-200 mikromilimeter bagian pada 0,1 detik dan 75-200 mikrowatt
  • 27. THERMOTERAPI TRANSPUPIL kasus korioretinopati serosa sentral kronik  Spot yang besar, iradiasi rendah, eksposur protocol yang lama menggunakan 1,2 mm ukuran spot, 120 sampai 200 miliwatt dengan 2-3 detik eksposur. Pembakaran dilakukan pada batas lesi retina.
  • 28. Didapatkan hasil 52 % pasien dengan kesembuhan yang memuaskan dengan peningkatan visus dan 42 % terjadi resolusi CSCR tanpa peningkatan visus.
  • 29. ASPIRIN DOSIS RENDAH CSCR = dengan peningkatan hiperkoagulabilitas dan agregasi platelet -> vaskularisasi koroid = meningkatnya activator plasminogen inhibitor 1 (PAI-1)
  • 30. Aspirin  efekn antiagregat dan efeknya dalam menurunkan PAI-1 level dosis 100 mg setiap hari pada 1 bulan pertama dan 100 mg pada hari alternative pada 5 bulan selanjutnya >> cepat penyembuhan pada 3 bulan awal
  • 31. DAFTAR PUSTAKA  1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Ed .Jakarta :FKUI; 206. Hal : 197-198.  2. Vaughan DG, Asbury T. Kornea. Oftalmologi umum.Edisi 14. Alih bahasa Tambajong J. Jakarta : Widya medika. 2000. Hal : 199- 200.  3. Kanski, jack J. Clinical Opthalmology. 3rd edition.Butterworth-Heinemann International Edition.London : 1997. Hal : 398-399.  4. Kunimoto D. The Wills eye Manual Office and Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease. 4th edition. Hal : 261- 262.  5. Wiliam J, Jose S. Central Serous Retinopathy. 2010.http://www.myeyeworld.com/files/central_serous_retinopathy.html  6. http://ningrumwcahyuni.wordpress.com/2009/06/29/central-serous-chorioretinopathy.  7. Evrydiki A, et al. Central Serous Chorioretinophaty and Glucocorticoids. Survey of Ophtalmology :Sep-okt 2002. Vol. 47 No. 5.  8. D Hussain, JD Gass. Idiophatic Sentral Serous Chorioretinophaty. Current Ophtalmology : 1998. Vol. 46. P 131-137.  9. Lt Col V Mathur, et al. Role of Transpupillary Thermotherapy in Central SerousChorioRetinopathy. MJAFI 2009; 65 : 323-327.  10. Caccavale, et al. Low-dose aspirin as treatment for central serousChorioretinopathy. Clinical Ophthalmology 2010:4 899–903