SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Makalah Fotografi




             TENTANG


            “ Film ”



    OLEH : KELOMPOK 7

 Mifta Livia Angraini (1010861007)

    Nurul Firzia (1010861004)

       Elsya Safitri (101086

     Muhamad Irvan (101086

       Heru Ashari (101086
ILMU KOMUNIKASI
      FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
                        UNIVERSITAS ANDALAS
                                     2012/20113
                            KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Film”. Makalah ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fotografi.


        Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.


        Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




                                                                   Padang, September 2012




                                                                                 Penyusun
BAB 1

                           PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

  Film, Sinema, Movie atau Gambar Bergerak, (dalam bahasa inggris disebut motion
  picture) adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar
  agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau
  sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia
  melarutkan diri mereka dalam dunia imajinasi untuk waktu tertentu. Meski demikian,
  film juga mengajarkan manusia tentang sejarah, ilmu pengetahuan, tingkah laku
  manusia dan berbagai macam hal lainnya.
         Film adalah salah satu jenis hiburan yang paling diminati hampir setiap orang,
  tak terkecuali dari anak kecil sampai orang dewasa dan orang yang sudah berumur
  pun. Film yang dibuat tak sekedar hanya untuk hiburan belaka, namun dalam satu
  film itu mengandung banyak unsur-unsur yang ditampilkan. Baik itu unsure dari segi
  pendidikan, kebudayaan, ataupun agama dan lain-lain.
         Film adalah suatu hasil dari sebuah fotografi yang bergerak, sama dengan foto,
  film dalam pembuatannnya juga menggunakan alat yang dinamakan dengan kamera.
Dalam makalah ini penulis mengangkat suatu tema mengenai film, apa itu film, dan
  jenis-jenisnya. Untuk mengetahui lebih lanjut dan rinci apa itu film yang hampir
  semua orang sangat menyukainya.
  Karena selama ini orang hanya bisa menikmati film yang sudah tersedia, atau dibuat
  oleh orang lain yang bergerak dibidangnya. Film bukan hanya sekedar hiburan tapi
  juga seni dalam fotografi, dalam makaalah ini kita akan membahas sejarah dari
  perkembangan film. Tidak banyak orang yang tahu siapa yang orang yang
  menciptakan adanya film ini pertama kali. Dan bagaimana perkembangannya hingga
  saat ini , hingga film menjadi sesuatu yang mayoritas peminatnya paling banyak
  disbanding seni-seni lainnya.




B. Tujuan
  Makalah ini bertujuan untuk beberapa hal berikut, yaitu :
  1. Memenuhi tugas kelompok matakulia fotografi, sekaligus sebagai bahan ajar
     dalam mata kulia fotografi.
  2. Memberikan pengetahuan pada pembaca dan masyarakat mengenai film dan apa
     saja yang ada dibalik film ini.
C. Rumusan Masalah
  1. Definisi dari film dan sejarah perkembangan film
  2. Jenis-jenis film
  3. Profesi penting dibalik sebuah film
  4. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan film
  5. Proses pembuatan film
  6. Tokoh penting dalam perkembangan film.
BAB 2

                                 PEMBAHASAN


A. Definisi Film
      Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Secara kolektif film sering
   disebut sinema. Dan secara harfiah film (sinema) adalah cinemathographie yang berasal
   dari cinema + tho = phytos (cahaya) + graphiie = (tulisan atau gambar= citra), jadi
   pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak
   dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.
     Definisi film menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang
   merupakan media komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas
   sinematografi dengan direkam pada pita video, atau bahan hasil penemuan laiinya dalam
   segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
   lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan
   system proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya.
      Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastic yang dilapisi
   dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan
  cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada
  penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Film dihasilkan dari
  rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera film
  menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai dengan perkembangan teknologi).
     Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari
  istilah yang mangacu pada bahan ke istilah yang mangacu pada bentuk karya seniaudio-
  visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
  menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.


B. Fungsi Film

        Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan
  besar baik dibidang sosial,ekonomi,maupun budaya dalam rangka menjaga dan
  mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan
  bernegara.

  Film berfungsi sebagai :

   1. sarana pemberdayaan masyarakat luas
   2. pengekspresian dan pengembangan seni,budaya,pendidikan,dan hiburan
   3. sebagai sumber penerangan dan informasi
   4. bagian dari komoditas ekonomi ( saat ini )
  Fungsi Film Kepada Masyarakat
   1.    Film mampu mempengaruhi audiens dari segi pembentukan sikap, nilai dan
         persepsi individu.
   2. Perspektif fungsionalis melihat film – sebagai anggota masyarakat yang
         berperanan membantu dalam mewujudkan dan mengekalkan kestabilan system
         sosial masyarakat dengan cara :
         a. Tidak memaparkan sub-sub budaya yang bertentangan dengan nilai agama
            dan budaya;
         b. Tidak mempopularkan      jenayah.      Sebaliknya,   film   harus menekankan
            kebaikan mengatasi kejahatan dalam plot cerita;
         c. Kepatuhan kepada undang-undang dan etika dalam masyarakat;
d.    Mendidik     masyarakat    –   Manusia    harus    menjaga    tatasusila   dan
          menghormati kesopanan dan peradaban            sesebuah masyarakat; Akibat
          ketidakpatuhan ini mesti ditunjukkan sebagai pengajaran di dalam filem.
     Film juga dianggap sebagai media-massa kerana ia merupakan alat yang
     digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu isu yang mempunyai kepentingan
     awam. Di samping itu, bilangan audiens nya bersifat massa, berserak dan luas.
     Sebelum kemunculan televisi, film merupakan media elektronik visual yang
     pertama yang muncul di khalayak audiens. Berbeda dengan radio, audiens dapat
     menerima sesuatu pesan dengan melihat dan mendengar pesan yang disampaikan
     hasil gabungan teknologi audio dan visual.


C. Sejarah Perkembangan Film
  1. Sejarah Perkembangan Filem Di Dunia
           Filem yang pertama dihasilkan ialah di Amerika Syarikat pada tahun 1890-an
    dan diperkenalkan oleh Thomas Alva Edison (Ellis, Jack & Virginia Wright
    Wexman, 2002). Pada waktu itu, filem diperkenalkan bukan untuk hiburan
    semata-mata tetapi sebagai medium untuk menyampaikan ideologi-ideologi
    politik yang sedang berkembang pada ketika itu. Ia bukan sekedar menghibur
    masyarakat tetapi ia menyelitkan pesan-pesan yang menyindir, mendakwah dan
    juga mengritik sesuatu isu. Kehadiran film di dalam kehidupan masyarakat pada
    saat itu amatlah menggalakkan kerana ia merupakan sumber hiburan rakyat
    selepas menghadapi Perang Dunia Pertama dan kegawatan ekonomi yang teruk di
    Barat (Depression Era).
           Bagaimanapun, tidak semua pihak menyambut baik filem apabila ia
    menerima tentangan yang kuat dari kumpulan pendesak (pressure group) dan
    institusi agama    yang bimbang akan kesan sosial dan moral filem itu terhadap
    masyarakat.
      Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum berlangsung di Grand
    Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini
    sekaligus menandakan lahirnya film dan bioskop di dunia. Akan tetapi sebenarnya,
    jauh sebelum 1895, bahkan sejak 130 masehi, dunia film sudah ada. Tapi dunia
    internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai
lahirnya film pertama di dunia. Dan peristiwa ini di pelopori oleh dua bersaudara
    Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954).
       Perubahan dalam industry perfiman, jelas nampak pada teknologi yang digunaka.
    Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian
    berkembang hingga sesuai dengan system penglihatan mata kita, berwarna dan
    dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih
    nyata.
       Film tidak hanya dapat dinikmati di televise, bioskop, namun juga kehadiran
    VCD dan DVD, film dapat dinikmati pula dirumah dengan kualitas gambar yang
    baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theatre. Dan dengan
    perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway ini.


 2. Sejarah Film di Indonesia
          Di Indonesia film pertama kali di perkenalkan pada 5 Desember 1900 di
    Batavia (Jakarta).pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukan film
    pertama kali digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah documenter yang
    menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan
    pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya di anggap terlalu mahal. Sehingga
    pada 1 januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat
    penonton.


D. Jenis-jenis Film
             Ada beberapa jenis film, di antaranya yang populer adalah film feature, film
   animasi, film dokumenter, film eksperimen, film industri dan film pendidikan.
  1. Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film jenis
      ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan
      menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi
      dimainkan /diperankan oleh seorang aktor.
             Daftar film feature yang populer akan sangat panjang untuk ditulis di sini,
      tetapi di antaranya ialah The Birth of a Nation (1914), Metropolis (1926), Citizen
      Kane (1941), Casablanca (1942), On the Waterfront (1954), The Sound of Music
      (1965), The Godfather (1972), Star Wars (1977), Gandhi (1982), Jurassic Park
      (1993), dan Titanic (1997).
Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film
   jenis ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan
   menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi
   dimainkan /diperankan oleh seorang aktor.
2. Film animasi sejenis dengan film feature, perbedaannya ialah film animasi
   menggunakan gambar-gambar yang dibuat oleh para ahli seni. Film jenis ini
   membuat ilusi gerak hidup dari rangkaian gambar dua dimensi, objek-objek tiga
   dimensi, atau gambar-gambar olahan komputer.
      Film feature animasi pertama adalah film Jerman Die Abenteuer des Prinzen
   Achmed (Petualangan Pangeran Achmad, 1926). Yang lainnya adalah Snow
   White and the Seven Dwarfs (1937), Dumbo (1941), Sleeping Beauty (1959),
   Yellow Submarine (1968), Heavy Traffic (1973), film Chechnya Neco z Alenky
   (Alice, 1988), film Jepang Majo no Takkyubin (Layan Antar Kiki, 1989), Beauty
   and the Beast (1991), dan The Lion King (1994). Pada beberapa film, karakter
   /tokoh animasi berkolaborasi dengan aktor-aktor manusia, seperti dalam Who
   Framed Roger Rabbit (1988).
3. Film dokumenter, dimana berkenaan dengan kenyataan, bukan rekaan. Film
   dokumenter jarang ditayangkan di bioskop-bioskop, film jenis ini lebih sering
   ditayangkan di televisi kabel atau siaran televisi pada umumnya. Beberapa yang
   terkenal di antaranya ialah Nanook of the North (1922), The Silent World
   (1956), Harlan County, U.S.A. (1976), Eyes on the Prize (1987), dan Hoop
   Dreams (1994).
       Grierson berpendapat documenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
   realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72).
   Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap
   relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara
   dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film documenter
   tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikandan propaganda
   bagi orang ataukelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada
   hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai
   aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama,
   terjadi reduksi realita demi tujuantujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi
   lebih menarik
4. Film eksperimen ialah serangkaian gambar-gambar, faktual atau abstrak, dan tidak
     berbentuk cerita/narasi. Sebuah film eksperimen bisa berbentuk animasi, adegan
     langsung, olahan komputer atau kombinasi dari ketiganya. Lima film eksperimen
     yang pantas dihargai ialah film perancis Un Chien Andalou (Seekor Anjing
     Andalusia, 1929),Meshes of the Afternoon (1943), A Movie (1958), Eraserhead
     (1978), dan Privilege (1991).
  5. Film industri (film komersil) dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ingin
     mempublikasikan produk atau menciptakan image masyarakat sesuai selera
     mereka.
  6. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, tujuannya
     ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai bermacam
     pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan mengemudikan
     kendaraan. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah,
     tujuannya ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai
     bermacam pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan
     mengemudikan kendaraan.


E. Profesi-Profesi Di Balik Pembuatan Film
     Ada banyak orang dari berbagai profesi yang berbeda yang mengkontribusikan
  kemampuan dan bakat mereka dalam pembuatan film. Para bintang dan aktor-aktor
  lainnya yang tampil di layar hanya sebagian dari proses itu; kebanyakan dari mereka
  yang terlibat dalam pembuatan film tidak tampil di layar.Secara umum beberapa
  profesi yang ada di belakang layar antara lain: produser, penulis naskah, sutradara,
  manajer unit produksi, bagian casting, bagian fotografi, perancang kostum, assisten
  sutradara, editor film dan suara, dan penata musik.
   1. Produser
      Produser bertanggung jawab atas proses ide film hingga menjadi sebuah movie
      yang sukses. Seorang produser mesti menyediakan dana untuk biaya produksi,
      mengaji para aktor dan tim produksi, melakukan supervisi terhadap proses
      produksi, dan mengatur distribusi film hingga diputar di layar lebar. Jika seorang
      produser telah memperoleh pendanaan dari studio atau dari suatu distributor,
      maka lembaga itu bisa menginginkan kehadirannya selama proses produksi.
Orang ini disebut sebagai eksekutif produser. Dan setiap orang yang
   berpartisipasi dengan berbagai cara pada movie, entah itu dengan waktu, uang,
   atau campur tangannya maka ia akan mendapatkan penghargaan dari asosiasi
   produser atau semacamnya.
2. Penulis Naskah/Skenario
   Para penulis naskah membuat ide-ide untuk film atau mengadaptasi sebuah karya
   seni menjadi sebuah film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel, drama,
   opera atau sumber lainnya.
3. Sutradara/Director
   Seorang sutradara bertugas menganalisa skenario, memvisualisasi penampilan
   film, mengarahkan para aktor dan kru produksi dalam pekerjaannya. Banyak
   orang menyangka bahwa sutradara adalah orang yang mengkontrol seluruh aspect
   pembuatan film, sesungguhnya pekerjaan seorang sutradara tidak seluas itu.
4. Manager Produksi
   Unit production manager (UPM), atau manajer produksi adalah seseorang yang
   membuat report (laporan) kepada produser, bertanggung jawab atas pen schedul-
   an, penganggaran dana, memilih beberapa anggota kru, dan mengurus perizinan
   terhadap pemilik lokasi syuting yang berada di luar studio.
5. Pengarah Casting
   Casting director bertugas memilih para aktor dan menegosiasikan kontrak selama
   para aktor tersebut bekerja, meskipun akhirnya – umumnya ketika memilih para
   bintang untuk pengarahan – biasanya berada di tangan sutradara atau produser.
   Ketika memilih aktor untuk bermain pada sebuah film, seorang casting director
   memiliki beberapa kriteria, seperti kesesuaian aktor dengan aturan main pada film
   tersebut, penampilan yang box office, kemampuan akting dan pengalaman.
6. Para Aktor
   Aktor bertugas memainkan peran pada sebuah film. Untuk membuat karakter
   yang meyakinkan, mereka mempelajari detailnya pada naskah, pandangan
   sutradara, dan insting mereka sendiri ketika memainkannya.
      Dalam kebanyakan film, pekerjaan seorang aktor adalah membuat para
   penonton percaya bahwa tokoh yang dimainkan adalah orang yang sebenarnya
   yang berbicara tanpa ada rekayasa dan alami. Seorang aktor akan menggunakan
   suara, gerakan, dan emosinya untuk dapat membuat hal seperti itu. Tetapi kualitas
   seni lainnya juga mempengaruhi penilaian penonton.
F. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Film
  Dalam Pembuatan sebuah film kita banyak menggunakan alat-alat seperti:
  1. Camera system, kamera adalah peralatan utama dalam pengambilan gambar.




  2. JIMMY JIBB atau PORTAL JIBB, yaitu merupakan alat semacam portal, yang
     berfungsi sebagai perpanjangan lengan tangan, agar kamera dapat mengambil
     gambar dari suatu ketinggian dan dapat mengayun.
  3. Dolly track, dolly tripod, dinky dolly, yaitu suatu track (rel) dari pipa yang
     dipasang lurus maupun melingkar, agar dapat dijalani oleh kamera dalam rangka
     mengambil gambar.
4. Steady cam, suatu peralatan yang dipasang pada kamera dan dihubungkan dengan
   tubuh cameramen , agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan
   atau berlari, namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera.
5. Lighting System, berjenis-jenis lampu yang digunakan sebagai penerangan
   artificial dalam pengambilan gambar.
6. Audio system, atau boom mic, alat perekam suara yang digunakan dalam
        pembuatan film.
  7. Gen set, sumber listrik berupa mesin pembangkit listrik. Sehingga lampu-lampu
        dan kamera serta alat perekam yang menggunakan daya listrik dapat bekerja.


G. Proses Pembuatan Film.

  Kebanyakan film memilki proses umum yang sama.
   1.    Pembuatan stage mengawali proses produksi sebuah film. Dalam stage ini, sang
        penulis naskah menulis skenario dan produser mengkontrak sutradara serta
        pemain utama, menyiapkan pendanaan dan jadwal syuting, serta mengumpulkan
        dana yang dibutuhkan untuk membayar ongkos produksi.
   2. Tahap selanjutnya adalah pra-produksi, termasuk persiapan kerja yang tersisa
        sebelum   produksi    dimulai. Selama masa        pra-produksi, produser akan
        merekomendasi versi final skenario, para pemain dan kru dikontrak, dan lokasi
        syuting diselesaikan. Sutradara, asisten sutradara, manajer produksi, dan produser
        merancang urutan syuting tiap-tiap adegan. Jika memungkinkan para aktor
        melakukan gladi resik. Produser, sutradara, dan desainer bekerja bersama
        mengikhtisarkan tampilan film – bagaimana adegan dilakukan, memasang
konstruksi dan dekorasi, kostum-kostum, makeup dan tata rambut, dan tata lampu
    (pencahayaan).
       Ketika pra-produksi selesai, proses produksi bisa dimulai. Sebuah film,
    diambil gambar secara adegan per adegan, dan adegan diambil gambar secara
    shot demi shot. Adegan-adegan dan shot-shot ini yang di filmkan ini tidak selalu
    muncul di film. Hal ini dikarenakan film tergantung berbagai faktor misalnya
    kondisi cuaca, kesediaan aktor, dan jadwal setting konstruksi. Persiapan untuk
    syuting film memiliki lima proses kerja:
   a. Departmen seni dan master properti mempersiapkan setting perabotan dan
       sebagainya yang akan digunakan para aktor;
   b. Para aktor menghafalkan dialog dan gerakan badan sesuai skenario:
   c. Pengarah fotografer memilih dan mengatur lampu:
   d. Operator kamera menyesuaikan sudut dan gerakan lensa yang akan digunakan
       dalam syuting:
   e. kru suara mengatur suara danpenempatan mikropon. Sementara itu, sang
       sutradara mengamati dan mengkoordinasi semua aktivitas tersebut.


       Setiap film yang telah di-syut (diambil gambarnya) dinamakan take
    (pengambilan). Untuk syuting yang variatif seperti adegan pertempuran, sutradara
    biasanya menggunakan banyak kamera untuk mengurangi banyaknya take
    tersebut. Meskipun menggunakan banyak kamera, sutradara bisa saja
    membutuhkan banyak take untuk hasil yang maksimal.
3. Masing-masing pengambilan gambar, meskipun sebentar, tetap membutuhkan
   pemasangan baru kamera dan penempatan baru lampu, mikropon dan para aktor.
   Adegan dari satu shot ke shot lainnya harus selaras ketika diedit ke dalam bentuk
   film. Misalnya, ketika heroin dalam gelas telah diatur berada di tangan kiri dalam
   master shot, maka dalam shot close-up aktor tidakl boleh mengalihkannya ke
   tangan kanan.
4. Di akhir waktu syuting, hasil shot yang dikehendaki sutradara akan diprint. Di hari
   selanjutnya, sutradara, produser, pengarah foto dan editor akan mencermati
   gambar-gambar tersebut berhari-hari. Selama proses pekerjaan ini, sutradara dan
   editor mulai menyusun shot-shot menjadi sebuah adegan, dan menyusun adegan-
   adegan menjadi sebuah rangkaian. Versi awal rangkaian tersebut, atau disebut cut
   awal, sering kali berisi take-take alternatif untuk shot-shot yang sudah siap jadi.
5. Ketika sutradara dan editor membuat keputusan final selama proses editing,
     mereka menyisihkan take-take yang tidak sesuai, sehingga struktur gambar
     akhirnya akan muncul dalam bentuk sebuah rough cut (cut kasar). Kemudian,
     ketika adegan dipoles dan diperhalus transisi (perpindahan antar adegan) nya,
     secara perlahan rough cut tersebut menjadi first cut (cut pertama).
         Selama proses kerja postproduksi, sutradara dan editor biasanya akan
      membicarakan beberapa problem dan mencari solusinya. Misalnya, jika salah
      satu shot yang diambil secara close-up bergeser jauh beberapa saat dari fokus,
      mereka akan menutupinya dengan cara memotongnya sedikit jika tidak
      memiliki take close-up lainnya yang baik. Ketika melakukan editing pada cut
      awal, sutradara akan mempertimbangkan rekomendasi produser, akan tetapi tetap
      berusaha menyesuaikan keinginannya terhadap keseluruhan gambar.
   6. Hasil produksi akhir adalah disebut cut final. Film kemudian siap untuk masuk
      ke proses sound editing, proses final arrasement music dan mixing. Setelah semua
      proses dilakukan maka film dapat dinikamti di bioskop, atau dapat dimasukkan
      dalam bentuk kepingan CD untuk di perbanyak dan dinikmati banyak orang.


H. Biografi Tokoh penting dalam perfilman Dunia dan Indonesia
  1.Thomas alva Edison
Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari
1847. Tahun 1954 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan. Edison pun tumbuh
besar di sana. Sewaktu kecil Edison hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan.
Gurunya memperingatkan Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah
sehingga akhirnya Ibunya memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah.
Kebetulan ibunya berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan karena ketika di sekolah
Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang
tidak berbakat.


Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam
dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah
hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong
oleh rasa ingin tahunya yang besar. Pada usia sebelas tahun Edison membangun
laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun
kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif
tetapi bisa berfungsi.


Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang
lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison
bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara
kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang
percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk
Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di
sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.


Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan.
Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini
dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri
korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang
dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.


Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi
dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan
karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan
pembicaraan kosong.


Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh
waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini
pula ia menemukan sistem interkom elektrik.


Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder
tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang
bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah
pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan
mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk
membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium
inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup
sebagian besar orang-orang di dunia.


Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri
dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar.
Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan
umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya,
serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk
percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg
bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000
bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober
1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.


Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan
Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan
antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo
listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon
karbon dan proyektor gambar bergerak.


Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film
fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang
menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu
studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.


Melewati tahun 1920-an kesehatannya kian memburuk dan beliau meninggal dunia
pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun.




2 . G.Kruger




       G. Krugers adalah seorang sutradara dan fotografer Indonesia di era tahun
1930an.Pada permulaan tahun 20-an Krugers bekerja sebagai Kepala laboratorium
perusahaan NV JAVA FILM di Bandung, pimpinan L. Heuveldop, yang menurut "De
Locomotier" telah berpengalaman sebagai sutradara di Amerika. Perusahaan ini hanya
membuat dokumenter, dan tahun 1926 membikin film cerita "Loetong Kasaroeng"
yang diduga merupakan film cerita pertama yang orang indo Belanda itu bertindak
juga sebagai penghubung dengan para pemain yang seluruhnya pribumi. Tahun 1927
ia mendirikan sendiri perusahaan film di Bandung, "Krugers Filmbedrijf". Pada
seluruh produksi dari perusahaannya ini produser Krugers bertindak juga sebagai
sutradara dan juru kamera. Produksi pertamanya "Euis Atjih". Beberapa saat setelah
film bicara buatan Amerika diputar di Indonesia, 1929, Krugers yang anggota aktif
dari SMPTE (Society of Motion Picture Tehnic Engeneers) itu berusaha melengkapi
alat kameranya agar menjadi: single system camera, bila merekam suara langsung,
atas bantuan dua tehnisi di Bandung. J. Leemans dan Morris. Barangkali dialah orang
pertama yang mencobakan penggunaan kamera single system buatan dalam negeri.
       Produksinya adalah "Karnadi Tangkep Bangkong". (Bangkong : katak). Tapi
       nampaknya perusahaan Krugers ini mengalami kemunduran, terbukti dari kenyataan
       bahwa pada tahun 1931 ia bekerja menjadi juru kamera pada Tan's Film di Jakarta
       untuk membuat film bicara perusahaan tersebut, "Njai Dasima". Kemudian
       perusahaan Krugers bekerja sama dengan Tan's Film membuat "Huwen op Bevel"
       atau "Terpaksa Menikah" (1933). Setelah itu nama Krugers tidak terdengar lagi.Lelaki
       yang hingga tua tidak kawin ini tahun 1936 pindah ke Hongkong tempat ia kemudian
       menutup mata.


     3. Mira Lesmana




       Mira Lesmana adalah salah seorang produser film asal Indonesia yang paling berhasil
di tahun 2000-an. Ia merupakan anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi
senior Indonesia di tahun 60-an, Nien Lesmana. Lulusan Institut Kesenian Jakarta yang
dikenal sebagai produser bertangan dingin ini memulai kariernya di perusahaan periklanan.
Pada tahun 1996 dia mendirikan Miles Productions, yang kemudian memproduksi beberapa
film-film sukses seperti "Ada Apa Dengan Cinta" dan "Petualangan Sherina" serta "Laskar
Pelangi".
Filmnya, "Eliana Eliana" kurang mendapat sambutan di tanah air, namun film yang
dibintangi Rachel Maryam ini sukses menyabet penghargaan untuk kategori Best Young
Cinema dan Best Critics Cinema di ajang Festival Film Internasional Singapura pada April
2002 dan meraih predikat Special Mention untuk kategori penghargaan Dragons and Tigers
for Young Cinema di ajang Festival Film Internasional Vancouver di Kanada, Oktober 2002.


Mira juga membuat serial "Anak Seribu Pulau" sebuah program televisi sepanjang 14 episode
pada 1997. Film terbarunya Soe Hok Gie (2005) yang dibintangi Nicholas Saputra juga
mendapat sambutan hangat penikmat film tanah air. Tak pernah membuat sesuatu yang sama,
itulah pedoman Mira dalam memproduksi sebuah film. Kemudian, dibantu Riri Riza, ia
memproduseri film "Laskar Pelangi" yang diadaptasi dari novel dengan judul sama, karya
Andrea Hirata. Hasilnya, film dengan latar belakang pendidikan indonesia ini menjadi film
fenomenal tahun 2008.
DAFTAR PUSTAKA



http://ml.scribd.com/doc/32637180/Definisi-Film

http://masbadar.com/jenis-jenis-film-sinema/

http://www.anneahira.com/jenis-jenis-film-2.htm

http://masbadar.com/mereka-yang-bekerja-di-dunia-film-sinema/

http://masbadar.com/mereka-yang-bekerja-di-dunia-film-sinema-2/

http://masbadar.com/proses-pembuatan-film-sinema/

Contenu connexe

Similaire à Kelompok 7

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialDiana Amelia Bagti
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualbagibagiilmu
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALRachardy Andriyanto
 
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah BuayaPeranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah BuayaTirta Yoga
 
Mengenal Dasar Audio Visual broadcasting
Mengenal Dasar Audio Visual broadcastingMengenal Dasar Audio Visual broadcasting
Mengenal Dasar Audio Visual broadcastingMamimuYer
 
Film dan hakikatnya Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Film dan hakikatnya  Ilmu Komunikasi Universitas SemarangFilm dan hakikatnya  Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Film dan hakikatnya Ilmu Komunikasi Universitas SemarangFirdaus Azwar Ersyad
 
Televisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahTelevisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahRatih Aini
 
Teknologi Komunikasi - Film
Teknologi Komunikasi - FilmTeknologi Komunikasi - Film
Teknologi Komunikasi - FilmJudhie Setiawan
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tviwayan suta
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajarannitafrasmita
 
modul media pembelajaran klasifikasi media
modul media pembelajaran klasifikasi mediamodul media pembelajaran klasifikasi media
modul media pembelajaran klasifikasi medianitafrasmita
 
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAH
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAHPERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAH
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAHRatih Aini
 
Konsep Teknologi : Evolusi Televisi
Konsep Teknologi : Evolusi TelevisiKonsep Teknologi : Evolusi Televisi
Konsep Teknologi : Evolusi TelevisiFebri Alif Pratama
 
Tuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaTuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaEl Wijaya
 
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxPPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxakunbelajar37
 

Similaire à Kelompok 7 (20)

ANALISA
ANALISA ANALISA
ANALISA
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visual
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
 
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah BuayaPeranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya
Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya
 
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
Mengenal Dasar Audio Visual broadcasting
Mengenal Dasar Audio Visual broadcastingMengenal Dasar Audio Visual broadcasting
Mengenal Dasar Audio Visual broadcasting
 
Film dan hakikatnya Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Film dan hakikatnya  Ilmu Komunikasi Universitas SemarangFilm dan hakikatnya  Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Film dan hakikatnya Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
 
Televisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahTelevisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media Dakwah
 
Bab1 dasar siskom
Bab1 dasar siskomBab1 dasar siskom
Bab1 dasar siskom
 
Mkalah juve (1)
Mkalah juve (1)Mkalah juve (1)
Mkalah juve (1)
 
Teknologi Komunikasi - Film
Teknologi Komunikasi - FilmTeknologi Komunikasi - Film
Teknologi Komunikasi - Film
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tv
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
modul media pembelajaran klasifikasi media
modul media pembelajaran klasifikasi mediamodul media pembelajaran klasifikasi media
modul media pembelajaran klasifikasi media
 
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAH
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAHPERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAH
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM DAKWAH
 
Karakter tv
Karakter tvKarakter tv
Karakter tv
 
Konsep Teknologi : Evolusi Televisi
Konsep Teknologi : Evolusi TelevisiKonsep Teknologi : Evolusi Televisi
Konsep Teknologi : Evolusi Televisi
 
Tuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaTuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesia
 
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxPPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
 

Plus de University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Dernier

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 

Dernier (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 

Kelompok 7

  • 1. Makalah Fotografi TENTANG “ Film ” OLEH : KELOMPOK 7 Mifta Livia Angraini (1010861007) Nurul Firzia (1010861004) Elsya Safitri (101086 Muhamad Irvan (101086 Heru Ashari (101086
  • 2. ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS 2012/20113 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Film”. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fotografi. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Padang, September 2012 Penyusun
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film, Sinema, Movie atau Gambar Bergerak, (dalam bahasa inggris disebut motion picture) adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia melarutkan diri mereka dalam dunia imajinasi untuk waktu tertentu. Meski demikian, film juga mengajarkan manusia tentang sejarah, ilmu pengetahuan, tingkah laku manusia dan berbagai macam hal lainnya. Film adalah salah satu jenis hiburan yang paling diminati hampir setiap orang, tak terkecuali dari anak kecil sampai orang dewasa dan orang yang sudah berumur pun. Film yang dibuat tak sekedar hanya untuk hiburan belaka, namun dalam satu film itu mengandung banyak unsur-unsur yang ditampilkan. Baik itu unsure dari segi pendidikan, kebudayaan, ataupun agama dan lain-lain. Film adalah suatu hasil dari sebuah fotografi yang bergerak, sama dengan foto, film dalam pembuatannnya juga menggunakan alat yang dinamakan dengan kamera.
  • 4. Dalam makalah ini penulis mengangkat suatu tema mengenai film, apa itu film, dan jenis-jenisnya. Untuk mengetahui lebih lanjut dan rinci apa itu film yang hampir semua orang sangat menyukainya. Karena selama ini orang hanya bisa menikmati film yang sudah tersedia, atau dibuat oleh orang lain yang bergerak dibidangnya. Film bukan hanya sekedar hiburan tapi juga seni dalam fotografi, dalam makaalah ini kita akan membahas sejarah dari perkembangan film. Tidak banyak orang yang tahu siapa yang orang yang menciptakan adanya film ini pertama kali. Dan bagaimana perkembangannya hingga saat ini , hingga film menjadi sesuatu yang mayoritas peminatnya paling banyak disbanding seni-seni lainnya. B. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk beberapa hal berikut, yaitu : 1. Memenuhi tugas kelompok matakulia fotografi, sekaligus sebagai bahan ajar dalam mata kulia fotografi. 2. Memberikan pengetahuan pada pembaca dan masyarakat mengenai film dan apa saja yang ada dibalik film ini. C. Rumusan Masalah 1. Definisi dari film dan sejarah perkembangan film 2. Jenis-jenis film 3. Profesi penting dibalik sebuah film 4. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan film 5. Proses pembuatan film 6. Tokoh penting dalam perkembangan film.
  • 5. BAB 2 PEMBAHASAN A. Definisi Film Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Secara kolektif film sering disebut sinema. Dan secara harfiah film (sinema) adalah cinemathographie yang berasal dari cinema + tho = phytos (cahaya) + graphiie = (tulisan atau gambar= citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera. Definisi film menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita video, atau bahan hasil penemuan laiinya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya. Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastic yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
  • 6. fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Film dihasilkan dari rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai dengan perkembangan teknologi). Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mangacu pada bahan ke istilah yang mangacu pada bentuk karya seniaudio- visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. B. Fungsi Film Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik dibidang sosial,ekonomi,maupun budaya dalam rangka menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan bernegara. Film berfungsi sebagai : 1. sarana pemberdayaan masyarakat luas 2. pengekspresian dan pengembangan seni,budaya,pendidikan,dan hiburan 3. sebagai sumber penerangan dan informasi 4. bagian dari komoditas ekonomi ( saat ini ) Fungsi Film Kepada Masyarakat 1. Film mampu mempengaruhi audiens dari segi pembentukan sikap, nilai dan persepsi individu. 2. Perspektif fungsionalis melihat film – sebagai anggota masyarakat yang berperanan membantu dalam mewujudkan dan mengekalkan kestabilan system sosial masyarakat dengan cara : a. Tidak memaparkan sub-sub budaya yang bertentangan dengan nilai agama dan budaya; b. Tidak mempopularkan jenayah. Sebaliknya, film harus menekankan kebaikan mengatasi kejahatan dalam plot cerita; c. Kepatuhan kepada undang-undang dan etika dalam masyarakat;
  • 7. d. Mendidik masyarakat – Manusia harus menjaga tatasusila dan menghormati kesopanan dan peradaban sesebuah masyarakat; Akibat ketidakpatuhan ini mesti ditunjukkan sebagai pengajaran di dalam filem. Film juga dianggap sebagai media-massa kerana ia merupakan alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu isu yang mempunyai kepentingan awam. Di samping itu, bilangan audiens nya bersifat massa, berserak dan luas. Sebelum kemunculan televisi, film merupakan media elektronik visual yang pertama yang muncul di khalayak audiens. Berbeda dengan radio, audiens dapat menerima sesuatu pesan dengan melihat dan mendengar pesan yang disampaikan hasil gabungan teknologi audio dan visual. C. Sejarah Perkembangan Film 1. Sejarah Perkembangan Filem Di Dunia Filem yang pertama dihasilkan ialah di Amerika Syarikat pada tahun 1890-an dan diperkenalkan oleh Thomas Alva Edison (Ellis, Jack & Virginia Wright Wexman, 2002). Pada waktu itu, filem diperkenalkan bukan untuk hiburan semata-mata tetapi sebagai medium untuk menyampaikan ideologi-ideologi politik yang sedang berkembang pada ketika itu. Ia bukan sekedar menghibur masyarakat tetapi ia menyelitkan pesan-pesan yang menyindir, mendakwah dan juga mengritik sesuatu isu. Kehadiran film di dalam kehidupan masyarakat pada saat itu amatlah menggalakkan kerana ia merupakan sumber hiburan rakyat selepas menghadapi Perang Dunia Pertama dan kegawatan ekonomi yang teruk di Barat (Depression Era). Bagaimanapun, tidak semua pihak menyambut baik filem apabila ia menerima tentangan yang kuat dari kumpulan pendesak (pressure group) dan institusi agama yang bimbang akan kesan sosial dan moral filem itu terhadap masyarakat. Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum berlangsung di Grand Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandakan lahirnya film dan bioskop di dunia. Akan tetapi sebenarnya, jauh sebelum 1895, bahkan sejak 130 masehi, dunia film sudah ada. Tapi dunia internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai
  • 8. lahirnya film pertama di dunia. Dan peristiwa ini di pelopori oleh dua bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954). Perubahan dalam industry perfiman, jelas nampak pada teknologi yang digunaka. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan system penglihatan mata kita, berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih nyata. Film tidak hanya dapat dinikmati di televise, bioskop, namun juga kehadiran VCD dan DVD, film dapat dinikmati pula dirumah dengan kualitas gambar yang baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theatre. Dan dengan perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway ini. 2. Sejarah Film di Indonesia Di Indonesia film pertama kali di perkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta).pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukan film pertama kali digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah documenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya di anggap terlalu mahal. Sehingga pada 1 januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton. D. Jenis-jenis Film Ada beberapa jenis film, di antaranya yang populer adalah film feature, film animasi, film dokumenter, film eksperimen, film industri dan film pendidikan. 1. Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film jenis ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi dimainkan /diperankan oleh seorang aktor. Daftar film feature yang populer akan sangat panjang untuk ditulis di sini, tetapi di antaranya ialah The Birth of a Nation (1914), Metropolis (1926), Citizen Kane (1941), Casablanca (1942), On the Waterfront (1954), The Sound of Music (1965), The Godfather (1972), Star Wars (1977), Gandhi (1982), Jurassic Park (1993), dan Titanic (1997).
  • 9. Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film jenis ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi dimainkan /diperankan oleh seorang aktor. 2. Film animasi sejenis dengan film feature, perbedaannya ialah film animasi menggunakan gambar-gambar yang dibuat oleh para ahli seni. Film jenis ini membuat ilusi gerak hidup dari rangkaian gambar dua dimensi, objek-objek tiga dimensi, atau gambar-gambar olahan komputer. Film feature animasi pertama adalah film Jerman Die Abenteuer des Prinzen Achmed (Petualangan Pangeran Achmad, 1926). Yang lainnya adalah Snow White and the Seven Dwarfs (1937), Dumbo (1941), Sleeping Beauty (1959), Yellow Submarine (1968), Heavy Traffic (1973), film Chechnya Neco z Alenky (Alice, 1988), film Jepang Majo no Takkyubin (Layan Antar Kiki, 1989), Beauty and the Beast (1991), dan The Lion King (1994). Pada beberapa film, karakter /tokoh animasi berkolaborasi dengan aktor-aktor manusia, seperti dalam Who Framed Roger Rabbit (1988). 3. Film dokumenter, dimana berkenaan dengan kenyataan, bukan rekaan. Film dokumenter jarang ditayangkan di bioskop-bioskop, film jenis ini lebih sering ditayangkan di televisi kabel atau siaran televisi pada umumnya. Beberapa yang terkenal di antaranya ialah Nanook of the North (1922), The Silent World (1956), Harlan County, U.S.A. (1976), Eyes on the Prize (1987), dan Hoop Dreams (1994). Grierson berpendapat documenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film documenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikandan propaganda bagi orang ataukelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuantujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik
  • 10. 4. Film eksperimen ialah serangkaian gambar-gambar, faktual atau abstrak, dan tidak berbentuk cerita/narasi. Sebuah film eksperimen bisa berbentuk animasi, adegan langsung, olahan komputer atau kombinasi dari ketiganya. Lima film eksperimen yang pantas dihargai ialah film perancis Un Chien Andalou (Seekor Anjing Andalusia, 1929),Meshes of the Afternoon (1943), A Movie (1958), Eraserhead (1978), dan Privilege (1991). 5. Film industri (film komersil) dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ingin mempublikasikan produk atau menciptakan image masyarakat sesuai selera mereka. 6. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, tujuannya ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai bermacam pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan mengemudikan kendaraan. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, tujuannya ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai bermacam pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan mengemudikan kendaraan. E. Profesi-Profesi Di Balik Pembuatan Film Ada banyak orang dari berbagai profesi yang berbeda yang mengkontribusikan kemampuan dan bakat mereka dalam pembuatan film. Para bintang dan aktor-aktor lainnya yang tampil di layar hanya sebagian dari proses itu; kebanyakan dari mereka yang terlibat dalam pembuatan film tidak tampil di layar.Secara umum beberapa profesi yang ada di belakang layar antara lain: produser, penulis naskah, sutradara, manajer unit produksi, bagian casting, bagian fotografi, perancang kostum, assisten sutradara, editor film dan suara, dan penata musik. 1. Produser Produser bertanggung jawab atas proses ide film hingga menjadi sebuah movie yang sukses. Seorang produser mesti menyediakan dana untuk biaya produksi, mengaji para aktor dan tim produksi, melakukan supervisi terhadap proses produksi, dan mengatur distribusi film hingga diputar di layar lebar. Jika seorang produser telah memperoleh pendanaan dari studio atau dari suatu distributor, maka lembaga itu bisa menginginkan kehadirannya selama proses produksi.
  • 11. Orang ini disebut sebagai eksekutif produser. Dan setiap orang yang berpartisipasi dengan berbagai cara pada movie, entah itu dengan waktu, uang, atau campur tangannya maka ia akan mendapatkan penghargaan dari asosiasi produser atau semacamnya. 2. Penulis Naskah/Skenario Para penulis naskah membuat ide-ide untuk film atau mengadaptasi sebuah karya seni menjadi sebuah film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel, drama, opera atau sumber lainnya. 3. Sutradara/Director Seorang sutradara bertugas menganalisa skenario, memvisualisasi penampilan film, mengarahkan para aktor dan kru produksi dalam pekerjaannya. Banyak orang menyangka bahwa sutradara adalah orang yang mengkontrol seluruh aspect pembuatan film, sesungguhnya pekerjaan seorang sutradara tidak seluas itu. 4. Manager Produksi Unit production manager (UPM), atau manajer produksi adalah seseorang yang membuat report (laporan) kepada produser, bertanggung jawab atas pen schedul- an, penganggaran dana, memilih beberapa anggota kru, dan mengurus perizinan terhadap pemilik lokasi syuting yang berada di luar studio. 5. Pengarah Casting Casting director bertugas memilih para aktor dan menegosiasikan kontrak selama para aktor tersebut bekerja, meskipun akhirnya – umumnya ketika memilih para bintang untuk pengarahan – biasanya berada di tangan sutradara atau produser. Ketika memilih aktor untuk bermain pada sebuah film, seorang casting director memiliki beberapa kriteria, seperti kesesuaian aktor dengan aturan main pada film tersebut, penampilan yang box office, kemampuan akting dan pengalaman. 6. Para Aktor Aktor bertugas memainkan peran pada sebuah film. Untuk membuat karakter yang meyakinkan, mereka mempelajari detailnya pada naskah, pandangan sutradara, dan insting mereka sendiri ketika memainkannya. Dalam kebanyakan film, pekerjaan seorang aktor adalah membuat para penonton percaya bahwa tokoh yang dimainkan adalah orang yang sebenarnya yang berbicara tanpa ada rekayasa dan alami. Seorang aktor akan menggunakan suara, gerakan, dan emosinya untuk dapat membuat hal seperti itu. Tetapi kualitas seni lainnya juga mempengaruhi penilaian penonton.
  • 12. F. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Film Dalam Pembuatan sebuah film kita banyak menggunakan alat-alat seperti: 1. Camera system, kamera adalah peralatan utama dalam pengambilan gambar. 2. JIMMY JIBB atau PORTAL JIBB, yaitu merupakan alat semacam portal, yang berfungsi sebagai perpanjangan lengan tangan, agar kamera dapat mengambil gambar dari suatu ketinggian dan dapat mengayun. 3. Dolly track, dolly tripod, dinky dolly, yaitu suatu track (rel) dari pipa yang dipasang lurus maupun melingkar, agar dapat dijalani oleh kamera dalam rangka mengambil gambar.
  • 13. 4. Steady cam, suatu peralatan yang dipasang pada kamera dan dihubungkan dengan tubuh cameramen , agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan atau berlari, namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera. 5. Lighting System, berjenis-jenis lampu yang digunakan sebagai penerangan artificial dalam pengambilan gambar.
  • 14. 6. Audio system, atau boom mic, alat perekam suara yang digunakan dalam pembuatan film. 7. Gen set, sumber listrik berupa mesin pembangkit listrik. Sehingga lampu-lampu dan kamera serta alat perekam yang menggunakan daya listrik dapat bekerja. G. Proses Pembuatan Film. Kebanyakan film memilki proses umum yang sama. 1. Pembuatan stage mengawali proses produksi sebuah film. Dalam stage ini, sang penulis naskah menulis skenario dan produser mengkontrak sutradara serta pemain utama, menyiapkan pendanaan dan jadwal syuting, serta mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk membayar ongkos produksi. 2. Tahap selanjutnya adalah pra-produksi, termasuk persiapan kerja yang tersisa sebelum produksi dimulai. Selama masa pra-produksi, produser akan merekomendasi versi final skenario, para pemain dan kru dikontrak, dan lokasi syuting diselesaikan. Sutradara, asisten sutradara, manajer produksi, dan produser merancang urutan syuting tiap-tiap adegan. Jika memungkinkan para aktor melakukan gladi resik. Produser, sutradara, dan desainer bekerja bersama mengikhtisarkan tampilan film – bagaimana adegan dilakukan, memasang
  • 15. konstruksi dan dekorasi, kostum-kostum, makeup dan tata rambut, dan tata lampu (pencahayaan). Ketika pra-produksi selesai, proses produksi bisa dimulai. Sebuah film, diambil gambar secara adegan per adegan, dan adegan diambil gambar secara shot demi shot. Adegan-adegan dan shot-shot ini yang di filmkan ini tidak selalu muncul di film. Hal ini dikarenakan film tergantung berbagai faktor misalnya kondisi cuaca, kesediaan aktor, dan jadwal setting konstruksi. Persiapan untuk syuting film memiliki lima proses kerja: a. Departmen seni dan master properti mempersiapkan setting perabotan dan sebagainya yang akan digunakan para aktor; b. Para aktor menghafalkan dialog dan gerakan badan sesuai skenario: c. Pengarah fotografer memilih dan mengatur lampu: d. Operator kamera menyesuaikan sudut dan gerakan lensa yang akan digunakan dalam syuting: e. kru suara mengatur suara danpenempatan mikropon. Sementara itu, sang sutradara mengamati dan mengkoordinasi semua aktivitas tersebut. Setiap film yang telah di-syut (diambil gambarnya) dinamakan take (pengambilan). Untuk syuting yang variatif seperti adegan pertempuran, sutradara biasanya menggunakan banyak kamera untuk mengurangi banyaknya take tersebut. Meskipun menggunakan banyak kamera, sutradara bisa saja membutuhkan banyak take untuk hasil yang maksimal. 3. Masing-masing pengambilan gambar, meskipun sebentar, tetap membutuhkan pemasangan baru kamera dan penempatan baru lampu, mikropon dan para aktor. Adegan dari satu shot ke shot lainnya harus selaras ketika diedit ke dalam bentuk film. Misalnya, ketika heroin dalam gelas telah diatur berada di tangan kiri dalam master shot, maka dalam shot close-up aktor tidakl boleh mengalihkannya ke tangan kanan. 4. Di akhir waktu syuting, hasil shot yang dikehendaki sutradara akan diprint. Di hari selanjutnya, sutradara, produser, pengarah foto dan editor akan mencermati gambar-gambar tersebut berhari-hari. Selama proses pekerjaan ini, sutradara dan editor mulai menyusun shot-shot menjadi sebuah adegan, dan menyusun adegan- adegan menjadi sebuah rangkaian. Versi awal rangkaian tersebut, atau disebut cut awal, sering kali berisi take-take alternatif untuk shot-shot yang sudah siap jadi.
  • 16. 5. Ketika sutradara dan editor membuat keputusan final selama proses editing, mereka menyisihkan take-take yang tidak sesuai, sehingga struktur gambar akhirnya akan muncul dalam bentuk sebuah rough cut (cut kasar). Kemudian, ketika adegan dipoles dan diperhalus transisi (perpindahan antar adegan) nya, secara perlahan rough cut tersebut menjadi first cut (cut pertama). Selama proses kerja postproduksi, sutradara dan editor biasanya akan membicarakan beberapa problem dan mencari solusinya. Misalnya, jika salah satu shot yang diambil secara close-up bergeser jauh beberapa saat dari fokus, mereka akan menutupinya dengan cara memotongnya sedikit jika tidak memiliki take close-up lainnya yang baik. Ketika melakukan editing pada cut awal, sutradara akan mempertimbangkan rekomendasi produser, akan tetapi tetap berusaha menyesuaikan keinginannya terhadap keseluruhan gambar. 6. Hasil produksi akhir adalah disebut cut final. Film kemudian siap untuk masuk ke proses sound editing, proses final arrasement music dan mixing. Setelah semua proses dilakukan maka film dapat dinikamti di bioskop, atau dapat dimasukkan dalam bentuk kepingan CD untuk di perbanyak dan dinikmati banyak orang. H. Biografi Tokoh penting dalam perfilman Dunia dan Indonesia 1.Thomas alva Edison
  • 17. Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Tahun 1954 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan. Edison pun tumbuh besar di sana. Sewaktu kecil Edison hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah sehingga akhirnya Ibunya memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah. Kebetulan ibunya berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan karena ketika di sekolah Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang tidak berbakat. Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar. Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi. Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas. Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari. Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan
  • 18. pembicaraan kosong. Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik. Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia. Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak. Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu
  • 19. studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar. Melewati tahun 1920-an kesehatannya kian memburuk dan beliau meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun. 2 . G.Kruger G. Krugers adalah seorang sutradara dan fotografer Indonesia di era tahun 1930an.Pada permulaan tahun 20-an Krugers bekerja sebagai Kepala laboratorium perusahaan NV JAVA FILM di Bandung, pimpinan L. Heuveldop, yang menurut "De Locomotier" telah berpengalaman sebagai sutradara di Amerika. Perusahaan ini hanya membuat dokumenter, dan tahun 1926 membikin film cerita "Loetong Kasaroeng" yang diduga merupakan film cerita pertama yang orang indo Belanda itu bertindak juga sebagai penghubung dengan para pemain yang seluruhnya pribumi. Tahun 1927 ia mendirikan sendiri perusahaan film di Bandung, "Krugers Filmbedrijf". Pada seluruh produksi dari perusahaannya ini produser Krugers bertindak juga sebagai sutradara dan juru kamera. Produksi pertamanya "Euis Atjih". Beberapa saat setelah film bicara buatan Amerika diputar di Indonesia, 1929, Krugers yang anggota aktif dari SMPTE (Society of Motion Picture Tehnic Engeneers) itu berusaha melengkapi alat kameranya agar menjadi: single system camera, bila merekam suara langsung, atas bantuan dua tehnisi di Bandung. J. Leemans dan Morris. Barangkali dialah orang
  • 20. pertama yang mencobakan penggunaan kamera single system buatan dalam negeri. Produksinya adalah "Karnadi Tangkep Bangkong". (Bangkong : katak). Tapi nampaknya perusahaan Krugers ini mengalami kemunduran, terbukti dari kenyataan bahwa pada tahun 1931 ia bekerja menjadi juru kamera pada Tan's Film di Jakarta untuk membuat film bicara perusahaan tersebut, "Njai Dasima". Kemudian perusahaan Krugers bekerja sama dengan Tan's Film membuat "Huwen op Bevel" atau "Terpaksa Menikah" (1933). Setelah itu nama Krugers tidak terdengar lagi.Lelaki yang hingga tua tidak kawin ini tahun 1936 pindah ke Hongkong tempat ia kemudian menutup mata. 3. Mira Lesmana Mira Lesmana adalah salah seorang produser film asal Indonesia yang paling berhasil di tahun 2000-an. Ia merupakan anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi senior Indonesia di tahun 60-an, Nien Lesmana. Lulusan Institut Kesenian Jakarta yang dikenal sebagai produser bertangan dingin ini memulai kariernya di perusahaan periklanan. Pada tahun 1996 dia mendirikan Miles Productions, yang kemudian memproduksi beberapa film-film sukses seperti "Ada Apa Dengan Cinta" dan "Petualangan Sherina" serta "Laskar Pelangi".
  • 21. Filmnya, "Eliana Eliana" kurang mendapat sambutan di tanah air, namun film yang dibintangi Rachel Maryam ini sukses menyabet penghargaan untuk kategori Best Young Cinema dan Best Critics Cinema di ajang Festival Film Internasional Singapura pada April 2002 dan meraih predikat Special Mention untuk kategori penghargaan Dragons and Tigers for Young Cinema di ajang Festival Film Internasional Vancouver di Kanada, Oktober 2002. Mira juga membuat serial "Anak Seribu Pulau" sebuah program televisi sepanjang 14 episode pada 1997. Film terbarunya Soe Hok Gie (2005) yang dibintangi Nicholas Saputra juga mendapat sambutan hangat penikmat film tanah air. Tak pernah membuat sesuatu yang sama, itulah pedoman Mira dalam memproduksi sebuah film. Kemudian, dibantu Riri Riza, ia memproduseri film "Laskar Pelangi" yang diadaptasi dari novel dengan judul sama, karya Andrea Hirata. Hasilnya, film dengan latar belakang pendidikan indonesia ini menjadi film fenomenal tahun 2008.