Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kelompok 7
1. Makalah Fotografi
TENTANG
“ Film ”
OLEH : KELOMPOK 7
Mifta Livia Angraini (1010861007)
Nurul Firzia (1010861004)
Elsya Safitri (101086
Muhamad Irvan (101086
Heru Ashari (101086
2. ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2012/20113
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Film”. Makalah ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fotografi.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Padang, September 2012
Penyusun
3. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Film, Sinema, Movie atau Gambar Bergerak, (dalam bahasa inggris disebut motion
picture) adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar
agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau
sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia
melarutkan diri mereka dalam dunia imajinasi untuk waktu tertentu. Meski demikian,
film juga mengajarkan manusia tentang sejarah, ilmu pengetahuan, tingkah laku
manusia dan berbagai macam hal lainnya.
Film adalah salah satu jenis hiburan yang paling diminati hampir setiap orang,
tak terkecuali dari anak kecil sampai orang dewasa dan orang yang sudah berumur
pun. Film yang dibuat tak sekedar hanya untuk hiburan belaka, namun dalam satu
film itu mengandung banyak unsur-unsur yang ditampilkan. Baik itu unsure dari segi
pendidikan, kebudayaan, ataupun agama dan lain-lain.
Film adalah suatu hasil dari sebuah fotografi yang bergerak, sama dengan foto,
film dalam pembuatannnya juga menggunakan alat yang dinamakan dengan kamera.
4. Dalam makalah ini penulis mengangkat suatu tema mengenai film, apa itu film, dan
jenis-jenisnya. Untuk mengetahui lebih lanjut dan rinci apa itu film yang hampir
semua orang sangat menyukainya.
Karena selama ini orang hanya bisa menikmati film yang sudah tersedia, atau dibuat
oleh orang lain yang bergerak dibidangnya. Film bukan hanya sekedar hiburan tapi
juga seni dalam fotografi, dalam makaalah ini kita akan membahas sejarah dari
perkembangan film. Tidak banyak orang yang tahu siapa yang orang yang
menciptakan adanya film ini pertama kali. Dan bagaimana perkembangannya hingga
saat ini , hingga film menjadi sesuatu yang mayoritas peminatnya paling banyak
disbanding seni-seni lainnya.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk beberapa hal berikut, yaitu :
1. Memenuhi tugas kelompok matakulia fotografi, sekaligus sebagai bahan ajar
dalam mata kulia fotografi.
2. Memberikan pengetahuan pada pembaca dan masyarakat mengenai film dan apa
saja yang ada dibalik film ini.
C. Rumusan Masalah
1. Definisi dari film dan sejarah perkembangan film
2. Jenis-jenis film
3. Profesi penting dibalik sebuah film
4. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan film
5. Proses pembuatan film
6. Tokoh penting dalam perkembangan film.
5. BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Film
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Secara kolektif film sering
disebut sinema. Dan secara harfiah film (sinema) adalah cinemathographie yang berasal
dari cinema + tho = phytos (cahaya) + graphiie = (tulisan atau gambar= citra), jadi
pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak
dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.
Definisi film menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita video, atau bahan hasil penemuan laiinya dalam
segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan
system proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya.
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastic yang dilapisi
dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
6. fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan
cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada
penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Film dihasilkan dari
rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera film
menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai dengan perkembangan teknologi).
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari
istilah yang mangacu pada bahan ke istilah yang mangacu pada bentuk karya seniaudio-
visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
B. Fungsi Film
Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan
besar baik dibidang sosial,ekonomi,maupun budaya dalam rangka menjaga dan
mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan
bernegara.
Film berfungsi sebagai :
1. sarana pemberdayaan masyarakat luas
2. pengekspresian dan pengembangan seni,budaya,pendidikan,dan hiburan
3. sebagai sumber penerangan dan informasi
4. bagian dari komoditas ekonomi ( saat ini )
Fungsi Film Kepada Masyarakat
1. Film mampu mempengaruhi audiens dari segi pembentukan sikap, nilai dan
persepsi individu.
2. Perspektif fungsionalis melihat film – sebagai anggota masyarakat yang
berperanan membantu dalam mewujudkan dan mengekalkan kestabilan system
sosial masyarakat dengan cara :
a. Tidak memaparkan sub-sub budaya yang bertentangan dengan nilai agama
dan budaya;
b. Tidak mempopularkan jenayah. Sebaliknya, film harus menekankan
kebaikan mengatasi kejahatan dalam plot cerita;
c. Kepatuhan kepada undang-undang dan etika dalam masyarakat;
7. d. Mendidik masyarakat – Manusia harus menjaga tatasusila dan
menghormati kesopanan dan peradaban sesebuah masyarakat; Akibat
ketidakpatuhan ini mesti ditunjukkan sebagai pengajaran di dalam filem.
Film juga dianggap sebagai media-massa kerana ia merupakan alat yang
digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu isu yang mempunyai kepentingan
awam. Di samping itu, bilangan audiens nya bersifat massa, berserak dan luas.
Sebelum kemunculan televisi, film merupakan media elektronik visual yang
pertama yang muncul di khalayak audiens. Berbeda dengan radio, audiens dapat
menerima sesuatu pesan dengan melihat dan mendengar pesan yang disampaikan
hasil gabungan teknologi audio dan visual.
C. Sejarah Perkembangan Film
1. Sejarah Perkembangan Filem Di Dunia
Filem yang pertama dihasilkan ialah di Amerika Syarikat pada tahun 1890-an
dan diperkenalkan oleh Thomas Alva Edison (Ellis, Jack & Virginia Wright
Wexman, 2002). Pada waktu itu, filem diperkenalkan bukan untuk hiburan
semata-mata tetapi sebagai medium untuk menyampaikan ideologi-ideologi
politik yang sedang berkembang pada ketika itu. Ia bukan sekedar menghibur
masyarakat tetapi ia menyelitkan pesan-pesan yang menyindir, mendakwah dan
juga mengritik sesuatu isu. Kehadiran film di dalam kehidupan masyarakat pada
saat itu amatlah menggalakkan kerana ia merupakan sumber hiburan rakyat
selepas menghadapi Perang Dunia Pertama dan kegawatan ekonomi yang teruk di
Barat (Depression Era).
Bagaimanapun, tidak semua pihak menyambut baik filem apabila ia
menerima tentangan yang kuat dari kumpulan pendesak (pressure group) dan
institusi agama yang bimbang akan kesan sosial dan moral filem itu terhadap
masyarakat.
Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum berlangsung di Grand
Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini
sekaligus menandakan lahirnya film dan bioskop di dunia. Akan tetapi sebenarnya,
jauh sebelum 1895, bahkan sejak 130 masehi, dunia film sudah ada. Tapi dunia
internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai
8. lahirnya film pertama di dunia. Dan peristiwa ini di pelopori oleh dua bersaudara
Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954).
Perubahan dalam industry perfiman, jelas nampak pada teknologi yang digunaka.
Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian
berkembang hingga sesuai dengan system penglihatan mata kita, berwarna dan
dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih
nyata.
Film tidak hanya dapat dinikmati di televise, bioskop, namun juga kehadiran
VCD dan DVD, film dapat dinikmati pula dirumah dengan kualitas gambar yang
baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theatre. Dan dengan
perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway ini.
2. Sejarah Film di Indonesia
Di Indonesia film pertama kali di perkenalkan pada 5 Desember 1900 di
Batavia (Jakarta).pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukan film
pertama kali digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah documenter yang
menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan
pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya di anggap terlalu mahal. Sehingga
pada 1 januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat
penonton.
D. Jenis-jenis Film
Ada beberapa jenis film, di antaranya yang populer adalah film feature, film
animasi, film dokumenter, film eksperimen, film industri dan film pendidikan.
1. Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film jenis
ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan
menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi
dimainkan /diperankan oleh seorang aktor.
Daftar film feature yang populer akan sangat panjang untuk ditulis di sini,
tetapi di antaranya ialah The Birth of a Nation (1914), Metropolis (1926), Citizen
Kane (1941), Casablanca (1942), On the Waterfront (1954), The Sound of Music
(1965), The Godfather (1972), Star Wars (1977), Gandhi (1982), Jurassic Park
(1993), dan Titanic (1997).
9. Film feature adalah film yang umum di tayangkan di bioskop-bioskop. Film
jenis ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan
menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi
dimainkan /diperankan oleh seorang aktor.
2. Film animasi sejenis dengan film feature, perbedaannya ialah film animasi
menggunakan gambar-gambar yang dibuat oleh para ahli seni. Film jenis ini
membuat ilusi gerak hidup dari rangkaian gambar dua dimensi, objek-objek tiga
dimensi, atau gambar-gambar olahan komputer.
Film feature animasi pertama adalah film Jerman Die Abenteuer des Prinzen
Achmed (Petualangan Pangeran Achmad, 1926). Yang lainnya adalah Snow
White and the Seven Dwarfs (1937), Dumbo (1941), Sleeping Beauty (1959),
Yellow Submarine (1968), Heavy Traffic (1973), film Chechnya Neco z Alenky
(Alice, 1988), film Jepang Majo no Takkyubin (Layan Antar Kiki, 1989), Beauty
and the Beast (1991), dan The Lion King (1994). Pada beberapa film, karakter
/tokoh animasi berkolaborasi dengan aktor-aktor manusia, seperti dalam Who
Framed Roger Rabbit (1988).
3. Film dokumenter, dimana berkenaan dengan kenyataan, bukan rekaan. Film
dokumenter jarang ditayangkan di bioskop-bioskop, film jenis ini lebih sering
ditayangkan di televisi kabel atau siaran televisi pada umumnya. Beberapa yang
terkenal di antaranya ialah Nanook of the North (1922), The Silent World
(1956), Harlan County, U.S.A. (1976), Eyes on the Prize (1987), dan Hoop
Dreams (1994).
Grierson berpendapat documenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72).
Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap
relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara
dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film documenter
tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikandan propaganda
bagi orang ataukelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada
hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai
aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama,
terjadi reduksi realita demi tujuantujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi
lebih menarik
10. 4. Film eksperimen ialah serangkaian gambar-gambar, faktual atau abstrak, dan tidak
berbentuk cerita/narasi. Sebuah film eksperimen bisa berbentuk animasi, adegan
langsung, olahan komputer atau kombinasi dari ketiganya. Lima film eksperimen
yang pantas dihargai ialah film perancis Un Chien Andalou (Seekor Anjing
Andalusia, 1929),Meshes of the Afternoon (1943), A Movie (1958), Eraserhead
(1978), dan Privilege (1991).
5. Film industri (film komersil) dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ingin
mempublikasikan produk atau menciptakan image masyarakat sesuai selera
mereka.
6. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, tujuannya
ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai bermacam
pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan mengemudikan
kendaraan. Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah,
tujuannya ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai
bermacam pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan
mengemudikan kendaraan.
E. Profesi-Profesi Di Balik Pembuatan Film
Ada banyak orang dari berbagai profesi yang berbeda yang mengkontribusikan
kemampuan dan bakat mereka dalam pembuatan film. Para bintang dan aktor-aktor
lainnya yang tampil di layar hanya sebagian dari proses itu; kebanyakan dari mereka
yang terlibat dalam pembuatan film tidak tampil di layar.Secara umum beberapa
profesi yang ada di belakang layar antara lain: produser, penulis naskah, sutradara,
manajer unit produksi, bagian casting, bagian fotografi, perancang kostum, assisten
sutradara, editor film dan suara, dan penata musik.
1. Produser
Produser bertanggung jawab atas proses ide film hingga menjadi sebuah movie
yang sukses. Seorang produser mesti menyediakan dana untuk biaya produksi,
mengaji para aktor dan tim produksi, melakukan supervisi terhadap proses
produksi, dan mengatur distribusi film hingga diputar di layar lebar. Jika seorang
produser telah memperoleh pendanaan dari studio atau dari suatu distributor,
maka lembaga itu bisa menginginkan kehadirannya selama proses produksi.
11. Orang ini disebut sebagai eksekutif produser. Dan setiap orang yang
berpartisipasi dengan berbagai cara pada movie, entah itu dengan waktu, uang,
atau campur tangannya maka ia akan mendapatkan penghargaan dari asosiasi
produser atau semacamnya.
2. Penulis Naskah/Skenario
Para penulis naskah membuat ide-ide untuk film atau mengadaptasi sebuah karya
seni menjadi sebuah film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel, drama,
opera atau sumber lainnya.
3. Sutradara/Director
Seorang sutradara bertugas menganalisa skenario, memvisualisasi penampilan
film, mengarahkan para aktor dan kru produksi dalam pekerjaannya. Banyak
orang menyangka bahwa sutradara adalah orang yang mengkontrol seluruh aspect
pembuatan film, sesungguhnya pekerjaan seorang sutradara tidak seluas itu.
4. Manager Produksi
Unit production manager (UPM), atau manajer produksi adalah seseorang yang
membuat report (laporan) kepada produser, bertanggung jawab atas pen schedul-
an, penganggaran dana, memilih beberapa anggota kru, dan mengurus perizinan
terhadap pemilik lokasi syuting yang berada di luar studio.
5. Pengarah Casting
Casting director bertugas memilih para aktor dan menegosiasikan kontrak selama
para aktor tersebut bekerja, meskipun akhirnya – umumnya ketika memilih para
bintang untuk pengarahan – biasanya berada di tangan sutradara atau produser.
Ketika memilih aktor untuk bermain pada sebuah film, seorang casting director
memiliki beberapa kriteria, seperti kesesuaian aktor dengan aturan main pada film
tersebut, penampilan yang box office, kemampuan akting dan pengalaman.
6. Para Aktor
Aktor bertugas memainkan peran pada sebuah film. Untuk membuat karakter
yang meyakinkan, mereka mempelajari detailnya pada naskah, pandangan
sutradara, dan insting mereka sendiri ketika memainkannya.
Dalam kebanyakan film, pekerjaan seorang aktor adalah membuat para
penonton percaya bahwa tokoh yang dimainkan adalah orang yang sebenarnya
yang berbicara tanpa ada rekayasa dan alami. Seorang aktor akan menggunakan
suara, gerakan, dan emosinya untuk dapat membuat hal seperti itu. Tetapi kualitas
seni lainnya juga mempengaruhi penilaian penonton.
12. F. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Film
Dalam Pembuatan sebuah film kita banyak menggunakan alat-alat seperti:
1. Camera system, kamera adalah peralatan utama dalam pengambilan gambar.
2. JIMMY JIBB atau PORTAL JIBB, yaitu merupakan alat semacam portal, yang
berfungsi sebagai perpanjangan lengan tangan, agar kamera dapat mengambil
gambar dari suatu ketinggian dan dapat mengayun.
3. Dolly track, dolly tripod, dinky dolly, yaitu suatu track (rel) dari pipa yang
dipasang lurus maupun melingkar, agar dapat dijalani oleh kamera dalam rangka
mengambil gambar.
13. 4. Steady cam, suatu peralatan yang dipasang pada kamera dan dihubungkan dengan
tubuh cameramen , agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan
atau berlari, namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera.
5. Lighting System, berjenis-jenis lampu yang digunakan sebagai penerangan
artificial dalam pengambilan gambar.
14. 6. Audio system, atau boom mic, alat perekam suara yang digunakan dalam
pembuatan film.
7. Gen set, sumber listrik berupa mesin pembangkit listrik. Sehingga lampu-lampu
dan kamera serta alat perekam yang menggunakan daya listrik dapat bekerja.
G. Proses Pembuatan Film.
Kebanyakan film memilki proses umum yang sama.
1. Pembuatan stage mengawali proses produksi sebuah film. Dalam stage ini, sang
penulis naskah menulis skenario dan produser mengkontrak sutradara serta
pemain utama, menyiapkan pendanaan dan jadwal syuting, serta mengumpulkan
dana yang dibutuhkan untuk membayar ongkos produksi.
2. Tahap selanjutnya adalah pra-produksi, termasuk persiapan kerja yang tersisa
sebelum produksi dimulai. Selama masa pra-produksi, produser akan
merekomendasi versi final skenario, para pemain dan kru dikontrak, dan lokasi
syuting diselesaikan. Sutradara, asisten sutradara, manajer produksi, dan produser
merancang urutan syuting tiap-tiap adegan. Jika memungkinkan para aktor
melakukan gladi resik. Produser, sutradara, dan desainer bekerja bersama
mengikhtisarkan tampilan film – bagaimana adegan dilakukan, memasang
15. konstruksi dan dekorasi, kostum-kostum, makeup dan tata rambut, dan tata lampu
(pencahayaan).
Ketika pra-produksi selesai, proses produksi bisa dimulai. Sebuah film,
diambil gambar secara adegan per adegan, dan adegan diambil gambar secara
shot demi shot. Adegan-adegan dan shot-shot ini yang di filmkan ini tidak selalu
muncul di film. Hal ini dikarenakan film tergantung berbagai faktor misalnya
kondisi cuaca, kesediaan aktor, dan jadwal setting konstruksi. Persiapan untuk
syuting film memiliki lima proses kerja:
a. Departmen seni dan master properti mempersiapkan setting perabotan dan
sebagainya yang akan digunakan para aktor;
b. Para aktor menghafalkan dialog dan gerakan badan sesuai skenario:
c. Pengarah fotografer memilih dan mengatur lampu:
d. Operator kamera menyesuaikan sudut dan gerakan lensa yang akan digunakan
dalam syuting:
e. kru suara mengatur suara danpenempatan mikropon. Sementara itu, sang
sutradara mengamati dan mengkoordinasi semua aktivitas tersebut.
Setiap film yang telah di-syut (diambil gambarnya) dinamakan take
(pengambilan). Untuk syuting yang variatif seperti adegan pertempuran, sutradara
biasanya menggunakan banyak kamera untuk mengurangi banyaknya take
tersebut. Meskipun menggunakan banyak kamera, sutradara bisa saja
membutuhkan banyak take untuk hasil yang maksimal.
3. Masing-masing pengambilan gambar, meskipun sebentar, tetap membutuhkan
pemasangan baru kamera dan penempatan baru lampu, mikropon dan para aktor.
Adegan dari satu shot ke shot lainnya harus selaras ketika diedit ke dalam bentuk
film. Misalnya, ketika heroin dalam gelas telah diatur berada di tangan kiri dalam
master shot, maka dalam shot close-up aktor tidakl boleh mengalihkannya ke
tangan kanan.
4. Di akhir waktu syuting, hasil shot yang dikehendaki sutradara akan diprint. Di hari
selanjutnya, sutradara, produser, pengarah foto dan editor akan mencermati
gambar-gambar tersebut berhari-hari. Selama proses pekerjaan ini, sutradara dan
editor mulai menyusun shot-shot menjadi sebuah adegan, dan menyusun adegan-
adegan menjadi sebuah rangkaian. Versi awal rangkaian tersebut, atau disebut cut
awal, sering kali berisi take-take alternatif untuk shot-shot yang sudah siap jadi.
16. 5. Ketika sutradara dan editor membuat keputusan final selama proses editing,
mereka menyisihkan take-take yang tidak sesuai, sehingga struktur gambar
akhirnya akan muncul dalam bentuk sebuah rough cut (cut kasar). Kemudian,
ketika adegan dipoles dan diperhalus transisi (perpindahan antar adegan) nya,
secara perlahan rough cut tersebut menjadi first cut (cut pertama).
Selama proses kerja postproduksi, sutradara dan editor biasanya akan
membicarakan beberapa problem dan mencari solusinya. Misalnya, jika salah
satu shot yang diambil secara close-up bergeser jauh beberapa saat dari fokus,
mereka akan menutupinya dengan cara memotongnya sedikit jika tidak
memiliki take close-up lainnya yang baik. Ketika melakukan editing pada cut
awal, sutradara akan mempertimbangkan rekomendasi produser, akan tetapi tetap
berusaha menyesuaikan keinginannya terhadap keseluruhan gambar.
6. Hasil produksi akhir adalah disebut cut final. Film kemudian siap untuk masuk
ke proses sound editing, proses final arrasement music dan mixing. Setelah semua
proses dilakukan maka film dapat dinikamti di bioskop, atau dapat dimasukkan
dalam bentuk kepingan CD untuk di perbanyak dan dinikmati banyak orang.
H. Biografi Tokoh penting dalam perfilman Dunia dan Indonesia
1.Thomas alva Edison
17. Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari
1847. Tahun 1954 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan. Edison pun tumbuh
besar di sana. Sewaktu kecil Edison hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan.
Gurunya memperingatkan Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah
sehingga akhirnya Ibunya memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah.
Kebetulan ibunya berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan karena ketika di sekolah
Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang
tidak berbakat.
Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam
dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah
hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong
oleh rasa ingin tahunya yang besar. Pada usia sebelas tahun Edison membangun
laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun
kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif
tetapi bisa berfungsi.
Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang
lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison
bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara
kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang
percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk
Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di
sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.
Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan.
Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini
dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri
korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang
dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.
Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi
dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan
karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan
18. pembicaraan kosong.
Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh
waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini
pula ia menemukan sistem interkom elektrik.
Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder
tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang
bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah
pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan
mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk
membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium
inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup
sebagian besar orang-orang di dunia.
Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri
dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar.
Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan
umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya,
serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk
percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg
bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000
bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober
1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.
Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan
Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan
antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo
listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon
karbon dan proyektor gambar bergerak.
Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film
fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang
menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu
19. studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.
Melewati tahun 1920-an kesehatannya kian memburuk dan beliau meninggal dunia
pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun.
2 . G.Kruger
G. Krugers adalah seorang sutradara dan fotografer Indonesia di era tahun
1930an.Pada permulaan tahun 20-an Krugers bekerja sebagai Kepala laboratorium
perusahaan NV JAVA FILM di Bandung, pimpinan L. Heuveldop, yang menurut "De
Locomotier" telah berpengalaman sebagai sutradara di Amerika. Perusahaan ini hanya
membuat dokumenter, dan tahun 1926 membikin film cerita "Loetong Kasaroeng"
yang diduga merupakan film cerita pertama yang orang indo Belanda itu bertindak
juga sebagai penghubung dengan para pemain yang seluruhnya pribumi. Tahun 1927
ia mendirikan sendiri perusahaan film di Bandung, "Krugers Filmbedrijf". Pada
seluruh produksi dari perusahaannya ini produser Krugers bertindak juga sebagai
sutradara dan juru kamera. Produksi pertamanya "Euis Atjih". Beberapa saat setelah
film bicara buatan Amerika diputar di Indonesia, 1929, Krugers yang anggota aktif
dari SMPTE (Society of Motion Picture Tehnic Engeneers) itu berusaha melengkapi
alat kameranya agar menjadi: single system camera, bila merekam suara langsung,
atas bantuan dua tehnisi di Bandung. J. Leemans dan Morris. Barangkali dialah orang
20. pertama yang mencobakan penggunaan kamera single system buatan dalam negeri.
Produksinya adalah "Karnadi Tangkep Bangkong". (Bangkong : katak). Tapi
nampaknya perusahaan Krugers ini mengalami kemunduran, terbukti dari kenyataan
bahwa pada tahun 1931 ia bekerja menjadi juru kamera pada Tan's Film di Jakarta
untuk membuat film bicara perusahaan tersebut, "Njai Dasima". Kemudian
perusahaan Krugers bekerja sama dengan Tan's Film membuat "Huwen op Bevel"
atau "Terpaksa Menikah" (1933). Setelah itu nama Krugers tidak terdengar lagi.Lelaki
yang hingga tua tidak kawin ini tahun 1936 pindah ke Hongkong tempat ia kemudian
menutup mata.
3. Mira Lesmana
Mira Lesmana adalah salah seorang produser film asal Indonesia yang paling berhasil
di tahun 2000-an. Ia merupakan anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi
senior Indonesia di tahun 60-an, Nien Lesmana. Lulusan Institut Kesenian Jakarta yang
dikenal sebagai produser bertangan dingin ini memulai kariernya di perusahaan periklanan.
Pada tahun 1996 dia mendirikan Miles Productions, yang kemudian memproduksi beberapa
film-film sukses seperti "Ada Apa Dengan Cinta" dan "Petualangan Sherina" serta "Laskar
Pelangi".
21. Filmnya, "Eliana Eliana" kurang mendapat sambutan di tanah air, namun film yang
dibintangi Rachel Maryam ini sukses menyabet penghargaan untuk kategori Best Young
Cinema dan Best Critics Cinema di ajang Festival Film Internasional Singapura pada April
2002 dan meraih predikat Special Mention untuk kategori penghargaan Dragons and Tigers
for Young Cinema di ajang Festival Film Internasional Vancouver di Kanada, Oktober 2002.
Mira juga membuat serial "Anak Seribu Pulau" sebuah program televisi sepanjang 14 episode
pada 1997. Film terbarunya Soe Hok Gie (2005) yang dibintangi Nicholas Saputra juga
mendapat sambutan hangat penikmat film tanah air. Tak pernah membuat sesuatu yang sama,
itulah pedoman Mira dalam memproduksi sebuah film. Kemudian, dibantu Riri Riza, ia
memproduseri film "Laskar Pelangi" yang diadaptasi dari novel dengan judul sama, karya
Andrea Hirata. Hasilnya, film dengan latar belakang pendidikan indonesia ini menjadi film
fenomenal tahun 2008.