Ce diaporama a bien été signalé.
Le téléchargement de votre SlideShare est en cours. ×
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Prochain SlideShare
Pidato Informatif
Pidato Informatif
Chargement dans…3
×

Consultez-les par la suite

1 sur 8 Publicité

Plus De Contenu Connexe

Diaporamas pour vous (20)

Publicité

Similaire à Pidato Persuasif (20)

Plus par University of Andalas (20)

Publicité

Plus récents (20)

Pidato Persuasif

  1. 1. Pidato rekreatif adalah pidato yang hanya bersifat menghibur pendengar. Publik speaking yang sengaja dirancang terutama untuk menghibur, dalam publik speaking ini pembicara berusaha untuk membangun suasana kegembiraan. Contohnya : publik speaking pada acara makan malam, acara ulang tahun, pertunangan, reuni keluarga, acara pernikahan, dll… Karakteristik pidato ini: 1. Tidak memicu lucu. Pidato hanya untuk mneghibur, tujuannya hanya untuk mneggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana atau sekedar memberikan selingan setelah rangkaian acara yang melelahkan 2. Gembirakan diri anda dulu. Pidato rekreatif harus disampaikan orang berwajah ceria, riang, gembira, dan santai. Kalau diri anda tidak dapat diarahkan ke kegembiraan, jangan paksakan diri anda menggembirakan hati orang lain 3. Hindari rangkaian gagasan yang sulit. Anda sedang menghibur. Pilihlah topic-topik yang enteng, sederhana, dan mudah dicerna 4. Gunakan gaya bercerita. Cerita anda sebaiknya dijalin sedemikian rupa sehingga berkaitan satu sama lain 5. Berbicaralah secara singkat. Pidato rekreatif hanya pada tahap perhatian, tidak mengikuti urutan bermotif lengkap. Berhentilah ketika para pendengar anda masih menginginkan anda melanjutkan pidato. Cara menutup pidato: 1. Seorang pembicara tidak tahu kapan ia berhenti. Ia tidak tanggap dengan reaksi pendengar. Saat pendengar sudah mencapai puncak kepuasan, sudah mulai bosan, lapar 2. Ada yang sulit berhenti. Dia berbicara berputar-putar tak menentu. Ada kala ia menunggu kalimat akhir, tetapi teringat bahwa ada yan gperlu ia jelaskan 3. Kesalahan yang sukar dimaafkan, pembicara berbicara seperti ini: “ demikian yang bisa saya katakan pada kesempatan ini. Karena apa yang akan saya katakana sudah sudah saya katakan semuanya, maka saya tidak akan berpanjang lagi pidato saya. Karena itu saya akhiri sekian” penutup pidato demikian tidak akan bermakna apa-apa. Kalau hanya itu diucapkan, mengapa pembicara tidak langsung meninggalkan podium. Beberapa cara yang dilakukan pembicara sukses yang dapat ditempuh sesuai dengan keperluan adalah sebagai berikut: 1. Menyingkat atau menyimpulkan 2. Memuji pendengar, pujian disampaikan secara wajar, tidak berlebihan dan haris ikhlas 3. Menyampaikan kalimat lucu 4. Meminta untuk bertindak, pidato yang tujuannya untuk mempengaruhi atau mengajak, sangat cocok kalau bagian penutupnya berisi ajakan untuk melakukan sesuatu 5. Melantunkan pantun Pidato persuasive adalah pesan yang disampaikan kepada sekelompok khalayak oleh seorang pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengondisian, penguatan, atau pengubahan tanggapan (respon) mereka terhadap gagasan, isu, konsep, atau produk. Tujuan pidato persuasif: 1. Pembentukan tanggapan. Salah satu tujuan pidato persuasive adalah membentuk cara khalayak memberikan tanggapan. Pembentukan dapat dilakukan baik khalayak mengetahui banyak tentang suatu topic maupun tidak, tetapi akibat pembentukan begitu gambling terlihat pada saat khalayak mengetahui sedikit tentang topil. 2. Penguatan tanggapan. Maksud kedua pidato
  2. 2. persuasive adalah “penguatan” tanggapan bagi sekelompok khalayak untuk mengharapkan kesinambungan perilaku yang sedang berlangsung saat ini terhadap beberapa topic, gagasan, atau isu. 3. Pengubahan tanggapan. Maksud ketiga pdato persuasive adalah pengubahan tanggapan sekelompok khalayak untuk mengubah perilaku mereka terhadap suatu konsep atau gagasan. Prinsip pidato persuasif: 1. Membujuk demi konsistensi. Prinsip pertama persuasive yaitu khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahan yang dianjurkan sejalan dengan kepercayaan, sikap, dan nilai mereka saat ini. 2. Membujuk demi perubahan-perubahan kecil. Prinsip kedua persuasive adalah bahwa khalayak lebih memungkinkan untuk megubah perilaku mereka apabila perubahan yang dianjurkan khalyak merupakan perubahan kecil bukan perubahan perilaku besar mereka. Kesalahan umum pembicara pemula adalah keinginan yang menuntut terlalu banyak perubahan dn tergesa-gesa karena alsan yang terlalu sederhana, sedangkan perubahan-perubahan apa saja yang bisa terjadi pada mereka mungkin merupakan sesuatu yang sederhana. 3. Membujuk demi keuntungan. Prnsip ketiga persuasi adalah khalayak lebih nungkin mengubah perilakunya apabla perubahan yang disarankan akan menguntungan mereka lebih dari biaya yang akan ereka keluarkan. Kapan pun pembicara menyampaikan suatu pidato persuasive, perlu dipertimbangkan biaya-biayanya dan bagaimana pembicara sanggup mengurangi biaya-biaya tersebut sehingga mereka akan merasa memperoleh keuntungan-keuntungan yang pembicara usulkan. 4. Membujuk demi pemenuhan kebutuhan. Prinsip keempat dari persuasi adalah khalayak lebih mungkin untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahan yang disarankan berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. 5. Membujuk berdasarkan pendekatan- pendekatan gradual. Efektivitas pidato persuasive bergantung pada penerimaan khalayak terhadap perubahan yang disarankan pembicara dalam kehidupan mereka. Prinsip yang dijelaskan dalam bagian ini menganjurkan pendekatan gradual yang lebh memungkinkan untuk bekerja dibandingkan dengan pendekatan yang meminta khalayak untuk segera berubah perilakunya. Sering kali pembujuk yang efektif mulai dengan landasan umum dan penyamaan orientasi dengan mengutarakan kesesuaiannya dengan khalayak denga gagasan dan latar belakang. Sering juga pembujuk yang berhasil bertolak dari argument dan bukti bahwa khalayak sangat mudah menerima daripada sebaliknya, khalayak lebih sulit untuk menerimanya. Jenis – jenis pidato persuasif: 1. Pidato penalaran. Tujuan pidato penalaran persuasif yang utama adalah untuk mengubah pikiran khalayak terhadap suatu isu melalui penalaran untuk membentuk tanggapan mereka terhadap isu tersebut. Retorika ini menggunakan logika, pembuktian, penarikan kesimpulan, generalisasi,dan penyimpulan untuk meyakinkan khalayak agar mengikut diengan senang hati posisi spesifik terhadap suatu isu. 2. Pidato oposisi Pidato oposisi merupakan tipe persuasi yang meminta pendengar membantah ide- ide umum yang diyakini atau disampaikan orang lain, maupun sebaliknya. Pengungkapan ketidaksetujuan ini dapat ditunjukan melalui : menunjukan apa saja kekurangan dalam berargumen, penalaran, pembuktian, pengambilan kesimpulan, generalisasi, dan penyimpulan, serta mencoba membentuk tanggapan khalayak kearah yang lain. Tujuan pidato oposisi adalah membantu pembicara dan khalayak
  3. 3. mengakui bahwa biasanya terdapat argumen-agumen logis pada dua sisi isu-isu yang tak bisa dibantah. Pidato oposisi mendorong teknik-teknik menganalisis argumen, meneliti untuk tambahan membuktikan dan memilih argumen yang membujuk khalayak. 3. Pidato aksi. Tipe terakhir pidato persuasif ini adalah suatu kulminasi dari semua yang telah dipelajari dalam pidato. Aspek yang paling penting dari pidato aksi adalah bahwa tujuannya menghasilkan suatu perubahan yang jelas dalam diri khalayak, untuk mendorong mereka melakukan sesuatu sebagai tanggapan terhadap pidato pembicara. Pidato aksi harus menggunakan prinsip-prinsip persuasi yang sebaiknya: a. Menyarankan perubahan yang konsisten dengan kepercayaan,sikap, dan nilai. b. Menyarankan perbahan yang menghasilka perubahan kecil dan bukan perubahan besar dalam kehidupan mereka. c. Menyarankan perubahan yang menguntungkan khalayak melebihi biaya yang mereka keluarkan. d. Menyarankan perubahan yang berhubungan dengan kebutuhan khalayak. e. Mendekati perubahan secara gradual dalam pidato Teknik – teknik persuasif dilihat dari khalayaknya: 1. Ada khalayak tak sadar adanya masalah. Kita gunakan langkah-langkah sebagai berikut: -Tahap perhatian. Khalayak dibangkitkan minatnya, dikemukakan fakta dan angka yang mengejutkan mereka. Misalnya: DKI Jakarta sampai saat ini (2006) dinyatakan masih belum bebas demam berdarah. -Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah fakta, angka dan kutipan yang ditunjukkan untuk memperlihatkan, memang ada masalah. Sebutkan dengan khusus bagaimana situasi mempengaruhi ketentraman, kebahagiaan atau kesejahteraan pendengar. Misal: sejumlah fakta terungkapnya adanya pabrik-pabrik pembuatan Narkoba. Pihak kepolisian langsung menutup pabrik itu dan orang-orang terlibat segera ditahan untuk diminta penjelasan. - Tahap pemuasan, visualisasi dan tindakan. Dalam pengembangan tahap-tahap itu, gunakanlah kesempatan yang ada untuk memperkenalkan bahan-bahan lebih faktual, buat menegaskan masalah, sebutkan kembali selagi membuat ikhtisar akhir dan mengimbau mereka untuk meyakini dan bertindak. 2. Khalayak apatis (masa bodoh) Berbeda dengan yang tidak sadar adanya masalah, namun mereka tahu masalahnya, tetapi mereka tak peduli, karena merasa bukan urusannya. Pembicara harus meyakinkan mereka bahwa masalah yang mereka tahu, akan mempengaruhi mereka, misal pentingnya memperhatikan kebersihan lingkungan. Lakukan secara bertahap: -Tahap perhatian. Singkirkan sikap yang apatis dengan menyentuh beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan pendengar. Misal, kalau kebersihan lingkungan tidak diperhatikan akan menimbul-kan berbagai penyakit Gunakan ungkapan-ungkapan hidup untuk menundukkan bagaimana, kesehatan, kebahagiaan, ketenteraman, kesempatan maju. -Tahap kebutuhan Apabila sudah timbul perhatian lanjutkan dengan pertanyaan, bagaimana masalah tersebut mempengaruhi setiap orang yang hadir? Usahakan masalah dengan menunjukkan: (1) efek secara langsung atau segera terhadap mereka; (2). efeknya pada keluarga, sahabat, kepentingan bisnis, atau kelompok sosial profesional mereka; (3) kemungkinan efek masa depan bagi anak-anak mereka. Dalam menunjukkan efek itu, gunakanlah bukti-bukti yang sekuat mungkin. Misal, Pemda DKI Jakarta dalam mengatasi sampah, menganjurkan setiap RT memiliki alat penghancur sampah akan menjadi kompos. Akibatnya warga tidak memerlukan biaya untuk mengangkut sampah rumah tangga, kompos menjadi pupuk, nilai ekonominya kompos bisa dijual, sampah di DKI seperti pengumpulan
  4. 4. daun-daunan dari pohon salah satu bahan kompos juga bisa menjadi mata pencaharian (2006). - Tahap pemuasan. Tahap ini ditunjukkan terus menerus bahwa sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan. - Tahap visualisasi dan tindakan. Dalam visualisasi keuntungan akan diperoleh khalayak. Sementara itu berdasarlan visualisasi, meminta kepada mereka untuk mempelajari masalah itu atau untuk mempelajari masalah itu atau untuk bertindak mengatasinya. Masalah sampah Pemda DKI bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengembangan Penerapan Tekhnologi) yang memberikan penyuluhan sampah menjadi kompos (2006). 3. Khalayak yang tertarik tetapi ragu. Sebagian khalayak tahu dan sadar adanya masalah, tetapi mereka belum mengambil keputusan karena masih meragukan keyakinan yang akan diikuti atau tindakan yang akan dijalankan. Contoh tadi, masalah sampah yang dapat diolah menjadi kompos / pupuk non kimia. Untuk meyakinkan khalayak maka gunakan tahap-tahap sebagai berikut: -Tahap perhatian. Pusatkan perhatian pada hal yang fokus saja. - Tahap kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar-belakang timbulnya masalah, dapat membantu pen-dengar memahami situasi secara lebih jelas. Buatlah kriteria atau pedoman yang harus dipenuhi dalam meng-ambil keputusan yang tepat. -Tahap pemuasan. Pidato disini dianggap penting, kemungkinan lebih panjang. Namun tunjukkan secara ringkas rencana tindakan yang harus dilakukan, definisikan istilah-istilah yang kabur agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Kemudian tunjukkan usulan Anda yang dapat diterima dibandingkan dengan alternatif-alternatif lainnya. Perkuat setiap pernyataan dengan sejumlah fakta, angka dan contoh. -Tahap visualisasi. Proyeksikan khalayak ke masa depan dengan melukiskan gambaran realitas dari kondisi-kondisi yang dikehendaki, bila orang menerima usulan kita atau mendukungnya atau kerugian besar akan terjadi bila menolaknya. -Tahap tindakan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumen-argumen penting dan imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya. 4. Khalayak yang bermusuhan. Adakalanya khalayak sadar bahwa masalah yang harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang diajukan. Pertentangan bisa terjadi karena takut akan akibat yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternatif lain daripada yang ditawarkan. Bila tujuan mengatasi keberatan yang diajukan khalayak, dan kita mengupayakan agar khalayak menerima gagasan yang diajukan. Ikutilah urut-urutan sebagai berikut: - Tahap perhatian. Khalayak tidak menyenangi usulan Anda, jalinlah persahabatan dengan khalayak, usahakan mengalah pada segi-segi tertentu dari pandangan pendengar .Carilah kesamaan, dengan menegaskan pokok-pokok yang disepakati, perkecil perbedaan. Usahakan agar mereka merasa bahwa secara tulus ingin mencapai hasil yang juga mereka inginkan. - Tahap kebutuhan. Kembangkan tahap ini seperti menghadapi khalayak yang masih ragu - Tahap visualisasi dan tindakan. Pendengar sudah pada posisi tertarik walau ada yang masih ragu. Pengembangan pidato banyak memberi tekanan pada visualisasi atau keuntungan- keuntungan. Pencitraan. Citra (image) itu gambaran yang dihasilkan kesan mental. Citraan (imagery) adalah bayangan visual yang hadir lantaran ada sesuatu yang menyentuh saklar memory untuk mengaitkannya pada sesuatu yang lain. Sebuah kata, simbol, atau benda tertentu yang merangsang memori membayangkan atau memvisualisasikan atau peristiwa, yang termasuk kategori pencitraan. Ia dihadirkan
  5. 5. memory yang didalamnya bersemayam berbagai pengalaman. Maka, ketika kata atau simbol itu menceritakan sesuatu, memory seketika menghidupkannya sesuai dengan pengalaman masa lalu dan pengenalan pada sesuatu. Pidato informatif adalah pidato yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik agar publik menjadi tahu akan sesuatu. Dalam pembicaran informatif, isi pembicaraan kita adalah: mendefinisikan , menjelaskan, dan menguraikan sesuatu. Dimana suatu informasi dapat diyakini dengan fakta sebagai alat konkritisasi dalam penyajiannya. Mendefenisikan berarti memberikan pernyataan tentang makna suatu konsep atau istilah, misalnya: mendefenisikan istilah dari arti komunikasi, media dan sebagainya. Manjelaskan berati menguraikan sebuah konsep atau teori, contoh: menjelaskan teori agenda setting, menjelaskan teori uses and gratification, menjelaskan perbedaan antara media lokal dan nasional, dan sebagainya. Tujuan Pidato Informatif: adalah memberikan atau menyampaikan informasi kepada pendengar akan sesuatu. Dalam pidato informatif, seorang pembicara menerangkan atau menjelaskan pendapatnya tentang suatu pokok persoalan agar public mengetahuinya. Di sini, pembicara menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada public tentang informasi yang disampaikan itu. Isi Pidato Informatif: Pidato Informatif ialah pidato yang bersifat memberi tahu informasi. Pembicara berusaha menjelaskaan suatu masalah sejelas-jelasnya agar pendengar menjadi tahu dan paham. Untuk itu, pembicara menyampaikan contoh, perbandingan, keterangan ( grafik, gambar, bagan skema, denahdan lain-lain) yang semuanya itu sangat mendukung penjelasan agar tujuan pidato tercapai, yaitu pendengar menjadi tahu dan memahami apa yang disampaikan. Dalam pidato informatif, seorang pembicara harus menyajikan fakta-fakta yang berkaitan dengan informasi yang disampaikan agar pendengar sungguh-sungguh memahami maksud dan tujuan pembicara. Dalam sebuah pidato yang berisi tentang suatu informasi dapat dihidupkan dengan humor yang mendukung, asal saja tidak melupakan tujuan utamanya yaitu memberikan informasi. Porsi humor dalam pidato jangan melampaui batas atau dengan kata lain, humor lebih banyak daripada informasi yang disampaikan. Jangan sampai diberi kesan bahwa pembicara tidak sungguh-sungguh dalam menyampaikan informasi. Metode penulisan pidato informatif dapat dibagi menjadi: Metode definitif: Pada metode ini pembicara memberikan keterangan singkat yang sudah pasti tentang informasi yang disampaikan kepada public dengan sejelas-jelasnya. Dengan demikian pendengar dapat menangkap maksud dan tujuan informasi yang disampaikan itu. Metode uraian: Pada metode ini pembicara memberikan penjelasan tentang informasi yang ingin disampaikan kepada public untuk dipahami. Penjelasan yang diberikan hendaknya dijelaskan sedetail mungkin. Metode perbandingan: Pada metode ini pembicara memberikan atau menyajikan perbandingan antara fakta sebagai alat konkritisasi dengan informasi yang hendak disampaikan kepada public
  6. 6. sebagai tujuan utamanya. Keduanya diperbandingkan dengan menggunakan metode definisi dan uraian. Metode ilustrasi: Pada metode ini pembicara menambahkan ilustrasi sebagai pengat suasana agar public tidak mudah bosan untuk mendengarkan informasi yang hendak disampaikan. Namun, ilustrasi itu harus ada kaitannya dengan tema informasi sebagai bentuk perbandingannya. Metode analisis: Metode analisis dapat dibagi lagi menjadi: -bagian; Pada metode ini pembicara menjelaskan dan mengelompokkan bagian-bagian suatu informasi yang disampaikan kepada public. - Analisis fungsi; Setelah mengelompokan bagian- bagiannya, pembicara menjelaskan fungsi-fungsi dari setiap bagian itu. - Analisis proses; Setelah mengelompokkan bagian dan menjelaskan fungsinya masing-masing, pembicara menjelaskan proses-prosesnya sehingga ada sebab akibatnya seperti yang akan dilakukan pada metode analisis selanjutnya. - Analisis kausal; Pada metode ini pembicara menjelaskan kemungkinan-kemungkinan tentang sebab-akibat yang mungkin terjadi dari prose situ. Ada 3 macam pidato Informatif, anatar lain sebagai berikut : Oral Reports (Laporan Lisan): Contoh : LAPORAN PANITIA, LAPORAN ILMIAH, LAPORAN KEUANGAN, dsb. Oral Instruction ( Pengajaran): Contoh : GURU MENJELASKAN PELAJARAN, ATASAN YANG MENERANGKAN PEKERJAAN, dsb. Informative Lectures (Presentase): Contoh : presentase di sebuah seminar, ceramah, dsb. Prinsip melakukan Pembicaraan Informatif : 1. batasi jumlah informasi. jangan terlalu banyak memberikan informasi yang pada akhirnya dapat membuat khalayak bingung. 2. pilih hal-hal yang spesifik dan yang terpenting. usahakan menjelaskan sesuatu dengan memberikan sebuah conytoh agar dat mudah dimengerti. 3. timbulkan kebutuhan dan keinginan. sesuaikan informasi dengan yang dibutuhkan khlayak. 4. tekankan manfaat 5. kaitkan informasi baru dengan yang lama khalayak akan mudah mencerna 6. gunakan data konkret. pidato informatif harus kaya dengan data, angka, dan contoh. Jenis-jenis Pidato Informatif: a. Kuliah. Kuliah adalah penyampaian ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh dosen sebagai pembicara dan mahasiswa sebagai audiens. Di dalam kuliah, salah satu bahan atau tema dari bidang ilmu tertentu ditawarkan lewat sejumlah mata kuliah yang diberikan. Cara menyajikan biasanya dengan membaca teks yang telah dipersiapkan dengan menambahkan penjelasan secukupnya. b. Ceramah. Pada dasarnya tujuan ceramah adalah memberikan informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu bahan yang diceramahkan harus dipersiapkan dengan teliti. Ceramah harus menampilkan disposisi yang jelas, bahasa yang padat dan berisi: pikiran yang tersusun logis dan memiliki sekema yang jelas, serta hubungan yang serasi antara bagian-bagiannya. c. Referat atau makalah. Sebuah referat atau makalah sebenarnya adalah suatu ceramah singkat mengenai suatu bidang, yang berlansung antara 10-20 menit. Seringkali referat juga merupakan pengantar kedalam salah satu bidang; atau dipakai sebagai salah satu acara dalam perundingan, sehingga orang menyebutnya pengantar singkat atau referat singkat. Pada dasarnya referat dibatasi uraiannya pada hal-hal yang esensial, sehingga lebih mengenai budih dan bukan perasaan manusia. d. Pengajaran. Pengajaran adalah uraian yang disusun secara pedagogi, umumnya dibawakan untuk
  7. 7. kelompok orang setingkat SLTP dan SMA. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, sehingga tidak begitu membosankan. e. Wejangan informatif. Ini adalah ceramah yang santai di depan sekelompok pendengar dalam jumlah yang kecil. Bentuk ini sering dipakai apabila menunjukan slides atau film.Gambar atau film menjadi pokok pembicaraan, sehingga ttidak menuntut suatu persiapan yang teliti. f. Pidato informatif dalam kesempatan khusus. Dalam pidato ini pembicara ditunjuk sebagai sumber informasi untuk menyampaikan dan menjelaskan tentang sesuatu untuk diketahui pendengar. Di sini suasananya lebih formal dan bahasa yang digunakan sesuai dengan pengetahuan pendengar. Perbedaan dengan Pidato Jenis Lain: a.Tujuan; - Argumentatif: membuktikan kebenaran - Informatif: menerangkan atau menjelaskan - Persuasif: membujuk b. fakta -Argumentatif: sebagai bahan pembuktian kebenaran, kelengkapan,dan penyusunan. - Informatif: sebagai alat konkritisasi. - Persuasif: sajikan bujukan yang mendukung c. Gaya bahasa - Argumentatif : rasional dan objektif - Informatif: tanpa rasa subjektif dan emosional - Persuasif: bersifat sugestif, jelas, dapat juga emosional, memanfaatkan majas. d. Gaya penyampaian - Argumentatif: pembicara harus yakin dengan argumennya - Informatif: pembicara sekedar menerangkan pendapatnya - Persuasif: pembicara berusaha membangun kepercayaan e. Metode - Argumentatif: penalara logis=> induksi dan deduksi. - Informatif: definisi, uraian, perbandingan, ilustrasi, analisis (bagian, fungsi, proses, dan kausal). - Persuasif: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitasi, kompensasi, penggantian, dan proyeksi. f. Keputusan - Argumentatif: pembicara mendesakkan pendapatnya agar keputusan public berubah dengan mengikuti keputusannya. - Informatif: Pembicara menyerahkan keputusan kepada public. - Persuasif: pembicara ingin agar keputusan public berubah sesuai dengan keinginankeinginanya. Analisis kesalahan seorang pembicara: 1. Kesalahan dalam mengolah pidato : a. Pidato tidak cukup menjelaskan pokok-pokok penting b. Kekurangan informasi sebelumnya mengenai situasi pendengar c. Faktor-faktor yang menimbulkan keributan tidak diperhitungkan sebelumnya 2. Kesalahan Organisatoris: a. Media- media pembantu tidak direncanakan secara optimal b. Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontak dengan para pendengar c. Tidak menyiapkan teks yang cukup bagi para pendengar d. Tidak memperhatikan keadaan terang dan ventilasi udara di dalam ruangan ceramah e. Tidak mencoba dan mengecek alat-alat teknis sebelum memulai ceramah atau pidato 3. Kesalahan Penampilan dan Sikap: a. Penampilan yang tidak bersemangat: b. Kurang ada kontak mata dengan para pendengar c. Hanya mengarahkan mata dan perhatian pada satu titik atau tempat di dalam ruangan d. Membuka halaman pidato terlalu keras e. Terlalu terkait pada teks dan kadang-kadang berbicara bebas f. Dalam pembeberan kurang ada selingan seperti anekdot, lelucon atau visualisasi g.Sudah mulai bicara meskipun suasana belum tenang h. Kesulitan waktu dalam memberikan salam kepada para pendengar i. Pidato terlalu sempurna sehingga menjadi steril j. Berdiri terlalu jauh dari mikrofon sehingga suara tidak jelas k. Gerak-gerik dan mimic kurang menyokong ucapan- ucapan l. Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa tegang pada pendengar. Kesalahan Dalam Berbicara Kesalahan bicara biasanya terjadi ketika kita tidak mengetahui apa yang sesungguhnya sedang kita bicarakan. Informasi yang kita
  8. 8. dapatkan hanya sepotong. Kemudian kita berhasrat untuk membicarakannya karena kita memiliki secuil informasi itu. Umumnya, manusia itu ingin berkontribusi dan berbagi dengan sedikit yang dimiliki daripada tidak sama sekali. Oleh karena itu, dalam hal berbagi informasi pun hal ini sering terjadi. 4 cara menetralkan suasana pada saat salah berbicara: Kuasai diri; Cairkan suasana tegang; Ucapkan kata maaf; Tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kesalahan dalam berbicara 1. Terlalu banyak mengulang: 2. Tempo bicara yang terlalu cepat 3. Mengkopi kebiasaan pembicaraan lain 4. Teknik bicara yang buruk (suara, tekanan, ritme dan lain-lain) 5. Suara yang mononton tidak ada tinggi rendah 6. Bicara tidak jelas (artikulasi tidak jelas, menelan suku kata) 7. Terlalu banyak bunyi antara yang mengganggu, sebagai tanda bahwa orang tidak menguasai bahan. Misalnya: eh, a, e.. 8. Kurang terampil mengatasi kesulitan bila kehilangan jalan pikiran 9. Terlalu sering menegur atau menyinggung seorang wanita di dalam ruangan. Meskipun hanya dialah satu-satunya wanita yang hadir 10. Tekanan yang salah atau buruk pada kata-kata 11. Penggunaan dan penerapan kata-kata asing yang salah 5. Kesalahan hubungan dengan para pendengar 6. Kesalahan dengan teks 7. Kekurangan pribadi: 1. Pandangan mata yang tidak terkontrol, terlalu sungguh-sungguh, selalu tertawa dan dahi selalu berkerut 2. Memukul podium terlalu kuat 3. Kelihatan mengantuk, grogi dan tegang 4. Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan ditengah pidato 5. Tidak ada dinamika 6. Menunjukkan kelainan pada diri sendri seperti menggaruk-garuk telinga, menggaruk-garung kumis, memaikan kancing baju dan menggigit bibir.

×