Tiga konsep utama dalam dokumen ini adalah kesadaran sosiologis, sosialisasi, dan mobilitas sosial. Kesadaran sosiologis mengacu pada pemahaman sosiolog tentang masalah sosial melalui penyebab sistematisnya. Sosialisasi adalah proses belajar menjadi anggota masyarakat melalui interaksi sosial sejak kanak-kanak. Mobilitas sosial merujuk pada perpindahan status sosial antar kelas sos
1. Kesadaran Sosiologis
Kesadaran sosiologis; sama halnya dengan pemikiran c.wright mills, peter l. berger
menggunakan istilah the sociological consciousness untuk menggambarkan pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang sosiolog.
Seorang sosiolog akan bekerja memahami sebuah masalah sosiologis tetapi bukan
masalah social. Perbedaaan antara masalah sosiologis dengan masalah social terletak pada
penyebab masalah tersebut terjadi.Masalah sosiologis terjadi Karena hasil sebuah
konsekuensi dari system social secara keseluruhan.Masalah social muncul bisa saja bukan
karena kesalahan system social yang berjalan tetapi lebih pada factor osikologis.
Orang malas, boros, hiperseks, mudah marah, kebodohannya yang menyebabkan
mereka menjadi miskin dan pelacur.Hal ini merupakan masalah social dalam masyarakat.
Tetapi masalah social bisa menjadi masalah sosiologis kalau dilihat dari penyebab
munculnya masalah tersebut.Jika masalah tersebut karena factor system maka makalah
social masuk dalam kategori masalah sosiologis.
Memahami dan menganalisis masalah sosiologis tersebut peter l. berger
menggunakan konsep “melihat dibalik dan melihat tembus”. Kedua konsep ini mampu
menjelaskan realitas yang sedang terjadi meskipun realitas tidak kelihatan.
Melihat balik adalah memahami masalah melalui informasi-informasi yang
dikumpulkan orang yang terkait dengan persoalan tersebut.Melihat tembus adalah
memahami masalah yang terjadi dalam kehidupan social melalui asumsi-asumsi.
Pengaruh masyarakat terhadap individu.Induvidu bukanlah makhluk yang
kreatif.Segala tindakan dan keberadaannya sudah ditentukan oleh masyarakat.
Asumsi ini mengindikasikan bahwa asumsi apapun yang dilakukan oleh individu
merupakan produk dari masyarakat.Individu tidak bisa berprilaku diluar yang telah
dtentukan masyarakat. Apabila mencoba berprilaku diluar dari ketentuan maka akan
menerima sanksi terhadap prilaku tersebut.
Individu dikelilingi oleh begitu banyak system nilai dari norma dalam berprilaku.
Peter l. berger mengatakan masyarakat membuat rintangan rel yang panjangnya beribu-ribu
kilometer. Diatas rel itulah manusia berjalan, jika mereka keluar dari rel makan akan
mengalami ketidakseimbangan dalam berjalan.
2. Dengan demikian rel tersebut merupakan panduan bagi mannusia untuk berjalan,
control social menjadi bagian yang efektif untuk mengawasi manusia berjalan diatas rel
tersebut.
Dalam masyarakat yang menganut agama islam, akan mengatur warganya untuk
mendapat pasangan hidupnya. Pertama mereka harus melakukan akad nikah dan setelah
itu baru bisa hidup bersama. Begutu pula dengan kelangsungan hidup sehari-hari warga dari
hasil bekerja yang legal.Tidak ada yang hidup bersama tanpa diawali dengan menikah,
membiayai hidup keluarganya dari mencuri atau korupsi.
Kelompok Sosial
Kelompok social.Tiap hari kita dikelompok kerja, disekitar tempat tinggal, disekolah,
dikampus, ditempat ibadah, dipasar, diterminal dan dikantor serta di kafe-kafe menemukan
beberapa orang yang sedang berkumpul.
Orang yang mampu berkumpul tersebut bisa karena disengaja, insidentil, permanen,
temporary, dll.
Esensinya manusia lebih banyak menghabiskan harinya dengan berkumpul bersama orang
laindalam bentuk kelompok-kelompok social.
Horton (1993; 214-215), kelompok social adalah: setiap kumpulan manusia secara
fisik; sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu; sejumlah orang yang
memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang; setiap
kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling
berinteraksi.
Pengertian yang dikemukakan oleh Horton tersebut memiliki makna yang banyak,.
Pada pengertian pertama lebih menjelaskan kumpulan beberapa orang tidak
memperhatikan jenis kelamin, kepentingan yang sama, kesadaran bersama, tujuan bersama
sudah dikategorikan pada pengertian kelompok.Pengertian yang kedua, lebih menekankan
pada persamaan ciri-ciri, misalnya kaum laki-laki, perempuan, dosen, mahasiswa.Pengertian
yang ketiga, kumpulan orang-orang tersebut ada interaksi yangterjadi dan berulang-ulang
yang terakhir, kelompok social harus ada interaksi dan kesadaran bersama.Kumpulan
beberapa orang yang tidak ada interaksi bukanlah kelompok social.
3. Pengertian kelompok secara umum: setiap kumpulan manusia secara fisik. Ini
disebut juga dengan agregasi atau kolektivitas. Contoh: kerumunan dihalte atau penonton
futsal. Sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu.Ini disebut juga kategori.
Contoh: laki-laki, perempuan, mahasiswa, guru.
Pengertian khusus kelompok: sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang
terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulamh. Contoh: keluarga. Setiap kumpulan orang
yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Kelompok individu:
Pengalaman kelompok yang membuat manusia menjadi “manusiawi” >
sosialisasi nilai-nilai
Manusia akan “mati” apabila terpisah dari kelompoknya > militer, altrustik,
klan (etnik)
Kelompok merupakan kenyataan social yang penting, yang pengaruhnya sangat
besar terhadap para individu dalam seganap situasi social > loyalitas pekerja
jepang lebih tinggi dari amerika
In-group adalah kelompok sendiri “aku” termasuk didalamnya.Out-group adalah
kelompok luar, dimana “aku” tidak termasuk didalamnya.
Sikap seseorang dipengaruhi oleh kelompok dalam dan kelompok luarnya. Bentuk-
bentuk sikap (juga perasaan) terhadap kelompok luar: sikap permusuhan (nazi-yahudi),
kompetisi yang lunak atau acuh tak acuh. Contoh kasus: sikap dan perasaan warga terhadap
kelompok dan institusi social yang ada dilingkungan desa mereka.
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi menurut berger adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Horton sosialisasi adalah
proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu
masyarakat atau proses mempelajari prilaku peran. Makna yang terkandung dalam
pengertian Horton tersebut adalah sosialisasi merupakan sebuah proses memasukkan
pengetahuan kepada seorang individu untuk bisa ia berprilaku sesuai dengan tatanan
masyarakat.
4. Proses sosialisasi berlangsung masa kanak-kanak setelah masa kanak-kanak
sepanjang hidup atau pendidikan berkesinambuangan.
Light 1989 menyebutkan sosialisasi berlangsung dalam 2 bentuk:
1. Sosialisasi diri/sosialisasi primer
2. Sosialisasi sekunder.
Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil,
melalui mana ia menjadi anggota masyarakat berger dan luckman proses berikutnya
yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sector baru dari dunia
objektof masyarakatnya. Salah satu bentuk sosiologi sekunder yang sering dijumpai dalam
masyarakat apa yang dinamakan dengan proses desosialisasi dan resosialisasi.
Proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” diri yang dimilikinya,
sedangkan dalam proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru proses
desosialisasi dan resosialisasi sering dikaitkan dengan proses berlangsung dalam institusi
total.
Suatu tempat tinggal dan bekerja yang didalamnya sejumlah individu dalam situasi
yang sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu,
bersama-sama menjalani hidup yan gterkungkung dan diatur secara formal.
Cara atau pola sosialisasi (jeager):
A. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan. Ciri ciri:
1. Penggunaan hukuman dan imbalan
2. Penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua
3. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah
4. Non verbal dan berisi perintah
5. Penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada keinginan orang
tua
6. Peran orang tua sebagai significant other
B. Sosialisasi partisipasi menekankan pada kebebasan dan pemberian imbalan. Ciri
ciri:
5. 1. Anak diberi imbalan manakala berprilaku baik
2. Hukuman dan imbalan bersifat simbolik
3. Anak diberi kebebasan
4. Penekanan diletakkan pada interaksi
5. Komunikasi bersifat lisan
6. Anak menjadi pusat sosialisasi
7. Keperluan anak dianggap penting
8. Keluarga menjadi generalized other.
Sosialisasi memiliki keterkaitan dengan kepribadian. Kepribadian keras, kasar,
tertutup, terbuka, lembut, temperamental, dll merupakan produk proses pembelajaran
individu.
Sering kita mendengar bahwa seseorang memiliki kepribadian yang baik, seseorang
memiliki kepribadian yang tidak baik.Kenapa seseorang memiliki kepribadian yang baik dan
yang lainnya memiliki kepribadian yang tidak baik? Dan apa yang dimaksud
dengankepribadian dan apa factor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian?
Kepribadan adalah keseluruhan peristiwa dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan rangkaian situasi.
Seseorang melakukan interaksi dengan orang lainnya dalam sebuah kondisi tertentu
dan memperlihatkan prilaku kecenderungannya. Seperti seorang individu menghadapi
sebuah ujian/kondisi yang tertekan maka prilaku ditampilkan bisa dalam bentuk prites,
meningkatkan aksen suaranya, selalu senyum, tidak memperlihatlan gerak tubuhnya, dll.
Prilaku ini selslu tampil disetiap situasi yang sama dihadapi.
Factor dalam perkembangan kepribadian:
1. Warisan biologis; factor keturunan: ayah hipertensi dan anaknya juga
2. Lingkungan fisik; interaksi dengan masyarakat: orang yang berbicara dipantai
berbeda dengan orang pegunungan
3. Kebudayaan; kepribadian orang minang suka berbisnis
4. Pengalaman kelompok; dipengaruhi oleh kelompok yang dimasuki ex; geng
motor
6. 5. Pengalaman unik; ex: pengalaman-pengalaman yangjarang kita peroleh tetapi
menarik.
Kepribadian seseorng itu dipengaruhi oleh proses yang dia lalui: kepribadian lahir
dari proses pembelajaran dari lingkungan yang mengatakannya.
Mobilitas Sosial
Mobilitas social menurut Horton 1987 yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas social ke kelas social lainnya.
Mobilitas social bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social
yang dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.
Mobilitas social (kiri) pendorong: perunahan social, ekspansi terotorial, pembagian
kerja, situasi politik (kanan) saluran: pendidikan, politik, ekonomi, perkawinan. (tengah)
tipe: horizontal, vertical, antar generasi, gerakan social geografis.
Stratifikasi social menjadikan masyarakat terbagi-bagi dalam kelas social tertentu
diantaranya kelas atas, menengah, dan bawah.
Moblitas vertical: perpindahan indvidu atau kelompok dari kedudukan social ke
kedudukan social lainnya yang tidak sederajat. (kiri) upward social mobility: perpindahan
kedudukan social individu atau kelompok menjadi naik (kanan) downward social:
perpindahan kedudukan social individu atau kelompok menjadi turun.
Mobilitas horizontal: perpindahan individu/kelompok dari kedudukan social ke
kedudukan social lainnya yang sederajat > penyebabnya bsa sukarela dan paksaan.
Contoh: Seorang buruh petani di desa setelah musim tanam pergi ke kota bekerja
sebagai tukang becak.Seorang kasubag pegawai gol III dimutasi oleh atasannya ke ksubag
lainnya.
Mobilitas antar generasi: perubahan yang terjadi diantara generasi-generasi,
terdapat perbedaan atau kesamaan tingkat kelas social antara anak dengan orang tuanya >
penyebabnya bisa pendidikan, individual, dll.
Contoh: anak seorang buruh tani menyelesaikan kuliah dijurusan manajemen
ekonomi bekerja pada sebuah bank pemerintah. Anak seorang dokter yang menjadi sopir
angkot.Anak seorang tukang ojek menjadi sekretaris lurah.
7. Dua factor yangmempengaruhi tingkat mobilitas social pada masyarakat modern:
factor structural: jumlah yang relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus di isi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Factor individu: kualitas orang per orang, baik ditinjau
dari segi tingkat pendidikannya, penampilannya, keterampilan pribadi termasuk factor luck.
Beberapa konsekuensi negative dari mobilitas vertical, seperti kecemasan akan
terjadinya penurunan status bila terjadi mobilitas menurun, ketegangan dalam mempelajari
peran dari status jabatan yang meningkat, keretakan hubungan antara anggota kelompok
primer yang semua akrena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status
yang lebih rendah.
Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan
Kekuasaan; setiap kemampuan untuk mengendalikan kegiatan orang lain, meskipun
diluar kemauan orang itu.Wewenang; kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok
orang yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.
Pengertian diatas menekanan bahwa kekuasaan tidak selalu diperoleh malalui
pengakuan masyarakat sementara wewenang sebuah kekuasaan yang diperoleh melalui
pengakuan.
Faktanya dalam masyarakat antara kekuasaan dan wewenang sering timpang
tindih.Orang yang punya wewenang sering menonjolkan kekuasaannya bajkan dalam waktu
yang tidak terbatas.
Pada suku mentawai, kepala suku adalah orang yang punya kekuasaan dan
wewenang seumur hidup. Raja fahd di arab Saudi memiliki kekuasaan dan sekaligus
wewenang. Kepala suku bentong sulsel memiliki kekuasaan dan weenang untuk mengatur
kehidupan masyarakatnya. Presiden hugo chavez Venezuela memiliki wewenang dan
berkuasa dalam mengambil kebijakan Negara.
Masyarakat tradisional tidak mengenal perbedaan kekuasaan dan wewenang.Pada
masyarakat yang sudah maju/komunitas besar mengenal kekuasaan dan wewenang.
Hakekat kekuasaan dan sumbernya, soekanto 2003: kekuasaan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintahkeputusan-keputusan yang
8. secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pihak-pihak lainnya. Weber 1946:
kekuasaan adalah kesempatan seseorang/sekelompok orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauan-kemauan sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dai orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
Kekuasaan muncul karena ingin memiliki benda dan kedudukan baik dbirokrasi maupun di
organisasi-organisasi social.Kekuasaan bisa jalan karenarasa takut, pemujaan, rasa cinta,
kepercayaan.