SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Kesadaran Sosiologis

       Kesadaran sosiologis; sama halnya dengan pemikiran c.wright mills, peter l. berger
menggunakan istilah the sociological consciousness untuk menggambarkan pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang sosiolog.
       Seorang sosiolog akan bekerja memahami sebuah masalah sosiologis tetapi bukan
masalah social. Perbedaaan antara masalah sosiologis dengan masalah social terletak pada
penyebab masalah tersebut terjadi.Masalah sosiologis terjadi Karena hasil sebuah
konsekuensi dari system social secara keseluruhan.Masalah social muncul bisa saja bukan
karena kesalahan system social yang berjalan tetapi lebih pada factor osikologis.
       Orang malas, boros, hiperseks, mudah marah, kebodohannya yang menyebabkan
mereka menjadi miskin dan pelacur.Hal ini merupakan masalah social dalam masyarakat.
       Tetapi masalah social bisa menjadi masalah sosiologis kalau dilihat dari penyebab
munculnya masalah tersebut.Jika masalah tersebut karena factor system maka makalah
social masuk dalam kategori masalah sosiologis.
       Memahami dan menganalisis masalah sosiologis tersebut peter l. berger
menggunakan konsep “melihat dibalik dan melihat tembus”. Kedua konsep ini mampu
menjelaskan realitas yang sedang terjadi meskipun realitas tidak kelihatan.
       Melihat balik adalah memahami masalah melalui informasi-informasi yang
dikumpulkan orang yang terkait dengan persoalan tersebut.Melihat tembus adalah
memahami masalah yang terjadi dalam kehidupan social melalui asumsi-asumsi.
       Pengaruh    masyarakat      terhadap   individu.Induvidu   bukanlah    makhluk   yang
kreatif.Segala tindakan dan keberadaannya sudah ditentukan oleh masyarakat.
       Asumsi ini mengindikasikan bahwa asumsi apapun yang dilakukan oleh individu
merupakan produk dari masyarakat.Individu tidak bisa berprilaku diluar yang telah
dtentukan masyarakat. Apabila mencoba berprilaku diluar dari ketentuan maka akan
menerima sanksi terhadap prilaku tersebut.
       Individu dikelilingi oleh begitu banyak system nilai dari norma dalam berprilaku.
Peter l. berger mengatakan masyarakat membuat rintangan rel yang panjangnya beribu-ribu
kilometer. Diatas rel itulah manusia berjalan, jika mereka keluar dari rel makan akan
mengalami ketidakseimbangan dalam berjalan.
Dengan demikian rel tersebut merupakan panduan bagi mannusia untuk berjalan,
control social menjadi bagian yang efektif untuk mengawasi manusia berjalan diatas rel
tersebut.
       Dalam masyarakat yang menganut agama islam, akan mengatur warganya untuk
mendapat pasangan hidupnya. Pertama mereka harus melakukan akad nikah dan setelah
itu baru bisa hidup bersama. Begutu pula dengan kelangsungan hidup sehari-hari warga dari
hasil bekerja yang legal.Tidak ada yang hidup bersama tanpa diawali dengan menikah,
membiayai hidup keluarganya dari mencuri atau korupsi.


                                  Kelompok Sosial
       Kelompok social.Tiap hari kita dikelompok kerja, disekitar tempat tinggal, disekolah,
dikampus, ditempat ibadah, dipasar, diterminal dan dikantor serta di kafe-kafe menemukan
beberapa orang yang sedang berkumpul.
       Orang yang mampu berkumpul tersebut bisa karena disengaja, insidentil, permanen,
temporary, dll.
Esensinya manusia lebih banyak menghabiskan harinya dengan berkumpul bersama orang
laindalam bentuk kelompok-kelompok social.
       Horton (1993; 214-215), kelompok social adalah: setiap kumpulan manusia secara
fisik; sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu; sejumlah orang yang
memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang; setiap
kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling
berinteraksi.
       Pengertian yang dikemukakan oleh Horton tersebut memiliki makna yang banyak,.
Pada pengertian pertama lebih menjelaskan             kumpulan beberapa orang tidak
memperhatikan jenis kelamin, kepentingan yang sama, kesadaran bersama, tujuan bersama
sudah dikategorikan pada pengertian kelompok.Pengertian yang kedua, lebih menekankan
pada persamaan ciri-ciri, misalnya kaum laki-laki, perempuan, dosen, mahasiswa.Pengertian
yang ketiga, kumpulan orang-orang tersebut ada interaksi yangterjadi dan berulang-ulang
yang terakhir, kelompok social harus ada interaksi dan kesadaran bersama.Kumpulan
beberapa orang yang tidak ada interaksi bukanlah kelompok social.
Pengertian kelompok secara umum: setiap kumpulan manusia secara fisik. Ini
disebut juga dengan agregasi atau kolektivitas. Contoh: kerumunan dihalte atau penonton
futsal. Sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu.Ini disebut juga kategori.
Contoh: laki-laki, perempuan, mahasiswa, guru.
       Pengertian khusus kelompok: sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang
terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulamh. Contoh: keluarga. Setiap kumpulan orang
yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
       Kelompok individu:

              Pengalaman kelompok yang membuat manusia menjadi “manusiawi” >
              sosialisasi nilai-nilai
              Manusia akan “mati” apabila terpisah dari kelompoknya > militer, altrustik,
              klan (etnik)
              Kelompok merupakan kenyataan social yang penting, yang pengaruhnya sangat
              besar terhadap para individu dalam seganap situasi social > loyalitas pekerja
              jepang lebih tinggi dari amerika

       In-group adalah kelompok sendiri “aku” termasuk didalamnya.Out-group adalah
kelompok luar, dimana “aku” tidak termasuk didalamnya.
       Sikap seseorang dipengaruhi oleh kelompok dalam dan kelompok luarnya. Bentuk-
bentuk sikap (juga perasaan) terhadap kelompok luar: sikap permusuhan (nazi-yahudi),
kompetisi yang lunak atau acuh tak acuh. Contoh kasus: sikap dan perasaan warga terhadap
kelompok dan institusi social yang ada dilingkungan desa mereka.


                                Sosialisasi dan Kepribadian
       Sosialisasi menurut berger adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Horton sosialisasi adalah
proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu
masyarakat atau proses mempelajari prilaku peran. Makna yang terkandung dalam
pengertian Horton tersebut adalah sosialisasi merupakan sebuah proses memasukkan
pengetahuan kepada seorang individu untuk bisa ia berprilaku sesuai dengan tatanan
masyarakat.
Proses sosialisasi berlangsung  masa kanak-kanak  setelah masa kanak-kanak 
sepanjang hidup atau pendidikan berkesinambuangan.
         Light 1989 menyebutkan sosialisasi berlangsung dalam 2 bentuk:

         1. Sosialisasi diri/sosialisasi primer
         2. Sosialisasi sekunder.

         Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil,
melalui mana ia menjadi anggota masyarakat  berger dan luckman  proses berikutnya
yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sector baru dari dunia
objektof masyarakatnya. Salah satu bentuk sosiologi sekunder yang sering dijumpai dalam
masyarakat apa yang dinamakan dengan proses desosialisasi dan resosialisasi.
         Proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” diri yang dimilikinya,
sedangkan dalam proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru proses
desosialisasi dan resosialisasi sering dikaitkan dengan proses berlangsung dalam institusi
total.
         Suatu tempat tinggal dan bekerja yang didalamnya sejumlah individu dalam situasi
yang sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu,
bersama-sama menjalani hidup yan gterkungkung dan diatur secara formal.
         Cara atau pola sosialisasi (jeager):

         A.   Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
              kesalahan. Ciri ciri:
                1. Penggunaan hukuman dan imbalan
                2. Penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua
                3. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah
                4. Non verbal dan berisi perintah
                5. Penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada keinginan orang
                      tua
                6. Peran orang tua sebagai significant other
         B.   Sosialisasi partisipasi menekankan pada kebebasan dan pemberian imbalan. Ciri
              ciri:
1. Anak diberi imbalan manakala berprilaku baik
               2. Hukuman dan imbalan bersifat simbolik
               3. Anak diberi kebebasan
               4. Penekanan diletakkan pada interaksi
               5. Komunikasi bersifat lisan
               6. Anak menjadi pusat sosialisasi
               7. Keperluan anak dianggap penting
               8. Keluarga menjadi generalized other.



       Sosialisasi memiliki keterkaitan dengan kepribadian. Kepribadian keras, kasar,
tertutup, terbuka, lembut, temperamental, dll merupakan produk proses pembelajaran
individu.
       Sering kita mendengar bahwa seseorang memiliki kepribadian yang baik, seseorang
memiliki kepribadian yang tidak baik.Kenapa seseorang memiliki kepribadian yang baik dan
yang lainnya memiliki kepribadian yang tidak baik? Dan apa yang dimaksud
dengankepribadian dan apa factor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian?
       Kepribadan adalah keseluruhan peristiwa dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan rangkaian situasi.
       Seseorang melakukan interaksi dengan orang lainnya dalam sebuah kondisi tertentu
dan memperlihatkan prilaku kecenderungannya. Seperti seorang individu menghadapi
sebuah ujian/kondisi yang tertekan maka prilaku ditampilkan bisa dalam bentuk prites,
meningkatkan aksen suaranya, selalu senyum, tidak memperlihatlan gerak tubuhnya, dll.
Prilaku ini selslu tampil disetiap situasi yang sama dihadapi.
       Factor dalam perkembangan kepribadian:

       1. Warisan biologis; factor keturunan: ayah hipertensi dan anaknya juga
       2. Lingkungan fisik; interaksi dengan masyarakat: orang yang berbicara dipantai
            berbeda dengan orang pegunungan
       3. Kebudayaan; kepribadian orang minang suka berbisnis
       4. Pengalaman kelompok; dipengaruhi oleh kelompok yang dimasuki ex; geng
            motor
5. Pengalaman unik; ex: pengalaman-pengalaman yangjarang kita peroleh tetapi
           menarik.



       Kepribadian seseorng itu dipengaruhi oleh proses yang dia lalui: kepribadian lahir
dari proses pembelajaran dari lingkungan yang mengatakannya.


                                        Mobilitas Sosial
       Mobilitas social menurut Horton 1987 yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas social ke kelas social lainnya.
       Mobilitas social bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social
yang dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.
       Mobilitas social (kiri) pendorong: perunahan social, ekspansi terotorial, pembagian
kerja, situasi politik (kanan) saluran: pendidikan, politik, ekonomi, perkawinan. (tengah)
tipe: horizontal, vertical, antar generasi, gerakan social geografis.
       Stratifikasi social menjadikan masyarakat terbagi-bagi dalam kelas social tertentu
diantaranya kelas atas, menengah, dan bawah.
       Moblitas vertical: perpindahan indvidu atau kelompok dari kedudukan social ke
kedudukan social lainnya yang tidak sederajat. (kiri) upward social mobility: perpindahan
kedudukan social individu atau kelompok menjadi naik (kanan) downward social:
perpindahan kedudukan social individu atau kelompok menjadi turun.
       Mobilitas horizontal: perpindahan individu/kelompok dari kedudukan social ke
kedudukan social lainnya yang sederajat > penyebabnya bsa sukarela dan paksaan.
       Contoh: Seorang buruh petani di desa setelah musim tanam pergi ke kota bekerja
sebagai tukang becak.Seorang kasubag pegawai gol III dimutasi oleh atasannya ke ksubag
lainnya.
       Mobilitas antar generasi: perubahan yang terjadi diantara generasi-generasi,
terdapat perbedaan atau kesamaan tingkat kelas social antara anak dengan orang tuanya >
penyebabnya bisa pendidikan, individual, dll.
       Contoh: anak seorang buruh tani menyelesaikan kuliah dijurusan manajemen
ekonomi bekerja pada sebuah bank pemerintah. Anak seorang dokter yang menjadi sopir
angkot.Anak seorang tukang ojek menjadi sekretaris lurah.
Dua factor yangmempengaruhi tingkat mobilitas social pada masyarakat modern:
factor structural: jumlah yang relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus di isi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Factor individu: kualitas orang per orang, baik ditinjau
dari segi tingkat pendidikannya, penampilannya, keterampilan pribadi termasuk factor luck.
       Beberapa konsekuensi negative dari mobilitas vertical, seperti kecemasan akan
terjadinya penurunan status bila terjadi mobilitas menurun, ketegangan dalam mempelajari
peran dari status jabatan yang meningkat, keretakan hubungan antara anggota kelompok
primer yang semua akrena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status
yang lebih rendah.


                 Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan

       Kekuasaan; setiap kemampuan untuk mengendalikan kegiatan orang lain, meskipun
diluar kemauan orang itu.Wewenang; kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok
orang yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.
       Pengertian diatas menekanan bahwa kekuasaan tidak selalu diperoleh malalui
pengakuan masyarakat sementara wewenang sebuah kekuasaan yang diperoleh melalui
pengakuan.
       Faktanya dalam masyarakat antara kekuasaan dan wewenang sering timpang
tindih.Orang yang punya wewenang sering menonjolkan kekuasaannya bajkan dalam waktu
yang tidak terbatas.
       Pada suku mentawai, kepala suku adalah orang yang punya kekuasaan dan
wewenang seumur hidup. Raja fahd di arab Saudi memiliki kekuasaan dan sekaligus
wewenang. Kepala suku bentong sulsel memiliki kekuasaan dan weenang untuk mengatur
kehidupan masyarakatnya. Presiden hugo chavez Venezuela memiliki wewenang dan
berkuasa dalam mengambil kebijakan Negara.
       Masyarakat tradisional tidak mengenal perbedaan kekuasaan dan wewenang.Pada
masyarakat yang sudah maju/komunitas besar mengenal kekuasaan dan wewenang.
       Hakekat kekuasaan dan sumbernya, soekanto 2003: kekuasaan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintahkeputusan-keputusan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pihak-pihak lainnya. Weber 1946:
kekuasaan adalah kesempatan seseorang/sekelompok orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauan-kemauan sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dai orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
Kekuasaan muncul karena ingin memiliki benda dan kedudukan baik dbirokrasi maupun di
organisasi-organisasi social.Kekuasaan bisa jalan karenarasa takut, pemujaan, rasa cinta,
kepercayaan.

More Related Content

What's hot

Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011
Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011
Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011Ir. Zakaria, M.M
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatMochammad Taufik
 
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...Lili Puspita Sari
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralismeasky M
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Ketahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatraKetahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatraJemi22
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIANHUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIANAtanasia Widihartanti
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanMasyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanwilliam_marthin
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaCherryn Maysaoenarto
 
FIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalar
FIlsafat Ilmu - Definsi dan NalarFIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalar
FIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalaratek03
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitianpycnat
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) tita_chubie
 

What's hot (20)

Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011
Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011
Statistika tugas tugas oleh ida susanti stain cot kala, 2011
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralisme
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 
Ketahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatraKetahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatra
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas
 
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIANHUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Sistem sosial budaya indonesia
Sistem sosial budaya indonesiaSistem sosial budaya indonesia
Sistem sosial budaya indonesia
 
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaanMasyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
Masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Tabel x2
Tabel x2Tabel x2
Tabel x2
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
 
Emile durkheim
Emile durkheimEmile durkheim
Emile durkheim
 
FIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalar
FIlsafat Ilmu - Definsi dan NalarFIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalar
FIlsafat Ilmu - Definsi dan Nalar
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
 

Viewers also liked

C2 l faculty development presentation by salt lake cc spring 2011
C2 l faculty development presentation by salt lake cc   spring 2011C2 l faculty development presentation by salt lake cc   spring 2011
C2 l faculty development presentation by salt lake cc spring 2011making_connections
 
Task Design Project
Task Design ProjectTask Design Project
Task Design Projectanviromo
 
點心製作 DIY
點心製作 DIY點心製作 DIY
點心製作 DIYkmcu
 
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor Island
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor IslandCuti-cuti Malaysia: Pangkor Island
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor Islandquicksweet
 
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11making_connections
 
Diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
Diferensiasi sosial dan  stratifikasi sosialDiferensiasi sosial dan  stratifikasi sosial
Diferensiasi sosial dan stratifikasi sosialSMA Negeri 9 KERINCI
 

Viewers also liked (10)

The Power Of Words
The Power Of WordsThe Power Of Words
The Power Of Words
 
Alkaloid
AlkaloidAlkaloid
Alkaloid
 
El respecte marina-solé_albornà_4eso_c
El respecte marina-solé_albornà_4eso_cEl respecte marina-solé_albornà_4eso_c
El respecte marina-solé_albornà_4eso_c
 
C2 l faculty development presentation by salt lake cc spring 2011
C2 l faculty development presentation by salt lake cc   spring 2011C2 l faculty development presentation by salt lake cc   spring 2011
C2 l faculty development presentation by salt lake cc spring 2011
 
Task Design Project
Task Design ProjectTask Design Project
Task Design Project
 
點心製作 DIY
點心製作 DIY點心製作 DIY
點心製作 DIY
 
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor Island
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor IslandCuti-cuti Malaysia: Pangkor Island
Cuti-cuti Malaysia: Pangkor Island
 
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11
Laguardia Assessment and ePortfolio for 5.6.11
 
Lightning talk - Kanban
Lightning talk - KanbanLightning talk - Kanban
Lightning talk - Kanban
 
Diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
Diferensiasi sosial dan  stratifikasi sosialDiferensiasi sosial dan  stratifikasi sosial
Diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
 

Similar to Sosiologi

Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiananastanindya
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Warnet Raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Operator Warnet Vast Raha
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianCNVIP
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Fathur Marah
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan KepribadianLilly
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiEsti Dyah
 
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseKehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseAbel Petrus
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)Bagas yudi septiadi (sosialisasi)
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)Eka Nur Fitriyani
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianUndercover Helpers
 
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakatBab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakatRezaWahyuni5
 
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam MasyarakatRagam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam MasyarakatElibrarySosiologi
 

Similar to Sosiologi (20)

Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan Kepribadian
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseKehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
 
INTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
INTERAKSI_SOSIAL_(7).pptINTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
INTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)Bagas yudi septiadi (sosialisasi)
Bagas yudi septiadi (sosialisasi)
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
 
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakatBab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
 
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam MasyarakatRagam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Sosiologi

  • 1. Kesadaran Sosiologis Kesadaran sosiologis; sama halnya dengan pemikiran c.wright mills, peter l. berger menggunakan istilah the sociological consciousness untuk menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang sosiolog. Seorang sosiolog akan bekerja memahami sebuah masalah sosiologis tetapi bukan masalah social. Perbedaaan antara masalah sosiologis dengan masalah social terletak pada penyebab masalah tersebut terjadi.Masalah sosiologis terjadi Karena hasil sebuah konsekuensi dari system social secara keseluruhan.Masalah social muncul bisa saja bukan karena kesalahan system social yang berjalan tetapi lebih pada factor osikologis. Orang malas, boros, hiperseks, mudah marah, kebodohannya yang menyebabkan mereka menjadi miskin dan pelacur.Hal ini merupakan masalah social dalam masyarakat. Tetapi masalah social bisa menjadi masalah sosiologis kalau dilihat dari penyebab munculnya masalah tersebut.Jika masalah tersebut karena factor system maka makalah social masuk dalam kategori masalah sosiologis. Memahami dan menganalisis masalah sosiologis tersebut peter l. berger menggunakan konsep “melihat dibalik dan melihat tembus”. Kedua konsep ini mampu menjelaskan realitas yang sedang terjadi meskipun realitas tidak kelihatan. Melihat balik adalah memahami masalah melalui informasi-informasi yang dikumpulkan orang yang terkait dengan persoalan tersebut.Melihat tembus adalah memahami masalah yang terjadi dalam kehidupan social melalui asumsi-asumsi. Pengaruh masyarakat terhadap individu.Induvidu bukanlah makhluk yang kreatif.Segala tindakan dan keberadaannya sudah ditentukan oleh masyarakat. Asumsi ini mengindikasikan bahwa asumsi apapun yang dilakukan oleh individu merupakan produk dari masyarakat.Individu tidak bisa berprilaku diluar yang telah dtentukan masyarakat. Apabila mencoba berprilaku diluar dari ketentuan maka akan menerima sanksi terhadap prilaku tersebut. Individu dikelilingi oleh begitu banyak system nilai dari norma dalam berprilaku. Peter l. berger mengatakan masyarakat membuat rintangan rel yang panjangnya beribu-ribu kilometer. Diatas rel itulah manusia berjalan, jika mereka keluar dari rel makan akan mengalami ketidakseimbangan dalam berjalan.
  • 2. Dengan demikian rel tersebut merupakan panduan bagi mannusia untuk berjalan, control social menjadi bagian yang efektif untuk mengawasi manusia berjalan diatas rel tersebut. Dalam masyarakat yang menganut agama islam, akan mengatur warganya untuk mendapat pasangan hidupnya. Pertama mereka harus melakukan akad nikah dan setelah itu baru bisa hidup bersama. Begutu pula dengan kelangsungan hidup sehari-hari warga dari hasil bekerja yang legal.Tidak ada yang hidup bersama tanpa diawali dengan menikah, membiayai hidup keluarganya dari mencuri atau korupsi. Kelompok Sosial Kelompok social.Tiap hari kita dikelompok kerja, disekitar tempat tinggal, disekolah, dikampus, ditempat ibadah, dipasar, diterminal dan dikantor serta di kafe-kafe menemukan beberapa orang yang sedang berkumpul. Orang yang mampu berkumpul tersebut bisa karena disengaja, insidentil, permanen, temporary, dll. Esensinya manusia lebih banyak menghabiskan harinya dengan berkumpul bersama orang laindalam bentuk kelompok-kelompok social. Horton (1993; 214-215), kelompok social adalah: setiap kumpulan manusia secara fisik; sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu; sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang; setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Pengertian yang dikemukakan oleh Horton tersebut memiliki makna yang banyak,. Pada pengertian pertama lebih menjelaskan kumpulan beberapa orang tidak memperhatikan jenis kelamin, kepentingan yang sama, kesadaran bersama, tujuan bersama sudah dikategorikan pada pengertian kelompok.Pengertian yang kedua, lebih menekankan pada persamaan ciri-ciri, misalnya kaum laki-laki, perempuan, dosen, mahasiswa.Pengertian yang ketiga, kumpulan orang-orang tersebut ada interaksi yangterjadi dan berulang-ulang yang terakhir, kelompok social harus ada interaksi dan kesadaran bersama.Kumpulan beberapa orang yang tidak ada interaksi bukanlah kelompok social.
  • 3. Pengertian kelompok secara umum: setiap kumpulan manusia secara fisik. Ini disebut juga dengan agregasi atau kolektivitas. Contoh: kerumunan dihalte atau penonton futsal. Sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu.Ini disebut juga kategori. Contoh: laki-laki, perempuan, mahasiswa, guru. Pengertian khusus kelompok: sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulamh. Contoh: keluarga. Setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok individu: Pengalaman kelompok yang membuat manusia menjadi “manusiawi” > sosialisasi nilai-nilai Manusia akan “mati” apabila terpisah dari kelompoknya > militer, altrustik, klan (etnik) Kelompok merupakan kenyataan social yang penting, yang pengaruhnya sangat besar terhadap para individu dalam seganap situasi social > loyalitas pekerja jepang lebih tinggi dari amerika In-group adalah kelompok sendiri “aku” termasuk didalamnya.Out-group adalah kelompok luar, dimana “aku” tidak termasuk didalamnya. Sikap seseorang dipengaruhi oleh kelompok dalam dan kelompok luarnya. Bentuk- bentuk sikap (juga perasaan) terhadap kelompok luar: sikap permusuhan (nazi-yahudi), kompetisi yang lunak atau acuh tak acuh. Contoh kasus: sikap dan perasaan warga terhadap kelompok dan institusi social yang ada dilingkungan desa mereka. Sosialisasi dan Kepribadian Sosialisasi menurut berger adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Horton sosialisasi adalah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu masyarakat atau proses mempelajari prilaku peran. Makna yang terkandung dalam pengertian Horton tersebut adalah sosialisasi merupakan sebuah proses memasukkan pengetahuan kepada seorang individu untuk bisa ia berprilaku sesuai dengan tatanan masyarakat.
  • 4. Proses sosialisasi berlangsung  masa kanak-kanak  setelah masa kanak-kanak  sepanjang hidup atau pendidikan berkesinambuangan. Light 1989 menyebutkan sosialisasi berlangsung dalam 2 bentuk: 1. Sosialisasi diri/sosialisasi primer 2. Sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat  berger dan luckman  proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sector baru dari dunia objektof masyarakatnya. Salah satu bentuk sosiologi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat apa yang dinamakan dengan proses desosialisasi dan resosialisasi. Proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” diri yang dimilikinya, sedangkan dalam proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru proses desosialisasi dan resosialisasi sering dikaitkan dengan proses berlangsung dalam institusi total. Suatu tempat tinggal dan bekerja yang didalamnya sejumlah individu dalam situasi yang sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yan gterkungkung dan diatur secara formal. Cara atau pola sosialisasi (jeager): A. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri ciri: 1. Penggunaan hukuman dan imbalan 2. Penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua 3. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah 4. Non verbal dan berisi perintah 5. Penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada keinginan orang tua 6. Peran orang tua sebagai significant other B. Sosialisasi partisipasi menekankan pada kebebasan dan pemberian imbalan. Ciri ciri:
  • 5. 1. Anak diberi imbalan manakala berprilaku baik 2. Hukuman dan imbalan bersifat simbolik 3. Anak diberi kebebasan 4. Penekanan diletakkan pada interaksi 5. Komunikasi bersifat lisan 6. Anak menjadi pusat sosialisasi 7. Keperluan anak dianggap penting 8. Keluarga menjadi generalized other. Sosialisasi memiliki keterkaitan dengan kepribadian. Kepribadian keras, kasar, tertutup, terbuka, lembut, temperamental, dll merupakan produk proses pembelajaran individu. Sering kita mendengar bahwa seseorang memiliki kepribadian yang baik, seseorang memiliki kepribadian yang tidak baik.Kenapa seseorang memiliki kepribadian yang baik dan yang lainnya memiliki kepribadian yang tidak baik? Dan apa yang dimaksud dengankepribadian dan apa factor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian? Kepribadan adalah keseluruhan peristiwa dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan rangkaian situasi. Seseorang melakukan interaksi dengan orang lainnya dalam sebuah kondisi tertentu dan memperlihatkan prilaku kecenderungannya. Seperti seorang individu menghadapi sebuah ujian/kondisi yang tertekan maka prilaku ditampilkan bisa dalam bentuk prites, meningkatkan aksen suaranya, selalu senyum, tidak memperlihatlan gerak tubuhnya, dll. Prilaku ini selslu tampil disetiap situasi yang sama dihadapi. Factor dalam perkembangan kepribadian: 1. Warisan biologis; factor keturunan: ayah hipertensi dan anaknya juga 2. Lingkungan fisik; interaksi dengan masyarakat: orang yang berbicara dipantai berbeda dengan orang pegunungan 3. Kebudayaan; kepribadian orang minang suka berbisnis 4. Pengalaman kelompok; dipengaruhi oleh kelompok yang dimasuki ex; geng motor
  • 6. 5. Pengalaman unik; ex: pengalaman-pengalaman yangjarang kita peroleh tetapi menarik. Kepribadian seseorng itu dipengaruhi oleh proses yang dia lalui: kepribadian lahir dari proses pembelajaran dari lingkungan yang mengatakannya. Mobilitas Sosial Mobilitas social menurut Horton 1987 yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu kelas social ke kelas social lainnya. Mobilitas social bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social yang dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok. Mobilitas social (kiri) pendorong: perunahan social, ekspansi terotorial, pembagian kerja, situasi politik (kanan) saluran: pendidikan, politik, ekonomi, perkawinan. (tengah) tipe: horizontal, vertical, antar generasi, gerakan social geografis. Stratifikasi social menjadikan masyarakat terbagi-bagi dalam kelas social tertentu diantaranya kelas atas, menengah, dan bawah. Moblitas vertical: perpindahan indvidu atau kelompok dari kedudukan social ke kedudukan social lainnya yang tidak sederajat. (kiri) upward social mobility: perpindahan kedudukan social individu atau kelompok menjadi naik (kanan) downward social: perpindahan kedudukan social individu atau kelompok menjadi turun. Mobilitas horizontal: perpindahan individu/kelompok dari kedudukan social ke kedudukan social lainnya yang sederajat > penyebabnya bsa sukarela dan paksaan. Contoh: Seorang buruh petani di desa setelah musim tanam pergi ke kota bekerja sebagai tukang becak.Seorang kasubag pegawai gol III dimutasi oleh atasannya ke ksubag lainnya. Mobilitas antar generasi: perubahan yang terjadi diantara generasi-generasi, terdapat perbedaan atau kesamaan tingkat kelas social antara anak dengan orang tuanya > penyebabnya bisa pendidikan, individual, dll. Contoh: anak seorang buruh tani menyelesaikan kuliah dijurusan manajemen ekonomi bekerja pada sebuah bank pemerintah. Anak seorang dokter yang menjadi sopir angkot.Anak seorang tukang ojek menjadi sekretaris lurah.
  • 7. Dua factor yangmempengaruhi tingkat mobilitas social pada masyarakat modern: factor structural: jumlah yang relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus di isi serta kemudahan untuk memperolehnya. Factor individu: kualitas orang per orang, baik ditinjau dari segi tingkat pendidikannya, penampilannya, keterampilan pribadi termasuk factor luck. Beberapa konsekuensi negative dari mobilitas vertical, seperti kecemasan akan terjadinya penurunan status bila terjadi mobilitas menurun, ketegangan dalam mempelajari peran dari status jabatan yang meningkat, keretakan hubungan antara anggota kelompok primer yang semua akrena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan Kekuasaan; setiap kemampuan untuk mengendalikan kegiatan orang lain, meskipun diluar kemauan orang itu.Wewenang; kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Pengertian diatas menekanan bahwa kekuasaan tidak selalu diperoleh malalui pengakuan masyarakat sementara wewenang sebuah kekuasaan yang diperoleh melalui pengakuan. Faktanya dalam masyarakat antara kekuasaan dan wewenang sering timpang tindih.Orang yang punya wewenang sering menonjolkan kekuasaannya bajkan dalam waktu yang tidak terbatas. Pada suku mentawai, kepala suku adalah orang yang punya kekuasaan dan wewenang seumur hidup. Raja fahd di arab Saudi memiliki kekuasaan dan sekaligus wewenang. Kepala suku bentong sulsel memiliki kekuasaan dan weenang untuk mengatur kehidupan masyarakatnya. Presiden hugo chavez Venezuela memiliki wewenang dan berkuasa dalam mengambil kebijakan Negara. Masyarakat tradisional tidak mengenal perbedaan kekuasaan dan wewenang.Pada masyarakat yang sudah maju/komunitas besar mengenal kekuasaan dan wewenang. Hakekat kekuasaan dan sumbernya, soekanto 2003: kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintahkeputusan-keputusan yang
  • 8. secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pihak-pihak lainnya. Weber 1946: kekuasaan adalah kesempatan seseorang/sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauan sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dai orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Kekuasaan muncul karena ingin memiliki benda dan kedudukan baik dbirokrasi maupun di organisasi-organisasi social.Kekuasaan bisa jalan karenarasa takut, pemujaan, rasa cinta, kepercayaan.