Abu Bakar al-Razi adalah filsuf muslim abad ke-10 M yang sangat mengutamakan akal. Ia menolak wahyu dan kenabian, hanya mempercayai akal sebagai sumber pengetahuan. Al-Razi memandang agama hanya mengikuti tradisi tanpa akal. Ia membagi dunia menjadi 5 kekal: Tuhan, jiwa universal, materi, ruang, dan waktu. Filsafatnya dipengaruhi logika dan metafisika Yunani namun
1. FILSAFAT ISLAM
ABU BAKAR AL-ROZY
Oleh :
Ikfina Himmati Alfi Baiti
Siti Fatimah Ma’ruf
Siti Mualimatus Sa’adah
2. BIOGARFI ABU BAKAR AL- ROZI
Nama lengkap dari Abu Bakar Al Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibn
Zakariya Ibn Yahya Ar-rozi. Ia lahir di Rayy pada tanggal 1 sya’ban
251H/865 M.
Ia cukup respek dengan ilmu kimia, sehingga tidak heran apabila kedua
matanya buta akibat eksperiment yang dilakukan.
Ia juga belajar ilmu kedokteran sehingga dikota kelahirannya ia dikenal
sebagai dokter.
Sebagai seorang ilmuan dan dokter ia seorang yang bermurah hati, dan
dermawan. Selain itu kemasyurannya tidak hanya di dunia timur saja,
melainkan barat juga, hingga terkadang ia mendapat julukan The Arabic
Galen.
Al- Razi meninggal dunia pada tanggal 5 sya’ban 313 H/7 oktober 925M.
Sampai meninggalnya ia belum dapat disembuhkan kebutaan matanya.
3. Sebagai filosof yang masyhur, sudah barang tentu Abu
Bakar al-Razi memiliki lawan-lawan yang tak bisa
dianggap remeh. Berikut lawan-lawan Abu Bakar al-Razi
yang patut dicatat:
1. Abu Hatim al-Razi
Menurut Abu Hatim, Abu Bakar al-Razi lebih
mengutamakan filsafat dari agama yang dianggapnya
sebagai khurafat dan membawa kebodohan dan taqlid.
2. Abu Qasim al-Balkhi
Merupakan pimpinan kaum mu’tazilah Baghdad.
Perbedaan dengan Abu Bakar al-Razi terutama mengenai
waktu yang terdapat dala buku al-’Ilm al-Ilahi
3. Ibn Tammar
Menolak tulisan Abu Bakar al-Razi dalam al-Thib al-
Ruhani
4. FILSAFAT ABU BAKAR AL-ROZI
a) LOGIKA
Abu Bakar Al- Rozi termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya
mempercayai terhadap kekuatan akal. Bahkan dalam dalam bidang
kedokteran dan klinis, ia telah menemukan metode yang kuat dgn
berpijak pd observasi dan eksperimen.
Pemujaan Abu Bakar al Rozi trhadap akal tampak sangat jelas pada
halaman pertama pada buku al-Tibb al-Ruhhani. Dalam bukunya
tersebut Ia mengatakan “Tuhan, segala puji baginya, yang telah
memberi kita akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak-
banyaknya manfaat, inilah karunia terbaik Tuhan kepada kita. Dengan
akal kita melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup
kita baik dengan akal, kita dapat mengetahuia yg gelap, yg jauh dan yg
tersembunyi dari kita, dengan alat iti pula kita dapat memperoleh
pengetahuan ttg Tuhan, suatu pengetahuan tertinggi yg kita peroleh.
Jika akal sedemekian mulia dan penting, maka kita tidak boleh
melecehkannya, kita tidak boleh menentukannya, sebab akal adalah
penentu, atau mengendalikan sebab ia adalah pengendali, atau
memerintahkan sebab ia adalah pemerintah, tapi kita harus merujuk
kepadanya dalam segaka hal dan menentukan segala masalah
dengannya, kita harus sesuai dengannya. ”
5. Ungkapan Abu Bakar al-Razi di atas, dinilai telah
menyimpang dari agama. Penilaian tersebut jelas
merusak reputasi Abu Bakar al-Razi. Bahkan, Harun
Nasution mengatakan bahwa Abu Bakar al-Razi adalah
filosof muslim yang berani mengeluarkan pendapat-
pendapatnya meskipun bertentangan dengan paham yang
dianut umat islam.
Hal tersebut membuat harun Nasution menyimpulkan
gagasan-gasan Abu Bakar al-Razi:
a. Tidak percaya pada wahyu
b. Alquran bukan mu’jizat
c. Tidak percaya pada nabi-nabi
d. Adanya hal-hal kekal selain Allah
6. Tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya
akal logis yg merupakan kriteria tunggal
pengetahuan dan perilaku. Ia juga menentang
kenabian, wahyu, dan kecenderungan berpikir
rasional
Menurut Abu bakar Al Rozi, manusia lahir dengan
kemampuan yang sama untuk meraih
pengetahuan. Hanya melalui pemupukan
kemampuan, manusia menjadi berbeda, ada yang
menggunakan akal untuk spekulasi dan belajar,
ada yang mengabaikan, atau mengarahkan untuk
kehidupan praktis.
7. B) METAFISIKA
Pokok pemikiran Abu Bakar Al Razi dalam pemikiran ini:
Alam
Abu Bakar Al Razi menolak ketidakperluan membuktikan
keberadaan alam, sebab ia tak terbukti dengan sendirinya,
selain itu dia juga ingin menolak semua ajaran yang
beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan penciptaan,
dengan menunjukkan kontradiksi ajaran-ajaran itu. Ia juga
berpendapat bahwa tidak ada tempat untuk mengakui alam
sebagai prinsip aksi dan gerak
Kekelan
Al Razi membagi kekekalan dalam 5 bentuk. Dari kelima bentuk
tersebut ada yang hidup dan bergerak; yaitu tuhan dan ruh.
Ada yang pasif dan tidak hidup; yaitu materi/ wujud. Dan terakhir
yang tidak hidup , tidak bergerak, dan tidak pasif; yaitu ruang
dan waktu
Janin
8. BERIKUT 5 KEKALAN MENURUT ABU BAKAR AL-ROZI:
1) Tuhan(al-Bary Ta’ala)
Tuhan bersifat sempurna. Kehidupan berasal dari-Nya,
sebagaimana sinar datang dari matahari. Ia mempunyai
kepandaian yang sempurna dan murni. Allah Maha Pencipta
dan Pengatur seluruh alam. Alam diciptakan Allah bukan dr tidak
ada, tetapi dari bahan yang telah tersedia. Oleh karena itu,
menurutnya alam itu tidak kadim, baru, meskipun materi asalnya
kadim, sebab penciptaan dalam arti disusun dari bahan yang
sudah ada.
2) Ruh/jiwa universal(al-Nafs al-Kulliyat)
Keabadian lain adalah ruh yang hidup tetapi bodoh/ materi juga
kekal. Karena kebodohannya ruh mencintai materi dan membuat
bentuk dirinya untuk memperoleh kebahagiaan materi. Tetapi
materi menolak, sehingga Tuhan campur tangan membantu ruh.
Dengan bantuan Tuhan membuat dunia dan menciptakan di
dalamnya bentuk-bentuk yang kuat yang di dalamnya ruh dapat
memperoleh kebahagiaan jasmani. Kemudian Tuhan
menciptakan manusia guna meyadarkan ruh dan menunjukkan
kepadanya bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya
dalam arti hakiki.
9. LANJUTAN....
Manusia tidak akan mencapai dunia hakiki, kecuali
dengan filsafat. Ruh-ruh tetap akan berada di dunia
sampai mereka disadarkan oleh filsafat akan rahasia
dirinya kemudian diarahkan kepada dunia hakiki. Melalui
filsafat, manusia dapat memperoleh dunia yang
sebenarnya.
3) Materi Pertama(al-Hayula al-Ula )
Kemutlakan materi pertama terdiri dari atom-atom yang
tidak bisa dibagi lagi. Setiap atom mempunyai volume
kalau tidak maka pengumpulan atom-atom tersebut tidak
dapat terbentuk. Apabila dunia ini dihancurkan, maka ia
akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan
demikian materi berasal dari kekekalan karena tidak
mungkin menyatakan sesuatu yang berasal dari ketiadaan
sesuatu.
10. 4)Ruang Absolut(al-Makan al-Muthlaq)
Ruang adalah tempat keberadaan materi. Karena ruang
merupakan tempat bagi materi, maka ruang juga bersifat kekal.
Ruang terbagi menjadi 2, yaitu ruang universal dan ruang relatif.
Ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak bergantung
kepada dunia dan segala yang ada di dalamnya. Sedang ruang
relatif adalah kebalikannya
5) Waktu Absolut(al-Zaman al-Muthlaq)
Waktu adalah subtansi yang mengalir, ia adalah kekal.
AbuBakar al-Razi selalu menolak bahwa waktu adalah jumlah
gerak benda, karena jika demikian, maka tidak mungkin bagi
dua benda yang bergerak untuk bergerak dalam waktu yang
sama dengan dua jumlah yang berbeda.
Al Razi membagi waktu menjadi 2, yaitu waktu mutlak dan
relatif. Waktu mutlak adalah keberlangsungan, kekal dan
bergerak. Sedang waktu relatif adalah waktu yang berlandaskan
gerak lingkungan, matahari dan bintang gemilang. Waktu ini
tidak kekal, yang ia sebut sebagai al-waqt.
11. C) THEOLOGI
Abu Bakar al- Rozi dikenal sebagai seorang rasionalis murni,
namun ia tetap bertuhan, hanya saja ia tidak mengakui adanya
wahyu dan kenabian. Berikut alasan Abu Bakar al-Razi
melakukan penolakan terhadap wahyu dan nabi, menurut
Badawi :
Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang
baik dan yang buruk, yang benar dan jahat, yang berguna dan
yang tak berguna. Melalui akal manusia dapat mengetahui
Tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya.
Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk
membimbing semua orang, sebab setiap orang lahir dengan
kecerdasan yang sama, perbedaannya bukanlah pada
pembawaan alamiyah, tetapi karena pengembangan dan
pendidikan.
Para nabi saling bertentangan terlebih dalam hal pembicaraan
atas nama satu Tuhan yg sama.
12. Setelah menolak kenabian, Abu baka Al Rozi juga mengkritik
agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradiksi
kaum yahudi, Kristen, Mani, dan Majusi. Keterikatan manusia
terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan,
kekuasaan ulama yang mengabdi pd negara, dan manifestasi
lahiriah agama, upacara-upacara, serta peribadatan yg
mempengaruhi mereka yg sederhana dan naif.
Abu baka Al Rozi juga mengkritik scr sistematik kitab wahyu
al-Quran dan Injil. Ia juga menolak terutama pd mu’jizat Al-
Quran, baik karena gayanya maupun isinya dan yg lebih
ekstrim ia juga menegaskan bahwa mungkin menulis kitab
yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik pula.
Ia lebih menyukai buku-buku ilmiah daripada kitab-kitab
suci, sebab buku-buku ilmiah lebih berguna bagi kehidupan
manusia daripada kitab suci. Bahkan, baginya buku-buku
kedokteran, geometri, astronomi, dan logika lebih berguna
daripada Injil dan Al-Quran.
13. FILSAFAT MORAL
Adapun pemikiran Abu Bakar al-Razi tentang moral tertuang
dalam bukunya Al-Thib Al-Ruhaniyah dan Al-Sirah al-
Falsafiyyah, bahwa tingkah laku mesti berdasarkan petunjuk
rasio dan hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan
agama.
Ia memperingatkan akan bahaya khamar yang dapat merusak
akal dan melanggar ajaran agama, bahkan dapat mengakibatkan
menderita penyakit jiwa dan raga yang pada gilirannya
menghancurkan manusia.
Berkaitan dengan jiwa, Abu Bakar al-Razi mengharuskan
seorang dokter mengetahui kedokteran jiwa dan kedokteran
tubuh secara bersama-sama.
Faktor jiwa menjadi salah satu dasar pengobatan bagi Abu Bakar
al-Rozi. Menurutnya, terdapat hubungan yang erat antara tubuh
dan jiwa.
Sifat hasut atau dengki akan mendatangkan marabahaya bagi
manusia secara kejiwaan dan tubuh
14. Kebahagiaan, menurut Abu Bakar al-Razi adalah
kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu
yang berbahaya
Selain itu Abu Bakar al-Razi, mengutuk cinta sebagai
suatu keberlebihan dan kelengahan, karena hal itu
menghalangi orang untuk belajar lebih banyak dan
bekerja lebih baik.
Keirihatian merupakan perpaduan dari kekikiran dan
ketamakan. Orang yang iri hati adalah orang yang
merasa sedih bila orang lain menerima kebaikan,
meskipun ia sendiri tidak mengalami keburukan.
Dusta adalah kebiasaan buruk. Dusta terbagi menjadi
dua: untuk kebaikan bersifat terpuji, sedangkan untuk
kejahatan bersifat tercela. Jadi, nilai dusta bergantung
pada niat.
15. KESIMPULAN
Al-razi sebenarnya filsuf yang hidup pada masa
pendewaan akal secara berlebihan, sebagaimana kaum
mu’tazilah yang merupakan aliran theology dalam islam.
Pemikiran filsafatnya tidak teratur dan sistematis, namun
pada masanya ia dipandang sebagai pemikir ulung yang
tegar dan liberal didalam islam. Bahkan, dalam sejarah
dialah satu-satunya pemikir rasional murni yang sangat
mempercayai kekuatan akal, bebes dari prasangka, dan
terlalu berani mengemukakan gagasan-gagasan
filosofinya.
16. PERTANYAAN
Bagaimana menurut pendapat anda (kami
sekelompok) mengenai pemikiran abu bakar ar
razi???
Menurut kami: di satu sisi kami setuju akan
pemikirannya dari segi kepercayaan dia akan
adanya Tuhan, akan tetapi disisi lain kami kurang
setuju karena dia tidak mempercayai akan adanya
wahyu juga kenabian. Selanjutnya dia hanya
mempercayai adanya akal saja. Dan bagi kami
adanya kenabian dan wahyu itu mutlak ada.
17. DAFTAR PUSTAKA
Mustafa. Filsafat islam. CV. Pustaka Setia. Bandung.1997
Nasution, hasyimsyah. Filsafat Islam. Gaya Media
Pratama. Jakarta. 1999
Syarif. Para Filosof muslim. Mizan. Bandung. 1996
Zar, Sirajuddin. Filsafat Islan Filosof dan Filsafatnya.
Rajawali Pers. Jakarta. 2010