SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
PENDAHULUAN
Durian dikenal dengan sebutan "raja dari segala buah"
(King of Fruit). Durian merupakan salah satu komoditas
buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
berpotensi untuk dikembangkan dalam skala ekonomi.
Produksi dan mutu buah durian yang dihasilkan di sentra
produksi utama sebagian besar masih rendah.
Durian adalah buah yang sangat digemari kalangan
masyarakat luas, oleh karena itu perlu adanya bibit unggul
agar tanaman yang dihasilkan baik dan hasil produksi juga
baik. Bibit unggul merupakan syarat utama untuk
menunjang pengembangan tanaman durian. Cara
memperoleh bibit unggul tersebut dapat dilakukan dengan
cara perbanyakan secara vegetatif seperti okulasi, sambung
dan susuan (Sumarsono et al. 2002).
DURIAN
• Ada puluhan durian yang diakui
keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk
dikembangkan.
• Macam varietas durian tersebut adalah:
durian Sukun (Jawa Tengah), Petruk (Jawa
Tengah), Sitokong (Betawi), Simas (Bogor),
Sunan (Jepara), Montong (Thailand), Kani
(Thailand), Sidodol (Kalimantan Selatan),
Sijapang (Betawi)dan Sihijau (Kalimantan
Selatan).
SYARAT TUMBUH
• Curah hujan  maksimum 3000-3500
mm/tahun dan minimal 1500-3000
mm/tahun.
• Intensitas cahaya matahari:  60-80%.
• Suhu rata-rata  20-30 C.
• Jenis tanah  grumosol dan ondosol.
• pH 5-7  dengan pH optimum 6-6,5.
• Ketinggian tempat  tidak lebih dari 800
m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian
yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
PERSIAPAN KEBUN BIBIT TANAMAN
DANMEDIA TANAM
Kegiatan persiapan kebun bibit tanaman dan media
tanam berfungsi sebagai media pertumbuhan bagi bibit.
Persiapan lahan bertujuan untuk mendapatkan tempat
terbuka dengan kondisi tertentu yang sesuai dengan
agroklimat yang terkontrol (kelembaban, intensitas sinar
matahari dll).
Prosedur pelaksanaan persiapan kebun
bibit tanaman dan media tanam
1. Membuat perencanaan luas area pembibit
tanamanan dan bentuk bedengan sesuai dengan
kontur tanah arah utara selatan.
2. Melakukan perencanaan denah lahan, lokasi
pengairan, jalan masuk dan keluar kebun bibit
tanaman, serta tempat pengumpulan bibit siap
salur.
3. Melakukan pembersihan lokasi area pembibit
tanamanan dari gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan.
4. Melakukan pengolahan tanah dan bentuk
menjadi bedengan.
5. Memberi naungan paranet di setiap bedengan.
PERSIAPAN BATANG BAWAH
Persiapan batang bawah merupakan rangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman dari hasil semaian biji durian
yang sudah terseleksi dari pohon durian yang mempunyai
system perakaran baik dan kuat, toleransi tinggi terhadap
hama dan penyakit, kompatibel dengan batang atasnya
serta mempunyai daya adaptasi terhadap berbagai jenis
kondisi lahan.
Tujuan persiapan batang bawah adalah menyediakan
tanaman calon batang bawah yang bermutu sesuai
dengan standard dan kebutuhan.
Biji yang digunakan berasal dari buah yang
sudah tua maksimal/masak pohon, sehat),
ukuran besar dan seragam serta dari pohon
yang telah terpilih.
Proses pemisahan buah durian dengan
biji
1. Memilih buah durian yang masak pohon/ tua untuk
diambil bijinya.
2. Membuang daging buah/ pisahkan daging buah
durian dengan bijinya dan kumpulkan biji durian
pada keranjang bambu.
3. Melakukan pencucian biji dengan air bersih dan
masukan biji ke dalam larutan fungisida dengan
bahan aktif binomilsesuai dengan dosis anjuran 0,5
gram/liter kemudian ditiriskan di keranjang bambu.
4. Meletakkan keranjang yang berisi biji/bibit durian
yang sudah bersih di tempat teduh jangan sampai
kena sinar matahari langsung atau tutup dengan
menggunakan mulsa.
5. Melakukan penanaman biji/bibit durian dengan
jarak 5 cm,dengan posisi bagian lembaga di bawah di
lahan persemaian .
6. Melakukan penutupan dengan mulsa organik.
Gambar 1 Persemaian Biji/
Bibit Batang Bawah
Gambar 2 Penutupan
dengan Mulsa Organik
Gambar 3 Persemaian
Bibit Durian
Pemindahan persemaian ke polybag
(1 BST)
• Mengisi polybag dengan campuran tanah dan pupuk
organik dengan perbandingan 2 : 1.
• Menata polybag yang berisi media pada tempat yang
ternaungi (paranet atau pohon) dengan berjajar (10
polybag x 10 polybag).
• Menyiram media tanam polybag dengan larutan
metalaksil 1 gr/Lt Interval 1 bulan sekali dengan
menggunakan gembor.
• Memindahkan bibit tanaman pada persemaian yang
telah berumur 1 BST, potong akar tunjangnya
kemudian lakukan pemberian ZPT dan fungisida
metalaksil lalu tanam pada polybag .
• Setelsh selesai tanam disiram lagi dengan gembor
untuk merapatkan media tanam dengan akar.
• Melakukan penyiraman sesuai dengan kondisi lapang.
Gambar 4
Pemindahan Batang
Bawah ke Polybag
Gambar 5 Bibit
Durian yang Siap
dilakukan Grafting
PERSIAPAN BATANG ATAS (ENTRES/PUCUK)
Persiapan batang atas merupakan rangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman (pohon induk/ entres /pucuk)
yang berasal dari pohon induk yang varietasnya telah dilepas
oleh Kementerian Pertanian dan telah diregistrasi oleh UPT
PSBTPH, sehat, baik pertumbuhannya, diutamakan yang
sudah pernah berbuah, untuk disatukan dengan batang
bawah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tujuan persiapan batang atas adalah menyediakan bahan
tanaman/ bagian dari pohon induk yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan. Entres harus segera digunakan untuk
okulasi maupun untuk sambung, karena penundaan
okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari sejak
pengambilan entres akan menunrunkan presentase bibit
jadi dan memperlambat pertumbuhan (Mahfudin 2000).
Prosedur pelaksanaan persiapan
batang atas
1. Memangkas tunas pucuk yang sudah berumur 3
bulan (mata tunas masa dorman) dari pohon
induk durian yang sudah ditentukan.
2. Melakukan perompesan daun dengan segera
untuk menghindari penguapan yang banyak.
3. Membungkus dengan menggunakan pelepah
pohon pisang dan ikat dengan menggunakan
tali raffia.
GRAFTING
Grafting adalah serangkaian kegiatan penyatuan batang atas
dan batang bawah tanaman menjadi satu dengan jalan
menyayat entres/batang atas membetuk mata baji dan
membelah batang bawah/ Seedling/ zailling membentuk
huruf V dengan menggunakan pisau grafting kemudian
batang atas dimasukkan pada batang bawah dan kemudian
diikat dengan menggunakan plastik es lilin.
Tujuan grafting adalah menyatukan batang atas dan batang
bawah sehingga menghasilkan individu/ tanaman yang
baru yang mempunyai gabungan sifat batang atas dan
batang bawah, yang betujuan mendapatkan generasi baru
yang sesuai dengan diskripsi pohon induk.
Prosedur pelaksanaan grafting pada
tanaman durian
1. Memilih Seedling / batang bawah yang sehat dan berumur 3
bulan.
2. Menyayat batang atas membentuk mata baji dengan panjang
1,5-2,5 cm.
3. Membelah batang bawah membentuk celah huruf V dengan
panjang 1,5 – 2,5 cm.
4. Memasukkan batang atas ke celah batang bawah kemudian
ikat dengan mengunakan tali plastik es mambo/ lilin (yang
telah ditarik) dengan arah ikatan dari bawah ke atas sampai
bekas sayatan tertutup semua.
5. Memberi sungkup susunan zailling/ Seedling durian yang
sudah digrafting dengan menggunakan plastik transparan
sampai minimal 5 cm di bawah sambungan.
6. Jangan melakukan penyiraman pada 1 hari sebelum dan 2
hari setelah grafting
7. Membuka plastik sungkup pucuk entres jika sudah terlihat
pecah tunas baru pada batang atas lebih kurang 1 bulan
setelah grafting
Gambar 6 Entres dan Understem
Durian
Gambar 7 Metode Grafting pada
Durian
Gambar 8 Sungkup dan Hasil
Perlakuan Grafting
SELEKSI/SORTASI DAN PEMELIHARAANBIBIT
Seleksi/ sortasi dan pemeliharaan bibit tanaman adalah
serangkaian kegiatan pemilihan dan memindah tanaman
baru dari hasil grafting yang sudah siap salur (4-6 bulan) dari
grafting yang disusul dengan pemeliharaan secaraoptimal
agar tanaman baru siap salur sehat dan berkualitas.
Tujuan sortasi adalah memilih bibit tanaman durian yang
siap salur ke petani ( siap tanamdi lapangan).
Prosedur pelaksanaan sortasi dan
pemeliharaan bibit tanaman
1. Memilih bibit durian yang sudah jadi dari hasil
grafting, yang tidak jadi disusun kembali ke tempat
semula.
2. Mengangkut dengan menggunakan kereta dorong ke
tempat karantina bibit tanaman.
3. Menyusun bibit tanaman durian dengan rapi (per
kelompok berisi 100 batang), siram dengan
menggunakan gembor.
Gambar 9 Bibit Siap
Sebar
PENGENDALIANHAMA DAN PENYAKIT
Pengendalian hama dan penyakit adalah serangkaian
kegiatan atau tindakan untuk mengontrol dan
mengendalikan populasi hama dan penyakit agar
bibittanaman durian dapat tumbuh dengan optimal dan
lulus sertifikasi dan pelabelan.
Tujuan pengendalian hama dan penyakit adalah
menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil
perbanyakan bibit tanaman (grafting) dan penurunan mutu
(kualitas) bibit tanaman durian yang dihasilkan sehingga
dapat lulus sertifikasi serta menjaga kesehatan bibit
tanaman durian.
Prosedur pelaksanaan pengendalian
hama dan penyakit
1. Melakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala
(seminggu 2 kali).
2. Melakukan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan
musuh alaminya.
3. Memperkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan
dikendalikan.
4. Menentukan tingkat serangan maksimum yang masih
ditolelir.
5. Menetapkan alternative pengendalian hama dan penyakit :
• Perbaikan sanitasi kebun pembibitan dan system
pengairan.
• Mekanisasi (memotong / membuang bagian) memisahkan
polybag yang berisi bibit tanaman yang terserang ke
tempat isolasi.
6. Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir, bila
melewati ambang batas ekonomi. Maka pestisida dapat
digunakan secara berkala.
Beberapa hama dan Penyakit yang
menyerang bibit durian
1. Kutu Putih ( Pseudococus sp.)
 Hama ini menyerang dengan mengisap cairan dan
bisa sebagai pembawa penyakit embun jelaga dan
penyebaran dibantu semut.
 Gejala serangan daun keriting dan merana.
Pengendalian kultur tehnis adalah dengan sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
 Pengendalian secara mekanis dengan cara
memangkas bagian daun atau ranting yang
terinfeksi berat.
 Pengendalian kimiawi dengan cara menyemprot
dengan Insektisida berbahan aktif carbaryl 1,5 gr/lt.
2. Penyakit Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.)
 Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak
warna coklat dan padabagian yang berkayu akan
tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
 Pengendalian kultur teknis dengan cara sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
 Pengendalian mekanik dengan cara memendam
tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian
kimiawi dengan cara disemprot dengan fungisida
sistemik dengan dosis 1-2 gr/Lt.
Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
3. Penyakit Bercak Daun (Jamur Colletotrichum sp.)
 Gejala adanya bercak-bercak besar kering pada
daun tanaman yang akhirnya berlubang.
 Pengendalian kultur tehnis dengan cara sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
 Pengendalian mekanis memangkas bagian daun
atau ranting yang terinfeksi berat.
 Pengendalian kimiawi dengan disemprot dengan
fungisida berbahan aktif binomil 0,5 gr/Lt.
Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
SERTIFIKASI DAN PELABELAN BIBIT TANAMAN
Sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman adalah proses
pemberian sertifikat setelah melalui serangkaian proses
pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta
memenuhi semua persyaratan agar bibit tanaman dapat
diedarkan.
Tujuan sertifikasi bibit adalah menjamin
kemurnian dan kebenaran varietas serta
menjamin ketersediaan bibit tanaman bermutu
secara berkesinambungan.
• Surat bukti hasil determinasi pohon induk,
bukti asal-usul sumber batang atas dan batang
bawah, peta atau denah lokasi penghasil mata
tempel/ bahan sambung/ stek dan legalitas
label dari UPT PSBTPH.
• Peta atau denah lokasi digunakan sebagai
bahan bukti bahwa pohon induk yang diajukan
sertifikasinya benar – benar ada dalam
lingkungan kebun pembibitan.
• Legalitas label digunakan sebagai tanda
legalisasi bibit sesuai dengan kelas bibitnya.
Hal yang dibutuhkan untuk sertifikasi
bibit adalah:
Prosedur pelaksanaan sertifikasi
dan pelabelan bibit tanaman
1. Mengajukan permohonan kepada Unit Pelaksana Teknis
Pengembangan Sertifikasi Bibit Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT. PSBTPH) setempat selambat-
lambatnya 10 hari sebelum dimulai pelaksanaan
pembibit tanamanan (penyemaian batang bawah)
dengan mengisi formulir yang telah disediakan, dan
melampirkan fotokopi Surat Bukti Hasil determinasi
Pohon Induk,bukti asal usul bibit sumber batang atas
dan batang bawah, peta atau denah lokasi penghasil
mata tempel/ bahan sambung/ stek, rencana grafting.
2. Petugas UPT PSBTPH akan melakukan pemeriksaan
sebanyak 4 kali yaitu :
• Sebelum seedling (biji) durian ditanam
• Saat proses grafting
• 3 bulan setelah proses grafting
• 7 hari sebelum disalurkan
Prosedur pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman
3. Mengajukan jumlah label sesuai dengan jumlah bibit
tanaman yang lulus pemeriksaan terakhir.
4. Standar mutu bibit tanaman durian siap salur adalah
tinggi bibit tanaman minimal 40 cm, jumlah daun
minimal 6 tangkai daun, kondisi fisik sehat secara
visual dan umur bibit tanaman sejak grafting 5 – 6
bulan.
5. Melakukan permohonan legalitas label kepada UPT
PSBTPH setempat.
Gambar 10 Contoh
Label dan
Pelabelan Bibit
Tanaman Durian
PENGEMASANDAN PENGANGKUTAN BIBIT
TANAMAN DURIAN
Pengemasan dan pengangkutan adalah serangkaian
kegiatan penyaluran bibit tanaman (distribusi) dari
tempat (kebun bibit) tanaman ke tempat tujuan
(kebun petani,steak holder lainnya).
Tujuan dari pengemasan dan pengangkutan adalah
menghindari resiko kematian bibit tanaman yang
tinggi selama perjalanan dan menghemat biaya
pengiriman dengan memperhatikan resiko
kematian bibit tanaman selama diperjalanan.
Prosedur pelaksanaan pengemasan
dan pengangkutan
1. Pengemasan dan Pengangkutan Jarak Dekat
a. Meletakkan bibit tanaman durian bejajar rapi
dalam kendaraan bak terbuka dan diusahakan
antar polybag satu dengan lainnya saling
menopang. Hindari penyusunan polybag yang
saling menindih.
b. Membatasi barisan bibit tanaman yang paling tepi
dengan menggunakan kayu atau rentangan
tambang agar posisinya lebih kokoh jika masih
tersisa ruangan kosong dalam kendaraan bak
terbuka.
2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
a. Melakukan pencampuran Moss dan ZPT dengan
perbandingan 5 kg Moss: 10 ml ZPT. Kemudian
campuran itu ditambahkan air sampai jenuh.
Campuran ini dapat dipakai untuk melumuri ± 20
tanaman.
b. Melakukan pengurangan jumlah medi tanam
(tanah) sebanyak 70% - 75% volume tanah. Jangan
sampai bola akar rusak atau akar terputus.
c. Melumuri dan lapisi bagian akar bibit tanaman
durian dengan campuran jenuh (Moss, ZPT, dan
air).
d. Memasukkan lagi bibit tanaman yang sudah
dilumuri campuran tersebut ke polybag yang
masih baru, lalu ikat dengan tali raffia.
Prosedur pelaksanaan pengemasan dan pengangkutan
e. Melakukan persiapan karton, meliputi merangkai
karton dengan melakban sisi – sisi karton sehingga
berdiri kokoh, memberikan alas berupa karung
plastik pada dasar karton dan membuat lubang –
lubang ventilasi pada tiap sisi karton agar ada
sirkulasi udara.
f. Melakukan penyusunan bibit tanaman dalam karton
dengan rapi, bibit tanaman yang mempunyai ukuran
lebih tinggi masuk terlebih dahulu, sedangkan yang
berukuran lebih pendek masuk belakangan.
g. Melakukan penggabungan batang-batang bibit
tanaman durian (20 batang per ikat), kemudian
diikat secara melingkar dari bawah keatas sampai
ke pucuk bibit tanaman. Usahakan ikatan jangan
terlalu kencang. Sisa ikatan yang muncul
dipermukaan karton ditutupi dengan lembaran
karung plastik yang basah.
2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
h. Melakukan penutupan karton, dengan cara
melakbannya lakukan modifikasi pada penutup
karton agar pas dengan sisa ikatan batang diatas
permukaan karton.
i. Karton diikat agar lebih kokoh dan tahan banting
pada saat pengangkut.
j. Melakukan transport (pemindahan) karton berisi
bibit tanaman ke pusat-pusat transportasi seperti
Bandar Udara (Kargo) dan pelabuhan laut untuk
kemudian dikirim ke pemesan bibit tanaman.
k. Sebelum dikirim, lakukan pengurusan Sertifikat
Kesehatan Tumbuhan Antar Area di kantor Badan
Karantina Pertanian terdekat.
2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
KESIMPULAN &SARAN
Durian merupakan salah satu komoditas buah yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
berpotensi untuk dikembangkan dalam skala
ekonomi, sehingga upaya peningkatan produksi buah
bermutu dalam jumlah yang mencukupi harus
dilakukan dengan cara peningkatan populasi tanaman
buah serta peningkatan teknologi budidaya yang
dilakukan.
Pengetahuan, ketrampilan dan informasi tentang
teknologi budidaya durian yang baik dan benar perlu
ditambah agar produksi bahan tanam durian menjadi
lebih baik dan akan mengahsilkan tanaman yang baik
pula. Budidaya durian merupakan suatu usaha yang
sangat berpeluang karena durian adalah buah yang
sangat digemari kalangan masyarakat luas dann
merupakan komoditas buah yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
• Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 2012. Standard Operating
Procedure (SOP) Durian Kabupaten Gunungkidul. Dinas Pertanian Daerah
Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta.
• Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 2012. Standar Operasional Prosedur
Pembibitan Durian Bido. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, Dinas
Pertanian Kabupaten Jombang. Jombang.
• Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Pekalongan 2008. Standard
Operating Procedure (SOP) Durian Otong Kabupaten Pekalongan. Direktorat
Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian
Pertanian. Pekalongan.
• Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Tanggamus 2010. Standard
Operating Procedure (SOP) Durian Kajang Kabupaten Tanggamus. Direktorat
Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian
Pertanian. Tanggamus.
• Mahfudin 2000. Pengaruh Lama Penyimpanan Entres terhadap Pertumbuhan
Bibit Hasil Okulasi dan Sambung Pucuk pada Tanaman Durian (Durio
zibethinus Murr.). Fakultas Pertanian Universitas Juanda. Bogor.
• Sumarsono L, Apud Sjaefuddin, Djunaedi Dimyanti dan Abdulrahman 2002.
Teknik Okulasi Bibit Durian pada Stadia Entres dan Model Mata Tempe yang
Berbeda. Buletin Teknik Pertaniaan 7 (1): 10-13.
DURIAN BIBIT

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetHerry Mulyadie
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)nuelsitohang
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Eka Phe
 
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhan
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhanM19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhan
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhanFeisal Rachman Soedibja
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 

What's hot (20)

Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Ppt perkecambahan
Ppt perkecambahanPpt perkecambahan
Ppt perkecambahan
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Kakao
KakaoKakao
Kakao
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
 
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhan
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhanM19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhan
M19 kelompok 7 transportasi pada tumbuhan
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 

Viewers also liked

006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang
006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang
006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassangMara Karma
 
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaKendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaRahma Rizky
 
Kaizen Seminar Presentation
Kaizen Seminar PresentationKaizen Seminar Presentation
Kaizen Seminar PresentationOrange Slides
 

Viewers also liked (7)

Quality control
Quality controlQuality control
Quality control
 
006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang
006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang
006.presentasi pabrik plastik daur ulang patalassang
 
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesiaKendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
Kendala dan prospek pemasaran produk pangan di indonesia
 
Konsep kualitas
Konsep kualitasKonsep kualitas
Konsep kualitas
 
Quality Training
Quality TrainingQuality Training
Quality Training
 
Kerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi HiasKerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi Hias
 
Kaizen Seminar Presentation
Kaizen Seminar PresentationKaizen Seminar Presentation
Kaizen Seminar Presentation
 

Similar to DURIAN BIBIT

Similar to DURIAN BIBIT (20)

Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
 
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangOPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
 
Tugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentationTugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentation
 
Budidaya pisang
Budidaya pisangBudidaya pisang
Budidaya pisang
 
pertemuan 1 dan 2.pptx
pertemuan 1 dan 2.pptxpertemuan 1 dan 2.pptx
pertemuan 1 dan 2.pptx
 
pertemuan 1 dan 2.pptx
pertemuan 1 dan 2.pptxpertemuan 1 dan 2.pptx
pertemuan 1 dan 2.pptx
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 

DURIAN BIBIT

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN Durian dikenal dengan sebutan "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian merupakan salah satu komoditas buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam skala ekonomi. Produksi dan mutu buah durian yang dihasilkan di sentra produksi utama sebagian besar masih rendah. Durian adalah buah yang sangat digemari kalangan masyarakat luas, oleh karena itu perlu adanya bibit unggul agar tanaman yang dihasilkan baik dan hasil produksi juga baik. Bibit unggul merupakan syarat utama untuk menunjang pengembangan tanaman durian. Cara memperoleh bibit unggul tersebut dapat dilakukan dengan cara perbanyakan secara vegetatif seperti okulasi, sambung dan susuan (Sumarsono et al. 2002).
  • 3. DURIAN • Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. • Macam varietas durian tersebut adalah: durian Sukun (Jawa Tengah), Petruk (Jawa Tengah), Sitokong (Betawi), Simas (Bogor), Sunan (Jepara), Montong (Thailand), Kani (Thailand), Sidodol (Kalimantan Selatan), Sijapang (Betawi)dan Sihijau (Kalimantan Selatan).
  • 4. SYARAT TUMBUH • Curah hujan  maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. • Intensitas cahaya matahari:  60-80%. • Suhu rata-rata  20-30 C. • Jenis tanah  grumosol dan ondosol. • pH 5-7  dengan pH optimum 6-6,5. • Ketinggian tempat  tidak lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
  • 5. PERSIAPAN KEBUN BIBIT TANAMAN DANMEDIA TANAM Kegiatan persiapan kebun bibit tanaman dan media tanam berfungsi sebagai media pertumbuhan bagi bibit. Persiapan lahan bertujuan untuk mendapatkan tempat terbuka dengan kondisi tertentu yang sesuai dengan agroklimat yang terkontrol (kelembaban, intensitas sinar matahari dll).
  • 6. Prosedur pelaksanaan persiapan kebun bibit tanaman dan media tanam 1. Membuat perencanaan luas area pembibit tanamanan dan bentuk bedengan sesuai dengan kontur tanah arah utara selatan. 2. Melakukan perencanaan denah lahan, lokasi pengairan, jalan masuk dan keluar kebun bibit tanaman, serta tempat pengumpulan bibit siap salur. 3. Melakukan pembersihan lokasi area pembibit tanamanan dari gulma dan tanaman yang tidak diinginkan. 4. Melakukan pengolahan tanah dan bentuk menjadi bedengan. 5. Memberi naungan paranet di setiap bedengan.
  • 7. PERSIAPAN BATANG BAWAH Persiapan batang bawah merupakan rangkaian kegiatan penyediaan bahan tanaman dari hasil semaian biji durian yang sudah terseleksi dari pohon durian yang mempunyai system perakaran baik dan kuat, toleransi tinggi terhadap hama dan penyakit, kompatibel dengan batang atasnya serta mempunyai daya adaptasi terhadap berbagai jenis kondisi lahan. Tujuan persiapan batang bawah adalah menyediakan tanaman calon batang bawah yang bermutu sesuai dengan standard dan kebutuhan. Biji yang digunakan berasal dari buah yang sudah tua maksimal/masak pohon, sehat), ukuran besar dan seragam serta dari pohon yang telah terpilih.
  • 8. Proses pemisahan buah durian dengan biji 1. Memilih buah durian yang masak pohon/ tua untuk diambil bijinya. 2. Membuang daging buah/ pisahkan daging buah durian dengan bijinya dan kumpulkan biji durian pada keranjang bambu. 3. Melakukan pencucian biji dengan air bersih dan masukan biji ke dalam larutan fungisida dengan bahan aktif binomilsesuai dengan dosis anjuran 0,5 gram/liter kemudian ditiriskan di keranjang bambu. 4. Meletakkan keranjang yang berisi biji/bibit durian yang sudah bersih di tempat teduh jangan sampai kena sinar matahari langsung atau tutup dengan menggunakan mulsa. 5. Melakukan penanaman biji/bibit durian dengan jarak 5 cm,dengan posisi bagian lembaga di bawah di lahan persemaian . 6. Melakukan penutupan dengan mulsa organik.
  • 9. Gambar 1 Persemaian Biji/ Bibit Batang Bawah Gambar 2 Penutupan dengan Mulsa Organik Gambar 3 Persemaian Bibit Durian
  • 10. Pemindahan persemaian ke polybag (1 BST) • Mengisi polybag dengan campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 2 : 1. • Menata polybag yang berisi media pada tempat yang ternaungi (paranet atau pohon) dengan berjajar (10 polybag x 10 polybag). • Menyiram media tanam polybag dengan larutan metalaksil 1 gr/Lt Interval 1 bulan sekali dengan menggunakan gembor. • Memindahkan bibit tanaman pada persemaian yang telah berumur 1 BST, potong akar tunjangnya kemudian lakukan pemberian ZPT dan fungisida metalaksil lalu tanam pada polybag . • Setelsh selesai tanam disiram lagi dengan gembor untuk merapatkan media tanam dengan akar. • Melakukan penyiraman sesuai dengan kondisi lapang.
  • 11. Gambar 4 Pemindahan Batang Bawah ke Polybag Gambar 5 Bibit Durian yang Siap dilakukan Grafting
  • 12. PERSIAPAN BATANG ATAS (ENTRES/PUCUK) Persiapan batang atas merupakan rangkaian kegiatan penyediaan bahan tanaman (pohon induk/ entres /pucuk) yang berasal dari pohon induk yang varietasnya telah dilepas oleh Kementerian Pertanian dan telah diregistrasi oleh UPT PSBTPH, sehat, baik pertumbuhannya, diutamakan yang sudah pernah berbuah, untuk disatukan dengan batang bawah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tujuan persiapan batang atas adalah menyediakan bahan tanaman/ bagian dari pohon induk yang bermutu sesuai dengan kebutuhan. Entres harus segera digunakan untuk okulasi maupun untuk sambung, karena penundaan okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari sejak pengambilan entres akan menunrunkan presentase bibit jadi dan memperlambat pertumbuhan (Mahfudin 2000).
  • 13. Prosedur pelaksanaan persiapan batang atas 1. Memangkas tunas pucuk yang sudah berumur 3 bulan (mata tunas masa dorman) dari pohon induk durian yang sudah ditentukan. 2. Melakukan perompesan daun dengan segera untuk menghindari penguapan yang banyak. 3. Membungkus dengan menggunakan pelepah pohon pisang dan ikat dengan menggunakan tali raffia.
  • 14. GRAFTING Grafting adalah serangkaian kegiatan penyatuan batang atas dan batang bawah tanaman menjadi satu dengan jalan menyayat entres/batang atas membetuk mata baji dan membelah batang bawah/ Seedling/ zailling membentuk huruf V dengan menggunakan pisau grafting kemudian batang atas dimasukkan pada batang bawah dan kemudian diikat dengan menggunakan plastik es lilin. Tujuan grafting adalah menyatukan batang atas dan batang bawah sehingga menghasilkan individu/ tanaman yang baru yang mempunyai gabungan sifat batang atas dan batang bawah, yang betujuan mendapatkan generasi baru yang sesuai dengan diskripsi pohon induk.
  • 15. Prosedur pelaksanaan grafting pada tanaman durian 1. Memilih Seedling / batang bawah yang sehat dan berumur 3 bulan. 2. Menyayat batang atas membentuk mata baji dengan panjang 1,5-2,5 cm. 3. Membelah batang bawah membentuk celah huruf V dengan panjang 1,5 – 2,5 cm. 4. Memasukkan batang atas ke celah batang bawah kemudian ikat dengan mengunakan tali plastik es mambo/ lilin (yang telah ditarik) dengan arah ikatan dari bawah ke atas sampai bekas sayatan tertutup semua. 5. Memberi sungkup susunan zailling/ Seedling durian yang sudah digrafting dengan menggunakan plastik transparan sampai minimal 5 cm di bawah sambungan. 6. Jangan melakukan penyiraman pada 1 hari sebelum dan 2 hari setelah grafting 7. Membuka plastik sungkup pucuk entres jika sudah terlihat pecah tunas baru pada batang atas lebih kurang 1 bulan setelah grafting
  • 16. Gambar 6 Entres dan Understem Durian
  • 17. Gambar 7 Metode Grafting pada Durian
  • 18. Gambar 8 Sungkup dan Hasil Perlakuan Grafting
  • 19. SELEKSI/SORTASI DAN PEMELIHARAANBIBIT Seleksi/ sortasi dan pemeliharaan bibit tanaman adalah serangkaian kegiatan pemilihan dan memindah tanaman baru dari hasil grafting yang sudah siap salur (4-6 bulan) dari grafting yang disusul dengan pemeliharaan secaraoptimal agar tanaman baru siap salur sehat dan berkualitas. Tujuan sortasi adalah memilih bibit tanaman durian yang siap salur ke petani ( siap tanamdi lapangan).
  • 20. Prosedur pelaksanaan sortasi dan pemeliharaan bibit tanaman 1. Memilih bibit durian yang sudah jadi dari hasil grafting, yang tidak jadi disusun kembali ke tempat semula. 2. Mengangkut dengan menggunakan kereta dorong ke tempat karantina bibit tanaman. 3. Menyusun bibit tanaman durian dengan rapi (per kelompok berisi 100 batang), siram dengan menggunakan gembor. Gambar 9 Bibit Siap Sebar
  • 21. PENGENDALIANHAMA DAN PENYAKIT Pengendalian hama dan penyakit adalah serangkaian kegiatan atau tindakan untuk mengontrol dan mengendalikan populasi hama dan penyakit agar bibittanaman durian dapat tumbuh dengan optimal dan lulus sertifikasi dan pelabelan. Tujuan pengendalian hama dan penyakit adalah menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil perbanyakan bibit tanaman (grafting) dan penurunan mutu (kualitas) bibit tanaman durian yang dihasilkan sehingga dapat lulus sertifikasi serta menjaga kesehatan bibit tanaman durian.
  • 22. Prosedur pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit 1. Melakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu 2 kali). 2. Melakukan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. 3. Memperkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. 4. Menentukan tingkat serangan maksimum yang masih ditolelir. 5. Menetapkan alternative pengendalian hama dan penyakit : • Perbaikan sanitasi kebun pembibitan dan system pengairan. • Mekanisasi (memotong / membuang bagian) memisahkan polybag yang berisi bibit tanaman yang terserang ke tempat isolasi. 6. Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir, bila melewati ambang batas ekonomi. Maka pestisida dapat digunakan secara berkala.
  • 23. Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian 1. Kutu Putih ( Pseudococus sp.)  Hama ini menyerang dengan mengisap cairan dan bisa sebagai pembawa penyakit embun jelaga dan penyebaran dibantu semut.  Gejala serangan daun keriting dan merana. Pengendalian kultur tehnis adalah dengan sanitasi lingkungan kebun bibit tanaman.  Pengendalian secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun atau ranting yang terinfeksi berat.  Pengendalian kimiawi dengan cara menyemprot dengan Insektisida berbahan aktif carbaryl 1,5 gr/lt.
  • 24. 2. Penyakit Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.)  Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan padabagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat.  Pengendalian kultur teknis dengan cara sanitasi lingkungan kebun bibit tanaman.  Pengendalian mekanik dengan cara memendam tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian kimiawi dengan cara disemprot dengan fungisida sistemik dengan dosis 1-2 gr/Lt. Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
  • 25. 3. Penyakit Bercak Daun (Jamur Colletotrichum sp.)  Gejala adanya bercak-bercak besar kering pada daun tanaman yang akhirnya berlubang.  Pengendalian kultur tehnis dengan cara sanitasi lingkungan kebun bibit tanaman.  Pengendalian mekanis memangkas bagian daun atau ranting yang terinfeksi berat.  Pengendalian kimiawi dengan disemprot dengan fungisida berbahan aktif binomil 0,5 gr/Lt. Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
  • 26. SERTIFIKASI DAN PELABELAN BIBIT TANAMAN Sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman adalah proses pemberian sertifikat setelah melalui serangkaian proses pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan agar bibit tanaman dapat diedarkan. Tujuan sertifikasi bibit adalah menjamin kemurnian dan kebenaran varietas serta menjamin ketersediaan bibit tanaman bermutu secara berkesinambungan.
  • 27. • Surat bukti hasil determinasi pohon induk, bukti asal-usul sumber batang atas dan batang bawah, peta atau denah lokasi penghasil mata tempel/ bahan sambung/ stek dan legalitas label dari UPT PSBTPH. • Peta atau denah lokasi digunakan sebagai bahan bukti bahwa pohon induk yang diajukan sertifikasinya benar – benar ada dalam lingkungan kebun pembibitan. • Legalitas label digunakan sebagai tanda legalisasi bibit sesuai dengan kelas bibitnya. Hal yang dibutuhkan untuk sertifikasi bibit adalah:
  • 28. Prosedur pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman 1. Mengajukan permohonan kepada Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Sertifikasi Bibit Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT. PSBTPH) setempat selambat- lambatnya 10 hari sebelum dimulai pelaksanaan pembibit tanamanan (penyemaian batang bawah) dengan mengisi formulir yang telah disediakan, dan melampirkan fotokopi Surat Bukti Hasil determinasi Pohon Induk,bukti asal usul bibit sumber batang atas dan batang bawah, peta atau denah lokasi penghasil mata tempel/ bahan sambung/ stek, rencana grafting. 2. Petugas UPT PSBTPH akan melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali yaitu : • Sebelum seedling (biji) durian ditanam • Saat proses grafting • 3 bulan setelah proses grafting • 7 hari sebelum disalurkan
  • 29. Prosedur pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman 3. Mengajukan jumlah label sesuai dengan jumlah bibit tanaman yang lulus pemeriksaan terakhir. 4. Standar mutu bibit tanaman durian siap salur adalah tinggi bibit tanaman minimal 40 cm, jumlah daun minimal 6 tangkai daun, kondisi fisik sehat secara visual dan umur bibit tanaman sejak grafting 5 – 6 bulan. 5. Melakukan permohonan legalitas label kepada UPT PSBTPH setempat.
  • 30. Gambar 10 Contoh Label dan Pelabelan Bibit Tanaman Durian
  • 31. PENGEMASANDAN PENGANGKUTAN BIBIT TANAMAN DURIAN Pengemasan dan pengangkutan adalah serangkaian kegiatan penyaluran bibit tanaman (distribusi) dari tempat (kebun bibit) tanaman ke tempat tujuan (kebun petani,steak holder lainnya). Tujuan dari pengemasan dan pengangkutan adalah menghindari resiko kematian bibit tanaman yang tinggi selama perjalanan dan menghemat biaya pengiriman dengan memperhatikan resiko kematian bibit tanaman selama diperjalanan.
  • 32. Prosedur pelaksanaan pengemasan dan pengangkutan 1. Pengemasan dan Pengangkutan Jarak Dekat a. Meletakkan bibit tanaman durian bejajar rapi dalam kendaraan bak terbuka dan diusahakan antar polybag satu dengan lainnya saling menopang. Hindari penyusunan polybag yang saling menindih. b. Membatasi barisan bibit tanaman yang paling tepi dengan menggunakan kayu atau rentangan tambang agar posisinya lebih kokoh jika masih tersisa ruangan kosong dalam kendaraan bak terbuka.
  • 33. 2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh a. Melakukan pencampuran Moss dan ZPT dengan perbandingan 5 kg Moss: 10 ml ZPT. Kemudian campuran itu ditambahkan air sampai jenuh. Campuran ini dapat dipakai untuk melumuri ± 20 tanaman. b. Melakukan pengurangan jumlah medi tanam (tanah) sebanyak 70% - 75% volume tanah. Jangan sampai bola akar rusak atau akar terputus. c. Melumuri dan lapisi bagian akar bibit tanaman durian dengan campuran jenuh (Moss, ZPT, dan air). d. Memasukkan lagi bibit tanaman yang sudah dilumuri campuran tersebut ke polybag yang masih baru, lalu ikat dengan tali raffia. Prosedur pelaksanaan pengemasan dan pengangkutan
  • 34. e. Melakukan persiapan karton, meliputi merangkai karton dengan melakban sisi – sisi karton sehingga berdiri kokoh, memberikan alas berupa karung plastik pada dasar karton dan membuat lubang – lubang ventilasi pada tiap sisi karton agar ada sirkulasi udara. f. Melakukan penyusunan bibit tanaman dalam karton dengan rapi, bibit tanaman yang mempunyai ukuran lebih tinggi masuk terlebih dahulu, sedangkan yang berukuran lebih pendek masuk belakangan. g. Melakukan penggabungan batang-batang bibit tanaman durian (20 batang per ikat), kemudian diikat secara melingkar dari bawah keatas sampai ke pucuk bibit tanaman. Usahakan ikatan jangan terlalu kencang. Sisa ikatan yang muncul dipermukaan karton ditutupi dengan lembaran karung plastik yang basah. 2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
  • 35. h. Melakukan penutupan karton, dengan cara melakbannya lakukan modifikasi pada penutup karton agar pas dengan sisa ikatan batang diatas permukaan karton. i. Karton diikat agar lebih kokoh dan tahan banting pada saat pengangkut. j. Melakukan transport (pemindahan) karton berisi bibit tanaman ke pusat-pusat transportasi seperti Bandar Udara (Kargo) dan pelabuhan laut untuk kemudian dikirim ke pemesan bibit tanaman. k. Sebelum dikirim, lakukan pengurusan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area di kantor Badan Karantina Pertanian terdekat. 2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
  • 36. KESIMPULAN &SARAN Durian merupakan salah satu komoditas buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam skala ekonomi, sehingga upaya peningkatan produksi buah bermutu dalam jumlah yang mencukupi harus dilakukan dengan cara peningkatan populasi tanaman buah serta peningkatan teknologi budidaya yang dilakukan. Pengetahuan, ketrampilan dan informasi tentang teknologi budidaya durian yang baik dan benar perlu ditambah agar produksi bahan tanam durian menjadi lebih baik dan akan mengahsilkan tanaman yang baik pula. Budidaya durian merupakan suatu usaha yang sangat berpeluang karena durian adalah buah yang sangat digemari kalangan masyarakat luas dann merupakan komoditas buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
  • 37. DAFTAR PUSTAKA • Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 2012. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Kabupaten Gunungkidul. Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta. • Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 2012. Standar Operasional Prosedur Pembibitan Durian Bido. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang. Jombang. • Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Pekalongan 2008. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Otong Kabupaten Pekalongan. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian. Pekalongan. • Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Tanggamus 2010. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Kajang Kabupaten Tanggamus. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian. Tanggamus. • Mahfudin 2000. Pengaruh Lama Penyimpanan Entres terhadap Pertumbuhan Bibit Hasil Okulasi dan Sambung Pucuk pada Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.). Fakultas Pertanian Universitas Juanda. Bogor. • Sumarsono L, Apud Sjaefuddin, Djunaedi Dimyanti dan Abdulrahman 2002. Teknik Okulasi Bibit Durian pada Stadia Entres dan Model Mata Tempe yang Berbeda. Buletin Teknik Pertaniaan 7 (1): 10-13.