2. PENDAHULUAN
Durian dikenal dengan sebutan "raja dari segala buah"
(King of Fruit). Durian merupakan salah satu komoditas
buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
berpotensi untuk dikembangkan dalam skala ekonomi.
Produksi dan mutu buah durian yang dihasilkan di sentra
produksi utama sebagian besar masih rendah.
Durian adalah buah yang sangat digemari kalangan
masyarakat luas, oleh karena itu perlu adanya bibit unggul
agar tanaman yang dihasilkan baik dan hasil produksi juga
baik. Bibit unggul merupakan syarat utama untuk
menunjang pengembangan tanaman durian. Cara
memperoleh bibit unggul tersebut dapat dilakukan dengan
cara perbanyakan secara vegetatif seperti okulasi, sambung
dan susuan (Sumarsono et al. 2002).
3. DURIAN
• Ada puluhan durian yang diakui
keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk
dikembangkan.
• Macam varietas durian tersebut adalah:
durian Sukun (Jawa Tengah), Petruk (Jawa
Tengah), Sitokong (Betawi), Simas (Bogor),
Sunan (Jepara), Montong (Thailand), Kani
(Thailand), Sidodol (Kalimantan Selatan),
Sijapang (Betawi)dan Sihijau (Kalimantan
Selatan).
4. SYARAT TUMBUH
• Curah hujan maksimum 3000-3500
mm/tahun dan minimal 1500-3000
mm/tahun.
• Intensitas cahaya matahari: 60-80%.
• Suhu rata-rata 20-30 C.
• Jenis tanah grumosol dan ondosol.
• pH 5-7 dengan pH optimum 6-6,5.
• Ketinggian tempat tidak lebih dari 800
m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian
yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
5. PERSIAPAN KEBUN BIBIT TANAMAN
DANMEDIA TANAM
Kegiatan persiapan kebun bibit tanaman dan media
tanam berfungsi sebagai media pertumbuhan bagi bibit.
Persiapan lahan bertujuan untuk mendapatkan tempat
terbuka dengan kondisi tertentu yang sesuai dengan
agroklimat yang terkontrol (kelembaban, intensitas sinar
matahari dll).
6. Prosedur pelaksanaan persiapan kebun
bibit tanaman dan media tanam
1. Membuat perencanaan luas area pembibit
tanamanan dan bentuk bedengan sesuai dengan
kontur tanah arah utara selatan.
2. Melakukan perencanaan denah lahan, lokasi
pengairan, jalan masuk dan keluar kebun bibit
tanaman, serta tempat pengumpulan bibit siap
salur.
3. Melakukan pembersihan lokasi area pembibit
tanamanan dari gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan.
4. Melakukan pengolahan tanah dan bentuk
menjadi bedengan.
5. Memberi naungan paranet di setiap bedengan.
7. PERSIAPAN BATANG BAWAH
Persiapan batang bawah merupakan rangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman dari hasil semaian biji durian
yang sudah terseleksi dari pohon durian yang mempunyai
system perakaran baik dan kuat, toleransi tinggi terhadap
hama dan penyakit, kompatibel dengan batang atasnya
serta mempunyai daya adaptasi terhadap berbagai jenis
kondisi lahan.
Tujuan persiapan batang bawah adalah menyediakan
tanaman calon batang bawah yang bermutu sesuai
dengan standard dan kebutuhan.
Biji yang digunakan berasal dari buah yang
sudah tua maksimal/masak pohon, sehat),
ukuran besar dan seragam serta dari pohon
yang telah terpilih.
8. Proses pemisahan buah durian dengan
biji
1. Memilih buah durian yang masak pohon/ tua untuk
diambil bijinya.
2. Membuang daging buah/ pisahkan daging buah
durian dengan bijinya dan kumpulkan biji durian
pada keranjang bambu.
3. Melakukan pencucian biji dengan air bersih dan
masukan biji ke dalam larutan fungisida dengan
bahan aktif binomilsesuai dengan dosis anjuran 0,5
gram/liter kemudian ditiriskan di keranjang bambu.
4. Meletakkan keranjang yang berisi biji/bibit durian
yang sudah bersih di tempat teduh jangan sampai
kena sinar matahari langsung atau tutup dengan
menggunakan mulsa.
5. Melakukan penanaman biji/bibit durian dengan
jarak 5 cm,dengan posisi bagian lembaga di bawah di
lahan persemaian .
6. Melakukan penutupan dengan mulsa organik.
9. Gambar 1 Persemaian Biji/
Bibit Batang Bawah
Gambar 2 Penutupan
dengan Mulsa Organik
Gambar 3 Persemaian
Bibit Durian
10. Pemindahan persemaian ke polybag
(1 BST)
• Mengisi polybag dengan campuran tanah dan pupuk
organik dengan perbandingan 2 : 1.
• Menata polybag yang berisi media pada tempat yang
ternaungi (paranet atau pohon) dengan berjajar (10
polybag x 10 polybag).
• Menyiram media tanam polybag dengan larutan
metalaksil 1 gr/Lt Interval 1 bulan sekali dengan
menggunakan gembor.
• Memindahkan bibit tanaman pada persemaian yang
telah berumur 1 BST, potong akar tunjangnya
kemudian lakukan pemberian ZPT dan fungisida
metalaksil lalu tanam pada polybag .
• Setelsh selesai tanam disiram lagi dengan gembor
untuk merapatkan media tanam dengan akar.
• Melakukan penyiraman sesuai dengan kondisi lapang.
12. PERSIAPAN BATANG ATAS (ENTRES/PUCUK)
Persiapan batang atas merupakan rangkaian kegiatan
penyediaan bahan tanaman (pohon induk/ entres /pucuk)
yang berasal dari pohon induk yang varietasnya telah dilepas
oleh Kementerian Pertanian dan telah diregistrasi oleh UPT
PSBTPH, sehat, baik pertumbuhannya, diutamakan yang
sudah pernah berbuah, untuk disatukan dengan batang
bawah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tujuan persiapan batang atas adalah menyediakan bahan
tanaman/ bagian dari pohon induk yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan. Entres harus segera digunakan untuk
okulasi maupun untuk sambung, karena penundaan
okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari sejak
pengambilan entres akan menunrunkan presentase bibit
jadi dan memperlambat pertumbuhan (Mahfudin 2000).
13. Prosedur pelaksanaan persiapan
batang atas
1. Memangkas tunas pucuk yang sudah berumur 3
bulan (mata tunas masa dorman) dari pohon
induk durian yang sudah ditentukan.
2. Melakukan perompesan daun dengan segera
untuk menghindari penguapan yang banyak.
3. Membungkus dengan menggunakan pelepah
pohon pisang dan ikat dengan menggunakan
tali raffia.
14. GRAFTING
Grafting adalah serangkaian kegiatan penyatuan batang atas
dan batang bawah tanaman menjadi satu dengan jalan
menyayat entres/batang atas membetuk mata baji dan
membelah batang bawah/ Seedling/ zailling membentuk
huruf V dengan menggunakan pisau grafting kemudian
batang atas dimasukkan pada batang bawah dan kemudian
diikat dengan menggunakan plastik es lilin.
Tujuan grafting adalah menyatukan batang atas dan batang
bawah sehingga menghasilkan individu/ tanaman yang
baru yang mempunyai gabungan sifat batang atas dan
batang bawah, yang betujuan mendapatkan generasi baru
yang sesuai dengan diskripsi pohon induk.
15. Prosedur pelaksanaan grafting pada
tanaman durian
1. Memilih Seedling / batang bawah yang sehat dan berumur 3
bulan.
2. Menyayat batang atas membentuk mata baji dengan panjang
1,5-2,5 cm.
3. Membelah batang bawah membentuk celah huruf V dengan
panjang 1,5 – 2,5 cm.
4. Memasukkan batang atas ke celah batang bawah kemudian
ikat dengan mengunakan tali plastik es mambo/ lilin (yang
telah ditarik) dengan arah ikatan dari bawah ke atas sampai
bekas sayatan tertutup semua.
5. Memberi sungkup susunan zailling/ Seedling durian yang
sudah digrafting dengan menggunakan plastik transparan
sampai minimal 5 cm di bawah sambungan.
6. Jangan melakukan penyiraman pada 1 hari sebelum dan 2
hari setelah grafting
7. Membuka plastik sungkup pucuk entres jika sudah terlihat
pecah tunas baru pada batang atas lebih kurang 1 bulan
setelah grafting
19. SELEKSI/SORTASI DAN PEMELIHARAANBIBIT
Seleksi/ sortasi dan pemeliharaan bibit tanaman adalah
serangkaian kegiatan pemilihan dan memindah tanaman
baru dari hasil grafting yang sudah siap salur (4-6 bulan) dari
grafting yang disusul dengan pemeliharaan secaraoptimal
agar tanaman baru siap salur sehat dan berkualitas.
Tujuan sortasi adalah memilih bibit tanaman durian yang
siap salur ke petani ( siap tanamdi lapangan).
20. Prosedur pelaksanaan sortasi dan
pemeliharaan bibit tanaman
1. Memilih bibit durian yang sudah jadi dari hasil
grafting, yang tidak jadi disusun kembali ke tempat
semula.
2. Mengangkut dengan menggunakan kereta dorong ke
tempat karantina bibit tanaman.
3. Menyusun bibit tanaman durian dengan rapi (per
kelompok berisi 100 batang), siram dengan
menggunakan gembor.
Gambar 9 Bibit Siap
Sebar
21. PENGENDALIANHAMA DAN PENYAKIT
Pengendalian hama dan penyakit adalah serangkaian
kegiatan atau tindakan untuk mengontrol dan
mengendalikan populasi hama dan penyakit agar
bibittanaman durian dapat tumbuh dengan optimal dan
lulus sertifikasi dan pelabelan.
Tujuan pengendalian hama dan penyakit adalah
menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil
perbanyakan bibit tanaman (grafting) dan penurunan mutu
(kualitas) bibit tanaman durian yang dihasilkan sehingga
dapat lulus sertifikasi serta menjaga kesehatan bibit
tanaman durian.
22. Prosedur pelaksanaan pengendalian
hama dan penyakit
1. Melakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala
(seminggu 2 kali).
2. Melakukan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan
musuh alaminya.
3. Memperkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan
dikendalikan.
4. Menentukan tingkat serangan maksimum yang masih
ditolelir.
5. Menetapkan alternative pengendalian hama dan penyakit :
• Perbaikan sanitasi kebun pembibitan dan system
pengairan.
• Mekanisasi (memotong / membuang bagian) memisahkan
polybag yang berisi bibit tanaman yang terserang ke
tempat isolasi.
6. Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir, bila
melewati ambang batas ekonomi. Maka pestisida dapat
digunakan secara berkala.
23. Beberapa hama dan Penyakit yang
menyerang bibit durian
1. Kutu Putih ( Pseudococus sp.)
Hama ini menyerang dengan mengisap cairan dan
bisa sebagai pembawa penyakit embun jelaga dan
penyebaran dibantu semut.
Gejala serangan daun keriting dan merana.
Pengendalian kultur tehnis adalah dengan sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
Pengendalian secara mekanis dengan cara
memangkas bagian daun atau ranting yang
terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi dengan cara menyemprot
dengan Insektisida berbahan aktif carbaryl 1,5 gr/lt.
24. 2. Penyakit Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.)
Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak
warna coklat dan padabagian yang berkayu akan
tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
Pengendalian kultur teknis dengan cara sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
Pengendalian mekanik dengan cara memendam
tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian
kimiawi dengan cara disemprot dengan fungisida
sistemik dengan dosis 1-2 gr/Lt.
Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
25. 3. Penyakit Bercak Daun (Jamur Colletotrichum sp.)
Gejala adanya bercak-bercak besar kering pada
daun tanaman yang akhirnya berlubang.
Pengendalian kultur tehnis dengan cara sanitasi
lingkungan kebun bibit tanaman.
Pengendalian mekanis memangkas bagian daun
atau ranting yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi dengan disemprot dengan
fungisida berbahan aktif binomil 0,5 gr/Lt.
Beberapa hama dan Penyakit yang menyerang bibit durian
26. SERTIFIKASI DAN PELABELAN BIBIT TANAMAN
Sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman adalah proses
pemberian sertifikat setelah melalui serangkaian proses
pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta
memenuhi semua persyaratan agar bibit tanaman dapat
diedarkan.
Tujuan sertifikasi bibit adalah menjamin
kemurnian dan kebenaran varietas serta
menjamin ketersediaan bibit tanaman bermutu
secara berkesinambungan.
27. • Surat bukti hasil determinasi pohon induk,
bukti asal-usul sumber batang atas dan batang
bawah, peta atau denah lokasi penghasil mata
tempel/ bahan sambung/ stek dan legalitas
label dari UPT PSBTPH.
• Peta atau denah lokasi digunakan sebagai
bahan bukti bahwa pohon induk yang diajukan
sertifikasinya benar – benar ada dalam
lingkungan kebun pembibitan.
• Legalitas label digunakan sebagai tanda
legalisasi bibit sesuai dengan kelas bibitnya.
Hal yang dibutuhkan untuk sertifikasi
bibit adalah:
28. Prosedur pelaksanaan sertifikasi
dan pelabelan bibit tanaman
1. Mengajukan permohonan kepada Unit Pelaksana Teknis
Pengembangan Sertifikasi Bibit Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT. PSBTPH) setempat selambat-
lambatnya 10 hari sebelum dimulai pelaksanaan
pembibit tanamanan (penyemaian batang bawah)
dengan mengisi formulir yang telah disediakan, dan
melampirkan fotokopi Surat Bukti Hasil determinasi
Pohon Induk,bukti asal usul bibit sumber batang atas
dan batang bawah, peta atau denah lokasi penghasil
mata tempel/ bahan sambung/ stek, rencana grafting.
2. Petugas UPT PSBTPH akan melakukan pemeriksaan
sebanyak 4 kali yaitu :
• Sebelum seedling (biji) durian ditanam
• Saat proses grafting
• 3 bulan setelah proses grafting
• 7 hari sebelum disalurkan
29. Prosedur pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan bibit tanaman
3. Mengajukan jumlah label sesuai dengan jumlah bibit
tanaman yang lulus pemeriksaan terakhir.
4. Standar mutu bibit tanaman durian siap salur adalah
tinggi bibit tanaman minimal 40 cm, jumlah daun
minimal 6 tangkai daun, kondisi fisik sehat secara
visual dan umur bibit tanaman sejak grafting 5 – 6
bulan.
5. Melakukan permohonan legalitas label kepada UPT
PSBTPH setempat.
31. PENGEMASANDAN PENGANGKUTAN BIBIT
TANAMAN DURIAN
Pengemasan dan pengangkutan adalah serangkaian
kegiatan penyaluran bibit tanaman (distribusi) dari
tempat (kebun bibit) tanaman ke tempat tujuan
(kebun petani,steak holder lainnya).
Tujuan dari pengemasan dan pengangkutan adalah
menghindari resiko kematian bibit tanaman yang
tinggi selama perjalanan dan menghemat biaya
pengiriman dengan memperhatikan resiko
kematian bibit tanaman selama diperjalanan.
32. Prosedur pelaksanaan pengemasan
dan pengangkutan
1. Pengemasan dan Pengangkutan Jarak Dekat
a. Meletakkan bibit tanaman durian bejajar rapi
dalam kendaraan bak terbuka dan diusahakan
antar polybag satu dengan lainnya saling
menopang. Hindari penyusunan polybag yang
saling menindih.
b. Membatasi barisan bibit tanaman yang paling tepi
dengan menggunakan kayu atau rentangan
tambang agar posisinya lebih kokoh jika masih
tersisa ruangan kosong dalam kendaraan bak
terbuka.
33. 2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
a. Melakukan pencampuran Moss dan ZPT dengan
perbandingan 5 kg Moss: 10 ml ZPT. Kemudian
campuran itu ditambahkan air sampai jenuh.
Campuran ini dapat dipakai untuk melumuri ± 20
tanaman.
b. Melakukan pengurangan jumlah medi tanam
(tanah) sebanyak 70% - 75% volume tanah. Jangan
sampai bola akar rusak atau akar terputus.
c. Melumuri dan lapisi bagian akar bibit tanaman
durian dengan campuran jenuh (Moss, ZPT, dan
air).
d. Memasukkan lagi bibit tanaman yang sudah
dilumuri campuran tersebut ke polybag yang
masih baru, lalu ikat dengan tali raffia.
Prosedur pelaksanaan pengemasan dan pengangkutan
34. e. Melakukan persiapan karton, meliputi merangkai
karton dengan melakban sisi – sisi karton sehingga
berdiri kokoh, memberikan alas berupa karung
plastik pada dasar karton dan membuat lubang –
lubang ventilasi pada tiap sisi karton agar ada
sirkulasi udara.
f. Melakukan penyusunan bibit tanaman dalam karton
dengan rapi, bibit tanaman yang mempunyai ukuran
lebih tinggi masuk terlebih dahulu, sedangkan yang
berukuran lebih pendek masuk belakangan.
g. Melakukan penggabungan batang-batang bibit
tanaman durian (20 batang per ikat), kemudian
diikat secara melingkar dari bawah keatas sampai
ke pucuk bibit tanaman. Usahakan ikatan jangan
terlalu kencang. Sisa ikatan yang muncul
dipermukaan karton ditutupi dengan lembaran
karung plastik yang basah.
2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
35. h. Melakukan penutupan karton, dengan cara
melakbannya lakukan modifikasi pada penutup
karton agar pas dengan sisa ikatan batang diatas
permukaan karton.
i. Karton diikat agar lebih kokoh dan tahan banting
pada saat pengangkut.
j. Melakukan transport (pemindahan) karton berisi
bibit tanaman ke pusat-pusat transportasi seperti
Bandar Udara (Kargo) dan pelabuhan laut untuk
kemudian dikirim ke pemesan bibit tanaman.
k. Sebelum dikirim, lakukan pengurusan Sertifikat
Kesehatan Tumbuhan Antar Area di kantor Badan
Karantina Pertanian terdekat.
2. Pengemasan dan pengangkutan Jarak jauh
36. KESIMPULAN &SARAN
Durian merupakan salah satu komoditas buah yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
berpotensi untuk dikembangkan dalam skala
ekonomi, sehingga upaya peningkatan produksi buah
bermutu dalam jumlah yang mencukupi harus
dilakukan dengan cara peningkatan populasi tanaman
buah serta peningkatan teknologi budidaya yang
dilakukan.
Pengetahuan, ketrampilan dan informasi tentang
teknologi budidaya durian yang baik dan benar perlu
ditambah agar produksi bahan tanam durian menjadi
lebih baik dan akan mengahsilkan tanaman yang baik
pula. Budidaya durian merupakan suatu usaha yang
sangat berpeluang karena durian adalah buah yang
sangat digemari kalangan masyarakat luas dann
merupakan komoditas buah yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi.
37. DAFTAR PUSTAKA
• Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 2012. Standard Operating
Procedure (SOP) Durian Kabupaten Gunungkidul. Dinas Pertanian Daerah
Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta.
• Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 2012. Standar Operasional Prosedur
Pembibitan Durian Bido. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, Dinas
Pertanian Kabupaten Jombang. Jombang.
• Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Pekalongan 2008. Standard
Operating Procedure (SOP) Durian Otong Kabupaten Pekalongan. Direktorat
Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian
Pertanian. Pekalongan.
• Direktorat Budidaya Tanaman Buah Kabupaten Tanggamus 2010. Standard
Operating Procedure (SOP) Durian Kajang Kabupaten Tanggamus. Direktorat
Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian
Pertanian. Tanggamus.
• Mahfudin 2000. Pengaruh Lama Penyimpanan Entres terhadap Pertumbuhan
Bibit Hasil Okulasi dan Sambung Pucuk pada Tanaman Durian (Durio
zibethinus Murr.). Fakultas Pertanian Universitas Juanda. Bogor.
• Sumarsono L, Apud Sjaefuddin, Djunaedi Dimyanti dan Abdulrahman 2002.
Teknik Okulasi Bibit Durian pada Stadia Entres dan Model Mata Tempe yang
Berbeda. Buletin Teknik Pertaniaan 7 (1): 10-13.