SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
REKAYASA SOSIAL PEMULIA BATUGAMPING:
Belajar dari Tradisi Bakar Batugamping Pamotan, Rembang, JawaTengah

Oleh: Suhadi Rembang

Tulisan1 mengenai batugamping Pamotan ini bermuara pada issue rekayasa sosial, yaitu
tentang pemberdayaan masyarakat Pamotan berbasis sumber daya lokal. Issue
pemberdayaan sosial yang ditawarkan yaitu dalam bentuk menciptakan industri kreatif
berbahan baku batugamping.

Kajian ini dilatarbelakangi tentang perilaku eksplorasi batuan dan tambang di Pamotan
yang dikendalikan oleh investor. Hingga saat ini, eksplorasi sumber daya alam Pamotan
cenderung sedikit menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat rendahnya daya serap
lapangan pekerjaan dan perilaku urbanisasi angkatan kerja muda Pamotan ke luar
kawasan penghasil batugamping ini. Realitas sosial ini tanpa disadari karena eksplorasi
sumber daya alam sekitar tanpa tindakan rekayasa sosial ekonomi yang matang. Hasil
batuan dan tambang Pamotan hanya dikirim ke pasaran dalam bentuk bahan baku dan
setengah jadi yang memiliki nilai tawar rendahan.

Berdasarkan latar belakang di atas, telah mendesak kiranya dilakukan rekayasa sosial
dengan menciptakan home industri ekonomi berbasis sumber daya lokal. Batugamping
yang memiliki aneka ragam fungsi, kiranya dapat dikembangkan dalam bentuk sentra
industri kreatif berbahan baku lokal. Dengan demikian masyarakat pemulia batugamping
ini dapat meningkat taraf hidup dengan penuh harapan, bukan dibayang-bayangi
kecemburuan sosial dan resiko berinteraksi dengan alam yang mengancam kehidupan.

Kajian ini memuat tentang; demografi pemulia batugamping, bangunan bersejarah, asal-
usul batu kapur, batuan, sedimen, dan batugamping, asap tebal dan reaksi kimia,
teknologi tradisional batugamping, resiko penambangan, fungsi batugamping, dan
rekayasa industri kreatif berbahan baku material dan tenaga kerja lokal.

Demografi Pemulia Batugamping

Kabupaten Rembang di Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya2 dengan bahan
tambang. Kekayaan tambang tersebut diantaranya batu kapur/batugamping, andesit,
pasir kwarsa, tras, pospat, tanah liat, batubara, gipsum,kalsit, dolomit dan bahan
tambang lain. Lokasi yang memiliki sumber daya tambang batu kapur/ batu gamping di
Rembang yaitu Pamotan, termasuk juga Sale.

Berdasarkan Hasil Pencacahan Sensus Penduduk 20103, jumlah penduduk
Kabupaten Rembang adalah 591.617 orang yang terdiri atas 295.244 laki-laki

1
  Kajian tentang batugamping dilakukan penulis (Suhadi Rembang, guru SMA N Pamotan tahun
2011) ini, sebagai wujud pengabdian dan kontribusi diri dan lembaga dalam bentuk ide/ gagasan
terhadap lingkungan dan masyarakat Pamotan, Rembang, Jawa Tengah. Perilaku eksplorasi
sumber daya alam Pamotan pada suatu hari tentu akan terhenti karena kekayaan alam yang
dimiliki bersifat tidak terbarukan (non-renewable).
2
  http://www.rembangkab.go.id/pertambangan


                              Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |          1
dan 296.373 perempuan. Adapun jumlah penduduk Pamotan berdasarkan jenis
kelamin yaitu laki-laki sejumlah 21.946 orang dan jumlah penduduk perempuan
sejumlah 22.014 orang. Jumlah penduduk masyarakat pamotan keseluruhan yaitu
43.960 orang.

Laju pertumbuhan penduduk Pamotan mencapai 0, 19 %. Pada saat yang sama, laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Rembang per tahun selama sepuluh tahun
terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,49 persen.     Pamotan dengan
pertumbuhan 0,19% di atas, jumlah rumah tangga masyarakat mencapai mencapai
12.036 buah dengan jumlah hunia tempat tinggal sebanyak 12.291 buah. Laju
pertumbuhan penduduk ini sebagai angkatan kerja yang aktif sebagai penanti dan
pencipta lapangan pekerjaan. Untuk itu perlu diciptakan dan dipicu keberadaan
lapangan pekerjaan yang hadap dengan produk lokal.

Bangunan Bersejarah

Dalam konsteks historis, Pamotan memiliki beberapa bangunan bersejarah4 semasa
pemerintahan Belanda. Bangunan bersejarah yang ada di Pamotan diantaranya, tiga
cerobong asap sisa pembakaran pabrik keramik milik pemerintah Belanda yang kini
masih ada. Dua bangunan cerobong asap itu dalam keadaan masih utuh dan satu
cerobong asap dalam keadaan patah. Ketinggian cerobong asap tersebut mencapai
kurang lebih 100 meter.

Kawasan pamotan juga disebut-sebut5 memiliki ragam keunikan. Kawasan ini selain
menyimpan banyak kenangan sebagai kawasan industri, kawasan transportasi
perkeretaapian, kawasan lumbung pangan, kawasan tambang, hingga kawasan yang
memproduksi golongan terdidik dan religius.

Dalam sumber yang sama dilaporkan, pada jaman penjajahan, kawasan industri senjata
dan perabot rumah tangga telah eksis di kawasan ini (saat ini kawasan tersebut adalah
dukuh Mbabrik desa Pamotan). Namun kawasan ini hilang tanpa tonggak pewarisan
anak cucu Pamotan. Stasiun kereta api sebagai bangunan bersejarah sebagai jalur
transportasi cepat, murah, dan mudah ini seakan diam seribu kata. Dan anehnya, bekas
rel kereta api itu malu menampakkan lagi. Kawasan stasiun kereta api Pamotan telah
disulap menjadi perumahan setengan elit bagi para pendatang dan pribumi yang belum
beruntung.

Asal-usul Batu Kapur

Gamping biasa dikenal oleh masyarakat Pamotan sebagai batuan berwarna putih, jika
dibakar dapat digunakan sbg campuran bahan bangunan yang sebagian besar terdiri

3
  BPS. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Rembang. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Rembang
4
  http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Pamotan,_Rembang
5
  http://sosiologismapa.blogspot.com/2010/10/apa-kabar-pamotan.html


                             Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |        2
atas kalsium karbonat; batu kapur6. Secara mekanik, mineral titonoferous magnetik yang
berasal dari formasi “andesit Tua” yang telah mengalami pelapukan dan transportasi
masuk pada lingkungan pengendapan batugamping secara signetik bersamaan dengan
terbentuknya batugamping. Batugamping yang mengandung titonoferous magnetik
yang menyebabkan sebagian batugamping tersebut menjadi berwarna merah muda7.

Batuan, Sedimen, dan Batugamping

Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya yaitu
batuan, mineral dan bahan tambang. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih
mineral, batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan
komposisi mineralnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu; batuan beku (Igneous Rocks),
batuan sedimen (Sedimentary Rocks), batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks).
Batu gamping merupakan bagian dari Batuan Sedimen (sedimentory rocks). Dan
batugamping sendiri merupakan bagian dari sedimen laut8 jika dilihat berdasarkan
terbentuknya (lingkungan pengendapan). Berikut ulasan singkatnya.

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi.
sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun volumnya hanya
sekitar 5% dari volum kerak bumi. Secara umum Klasifikasi Batuan Sedimen dibagi dalam
tiga bagian berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen, yaitu; sedimen aquatis, sediman aeolis atau aeris, dan sediman glassial.

Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh dari sediman
ini diantaranya; gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain. Sedimen
Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh dari
sedimen ini diantaranya; tanah loss, sand dunes. Selanjutnya Sedimen Glassial, yaitu
sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contoh pada bagian ini adalah morena dan
drimlin.

Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi
dibagi menjadi tiga, yaitu sedimen laut, sedimen darat, dan sedimen transisi. Sedimen
laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan
sebagainya. Selanjutnya Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat
dan laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).



6
  http://kamusbahasaindonesia.org/gamping#ixzz1SSdIC4nj
7
  Anastasia Dewi Titisari, I Wayan Warmada. 2005. Ganesa Batugamping Merah Muda di Daerah
Klepu, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Dalam Media Teknik no. 4 tahun
XXVII Edisi November 2005 No. ISSN 0216-3012, Halaman 23- 24.
8
  Katili. J. A. DR. Geologi. Dep. Urusan Research Nasional. Jakarta


                             Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |       3
Dalam penelitian9 ditemukan bahwa batugamping yang terdapat dalam Formasi
Karangsambung berasal dari suatu paparan (bank) yang terbentuk dalam lingkungan laut
dangkal.

Asap Tebal dan Reaksi Kimia

Ketika melintas di sepanjang pertambangan Pamotan, kerap kali kita kelihat kepulan
asap. Kepulan asap itu merupakan proses pemuatan kapur bakar (CaO) dari kapur
gamping (CaCO3). Proses pelepasan CO2 ini pada umumnya dilakukan pada Jobong
gamping dengan suhu kurang lebih 898 hingga 1000 derajat celsius. Berikut ini
merupakan reaksi dari proses pembakaran kapur gamping menjadi kapur bakar.

CaCO3 -----> CaO + CO2 untuk batu gamping10

Tampak dari reaksi di atas, CO2 di lepaskan. Proses pelepasan CO2 inilah yang tampak
dipermukaan pada saat pembakaran kapur gamping yang terlihat tebal menjulang tinggi.

Teknologi Pengolahan Batugamping




Gambar.Aktifitas pemulia Batugamping
Sumber: Suara Merdeka11, 2010

Memasak batugamping (CaCO3) hingga menjadi kapurbakar (CaO) memerlukan waktu
kurang lebih dua belas jam. Berdasasrkan informasi12, beberapa bahan yang disiapkan
untuk melakukan pengolahan kapur gamping diantaranya; batu kapur, limbah kayu
(serbuk), tanah merah, serbuk gamping (abuk putih), dan blower. Selanjutnya teknik
pengolahan bakar batu gamping secara tradisional yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut; pecahkan batu kapur yang sesuai ukuran yang diinginkan, susun
pecahan batu kapur tersebut ke dalam jobong (alat bakar) hingga penuh, berikan kerikil
batu kapur dan abuk basah di atas jobong, sisipkan kayu kering dan pemicu pembakar
(karet ban) untuk menyalakan jobong, setelah jobong menyala, berikan serbuk dg
bantuan blower agar api dapat menyala dengan rata.
9
  Siregar, Safei dan Trisuksmono, Djoko dan Yusuf, M. 2000. Penelitian Batugamping Di Daerah
Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Bandung. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
10
   http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/09/batu-gamping.html
11
   http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/05/31/55827
12
   http://batugamping.blogspot.com/2011/05/proses-kerja-pengelolahan-batu-kapur.html


                               Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |           4
Resiko Penambangan

Risiko penambangan batugamping dapat dilihat pada liputan hariun umum Suara
Merdeka13. Tentang mereka setiap hari masuk lorong-lorong gua buatan untuk
mengambil batugamping. Pekerjaan yang penuh risiko itu dilakukan demi mendapatkan
penghasilan, baik di musim panas maupun hujan. Beberapa penambang batu gamping
menuturkan, pekerjaan itu terpaksa dilakukan agar dapur tetap mengepul. Lebih lagi
mereka tidak punya pekerjaan lain, kecuali menambang batugamping. Sebenarnya
mereka sudah tahu, pekerjaan tersebut penuh risiko. Sebab untuk bisa mendapatkan
batugamping mereka harus masuk ke lorong-lorong gua buatan. Berdasarkan penuturan
mereka, sudah banyak pekerja yang terkubur hidup-hidup di lokasi penambangan akibat
tanah longsor. Dalam sumber lain melaporkan, bencana banjir yang kerapkali melanda
Pamotan, selain disebabkan hutan gundul dan kerusakan daerah aliran sungai, juga
disebabkan aktivitas penambangan galian C (batu gamping)14 di lereng pegunungan,
dituding sebagai pemicu hilangnya daerah resapan air.

Fungsi Batugamping

Batugamping dapat digunakan untuk beberapa kegunaan15. Beberapa kegunaan
batugamping diantaranya; fondasi rumah/pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya,
pembuatan kapur tohor dan kapur padam, bahan bangunan, bahan penstabil jalan raya,
bahan baku pembuatan semen portland, pembuatan karbid, bahan tambahan dalam
proses peleburan dan pemurnian baja, bahan pemuti, soda abu, bahan penggosok,
pembuatan logam magnesium dari air laut, pembuatan alumina, floatasi, pembuatan
senyawa alkali, pembasmi hama, bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian, bahan
keramik, glasir, industri kaca, bata silica, bahan tahan api, dan penjernihan air.
Bagaimana memandang keragaman fungsi batugamping ini terhadap industri kreatif di
Pamotan?

Industri Kreatif sebagai Pilihan

Penciptaan industri kreatif berbahan baku batugamping berangkat dari diversitas fungsi
batugamping yang dibutuhkan untuk melayani gaya hidup manusia. Keragaman fungsi
batugamping ini dapat dilihat lagi pada sub judul fungsi batugamping di atas.

Namun saat ini kebudayaan (cara pandang) yang dimililki pemulia batugamping hanya
sebatas penjualan batu gamping oleh investor dan pengolahan bahan baku ke pasaran.
Untuk itu yang perlu dilakukan pertama kali adalah membangun kebudayaan (cara
pandang) tentang bagaimana masyarakat pemulia batugamping ini memuliakan
batugamping menjadi produk/ berkakas unik sebagai wujud kreatifitas masyarakat lokal.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menciptakan iklim keterbukaan informasi
tentang ketersediaan sumber daya lokal dan informasi tentang pemuliaan teknologi
13
     http://www.suaramerdeka.com/harian/0312/31/dar30.htm
14
     http://radior2b.com/2010/03/30/banjir-hantui-pamotan/
15
     http://arson88.blogspot.com/2008/06/info-kegunaan-batugamping.html


                                Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |   5
tepat guna berbahan baku batugamping. Langkah awal ini dapat dimotori oleh
akademisi, peneliti, dan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kapasitas tentang
rekayasa batugamping.

Lembaga-lembaga pendidikan formal juga dapat berperan dalam langkah pertama ini.
Peran serta sekolah dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi pada mata
pelajaran, muatan lokal, pada PBKL (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal), ekstra
kulikuler sekolah, hingga kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan visi dan misi
pembangunan ekonomi kreatif pemulia batugamping ini.

Jika langkah awal itu tercapai, langkah lanjutan berikutnya adalah fasilitasi program
pendampingan dan pendanaan oleh pemerintah setempat (pusat) dan lembaga
peminjaman modal. Pemerintah sudah saatnya berfikir untuk menumbuhkan ekonomi
berbasis lokal dengan produk kebijakan dan program pemberdayaan ekonomi lokal.
Bukan sebaliknya hanya memompa pendapatan APBD daerah dengan menjual sebesar-
besarnya untuk politik pencitraan. Lembaga keuangan juga diharapkan untuk memihak
ekonomi lokal. Memberi program peminjaman modal dengan kemudahan agunan dan
sedikit bunga pinjaman.

Distribusi produk ekonomi kreatif lokal juga menjadi hal penting untuk sustainability
(keberlanjutan) perilaku ekonomi kreatif berbasis bahan baku lokal. Begitu halnya
membangun dinamika pasar lokal dan interaksi transaksi global dengan meneguhkan
kepentingan pertumbuhan ekonomi masyarakat pemulia batugamping dalam
mengarungi masa depan hidup yang gemilang, bukan penuh dengan resiko hidup yang
memberatkan.


Pamotan, 19 Juli 2011
Kertas Kerja Perpustakaan SMA Negeri 1 Pamotan
Rembang, Jawatengah




                           Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan |     6

More Related Content

Similar to Rekayasa Industri Kreatif

Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)MTR
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodKevin Pratama
 
ppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxantodarlyanto
 
Makalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamMakalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamYadhi Muqsith
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpRetno Pratiwi
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxkomarah462
 
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Analisis mata pencarian pasca penambangan timah
Analisis mata pencarian pasca penambangan timahAnalisis mata pencarian pasca penambangan timah
Analisis mata pencarian pasca penambangan timahaymazaya
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Mario Yuven
 
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
5 pertambangan
5 pertambangan5 pertambangan
5 pertambanganbodarianna
 
Pembentukan butiran nano kalsium karbonat
Pembentukan butiran nano kalsium karbonatPembentukan butiran nano kalsium karbonat
Pembentukan butiran nano kalsium karbonatEmma Riani
 

Similar to Rekayasa Industri Kreatif (20)

Tugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyahTugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyah
 
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
ppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptx
 
Makalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamMakalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logam
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
 
fungsi
fungsifungsi
fungsi
 
Resume genesa batubara
Resume   genesa batubaraResume   genesa batubara
Resume genesa batubara
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
 
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Analisis mata pencarian pasca penambangan timah
Analisis mata pencarian pasca penambangan timahAnalisis mata pencarian pasca penambangan timah
Analisis mata pencarian pasca penambangan timah
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
 
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
5 pertambangan
5 pertambangan5 pertambangan
5 pertambangan
 
Pembentukan butiran nano kalsium karbonat
Pembentukan butiran nano kalsium karbonatPembentukan butiran nano kalsium karbonat
Pembentukan butiran nano kalsium karbonat
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 

More from Suhadi Rembang

Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Suhadi Rembang
 
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Suhadi Rembang
 
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterMembaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterSuhadi Rembang
 
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterMembaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterSuhadi Rembang
 
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...Suhadi Rembang
 
Membaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaMembaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaSuhadi Rembang
 
Seragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSeragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSuhadi Rembang
 
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANTRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANSuhadi Rembang
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku   dinaUcapan terimasih kepada donasi buku   dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku dinaSuhadi Rembang
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuSuhadi Rembang
 
Pantai caruban rembang
Pantai caruban rembangPantai caruban rembang
Pantai caruban rembangSuhadi Rembang
 
Majalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangMajalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangSuhadi Rembang
 
Galangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangGalangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangSuhadi Rembang
 
Batik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangBatik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangSuhadi Rembang
 
Perajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangPerajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangSuhadi Rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Suhadi Rembang
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuSuhadi Rembang
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaSuhadi Rembang
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasSuhadi Rembang
 

More from Suhadi Rembang (20)

Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan
 
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
 
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterMembaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
 
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterMembaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
 
Wakaf Buku
Wakaf Buku Wakaf Buku
Wakaf Buku
 
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
 
Membaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaMembaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang Jawa
 
Seragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSeragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolah
 
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANTRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku   dinaUcapan terimasih kepada donasi buku   dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi buku
 
Pantai caruban rembang
Pantai caruban rembangPantai caruban rembang
Pantai caruban rembang
 
Majalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangMajalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembang
 
Galangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangGalangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembang
 
Batik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangBatik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembang
 
Perajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangPerajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesia
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
 

Rekayasa Industri Kreatif

  • 1. REKAYASA SOSIAL PEMULIA BATUGAMPING: Belajar dari Tradisi Bakar Batugamping Pamotan, Rembang, JawaTengah Oleh: Suhadi Rembang Tulisan1 mengenai batugamping Pamotan ini bermuara pada issue rekayasa sosial, yaitu tentang pemberdayaan masyarakat Pamotan berbasis sumber daya lokal. Issue pemberdayaan sosial yang ditawarkan yaitu dalam bentuk menciptakan industri kreatif berbahan baku batugamping. Kajian ini dilatarbelakangi tentang perilaku eksplorasi batuan dan tambang di Pamotan yang dikendalikan oleh investor. Hingga saat ini, eksplorasi sumber daya alam Pamotan cenderung sedikit menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat rendahnya daya serap lapangan pekerjaan dan perilaku urbanisasi angkatan kerja muda Pamotan ke luar kawasan penghasil batugamping ini. Realitas sosial ini tanpa disadari karena eksplorasi sumber daya alam sekitar tanpa tindakan rekayasa sosial ekonomi yang matang. Hasil batuan dan tambang Pamotan hanya dikirim ke pasaran dalam bentuk bahan baku dan setengah jadi yang memiliki nilai tawar rendahan. Berdasarkan latar belakang di atas, telah mendesak kiranya dilakukan rekayasa sosial dengan menciptakan home industri ekonomi berbasis sumber daya lokal. Batugamping yang memiliki aneka ragam fungsi, kiranya dapat dikembangkan dalam bentuk sentra industri kreatif berbahan baku lokal. Dengan demikian masyarakat pemulia batugamping ini dapat meningkat taraf hidup dengan penuh harapan, bukan dibayang-bayangi kecemburuan sosial dan resiko berinteraksi dengan alam yang mengancam kehidupan. Kajian ini memuat tentang; demografi pemulia batugamping, bangunan bersejarah, asal- usul batu kapur, batuan, sedimen, dan batugamping, asap tebal dan reaksi kimia, teknologi tradisional batugamping, resiko penambangan, fungsi batugamping, dan rekayasa industri kreatif berbahan baku material dan tenaga kerja lokal. Demografi Pemulia Batugamping Kabupaten Rembang di Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya2 dengan bahan tambang. Kekayaan tambang tersebut diantaranya batu kapur/batugamping, andesit, pasir kwarsa, tras, pospat, tanah liat, batubara, gipsum,kalsit, dolomit dan bahan tambang lain. Lokasi yang memiliki sumber daya tambang batu kapur/ batu gamping di Rembang yaitu Pamotan, termasuk juga Sale. Berdasarkan Hasil Pencacahan Sensus Penduduk 20103, jumlah penduduk Kabupaten Rembang adalah 591.617 orang yang terdiri atas 295.244 laki-laki 1 Kajian tentang batugamping dilakukan penulis (Suhadi Rembang, guru SMA N Pamotan tahun 2011) ini, sebagai wujud pengabdian dan kontribusi diri dan lembaga dalam bentuk ide/ gagasan terhadap lingkungan dan masyarakat Pamotan, Rembang, Jawa Tengah. Perilaku eksplorasi sumber daya alam Pamotan pada suatu hari tentu akan terhenti karena kekayaan alam yang dimiliki bersifat tidak terbarukan (non-renewable). 2 http://www.rembangkab.go.id/pertambangan Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 1
  • 2. dan 296.373 perempuan. Adapun jumlah penduduk Pamotan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sejumlah 21.946 orang dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 22.014 orang. Jumlah penduduk masyarakat pamotan keseluruhan yaitu 43.960 orang. Laju pertumbuhan penduduk Pamotan mencapai 0, 19 %. Pada saat yang sama, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Rembang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,49 persen. Pamotan dengan pertumbuhan 0,19% di atas, jumlah rumah tangga masyarakat mencapai mencapai 12.036 buah dengan jumlah hunia tempat tinggal sebanyak 12.291 buah. Laju pertumbuhan penduduk ini sebagai angkatan kerja yang aktif sebagai penanti dan pencipta lapangan pekerjaan. Untuk itu perlu diciptakan dan dipicu keberadaan lapangan pekerjaan yang hadap dengan produk lokal. Bangunan Bersejarah Dalam konsteks historis, Pamotan memiliki beberapa bangunan bersejarah4 semasa pemerintahan Belanda. Bangunan bersejarah yang ada di Pamotan diantaranya, tiga cerobong asap sisa pembakaran pabrik keramik milik pemerintah Belanda yang kini masih ada. Dua bangunan cerobong asap itu dalam keadaan masih utuh dan satu cerobong asap dalam keadaan patah. Ketinggian cerobong asap tersebut mencapai kurang lebih 100 meter. Kawasan pamotan juga disebut-sebut5 memiliki ragam keunikan. Kawasan ini selain menyimpan banyak kenangan sebagai kawasan industri, kawasan transportasi perkeretaapian, kawasan lumbung pangan, kawasan tambang, hingga kawasan yang memproduksi golongan terdidik dan religius. Dalam sumber yang sama dilaporkan, pada jaman penjajahan, kawasan industri senjata dan perabot rumah tangga telah eksis di kawasan ini (saat ini kawasan tersebut adalah dukuh Mbabrik desa Pamotan). Namun kawasan ini hilang tanpa tonggak pewarisan anak cucu Pamotan. Stasiun kereta api sebagai bangunan bersejarah sebagai jalur transportasi cepat, murah, dan mudah ini seakan diam seribu kata. Dan anehnya, bekas rel kereta api itu malu menampakkan lagi. Kawasan stasiun kereta api Pamotan telah disulap menjadi perumahan setengan elit bagi para pendatang dan pribumi yang belum beruntung. Asal-usul Batu Kapur Gamping biasa dikenal oleh masyarakat Pamotan sebagai batuan berwarna putih, jika dibakar dapat digunakan sbg campuran bahan bangunan yang sebagian besar terdiri 3 BPS. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Rembang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Pamotan,_Rembang 5 http://sosiologismapa.blogspot.com/2010/10/apa-kabar-pamotan.html Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 2
  • 3. atas kalsium karbonat; batu kapur6. Secara mekanik, mineral titonoferous magnetik yang berasal dari formasi “andesit Tua” yang telah mengalami pelapukan dan transportasi masuk pada lingkungan pengendapan batugamping secara signetik bersamaan dengan terbentuknya batugamping. Batugamping yang mengandung titonoferous magnetik yang menyebabkan sebagian batugamping tersebut menjadi berwarna merah muda7. Batuan, Sedimen, dan Batugamping Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya yaitu batuan, mineral dan bahan tambang. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu; batuan beku (Igneous Rocks), batuan sedimen (Sedimentary Rocks), batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks). Batu gamping merupakan bagian dari Batuan Sedimen (sedimentory rocks). Dan batugamping sendiri merupakan bagian dari sedimen laut8 jika dilihat berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan). Berikut ulasan singkatnya. Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi. Secara umum Klasifikasi Batuan Sedimen dibagi dalam tiga bagian berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen, yaitu; sedimen aquatis, sediman aeolis atau aeris, dan sediman glassial. Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh dari sediman ini diantaranya; gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh dari sedimen ini diantaranya; tanah loss, sand dunes. Selanjutnya Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contoh pada bagian ini adalah morena dan drimlin. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu sedimen laut, sedimen darat, dan sedimen transisi. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan sebagainya. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya. Selanjutnya Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis). 6 http://kamusbahasaindonesia.org/gamping#ixzz1SSdIC4nj 7 Anastasia Dewi Titisari, I Wayan Warmada. 2005. Ganesa Batugamping Merah Muda di Daerah Klepu, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Dalam Media Teknik no. 4 tahun XXVII Edisi November 2005 No. ISSN 0216-3012, Halaman 23- 24. 8 Katili. J. A. DR. Geologi. Dep. Urusan Research Nasional. Jakarta Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 3
  • 4. Dalam penelitian9 ditemukan bahwa batugamping yang terdapat dalam Formasi Karangsambung berasal dari suatu paparan (bank) yang terbentuk dalam lingkungan laut dangkal. Asap Tebal dan Reaksi Kimia Ketika melintas di sepanjang pertambangan Pamotan, kerap kali kita kelihat kepulan asap. Kepulan asap itu merupakan proses pemuatan kapur bakar (CaO) dari kapur gamping (CaCO3). Proses pelepasan CO2 ini pada umumnya dilakukan pada Jobong gamping dengan suhu kurang lebih 898 hingga 1000 derajat celsius. Berikut ini merupakan reaksi dari proses pembakaran kapur gamping menjadi kapur bakar. CaCO3 -----> CaO + CO2 untuk batu gamping10 Tampak dari reaksi di atas, CO2 di lepaskan. Proses pelepasan CO2 inilah yang tampak dipermukaan pada saat pembakaran kapur gamping yang terlihat tebal menjulang tinggi. Teknologi Pengolahan Batugamping Gambar.Aktifitas pemulia Batugamping Sumber: Suara Merdeka11, 2010 Memasak batugamping (CaCO3) hingga menjadi kapurbakar (CaO) memerlukan waktu kurang lebih dua belas jam. Berdasasrkan informasi12, beberapa bahan yang disiapkan untuk melakukan pengolahan kapur gamping diantaranya; batu kapur, limbah kayu (serbuk), tanah merah, serbuk gamping (abuk putih), dan blower. Selanjutnya teknik pengolahan bakar batu gamping secara tradisional yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut; pecahkan batu kapur yang sesuai ukuran yang diinginkan, susun pecahan batu kapur tersebut ke dalam jobong (alat bakar) hingga penuh, berikan kerikil batu kapur dan abuk basah di atas jobong, sisipkan kayu kering dan pemicu pembakar (karet ban) untuk menyalakan jobong, setelah jobong menyala, berikan serbuk dg bantuan blower agar api dapat menyala dengan rata. 9 Siregar, Safei dan Trisuksmono, Djoko dan Yusuf, M. 2000. Penelitian Batugamping Di Daerah Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Bandung. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 10 http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/09/batu-gamping.html 11 http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/05/31/55827 12 http://batugamping.blogspot.com/2011/05/proses-kerja-pengelolahan-batu-kapur.html Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 4
  • 5. Resiko Penambangan Risiko penambangan batugamping dapat dilihat pada liputan hariun umum Suara Merdeka13. Tentang mereka setiap hari masuk lorong-lorong gua buatan untuk mengambil batugamping. Pekerjaan yang penuh risiko itu dilakukan demi mendapatkan penghasilan, baik di musim panas maupun hujan. Beberapa penambang batu gamping menuturkan, pekerjaan itu terpaksa dilakukan agar dapur tetap mengepul. Lebih lagi mereka tidak punya pekerjaan lain, kecuali menambang batugamping. Sebenarnya mereka sudah tahu, pekerjaan tersebut penuh risiko. Sebab untuk bisa mendapatkan batugamping mereka harus masuk ke lorong-lorong gua buatan. Berdasarkan penuturan mereka, sudah banyak pekerja yang terkubur hidup-hidup di lokasi penambangan akibat tanah longsor. Dalam sumber lain melaporkan, bencana banjir yang kerapkali melanda Pamotan, selain disebabkan hutan gundul dan kerusakan daerah aliran sungai, juga disebabkan aktivitas penambangan galian C (batu gamping)14 di lereng pegunungan, dituding sebagai pemicu hilangnya daerah resapan air. Fungsi Batugamping Batugamping dapat digunakan untuk beberapa kegunaan15. Beberapa kegunaan batugamping diantaranya; fondasi rumah/pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya, pembuatan kapur tohor dan kapur padam, bahan bangunan, bahan penstabil jalan raya, bahan baku pembuatan semen portland, pembuatan karbid, bahan tambahan dalam proses peleburan dan pemurnian baja, bahan pemuti, soda abu, bahan penggosok, pembuatan logam magnesium dari air laut, pembuatan alumina, floatasi, pembuatan senyawa alkali, pembasmi hama, bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian, bahan keramik, glasir, industri kaca, bata silica, bahan tahan api, dan penjernihan air. Bagaimana memandang keragaman fungsi batugamping ini terhadap industri kreatif di Pamotan? Industri Kreatif sebagai Pilihan Penciptaan industri kreatif berbahan baku batugamping berangkat dari diversitas fungsi batugamping yang dibutuhkan untuk melayani gaya hidup manusia. Keragaman fungsi batugamping ini dapat dilihat lagi pada sub judul fungsi batugamping di atas. Namun saat ini kebudayaan (cara pandang) yang dimililki pemulia batugamping hanya sebatas penjualan batu gamping oleh investor dan pengolahan bahan baku ke pasaran. Untuk itu yang perlu dilakukan pertama kali adalah membangun kebudayaan (cara pandang) tentang bagaimana masyarakat pemulia batugamping ini memuliakan batugamping menjadi produk/ berkakas unik sebagai wujud kreatifitas masyarakat lokal. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menciptakan iklim keterbukaan informasi tentang ketersediaan sumber daya lokal dan informasi tentang pemuliaan teknologi 13 http://www.suaramerdeka.com/harian/0312/31/dar30.htm 14 http://radior2b.com/2010/03/30/banjir-hantui-pamotan/ 15 http://arson88.blogspot.com/2008/06/info-kegunaan-batugamping.html Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 5
  • 6. tepat guna berbahan baku batugamping. Langkah awal ini dapat dimotori oleh akademisi, peneliti, dan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kapasitas tentang rekayasa batugamping. Lembaga-lembaga pendidikan formal juga dapat berperan dalam langkah pertama ini. Peran serta sekolah dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi pada mata pelajaran, muatan lokal, pada PBKL (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal), ekstra kulikuler sekolah, hingga kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan visi dan misi pembangunan ekonomi kreatif pemulia batugamping ini. Jika langkah awal itu tercapai, langkah lanjutan berikutnya adalah fasilitasi program pendampingan dan pendanaan oleh pemerintah setempat (pusat) dan lembaga peminjaman modal. Pemerintah sudah saatnya berfikir untuk menumbuhkan ekonomi berbasis lokal dengan produk kebijakan dan program pemberdayaan ekonomi lokal. Bukan sebaliknya hanya memompa pendapatan APBD daerah dengan menjual sebesar- besarnya untuk politik pencitraan. Lembaga keuangan juga diharapkan untuk memihak ekonomi lokal. Memberi program peminjaman modal dengan kemudahan agunan dan sedikit bunga pinjaman. Distribusi produk ekonomi kreatif lokal juga menjadi hal penting untuk sustainability (keberlanjutan) perilaku ekonomi kreatif berbasis bahan baku lokal. Begitu halnya membangun dinamika pasar lokal dan interaksi transaksi global dengan meneguhkan kepentingan pertumbuhan ekonomi masyarakat pemulia batugamping dalam mengarungi masa depan hidup yang gemilang, bukan penuh dengan resiko hidup yang memberatkan. Pamotan, 19 Juli 2011 Kertas Kerja Perpustakaan SMA Negeri 1 Pamotan Rembang, Jawatengah Rekayasa Sosial Pemulia Batugamping, Pamotan | 6