Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
5. Fetal Distress: Terms and Conditions
fetal distress atau fetal asphyxia (?)
Masa lampau: Asfiksia -> APGAR skor rendah (?)
American College of Obstetricians and Gynecologists and the American Academy of Pediatrics.
Asfiksia -> Asidosis akibat hipoksia intrauterin yang
progresif
Fetal heart rate / DJJ merupakan salah satu
petanda yang cukup sensitif untuk sebelum
hipoksia terdeteksi
6. The American College of Obstetricians and
Gynecologists menggunakan istilah nonreassuring
fetal heart rate menggantikan fetal distress
7. Fetal Heart Rate
Kontraksi Uterus menyebabkan penurunan aliran
uteroplasenter, menyebabkan penurunan
oksigenasi janin -> perubahan DJJ
Hipoksia -> metabolisme anaerob -> penumpukan
asam laktak -> pH < 7,2
8. Nonreasurring dan Omnious
Nonreassuring (Tidak meyakinkan)
Takikardia
Bradikardia
Saltatory
Deselerasi/perlambatan dengan pola tidak teratur
Deselerasi lambat
Omnious (cenderung buruk)
Persistent late decelerations with loss of beat-to-beat variability
Nonreassuring variable decelerations associated with loss of beat-to-
beat variability
Prolonged severe bradycardia
Sinusoidal pattern
Confirmed loss of beat-to-beat variability not associated with fetal
quiescence, medications or severe prematurity
10. Penyebab Fetal Distress
Masalah pernapasan
Presentasi dan posisi abnormal
Kehamilan Multiple
Distosia Bahu
Prolaps tali pusat
Lilitan tali pusat
Solusio plasenta
Penutupan ductus arteriosus prematur
Ruptur uteri
Kolestasis intrahepatik
11. Generally it is preferable to describe specific signs in
lieu of declaring fetal distress that include:
Gerak janin berkurang
Mekoneum dalam cairan ketuban
DJJ Non-reassuring patterns :
takikardia/bradikardia selama dan setelah
kontraksi.
Variabilitas DJJ berkurang
pH darah Scalp < 7,2
Peningkatan asam laktat darah Scalp
12. Pencegahan Fetal Distress (?)
Electronic fetal heart rate monitoring (RS)
Monitoring DJJ serial setiap 15 menit Kala I dan
setiap 5 menit Kala II (PKM)
Pada
Penyakit Bumil: DM gestasional, hipertensi dan Asma
Kelainan Kehamilan: multiple, serotinus, riw. SC
sebelumnya, IUGR, KPD, perdarahan TM3, persalinan
induksi/augmentasi, PE/E
Psikososial: tidak rutin ANC, penggunaan rokok,
alkohol dan obat-obatan
Sweha A, Juovo J. Interpretation of the Electronic Fetal Heart Rate During Labor
Am Fam Physician. 1999 May 1;59(9):2487-2500.
13. Penatalaksanaan
Posisi ibu berbaring miring ke kiri.
Oksigenasi sungkup hidung ibu 12 LPM
Persalinan cito dengan tindakan/seksio sesaria
15. Skor APGAR
Tanda 0 1 2
Denyut nadi 0 < 100 kali/menit > 100 kali/menit
Usaha Napas Tidak ada Grunting, merintih Menangis
Tonus Otot Layuh/lunglai Fleksi sebagian Fleksi penuh
Peka rangsang Tidak ada respons Menyeringai Menangis
Warna Kulit Pucat Biru Kemerahan
Skor ditentukan pada menit ke-1, ke-5 dan ke-10
8 – 10 Normal
4 – 7 Asfiksia Ringan
0 – 3 Akfiksia Berat
16. Definisi
Kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernapasan pada bayi baru lahir
Bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur
17. Penyebab Kematian Neonatus
Kelompok Studi Perinatologi, IDAI 2004
Asfiksia
23%
Infeksi
Neonatal
29%
BBLR/Premat
ur
15%
Resp.
Distress
21%
Kongenital
10%
Lainnya
2%