SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
VOLUMETRI I 
Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. 
 Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 
 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) 
 bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 
 2. Analisa Kuantitatif (analisa jumlah) 
 bertujuan mencari banyaknya zat atau unsur dalam suatu sampel, 
 dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar. 
 Untuk melakukan analisa kimia dilakukan 4 langkah : 
 1. Pengambilan contoh/sampel dari bahan 
 2. Mengubah konstituen menjadi bentuk yang dapat di ukur 
 3. Pengukuran 
 4. Penghitungan dan interpretasi dari hasil pengukuran
Kita hanya bahas analisa kuantitatif 
 Ada 3 jenis analisa kuantitatif 
 1. Titrimetri ( Volumetri) 
 2. Gravimetri 
 3. Instrumental (cara fisika kimia) 
 Dilihat dari banyaknya contoh atau sampel, analisa kimia dibagi : 
 1. Analisa makro : Jika berat contoh lebih dari 0,1 g 
 2. Analisa semi mikro : jika berat contoh antara 10 – 100 mg 
 3. Analisa mikro : jika berat contoh antara 1 – 10 mg 
 4. Analisa ultra mikro : berat contoh sekitar μg ( 1μ = 10 –6 g )
Kalau dilihat dari banyaknya zat (konstituen ) dalam sampel maka 
dapat digolongkan sebagai berikut : 
 1. Mayor konstituent : banyaknya zat lebih besar dari 1% dari sampel 
 2. Minor konstituent : banyaknya zat sekitar 0,01 – 1% dari sampel 
 3. Trace konstituent: banyaknya zat lebih kecil 0,01% dari sampel 
 Analisa Volumetri : hanya untuk mayor konstituent 
 Analisa Instrumental : untuk minor konstituen atau trace 
 Perhitungan stoichiometri berlaku dalam perhitungan volumetri 
 Contoh reaksi : 
 NaOH + HCl  NaCl + H2O 
 1 mol 1 mol 1 mol 1 mol
36, 465 g HCl bereaksi dengan 40,005 g NaOH bila reaksi 
berlangsung sempurna maka akan dihasilkan 
 58,454 g NaCl dan 18,016 g H2O 
 Reaksi antara asam dengan basa 
 1 mol asam mungkin dapat bereaksi dengan 1, 2 atau 3 mol basa 
 Misalnya : 
 HCl + OH-  H2O + Cl- 
 H2SO4 + 2OH-  2 H2O + SO4 
-2 
 H3PO4 +3OH-  3 H2O + PO4 
-3
1 mol HCl bereaksi dengan 1 mol ion OH- ; 1 mol H2SO4 bereaksi dengan 
2 mol ion OH- dan 1 mol H3PO4 bereaksi dengan 3 mol ion OH- dari ini 
muncul istilah 
 Ekivalen asam : ialah banyaknya asam yang bereaksi dengan 1 mol ion OH- , 
pada reaksi diatas ½ mol H2SO4 dan 1/3 mol H3PO4 
untuk HCl mol dan ekivalen sama. 
Ekivalen basa : adalah banyaknya basa yang bereaksi dengan 1 mol ion H+ 
1 ekivalen basa bereaksi dengan 1 ekivalen asam 
Untuk reaksi redoks (reduksi – oksidasi) 
Ag+ + e  Ag 
Cu2+ + 2e  Cu 
Al3+ + 3e  Al
1 mol Ag+ bereaksi dengan 1 mol elektron, 1 ekivalen Ag+ = 1 mol 
1 mol Cu2+ bereaksi dengan 2 mol elektron , 1 ekivalen Cu2+ = ½ mol 
1 mol Al3+ bereaksi dengan 3 mol elektron, 1 ekivalen Al3+ = 1/3 mol 
Berat ekivalen suatu zat tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada zat 
tersebut sehingga banyak zat kimia yang mempunyai berat ekivalen 
lebih dari satu 
Misalnya (1) KMnO4 
KMnO4 + e  MnO4 
2- BE KMnO4 = BM nya 
KMnO4 + 4 H+ + 3 e  MnO2 + 2 H2O BE KMnO4 = 1/3 BM 
KMnO4 + 8 H+ + 4 e  Mn3+ + 4 H2O BE KMnO4 = ¼ BM 
KMnO4 + 8 H+ + 5 e  Mn2+ + 4 H2O BE KMnO4 = 1/5 BM
(2) H3PO4 
H3PO4 + OH-  H2O + H2PO4 
- BE H3PO4 = BM 
H3PO4 + 2OH-  2 H2O + HPO4 
2- BE H3PO4 = ½ BM 
Dalam reaksi pembentukan kompleks ataupun pengendapan kita tidak 
memakai sistem ekivalen tetapi lebih disukai memakai sistem molar 
Molarita : banyaknya mol solut/liter larutan 
M = mol/V ; mol = g/BM 
Normalita : banyaknya ekivalen solut /liter larutan 
N = ek/V ; ek = g / BE
M = g/ BM X V N = g/BE X V ( V dalam liter) 
g = M X BM X V 
g = N X BE X V 
BE = BM/n 
n : adalah banyaknya ion H+ yang bereaksi atau dinetralkan pada reaksi 
asam basa atau banyaknya elektron yang di ikat /atau dilepaskan pada 
reaksi redoks 
N = n X M 
bila n = 1 maka N = M 
Pengukuran kuantitatif biasanya bukan dalam liter tetapi dalam ml 
( 1 liter = 1000 ml ) maka sering dipakai m ek atau mmol
Formalita = banyaknya berat formula solut /liter larutan 
 Sistem formalita dipakai untuk mencegah kekacauan penghitungan 
konsentrasi zat dalam larutan bila terjadi dissosiasi atau pembentukan 
komplek. 
Berat formula = jumlah dari berat atom dari semua  atom-atom dalam 
formula kimia suatu zat. 
 CH3COOH : berat formulanya = 60,05 g 
kalau 1/10 gramformula dilarutkan dalam 1 liter larutan tepat = 0,100 
formal , karena dissosiasi , konsentrasi molekul asam = 0,099 Molar 
Jadi konsentrasi H+ dan CH3COO- = 0,001 M
Beberapa istilah : 
 Analisa titrimetri /volumetri : adalah analisa kuantitatif dengan 
mengukur volume larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti 
yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang 
ditentukan. 
Larutan baku /standar : larutan yang telah diketahui konsentrasinya 
Titrasi : proses mengukur volume 
Buret : alat yang dipakai untuk mengukur volume titran 
Zat pentitrasi : adalah larutan baku 
Indikator : zat yang berubah warnanya bila dicapai titik akhir titrasi 
Titik ekivalen : titik dimana ekivalen zat A = ekivalen zat B 
Titik akhir titrasi : titik dimana indikator berubah warna
Pemilihan indikator sangat diperlukan untuk menentukan titik akhir 
titrasi berdekatan dengan titik ekivalen 
 Larutan baku : larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti 
 Zat baku primer : zat yang diperoleh dalam keadaan murni 
 Larutan baku sekunder: larutan baku yang dibuat dengan kira-kira 
kemudian distandarisasi dengan larutan baku dari zat baku primer 
Analisa volumetri dapat digolongkan menjadi : 
1. Asam –basa (netralisasi) 
HCl + NaOH - NaCl + H2O 
2.Oksidasi reduksi (redoks) 
Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Fe3+
3. Pengendapan 
Ag+ + Cl-  AgCl 
4. Pembentukan kompleks 
Ag+ + 2 Ag+  Ag(CN)2 
- 
Syarat-syarat reaksi pada volumetri 
1.Reaksi berlangsung sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan 
reaksi 
2. Reaksi berlangsung terus menerus atau dengan cepat 
3. Ada perubahan fisika atau kimia yang dapat dapat di deteksi apada titik 
ekivalen, atau dapat mengubah indikator sehingga diketahui titik 
akhirnya.
Syarat-syarat zat baku primer : 
1.Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni 
2. Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak menyerap udara dan selama 
penyimpanan tidak boleh berubah. 
3. Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi 0,01% 
4. Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi 
5. Mudah larut dalam pelarut yang sesuai 
6. Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus menerus 
Contoh zat baku primer : 
1.Untuk asam-basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K biftalat , as suksinat , as 
benzoat 
As oksalat.
2. Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as oksalat dan As2O3 
3. Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr 
4. Reaksi Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu , Na2EDTA , NaCl, KCl 
Penghitungan – penghitungan pada analisa titrimetri sangat sederhana 
Pada titik ekivalen 
maka : banyaknya ekivalen zat pentitrasi = banyaknya ekivalen zat 
yang di titrasi 
jadi banyaknya ml ek = ml X N 
Pada titrasi zat A oleh zat B, pada titik ekivalen banyaknya ekivalen zat A = 
banyaknya ekivalen zat B maka 
VA X NA = VB X NB 
VA : diketahui pembacaan di buret 
NA : diketahui larutan baku 
VB : ditentukan waktu melarutkan zat yang ditrasi 
NB : dicari / dapat dihitung
I. TITRASI ASAM - BASA 
Dalam hal ini terjadi kesetimbangan asam-basa 
Oleh sebab itu agar dipelajari juga teori asam-basa menurut Arrhenius, 
Bronsted Lowry dan menurut Lewis (kuliah tersendiri) 
Indikator asam –– basa 
Selama titrasi asam –basa terjadi perubahan pH yang besar, untuk 
menentukan titik akhir diperlukan suatu zat penolong yang disebut 
indikator. Banyak asam-asam organik lemah atau basa-basa organik 
lemah yang berbeda warnanya bila berbentuk molekul atau 
terdissosiasi zat semacam ini disebut sebagai indikator visuil 
Oleh sebab itu diperlukan cara pemilihan indikator yang benar, sehingga 
apabila digunakan dalam titrasi titik akhir dekat dengan titik ekivalen
Indikator akan berubah warna bila selisih pH (D pH ) = 2 
Trayek pH = pKInd A +/- 1 
 Contoh indikator asam-basa 
Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH 
Alizarin kuning kuning ungu 10,1 - 12,0 
Fenolftalein tak berwarna merah 8,0 - 9,6 
Timolftalein tak berwarna biru 9,3 - 10,6 
Fenol merah kuning merah 6,8 - 8,4 
Bromtimol blue kuning biru 6,0- 7,6 
Metil merah merah kuning 4,2 - 6,2 
Metil jingga merah kuning 3,1 - 4,4 
Para nitrofenol tak berwarna kuning 5,0 - 7,0 
Timol blue kuning biru 8,0 - 9,6 
Tropeolin OO merah kuning 1,3 - 3,0
Cara memilih indikator yang tepat 
 KURVA TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT 
I. 50 ml HCl 0,1 N di titrasi dengan NaOH 0,1 N 
pH 
50 NaOH 
9 
7 
3 
I 
II 
III
KURVA TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT 
50 ml Hac (as asetat) 0,1 N di titrasi dengan NaOH 0,1 N 
pH 
NaOH 
50 
9 
7 
3
Titrasi asam poliprotis dengan basa kuat 
50 ml H3PO4 di titrasi dengan 0,1 N KOH 
Catatan : tidak ada indikator yang memuaskan untuk menentukan 
titik akhir titrasi mengapa ??? 
pH 
KOH 
TE I 
TE 2
Dapat disimpulkan cara pemilihan indikator sbb: 
1.Sebagai pegangan agar hasil memuaskan perubahan pH berada sekitar TE (D 
pH) sekitar 2 unit pH 
2. Pada TE dan sekitar TE pH nya di hitung 
3. Dengan pH meter 
Misal titrasi antara asam kuat dengan basa kuat maka pH TE = 7 
dan perubahan pH sekitar TE tajam, jadi dapat dipilih indikator yang ber-ubah 
warna antara pH 4 –– 10 seperti metil merah atau fenolftalein 
untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat pH pada TE daerah basa 
karena pH TE mengalami hidrolisa sehingga dapat dipakai indikator 
Timol blue, Timol ftalein, Fenol ftalein. Untuk titrasi basa lemah dengan 
asam kuat TE di daerah asam karena hidrolisa jadi dipilih indikator 
Metil jingga , metil kuning. Sedang titrasi asam lemah dengan basa lemah 
tidak ada perubahan pH yang tajam pada kurva, sehingga sulit dicari indikator 
yang tepat
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TITRASI ASAM – BASA 
yang dimaksud kesalahan disini adalah perbedaan antara hasil 
dengan harga yang sebenarnya 
Faktor-faktor penyebab kesalahan 
1. Faktor orang meliputi : 
a. Salah menghitung 
b. Memindahkan endapan atau bahan yang diperiksa tidak kuanti-tatif 
c. Kesulitan dalam mengamati perubahan warna indikator sehing-ga 
titik akhir terlewati atau belum titik akhir 
2. Faktor fasilitas : 
a. Bahan kimia yang dipakai tidak memenuhi syarat 
b. Alat yang dipakai tidak baik 
3. Faktor metoda analisa : 
a. Reaksi tidak sempurna atau timbul reaksi samping 
b. Kelarutan endapan 
c. Pemisahan zat-zat pengganggu yang tidak sempurna

More Related Content

What's hot

Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
wd_amaliah
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
Ridha Faturachmi
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
Indra Lasmana
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
Dila Adila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
Fransiska Puteri
 

What's hot (20)

10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 

Similar to Kimia volumetri

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
Aulia Rizqi
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
Queena N.A.S
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Feren Jr
 

Similar to Kimia volumetri (20)

BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Kimia analisa
Kimia analisaKimia analisa
Kimia analisa
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obat
 
Materi 1 - Larutan Asam Basa kelas XI.pptx
Materi 1 - Larutan Asam Basa kelas XI.pptxMateri 1 - Larutan Asam Basa kelas XI.pptx
Materi 1 - Larutan Asam Basa kelas XI.pptx
 
Makalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basaMakalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basa
 
MATERI ASAM-BASA KIMIA XI IPA
MATERI ASAM-BASA KIMIA XI IPAMATERI ASAM-BASA KIMIA XI IPA
MATERI ASAM-BASA KIMIA XI IPA
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Kimia p h
Kimia p hKimia p h
Kimia p h
 
Titrasi asam basa smt.ii SMA NEHERI 1 RAHA
Titrasi asam basa smt.ii SMA NEHERI 1 RAHA Titrasi asam basa smt.ii SMA NEHERI 1 RAHA
Titrasi asam basa smt.ii SMA NEHERI 1 RAHA
 
laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
 
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

Kimia volumetri

  • 1. VOLUMETRI I Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 2. Analisa Kuantitatif (analisa jumlah) bertujuan mencari banyaknya zat atau unsur dalam suatu sampel, dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar. Untuk melakukan analisa kimia dilakukan 4 langkah : 1. Pengambilan contoh/sampel dari bahan 2. Mengubah konstituen menjadi bentuk yang dapat di ukur 3. Pengukuran 4. Penghitungan dan interpretasi dari hasil pengukuran
  • 2. Kita hanya bahas analisa kuantitatif Ada 3 jenis analisa kuantitatif 1. Titrimetri ( Volumetri) 2. Gravimetri 3. Instrumental (cara fisika kimia) Dilihat dari banyaknya contoh atau sampel, analisa kimia dibagi : 1. Analisa makro : Jika berat contoh lebih dari 0,1 g 2. Analisa semi mikro : jika berat contoh antara 10 – 100 mg 3. Analisa mikro : jika berat contoh antara 1 – 10 mg 4. Analisa ultra mikro : berat contoh sekitar μg ( 1μ = 10 –6 g )
  • 3. Kalau dilihat dari banyaknya zat (konstituen ) dalam sampel maka dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Mayor konstituent : banyaknya zat lebih besar dari 1% dari sampel 2. Minor konstituent : banyaknya zat sekitar 0,01 – 1% dari sampel 3. Trace konstituent: banyaknya zat lebih kecil 0,01% dari sampel Analisa Volumetri : hanya untuk mayor konstituent Analisa Instrumental : untuk minor konstituen atau trace Perhitungan stoichiometri berlaku dalam perhitungan volumetri Contoh reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O 1 mol 1 mol 1 mol 1 mol
  • 4. 36, 465 g HCl bereaksi dengan 40,005 g NaOH bila reaksi berlangsung sempurna maka akan dihasilkan 58,454 g NaCl dan 18,016 g H2O Reaksi antara asam dengan basa 1 mol asam mungkin dapat bereaksi dengan 1, 2 atau 3 mol basa Misalnya : HCl + OH- H2O + Cl- H2SO4 + 2OH- 2 H2O + SO4 -2 H3PO4 +3OH- 3 H2O + PO4 -3
  • 5. 1 mol HCl bereaksi dengan 1 mol ion OH- ; 1 mol H2SO4 bereaksi dengan 2 mol ion OH- dan 1 mol H3PO4 bereaksi dengan 3 mol ion OH- dari ini muncul istilah Ekivalen asam : ialah banyaknya asam yang bereaksi dengan 1 mol ion OH- , pada reaksi diatas ½ mol H2SO4 dan 1/3 mol H3PO4 untuk HCl mol dan ekivalen sama. Ekivalen basa : adalah banyaknya basa yang bereaksi dengan 1 mol ion H+ 1 ekivalen basa bereaksi dengan 1 ekivalen asam Untuk reaksi redoks (reduksi – oksidasi) Ag+ + e Ag Cu2+ + 2e Cu Al3+ + 3e Al
  • 6. 1 mol Ag+ bereaksi dengan 1 mol elektron, 1 ekivalen Ag+ = 1 mol 1 mol Cu2+ bereaksi dengan 2 mol elektron , 1 ekivalen Cu2+ = ½ mol 1 mol Al3+ bereaksi dengan 3 mol elektron, 1 ekivalen Al3+ = 1/3 mol Berat ekivalen suatu zat tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada zat tersebut sehingga banyak zat kimia yang mempunyai berat ekivalen lebih dari satu Misalnya (1) KMnO4 KMnO4 + e MnO4 2- BE KMnO4 = BM nya KMnO4 + 4 H+ + 3 e MnO2 + 2 H2O BE KMnO4 = 1/3 BM KMnO4 + 8 H+ + 4 e Mn3+ + 4 H2O BE KMnO4 = ¼ BM KMnO4 + 8 H+ + 5 e Mn2+ + 4 H2O BE KMnO4 = 1/5 BM
  • 7. (2) H3PO4 H3PO4 + OH- H2O + H2PO4 - BE H3PO4 = BM H3PO4 + 2OH- 2 H2O + HPO4 2- BE H3PO4 = ½ BM Dalam reaksi pembentukan kompleks ataupun pengendapan kita tidak memakai sistem ekivalen tetapi lebih disukai memakai sistem molar Molarita : banyaknya mol solut/liter larutan M = mol/V ; mol = g/BM Normalita : banyaknya ekivalen solut /liter larutan N = ek/V ; ek = g / BE
  • 8. M = g/ BM X V N = g/BE X V ( V dalam liter) g = M X BM X V g = N X BE X V BE = BM/n n : adalah banyaknya ion H+ yang bereaksi atau dinetralkan pada reaksi asam basa atau banyaknya elektron yang di ikat /atau dilepaskan pada reaksi redoks N = n X M bila n = 1 maka N = M Pengukuran kuantitatif biasanya bukan dalam liter tetapi dalam ml ( 1 liter = 1000 ml ) maka sering dipakai m ek atau mmol
  • 9. Formalita = banyaknya berat formula solut /liter larutan Sistem formalita dipakai untuk mencegah kekacauan penghitungan konsentrasi zat dalam larutan bila terjadi dissosiasi atau pembentukan komplek. Berat formula = jumlah dari berat atom dari semua atom-atom dalam formula kimia suatu zat. CH3COOH : berat formulanya = 60,05 g kalau 1/10 gramformula dilarutkan dalam 1 liter larutan tepat = 0,100 formal , karena dissosiasi , konsentrasi molekul asam = 0,099 Molar Jadi konsentrasi H+ dan CH3COO- = 0,001 M
  • 10. Beberapa istilah : Analisa titrimetri /volumetri : adalah analisa kuantitatif dengan mengukur volume larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang ditentukan. Larutan baku /standar : larutan yang telah diketahui konsentrasinya Titrasi : proses mengukur volume Buret : alat yang dipakai untuk mengukur volume titran Zat pentitrasi : adalah larutan baku Indikator : zat yang berubah warnanya bila dicapai titik akhir titrasi Titik ekivalen : titik dimana ekivalen zat A = ekivalen zat B Titik akhir titrasi : titik dimana indikator berubah warna
  • 11. Pemilihan indikator sangat diperlukan untuk menentukan titik akhir titrasi berdekatan dengan titik ekivalen Larutan baku : larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti Zat baku primer : zat yang diperoleh dalam keadaan murni Larutan baku sekunder: larutan baku yang dibuat dengan kira-kira kemudian distandarisasi dengan larutan baku dari zat baku primer Analisa volumetri dapat digolongkan menjadi : 1. Asam –basa (netralisasi) HCl + NaOH - NaCl + H2O 2.Oksidasi reduksi (redoks) Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Fe3+
  • 12. 3. Pengendapan Ag+ + Cl- AgCl 4. Pembentukan kompleks Ag+ + 2 Ag+ Ag(CN)2 - Syarat-syarat reaksi pada volumetri 1.Reaksi berlangsung sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi 2. Reaksi berlangsung terus menerus atau dengan cepat 3. Ada perubahan fisika atau kimia yang dapat dapat di deteksi apada titik ekivalen, atau dapat mengubah indikator sehingga diketahui titik akhirnya.
  • 13. Syarat-syarat zat baku primer : 1.Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni 2. Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak menyerap udara dan selama penyimpanan tidak boleh berubah. 3. Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi 0,01% 4. Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi 5. Mudah larut dalam pelarut yang sesuai 6. Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus menerus Contoh zat baku primer : 1.Untuk asam-basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K biftalat , as suksinat , as benzoat As oksalat.
  • 14. 2. Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as oksalat dan As2O3 3. Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr 4. Reaksi Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu , Na2EDTA , NaCl, KCl Penghitungan – penghitungan pada analisa titrimetri sangat sederhana Pada titik ekivalen maka : banyaknya ekivalen zat pentitrasi = banyaknya ekivalen zat yang di titrasi jadi banyaknya ml ek = ml X N Pada titrasi zat A oleh zat B, pada titik ekivalen banyaknya ekivalen zat A = banyaknya ekivalen zat B maka VA X NA = VB X NB VA : diketahui pembacaan di buret NA : diketahui larutan baku VB : ditentukan waktu melarutkan zat yang ditrasi NB : dicari / dapat dihitung
  • 15. I. TITRASI ASAM - BASA Dalam hal ini terjadi kesetimbangan asam-basa Oleh sebab itu agar dipelajari juga teori asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan menurut Lewis (kuliah tersendiri) Indikator asam –– basa Selama titrasi asam –basa terjadi perubahan pH yang besar, untuk menentukan titik akhir diperlukan suatu zat penolong yang disebut indikator. Banyak asam-asam organik lemah atau basa-basa organik lemah yang berbeda warnanya bila berbentuk molekul atau terdissosiasi zat semacam ini disebut sebagai indikator visuil Oleh sebab itu diperlukan cara pemilihan indikator yang benar, sehingga apabila digunakan dalam titrasi titik akhir dekat dengan titik ekivalen
  • 16. Indikator akan berubah warna bila selisih pH (D pH ) = 2 Trayek pH = pKInd A +/- 1 Contoh indikator asam-basa Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH Alizarin kuning kuning ungu 10,1 - 12,0 Fenolftalein tak berwarna merah 8,0 - 9,6 Timolftalein tak berwarna biru 9,3 - 10,6 Fenol merah kuning merah 6,8 - 8,4 Bromtimol blue kuning biru 6,0- 7,6 Metil merah merah kuning 4,2 - 6,2 Metil jingga merah kuning 3,1 - 4,4 Para nitrofenol tak berwarna kuning 5,0 - 7,0 Timol blue kuning biru 8,0 - 9,6 Tropeolin OO merah kuning 1,3 - 3,0
  • 17. Cara memilih indikator yang tepat KURVA TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT I. 50 ml HCl 0,1 N di titrasi dengan NaOH 0,1 N pH 50 NaOH 9 7 3 I II III
  • 18. KURVA TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT 50 ml Hac (as asetat) 0,1 N di titrasi dengan NaOH 0,1 N pH NaOH 50 9 7 3
  • 19. Titrasi asam poliprotis dengan basa kuat 50 ml H3PO4 di titrasi dengan 0,1 N KOH Catatan : tidak ada indikator yang memuaskan untuk menentukan titik akhir titrasi mengapa ??? pH KOH TE I TE 2
  • 20. Dapat disimpulkan cara pemilihan indikator sbb: 1.Sebagai pegangan agar hasil memuaskan perubahan pH berada sekitar TE (D pH) sekitar 2 unit pH 2. Pada TE dan sekitar TE pH nya di hitung 3. Dengan pH meter Misal titrasi antara asam kuat dengan basa kuat maka pH TE = 7 dan perubahan pH sekitar TE tajam, jadi dapat dipilih indikator yang ber-ubah warna antara pH 4 –– 10 seperti metil merah atau fenolftalein untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat pH pada TE daerah basa karena pH TE mengalami hidrolisa sehingga dapat dipakai indikator Timol blue, Timol ftalein, Fenol ftalein. Untuk titrasi basa lemah dengan asam kuat TE di daerah asam karena hidrolisa jadi dipilih indikator Metil jingga , metil kuning. Sedang titrasi asam lemah dengan basa lemah tidak ada perubahan pH yang tajam pada kurva, sehingga sulit dicari indikator yang tepat
  • 21. KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TITRASI ASAM – BASA yang dimaksud kesalahan disini adalah perbedaan antara hasil dengan harga yang sebenarnya Faktor-faktor penyebab kesalahan 1. Faktor orang meliputi : a. Salah menghitung b. Memindahkan endapan atau bahan yang diperiksa tidak kuanti-tatif c. Kesulitan dalam mengamati perubahan warna indikator sehing-ga titik akhir terlewati atau belum titik akhir 2. Faktor fasilitas : a. Bahan kimia yang dipakai tidak memenuhi syarat b. Alat yang dipakai tidak baik 3. Faktor metoda analisa : a. Reaksi tidak sempurna atau timbul reaksi samping b. Kelarutan endapan c. Pemisahan zat-zat pengganggu yang tidak sempurna