2. Prinsip GCG
Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) memberlakukan prinsip-prinsip GCG
untuk menciptakan lingkungan kondusif terhadap perlindungan sektor usaha yang efisien
berkesinambungan mencakup 5 bidang.
3. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. Perusahaan yang berhasil menerapkan
GCG, maka akan terciptalah citra sebagai sebuah perusahaan yang berhasil, yaitu
meningkatkan trust dan dalam rangka mewujudkan sustainable company.
4. Meningkatkan corporate value sebagaimana yang
diungkapkan oleh Tjager et.al. (2003) bahwa secara
teoritik, praktik GCG dapat meningkatkan nilai
(valuation) perusahaan dengan meningkatkan kinerja
keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin
dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan
yang menguntungkan diri sendiri.
5. Meningkatkan kepercayaan investor.
Sebagaimana diungkapkan oleh Newell dan
Wilson (2002) pada intinya bahwa praktik
GCG yang dijalankan dengan baik dapat
meningkatkan kepercayaan investor dan
sebaliknya penerapan GCG yang buruk akan
menurunkan tingkat kepercayaan mereka.
6. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja
perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan
shareholders value dan dividen dengan tujuan akhir yaitu
tercapainya stakeholder satisfaction yang meliputi task
satisfaction dan employee satisfaction.
7. Pendapat senada disampaikan oleh Agoes (2009), bahwa penerapan konsep GCG merupakan salah
satu upaya untuk memulihkan kepercayaan para investor dan institusi terkait di pasar modal.
Tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi serta mencegah atau memperkecil praktek
manipulasi dan kesalahan signifikan dalam pengelolaan kegiatan organisasi.
8. Prinsip GCG
Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) memberlakukan prinsip-prinsip GCG
untuk menciptakan lingkungan kondusif terhadap perlindungan sektor usaha yang efisien
berkesinambungan mencakup 5 bidang.
9. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham. Kerangka yang dibangun
dalam GCG harus mampu melindungi hak-hak para pemegang saham. Hak-hak
tersebut meliputi hak dasar pemegang saham yaitu untuk:
• menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan
• mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya
• memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara berkala dan
teratur
• ikut berperan dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
• memilih anggota dewan komisaris dan direksi
• memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.
10. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham. Kerangka GCG harus menjamin adanya
perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan
asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan mendapatkan penggantian atau perbaikan
atas pelanggaran dari hak-hak mereka. Prinsip ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas
saham-saham yang berada dalam satu kelas, melarang praktik-praktik insider trading dan self dealing
dan mengharuskan anggota dewan komisaris melakukan keterbukaan jika menemukan
transaksitransaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
11. Pengaruh stakeholders yang terkait dengan perusahaan.
Kerangka GCG harus memberikan pengakuan terhadap
hak-hak stakeholders, seperti yang dintentukan undang-
undang dan mendorong kerjasama aktif antara
perusahaaan dengan stakeholders dalam rangka
menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja dan
kesinambungan usaha.
12. Keterbukaan dan Transparansi. Kerangka GCG menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat
untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi informasi
mengenai keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Disamping itu informasi
yang diungkapkan harus disusun, diaudit dan disajikan sesuai dengan format standar yang berkualitas tinggi.
Manajemen diharuskan meminta auditor ekternal melakukan audit yang bersifat independen atas laporan
keuangan.
13. Akuntabilitas dewan komisaris.
Kerangka GCG harus menjamin adanya pedoman strategi
perusahaan, pemantauan efektif terhadap manajemen yang
dilakukan oleh dewan komisaris dan akuntabilitas dewan
komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham.
Prinsip ini juga memuat kewenangankewenangan yang harus
dimiliki oleh dewan komisaris beserta kewajiban
profesionalnya kepada pemegang saham dan stakeholders
lainnya.
15. Hak-hak pemegang
saham
20%
Kebijakan
Corporate
Governance
15%
Praktek-praktek
Corporate
Governance
30%
Pengungkapan
(Disclosure)
20%
Fungsi Audit
15% Penilaian terhadap pelaksanaan good corporate
governance di Indonesia dilakukan oleh lembaga
independen yaitu: Forum for Corporate Governance
in Indonesia (FCGI).
Penilaian dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dijawab oleh pihak manajemen
perusahaan. Aspek yang dinilai meliputi Hak-hak
Pemegang Saham, Kebijakan Corporate
Governance, Praktek-praktek Corporate
Governance, Pengungkapan, dan Fungsi Audit.
Penentuan skor pelaksanaan dilakukan melalui
metode rata-rata tertimbang, dengan bobot
masing-masing aspek di samping.
16. Tata kelola perusahaan dengan kepemimpinan Budaya GCG sangat
tergantung dari kemampuan perusahaan untuk menginternalisasikan
prinsip-prinsip, seperti: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, kewajaran dan kesetaraan, ke dalam kompetensi
produktif dan kompetensi adaptif karyawan dan pimpinan di
perusahaan.
Implementasi GCG tidak hanya merupakan kesadaran kolektif untuk
menciptakan tata kelola formalitas oleh dorongan dari kewajiban.
Tapi, seharusnya menjadi kesadaran dalam budaya integritas di
semua level dan jajaran organisasi. Lalu, secara berkelanjutan dan
konsisten melaksanakan GCG dengan komitmen dari visi, misi dan
core values yang sesuai dengan semangat budaya GCG.
KESIMPULAN
17. Perlu adanya kesadaran semua komponen bangsa Indonesia untuk
mengimplementasikan budaya GCG secara efektif dan evisien,
karena dalam pencapaian GCG harus semua komponen dengan sadar
menjalankan system yang telah disepakati bersama utuk tujuan
bersama.
SARAN