SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1.   PENDAHULUAN

Pada dasarnya alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak
melalui dua mekanisme, yaitu pertama, melalui mekanisme pasar (market mechanism), dan
kedua melalui mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism). Dengan sejumlah kondisi
yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong
pemakaian sumber daya yang efisien (Musgrave & Musgrave, 1984), (Brown dan Jackson,
1986). Namun kegagalan pasar (market failures) terjadi juga dalam mengalokasikan sejumlah
barang dan jasa. Penyebabnya adalah kaena adanya “public goods” beserta eksternalitinya.
Jenis barang dan jasa inilah, beserta sejumlah “mixed goods” yang didistribusikan melalui
mekanisme birokrasi.

Mekanisme birokrasi dalam perkembangannya menjadi mekanisme yang sangat penting,
Karena besarannya semakin meningkat yang ditujukan dalam porsinya dibanding dengan
Produk Domestik Bruto. Mekanisme birokrasi itu sendiri mempunyai instrumen yang disebut
sistem penganggaran yang berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam
bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam masyarakat. Sesuai dengan perkembangan sistem
administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem sosial dan
politik tertentu, berkembang pula sistem penganggaran daerah.

Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk
suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan uang. Kata budget yang digunakan
di Inggris sendiri merupakan serapan dari istilah bahasa Perancis yaitu bouge atau bougette
yang berarti “tas” di pinggang yang terbuat dari kulit, yang kemudian di Inggris kata budget
ini berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut
dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran. Sementara di
negeri Belanda, anggaran disebut begrooting, yang berasal dari bahasa Belanda kuno yakni
groten yang berarti memperkirakan.

Di Indonesia sendiri, pada awal mulanya (pada jaman Hindia-Belanda) secara resmi
digunakan istilah begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun sejak
Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah “Anggaran Pendapatan dan Belanja” dipakai
secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945, dan di dalam perkembangan selanjutnya
ditambahkan kata Negara untuk melengkapinya sehingga menjadi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.

2.   PENGERTIAN ANGGARAN

Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses manajemen organisasi.
Demikian juga, anggaran mempunyai posisi yang penting. Anggaran mengungkapkan apa
yang dilakukan di masa mendatang. Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket
pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu
atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan data
penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Dan menurut Mulyadi (2001:488),
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur
dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun.

Sedangkan, Menurut National Commitee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini
telah menjadi Governmental Accounting Standards Board (GASB), definisi anggaran
(budget) adalah sebagai rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran
yang diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode
waktu tertentu.

Kebanyakan sektor publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan
penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Dampaknya adalah pemisahan
penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan. Jenis anggaran sektor publik
adalah:

     1. Anggaran Negara dan Daerah APBN/APBD (Budget of State)
     2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran usaha setiap
        BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-swasta.

3.   FUNGSI ANGGARAN

Anggaran berfungsi sebagai berikut:

     1. Anggaran sebagai alat perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dan belanja
pemerintah tersebut.

     1. Anggaran sebagai alat pengendalian

Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses
perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak
dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat
dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk
mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.

     1. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui
arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi
ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.

     1. Anggaran sebagai alat politik

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan political
will, coalition building, keahlian berorganisasi, dan pemahaman prinsip manajemen keuangan
publik oleh para manajer publik.

     1. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran publik
merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun
dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam
pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat
komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

     1. Anggaran adalah alat penilaian kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia
capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang
efektif untuk pengendalian dan penilaian.

     1. Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi masyarakat manajemen agar bekerja secara
ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable
atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga
terlalu mudah untuk dicapai.

     1. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat,
LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses
penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi
anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.

Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya
melalui proses politik yang ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak
teroganisasi dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada
alat untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dengan
jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme dan sebagainya.

4.   KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Karakteristik anggaran sektor publik, adalah sebagai berikut:

     1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non keuangan
     2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun
     3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran
        yang ditetapkan
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
        penyusun anggaran
     5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.



5.   JENIS-JENIS ANGGARAN

     1. Line Item Budgeting

Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana
berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran).
Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering
pula disebut “traditional budgeting”. Walaupun tak dapat disangkal, “line item budgeting”
sangat populer penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan.

     1. Incremental Budgeting

Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan
revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode
tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari
angka periode sebelumnya. Permasalahan yang harus diputuskan bersama adalah metode
kenaikan/penurunan (incremental) dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem
anggaran ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan
kegiatan dari tahun sebelumnya.

     1. Planning Programming Budgeting Sistem

Planning Programming Budgeting Sistem adalah suatu proses perencanaan, pembuatan
program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan
tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas
permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi
keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang.

     1. Zero Based Budgeting (ZBB)

Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan,
bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara
terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan.
Tiga langkah penyusunan ZBB adalah:

     1. Identifikasi unit keputusan
     2. Membangun paket keputusan
     3. Meriview peringkat paket keputusan

     1. Performance Budgeting

Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem
penganggaran yang berorientasi pada “output” organisasi yang berkaitan sangat erat dengan
visi, misi dan rencana strategis organisasi. Performance Budgeting mengalokasikan sumber
daya program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai laporan pengukuran sebagai
indikator kinerja organisasi.



     1. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah suatu kerangka strategi kebijakan
tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen.
Kerangka ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada departemen untuk
penetapan lokasi dan sumber dana pembangunan.

6.   PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN

     1. Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran negara (di pemerintahan Pusat
        maupun di pemerintahan Daerah), baik yang berkaitan dengan pendapatan maupun
        yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang
        mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat selain harus dibahas dan
        mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat.
     2. Adil, berarti bahwa anggaran negara haruslah diarahkan secara optimum bagi
        kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua
        kelompok dalam masyarakt sesuai dengan kebutuhannya.
     3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung jawaban
        anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh
        masyarakat umum.
     4. Bermoral Tinggi, berarti pengelolaan keuangan negara harus berpegang kepada
        peraturan perundangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu pada etika dan
        moral yang tinggi.
     5. Berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati-
        hati, karena jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin
        terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang negara.
     6. Akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan negara haruslah dapat
        dipertanggung jawabkan setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat.



7.   ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

     1. Mengenal Anggaran Negara

Anggaran negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran rumah
tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua
sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran
juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung jawab menyusun
Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) yang akan menjadi Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) nantinya setelah disahkan oleh pemerintah dengan
persetujuan DPR. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Setidaknya terdapat 6 (enam) sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam
penentuan volume APBN, yakni:

   1.   Harga minyak bumi di pasar internasional
   2.   Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC
   3.   Pertumbuhan ekonomi
   4.   Inflasi
   5.   Suku bunga
   6.   Nilai tukar Rupiah dengan Dolar Amerika (USD)

Penetapan angka-angka keenam unsur diatas memegang peranan yang sangat penting dalam
penyusunan APBN. Hasil penetapannya disebut RAPBN. Penerimaan dan pengeluaran untuk
anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja.

Penetapan Angka Asumsi

Dalam proses penyusunan RAPBN, angka-angka asumsi tersebut ditempatkan sebagai faktor
luar yang menentukan kondisi anggaran, baik sisi pendapatan maupun belanja. Penetapan
angka asumsi dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari wakil-wakil dari Bank Indonesia,
Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor
Menteri Koordinator Perekonomian, dan Badan Pusat Statistik, yang bersidang secar rutin
untuk membahas dan menentukan angka asumsi.

Angka-angka asumsi yang dihasilkan oleh tim tersebut selanjutnya dipakai sebagai dasar
untuk menyusun RAPBN. Angka-angka yang tertera masih berupa usulan dari pihak
eksekutif (pemerintah) kepada pihak legislatif (DPR). RAPBN ini disampaikan oleh Presiden
kepada DPR dalam suatu sidang paripurna yang merupakan awal dari proses pembahasan
RAPBN antara pemerintah dan DPR, hingga mencapai kesepakatan dengan memutuskan
rancangan yang diajukan pemerintah menjadi APBN.

Fungsi APBN

   1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk melaksanakan
      pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
   2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi
      manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
   3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk menilai
      apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah
      ditetapkan.
   4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk menciptakan
      lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
      meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
   5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan rasa
      keadilan dan kepatutan.
   6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara dan
      mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian negara.
Komponen APBN

Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu:

     1.   Pendapatan Negara dan Hibah
     2.   Belanja negara
     3.   Keseimbangan primer
     4.   Surplus/defisit anggaran
     5.   Pembiayaan

Format APBN secara rinci adalah sebagai berikut:

     1. Pendapatan negara dan hibah
     2. Belanja negara
           1. Anggaran belanja pemerintah pusat
                   1. Pengeluaran rutin
                   2. Pengeluaran pembangunan
                   3. Anggaran belanja untuk daerah
                         1. Dana perimbangan
                         2. Dana otonomi khusus dan penyeimbang
                         3. Keseimbangan primer
                         4. Surplus/defisit anggaran
                         5. Pembiayaan
                                 1. Pembiayaan dalam negeri
                                 2. Pembiayaan luar negeri

Sistem Anggaran Negara

Sistem anggaran negara saat ini terdiri dari 2 (dua) kompponen utama:

1) Anggaran untuk pemerintah pusat yang dibagi dalam:

          Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi:
          belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM)
          Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran
          meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran pembangunan,
          peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur saat ini masih cukup besar.

2) Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total pengeluaran.
Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik provinsi,
kabupaten maupun kotamadya.

8.   ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Penganggaran Daerah

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD,
dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.

Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah baik dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD. Setiap
penganggaran penerimaan dan pengeluaran dalam APBD harus memiliki dasar hukum
penganggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban
pemerintah daerah sebagaimana ditetapkann dalam peraturan perundang-undangan.

Kebijakan Penyusunan APBD

i.     Kebijakan penganggaran pendapatan

      1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
         daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1
         (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
      2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai
         makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan
         belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau
         dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil
      3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
         dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

ii.   Kebijakan penganggaran belanja

      1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang
         menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan
         urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
      2. Belanja dalam rangka penyelenggaran urusan wajib digunakan untuk melindungi dan
         meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
         daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
         kesehatan, fasilitas sosial dan umum yang layak serta mengembangkan sistem
         jaminan sosial.
      3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
         pencapaian output dan outcome dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan
         untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas
         efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
      4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan
         tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah
         yang menjadi tanggung jawabnya.
      5. Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau
         memberikan bantuan kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan bencana
         alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam sisa
         lebih perhitungan APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan
         penggeseran belanja tidak terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas
         program dan kegiatan yang tidak mendesak.
iii. Kebijakan penganggaran pembiayaan

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Struktur APBD

I.     Pendapatan daerah

Pendapatan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan daerah dikelompokkan atas:

     1. Pendapatan asli daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
        kekayaan daerah yang dipisahkan dll.
     2. Dana perimbangan, seperti dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi
        khusus
     3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, seperti hibah dari pemerintah/pemda lain,
        badan/lembaga.organisasi swasta dalam negeri dll

II. Belanja daerah

Dalam rangka memudahkan penilaian kewajaran biaya suatu program atau kegiatan, maka
belanja terdiri dari atas 2 (dua) kelompok, yaitu:

     1. Belanja tidak langsung, terdiri dari:

        Belanja pegawai (gaji dan tunjangan)
        Belanja bunga
        Belanja subsidi
        Belanja hibah
        Belanja bantuan sosial
        Belanja bagi hasil
        Bantuan keuangan
        Belanja tidak terduga

     1. Belanja langsung, yakni:

        Belanja pegawai (honorarium/upah)
        Belanja barang dan jasa
        Belanja modal



III. Surplus/Defisit

Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan
terjadinya surplus atau defisit APBD. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan
lebih besar dari anggaran belanja. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, maka
penggunaanya diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi)
daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau
pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial.

Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih kecil dari anggaran belanja.
Dalam hal APBD diperkirakan surplus, maka ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit
tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan
piutang.



IV. Pembiayaan daerah

Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus, yang dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari:

   1. Penerimaan pembiayaan, mencakup:
   2.
   3. Pengeluaran pembiayaan, mencakup:

       Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA)
       Pencairan dana cadangan
       Hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan
       Penerimaan pinjaman daerah
       Penerimaan kembali pemberian pinjaman
       Penerimaan piutang daerah
           1. Pembentukan dana cadangan
           2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
           3. Pembayaran pokok utang
           4. Pemberian pinjaman daerah.
DAFTAR PUSTAKA



Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin, 2007, Akuntasi Sektor Publik, Semarang, Badan Penerbit
UNDIP.

Indra Bastian, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta, Penerbit Erlangga

Warsito Kawedar, Abdulrohman, dan Rr. Sri Handayani, 2008, Akuntansi Sektor Publik:
Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah (Buku 1 dan 2),
Semarang, Badan Penerbit Undip.

More Related Content

What's hot

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahMaylana Febrina
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikOcta Libriyanti
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkKerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkDadang Solihin
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahPengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahAlma'Arif Pangulu
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 

What's hot (20)

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerah
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkKerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahPengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 

Viewers also liked

Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanMuhammad Anshar
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahAditya Arisandi
 
Anggaran dasar perusahaan
Anggaran dasar perusahaanAnggaran dasar perusahaan
Anggaran dasar perusahaanBobby D'Arch
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikAnggun Jayanti
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
perencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalperencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalFiesty Utami
 
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap editferie007
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 

Viewers also liked (17)

Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
Anggaran dasar perusahaan
Anggaran dasar perusahaanAnggaran dasar perusahaan
Anggaran dasar perusahaan
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publik
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
perencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalperencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasional
 
anggaran pemerintah
anggaran pemerintahanggaran pemerintah
anggaran pemerintah
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
 
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
bank syariah
bank syariahbank syariah
bank syariah
 
Contoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaanContoh penganggaran pada perusahaan
Contoh penganggaran pada perusahaan
 

Similar to Jenis jenis anggaran pemerintah

TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfFajar318789
 
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...9elevenStarUnila
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORgitamelania1
 
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptSIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptPorimataPutri
 
Ruang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranRuang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranDadik Hardian
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii4545wr
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalJoseph Sitepu
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAMas CR
 
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...YuditiaVirgiansyah
 

Similar to Jenis jenis anggaran pemerintah (20)

TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
 
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...
PENERAPAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR KEP-101/MBU/2002 DAN SURAT MENTERI BUM...
 
Anggaran Negara
Anggaran NegaraAnggaran Negara
Anggaran Negara
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
 
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptSIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
 
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptxPENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
 
Investasi 14
Investasi 14Investasi 14
Investasi 14
 
Ruang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranRuang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup Anggaran
 
4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
Bab 3 dan 4 akt. sektor publik (kelompok 2)
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasional
 
Akuntansi Sektor Publik.pptx
Akuntansi Sektor Publik.pptxAkuntansi Sektor Publik.pptx
Akuntansi Sektor Publik.pptx
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
 
Anggaran berbasisi kinerja OK
Anggaran berbasisi kinerja OKAnggaran berbasisi kinerja OK
Anggaran berbasisi kinerja OK
 
Anggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerjaAnggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerja
 
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
 
Ppt budgeting
Ppt budgetingPpt budgeting
Ppt budgeting
 

Recently uploaded

Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfsoftraxindo
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptxloegtyatmadji
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...BagaimanaCaraMenggug
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 

Recently uploaded (17)

Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 

Jenis jenis anggaran pemerintah

  • 1. 1. PENDAHULUAN Pada dasarnya alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui dua mekanisme, yaitu pertama, melalui mekanisme pasar (market mechanism), dan kedua melalui mekanisme birokrasi (bureaucratic mechanism). Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien (Musgrave & Musgrave, 1984), (Brown dan Jackson, 1986). Namun kegagalan pasar (market failures) terjadi juga dalam mengalokasikan sejumlah barang dan jasa. Penyebabnya adalah kaena adanya “public goods” beserta eksternalitinya. Jenis barang dan jasa inilah, beserta sejumlah “mixed goods” yang didistribusikan melalui mekanisme birokrasi. Mekanisme birokrasi dalam perkembangannya menjadi mekanisme yang sangat penting, Karena besarannya semakin meningkat yang ditujukan dalam porsinya dibanding dengan Produk Domestik Bruto. Mekanisme birokrasi itu sendiri mempunyai instrumen yang disebut sistem penganggaran yang berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam masyarakat. Sesuai dengan perkembangan sistem administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem sosial dan politik tertentu, berkembang pula sistem penganggaran daerah. Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan uang. Kata budget yang digunakan di Inggris sendiri merupakan serapan dari istilah bahasa Perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” di pinggang yang terbuat dari kulit, yang kemudian di Inggris kata budget ini berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran. Sementara di negeri Belanda, anggaran disebut begrooting, yang berasal dari bahasa Belanda kuno yakni groten yang berarti memperkirakan. Di Indonesia sendiri, pada awal mulanya (pada jaman Hindia-Belanda) secara resmi digunakan istilah begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun sejak Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah “Anggaran Pendapatan dan Belanja” dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945, dan di dalam perkembangan selanjutnya ditambahkan kata Negara untuk melengkapinya sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2. PENGERTIAN ANGGARAN Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses manajemen organisasi. Demikian juga, anggaran mempunyai posisi yang penting. Anggaran mengungkapkan apa yang dilakukan di masa mendatang. Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Dan menurut Mulyadi (2001:488), Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Sedangkan, Menurut National Commitee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Governmental Accounting Standards Board (GASB), definisi anggaran
  • 2. (budget) adalah sebagai rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Kebanyakan sektor publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Dampaknya adalah pemisahan penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan. Jenis anggaran sektor publik adalah: 1. Anggaran Negara dan Daerah APBN/APBD (Budget of State) 2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran usaha setiap BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-swasta. 3. FUNGSI ANGGARAN Anggaran berfungsi sebagai berikut: 1. Anggaran sebagai alat perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dan belanja pemerintah tersebut. 1. Anggaran sebagai alat pengendalian Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif. 1. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. 1. Anggaran sebagai alat politik Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan political
  • 3. will, coalition building, keahlian berorganisasi, dan pemahaman prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik. 1. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan. 1. Anggaran adalah alat penilaian kinerja Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian. 1. Anggaran sebagai alat motivasi Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi masyarakat manajemen agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai. 1. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak teroganisasi dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme dan sebagainya. 4. KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Karakteristik anggaran sektor publik, adalah sebagai berikut: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non keuangan 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
  • 4. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran 5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 5. JENIS-JENIS ANGGARAN 1. Line Item Budgeting Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut “traditional budgeting”. Walaupun tak dapat disangkal, “line item budgeting” sangat populer penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan. 1. Incremental Budgeting Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan yang harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental) dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya. 1. Planning Programming Budgeting Sistem Planning Programming Budgeting Sistem adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang. 1. Zero Based Budgeting (ZBB) Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah: 1. Identifikasi unit keputusan 2. Membangun paket keputusan 3. Meriview peringkat paket keputusan 1. Performance Budgeting Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada “output” organisasi yang berkaitan sangat erat dengan
  • 5. visi, misi dan rencana strategis organisasi. Performance Budgeting mengalokasikan sumber daya program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai laporan pengukuran sebagai indikator kinerja organisasi. 1. Medium Term Budgeting Framework (MTBF) Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah suatu kerangka strategi kebijakan tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Kerangka ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan lokasi dan sumber dana pembangunan. 6. PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN 1. Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran negara (di pemerintahan Pusat maupun di pemerintahan Daerah), baik yang berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat selain harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat. 2. Adil, berarti bahwa anggaran negara haruslah diarahkan secara optimum bagi kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua kelompok dalam masyarakt sesuai dengan kebutuhannya. 3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung jawaban anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh masyarakat umum. 4. Bermoral Tinggi, berarti pengelolaan keuangan negara harus berpegang kepada peraturan perundangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu pada etika dan moral yang tinggi. 5. Berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati- hati, karena jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang negara. 6. Akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan negara haruslah dapat dipertanggung jawabkan setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat. 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN) 1. Mengenal Anggaran Negara Anggaran negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung jawab menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) yang akan menjadi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) nantinya setelah disahkan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
  • 6. Setidaknya terdapat 6 (enam) sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN, yakni: 1. Harga minyak bumi di pasar internasional 2. Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC 3. Pertumbuhan ekonomi 4. Inflasi 5. Suku bunga 6. Nilai tukar Rupiah dengan Dolar Amerika (USD) Penetapan angka-angka keenam unsur diatas memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN. Hasil penetapannya disebut RAPBN. Penerimaan dan pengeluaran untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja. Penetapan Angka Asumsi Dalam proses penyusunan RAPBN, angka-angka asumsi tersebut ditempatkan sebagai faktor luar yang menentukan kondisi anggaran, baik sisi pendapatan maupun belanja. Penetapan angka asumsi dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari wakil-wakil dari Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, dan Badan Pusat Statistik, yang bersidang secar rutin untuk membahas dan menentukan angka asumsi. Angka-angka asumsi yang dihasilkan oleh tim tersebut selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk menyusun RAPBN. Angka-angka yang tertera masih berupa usulan dari pihak eksekutif (pemerintah) kepada pihak legislatif (DPR). RAPBN ini disampaikan oleh Presiden kepada DPR dalam suatu sidang paripurna yang merupakan awal dari proses pembahasan RAPBN antara pemerintah dan DPR, hingga mencapai kesepakatan dengan memutuskan rancangan yang diajukan pemerintah menjadi APBN. Fungsi APBN 1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. 2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. 3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. 5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian negara.
  • 7. Komponen APBN Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu: 1. Pendapatan Negara dan Hibah 2. Belanja negara 3. Keseimbangan primer 4. Surplus/defisit anggaran 5. Pembiayaan Format APBN secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan negara dan hibah 2. Belanja negara 1. Anggaran belanja pemerintah pusat 1. Pengeluaran rutin 2. Pengeluaran pembangunan 3. Anggaran belanja untuk daerah 1. Dana perimbangan 2. Dana otonomi khusus dan penyeimbang 3. Keseimbangan primer 4. Surplus/defisit anggaran 5. Pembiayaan 1. Pembiayaan dalam negeri 2. Pembiayaan luar negeri Sistem Anggaran Negara Sistem anggaran negara saat ini terdiri dari 2 (dua) kompponen utama: 1) Anggaran untuk pemerintah pusat yang dibagi dalam: Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM) Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran pembangunan, peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur saat ini masih cukup besar. 2) Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total pengeluaran. Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kotamadya. 8. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) Penganggaran Daerah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD,
  • 8. dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD. Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD. Setiap penganggaran penerimaan dan pengeluaran dalam APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana ditetapkann dalam peraturan perundang-undangan. Kebijakan Penyusunan APBD i. Kebijakan penganggaran pendapatan 1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. 2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil 3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. ii. Kebijakan penganggaran belanja 1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 2. Belanja dalam rangka penyelenggaran urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. 3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian output dan outcome dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. 4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau memberikan bantuan kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam sisa lebih perhitungan APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran belanja tidak terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang tidak mendesak.
  • 9. iii. Kebijakan penganggaran pembiayaan Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Struktur APBD I. Pendapatan daerah Pendapatan daerah dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan daerah dikelompokkan atas: 1. Pendapatan asli daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dll. 2. Dana perimbangan, seperti dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, seperti hibah dari pemerintah/pemda lain, badan/lembaga.organisasi swasta dalam negeri dll II. Belanja daerah Dalam rangka memudahkan penilaian kewajaran biaya suatu program atau kegiatan, maka belanja terdiri dari atas 2 (dua) kelompok, yaitu: 1. Belanja tidak langsung, terdiri dari: Belanja pegawai (gaji dan tunjangan) Belanja bunga Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja bagi hasil Bantuan keuangan Belanja tidak terduga 1. Belanja langsung, yakni: Belanja pegawai (honorarium/upah) Belanja barang dan jasa Belanja modal III. Surplus/Defisit Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit APBD. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih besar dari anggaran belanja. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, maka penggunaanya diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi)
  • 10. daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih kecil dari anggaran belanja. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, maka ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang. IV. Pembiayaan daerah Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus, yang dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari: 1. Penerimaan pembiayaan, mencakup: 2. 3. Pengeluaran pembiayaan, mencakup: Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA) Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah 1. Pembentukan dana cadangan 2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah 3. Pembayaran pokok utang 4. Pemberian pinjaman daerah.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin, 2007, Akuntasi Sektor Publik, Semarang, Badan Penerbit UNDIP. Indra Bastian, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta, Penerbit Erlangga Warsito Kawedar, Abdulrohman, dan Rr. Sri Handayani, 2008, Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah (Buku 1 dan 2), Semarang, Badan Penerbit Undip.