Dokumen tersebut membahas tentang etika lingkungan hidup. Terdapat beberapa teori etika lingkungan yaitu antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Dibahas pula dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran lingkungan serta prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup seperti hormat terhadap alam dan tanggung jawab moral terhadap lingkungan.
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
1. PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“ETIKA LINGKUNGAN HIDUP”
Kelompok 3 :
1. MUHAMMAD FAISAL JUANDA
2. NOVA OKTAVIANI ARIANTO
3. BUNGA FATIMAH YUNUS
4. ROSWITA YUNIRNA
5. NURUL ZAKIAH
6. BERTUS MAHOBA
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar manusia saat ini sudah tidak peduli lagi dengan
sesama dan lingkungannya karena merasa berkelimpahan.Setelah sejarah
panjang inovasi teknologi dan eksploitasi sumberdaya alam, manusia lalu
mengalami kritis keterbatasan. Disisi lain, kekuatan yang dimiliki manusia
sebenarnya justru merusak, bahkan membunuh manusia sendiri lewat
kerusakan ekologik. Pada situasi seperti ini, manusia pada dasarnya sudah
mulai kehilangan orientasi dan harapan hidup.
Risiko berupa pudarnya orientasi dan harapan hidup yang mungkin
telah dicanangkan, dipersiapkan dan diusahakan selama proses
kehidupannya melalui penciptaan bentuk-bentuk peradaban yang
digunakan untuk memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam guna
keberlangsungan hidup spesies manusia itu sendiri. Manusia lantas terlena
dengan potensi dan kekuatannya sendiri dalam merengkuh kenikmatan
fasilitas yang diberikan alam dan melupakan satu sisi dalam dirinya sendiri
yang sesungguhnya merupakan kelemahan dan sekaligus menjadi
kekuatannya, yaitu sikap mental.
Atas dasar itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan selalu
dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan
kualitas hidup (manusia) secara keseluruhan.Pendidikan etika lingkungan,
terutama yang menekankan pada paham ekosentrisme, sangat penting
untuk dilakukan dan dan diberikan pada generasi muda. Mengingat
merekalah yang kelak akan meneruskan mengelolah alam semesta ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teori dalam etika lingkungan ?
2. Bagaimana dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran
lingkungan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup?
4. Bagaimana penerapkan etika lingkungan/ membiasakan diri melakukan
aturan etika lingkungan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui teori-teori yang berkaitan dalam etika lingkungan
2. Menjelaskan dasar-dasar etika dan kesadaran lingkungan
3. Mengetahui penerapan etika lingkungan
4. Mengetahui cara-cara/ respon yang digunakan untuk mengefektifkan
penerapan etika lingkungan
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Teoti-teori Etika Lingkungan Hidup
Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan
oleh bagaimana pandangan seseorang terhadap sesuatu itu.Manusia
memilki pandangan tertentu terhadap alam, dimana pandangan itu telah
menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap
alam.Pandangan tersebut dibagidalam tiga teori utama, yang dikenal
sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental
Ethics, and Deep Environmental Ethics.Ketigateori ini dikenal juga
sebagai Antroposentrisme, Biosentrisme, dan Ekosentrisme.
a. Antroposentrisme
Dinamakan berdasar kata antropos = manusia, adalah suatu
pandanganyang menempatkan manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Karena pusat pemikiran adalah manusia,
maka kebijakan terhadap alam harus diarahkan untuk
mengabdi pada kepentingan manusia.Alam dilihat hanya
sebagai objek, alat dansarana bagi pemenuhan kebutuhan
manusia.Dengan demikian alam dilihat tidak memiliki nilai
dalam dirinya sendiri.Alam dipandang dan diperlakukan
hanyasebagai alat bagi pencapaian tujuan manusia.Namun,
dalam sikapnya yang dianggap semena-mena terhadap alam,
pandangan ini juga peduli terhadap alam.Manusia
membutuhkan lingkunganhidup yang baik, maka demi
kepentingan hidupnya, manusia memiliki
kewajibanmemeliharan dan melestarikan
alamlingkungannya.Kalaupun manusia bersifat peduli terhadap
alam, hal itu dilakukan semata-mata demi menjamin
kebutuhandan kepentingan hidup manusia, dan bukan atas
pertimbangan bahwa alammempunyi nilai pada dirinya
sendiri.Teori ini jelas bersifat egoistis, karena hanya
mengutamakan kepentingan manusia.Itulah sebabnya teori ini
dianggap sebagaisebuah etika lingkungan yang dangkal dan
sempit (Shallow EnvironmentalEthics).
b. Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai
yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari
kepentingan manusia.Dengandemikian, biosentrisme menolak
teori antroposentrisme yang menyatakan bahwahanya
manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri.Teori
biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan
hanya manusia saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan
4. kehidupan sebagai pusat perhatian.Maka, kehidupan setiap
makhluk dibumi ini patut dihargai, sehingga harusdilindungi
dan diselamatkan.Biosentrisme melihat alam dan seluruh
isinyamemilki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri.Alam
memiliki nilai justru karenaada kehidupan yang terkandung
didalamnya.Manusia hanya dilihat sebagai salahsatu bagian
saja dari seluruh kehidupan yang ada dimuka bumi, dan
bukanlahmerupakan pusat dari seluruh alam semesta.Maka
secara biologis, manusia tidak ada bedanya dengan makhluk
hidup lainnya.
c. Ekosentrisme
Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa secara
ekologis, baik makhluk hidup maupun benda-benda abiotik
saling terkait satu sama lain. Air disungai, yang termasuk
abiotik, sangat menentukan bagi kehidupan yang
adadidalamnya.Udara, walaupun tidak termasuk makhluk
hidup, namun sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh
makhluk hidup.Jadi, ekosentrisme selainsejalan dengan
biosentrisme (dimana kedua-duanya sama-sama menentang
teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas yang lebih
luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme disebut juga Deep Environtmental Ethics.
Deep ecolog menganut prinsip biospheric egolitarian-ism,
yaitu pengakuan bahwa seluruhorganisme dan makhluk hidup
adalah anggota yang sama statusnya dari suatukeseluruhan
yang terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang sama.
Inimenyangkut suatu pengakuan bahwa hak untuk hidup dan
berkembang untuk semua makhluk (baik hayati maupun non-hayati)
adalah sebuah hak universalyang tidak bisa diabaikan.
B. Dasar Etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat
Empat tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi
bahwaawalnya pemikiran etika lingkungan itu muncul karena adanya
krisis lingkungan yang sebab utamanya adalah gaya hidup manusia dan
perkembangan peradabannya. Pola hidup konsumtif, tanmpa
memperhitungkan bagaimana ketersediaan/ daya dukung lingkungan
serta didukung pengangkatan-pengangkatan teknologi membuahkan
perilaku eksploitasi. Namun, sering berjalannya waktu, manusia mulai
menghadapi masalah persaingan mendapatkan sumber daya alam yang
ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya dukungnya pun
mulai menurun. Masalah ini lah yang memaksa manusia untuk melihat
kembali bagaimana kedudukan, fungsi dan interaksinya dengan alam
semesta yang melahirkan gagasan kesadaran dan etika lingkunga.
5. Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:
1. Dasar pendekatan ekologis, mengenalkan suatu pemahaman adanya
keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas kehidupan dimana
tindakan manusia pada masa lalu, sekarang, dan yang kan datang, akan
memberi dampak yang tak dapat di perkirakan. Kita tidak bisa
melakukan hanya satu hal atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya
memahami bagaimana alam bekerja kita pun tidak akan pernah bisa
mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada
organisme lain, sekarang atau akan datang.
2. Dasar pendekatan humanisme, setara dengan pendekatan ekologis,
dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya tanggung jawab kita
untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.
3. Dasar pendekatan teologis, merupak dasar dari keduan pendekatan
sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai luhur dan mulia
ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang
selayaknya terjalin antara alam dan manusia
4. kesadaran-kesadaran lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan
keberlanjutan bumi dan sumber daya alam, yaitu:
Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai
Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia
semata, tetapi untuk seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan
mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan memperbarui
sumber daya alam.
Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman dasar ketiga diatas, harus
pula menjadi tujuan kehidupan.
Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai
sertadiperbaharui.
Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara
manusia dan alam, sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam
kerja sama ekologik.
Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman biologis dan budaya.
Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan
pemberdayaan sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok
masyarakat dari eksploitasi dan perusakan lingkungan.
Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis
dan mendominasi.
6. Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik dan memilii hak berbagai
atas sumber daya alam.
Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak
untuk meningkatkan haknya atau sumber daya alam.
C. Prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup
Etika lingkungan hidup yang menuntut manusia untuk
berinteraksidalam alam semesta.Dengan ini bisa dikemukakan bahwa
krisis lingkungan global yang kitaalami saat ini sebenarnya bersumber
pada kesalahan pemahaman atau cara pandang manusia mengenai dirinya,
alam, dan tempat manusia dalam keseluruhanekosistem. Manusia keliru
memandang dan keliru menempatkan diri dalamkonteks alam semesta
seluruhnya.Dan inilah awal dari semua bencana lingkunganhidup yang kita
alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus pulamenyangkut
pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam berinteraksi baik
dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme,
yangmemandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya
manusia yangmempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar
alat bagi pemuasankebutuhan dan kepentingan hidup manusia. Manusia
dianggap berada diluar,diatas dan terpisah dari alam. Bahkan, manusia
dipahami sebagai penguasa atasalam yang boleh melakukan apa saja. Cara
pandang seperti ini melahirkan sikapdan perilaku eksploitatif tanpa
kepedulian sama sekali terhadap alam dan segalaisinya yang dianggap
tidak mempunyai nilai pada diri sendiri.Oleh karena itu, dapat
disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup.
Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis ekologiyang
bersumber pada cara pandang dan perilaku manusia.
1. Prinsip sikap hormat terhadap alam (Respect for Nature)
Dari ketiga teori lingkungan hidup, ketiganya sama-sama
mengakui bahwaalam perlu dihormati. Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam
semesta seluruhnya. Dengan kata lain,alam mempunyai hak untuk
dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada
alam, tetapi terutama karena kenyataan bahwa manusiaadalah satu
kesatuan dari alam.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda dialam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengantujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentinganmanusia atau tidak.Oleh karena itu, manusia sebagai
bagian dari alam semesta bertanggung jawab pula untuk
menjaganya.Prinsip ini menuntut manusiauntuk mengambil usaha,
kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan segala isinya.Itu berarti kelestarian dankerusakan
7. alam semesta merupakan tanggung jawab bersama seluruh
umatmanusia. Wujud konkretnya, semua orang harus bisa bekerja
sama, bahu-membahu untuk menjaga dan melestarikan alam, dan
mencegah sertamemulihkan kerusakan alam dan segala isinya. Hal ini
juga akan terwujud dalam bentuk mengingatkan, melarang dan
menghukum siapa saja yang secarasengaja ataupun tidak sengaja
merusak dan membahayakan keberadaan alam.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip tersebut yakni prinsip solidaritas.
Prinsip initerbentuk dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian
dari alam semesta.Oleh karena itu, manusia mempunyai kedudukan
yang sejajar dengan alam,maka akan membangkitkan perasaan
solider, perasaan sepenanggungandengan alam dan dengan sesama
makhluk hidup lain. Manusia lalu bisamerasakan apa yang
dirasakan oleh makhluk hidup lain. Manusia bisamerasakan sedih
dan sakit ketika berhadapan dengan kenyataan memilukan betapa
rusak dan punahnya makhluk hidup tertentu.Ia ikut merasa apa
yangterjadi dalam alam, karena ia merasa satu dengan alam.Prinsip
ini lalu mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan
dansemua kehidupan yang ada di alam semesta. Prinsip ini juga
mencegahmanusia untuk tidak merusak dan mencemari alam dan
seluruh kehidupandidalamnya, sama seperti manusia tidak akan
merusak kehidupannya sertamerusak rumah tangganya
sendiri.Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral, yakni untuk
mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan
kehidupan. Prinsip ini jugamendorong manusia untuk mengambil
kebijakan yang pro-alam, pro-lingkungan, atau menentang setiap
tindakan yang merusak alam.Khususnyamendorong manusia untuk
mengutuk dan menentak pengrusakan alam dankehidupan
didalamnya. Hal ini semata-mata karena mereka merasa sakit
samaseperti yang dialami oleh alam yang rusak.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for
Nature)
Prinsip ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama
anggota komunitasekologis mempunyai hak untuk dilindungi,
dipelihara, tidak disakiti, dandirawat.Prinsip kasih sayang dan
kepedulian adalah prinsip tanpamengharapkan balasan yang tidak
didasarkan atas kepentingan pribadi tetapi semata-mata karena
kepentingan alam.Semakin mencintai dan peduli kepadaalam,
manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang,
sebagai pribadi yang identitasnya kuat.Manusia semakin tumbuh
berkembang bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian
yang tenang, damai, penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas
alam.
8. 5. Prinsip³ No Harm´
Berdasarkan keempat prinsip moral tersebut, prinsip moral
lainnya yangrelevan adalah prinsip no harm.Artinya, karena
manusia memiliki kewajibanmoral dan tanggung jawab terhadap
alam, paling tidak manusia tidak akanmau merugikan alam secara
tidak perlu. Dengan mendasarkan diri pada biosentrisme dan
ekosentrisme, manusia berkewajiban moral untuk melindungi
kehidupan dialam semesta ini.Sebagaimana juga dikatakan oleh
Peter Singer, manusia diperkenankanuntuk memanfaatkan segala
isi alam semesta, termasuk binatang dantumbuhan, untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu dilakukan dengan
bijaksana untuk tetap menghargai hak binatang dan tumbuhan
untuk hidup danhanya dilakukan sejauh memenuhi kebutuhan
hidup manusia yang palingvital. Jadi, pemenuhan kebutuhan hidup
manusia yang bersifat kemewahandan di luar batas-batas yang
wajar ditentang karena dianggap merugikankepentingan makhluk
hidup lain (binatang dan tumbuhan).Dengan kata lain, kewajiban
dan tanggung jawab moral bisa dinyatakandalam bentuk maksimal
dengan melakukan tindakan merawat (care),melindungi, menjaga
dan melestarikan alam. Sebaliknya, kewajiban dantanggung jawab
moral yang sama bisa mengambil bentuk minimal dengantidak
melakukan tindakan yang merugikan alam semesta dan segala
isinya :tidak menyakiti binatang, tidak meyebabkan musnahnya
spesies tertentu, tidak menyebebkan keanekaragaman hayati di
hutan terbakar, tidak membuanglimbah seenaknya, dan sebagainya.
3. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Yang dimaksudkan dengan prinsip moral hidup sederhana dan
selarasdengan alam adalah kualitas, cara hidup yang baik. Yang
ditekankan adalahtidak rakus dan tamak dalam mengumpulkan
harta dan memiliki sebanyak- banyaknya.Prinsip ini penting,
karena krisis ekologis sejauh ini terjadi karena pandangan
antroposentrisme yang hanya melihat alam sebagai objek
eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.Selain itu, pola
dan gayahidup manusia modern konsumtif, tamak dan rakus.Tentu
saja tidak berarti bahwa manusia tidak boleh memanfaatkan alam
untuk kepentingannya. Kalaumanusia memahami dirinya sebagai
bagian integral dari alam, ia harusmemanfaatkan alam itu secara
secukupnya. Ini berarti, pola konsumtif dan produksi manusia
modern harus dibatasi.Harus ada titik batas yang bisaditolerir oleh
alam.
9. D. Penerapan Etika Lingkungan Hidup
Sikap ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi sesatu
kebiasaan yangdilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan
kehidupan baik dalam lingkungankeluarga, sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membudayakan sikap
tersebut antara lain,dengan :
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah salah satu tempat yang sangat
efektif menanamkannilai-nilai etika lingkungan.
Hal itu dapat dilakukan dengan :
1. Menanam pohon dan memelihara bunga di pekarangan rumah.
Setiap orangtua memberi tanggung jawab kepada anak-anak
secara rutin untukmerawatnya dengan menyiram dan memberi
pupuk.
2. membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Secara
bergantian,setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan untuk
menjaga kebersihandan merasa malu jika membuang sapah
sembarang tempat.
3. Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk
menyapurumah dan pekarangan rumah secara rutin.
b. lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat
dilakukan di lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran
mengenai lingkungan hidup dan etika lingkungan,melalui kegiatan
ekstrakulikuler sebagi wujud kegiatan yang konkret
denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang berwawasan
lingkungan seperti:
Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
Pengelolaan sampah
Penanaman Pohon
penyuluhan kepada siswa
Kegiatan piket, dan jumsih (jumat bersih)
10. c. Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan yang berdasarkan
pada etika lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1.Membuangan sampah secara berkala ke tempat pembuangan
sampah
2.Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah
nonorganik
3.Melakukan kegiatan gotong
berkala dilingkungan tempat tinggal
4.Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang
masihdiperbaharui
11. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Teori-teori etika Lingkunga Hidup meliputi antroposentrisme,
biosentrisme, ekosentrisme
2. Dasar etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat meliputi Dasar
pendekatan ekologis, dasar pendekatan humanisme, dan dasar
pendekatan teologis
3. Prinsip-prinsip yang relevan dalam lingkungan hidup yaitu Prinsip sikap
hormat terhadap alam (Respect for Nature), Prinsip Tanggung Jawab
(Moral Responsibility for Nature), Solidaritas Kosmis (Cosmic
Solidarity), . Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam
(Caring for Nature), Prinsip³ No Harm´, Prinsip Hidup Sederhana dan
Selaras Dengan Alam.
4. Penerapan etika lingkungan hidup bisa meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
B. SARAN
Guna menjamin kelangsungan hidup kita dan generasi
mendatangdiharapkan agar tetap memiliki kehidupan dan lingkungan dalam
suasana yang baik dan menyenangkan, banyak hal yang dilakukan untuk
menjaminkelangsungan hidup alam semesta, setidaknya kita harus merubah
sikap dalammemandang dan memperlakukan alam sebagai hal bukan sebagai
sumber kekayaan yang siap dieksploitasi, kapan dan dimana saja.