SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 
ACARA V 
HUJAN 1: PENGUKURAN 
Oleh 
Nama : Ferli Dian Saputra 
NPM : E1J012108 
Prodi : Agroekoteknologi 
Coass : 1. Depi Aprianto 
2. Sari Yulia Kartika 
LABORATORIUM AGROKLIMAT 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS BENGKULU 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
1. Latar belakang 
Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke bumi dari atmosfer. Awan adalah 
titik-titik air yang melayang- layang di atmosfer dan merupakan bahan baku 
hujan.Hujan juga merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitas i 
itu sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti 
embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari 
awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap 
ketika jatuh melalui udara kering. Kadang-kadang butir-butir air yang jatuh akan 
menguap kembali sebelum mencapai permukaan bumi. Pola dalam satu hari saat 
turunnya hujan suatu daerah bisa berbeda-beda ketika sudah memasuki musim hujan. 
Meskipun belum banyak penelitian, ada daerah yang mengalami hujan yang hampir 
setiap malam hari. Tetapi ada tempat lain yang hujan tidak menentu kadang pagi, siang 
sore dan malam hari. 
Data hujan dianalisa untuk mengetahui jeluknya (rainfall depth), jujuh hujan 
(rainfall duration), dan kelebatan hujan (rainfall intensity). Sifat-sifat hujan tersebut 
penting diketahui karena ia berperan atas terjadinya runoff (limpasan), erosi, dan dapat 
menentukan dan berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam, peristiwa biologik, dan 
lain-lain. Pendataan hujan, seperti pendataan unsur-unsur iklim lainnya diperlukan 
untuk digunakan dalam hampir setiap perencanaan di bidang pertanian, pembangunan 
jembatan, gedung dan lain-lain. Pendataan hujan dan unsur iklim lainnya sering 
diperlukan untuk menunjang penelitian yang berkenaan dengan alam terbuka. 
2. Tujuan 
 Memberikan pengertian bagaimana cara-cara pengukuran yang biasa dilakukan 
dilapangan.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri 
dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). 
Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan 
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan 
jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. 
Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu 
turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk 
mengulangi daur ulang itu semula. (anonim, 2014) 
Ada tiga jenis hujan, yaitu: 
a. Hujan konvektif 
Hujan konvektif biasanya tidak efaktif untuk pertumbuhan tanaman karena air hujan 
sebagian besar akan hilang dalam bentuk arus permukaan. 
b. Hujan orografik 
Hujan orografik yaitu jika gerakan udara melalui pegunungan atau bukit yang tinggi, maka 
udara akan dipaksa naik. Setelah terjadi kondensasi, tumbuh awan pada lereng diatas angin 
(windward sade) dan hujannya disebut hujan orografik. 
c. Hujan konvergensi dan frontal 
Kenaikan udara didaerah konvergen dapat menyebabkan pertumbuhan awan dan hujan. 
Bidang batas antara dua massa udara yang berbeda sifat fisisnys disebut front. Hujan 
paling melimpah terdapat didaerah ekuator dan berkurang menuju daerah kutup. Distribusi 
curah hujan menunjukkan bahwa didaerah udara naik, yaitu didaerah tekanan rendah 
jumlah curah hujan sangat besar. Sebaliknya, didaerah udara turun seperti didaerah 
tekanan tinggi subtropis, jumlah curah hujan jauh lebih kecil. 
Daerah hujan berkaitan dengan sabuk (belts) konvergensi cenderung bergerak keutara jika 
belahan bumi utara musim panas dan bergerak keselatan jika belahan bumi selatan musim 
panas. Didaerah ekuator yang secara tetap dibawah pengaruh konvergensi ekuator, jumlah 
curah hujan berlimpah sepanjang tahun, tetapi didaerah beberapa derajat di utara atau di selatan 
ekuator, yaitu basah pada musim pans dan kering pada musim dingin. (Kartasapoetra,1993)
Untuk kepentingan kajian, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau 
curah hujannya. 
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya : 
 Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan 
angin berputar. 
 Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan 
Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan 
membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi 
jenuh dan turunlah hujan. 
 Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang 
bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin 
sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. 
 Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan 
massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. 
Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inila h 
sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal. 
 Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin 
Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu 
tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan 
muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan 
Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan 
dan musim kemarau. 
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya 
 Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm 
 Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius 
 Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya 
dibawah 0° Celsius 
 Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan 
diameter ±7 mm 
Jenis-jenis hujan berdasarkan curah hujan (definisi BMG)
 hujan sedang, 20 - 50 mm per hari 
 hujan lebat, 50-100 mm per hari 
 hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari. (anonim, 2014) 
Air hujan terdiri atas : ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlo, bikarbinat, dan sulfat 
ynag merupakan jumlah yang besar bersama-sama. Ammonia, nitra, nitrit, nitrogen, dan 
susunan-susunan nitrogen lain. Bagian yang kecil misalnya: iodine, bromine, boron, besi, 
almunium, dan silica. Asal unsure-unsur ini adalah lautan, sungai-sungai atau danau, 
permukaan tanah, vegetasi, industri, dan gunung-gunung berapi. Air hujan pH-nya berkisar 
antara 3,0-9,8. (Wisnubroto, 1981) 
Dari data analisa data hujan kita dapat mengetahui sifat-sifat hujan yang berperan 
penting atas terja 
dinya limpasan, erosi, dan depot berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam. Dan dari data 
analisa depot pula diketahui hujan harian yang merupakan curah hujan yang diukur 
berdasarkan jangka waktu satu hari (24 jam),kemudian hujan kumulatif yang merupakan 
jumlah kumpulan hujan dalam suatu priode tertentu,dan hari hujan yang merupakan kejadian 
hujan dengan curah hujan lebih besar atau sama dengan 0,5 mm. Dari data tersebut kita juga 
dapat mengetahui hujan jangka pendek atau yang lebih tepat disebut dengan intensitas hujan 
yaitu hujan yang diukur kontinyu selama waktu pendek. Pengukuran ini dilakukan untuk 
mengetahui kekuatan atau kelebatan hujan selama kejadian hujan.(S. Nur Muin 2008) 
Hujan harian adalah curah hujan yang diukur berdasarkan jangka waktu satu hari (24 
jam). Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu seperti 
mingguan, 10 harian, dan bulanan, serta tahunan. Hujan jangka pendek atau intensitas hujan 
adalah hujan yang diukur kontinyu selama waktu pendek seperti setiap satu jam, setengah jam, 
dua jam, dan sebagainya. Pengukuran ini dilakukan intuk mengetahui kekuatan atau kelebatan 
hujan selama kejadian hujan. 
Disini hujan dapat didefenisikan sebagai bentuk endapan yang sering dijumpai,dan 
endapan merupakan curah hujan.Endapan disini dapat berbentuk seperti hujan, gerimis, salju, 
dan batu es hujan (hail). Didaerah tropis hujannya lebih lebat dari pada didaerah lintang 
tinggi. Garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan sama selama periode 
tertentu disebut isohyet. Distribusi curah hujan bulanannya kebalikan dari jenis monsoon. 
Pola curah hujan jenis local lebih banayk dipengaruh oleh local. Daerah yang memiliki jenis
local yang sangat sedikit yaitu daerah ambon. (Bayong Tjasjono 1999) 
Alat Pengukur Curah Hujan merupakan alat yang digunakan untuk mencatat intens itas 
curah hujan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pencatatan curah hujan pada umumnya 
dihubungkan dengan hasil pencatatan pergerakan tanah pada extensometer. Hasil pencatatan 
alat pengukur curah hujan dapat digunakan sebagai pembanding dengan hasil pencatatan 
pergerakan tanah pada extensometer yang dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas 
curah hujan, maka tanah cenderung mudah bergerak, Rain Gauge atau Alat Pengukur Curah 
Hujan terdiri dalam beberapa type yaitu Manual dan juga otomatis. Hujan merupakan salah 
satu parameter cuaca yang dibutuhkan untuk kepentingan BMKG dalam menentukan kondisi 
lingkungan dan masyarakat yang memerlukan data curah hujan. Curah hujan Adalah jatuhan 
butir-butir atau tetes hujan yang mencapai permukaan bumi. Jumlah curah hujan adalah curah 
hujan yang mencapai permukaan bumi selama jangka waktu yang ditentukan dan dinyatakan 
dalam ukuran kedalamannya, denganketentuan bahwa tidak ada air yang hilang karena 
penguapan air atau mengalir. Waktu Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari 
pada jam-jam tertentu walaupun cuaca baik. Namun ketentuannya hujan ditakar setiap 3 jam 
sekali yang dimulaidari jam 00.00, 03.00, 06.00, 09.00, 12.00, 15.00 UTC, dan seterusnya. 
Alat pengukur curah hujan. Penakar hujan merupakan peralatan meteorologi yang 
dipergunakan untuk mengukur curah hujan yang terdiri atas dua macam penakar hujan yaitu 
penakar hujan recording dannon recording. Berikut adalah alat-alat penakar hujan yang 
biasanya digunakan oleh BMKG: 
1. Alat Ukur Curah Hujan OBS (Manual) 
a. Alat Ukur Curah Hujan OBS Observatorium (Manual)
Keterangan Gambar : 
1. Mulut penakar seluas 100cm 
2. (diameter = 11,3cm) terbuat dari kuningan. Harusterpasang horizontal2. 
Pipa sempit untuk menyalurkan air ke kolektor 
3. Tabung kolektor dengan kapasitas 3-5 liter, setara dengan 300-500 mm 
curahhujan 
4. Keran 
5. Gelas ukur 
Penakar hujan biasa termasuk tipe kolektor yangmengguankan gelas ukur untuk 
mengukur air hujan. Penakar hujan ini terbuat dari lembaran seng BWG 24 dengan 
panjan/tinggi ± 60cm, dicat putih atau alumunium untuk mengurangi 
pemanasan/penguapan air akibat panas matahari.Gelas harus dikeringkan dengan air 
bersih. 
Cara MengamatiHujan Dengan Penakar Hujan Observation 
- Menggunakan gelas ukur yang tersedia dengan ukuran standart 
- Buka mulut gelas, letakkan di bawah kran penampung curah hujan 
- Upayakan air jatuh tepat di gelas ukur, sehingga tidak air yang tumpah, 
- Kemudian takar secara keseluruhan hingga air pada penakar habis, tutp 
kran lagi. 
- Angkat gelas ukur sejajar mata, hindarkan pembacaan dari keslahan 
paralaks 
- Catat hasil pengukuran di ME 48 dan ME 45 
- Lakuakn penyandian, dan masukkan pada grup 6 
- Setelah pembacaan dan pencatatn, buang air 
Hal - hal yang harus diperhatikan mengenai penakar Jenis Obs. 
- Penampang penakar harus selalu horizontal 
- Alat harus tetap bersih 
- Kayu harus dicat putih 
- Corong harus bersih dari kotoran yang bisa mentup lobang 
- Kran harus sering dibersihkan, jika terjadi kebocoran harus segera diganti 
/diperbaiki 
- Bak penampung air hujan harus dibersihakn daria endapan dan debu 
dengan jalanmenuangkan air kedalamnya dan kran dibuka
- Gelas penakar harus dijaga tetap bersih dan disimpan ditempat aman dan 
jangansampai pecah 
- Gelas harus dikeringkan dengan air bersih.
BAB III 
METODOLOGI 
3.1 Waktu pengamatan 
Pengamatan dilakukan pada tanggal 4- 5 november 2014 jam 07:00 am- 07:00 am. 
3.2 Bahan dan alat 
Adapun alat yang digunakan antara lain: 
 Ombrometer 
 Alat tulis dan kertas pengamatan. 
3.3 Prosedur kerja 
 Memasang ombrometer dan membuang air yang tertampung pada keran pada 
jam 07: 00 am. 
 Mengukur air pada ombrometer pada jam 07:00 besoknya. 
 Mencatat hasil pengamatan yang didapatkan.
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
3.1 Hasil 
Waktu pengamatan Jumlah air (ml) 
Jam 07:00 am- 07:00 am 1300 ml 
3.2 Pembahasan 
Pada pengamatan yang kami lakukan pada tanggal 4 november 2014- 5 November 
2014, yaitu pada jam 07:00 am- 07:00 am. Didapatkan hasil yaitu 1300 ml, sehingga didapatkan 
1300 ml=130 mm, 130 mm= 0,13 cm2 ini berarti ada 130 ml dalam 1 m3 tanah, ini termasuk 
hujan dengan intensitas yang sedang. Hujan jenis ini sering disebabkan oleh awan jenis 
nimbostratus. Alat pengukur hujan yang kami gunakan kurang berfungsi dengan baik jadi data 
ini belum bisa dijadikan acuan data hujan yang sebenarnya terjadi.
BAB V 
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
 hujan yang terjadi pada kurun waktu pengamatan adalah jenis hujan yang 
intensitasnya sedang. 
 Alat yang digunakan adalah alat yang fungsinya kurang baik. 
5.2 Saran 
 sebaiknya waktu praktikum para praktikan jangan bermain-main.
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. 2014. Pengertian hujan. Http:wikipedia. Com. Diakses pada 8 november 2014 at 
09:13 pm. 
Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung. 
Handoko.1993.Klimatologi Dasat. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsu-unsur 
Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB, Bogor. 
Hasan,U.M.1970. Dasar-dasar Meteorologi Pertanian.PT.Soeroenngan, Jakarta. 
Muin Nur. S. 2014. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Faperta. Universitas Bengkulu. Hal: 
19-20. 
Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982. Asas-asas Meteorologi Pertanian, 
Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, dan Ghalia 
Indonasia, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraDhiah Febri
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliFerli Dian SAputra
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaLaporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaN Naomi
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Febrina Tentaka
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiSansanikhs
 
3.a awan dan-presipitasi
3.a awan dan-presipitasi3.a awan dan-presipitasi
3.a awan dan-presipitasiselona
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiJoel mabes
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraZhafirah Yumna
 

What's hot (20)

Dasar klimatologi
Dasar klimatologiDasar klimatologi
Dasar klimatologi
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Klasifikasi iklim
Klasifikasi iklimKlasifikasi iklim
Klasifikasi iklim
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
Angin ppt
Angin pptAngin ppt
Angin ppt
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaLaporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Sangkar meteorologi
Sangkar meteorologiSangkar meteorologi
Sangkar meteorologi
 
Laporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkgLaporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkg
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
3.a awan dan-presipitasi
3.a awan dan-presipitasi3.a awan dan-presipitasi
3.a awan dan-presipitasi
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udara
 
Pengolahan data iklim
Pengolahan data iklimPengolahan data iklim
Pengolahan data iklim
 

Similar to Pengukuran Hujan

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Iklim dan manusia
Iklim dan manusiaIklim dan manusia
Iklim dan manusiaAyuShaleha
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)VAINHADRAMIHAMID
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas XNurul Nuraini
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMeliagustin12
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptx
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptxANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptx
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptxIqbalRamdhany
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxSMPranata
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMarnitaGracyaSiagian
 

Similar to Pengukuran Hujan (20)

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Chintia
ChintiaChintia
Chintia
 
Angin
AnginAngin
Angin
 
Angin
AnginAngin
Angin
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Iklim dan manusia
Iklim dan manusiaIklim dan manusia
Iklim dan manusia
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas X
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Curah hujan
Curah hujanCurah hujan
Curah hujan
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptx
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptxANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptx
ANGIN, AWAN, MUSIM, IKLIM.pptx
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
 

More from Ferli Dian SAputra

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2Ferli Dian SAputra
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Ferli Dian SAputra
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-airFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasiFerli Dian SAputra
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalianFerli Dian SAputra
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan npFerli Dian SAputra
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalianFerli Dian SAputra
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan npFerli Dian SAputra
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapFerli Dian SAputra
 

More from Ferli Dian SAputra (16)

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14Pp  irigasi drainasi gnp 13 14
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
 
5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Acara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologiAcara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologi
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
 
395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 

Pengukuran Hujan

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA V HUJAN 1: PENGUKURAN Oleh Nama : Ferli Dian Saputra NPM : E1J012108 Prodi : Agroekoteknologi Coass : 1. Depi Aprianto 2. Sari Yulia Kartika LABORATORIUM AGROKLIMAT FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke bumi dari atmosfer. Awan adalah titik-titik air yang melayang- layang di atmosfer dan merupakan bahan baku hujan.Hujan juga merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitas i itu sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Kadang-kadang butir-butir air yang jatuh akan menguap kembali sebelum mencapai permukaan bumi. Pola dalam satu hari saat turunnya hujan suatu daerah bisa berbeda-beda ketika sudah memasuki musim hujan. Meskipun belum banyak penelitian, ada daerah yang mengalami hujan yang hampir setiap malam hari. Tetapi ada tempat lain yang hujan tidak menentu kadang pagi, siang sore dan malam hari. Data hujan dianalisa untuk mengetahui jeluknya (rainfall depth), jujuh hujan (rainfall duration), dan kelebatan hujan (rainfall intensity). Sifat-sifat hujan tersebut penting diketahui karena ia berperan atas terjadinya runoff (limpasan), erosi, dan dapat menentukan dan berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam, peristiwa biologik, dan lain-lain. Pendataan hujan, seperti pendataan unsur-unsur iklim lainnya diperlukan untuk digunakan dalam hampir setiap perencanaan di bidang pertanian, pembangunan jembatan, gedung dan lain-lain. Pendataan hujan dan unsur iklim lainnya sering diperlukan untuk menunjang penelitian yang berkenaan dengan alam terbuka. 2. Tujuan  Memberikan pengertian bagaimana cara-cara pengukuran yang biasa dilakukan dilapangan.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. (anonim, 2014) Ada tiga jenis hujan, yaitu: a. Hujan konvektif Hujan konvektif biasanya tidak efaktif untuk pertumbuhan tanaman karena air hujan sebagian besar akan hilang dalam bentuk arus permukaan. b. Hujan orografik Hujan orografik yaitu jika gerakan udara melalui pegunungan atau bukit yang tinggi, maka udara akan dipaksa naik. Setelah terjadi kondensasi, tumbuh awan pada lereng diatas angin (windward sade) dan hujannya disebut hujan orografik. c. Hujan konvergensi dan frontal Kenaikan udara didaerah konvergen dapat menyebabkan pertumbuhan awan dan hujan. Bidang batas antara dua massa udara yang berbeda sifat fisisnys disebut front. Hujan paling melimpah terdapat didaerah ekuator dan berkurang menuju daerah kutup. Distribusi curah hujan menunjukkan bahwa didaerah udara naik, yaitu didaerah tekanan rendah jumlah curah hujan sangat besar. Sebaliknya, didaerah udara turun seperti didaerah tekanan tinggi subtropis, jumlah curah hujan jauh lebih kecil. Daerah hujan berkaitan dengan sabuk (belts) konvergensi cenderung bergerak keutara jika belahan bumi utara musim panas dan bergerak keselatan jika belahan bumi selatan musim panas. Didaerah ekuator yang secara tetap dibawah pengaruh konvergensi ekuator, jumlah curah hujan berlimpah sepanjang tahun, tetapi didaerah beberapa derajat di utara atau di selatan ekuator, yaitu basah pada musim pans dan kering pada musim dingin. (Kartasapoetra,1993)
  • 4. Untuk kepentingan kajian, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya :  Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.  Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.  Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.  Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inila h sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.  Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya  Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm  Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius  Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius  Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm Jenis-jenis hujan berdasarkan curah hujan (definisi BMG)
  • 5.  hujan sedang, 20 - 50 mm per hari  hujan lebat, 50-100 mm per hari  hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari. (anonim, 2014) Air hujan terdiri atas : ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlo, bikarbinat, dan sulfat ynag merupakan jumlah yang besar bersama-sama. Ammonia, nitra, nitrit, nitrogen, dan susunan-susunan nitrogen lain. Bagian yang kecil misalnya: iodine, bromine, boron, besi, almunium, dan silica. Asal unsure-unsur ini adalah lautan, sungai-sungai atau danau, permukaan tanah, vegetasi, industri, dan gunung-gunung berapi. Air hujan pH-nya berkisar antara 3,0-9,8. (Wisnubroto, 1981) Dari data analisa data hujan kita dapat mengetahui sifat-sifat hujan yang berperan penting atas terja dinya limpasan, erosi, dan depot berpengaruh pada peristiwa dan kejadian alam. Dan dari data analisa depot pula diketahui hujan harian yang merupakan curah hujan yang diukur berdasarkan jangka waktu satu hari (24 jam),kemudian hujan kumulatif yang merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu priode tertentu,dan hari hujan yang merupakan kejadian hujan dengan curah hujan lebih besar atau sama dengan 0,5 mm. Dari data tersebut kita juga dapat mengetahui hujan jangka pendek atau yang lebih tepat disebut dengan intensitas hujan yaitu hujan yang diukur kontinyu selama waktu pendek. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau kelebatan hujan selama kejadian hujan.(S. Nur Muin 2008) Hujan harian adalah curah hujan yang diukur berdasarkan jangka waktu satu hari (24 jam). Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu seperti mingguan, 10 harian, dan bulanan, serta tahunan. Hujan jangka pendek atau intensitas hujan adalah hujan yang diukur kontinyu selama waktu pendek seperti setiap satu jam, setengah jam, dua jam, dan sebagainya. Pengukuran ini dilakukan intuk mengetahui kekuatan atau kelebatan hujan selama kejadian hujan. Disini hujan dapat didefenisikan sebagai bentuk endapan yang sering dijumpai,dan endapan merupakan curah hujan.Endapan disini dapat berbentuk seperti hujan, gerimis, salju, dan batu es hujan (hail). Didaerah tropis hujannya lebih lebat dari pada didaerah lintang tinggi. Garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan sama selama periode tertentu disebut isohyet. Distribusi curah hujan bulanannya kebalikan dari jenis monsoon. Pola curah hujan jenis local lebih banayk dipengaruh oleh local. Daerah yang memiliki jenis
  • 6. local yang sangat sedikit yaitu daerah ambon. (Bayong Tjasjono 1999) Alat Pengukur Curah Hujan merupakan alat yang digunakan untuk mencatat intens itas curah hujan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pencatatan curah hujan pada umumnya dihubungkan dengan hasil pencatatan pergerakan tanah pada extensometer. Hasil pencatatan alat pengukur curah hujan dapat digunakan sebagai pembanding dengan hasil pencatatan pergerakan tanah pada extensometer yang dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas curah hujan, maka tanah cenderung mudah bergerak, Rain Gauge atau Alat Pengukur Curah Hujan terdiri dalam beberapa type yaitu Manual dan juga otomatis. Hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang dibutuhkan untuk kepentingan BMKG dalam menentukan kondisi lingkungan dan masyarakat yang memerlukan data curah hujan. Curah hujan Adalah jatuhan butir-butir atau tetes hujan yang mencapai permukaan bumi. Jumlah curah hujan adalah curah hujan yang mencapai permukaan bumi selama jangka waktu yang ditentukan dan dinyatakan dalam ukuran kedalamannya, denganketentuan bahwa tidak ada air yang hilang karena penguapan air atau mengalir. Waktu Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam-jam tertentu walaupun cuaca baik. Namun ketentuannya hujan ditakar setiap 3 jam sekali yang dimulaidari jam 00.00, 03.00, 06.00, 09.00, 12.00, 15.00 UTC, dan seterusnya. Alat pengukur curah hujan. Penakar hujan merupakan peralatan meteorologi yang dipergunakan untuk mengukur curah hujan yang terdiri atas dua macam penakar hujan yaitu penakar hujan recording dannon recording. Berikut adalah alat-alat penakar hujan yang biasanya digunakan oleh BMKG: 1. Alat Ukur Curah Hujan OBS (Manual) a. Alat Ukur Curah Hujan OBS Observatorium (Manual)
  • 7. Keterangan Gambar : 1. Mulut penakar seluas 100cm 2. (diameter = 11,3cm) terbuat dari kuningan. Harusterpasang horizontal2. Pipa sempit untuk menyalurkan air ke kolektor 3. Tabung kolektor dengan kapasitas 3-5 liter, setara dengan 300-500 mm curahhujan 4. Keran 5. Gelas ukur Penakar hujan biasa termasuk tipe kolektor yangmengguankan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini terbuat dari lembaran seng BWG 24 dengan panjan/tinggi ± 60cm, dicat putih atau alumunium untuk mengurangi pemanasan/penguapan air akibat panas matahari.Gelas harus dikeringkan dengan air bersih. Cara MengamatiHujan Dengan Penakar Hujan Observation - Menggunakan gelas ukur yang tersedia dengan ukuran standart - Buka mulut gelas, letakkan di bawah kran penampung curah hujan - Upayakan air jatuh tepat di gelas ukur, sehingga tidak air yang tumpah, - Kemudian takar secara keseluruhan hingga air pada penakar habis, tutp kran lagi. - Angkat gelas ukur sejajar mata, hindarkan pembacaan dari keslahan paralaks - Catat hasil pengukuran di ME 48 dan ME 45 - Lakuakn penyandian, dan masukkan pada grup 6 - Setelah pembacaan dan pencatatn, buang air Hal - hal yang harus diperhatikan mengenai penakar Jenis Obs. - Penampang penakar harus selalu horizontal - Alat harus tetap bersih - Kayu harus dicat putih - Corong harus bersih dari kotoran yang bisa mentup lobang - Kran harus sering dibersihkan, jika terjadi kebocoran harus segera diganti /diperbaiki - Bak penampung air hujan harus dibersihakn daria endapan dan debu dengan jalanmenuangkan air kedalamnya dan kran dibuka
  • 8. - Gelas penakar harus dijaga tetap bersih dan disimpan ditempat aman dan jangansampai pecah - Gelas harus dikeringkan dengan air bersih.
  • 9. BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu pengamatan Pengamatan dilakukan pada tanggal 4- 5 november 2014 jam 07:00 am- 07:00 am. 3.2 Bahan dan alat Adapun alat yang digunakan antara lain:  Ombrometer  Alat tulis dan kertas pengamatan. 3.3 Prosedur kerja  Memasang ombrometer dan membuang air yang tertampung pada keran pada jam 07: 00 am.  Mengukur air pada ombrometer pada jam 07:00 besoknya.  Mencatat hasil pengamatan yang didapatkan.
  • 10. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Waktu pengamatan Jumlah air (ml) Jam 07:00 am- 07:00 am 1300 ml 3.2 Pembahasan Pada pengamatan yang kami lakukan pada tanggal 4 november 2014- 5 November 2014, yaitu pada jam 07:00 am- 07:00 am. Didapatkan hasil yaitu 1300 ml, sehingga didapatkan 1300 ml=130 mm, 130 mm= 0,13 cm2 ini berarti ada 130 ml dalam 1 m3 tanah, ini termasuk hujan dengan intensitas yang sedang. Hujan jenis ini sering disebabkan oleh awan jenis nimbostratus. Alat pengukur hujan yang kami gunakan kurang berfungsi dengan baik jadi data ini belum bisa dijadikan acuan data hujan yang sebenarnya terjadi.
  • 11. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan  hujan yang terjadi pada kurun waktu pengamatan adalah jenis hujan yang intensitasnya sedang.  Alat yang digunakan adalah alat yang fungsinya kurang baik. 5.2 Saran  sebaiknya waktu praktikum para praktikan jangan bermain-main.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Pengertian hujan. Http:wikipedia. Com. Diakses pada 8 november 2014 at 09:13 pm. Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni. Bandung. Handoko.1993.Klimatologi Dasat. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsu-unsur Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB, Bogor. Hasan,U.M.1970. Dasar-dasar Meteorologi Pertanian.PT.Soeroenngan, Jakarta. Muin Nur. S. 2014. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Faperta. Universitas Bengkulu. Hal: 19-20. Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982. Asas-asas Meteorologi Pertanian, Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, dan Ghalia Indonasia, Jakarta.