SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
NEMATODA USUS
Penularan melalui tanah (Soil Transmitted Helmint)
 Ascaris lumbricoides
 Ancylostoma duodenale  cacing tambang
 Necator americanus  cacing tambang
 Trichuris trichiura
 Toxocara canni  pada anjing
 Toxocara cati  pada kucing
 Strongyloides stercoralis
Penularan tidak melalui tanah
Oxyuris oxyura
 Trichinella spiralis  pada babi
 Larva Rhabditiform
 lebih kecil ukuran 0,25-0,30 mikrometer, rongga mulutnnya
panjang dan sempit, tidak aktif
 Larva Filariform
 aktif, langsing berukurab panjang 500-600 micrometer, bisa
menembus kulit atau dinding usus
Memiliki 2 bentuk larva :
 Perkembangbiakan
tidak memerlukan
intermediet host
 Host umumnya
mamalia
 Diagnosa penyakit
lewat tinja
 Jumlah telur 20-
24.000/hari
Ciri-Ciri Nemathelmintes :
 Berbentuk sumbu
 Pseudocoelomata (memiliki rongga semu)
 Sistem pencernaan telah ada (mulut, usus,
anus)
 Kelamin terpisah
Nematoda yang penyebarannya
melalui tanah
Ascaris lumbricoides
 Penyakit  Ascariasis
 Penyebaran hampir di seluruh dunia
 Frekuensi tinggi di Indonesia (99%)
 Host manusia, kemungkinan besar juga
ditemukan pada monyet
 Ukuran tubuh dewasa
♂ 150-200 mm x 2-4 mm
♀ 200-350 mm x 4-6 mm
 Lubang genital ⅓ dari mulut
 Biasanya mulut lebih runcing dari pada bagian
ekor
 Mulut terdiri dari 3 bagian : 1 bibir dorsal dan
2 bibir ventral/lateral
 Bagian ekor yang jantan bengkok ( terdapat
penial setae), yang betina lurus (tidak
bengkok)
Siklus hidup cacing Ascaris lumbricoides
 Dari telur tertelan
hingga dewasa di usus
 2 bulan
 Setelah dewasa di usus
bisa hidup 10-12 bulan
 Telur matang pada
tinja dan bersifat
infektif setelah 1-2
minggu
 Telur matang bisa
tahan hingga berbulan
bahkan bertahun-tahun
di tanah pada kondisi
lingkungan yang
sesuai, lembab, suhu
rendah (25ºC)
Gejala :
 Cacing dewasa (mengambil sari makanan)
dapat menyebabkan gangguan makanan,
kekurangan gizi
 Badan kurus, makan banyak, perut buncit, tahi
mata banyak
 Kadang cacing sampai ke apendix, saluran
pankreas (ductus cheloductus)
 Gangguan pernafasan (larva cacing di paru-
paru)
Diagnosa :
 Ditemukan telur Ascaris lumbricoides pada
feses/tinja
 Telur berukuran 60x40 µ, dinding agak
bergerigi, batas dinding tebal, bentuk oval
Pengobatan :
 Upixon
 Combantrin
 Pirantel
Cacing Tambang
 Pertama kali ditemukan pada orang-orang
yang bekerja di tambang
 Disamping memakan sari makanan juga
menghisap darah
 Bisa menyebabkan anemia, lesu, menurunkan
gairah dan semangat kerja
 Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus
Ancylostoma duodenale
 Telur oval, berlobus 4, ukuran 60x40 µ
 Panjang tubuh ♀ 1 cm ♂ 0,8 cm
 Bentuk tubuh hampir seperti huruf C
 Mempunyai 2 pasang gigi
 Lebih banyak ditemukan pada dataran tinggi (suhu
23-25°C)
 Menghasilkan telur 10.000 butir/hari
 Menyebabkan kehilangan darah 0,08-0,34 cc/hari
Necator americanus
 Telur oval, berlobus 4, ukuran 70x38 µ
 Bentuk tubuh hampir seperti huruf S
 Mempunyai rongga mulut yang besar,
mempunyai lempeng pemotong
 Lebih banyak ditemukan pada dataran rendah
(suhu 28-32°C)
 Menghasilkan telur 9000 butir/hari
 Menyebabkan kehilangan darah 0,005-0,1 cc/hari
Siklus hidup Cacing tambang
 Penyakit  Ancylostomiasis
 Pengobatan  Pirantel, Combatrin
 Penularan sering ditemukan pada tanah yang
tercemar tinja
Gejala :
1. Larva :
 Ground-itch pada kulit
 Paru-paru ; gangguan pernafasan
 Gangguan pada kapiler darah
2. Dewasa :
 Anemia
 Telur pada feses
 Pemupukan telur, identifikasi larva
Strongyloides stercoralis
 Penyakit  Strongyloidiasis
 Banyak ditemukan di daerah tropis, terutama
Indonesia
 Yang dewasa yang dikenal hanya ♀ panjang 2
mm
 Hidup di jonjot usus/villi duodenum dan
jejunum
Siklus hidup Strongyloides stercoralis
Gejala :
 Kelainan mukosa usus
 Gejala intestinum ; nyeri-nyeri di usus
 Banyak larva di paru-paru  batuk dan menyebabkan
iosinofili/hyperiosinofili (meningkatnya sel darah
putih)
Pengobatan Thiabendazole
Diagnosis  ditemukan larva pada tinja segar
(selama tidak kering)
Trichuris trichiura (cacing cambuk)
 Penyakit  Trichuriasis pada manusia
 Tidak punya siklus paru
 Penyebaran melalui tanah
 Frekuensi tinggi di Indonesia
 Hidup di colon ascendens dan caecum
 Gejala biasanya ringan, infeksi berat pada
anak, juga terjadi disentri, prolaksis anni
Siklus hidup Trichuris trichiura
 Ukuran tubuh ♂ 30-45 mm ♀ 35-50 mm
 Telur berbentuk tempayan 50 x 23 µ
 Telur matang di tanah 3-5 minggu  tertelan
 pematangan pada manusia 3 bulan sampai
dewasa di usus
Nematoda yang penyebarannya
tidak melalui tanah
Enterobius vermicularis
= Oxyuris vermicularis
= Oxyuris oxyura
 Cacing kremi
 Penyakit  Enterobiasis atau Oxyuriasis
 Frekuensi tinggi di Indonesia terutama anak-
anak
 Hidup di Caecum, colon ascendens dan
apendix (usus buntu)
 Ukuran tubuh ♀ 8-23 mm ♂ 2-5 mm
 ♂ setelah kawin mati ♀ pergi bertelur ke dekat
anus, setelah bertelur ♀ mati
 1 ekor ♀ menghasilkan 10.000 telur
 Telur agak gepeng ukuran 55x25 µ
 Telur matang 6 jam
 Umumnya terjadi autoinfeksi, atau bisa lewat
debu, alat-alat mandi dll
 Bisa masuk ke vagina – tuba fallopii
menyebabkan pembengkakan anus
Diagnosa  anal swab
Trichinella spiralis
 Manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing
 Penyakit  Trichinosis
 Cosmopolit, terutama yang mengkonsumsi
daging babi
 Ukuran ♀ 3-4 mm ♂ 1,5 mm
 Vivipar dan biasanya masuk ke dalam mukosa
usus muda
 1 ekor  1500 larva
Siklus hidup Trichinella spiralis
Gejala :
 Usus  mencret, diare
(1-2 hari setelah infeksi)
 Otot  membentuk benjolan
(dapat hidup sampai beberapa bulan)
terjadi pengapuran
 Hari ke 8-14  ditemukan larva pada darah dan
cairan otak
 Ditemukan larva pada biopsi otot
 Apabila ditemukan 5000 larva/kg berat badan
dapat menyebabkan kematian
 Reaksi imunologi
 Tes kulit
Diagnosa :
Pengobatan :
Thiabendazole
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to vdocuments.mx_nematoda-ususppt.ppt

Similar to vdocuments.mx_nematoda-ususppt.ppt (20)

Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Bab 8 animalia 2
Bab 8 animalia 2Bab 8 animalia 2
Bab 8 animalia 2
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
Cacing tambang.pptx
Cacing tambang.pptxCacing tambang.pptx
Cacing tambang.pptx
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
 
Cacing Gelang
Cacing GelangCacing Gelang
Cacing Gelang
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthes
 
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptxAschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Trichuriasis
TrichuriasisTrichuriasis
Trichuriasis
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Nematoda
NematodaNematoda
Nematoda
 
Thrichuris trichiura
Thrichuris trichiuraThrichuris trichiura
Thrichuris trichiura
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 

Recently uploaded (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 

vdocuments.mx_nematoda-ususppt.ppt

  • 2. Penularan melalui tanah (Soil Transmitted Helmint)  Ascaris lumbricoides  Ancylostoma duodenale  cacing tambang  Necator americanus  cacing tambang  Trichuris trichiura  Toxocara canni  pada anjing  Toxocara cati  pada kucing  Strongyloides stercoralis Penularan tidak melalui tanah Oxyuris oxyura  Trichinella spiralis  pada babi
  • 3.  Larva Rhabditiform  lebih kecil ukuran 0,25-0,30 mikrometer, rongga mulutnnya panjang dan sempit, tidak aktif  Larva Filariform  aktif, langsing berukurab panjang 500-600 micrometer, bisa menembus kulit atau dinding usus Memiliki 2 bentuk larva :
  • 4.  Perkembangbiakan tidak memerlukan intermediet host  Host umumnya mamalia  Diagnosa penyakit lewat tinja  Jumlah telur 20- 24.000/hari
  • 5. Ciri-Ciri Nemathelmintes :  Berbentuk sumbu  Pseudocoelomata (memiliki rongga semu)  Sistem pencernaan telah ada (mulut, usus, anus)  Kelamin terpisah
  • 7. Ascaris lumbricoides  Penyakit  Ascariasis  Penyebaran hampir di seluruh dunia  Frekuensi tinggi di Indonesia (99%)  Host manusia, kemungkinan besar juga ditemukan pada monyet  Ukuran tubuh dewasa ♂ 150-200 mm x 2-4 mm ♀ 200-350 mm x 4-6 mm
  • 8.  Lubang genital ⅓ dari mulut  Biasanya mulut lebih runcing dari pada bagian ekor  Mulut terdiri dari 3 bagian : 1 bibir dorsal dan 2 bibir ventral/lateral  Bagian ekor yang jantan bengkok ( terdapat penial setae), yang betina lurus (tidak bengkok)
  • 9. Siklus hidup cacing Ascaris lumbricoides  Dari telur tertelan hingga dewasa di usus  2 bulan  Setelah dewasa di usus bisa hidup 10-12 bulan  Telur matang pada tinja dan bersifat infektif setelah 1-2 minggu  Telur matang bisa tahan hingga berbulan bahkan bertahun-tahun di tanah pada kondisi lingkungan yang sesuai, lembab, suhu rendah (25ºC)
  • 10. Gejala :  Cacing dewasa (mengambil sari makanan) dapat menyebabkan gangguan makanan, kekurangan gizi  Badan kurus, makan banyak, perut buncit, tahi mata banyak  Kadang cacing sampai ke apendix, saluran pankreas (ductus cheloductus)  Gangguan pernafasan (larva cacing di paru- paru)
  • 11. Diagnosa :  Ditemukan telur Ascaris lumbricoides pada feses/tinja  Telur berukuran 60x40 µ, dinding agak bergerigi, batas dinding tebal, bentuk oval
  • 12. Pengobatan :  Upixon  Combantrin  Pirantel
  • 13. Cacing Tambang  Pertama kali ditemukan pada orang-orang yang bekerja di tambang  Disamping memakan sari makanan juga menghisap darah  Bisa menyebabkan anemia, lesu, menurunkan gairah dan semangat kerja  Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
  • 14. Ancylostoma duodenale  Telur oval, berlobus 4, ukuran 60x40 µ  Panjang tubuh ♀ 1 cm ♂ 0,8 cm  Bentuk tubuh hampir seperti huruf C  Mempunyai 2 pasang gigi  Lebih banyak ditemukan pada dataran tinggi (suhu 23-25°C)  Menghasilkan telur 10.000 butir/hari  Menyebabkan kehilangan darah 0,08-0,34 cc/hari
  • 15. Necator americanus  Telur oval, berlobus 4, ukuran 70x38 µ  Bentuk tubuh hampir seperti huruf S  Mempunyai rongga mulut yang besar, mempunyai lempeng pemotong  Lebih banyak ditemukan pada dataran rendah (suhu 28-32°C)  Menghasilkan telur 9000 butir/hari  Menyebabkan kehilangan darah 0,005-0,1 cc/hari
  • 17.  Penyakit  Ancylostomiasis  Pengobatan  Pirantel, Combatrin  Penularan sering ditemukan pada tanah yang tercemar tinja
  • 18. Gejala : 1. Larva :  Ground-itch pada kulit  Paru-paru ; gangguan pernafasan  Gangguan pada kapiler darah 2. Dewasa :  Anemia  Telur pada feses  Pemupukan telur, identifikasi larva
  • 19. Strongyloides stercoralis  Penyakit  Strongyloidiasis  Banyak ditemukan di daerah tropis, terutama Indonesia  Yang dewasa yang dikenal hanya ♀ panjang 2 mm  Hidup di jonjot usus/villi duodenum dan jejunum
  • 21. Gejala :  Kelainan mukosa usus  Gejala intestinum ; nyeri-nyeri di usus  Banyak larva di paru-paru  batuk dan menyebabkan iosinofili/hyperiosinofili (meningkatnya sel darah putih) Pengobatan Thiabendazole Diagnosis  ditemukan larva pada tinja segar (selama tidak kering)
  • 22. Trichuris trichiura (cacing cambuk)  Penyakit  Trichuriasis pada manusia  Tidak punya siklus paru  Penyebaran melalui tanah  Frekuensi tinggi di Indonesia  Hidup di colon ascendens dan caecum  Gejala biasanya ringan, infeksi berat pada anak, juga terjadi disentri, prolaksis anni
  • 24.  Ukuran tubuh ♂ 30-45 mm ♀ 35-50 mm  Telur berbentuk tempayan 50 x 23 µ  Telur matang di tanah 3-5 minggu  tertelan  pematangan pada manusia 3 bulan sampai dewasa di usus
  • 26. Enterobius vermicularis = Oxyuris vermicularis = Oxyuris oxyura  Cacing kremi  Penyakit  Enterobiasis atau Oxyuriasis  Frekuensi tinggi di Indonesia terutama anak- anak  Hidup di Caecum, colon ascendens dan apendix (usus buntu)
  • 27.
  • 28.  Ukuran tubuh ♀ 8-23 mm ♂ 2-5 mm  ♂ setelah kawin mati ♀ pergi bertelur ke dekat anus, setelah bertelur ♀ mati  1 ekor ♀ menghasilkan 10.000 telur  Telur agak gepeng ukuran 55x25 µ  Telur matang 6 jam  Umumnya terjadi autoinfeksi, atau bisa lewat debu, alat-alat mandi dll  Bisa masuk ke vagina – tuba fallopii menyebabkan pembengkakan anus
  • 30. Trichinella spiralis  Manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing  Penyakit  Trichinosis  Cosmopolit, terutama yang mengkonsumsi daging babi  Ukuran ♀ 3-4 mm ♂ 1,5 mm  Vivipar dan biasanya masuk ke dalam mukosa usus muda  1 ekor  1500 larva
  • 32.
  • 33.
  • 34. Gejala :  Usus  mencret, diare (1-2 hari setelah infeksi)  Otot  membentuk benjolan (dapat hidup sampai beberapa bulan) terjadi pengapuran
  • 35.  Hari ke 8-14  ditemukan larva pada darah dan cairan otak  Ditemukan larva pada biopsi otot  Apabila ditemukan 5000 larva/kg berat badan dapat menyebabkan kematian  Reaksi imunologi  Tes kulit Diagnosa : Pengobatan : Thiabendazole