SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
NIRA
Dosen Pembimbing: Ir. Moh. Sabariman
Disusun oleh :
Kelompok 7
Aprilisa Siwi Lestari (2013340003)
Firda Shabrina (2013340054)
Puteri Maulani (2013340056)
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
TAHUN 2013
JAKARTA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesikan
karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya.
Makalah ini berjudul “NIRA” yang merupakan salah satu hasil perkebunan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan (PBP) serta
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini,
khususnya mengetahui manfaat hasil perkebunan, seperti Nira dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Bapak Moh.
Sabariman yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih
luas tentang Pengetahuan Bahan Pangan khususnya Nira.
Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima
kritik dan saran dari semua pihak yang akan membantu penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa serta dapat
menambah ilmu tentang bahan pangan.
Jakarta, Desember 2013
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 2
2.1 Nira .............................................................................................................................. 2
2.2 Sumber Nira .................................................................................................................. 2
2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr).................................................................................... 4
2.4 Hasil produk nira aren....................................................................................................6
2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira............................................................................................... 7
2.6 Kerusakan nira............................................................................................................... 8
2.7 Pengawetan nira............................................................................................................. 9
BAB III...................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 11
Lampiran ................................................................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian, salah satunya
adalah komoditi hasil perkebunan yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk
diolah dan dikonsumsi. Komoditi hasil perkebunan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelempok bahan pangan (nira dan penghasil minyak), kelompok bahan penyegar
(teh, kopi, dan coklat), dan kelompok bahan non pangan (karet dan kina).
Kelompok komoditi hasil perkebunan yang akan dibahas adalah kelompok bahan
pangan, salah satunya adalah nira. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga
beberapa tanaman penghasil nira. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti
aren, kelapa, tebu, buah lontar, saga, dll. Nira mengandung gula yang cukup besar
sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk tertentu. Oleh karena itu, dalam
prosesnya dibutuhkan penanganan yang baik agar tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan
pada nira.
Pembahasan nira kali ini akan fokus pada nira yang dihasilkan oleh tanaman aren
karena tanaman tersebut banyak dikenal sebagai penghasil nira dan dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan gula merah yang umum digunakan oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
 Mengetahui tanaman penghasil nira.
 Mengetahui manfaat nira dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengetahui keadaan fisik dan komposisi kimia nira.
 Mengetahui penangan sebelum panen hingga pasca panen.
 Mengetahui proses pengawetan dan produk hasil dari bahan tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nira
Nira adalah cairan yang keluar dari bunga atau pohon penghasil nira yang disadap.
Nira sering juga disebut ‘lege’, kata ini berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu legi artinya
manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa yang manis, berbau harum, dan tidak
berwarna. Cairan ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Selain
digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula, nira juga digunakan sebagai bahan baku
asam cuka, minuman segar, dan minuman keras (tuak) serta pada akhir-akhir ini muncul
produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk.
Dalam proses penyadapan baik sebelum ataupun sesudahnya, diperlukan
penanganan yang baik agar nira tidak mudah rusak dan terkontaminasi. Karena nira
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang,
dan khamir. Walaupun pada saat cairan keluar dari bunga atau pohonnya dalam keadaan
steril, namun kerusakan nira dapat terjadi saat proses penyadapan, penampungan atau
penyimpanan sebelum diproduksi. Oleh karena itu diperlukan proses penanganan yang
baik untuk memperpanjang masa simpannya.
2.2 Sumber Nira
Nira dihasilkan dari beberapa tanaman, ciri tanaman yang menghasilkan nira
adalah tanaman yang berdaun hijau dan digunakan dalam metabolisme dari tanaman.
Pada tanaman tersebut nira disimpan di dalam akar, batang, bunga dan buah. Nira dalam
tanaman dapat berbentuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Sumber nira yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Aren (Arenga pinnata merr)
Pada pohon aren niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat disadap
(diambil) niranya pada umur 5-12 tahun. Dalam sehari pohon aren dapat disadap 2
kali dan menghasilkan 300-400 liter nira.
2. Kelapa (Cocos nucifera)
Pada pohon kelapa niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat
disadap niranya pada umur 6-8 tahun. Penyadapan dilakukan sepanjang tahun selama
3
4 bulan dan menghasilkan 2 kg/hari sadap. Rendemen nira yang dijadikan gula merah
yaitu sebesar 12-18%, gula merah yang dihasilkan antara 30-40 kg/pohon/tahun.
3. Tebu (Saccharum officinarum)
Pada tanaman tebu niranya tedapadat di batangnya. Tanaman tebu yang sudah cukup
masak yaitu batangnya telah mempunyai rendemen yang tinggi, sekitar umur 12-16
bulan dan siap dipanen untuk diambil niranya.
4. Sumber nira lainnya;
 Buah lontar (Barassus sp.), pada buah lontar niranya diperoleh dari penyadapan
tangkai bunga atau buah dan mulai disadap saat umur 15 tahun.
 Saga (Caryota urens), pada saga niranya diperoleh dari penyadaan tangkai bunga
dan mulai disadap saat umur 10 tahun, selama 15-20 tahun.
 Karma (Phoenix sy/veris), pada karma niranya diperoleh dari penyadapan pangkal
tajuk tanaman dan dapat mulai disadap pada umur 8 tahun, lama penyadapan 25-4
tahun.
 Bit gula (Beta vulgaris), pada bit gula niranya diperoleh dari umbi bit gula.
Penanaman bit dengan biji dan lamanya penanaman hingg proses panen adalah 5-
6 bulan. Bit gula mengandug 13-17% sukrosa.
 Sorgum (Sorgum vulgare), pada sorgum niranya diperoleh dari batang sorgum
manis varietas saccharum. Hasil niranya diolah langsung menjadi sirup.
 Maple (Acer saccharum), pada maple niranya diperoleh dari penyadapan kulit
pohon maple sepanjang 7,50 cm dan letaknya 130 cm di atas tanah.
Beriku adalah tabel komposisi kimia nira dari masing-masing tanaman:
Komposisi nira tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman,
umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan.
tanaman
Komposisi kimia tanaman (%)
Air Karbohidrat Protein Lemak
Aren 87,20 11,28 0,20 0,02
Kelapa 84,40 14,35 0,10 0,17
Tebu 77-78 13,28 - -
9
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa banyak tanaman sumber penghasil nira
serta komposisi nira dari masing-masing tanaman tersebut, namun saat ini akan dibahas
lebih lanjut dan lebih dalam tentang nira yang dihasilkan oleh pohon aren, mulai dari
penanganan awal sebelum penyadapan hingga hasil produksi nira tersebut.
2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr)
Nira dari pohon aren banyak ditemukan dan digunakan dalam pembuatan gula aren
atau gula semut. Nira aren diperoleh dengan penyadapan pada tangkai bungan dan mulai
disadap pada umur 5-12 tahun. Tiap tanaman dapat disadap selama 3 tahun, setiap
tahunnya dapat disadap 3-4 tangkai bunga. Nira aren dapat menghasilkan 300-400
liter/musim tangkai bunga (3-4 bulan) atau 900-1600 liter nira/tahun.
Pada pohon aren niranya terdapat pada tangkai bunga yang tumbuh panjang dari
pelepah daun yang berupa cabang dengan arah pertumbuhan dari atas ke bawah. Bunga
aren adalah nomoceous unisexual yaitu bunga jantan dan betinanya terpisah pada
masing-masing tongkol. Letak buga betina mulai dari bunga yang mula-mula keluar
hingga tongkol ke empat atau ke lima, sedangkan letak bunga jantan setelah tongkol ke
empat atau ke lima hingga seterusnya. Bunga yang disadap adalah bunga jantan yang
berwarna kuning kecoklatan atau coklat. Sedangkan bunga betina yang berwarna hijau
atau hijau kekuningan tidak boleh disadap karena dapat menurunkan produksi nira.
Tahap selanjutnya setelah mengetahui bagian-bagian tangkai bunga adalah proses
penyadapan nira aren. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Proses peningguran (pemukulan)
Proses ini dilakukan dengan memukul tangkai bunga agar pori-pori bunga membesar
dan melunakkan bunga. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan dinding sel
sehingga cairannya bisa keluar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah alat
pemukul berbentuk silinder yang terbuat dari kayu pohon nangsi, mauhman, dadap
atau hanjuang. Tahap peningguran dan pengayunan ini berlangsung 3 hari sekali
selama 10 hari.
2. Pengujian
Proses ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat pada saat pemotongan atau
pemagasan, waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan nira tidak keluar. Caranya
dengan mengiris tangkai bunga dengan pisau sadap.
9
3. Pemotongan (pemagasan)
Selain dengan cara pengujian ada cara lain untuk mengetahui kapan tangkai unga
akan di potong, yaitu dengan cara memperhatikan bentuk bunga. Pemotongan dapat
dilakukan dalam tahap bunga muda atau tua. Berikut ini adalah cara mengamati
bentuk bunga:
 Tahap bunga muda
Pada tahap ini bunga berbentuk bulat dan susunan benang sarinya rapi dan pendek.
Bunga tersebut dapat dipagas jika warna bunganya terlihat gumircak bodas dan
setelah dilakukan pengujian tidak kelur air maka waktu pemagasan ditunggu
hingga berwarna gumircak koneng. Jika warna bunga sudah tumi odeng muda
sampai ligar maka waktu pemagasan sudah lewat dan tidak dapat dilakukan
pemagasan. Sehingga harus menunggu muncul bunga lainnya.
 Tahap bunga tua
Pada tahap ini bunga berbentuk lonjong dan benang sarinya tersusun tidak teratur.
Pemagasan pada tahap ini tidak diperlukan uji pengirisan pada perubahan warna
tertentu (seperti pada bunga muda). Tetapi pengujian dilakukan pada saat bunga
berwarna tumi odeng muda, jika diiris keluar air maka tangkai bunga bisa langsung
dipagas dan jika air tidak keluar maka harus ditunggu hingga warnanya tumi odeng
tua hingga ligar. Setelah diuji pengirisan keluar cairan, tangkai bunga bisa
langsung dipagas. Tetapi jika tidak mengeluarkan cairan maka harus ditunggu
hingga muncul bunga yang lainnya.
Berikut ini adalah beberapa istilah tahap pertumbunhan bunga pada pohon aren:
a. Gumircak bodas : bagian dalam bunga yang berwarna putih seperti beras.
b. Gumircak koneng : bagian dalam bunga yang berwarna kuning dan berair.
c. Tumi odeng muda : bagian dalam bunga berwarna kuning muda tidak
berair tetapi kalau dipegang agak lengket.
d. Tumi odeng tua : bagian dalam bunga berwarna kuning tua.
e. Leucir : bagian dalam bunga berwarna kuning tidak berair dan
tidak lengket.
f. Hear : bagian dalam bunga sedikit berserbuk.
g. Humangit : bagian dalam bunga tercium bau harum.
h. Jumegang : bagian dalam bunga terdapat cairan seperti madu.
i. Ligar : bunga sudah tidak ada dan rontok.
9
Pada tahap a-b adalah tahap bunga muda dan tahap c-i adalah tahap bunga tua.
Gambar bunga aren dapat dilihat pada lampiran.
4. Pembungkusan
Proses pembungkusan tangkai bunga dengan ijuk agar tangkai bunga tidak diganggu
oleh tupai dan serangga. Kemudian diperiksa setiap hari, jika terdapat tetesan cairan
maka didiamkan selama 5-6 hari setelah itu ijuk dibuang dab dibungkus dengan daun
labu ataiu dadap agar air yang dikeluarkan lebih banyak, karena kedua daun tersebut
mengandung asam yang dapat menarik air. Pembungkusan berlangsung selama 3-6
hari. Proses ini dapat disebut pemokoan.
5. Pengambilan nira
Setelah nira yang keluar banyak, ujung tangkai bunga dapat diiris tipis dan cairan
nira yang keluar akan ditampung dalam lodong bambu. Nira yang diperoleh
sebaiknya langsung diproses menjadi gula atau produk lain agar hasilnya lebih baik.
Jika nira didiamkan terlebih dahulu maka akan mengalami proses fermentasi dan bila
dijadikan gula akan lembek.
2.4 Hasil produk nira aren
Umumnya nira aren dimanfaatkan menjadi gula yaitu gula aren dan gula semut. Berikut
ini adalah penjelasan pembuatn gula aren dan gula semut:
a. Gula aren cetak
Gula aren cetak atau gula merah banyak digunakan untuk bahan tambahan makanan
yaitu sebagai pemanis dalam masakan. Gula ini berasal dari nira aren yang segar,
berikut ini adalah cara pembuatannya:
Nira dengan kandungan pH 6-7 dilakukan penyaringan untuk memisahkan
dari kotoran, lalu dimasak dengan suhu 110-120C hingga kadar air nira berkurang.
Untuk memisahkan kotoran yang terdapat saat proses pemasakan dilakukan
penyaringan kembali hingga nira mengental namun tidak terdapat buih yang banyak.
Saat buihnya banyak, ditambahkan minyak kelapa, kemiri atau kacang tanah.
Kemudian dimasak hingga mengental dengan api yang kecil. Tandanya nira sudah
kental yaitu dengan meneteskan cairan nira ke dalam air. Nira yang kental terus
diaduk hingga terbentuk kristal yang meratahingga terbentuk warna coklat
kekuningan tetapi belum mengeras. Kemudian hasil pemanasan tersebut dimasukan
9
kedalam cetakan yang telah direndam air dingin agar mudah saat pelepasan dari
cetakannya. Gambar gula aren dapat dilihat pada lampiran.
b. Gula semut
Perbedaan gula aren dengan gula semut adalah bentuk dari gula semut adalah bubuk
dam kadar airnya lebih kecil. Pembuatan gula semut digunakan nira yang masih
segar dan kemudian disaring. Hasil saringan tersebut dimasak padasuhu  110C
sambil terus diaduk. Pada saat mulai mendidih akan terdapat busa, busa tersebut tidak
boleh meluap oleh karena itu harus diaduk dan ditambahkan 1 sendok minyak goreng
untuk mengurangi total padatan gula semut yang dihasilkan.
Pemasakan dilanjutkan sampai warnanya sedikit tua dari gula cetak, kemudian
didinginka selama 10 menit di wajan tanpa diaduk. Kemudian dilakukan pengadukan
dengan garpu, apabila terbentuk kristal gula pengadukan dilakukan lebih cepat agar
terbentuk gula serbuk atau butiran gula, sehingga gula tersebut disebut gula semut.
Gula yang telah jadi dipidahkan ke wadah lain dan dibiarkan dingin kemudan diayak
untuk memisahkan gula dengan butiran yang kecil dan besar. Apabila gula yang
dihasilkan masih basah harus dikeringkan agar kadar airnya sesuai dengan yang
diinginkan. Gambar gula semut dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara gula aren dan gula semut.
Gula aren Gula Semut
Jenis gula merah yang berbentuk cetakan
batangan silinder dan cetakan setengah bola
Jenis gula merah yang berbentuk bubuk dan
sering pula disebut orang sebagaigula kristal
Mengandung kadar air yaitu rata-rata
97,4%
Mengandung kadar air Kadar air 2-3% dalam
bentuk kemasan
Mengandung sukrosa kurang lebih 84% Mengandung sukrosa sekitar 90-94%
Sukar larut Mudah larut
2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira
Sifat fisik
Umumnya semua nira memiliki sifat fisik yang hampir sama. Sifat fisik nira yang
penting adalah warna atau kejernihan, aroma, rasa, kotoran dan kekentalan.
9
1. Warna atau kejernihan, aroma dan rasa
Pengamatan dilakukan secara organoleptik terhadap warna atau kejernihan, aroma
dan rasa atau tngkat kemanisan nira.
2. Kotoran
Menyaring sebanyak 100ml nira dengan menggunakan kapas, kemudian diamati
kotoran yang menenpel pada kapas penyaring.
3. Kekentalan
Mengukur viskometer dengan menggunakan viskometer.
Sifat Kimia
Sifat kimia nira yang penting dengan pembuatan gula merah adalah keasaman (pH) dan
kadar gula.
1. Keasaman (pH)
Mengukur suhu nira dengan termometer kemudian pH-nya diukur dengan pH meter.
Nira dikatakan baik apabila memiliki pH sekitar 5,5-6.
2. Total asam tertitrasi
Total asam tertitrasi diujikan untuk mengetahui kadar asam organik yang terdapat
pada nira tersebut dan dinyatakan sebagai ml titrasi NaOH/100ml nira.
3. Total gula
Kadar total gula diujikan untuk mengetahui kadar total gula dalam nira tersebut.
Biasanya pengujian ini dilakukan dengan alat refraktometer dan hasilnya dinyatakan
dalam satuan Brix.
2.6 Kerusakan nira
Nira yang ada pada tangkai bunga terdapat dalam keadaan steril, namun dalam
prosesnya kerusakan nira dapat terjadi pada saat nira mulai disadap dari pohon atau pada
saat proses penyimpanan sebelum pengolahan. Apabila nira didiamkan beberapa lama
akan terjadi prses fermentasi sukrosa oleh mikroorganisme menjadi alkohol dan lama
kelamaan menjadi asam.
Reaksi yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung:
1. C12H22O11 + H2O  C6H12O6 + C6H12O6
sukrosa air glukosa fruktosa
2. C6H12O6 + Saccharomyces ellipsoides  2 C6H5OH + CO2
glukosa etanol
9
3. C2H5OH + O2 + Acetobacter eceti  CH3COOH + H2O
etanol asam asetat
Pada reaksi pertama, terjadi inversi sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, hal
ini dapat terjadi karena aktivitas enzim fruktoforanosidase (h-fruktosidase, invertase)
yang dihasilkan mikroba. Kemudian glukosa dan fruktsa hasil inversi dengan bantuan
mikroorganisme dirubah menjadi etanol. Pada reaksi ke tiga etanol dengan bantuan
mikroorganisme dirubah menjadi asam asetat dan kecenderungan nilai pH akan turun
dan kadar gula juga akan menurun.
Mikroba yang terdapat pada nira adalah khamir dan bakteri. Nira yang sudah
terfermentasi akan menghasilkan toddy wine atau palm wine atau orang indonesia sering
menyebutnya “tuak”. Khamir yang terdapat pada tuk adalah S. cereviceae, sedangkan
bakteri adalah genus Lactobacillus, Acetobacter, Sarcin, Streptococcus, dll. jenis khamir
yang terdapat pada nira tergantung pada jenis khamir yang dominan dan suhu nira.
2.7 Pengawetan nira
Pada umumnya para petani telah melakukan pengawetan dengan cara secepatnya
mendidihkan nira setelah melakukan penyadapan dan dengan menambahkan bahan alami
seperti laru janggut, kulit pohon manggis, buah manggis yang masih muda, kulit pohon
kosambi, dan kayu pohon nangka. Selain itu juga digunakan kapur untuk mencegah
kerusakan nira.
Kulit pohon digunakan karena memiliki senyawa tanin yang bersifat antimikrobia,
fungisida, dan menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir. Kapur digunakan karena
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang terbentuk bersifat desinfektan, menggumpalkan
protein dan asam nukleat serta merusak dinding sel mikroba.
Keasaman nira dapat dicegah dengan menambahkan beberapa larutan tersebut yang
telah diuji di laboratorium, yaitu:
1. Garam Na/K metabisulfit 0,2-0,25%
2. N.Na benzoat 0,05-0,2%
3. Kapur 0,7-1,2%
Senyawa sulfit digunakan sebagai penawet karena dalam bentuk efektifnya, yaitu asam
sulfit tidak akan terdisosiasi pada pH dibawah 3.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nira merupakan salah satu hasil perkebunan yang termasuk pada komoditi hasil
perkebunan pangan. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga beberapa tanaman
penghasil nira. Nira banyak dimanfaatkan sebgai bahan baku pembuatan gula, asam cuka
dan tuak. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu, buah
lontar, saga, dll
Salah satu tanaman yang menghasilkan nira adalah pohon aren. Nira pohon aren
banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Sebelum nira aren digunakan
sebagai bahan baku, untuk mendapatkan nira tersebut dilakukan beberapa proses
penanganan seperti penanganan sebelum dan sesudah penyadapan, proses pengawetan
dan pengolahan nira aren.
Selain itu nira juga memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dari semua
jenis nira. Penanganan nira setelah proses penydapan harus dilakukan dengan baik agar
tidak terjadi kerusakan dan proses fermentasi yang berlebihan pada nira . Untuk
mencegah adanya kerusakan pada nira, beberapa bahan pengawet alami dan kimia dapat
mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat memperpanjang umur penyimpanan nira.
11
Daftar Pustaka
Aziz, Rizqi Al. NIRA. 2010. http://rizqi-aziz.blog.unsoed.ac.id/2011/06/25/nira/. [28 mei
2013]
Deptan. 1993. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0141.pdf. [28 mei 2013]
Nurlela, Euis. 2002. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Gula
Merah. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB
R. Muchtadi, Tien et.al. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung:Alfabeta CV.
hal:304-317
Tanpa nama. Tinjauan pustaka aren. Reprositori IPB.
12
Lampiran
Buah aren
Tangkai Bunga Aren
Gula aren cetak Gula semut

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongIswi Haniffah
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Milantika Dyah Puspitasari
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)nuelsitohang
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaDicky Edwin Hindarto
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Manfaat air bagi kehidupan
Manfaat air bagi kehidupanManfaat air bagi kehidupan
Manfaat air bagi kehidupanLaeli Izkiyah
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airNanda Reda
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologiasriantiputrilestari5
 

What's hot (20)

Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
gula semut
gula semutgula semut
gula semut
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape Singkong
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
 
Ppt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempePpt.pembuatan tempe
Ppt.pembuatan tempe
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
 
Makalah "Lemak"
Makalah "Lemak"Makalah "Lemak"
Makalah "Lemak"
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Manfaat air bagi kehidupan
Manfaat air bagi kehidupanManfaat air bagi kehidupan
Manfaat air bagi kehidupan
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus air
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 

Viewers also liked

Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Ismi Fawaid
 
Keunggulan dan Permasalahan Sosial
Keunggulan dan Permasalahan SosialKeunggulan dan Permasalahan Sosial
Keunggulan dan Permasalahan SosialNahdya Maulina
 
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar Bioetanol
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar BioetanolPemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar Bioetanol
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar BioetanolFransisca Niastiwa
 
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanPemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanNahdya Maulina
 

Viewers also liked (6)

Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
 
Keunggulan dan Permasalahan Sosial
Keunggulan dan Permasalahan SosialKeunggulan dan Permasalahan Sosial
Keunggulan dan Permasalahan Sosial
 
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar Bioetanol
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar BioetanolPemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar Bioetanol
Pemanfaatan Nira Aren sebagai Bahan Bakar Bioetanol
 
Bahan Bakar Alternatif
Bahan Bakar AlternatifBahan Bakar Alternatif
Bahan Bakar Alternatif
 
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanPemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
 
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
Sifat-Sifat Koloid (Kimia)
 

Similar to Makalah nira

Karya tulis pemanfaatan kelopak rosella
Karya tulis pemanfaatan kelopak rosellaKarya tulis pemanfaatan kelopak rosella
Karya tulis pemanfaatan kelopak rosellaIqbal Maulana
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangholilurrahman
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeNuruliswati
 
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluhLegenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluhChia Ie
 
Tugas tanaman industri
Tugas tanaman industriTugas tanaman industri
Tugas tanaman industriAsep Red Cliff
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanAgus Ariyanto
 
Teknis budidaya jarak
Teknis budidaya jarakTeknis budidaya jarak
Teknis budidaya jaraksujononasa
 
Profil kelapa sawit final
Profil kelapa sawit finalProfil kelapa sawit final
Profil kelapa sawit finalnawriz87
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Norman Syarif
 
Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)Ahmad Rifai
 
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JahePedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JaheWarta Wirausaha
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTaufiq Hidayat
 

Similar to Makalah nira (20)

Karya tulis pemanfaatan kelopak rosella
Karya tulis pemanfaatan kelopak rosellaKarya tulis pemanfaatan kelopak rosella
Karya tulis pemanfaatan kelopak rosella
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoang
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempe
 
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluhLegenda sumatra utara   dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluh
 
Jahe
JaheJahe
Jahe
 
Tugas tanaman industri
Tugas tanaman industriTugas tanaman industri
Tugas tanaman industri
 
Budidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.pptBudidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.ppt
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
 
Teknis budidaya jarak
Teknis budidaya jarakTeknis budidaya jarak
Teknis budidaya jarak
 
Profil kelapa sawit final
Profil kelapa sawit finalProfil kelapa sawit final
Profil kelapa sawit final
 
Makalah budidaya buah naga
Makalah budidaya buah nagaMakalah budidaya buah naga
Makalah budidaya buah naga
 
Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)Makalah argoindustri (duku)
Makalah argoindustri (duku)
 
Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)
 
laporan tentang kopi
laporan tentang kopilaporan tentang kopi
laporan tentang kopi
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 
Bab i p egagan
Bab i p egaganBab i p egagan
Bab i p egagan
 
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JahePedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebu
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Jahe
JaheJahe
Jahe
 

More from Firda Shabrina

Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Laporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratLaporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatFirda Shabrina
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenFirda Shabrina
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiFirda Shabrina
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor dagingFirda Shabrina
 

More from Firda Shabrina (14)

Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industri
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Laporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitratLaporan kimia - teori asam sitrat
Laporan kimia - teori asam sitrat
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbon
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zat
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
 
Makalah btp pemanis
Makalah btp   pemanisMakalah btp   pemanis
Makalah btp pemanis
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor daging
 

Makalah nira

  • 1. MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN PANGAN NIRA Dosen Pembimbing: Ir. Moh. Sabariman Disusun oleh : Kelompok 7 Aprilisa Siwi Lestari (2013340003) Firda Shabrina (2013340054) Puteri Maulani (2013340056) UNIVERSITAS SAHID JAKARTA TAHUN 2013 JAKARTA
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesikan karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya. Makalah ini berjudul “NIRA” yang merupakan salah satu hasil perkebunan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan (PBP) serta menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini, khususnya mengetahui manfaat hasil perkebunan, seperti Nira dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Bapak Moh. Sabariman yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih luas tentang Pengetahuan Bahan Pangan khususnya Nira. Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima kritik dan saran dari semua pihak yang akan membantu penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa serta dapat menambah ilmu tentang bahan pangan. Jakarta, Desember 2013 Penyusun,
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii BAB I..........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1 1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 1 BAB II.........................................................................................................................................2 PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 2 2.1 Nira .............................................................................................................................. 2 2.2 Sumber Nira .................................................................................................................. 2 2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr).................................................................................... 4 2.4 Hasil produk nira aren....................................................................................................6 2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira............................................................................................... 7 2.6 Kerusakan nira............................................................................................................... 8 2.7 Pengawetan nira............................................................................................................. 9 BAB III...................................................................................................................................... 10 PENUTUP................................................................................................................................. 10 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10 Daftar Pustaka............................................................................................................................ 11 Lampiran ................................................................................................................................... 12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah komoditi hasil perkebunan yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk diolah dan dikonsumsi. Komoditi hasil perkebunan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelempok bahan pangan (nira dan penghasil minyak), kelompok bahan penyegar (teh, kopi, dan coklat), dan kelompok bahan non pangan (karet dan kina). Kelompok komoditi hasil perkebunan yang akan dibahas adalah kelompok bahan pangan, salah satunya adalah nira. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga beberapa tanaman penghasil nira. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu, buah lontar, saga, dll. Nira mengandung gula yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk tertentu. Oleh karena itu, dalam prosesnya dibutuhkan penanganan yang baik agar tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan pada nira. Pembahasan nira kali ini akan fokus pada nira yang dihasilkan oleh tanaman aren karena tanaman tersebut banyak dikenal sebagai penghasil nira dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula merah yang umum digunakan oleh masyarakat. 1.2 Tujuan  Mengetahui tanaman penghasil nira.  Mengetahui manfaat nira dalam kehidupan sehari-hari.  Mengetahui keadaan fisik dan komposisi kimia nira.  Mengetahui penangan sebelum panen hingga pasca panen.  Mengetahui proses pengawetan dan produk hasil dari bahan tersebut.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Nira Nira adalah cairan yang keluar dari bunga atau pohon penghasil nira yang disadap. Nira sering juga disebut ‘lege’, kata ini berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu legi artinya manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa yang manis, berbau harum, dan tidak berwarna. Cairan ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula, nira juga digunakan sebagai bahan baku asam cuka, minuman segar, dan minuman keras (tuak) serta pada akhir-akhir ini muncul produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk. Dalam proses penyadapan baik sebelum ataupun sesudahnya, diperlukan penanganan yang baik agar nira tidak mudah rusak dan terkontaminasi. Karena nira merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan khamir. Walaupun pada saat cairan keluar dari bunga atau pohonnya dalam keadaan steril, namun kerusakan nira dapat terjadi saat proses penyadapan, penampungan atau penyimpanan sebelum diproduksi. Oleh karena itu diperlukan proses penanganan yang baik untuk memperpanjang masa simpannya. 2.2 Sumber Nira Nira dihasilkan dari beberapa tanaman, ciri tanaman yang menghasilkan nira adalah tanaman yang berdaun hijau dan digunakan dalam metabolisme dari tanaman. Pada tanaman tersebut nira disimpan di dalam akar, batang, bunga dan buah. Nira dalam tanaman dapat berbentuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Sumber nira yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah: 1. Aren (Arenga pinnata merr) Pada pohon aren niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat disadap (diambil) niranya pada umur 5-12 tahun. Dalam sehari pohon aren dapat disadap 2 kali dan menghasilkan 300-400 liter nira. 2. Kelapa (Cocos nucifera) Pada pohon kelapa niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat disadap niranya pada umur 6-8 tahun. Penyadapan dilakukan sepanjang tahun selama
  • 6. 3 4 bulan dan menghasilkan 2 kg/hari sadap. Rendemen nira yang dijadikan gula merah yaitu sebesar 12-18%, gula merah yang dihasilkan antara 30-40 kg/pohon/tahun. 3. Tebu (Saccharum officinarum) Pada tanaman tebu niranya tedapadat di batangnya. Tanaman tebu yang sudah cukup masak yaitu batangnya telah mempunyai rendemen yang tinggi, sekitar umur 12-16 bulan dan siap dipanen untuk diambil niranya. 4. Sumber nira lainnya;  Buah lontar (Barassus sp.), pada buah lontar niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga atau buah dan mulai disadap saat umur 15 tahun.  Saga (Caryota urens), pada saga niranya diperoleh dari penyadaan tangkai bunga dan mulai disadap saat umur 10 tahun, selama 15-20 tahun.  Karma (Phoenix sy/veris), pada karma niranya diperoleh dari penyadapan pangkal tajuk tanaman dan dapat mulai disadap pada umur 8 tahun, lama penyadapan 25-4 tahun.  Bit gula (Beta vulgaris), pada bit gula niranya diperoleh dari umbi bit gula. Penanaman bit dengan biji dan lamanya penanaman hingg proses panen adalah 5- 6 bulan. Bit gula mengandug 13-17% sukrosa.  Sorgum (Sorgum vulgare), pada sorgum niranya diperoleh dari batang sorgum manis varietas saccharum. Hasil niranya diolah langsung menjadi sirup.  Maple (Acer saccharum), pada maple niranya diperoleh dari penyadapan kulit pohon maple sepanjang 7,50 cm dan letaknya 130 cm di atas tanah. Beriku adalah tabel komposisi kimia nira dari masing-masing tanaman: Komposisi nira tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan. tanaman Komposisi kimia tanaman (%) Air Karbohidrat Protein Lemak Aren 87,20 11,28 0,20 0,02 Kelapa 84,40 14,35 0,10 0,17 Tebu 77-78 13,28 - -
  • 7. 9 Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa banyak tanaman sumber penghasil nira serta komposisi nira dari masing-masing tanaman tersebut, namun saat ini akan dibahas lebih lanjut dan lebih dalam tentang nira yang dihasilkan oleh pohon aren, mulai dari penanganan awal sebelum penyadapan hingga hasil produksi nira tersebut. 2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr) Nira dari pohon aren banyak ditemukan dan digunakan dalam pembuatan gula aren atau gula semut. Nira aren diperoleh dengan penyadapan pada tangkai bungan dan mulai disadap pada umur 5-12 tahun. Tiap tanaman dapat disadap selama 3 tahun, setiap tahunnya dapat disadap 3-4 tangkai bunga. Nira aren dapat menghasilkan 300-400 liter/musim tangkai bunga (3-4 bulan) atau 900-1600 liter nira/tahun. Pada pohon aren niranya terdapat pada tangkai bunga yang tumbuh panjang dari pelepah daun yang berupa cabang dengan arah pertumbuhan dari atas ke bawah. Bunga aren adalah nomoceous unisexual yaitu bunga jantan dan betinanya terpisah pada masing-masing tongkol. Letak buga betina mulai dari bunga yang mula-mula keluar hingga tongkol ke empat atau ke lima, sedangkan letak bunga jantan setelah tongkol ke empat atau ke lima hingga seterusnya. Bunga yang disadap adalah bunga jantan yang berwarna kuning kecoklatan atau coklat. Sedangkan bunga betina yang berwarna hijau atau hijau kekuningan tidak boleh disadap karena dapat menurunkan produksi nira. Tahap selanjutnya setelah mengetahui bagian-bagian tangkai bunga adalah proses penyadapan nira aren. Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Proses peningguran (pemukulan) Proses ini dilakukan dengan memukul tangkai bunga agar pori-pori bunga membesar dan melunakkan bunga. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan dinding sel sehingga cairannya bisa keluar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah alat pemukul berbentuk silinder yang terbuat dari kayu pohon nangsi, mauhman, dadap atau hanjuang. Tahap peningguran dan pengayunan ini berlangsung 3 hari sekali selama 10 hari. 2. Pengujian Proses ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat pada saat pemotongan atau pemagasan, waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan nira tidak keluar. Caranya dengan mengiris tangkai bunga dengan pisau sadap.
  • 8. 9 3. Pemotongan (pemagasan) Selain dengan cara pengujian ada cara lain untuk mengetahui kapan tangkai unga akan di potong, yaitu dengan cara memperhatikan bentuk bunga. Pemotongan dapat dilakukan dalam tahap bunga muda atau tua. Berikut ini adalah cara mengamati bentuk bunga:  Tahap bunga muda Pada tahap ini bunga berbentuk bulat dan susunan benang sarinya rapi dan pendek. Bunga tersebut dapat dipagas jika warna bunganya terlihat gumircak bodas dan setelah dilakukan pengujian tidak kelur air maka waktu pemagasan ditunggu hingga berwarna gumircak koneng. Jika warna bunga sudah tumi odeng muda sampai ligar maka waktu pemagasan sudah lewat dan tidak dapat dilakukan pemagasan. Sehingga harus menunggu muncul bunga lainnya.  Tahap bunga tua Pada tahap ini bunga berbentuk lonjong dan benang sarinya tersusun tidak teratur. Pemagasan pada tahap ini tidak diperlukan uji pengirisan pada perubahan warna tertentu (seperti pada bunga muda). Tetapi pengujian dilakukan pada saat bunga berwarna tumi odeng muda, jika diiris keluar air maka tangkai bunga bisa langsung dipagas dan jika air tidak keluar maka harus ditunggu hingga warnanya tumi odeng tua hingga ligar. Setelah diuji pengirisan keluar cairan, tangkai bunga bisa langsung dipagas. Tetapi jika tidak mengeluarkan cairan maka harus ditunggu hingga muncul bunga yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa istilah tahap pertumbunhan bunga pada pohon aren: a. Gumircak bodas : bagian dalam bunga yang berwarna putih seperti beras. b. Gumircak koneng : bagian dalam bunga yang berwarna kuning dan berair. c. Tumi odeng muda : bagian dalam bunga berwarna kuning muda tidak berair tetapi kalau dipegang agak lengket. d. Tumi odeng tua : bagian dalam bunga berwarna kuning tua. e. Leucir : bagian dalam bunga berwarna kuning tidak berair dan tidak lengket. f. Hear : bagian dalam bunga sedikit berserbuk. g. Humangit : bagian dalam bunga tercium bau harum. h. Jumegang : bagian dalam bunga terdapat cairan seperti madu. i. Ligar : bunga sudah tidak ada dan rontok.
  • 9. 9 Pada tahap a-b adalah tahap bunga muda dan tahap c-i adalah tahap bunga tua. Gambar bunga aren dapat dilihat pada lampiran. 4. Pembungkusan Proses pembungkusan tangkai bunga dengan ijuk agar tangkai bunga tidak diganggu oleh tupai dan serangga. Kemudian diperiksa setiap hari, jika terdapat tetesan cairan maka didiamkan selama 5-6 hari setelah itu ijuk dibuang dab dibungkus dengan daun labu ataiu dadap agar air yang dikeluarkan lebih banyak, karena kedua daun tersebut mengandung asam yang dapat menarik air. Pembungkusan berlangsung selama 3-6 hari. Proses ini dapat disebut pemokoan. 5. Pengambilan nira Setelah nira yang keluar banyak, ujung tangkai bunga dapat diiris tipis dan cairan nira yang keluar akan ditampung dalam lodong bambu. Nira yang diperoleh sebaiknya langsung diproses menjadi gula atau produk lain agar hasilnya lebih baik. Jika nira didiamkan terlebih dahulu maka akan mengalami proses fermentasi dan bila dijadikan gula akan lembek. 2.4 Hasil produk nira aren Umumnya nira aren dimanfaatkan menjadi gula yaitu gula aren dan gula semut. Berikut ini adalah penjelasan pembuatn gula aren dan gula semut: a. Gula aren cetak Gula aren cetak atau gula merah banyak digunakan untuk bahan tambahan makanan yaitu sebagai pemanis dalam masakan. Gula ini berasal dari nira aren yang segar, berikut ini adalah cara pembuatannya: Nira dengan kandungan pH 6-7 dilakukan penyaringan untuk memisahkan dari kotoran, lalu dimasak dengan suhu 110-120C hingga kadar air nira berkurang. Untuk memisahkan kotoran yang terdapat saat proses pemasakan dilakukan penyaringan kembali hingga nira mengental namun tidak terdapat buih yang banyak. Saat buihnya banyak, ditambahkan minyak kelapa, kemiri atau kacang tanah. Kemudian dimasak hingga mengental dengan api yang kecil. Tandanya nira sudah kental yaitu dengan meneteskan cairan nira ke dalam air. Nira yang kental terus diaduk hingga terbentuk kristal yang meratahingga terbentuk warna coklat kekuningan tetapi belum mengeras. Kemudian hasil pemanasan tersebut dimasukan
  • 10. 9 kedalam cetakan yang telah direndam air dingin agar mudah saat pelepasan dari cetakannya. Gambar gula aren dapat dilihat pada lampiran. b. Gula semut Perbedaan gula aren dengan gula semut adalah bentuk dari gula semut adalah bubuk dam kadar airnya lebih kecil. Pembuatan gula semut digunakan nira yang masih segar dan kemudian disaring. Hasil saringan tersebut dimasak padasuhu  110C sambil terus diaduk. Pada saat mulai mendidih akan terdapat busa, busa tersebut tidak boleh meluap oleh karena itu harus diaduk dan ditambahkan 1 sendok minyak goreng untuk mengurangi total padatan gula semut yang dihasilkan. Pemasakan dilanjutkan sampai warnanya sedikit tua dari gula cetak, kemudian didinginka selama 10 menit di wajan tanpa diaduk. Kemudian dilakukan pengadukan dengan garpu, apabila terbentuk kristal gula pengadukan dilakukan lebih cepat agar terbentuk gula serbuk atau butiran gula, sehingga gula tersebut disebut gula semut. Gula yang telah jadi dipidahkan ke wadah lain dan dibiarkan dingin kemudan diayak untuk memisahkan gula dengan butiran yang kecil dan besar. Apabila gula yang dihasilkan masih basah harus dikeringkan agar kadar airnya sesuai dengan yang diinginkan. Gambar gula semut dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah tabel perbedaan antara gula aren dan gula semut. Gula aren Gula Semut Jenis gula merah yang berbentuk cetakan batangan silinder dan cetakan setengah bola Jenis gula merah yang berbentuk bubuk dan sering pula disebut orang sebagaigula kristal Mengandung kadar air yaitu rata-rata 97,4% Mengandung kadar air Kadar air 2-3% dalam bentuk kemasan Mengandung sukrosa kurang lebih 84% Mengandung sukrosa sekitar 90-94% Sukar larut Mudah larut 2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira Sifat fisik Umumnya semua nira memiliki sifat fisik yang hampir sama. Sifat fisik nira yang penting adalah warna atau kejernihan, aroma, rasa, kotoran dan kekentalan.
  • 11. 9 1. Warna atau kejernihan, aroma dan rasa Pengamatan dilakukan secara organoleptik terhadap warna atau kejernihan, aroma dan rasa atau tngkat kemanisan nira. 2. Kotoran Menyaring sebanyak 100ml nira dengan menggunakan kapas, kemudian diamati kotoran yang menenpel pada kapas penyaring. 3. Kekentalan Mengukur viskometer dengan menggunakan viskometer. Sifat Kimia Sifat kimia nira yang penting dengan pembuatan gula merah adalah keasaman (pH) dan kadar gula. 1. Keasaman (pH) Mengukur suhu nira dengan termometer kemudian pH-nya diukur dengan pH meter. Nira dikatakan baik apabila memiliki pH sekitar 5,5-6. 2. Total asam tertitrasi Total asam tertitrasi diujikan untuk mengetahui kadar asam organik yang terdapat pada nira tersebut dan dinyatakan sebagai ml titrasi NaOH/100ml nira. 3. Total gula Kadar total gula diujikan untuk mengetahui kadar total gula dalam nira tersebut. Biasanya pengujian ini dilakukan dengan alat refraktometer dan hasilnya dinyatakan dalam satuan Brix. 2.6 Kerusakan nira Nira yang ada pada tangkai bunga terdapat dalam keadaan steril, namun dalam prosesnya kerusakan nira dapat terjadi pada saat nira mulai disadap dari pohon atau pada saat proses penyimpanan sebelum pengolahan. Apabila nira didiamkan beberapa lama akan terjadi prses fermentasi sukrosa oleh mikroorganisme menjadi alkohol dan lama kelamaan menjadi asam. Reaksi yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung: 1. C12H22O11 + H2O  C6H12O6 + C6H12O6 sukrosa air glukosa fruktosa 2. C6H12O6 + Saccharomyces ellipsoides  2 C6H5OH + CO2 glukosa etanol
  • 12. 9 3. C2H5OH + O2 + Acetobacter eceti  CH3COOH + H2O etanol asam asetat Pada reaksi pertama, terjadi inversi sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, hal ini dapat terjadi karena aktivitas enzim fruktoforanosidase (h-fruktosidase, invertase) yang dihasilkan mikroba. Kemudian glukosa dan fruktsa hasil inversi dengan bantuan mikroorganisme dirubah menjadi etanol. Pada reaksi ke tiga etanol dengan bantuan mikroorganisme dirubah menjadi asam asetat dan kecenderungan nilai pH akan turun dan kadar gula juga akan menurun. Mikroba yang terdapat pada nira adalah khamir dan bakteri. Nira yang sudah terfermentasi akan menghasilkan toddy wine atau palm wine atau orang indonesia sering menyebutnya “tuak”. Khamir yang terdapat pada tuk adalah S. cereviceae, sedangkan bakteri adalah genus Lactobacillus, Acetobacter, Sarcin, Streptococcus, dll. jenis khamir yang terdapat pada nira tergantung pada jenis khamir yang dominan dan suhu nira. 2.7 Pengawetan nira Pada umumnya para petani telah melakukan pengawetan dengan cara secepatnya mendidihkan nira setelah melakukan penyadapan dan dengan menambahkan bahan alami seperti laru janggut, kulit pohon manggis, buah manggis yang masih muda, kulit pohon kosambi, dan kayu pohon nangka. Selain itu juga digunakan kapur untuk mencegah kerusakan nira. Kulit pohon digunakan karena memiliki senyawa tanin yang bersifat antimikrobia, fungisida, dan menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir. Kapur digunakan karena kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang terbentuk bersifat desinfektan, menggumpalkan protein dan asam nukleat serta merusak dinding sel mikroba. Keasaman nira dapat dicegah dengan menambahkan beberapa larutan tersebut yang telah diuji di laboratorium, yaitu: 1. Garam Na/K metabisulfit 0,2-0,25% 2. N.Na benzoat 0,05-0,2% 3. Kapur 0,7-1,2% Senyawa sulfit digunakan sebagai penawet karena dalam bentuk efektifnya, yaitu asam sulfit tidak akan terdisosiasi pada pH dibawah 3.
  • 13. 10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Nira merupakan salah satu hasil perkebunan yang termasuk pada komoditi hasil perkebunan pangan. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga beberapa tanaman penghasil nira. Nira banyak dimanfaatkan sebgai bahan baku pembuatan gula, asam cuka dan tuak. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu, buah lontar, saga, dll Salah satu tanaman yang menghasilkan nira adalah pohon aren. Nira pohon aren banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Sebelum nira aren digunakan sebagai bahan baku, untuk mendapatkan nira tersebut dilakukan beberapa proses penanganan seperti penanganan sebelum dan sesudah penyadapan, proses pengawetan dan pengolahan nira aren. Selain itu nira juga memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dari semua jenis nira. Penanganan nira setelah proses penydapan harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan dan proses fermentasi yang berlebihan pada nira . Untuk mencegah adanya kerusakan pada nira, beberapa bahan pengawet alami dan kimia dapat mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat memperpanjang umur penyimpanan nira.
  • 14. 11 Daftar Pustaka Aziz, Rizqi Al. NIRA. 2010. http://rizqi-aziz.blog.unsoed.ac.id/2011/06/25/nira/. [28 mei 2013] Deptan. 1993. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0141.pdf. [28 mei 2013] Nurlela, Euis. 2002. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Gula Merah. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB R. Muchtadi, Tien et.al. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung:Alfabeta CV. hal:304-317 Tanpa nama. Tinjauan pustaka aren. Reprositori IPB.
  • 15. 12 Lampiran Buah aren Tangkai Bunga Aren Gula aren cetak Gula semut