PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
Kapita selekta ok
1. MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN LPI
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
Dosen Pengampu: Abu Choir, M.Ag.
Disusun Oleh:
1. Fitri Nofiati 143111199
2. Fatimah Zahro143111201
3. Efi Nur Rizki 143111202
4. Wahyu Dyah 143111203
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2017
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan sehingga kualitas output pendidikan dapat
memenuhi harapan masyarakat, yaitu manusia yang berilmu pengetahuan dan
teknologi serta memiliki iman yang tinggi. Untuk mencapai harapan
masyarakat dan menunjang tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah diperlukan implementasi manajemen strategik dan manajemen
operasional dalam pengelolaan lembaga pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan, pengelolaan
pendidikan harus dikelola dan disentuh secara professional dan fungsional
sesuai tuntutan dunia kemanajemenan, artinya berbagai sumber daya yang
mempengaruhi terjadinya seluruh proses pendidikan perlu ditangani secara
terencana, terorganisir, terarah dan terkendali. Dari konteks inilah maka
lembaga pendidikan dituntut memiliki kompetensi manajerial yakni
kemampuan membangun pola kerja yang sistematis, logis, realistis dan
strategis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep Manajemen Strategik?
2. Apa kegiatan Manajemen Strategik (SWOT)?
3. Bagaimana Penerapan Manajemen Strategik pada Pengembangan LPI?
3. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Konsep Manajemen Strategik
Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to manage
yang berarti memerintah, mengatur, mengurus, mengemudikan.1
Kemudian
dalam perkembangannya, kata to manage mengalami perubahan menjadi
manajement yang berarti pimpinan, pengurusan dan pengelolaan.2
Dalam
bahasa Arab, kata manajemen identik dengan tadbir (,)تدبير idarah ()إدارة yang
berarti mengelola, pengelolaan.3
Term manajemen dalam aplikasinya sering
diartikan sama dengan administrasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Alasan
mereka menyamakan keduanya dengan dasar bahwa secara fungsional dan
operasional. Memang harus diakui bahwa para ahli hingga kini belum ada
kesepakatan dalam dua hal itu, namun demikian ada juga yang berpendapat
bahwa manajemen dan administrasi merupakan dua hal yang berbeda sebab
manajemen merupakan inti dari administrasi.4
Apabila ditelusuri dalam berbagai literatur manajemen, maka
pengertian manajemen secara terminologis akan ditemukan bahwa manajemen
mengandung empat pengertian, yaitu: (a) manajemen sebagai suatu ilmu, (b)
1 Markus Willy dkk., Kamus Lengkap Plus Inggris – Indonesia, Indonesia Inggris (Surabaya:
Arkola, 1997), h. 319.
2 Ibid.
3 As’ad M. Alkalali, Kamus Indonesia – Arab (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 247 – 248.
4 Lihat Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 30 – 31.
4. 3
manajemen sebagai suatu proses, (c) manajemen sebagai suatu seni (art) atau
kiat, (d) manajemen sebagai suatu profesi atau kemampuan. Namun demikian,
secara sederhana manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya untuk
mendapatkan sesuatu yang dikerjakan melalui orang lain (get things done
through other people)
Stratejik menurut etimologi berasal dari kata strategic (Inggris) yang
berarti kiat, cara, taktik utama.5
Secara historis kata stratejik berawal dari dunia
militer dan secara populer diartikan sebagai kiat yang digunakan oleh para
komandan militer (jenderal) untuk memenangkan peperangan. Ralph Taylor
dalam Websters’s World University Dictionary mengemukakan ”strategic mean
of great or vital importance within an integrated whole.” 6
Namun kata
stratejik, kemudian dipergunakan juga oleh hampir seluruh organisasi untuk
menentukan pilihan dalam memenangkan ”peperangan” tertentu guna mencapai
tujuan.7
Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud manajemen stratejik
adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat untuk
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian suatu tujuan organisasi tersebut.8
Definisi
lain tentang manajemen stratejik adalah usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang
yang muncul guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai misi yang telah
ditetapkan.9
Kemudian R. Edward Freeman mendefinisikan manajemen stratejik
adalah suatu proses terus menerus dan walaupun pada waktunya harus dipilih
5.Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non-Profit Bidang Pemerintahan
(Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 147.
6 Ralph Taylor Websters’s World University Dictionary (Washington: Publishers Company,
1965), h. 989.
7 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 15.
8Ibid.
9Hadari Nawawi, op. cit., h. 148.
5. 4
titik-titik yang berlainan dengan maksud untuk mengambil keputusan dalam
rangka mencapai tujuan.10
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti dapat
mengemukakan bahwa yang dimaksud manajemen stratejik adalah serangkaian
usaha, kiat, keputusan dan tindakan yang mendasar yang digariskan oleh
pimpinan organisasi dan diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi itu.
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai
sasaran jika sebelumnya dilakukan suatu perencanaan yang matang. Tidak
terkecuali dalam dunia pendidikan, di mana menyusun perencanaan sebagai
langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai tujuan yang ingin
dicapai (Sanjaya, 2009).
B. Penerapan manajemen strategik dalam pengembangan LPI
Salah satu contoh yang dapat dilakukan dalam implementasi
manajemen strategik dan manajemen operasional di lembaga pendidikan
khususnya lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren adalah
mencanangkan empat program strategis, yaitu (1) Peningkatan mutu
manajemen pendidikan, (2) Peningkatan kualitas pendidikan kepesantrenan dan
tahfidz Alquran , (3) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan, (4)
Program Perkampungan Bahasa (Arab dan Inggris), (5) Program ketrampilan
hidup (life skill). Menurut Drs. K.H. Thahir Syarkawi bahwa sasaran yang ingin
dicapai dari strategi itu antara lain (a) terwujudnya pendidikan yang efektif
yang ditopang tenaga kependidikan yang memenuhi standar kompetensi; (b)
santri menguasai pengetahuan keislaman dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, (c) santri dapat berbahasa dan berkomunikasi bahasa
10 R. Edward Freeman, Strategic Management A Stakeholder Approach. Edisi Indonesia,
(Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1996), h. 97.
6. 5
Arab dan Inggris secara aktif, (d) santri memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dasar teknologi pertanian, peternakan dan konveksi (menjahit) dan lain-lain.
Untuk itu, ada lima hal yang perlu ditekankan dalam
mengimplementasikan manajemen stratejik dan manajemen operasional dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan, dalam
menghadapi tantangan global yaitu:
a. Peningkatan kualitas manajemen pendidikan
b. Peningkatan kualitas poses pembelajaran
c. Peningkatan kualitas SDM tenaga kependidikan
d. Membangun jaringan kerja (networking). 11
Manajemen stratejik dan manajemen operasional harus dipandang
sebagai proses untuk mendorong kemauan belajar dan bertindak, tidak semata-
mata sebagai satu sistem formal untuk melakukan pengendalian. Oleh karena
itu, penggunaan dan pemanfaatan manjemen stratejik dan manajemen
operasional yang tepat dapat memberikan petunjuk bagaimana mengatasi
masalah-masalah dan peluang di masa yang akan datang. Di samping itu akan
dapat mempercepat pengambilan keputusan dan pelaksanaan teknisnya dengan
lebih baik dan bermutu.
11 Salusu, J. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Non Provit,
(Jakarta : PT. Gramedia, 1996)., h. 498.
7. 6
C. Kegiatan manajemen Strategik (merumuskan visi, misi, tujuan, analisis
SWOT, menentukan strategi (SO-ST, WO-WT)
SWOT adalah singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Ini adalah teknik
untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis
posisi organisasi. caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan
masalah serta peluang yang dihadapi. Tujuan analisis SWOT adalah untuk
memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis. Analisa
SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan
eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita
(http://www.12-monkeys.com/2009/03/18/analisa-swot-sebuah-event/).
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat oleh para
pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa
ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah-masalah
yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasi atau program pada saat ini.
8. 7
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di
masa depan.
4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
di masa depan (Udin, S. 2007).
Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu lembaga sehingga
mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi
ancaman, dan membangun peluang.
Dengan demikian SW dilihat secara internal organisasi dan OT dilihat
pada ekternal organisasi. Jika ada O, dan S organisasi memungkinkan, maka
digunakan segenap kekuatan untuk menangkap peluang. Jika ada O, tetapi W
organisasi yang lebih menonjol, maka meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. Jika ada T dan S organisasi ada, maka digunakan
segenap kekuatan untuk mengatasi ancaman. Jika ada T, tetapi W organisasi
yang menonjol, maka meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Untuk mensistematikan langkah strategis dalam melakukan analisis
SWOT, dapat digunakan Matrik SWOT sebagaimana di bawah ini. Matrik ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis, yaitu: strategi SO, strategi W0, strategi ST, dan strategi WT.
Strategi SO adalah strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran
organisasi, yakni dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ST adalah strategi dalam
9. 8
menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Sedangkan Strategi
WT adalah strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Dalam dunia pendidikan, setelah fungsi pengembangan kurikulum,
fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi
proses belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan
iklim akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat, dan sebagainya
dilibatkan, maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-
faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002).
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat
kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi
ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap
fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam
setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
D. ANALISIS SWOT Madrasah Ibtidayah Darul `ulum Cipari
Visi dan Misi Madrasah Ibtidayah Darul `Ulum Cisuru
Visi :
a. Unggul dalam Prestasi,
b. Terdepan dalam inovasi,
c. Maju dalam kreasi,
d. Berwawasan Lingkungan.
Misi:
a. Membentuk perilaku berprestasi, pola pikir yang kritis dan kreatif pada siswa.
10. 9
b. Mengembangkan pola pembelajaran yang inovatif dan tradisi berpikir ilmiah
didasari oleh kemantapan penghayatan dan pengamalan nilai - nilai agama
Islam.
c. Menumbuhkan sikap disiplin dan bertanggungjawab serta penghayatan dan
pengamalan nilai - nilai agama Islam untuk membentuk siswa berakhlakul
karimah.
Tujuan:
a. Memperoleh prestasi yang baik.
b. Membentuk siswa menjadi cendekiawan muslim yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, dan berakhlakul karimah.
c. Membentuk pola pengajaran yang dapat mengaktifkan dan melibatkan siswa
secara maksimal.
d. Membentuk kegiatan yang dapat membangun kreatifitas individu siswa.
e. Membentuk lingkungan islami yang kondusif bagi anak.
f. Membangun kompetisi berilmu, beramal, dan berpikir ilmiah.
g. Membentuk lingkungan Islami berwawasan ilmiah.
Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strenght)
a. Lembaga pendidikan islam yang berada dibawah naungan yayasan Al
Islam yang telah berpengalaman (30 tahun) mengelola pendidikan islam
mulai dati TK Islam, Madrasah Islamiyah, Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah.
b. Letak sekolah atau lembaga pendidikan yang sangat strategis, karena
berada ditengah tengah desa.
c. Kualitas sumber daya manusia yang memadai, baik itu pendidik, ahli
agama islam, ahli dalam organisasi, dan tenaga penunjang pendidikan
lainya.
d. Dedikasi guru yang tinggi sebagai pendidik.
11. 10
e. Satu satunya lembaga pendidikan islam tingkat dasar yang berada di desa
Cisuru Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap.
f. Peran serta orang tua terhadap kesejahteraan lembaga pendidikan dan
proses pendidikan.
g. Mempunyai calon peserta didik yang pasti, yaitu dari TK islam Darul
`Ulum Cisuru
h. Mempunyai lembaga pendidikan lanjutan yang pasti, yaitu Madrasah
Tsanawiyah Darul `Ulum Cisuru
i. Kerjasama yang baik antara sekolah, komite, dan wali murid.
j. Mempunyai sumber pembiyayan dari yayasan yaitu yayasan Darul `ulum,
yang digunakan untuk operasional
2. Kelemahan (Weakness)
a. Belum mempunyai target yang diterima di SMP/MTS favorit.
b. Baru beberapa mata pelajaran yang dapat mencapai kejuaraan tingkat
kabupaten dan provinsi.
c. Standar penggajian guru dan tenaga penunjang pendidikan lainya belum
cukup memadai.
d. Organisasi kepala sekolah yang masih ada rangkap jabatan dengan
yayasan .
e. Masih ada beberapa siswa yang mempunyai kemampuan belajar yang
lemah.
f. Kurangnya pensosialisasian terhadap masyarakat pengguna jasa
pendidikan sekitar Madrasah Islamiyah Darul `Ulum ini.
g. Lokasi pendidikan yang masih satu komplek dengan lembaga lain, yaitu
TK Islam Darul `Ulum dan MTS Darul `Ulum.
h. Belum ada sistem seleksi penerimaan siswa baru yang baku dan sistem
rekrutmen guru tenaga pendidikan yang baku pula.
12. 11
i. Masih kurangnya ruang kelas, sehingga belum memenuhi standar
minimal ruang kelas yang efektif, yakni antara 20 – 30 siswa.
3. Peluang (Opportunity) yang meliputi;
a. Bersama Komite Sekolah meningkatkan kesejahteraan guru untuk
meningkatkat prestasi kerja.
b. Mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk berperan dalam
proses pembelajaran.
c. Biaya sekolah pada lembaga pendidikan MI Darul `Ulum ini relatif lebih
murah dibandingkan lembaga pendidikan lainya.
d. Bekerja sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar dan SLTP/MTS dalam
mempersiapkan siswa guna lomba dan menghadapi Ujian Akhir Sekolah.
e. MI Darul Ulum adalah satu satunya sekolah dasar yang berbasis islam di
desa Cisuru Kecamatan Cipari Cilacap
f. Lingkungan sekitar lembaga pendidikan Madrasah Islamiyah Darul `ulum
ini mayoritas beragama Islam
4. Ancaman (Threats)
a. Hilangnya kepercayaan masyarakat karna merosotnya prestasi dan
kualitas sekolah.
b. Pengaruh kemajuan teknologi yang dapat menimbulkan gangguan
terhadap proses pembelajaran.
c. Persaingan yang ketat antar lembaga pendidikan, baik itu tingkat dasar
menengah dan tingkat atas.
d. Pengaruh masuknya budaya asing.
e. Kebanyakan masyarakat lebih memilih sekolah yang bersifat umum, MI
dipandang sebelah mata oleh mereka.
f. Banyaknya orang tua wali siswa dari golongan menengah kebawah,
sehingga menginginkan sekolah gratis.
13. 12
g. Peminat yang semakin sedikit karena ketatnya persaingan dengan sekolah
sekolah yang bersifat umum.
h. Sarana dan prasarana yang semakin sedikit, karena tidak terawat dan
semakin dimakan oleh waktu.
E. Penentuan Strategi
1) Strategi SO
a. Bersama komite sekolah dan yayasan mendukung dedikasi guru yang tinggi
sebagai pendidik.
b. Memaksimalkan prestasi untuk bersaing dengan lembaga pendidikan lainya
Menggunakan sarana dan prasarana yang ada dalam meningkatkan
kesejahteraan dan prestasi kerja guru.
c. Memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana belajar, untuk
memaksimalkan kegiatan belajar mengajar dan memaksimalkan prestasi.
d. Memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana belajar, untuk
memaksimalkan kegiatan belajar mengajar dan memaksimalkan prestasi.
2) Strategi WO
a. Bekerja sama dengan lembaga bimbingan belajar guna membantu siswa yang
mempunyai kemampuan lemah dalam belajar.
b. Memaksimalkan promosi atau pemasaran, atau pensosialisasian supaya
masyarakat sekitar tau.
c. Mengadakan recruitment sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat
berperan dalam pendidikan dan di luar kependidikan
d. Mengadakan pendekatan dengan keluarga peserta didik (siswa) agar dapat
tercapai tujuan bersama
3) Strategi ST
a. Mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan prestasi dan
kualitas sekolah dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada serta
kemajuan tekhnologi yang ada.
14. 13
b. Menggunakan kemajuan tekhnologi untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa
c. Membuktikan kepada masyarakat bahwa lembaga pendidikan Madrasah
Islamiyah Al Islam itu mampu bersaing dengan sekolah sekolah lainya yang
bersifat umum.
4) Strategi WT
a. Menggunakan kemajuan tekhnologi sebagai sarana mencapai prestasi baik
dari segi akademik dan non akademik.
b. Menggunakan tekhnologi yang maju untuk membantu siswa yang mempunyai
kemampuan lemah dalam belajar.
15. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
manajemen stratejik adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat untuk manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian suatu tujuan
organisasi tersebut. manajemen stratejik adalah usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang
yang muncul guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai misi yang telah
ditetapkan
Salah satu contoh yang dapat dilakukan dalam implementasi
manajemen strategik di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan
Islam seperti pondok pesantren adalah mencanangkan empat program strategis,
yaitu (1) Peningkatan mutu manajemen pendidikan, (2) Peningkatan kualitas
pendidikan kepesantrenan dan tahfidz Alquran , (3) Peningkatan kompetensi
tenaga kependidikan, (4) Program Perkampungan Bahasa (Arab dan Inggris),
(5) Program ketrampilan hidup (life skill). Menurut Drs. K.H. Thahir Syarkawi
bahwa sasaran yang ingin dicapai dari strategi itu antara lain (a) terwujudnya
pendidikan yang efektif yang ditopang tenaga kependidikan yang memenuhi
standar kompetensi; (b) santri menguasai pengetahuan keislaman dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, (c) santri dapat berbahasa dan
berkomunikasi bahasa Arab dan Inggris secara aktif, (d) santri memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dasar teknologi pertanian, peternakan dan
konveksi (menjahit) dan lain-lain.
16. 15
DAFTAR PUSTAKA
As’ad M. Alkalali, 1987.Kamus Indonesia – Arab .Jakarta: Bulan Bintang.
Burhanuddin. 1994.Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Jakarta: Bumi Aksara
Hadari Nawawi, 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non-Profit Bidang
Pemerintahan. Jogjakarta: Gajah Mada University Press
Markus Willy dkk., 1997.Kamus Lengkap Plus Inggris – Indonesia, Indonesia
Inggris (Surabaya: Arkola)
R. Edward Freeman, 1996. Strategic Management A Stakeholder Approach. Edisi
Indonesia, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
Ralph Taylor. 1965. Websters’s World University Dictionary.Washington: Publishers
Company.
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Non
Provit, Jakarta : PT. Gramedia.
Sondang P. Siagian, 2001. Manajemen Stratejik .Jakarta: Bumi Aksara