Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang beberapa aspek bahasa Indonesia yang meliputi ejaan, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan jenis-jenis paragraf.
2. EJAAN
Ejaan tidak sama dengan mengeja.
Mengeja berasal dari kata dasar eja. Eja
menjadi mengeja artinya melafalkan atau
menyebutkan huruf-huruf satu demi satu.
contoh :
kata makan,jika dieja menjadi “m-a-k-a-n”. Ejaan diartikan
sebagai suatu ilmu yang menerangkan bagaimana kita harus
menyatakan bahasa bentuk lisan,ke dalam bahasa bentuk
tulisan. Atau pengetahuan hukum,bagaimana menuliskan
atau melambangkan bentuk lisan.
3. Pilihan Kata
Berbahasa, terutama dalam bentuk tulisan tidak
hanya menyusun kata-kata dalam setiap kalimat yang kita
ucapkan atau tulisan, melainkan harus dipilih kata-kata
yang tepat, dan jelas, dan cermat.
Bagian dari Pilihan Kata :
-
Penulisan kata
Kata yang lazim
Kata yang cermat
Ungkapan Idiomatik
Ungkapan penghubung
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang sangat penting
dalam menyampaikan gagasan dan merupakan sarana
penyampai gagasan yang lengkap dan utuh.
Untuk menyusun kalimat efektif perlu memperhatikan :
-kekompakan dan kesatuan
-Kehematan
-Kevariasian
-Kesejajaran
-Penekanan
5. Kekompakan dan
kesatuan
Kalimat dikatakan kompak dan ada kesatuan jika
dalam satu kalimat hanya terkandung satu pokok pikiran
atau gagasan.
Kesatuan gagasan ini terlihat pada kehadiran fungsi
subyek(S), predikat(P), obyek(O), dan dapat puladilengkapi
dengan fungsi pelengkap(Pel) serta ketrangan(K).
6. Kehematan
Dalam kalimat efektif meliputi kehematan
pemakaian kata, frase, atau unsur kalimat
lainnya yang tidak diperlukan.
Contoh :
Pemakaian hiponimi
Hiponimi merupakan kata-kata yang
maknanya sudah tercakup dalam kata
kelompok. Kata mawar misalnya sudah
mengandung makna „kelompok bunga‟ kata
senin sudah mengandung makna „hari‟ dan
sebagainya.
7. Kevariasian
Kevariasian bentuk-bentuk kalimat
untuk menjaga keseimbangan antara
jumlah kalimat panjang dan kalimat
pendek , kalimat aktif dan pasif, kalimat
langusng dan tak langsung, kalimat berita,
tanya, dan perintah;serta kevariasian
dalam mengawali kalimat, misalnya ada
yang memulai dengan subjek, predikat,
atau keterangan.
8. Kesejajaran
Pemkaian kata, kelompok kata, atau
bentuk kata di dalam kalimat harus dijaga
kesejajarannya. Bila suatu gagagsan
ditempat dalam struktur kata benda, maka
benda atau kelompok kata yang lain
menduduki fungsi gramatikal yang sama
harus di tempatkan ke dalam kata benda
dalam bentuk ini.
9. Penekanan
Penekanan bertujuan untuk menegaskan gagasan
yang dianggap penting pada bagian-bagian tertentu. Ada
beberapa cara untuk memberikan terhadap gagasan utama
yang ingin disampaikan oleh penulis.
Contoh :
Paragraf
Paragraf merupaka model karangan yang terkecil. Sebagai
model karangan, pernyataan yang terangkai pada paragraf
harus urut, menyatakan hubungan kesatuan, hubungan
yang menyatakan adanya ikatan struktural bahasa dan
ikatan logis berbahasa, dan hubungan yang menunjukkan
cara berpikir
10. Ciri paragraf
1. Ada kesatuan gagasan
Kesatuan berarti ada hubungan mengenai
masalah dan tema dalam pengembangan.
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan
gagasan apabila seluruh uraian atau detil
penunjang terpusat pada satu gagasan
utama. Kalimat-kalimat menggambarkan
hubungan dan menunjukan ikatan untuk
mendukung gagasan utama.
11. 2.Menyatu
Hubungan gramatis dan dan sematis ditandai
dengan mengulang bagian kalimat, penggunaan
kata ganti, dan penggunaan sinonim
3.Cukup pengembangan
Paragraf yg cukup pengembangannya adadlah
paragraf yang menyediakan secara cukup
kebutuhan minimal kalimat penjelasan sehingga
tema yang telah dirumuskan tercapai
12. 4. Bergaya paparan
Gaya penyajian paragraf dalam bahasa
Indonesia ilmiah adalah paparan. Gaya
paparan ini berfokus pada pemberian
informasi, penjelasan, keterangan,atau
pemahaman.
13. Pola pengembangan paragraf
Pengembangan paragraf bahasa
Indonesia ilmiah d lakukan dengan 2
rumpun metode, yaitu dengan analisis
penalaran dan ilustrasi. Rumpun metode
pertama memanfaatkan logika deduktif,
khususnya silogisme, sedangkan yang
kedua memanfaatkan logika deduktif.
14. • Pengembangan dengan analisis penalaran
Pengembangan dengan analisis penalaran ini
dilakukan dengan penautan secara deduktif antara
satu kalimat dengan kalimat yang lain.
• Pengurutan Gagasan yang Logis
Dalam menulis, sering penulis dihadapkan pada ide yang
amat menarik, penting, berguna, praktis, atau sangat
bernilai. Tiap cara dapat dipilih bedasarkan pertimbangan
harga, waktu, keamanan, kepraktisan, kemenarikan, dan
kepercayaan. Berbagai pilihan kendaraan dianalisis dari
segi segi biaya, keamanan, kenyamanan, dan
kepraktisannya.
15. • Penghubungan sebab-akibat
Paragraf dengan pengembangan sebab-akibat ini tepat
digunakan untuk melakukan eksplatasi dan argumentasi
tentang sebab-sebab sebuah akibat terjadi. Berikut
dikemukakan beberapa sebab sehingga uang Rp.
1.000,00 bergambar mantan presiden dengan latar
belakang tari srimpi yang di pasaran pernah laku 10 juta
rupiah itu dinyatakan palsu.
• Pemprosesan
Paragraf pemprosesan dikembangkan dengan
penejelasan sebuah proses terjadi. Berikut diberikan
contoh paragraf yang menjelaskan proses penciptaan
novel pop yang memiliki perbedaan dengan novel serius.
16. • Pendefinisian
Pendefinisian dilakukan untuk memberikan
penjelasan pada suatu kosep. Definisi yang paling
lazim diguankan dalam karya keilmuan adalah
difinsi objektif yang diawali dengan menyebutkan
kosa kata umum konsep yang didefinisikan yang
kemudian diikiuti dengan ciri-ciri khusus konsep
tersebut.
Lazimnya, definisi objektif disampaikan dalam satu kalimat, tetapi
sebagai variasi dapat digunakan beberapa kalimat.
Pengembangan dengan ilustrasi
Pengembangan dengan ilustrasi sering memanfaatkan logika induktif
untuk melakukan ekplanasi terhadap gagasan pokok paragrafnya.
17. • Pembandingan dan penentangan
Pembandingan dan penentangan sering dilakukan
oleh penulis karya keilmuan. Pembandingan
mengacau pada pencarian persamaan kedua
objek, sedangkan penentangan berfokus pada
penemuan beragam perbedaanya.
• Pengisahan
Pengisahan dalam dilakukan sebagai pendukung
proposisi yang telah dinyatakan. Pengisahan yang
dilakukan pada bahasa Indonesia ilmiah seyogianya
dilakukan secara berhati-hati agar tidak terjebak pada
kisah yang subjektif. Pengisahan dengan penojolan
nama dan latar akan menjadikan bobot subjektivitas
tulisan meningkat.
18. Salah nalar dalam pengembangan paragraf
Seorang penulis juga harus mengatur cara berpikirnya
agar tidak muncul salah nalar dalam pengembangan paragraf.
Salah nalar tampak dari gagasan yang salah akibat
digunakannya cara berpikir yang tidak tepat ( Moeliono,
1989:126 ).
Jenis paragraf
Berdasarkan letak pokok pikiran yang tertuang dalam
kalimat utama, paragraf dibedakan atas paragraf deduktif,
induktif, kombinasi, dan deskriptif.
19. • Paragraf Deduktif
Pargraf jenis ini kalimat „utama yang mengandung
pokok pikiran terletak pada awal paragraf. Pola
pikirnya dari umum ke khusus. Diawali dari simpulan
kemudian dijabarkan rinciannya.
• Paragraf Induktif
Kabalikan deduktif adalah paragraf induktif. Paragraf
jenis ini disebut juga paragraf dadakan (suspense
paragraph). Berbeda dengan paragraf deduktif, pokok
pikiran paragraf induktif tertuang dalam kalimat akhir
paragraf. Pola pikirnya dari khusus ke umum, dari
rincian menuju simpulan. Pokok pikiran paragraf ini
sering berbentuk generalisasi, dapat berdasarkan
fakta, asumsi, atau andaian.
20. • Paragraf kombinasi
Paragraf ini sering disebut paragraf campuran, yaitu
kombinasi antara paragraf deduktif dengan induktif.
Kalimat utama di awal kemudian diulang lagi di akhir
paragraf. Bunyi kalimat boleh berbeda, tetapi intinya tetap
sama.
• Paragraf deskriptif
Deskriptif berarti penggambaran. Inti paragraf ini
digambarkan secara samar-samar dalam paragraf.
Kalimat utama tidak terdapat di mana-mana. Baru setelah
dibaca diketahui maksud paragraf tersebut. Pada
umumnya paragraf jenis ini terdapat dalam karangankarangan fiksi seperti cerpen, novel, roman, dan
sebagainya.