SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
1


  PERSEPSI WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN IVA
            (Inspeksi Visual Asam Asetat)
                   DI Banjarmasin

        Diajukan sebagai Tugas Akhir Semester
            Mata kuliah Determinan Sosial
     Dosen Pengampu : Dra.VG.Tinuk Istiarti,M.Kes




                    Disusun Oleh :
                    Nana Noviana
                    No Absen : 22


 PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV-AIDS
            UNIVERSITAS DIPONEGORO
                        2010
2




                                        BAB I

                                    Pendahuluan

      Iva merupakan alat skrinning kanker serviks yang sekarang ini sering digunakan.
Penyelenggaraan penggunaan iva lebih mudah dibandingkan dengan skrining kanker
serviks dengan tes pap smear karena diketahui pemeriksaan tes pap juga mempunyai
keterbatasan, antara lain sensitivitasnya yang rendah di berbagai senter. Tapi
penyelenggaraan tes pap secara luas apalagi secara nasional sangat sulit dilaksanakan
di Indonesia.

       Hal ini disebabkan terkendala oleh faktor belum tersedianya sumber daya,
khususnya spesialis Patologi Anatomik dan skriner sitologi sebagai pemeriksa sitologi di
semua ibu kota provinsi, apalagi di kabupaten di Indonesia yang sangat luas yang
terkait dengan kesulitan transportasi dan komunikasi, dan para wanita sering enggan
diperiksa karena ketidak tahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini
umumnya karena masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia.

      Tahun 1985 WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara
yang sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker serviks
dengan pemeriksaan IVA. Epitel serviks yang niengalami displasia akan memberikan
gambaran acethowhige dengan pemeriksaan IVA Untuk itu perlu diketahul seberapa
besar sensitivitas dan spesifisitas dan perneriksain IVA dalam mendeteksi dim lesi
prakanker serviks

      Kanker serviks sampai saat mi masih merupakan masalah kesehatan wanita di
seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang termasuk di Indonesia. Di
negara maju kanker serviks menduduki urutan ke-l0 dan semua keganasan, sedang di
negara berkembang masih menduduki urutan pertama dan merupakan penyebab
utama kematian akibat kanker ―
3


       Setiap tahunnya terdapat 400.000 kasus baru, dimana 80% terjadi di negara
berkembang. Departemen Kesehatan memperkirakan di Indonesia insidennya adalah
90 - 100 per 100.000 penduduk pertahun, Data dan 13 laboratorium patologi anatomi di
Indonesia menunjukan, frekwensi kanker serviks tertinggi diantara kanker yang ada di
Indonesia Permasalahan kanker serviks di Indonesia sangat khas yaitu banyak dan
>70% kasus ditemukan pada stadium lanjut pada saat datang di rumah sakit, kondisi ini
terjadi pula dibeberapa negara berkembang .

       Sebagaimana Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak
ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita dinegara-
negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Insiden kanker serviks di Indonesia
belum diketahui ,akan tetapi diperkirakan terdapat 180. 000 kasus kanker baru
pertahunnya dengan kanker ginekologik di tempat teratas .Kanker ser viks merupakan
lebih kurang ¾ dari kanker ginekologik tersebut. 12 Angka kematian kanker serviks juga
belum diketahui, diduga mencapai 75 % dalam tahun pertama. Cermin Dunia
Kedokteran No. 145, 2004

       Kematian ini terutama dihubungkan dengan bahwa sebagian besar stadium
kanker serviks (70% kasus) adalah stadium invasif, lanjut dan bahkan stadium terminal
pada saat diagnosis ditegakkan.


       Dinegara maju, diagnosis dini dengan tes Pap telah terbukti mampu menurunkan
mortalitas serta morbiditas kanker serviks ; tetapi di Indonesia tes Pap belum mampu
mencapai tujuan tersebut karena berbagai kendala antara lain faktor sumberdaya
manusia, dana, sarana/prasarana, organisasi pelaksana, keadaan geografi dan wanita
yang selayaknya menjalankan skrining. Dipandang dari metodenya, teknik ini kurang
praktis, prosedurnya panjang dan kompleks memerlukan tenaga terlatih, interpretasi
hasil lama dan biaya yang relatif mahal. Kelemahan lainnya, teknik ini memiliki
sensitifitas yang bervariasi dan nilai negatif palsu yang cukup tinggi. Hal ini akibat saat
pengambilan, cara pengambilan dan pengiriman sediaan tidak adekuat, kesalahan saat
memproses bahan dan kesalahan interpretasi, serta adanya darah, eksudat
peradangan dan debris nekrotik. Adanya hambatan dan kelemahan tes Pap ini
4


menimbulkan pemikiran untuk skrining alternatif sebagai upaya mendapatkan lebih
bany ak temuan kanker serviks stadium dini.


       Metode Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) mungkin mampu menjawab kendala
tes Pap . Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3 %-5 % yang dioleskan pada
serviks dan 20 detik setelah pulasan akan tampak bercak ber warna putih yang disebut
aceto white epithelium (WE ) . IVA positif jika terdapat WE dan negatif jika tidak terj adi
perubahan warna.

       Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Persepsi
yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam menangani
penyakit mematikan ini .Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit
mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya
yang tinggi untuk pengobatannya.

       Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008, tumor/kanker
merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7 persen. Data
Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3
per 1000 penduduk. Selain kejadiannya tinggi, masalah lain adalah bahwa hampir 70%
datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut. Ini berarti telah lebih dari
Stadium IIB. Pada stadium ini, efektivitas pengobatan yang lengkap sekalipun hasilnya
masih belum memuaskan dan mortalitas yang diakibatkannya tinggi.

       Mengacu pada data Yayasan Kanker Indonesia, angka kematian akibat kanker
serviks terbanyak di antara jenis kanker lain di kalangan perempuan meninggal dunia.
Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55
tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

       Iva merupakan upaya pemecahan masalah metode skrining kanker yang lebih
mampu laksana, cost effective dan dimungkinkan dilakukan di Indonesia karena dengan
iva dapat menjawab ketentuan-ketentuan tersebut. IVA adalah pemeriksaan skrining
kanker serviks dengan melihat secara langsung perubahan pada serviks setelah
5


dipulas dengan asam asetat 3 – 5%. Dengan metode IVA, juga dapat diidentifikasi lesi
prakanker serviks, baik Lesi Intraepitel Serviks Derajat Tinggi (LISDT), maupun Lest
Intraepitel Serviks Derajat Rendah (LISDR). Adanya tampilan bercak putih setelah
pulasan asam asetat mengindikasikan kemungkinan adanya lesi prakanker serviks.

      Metode skrining IVA ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh dokter umum,
bidan atau perawat yang telah dilatih. Jumlah profesi bidan di Indonesia yang potensial
dapat dilatih agar dapat melakukan skrining kanker serviks, yaitu sejumlah 84.789
orang (data tahun 2004). Kelompok ini merupakan pasukan pemeriksa yang dapat
diandalkan dalam upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia. Pemeriksaan
inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan yang pemeriksanya
(dokter/bidan/paramedis) mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/ asam cuka
3 – 5% secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata langsung (mata
telanjang)

      Sebagai suatu pemeriksaan skrining alternatif, pemeriksaan IVA memiliki
beberapa manfaat jika dibandingkan dengan uji yang sudah ada, yaitu efektif (tidak jauh
berbeda dengan uji diagnostik standar), lebih mudah dan murah, peralatan yang
dibutuhkan lebih sederhana, hasilnya segera diperoleh sehingga tidak memerlukan
kunjungan ulang, cakupannya lebih luas, dan pada tahap penapisan tidak dibutuhkan
tenaga skriner untuk memeriksa sediaan sitologi. Informasi hasil dapat diberikan
segera. Keadaan ini lebih memungkinkan dilakukan di negara berkembang, seperti
Indonesia, karena hingga kini tenaga skriner sitologi masih sangat terbatas.




                                  BAB II

                           TINJAUAN TEORI
6


      Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan dan
merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di Indonesia dalam tiga
dasa warsa terakhir.

      Untuk mengatasi masalah tersebut, dinegara-negara maju diagnosis dini terbukti
mampu menurunkan insiden kanker serviks invasif dan memperbaiki prognosis.
Diperkirakan 90-100 kasus kanker baru diantara 100.000 penduduk per tahun, dimana
kanker serviks berada pada tempat teratas. Kanker serviks merupakan lebih kurang ¾
dari kanker ginekologik tersebut. Laporan dari beberapa rumahsakit di Indonesia
didapatkan kanker serviks sebesar 65%-77,7% diantara sepuluh kanker ginekologi.Dari
studi kohort diperoleh bahwa kanker serviks dimulai lesi prekanker displasia/neoplasia
intraepitel serviks (NIS. Dari fase prakanker menjadi invasif. Sekitar 30%-35% lesi pra
kanker mengalami regresi spontan. telah diketahui pula bahwa pengobatan pada tahap

      A. Kanker Serviks

      Dalam    makalah    ini,   akan   diuraikan   beberapa   kendala/masalah    yang
mengakibatkan kurang berhasilan pap smear sebagai alat/diagnosis dini kanker serviks
di Indonesia. Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim/kanker
serviks adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).




                                          Gambar organ reproduksi wanita
7


      Menurut Globacan (2002) di seluruh dunia setiap tahun ada 493.243 wanita
terdiagnosa kanker serviks, 273.505 meninggal. Di dunia, lebih dari 700 wanita
meninggal setiap hari karena kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks menempati
urutan pertama kanker pada wanita.

      Setiap hari di Indonesia ada 40 orang wanita terdiagnosa dan 20 wanita
meninggal karena kanker serviks. Karena kanker serviks merupakan penyakit yang
telah diketahui penyebabnya dan telah diketahui perjalanan penyakitnya. Ditambah juga
sudah ada metode deteksi dini kanker serviks dan adanya pencegahan dengan
vaksinasi, seharusnya angka kejadian dan kematian akibat kanker servik dapat diturun.
Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan pengetahuan tentang kanker
servik yang kurang sehingga kesadaran masyarakat untuk deteksi dini pun masih
rendah.

PENYEBAB KANKER SERVIKS

      Hingga saat ini Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab 99,7%
kanker serviks. Virus papilloma ini berukuran kecil, diameter virus kurang lebih 55 nm.
Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56 dan 58
sering ditemukan pada kanker maupun lesi pra kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18
merupakan 70 % penyebab kanker serviks.

      Sebenarnya sebagian besar virus HPV akan menghilang sendiri karena ada
system kekebalan tubuh alami, tetapi ada sebagian yang tidak menghilang dan
menetap. HPV yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel leher rahim
menjadi kanker serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap pre kanker
hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 – 20 thn.

PERKEMBANGAN KANKER SERVIKS

      Dari infeksi virus HPV sampai menjadi kanker serviks memerlukan waktu
bertahun-tahun, bahkan lebih dari 10 tahun. Pada tahap awal infeksi virus akan
8


menyebabkan perubahan sel-sel epitel pada mulut rahim, sel-sel menjadi tidak
terkendali perkembangannya dan bila berlanjut akan menjadi kanker.

       Pada tahan awal infeksi sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi
prakanker yang disebut Cervical Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia
Intraepitel Serviks (NIS). Lesi prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu memakan
waktu antara 10 - 20 tahun. Dalam perjalanannya CIN I (NIS I) akan berkembang
menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut
maka akan berkembang menjadi kanker serviks.

       Konsep regresi spontan serta lesi yang persiten menyatakan bahwa tidak semua
lesi pra kanker akan berkembang menjadi lesi invasive atau kanker serviks, sehingga
diakui masih banyak faktor yang mempengaruhi. CIN I (NIS I) hanya 12 % saja yang
berkembang ke derajat yang lebih berat, sedangkan CIN II (NIS II) dan CIN III (NIS III)
mempunyai risiko berkembang menjadi kanker invasif bila tidak mendapatkan
penanganan.

PENANGANAN KANKER SERVIKS

   •   Penanganan kanker leher dilakukan sesuai dengan stadiumnya. Pada tahap
       prekanker yaitu pada tahap CIN penanganan dilakukan dengan destruksi lokal
       pada mulut rahim. Sedangkan bila sudah pada tahap kanker penanganan yang
       dilakukan adalah pembedahan berupa pengangkatan rahim, kemoterapi dan
       radioterapi. Pada tahap kanker walaupun dilakukan penanganan yang
       semestinya angka kesembuhannya kecil sekali.

       B. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan IVA

   •     Adalah Pemeriksaan yang pemeriksanya adalah dokter/bidan/paramedis
       untuk mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara
       inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung(mata telanjang)

   •   Tujuan : Adalah untuk menemukan sel abnormal atau sel yang akan
       berkembang menjadi kanker
9


    •

    Teknik pemeriksaan IVA


Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut
-       Ruang tertutup karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi
-       Tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada dalam posisi litotomi
-       Terdapat sumber cahaya untuic melihat serviks

-       Spekulurn vagina

-       Asamasetat3—5%
-       Swab — lidi berkapas

-       Sarungtangan

        Dengan spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat serviks dengan
jelas, dengan sumber cahaya yang terang dan belakang berupa lampu sorot. Kemudian
serviks dipulas dengan asani asetat 3—5 %, tunggu selama 1-2 menit, selanjutnya
dengan mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada serviks. Pada lesi prakanker
akan menaxnpilkan warna bercak putih yang disebut ace(owhite pada daerah
transformasi (IVA positif), sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Jika tidak
terdapat bercak putih pada daerah transformasi disebut WA negatif. Secara
makroskopis pemeriksaan mi tidak terpengaruh akibat tindakan tes Pap sebelumnya,
karena diperkirakan pengambilan sediaan tes Pap tidak akan merubah keadaan sel
serviks. Penelitian mengenai hal tersebut beluin pemah dilakukan

. Interpretasi hasil pemeriksaan IVA.

Kategori yang dipergunakan untuk interpretasi hasil pemeriksaan IVA yaitu :

    •   lakukan penilaian dengan kategori dengan uraian sbb:

    •   Normal:licin,merah muda,bentuk portio normal
10


   •   Atipik:Servisitis(inflamasi,hiperemia)banyak fluor,ekstropion polip atau ada
       cervikal ward

   •   Abnormal:Plak putih,epitel acetowhite(bercak putih)indikasi lesi para
       kanker serviks.

   •   Kanker serviks:Pertumbuhan seperti bunga kol,pertumbuhan mudah
       berdarah.



   Serviks ( displasia ringan, sedang, berat atau karsinoma in situ). IVA — Kanker
   serviks gambaran berupa pertumbuhan seperti kembang kol, nekrotik, rapuh dan
   mudah berdarah, dengan gambaran putih yang keras. Pada tahap ml pun untuk
   upaya penurunan temuan stadium kanker serviks masib akan bermanfaat untuk
   upaya penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masib pada
   stadium invasifdini (stadiwn lB-HA).

       Bila basil pemeriksaaan IVA dinyatakan positif, pada pusat pelayanan primer
dilakukan rujukan untiik dilakukan kolposkopi biopsi, sedang pada pusat pelayanan
yang sudah mernpunyai fasilitas kolposkopi dapat langsung dilakukan biopsi untuk
kemudian dilakukan pemenksaan histopatologi.

       Untuk kepentingan penelitian maka dilakukan penyetaraan basil pemeriksaan
IVA dengan hasil pemeriksaan sitologi.

PENCEGAHAN

       Menjaga perilaku seksual yang sehat dan melakukan skrining dan deteksi dini
secara teratur merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan. Sekarang telah
dikembangkan vaksin untuk mencegah kanker leher rahim, untuk menimbulkan
kekebalan yang cukup diperlukan 3 kali penyuntikan vaksin.
11


      Cegah kanker serviks sebelum terlambat. Lakukan deteksi dini dan pencegahan
dengan vaksinasi. Anda terlalu berharga untuk keluarga dan orang di sekitar anda.
Jangan sampai kanker serviks merenggut kebahagiaan dan impian-impian anda.

      Persepsi salah tentang kanker juga tidak terlepas dari masih minimnya
kesadaran masyarakat serta kurangnya informasi tentang penyakit dan cara
pencegahannya.

      Penyakit kanker dan tumor, diakui masih merupakan penyakit pembunuh papan
atas di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008,
tumor/kanker merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7
persen. Data Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
adalah 4,3 per 1000 penduduk.

      Kanker payudara dan serviks tertinggi

      Di antara sekian banyak jenis, kanker yang paling banyak ditemukan kasusnya
di Indonesia adalah kanker yang diderita perempuan yakni kanker payudara dan kanker
leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS ) 2007, kanker
serviks 5.786 kasus (11.78 persen).

       Saat ini upaya mengendalikan jumlah penderita kanker adalah dengan cara
edukasi dan pencegahan "Upaya pengendalian kanker yang efektif dilakukan adalah
dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat bahwa kanker
dapat dicegah, dengan mengetahui faktor risikonya dan melakukan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier secara terpadu," .

      Depkes juga terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat kanker di Indonesia melalui program-program yang terukur. Saat ini program
pengendalian kanker diutamakan pada kanker tertinggi yaitu kanker leher rahim dan
payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6 provinsi ( 6 kabupaten)
dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan di 11 kabupaten/kota,
12


menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Clinical Breast
Examination (CBE).

       "Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara mempunyai target 80
persen perempuan usia 30-50 tahun untuk di skrining sehingga diharapkan terhindar
dari kanker serviks tersebut. Pada tahun 2014 Depkes menargetkan 25 persen
kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim
dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE," .

5. Masalah wanita yang selayaknya menjalani skrinning

      Dari segi wanita yang selayaknya menjalani skriming diperoleh bahwa para
wanita sering enggan untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut,
dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkanoleh masih rendahnya tingkat pendidikan
dan pengetahuan penduduk di Indonesia.

       Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia .
Persepsi yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam
menangani penyakit mematikan ini.

   "Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak
dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk
pengobatannya," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL) Departemen Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangannya
menyambut Hari Kanker Sedunia yang jatuh Kamis (4/2/2010) ini.

   Bertitik tolak dari permasalahan-permsalahan diatas, timbul pemikiran untuk
melakukan kriming alternatif kanker serviks dengan metode yang lebih murah, mudah,
dan sederhana tetapi memiliki akurasi diagnisis yang cukup tinggi antara lain dengan
upaya down staging. Down staging kanker serviks adalah upaya mendapatkan lebih
banyak temuan kanker serviks stadium dini melalui anspeksi visual dengan melakukan
inspeksi visual asam asetat (IVA). Inspeksi visual dapat dilakukan dengan mata
telanjang atau dengan pembesaran gineskopi.
13


a. Tehnik ini mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
b. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter genekologi, dapat
   dilakukan oleh bidan dan dokter umum disetiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu.

c. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana

d. Interpretasi hasil cepat dan mudah

e. Biaya yang diperlukan murah



   Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3%-5% yang diluaskan pada serviks
sebelum dilakukan pemeriksaan dalam. Pada lesi pra kanker, 20 detik setelah pulasan
akan tampak bercak warna putih yang disebut aceto white epithelium (WE). Adanya
bercak putih disimpulkan bahwa tes IVA positif. Dari berbagai penelitian diperoleh
sensitifitasnya berkisar antara 64%-87%, nilai prediksi positif sebesar 97%, dan nilai
prediksi negatif sebesar 40%. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa metode
skriming alternatif kanker serviks di negara berkembang seperti Indonesia.


        C. Gambaran Umum Penduduk Kota Banjarmasin

Letak

Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur
Timur, ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir
seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi
timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.

Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air
laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas
tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah
satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.

        Menurut data statistik 2010 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang
kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang
14


adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha,
pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan
perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk
dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.

       Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010,


       Data Agregat per Kecamatan jumlah penduduk Kota Banjarmasin adalah
625.395 orang, yang terdiri dari 312.421 laki-laki dan 312.974 perempuan. Dari hasil
tersebut sebaran penduduk terbesar di Kota Banjarmasin terdapat di Kecamatan
Banjarmasin Selatan sebesar 23,34 persen. Kecamatan Banjarmasin Barat sebesar
22,93 persen, Kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 21,16 persen, dan Kecamatan
Banjarmasin Timur sebesar 17,89 persen, sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah


       penyebaran penduduk yang terkecil yaitu sebesar 14,68 persen.


   -   Kecamatan Banjarmasin Selatan,
   -   Kecamatan Banjarmasin Barat,
   -   Kecamatan Banjarmasin Utara dan
   -   Kecamatan Banjarmasin Timur adalah Kecamatan di Kota Banjarmasin




       Dengan luas wilayah Kota Banjarmasin sekitar 72 kilometer persegi (data SK
terdahulu) yang didiami oleh 625.395 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kota Banjarmasin adalah sebesar 8.686 orang perkilometer persegi. Kecamatan yang
paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Banjarmasin Barat yakni
sebesar 10.726 orang perkilometer persegi. Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki
kepadatan sebesar 9.697 orang perkilometer persegi, Kecamatan Banjarmasin Utara
memiliki kepadatan sebesar 8.679 orang Kemudian diikuti oleh Kecamatan Banjarmasin
Tengah sebesar 7.871 orang perkilometer persegi, sedangkan Kecamatan Banjarmasin
15


Selatan merupakan Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yakni
sebesar 7.223 orang perkilometer persegi.


      Kepadatan penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 ini mengalami perubahan
bila dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2000, khususnya di Kecamatan Banjarmasin
Utara, seiring dengan tumbuhnya kawasan perumahan baru yaitu 5.205 orang
perkilometer persegi (SP2000) menjadi 8.679 orang perkilometer persegi (SP2010).
Sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah mengalami penurunan, dari 8.263 orang
perkilometer persegi (SP2000) menjadi 7.871 orang perkilometer persegi (SP2010).
Kondisi ini disebabkan Kecamatan Banjarmasin Tengah menjadi sentral tumbuhnya
bangunan untuk kegiatan bisnis dan investasi di Kota Banjarmasin.


Batas wilayah
Letak kota Banjarmasin di sebelah selatan provinsi Kalimantan Selatan berbatasan
dengan:

Utara Kabupaten Barito Kuala
Selatan Kabupaten Banjar
Barat Kabupaten Barito Kuala
Timur Kabupaten Banjar




                                       BAB III

                                   PEMBAHASAN




      Persepsi tentang pemeriksaan kanker ( IVA ) diartikan sebagai proses
mengetahui atau mengenali obyek yaitu kanker itu sendiri dan kejadian obyektif dengan
16


bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi tentang pemeriksaan IVA timbul
karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat
kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi
makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi itu

      Ini disebabkan karena masih banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi,
seperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat Banjarmasin, adanya
persepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar seperti kanker tidak dapat
disembuhkan, penyakit yang memalukan, dan percaya terhadap klinik dalam
pengobatan kanker. Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam
mencegah kanker sedini mungkin. Di sisi program, kanker belum menjadi prioritas
terutama di daerah Banjarmasin.

      Dikarenakan seriusnya penyakit kanker serviks ini, maka diperlukan adanya
suatu tanggapan (penerimaan) seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu yang
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu sehingga
dapat memutuskan tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu atau yang
biasa disebut dengan persepsi .

       Individu dengan tipe personalitas yang sama bias memiliki cognitive style yang
berbeda, sehingga perilakunya juga bisa berbeda. Persepsi sebagai proses seseorang
untuk memahami lingkungan yang meliputi orang, objek, symbol, dan sebagainya yang
melibatkan proses kognitif. Proses kognitif merupakan proses pemberian arti yang
melibatkan tafsiran pribadi terhadap rangsangan yang muncul dari objek tertentu. Oleh
karena tiap-tiap individu memberikan makna yang melibatkan tafsiran pribadinya pada
objek tertentu, maka masing-masing individu akan memiliki persepsi yang berbeda
meskipun melihat objek yang sama.

       Dalam hal ini, seorang tenaga kesehatan harus mengedepankan sikap dan
tindakan yang mencerminkan profesionalisme dimana hal tersebut telah diatur dalam
kode etik profesinya. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan
keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan akhir.
17




SUMBER PUSTAKA         :

1. Modul pelatihan MFS See and Treat,2007,Banjarmasin
2. Ganda Miharja S,Perbandingan hasil pemeriksaan IVA dan apusan
   Papanicolau FKUI Padjajaran/RS.Hasan Sadikin,2000
18


3. Sjamsudin S. Inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat (IVA), suatu
   metode alternatif skriming kanker serviks. Jakarta : subbagian Onkologi
   Bagian   Obstentri   dan    Genekologi   Fakultas   Kedokteran   Universitas
   Indonesia/Rumahsakit Dr. Cipto Mangunkusumo, 2000.
4. Pemeriksaan      Inspeksi      Visual     Asam       Asetat      (IVA),2005-
   2009,www.pmisolo.or.id
5. Cermin Dunia Kedokteran,2008
6. Deteksi dini kanker leher rahim,www.pmisolo.com

7. Pemeriksaan IVA terbaru,www.youtube.com

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Konseling kanker leher rahim bidan-Ova Emilia
Konseling kanker leher rahim bidan-Ova EmiliaKonseling kanker leher rahim bidan-Ova Emilia
Konseling kanker leher rahim bidan-Ova Emilia
 
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
Pap smear POLTEKKES JAKARTA 1
 
Pap smear
Pap smearPap smear
Pap smear
 
Kanker servik
Kanker servikKanker servik
Kanker servik
 
12. deteksi dini kanker
12. deteksi dini kanker12. deteksi dini kanker
12. deteksi dini kanker
 
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannyaPPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
 
Deteksi dini kanker dan cara pemeriksaannya 2013 oleh Dr. Hardina Sabrida, MARS
Deteksi dini kanker dan cara pemeriksaannya 2013 oleh Dr. Hardina Sabrida, MARSDeteksi dini kanker dan cara pemeriksaannya 2013 oleh Dr. Hardina Sabrida, MARS
Deteksi dini kanker dan cara pemeriksaannya 2013 oleh Dr. Hardina Sabrida, MARS
 
Deteksi dini kanker payudara
Deteksi dini kanker payudaraDeteksi dini kanker payudara
Deteksi dini kanker payudara
 
Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4Ca serviks kel.4
Ca serviks kel.4
 
KANKER SERVIKS
KANKER SERVIKSKANKER SERVIKS
KANKER SERVIKS
 
Apa sih kanker
Apa sih kankerApa sih kanker
Apa sih kanker
 
Faktor risiko dan penyebab kanker serviks
Faktor risiko dan penyebab kanker serviksFaktor risiko dan penyebab kanker serviks
Faktor risiko dan penyebab kanker serviks
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 
Mengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak diniMengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak dini
 
Merissa
MerissaMerissa
Merissa
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Presentation kanker serviks
Presentation kanker serviksPresentation kanker serviks
Presentation kanker serviks
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 

En vedette

permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimAchmad Wahid
 
Iva power point
Iva power pointIva power point
Iva power pointcarlossolo
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaPramadhya Bachtiar
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviksDea Fahmi
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-smaaiiuk
 
Laporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelLaporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelErnalia Rosita
 
Contoh PPT Ujian Skripsi
Contoh PPT Ujian SkripsiContoh PPT Ujian Skripsi
Contoh PPT Ujian SkripsiMuhammad Yusuf
 
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasi
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasiAlat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasi
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasiHEALCORP
 

En vedette (13)

LESI PRA KANKER
LESI PRA KANKERLESI PRA KANKER
LESI PRA KANKER
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
Iva power point
Iva power pointIva power point
Iva power point
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Harm Reduction
 Harm Reduction Harm Reduction
Harm Reduction
 
Role playing2
Role playing2Role playing2
Role playing2
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Laporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka ApelLaporan Praktikum Cuka Apel
Laporan Praktikum Cuka Apel
 
Contoh PPT Ujian Skripsi
Contoh PPT Ujian SkripsiContoh PPT Ujian Skripsi
Contoh PPT Ujian Skripsi
 
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasi
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasiAlat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasi
Alat pelindung diri (apd) lengkap di kamar operasi
 

Similaire à Persepsi wanita ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)
Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)
Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)DETRIPUTRI1
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Mitaendahsetyawati
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)DETRIPUTRI1
 
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1Makalah penyajian data (kanker serviks) 1
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1dedeiskandar15
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)AnisyaMaharani4
 
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptx
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptxSkrining kanker servik& kanker payudara.pptx
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptxSriAyomi1
 
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdf
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdfBAB 1 KANKER SERVIKS.pdf
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdfMohamadHilman2
 
59592899 kangker-serviks
59592899 kangker-serviks59592899 kangker-serviks
59592899 kangker-serviksSatria Kino
 
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.ppt
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.pptMATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.ppt
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.pptnila586062
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasiDewi Afifi
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1RinaLestari17
 
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMaria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMariaMia15
 

Similaire à Persepsi wanita ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) (20)

Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)
Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)
Makalah penyajian data (kanker serviks) (1)
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)
 
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1Makalah penyajian data (kanker serviks) 1
Makalah penyajian data (kanker serviks) 1
 
Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)Makalah penyajian data (kanker serviks)
Makalah penyajian data (kanker serviks)
 
jurnal adelia101011056_FS01
jurnal adelia101011056_FS01jurnal adelia101011056_FS01
jurnal adelia101011056_FS01
 
Pemeriksaan IVA.pptx
Pemeriksaan IVA.pptxPemeriksaan IVA.pptx
Pemeriksaan IVA.pptx
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Kanker Serviks
Kanker Serviks Kanker Serviks
Kanker Serviks
 
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptx
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptxSkrining kanker servik& kanker payudara.pptx
Skrining kanker servik& kanker payudara.pptx
 
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdf
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdfBAB 1 KANKER SERVIKS.pdf
BAB 1 KANKER SERVIKS.pdf
 
59592899 kangker-serviks
59592899 kangker-serviks59592899 kangker-serviks
59592899 kangker-serviks
 
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.ppt
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.pptMATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.ppt
MATERI_SOSIALISASI_IVA_SADANIS.ppt
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan akuAsuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan aku
 
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMaria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
 

Dernier

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 

Dernier (16)

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 

Persepsi wanita ttg Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

  • 1. 1 PERSEPSI WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) DI Banjarmasin Diajukan sebagai Tugas Akhir Semester Mata kuliah Determinan Sosial Dosen Pengampu : Dra.VG.Tinuk Istiarti,M.Kes Disusun Oleh : Nana Noviana No Absen : 22 PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV-AIDS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010
  • 2. 2 BAB I Pendahuluan Iva merupakan alat skrinning kanker serviks yang sekarang ini sering digunakan. Penyelenggaraan penggunaan iva lebih mudah dibandingkan dengan skrining kanker serviks dengan tes pap smear karena diketahui pemeriksaan tes pap juga mempunyai keterbatasan, antara lain sensitivitasnya yang rendah di berbagai senter. Tapi penyelenggaraan tes pap secara luas apalagi secara nasional sangat sulit dilaksanakan di Indonesia. Hal ini disebabkan terkendala oleh faktor belum tersedianya sumber daya, khususnya spesialis Patologi Anatomik dan skriner sitologi sebagai pemeriksa sitologi di semua ibu kota provinsi, apalagi di kabupaten di Indonesia yang sangat luas yang terkait dengan kesulitan transportasi dan komunikasi, dan para wanita sering enggan diperiksa karena ketidak tahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini umumnya karena masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Tahun 1985 WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker serviks dengan pemeriksaan IVA. Epitel serviks yang niengalami displasia akan memberikan gambaran acethowhige dengan pemeriksaan IVA Untuk itu perlu diketahul seberapa besar sensitivitas dan spesifisitas dan perneriksain IVA dalam mendeteksi dim lesi prakanker serviks Kanker serviks sampai saat mi masih merupakan masalah kesehatan wanita di seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang termasuk di Indonesia. Di negara maju kanker serviks menduduki urutan ke-l0 dan semua keganasan, sedang di negara berkembang masih menduduki urutan pertama dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ―
  • 3. 3 Setiap tahunnya terdapat 400.000 kasus baru, dimana 80% terjadi di negara berkembang. Departemen Kesehatan memperkirakan di Indonesia insidennya adalah 90 - 100 per 100.000 penduduk pertahun, Data dan 13 laboratorium patologi anatomi di Indonesia menunjukan, frekwensi kanker serviks tertinggi diantara kanker yang ada di Indonesia Permasalahan kanker serviks di Indonesia sangat khas yaitu banyak dan >70% kasus ditemukan pada stadium lanjut pada saat datang di rumah sakit, kondisi ini terjadi pula dibeberapa negara berkembang . Sebagaimana Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita dinegara- negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Insiden kanker serviks di Indonesia belum diketahui ,akan tetapi diperkirakan terdapat 180. 000 kasus kanker baru pertahunnya dengan kanker ginekologik di tempat teratas .Kanker ser viks merupakan lebih kurang ¾ dari kanker ginekologik tersebut. 12 Angka kematian kanker serviks juga belum diketahui, diduga mencapai 75 % dalam tahun pertama. Cermin Dunia Kedokteran No. 145, 2004 Kematian ini terutama dihubungkan dengan bahwa sebagian besar stadium kanker serviks (70% kasus) adalah stadium invasif, lanjut dan bahkan stadium terminal pada saat diagnosis ditegakkan. Dinegara maju, diagnosis dini dengan tes Pap telah terbukti mampu menurunkan mortalitas serta morbiditas kanker serviks ; tetapi di Indonesia tes Pap belum mampu mencapai tujuan tersebut karena berbagai kendala antara lain faktor sumberdaya manusia, dana, sarana/prasarana, organisasi pelaksana, keadaan geografi dan wanita yang selayaknya menjalankan skrining. Dipandang dari metodenya, teknik ini kurang praktis, prosedurnya panjang dan kompleks memerlukan tenaga terlatih, interpretasi hasil lama dan biaya yang relatif mahal. Kelemahan lainnya, teknik ini memiliki sensitifitas yang bervariasi dan nilai negatif palsu yang cukup tinggi. Hal ini akibat saat pengambilan, cara pengambilan dan pengiriman sediaan tidak adekuat, kesalahan saat memproses bahan dan kesalahan interpretasi, serta adanya darah, eksudat peradangan dan debris nekrotik. Adanya hambatan dan kelemahan tes Pap ini
  • 4. 4 menimbulkan pemikiran untuk skrining alternatif sebagai upaya mendapatkan lebih bany ak temuan kanker serviks stadium dini. Metode Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) mungkin mampu menjawab kendala tes Pap . Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3 %-5 % yang dioleskan pada serviks dan 20 detik setelah pulasan akan tampak bercak ber warna putih yang disebut aceto white epithelium (WE ) . IVA positif jika terdapat WE dan negatif jika tidak terj adi perubahan warna. Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Persepsi yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam menangani penyakit mematikan ini .Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk pengobatannya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008, tumor/kanker merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7 persen. Data Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Selain kejadiannya tinggi, masalah lain adalah bahwa hampir 70% datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut. Ini berarti telah lebih dari Stadium IIB. Pada stadium ini, efektivitas pengobatan yang lengkap sekalipun hasilnya masih belum memuaskan dan mortalitas yang diakibatkannya tinggi. Mengacu pada data Yayasan Kanker Indonesia, angka kematian akibat kanker serviks terbanyak di antara jenis kanker lain di kalangan perempuan meninggal dunia. Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda. Iva merupakan upaya pemecahan masalah metode skrining kanker yang lebih mampu laksana, cost effective dan dimungkinkan dilakukan di Indonesia karena dengan iva dapat menjawab ketentuan-ketentuan tersebut. IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan melihat secara langsung perubahan pada serviks setelah
  • 5. 5 dipulas dengan asam asetat 3 – 5%. Dengan metode IVA, juga dapat diidentifikasi lesi prakanker serviks, baik Lesi Intraepitel Serviks Derajat Tinggi (LISDT), maupun Lest Intraepitel Serviks Derajat Rendah (LISDR). Adanya tampilan bercak putih setelah pulasan asam asetat mengindikasikan kemungkinan adanya lesi prakanker serviks. Metode skrining IVA ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh dokter umum, bidan atau perawat yang telah dilatih. Jumlah profesi bidan di Indonesia yang potensial dapat dilatih agar dapat melakukan skrining kanker serviks, yaitu sejumlah 84.789 orang (data tahun 2004). Kelompok ini merupakan pasukan pemeriksa yang dapat diandalkan dalam upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia. Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan yang pemeriksanya (dokter/bidan/paramedis) mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/ asam cuka 3 – 5% secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata langsung (mata telanjang) Sebagai suatu pemeriksaan skrining alternatif, pemeriksaan IVA memiliki beberapa manfaat jika dibandingkan dengan uji yang sudah ada, yaitu efektif (tidak jauh berbeda dengan uji diagnostik standar), lebih mudah dan murah, peralatan yang dibutuhkan lebih sederhana, hasilnya segera diperoleh sehingga tidak memerlukan kunjungan ulang, cakupannya lebih luas, dan pada tahap penapisan tidak dibutuhkan tenaga skriner untuk memeriksa sediaan sitologi. Informasi hasil dapat diberikan segera. Keadaan ini lebih memungkinkan dilakukan di negara berkembang, seperti Indonesia, karena hingga kini tenaga skriner sitologi masih sangat terbatas. BAB II TINJAUAN TEORI
  • 6. 6 Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di Indonesia dalam tiga dasa warsa terakhir. Untuk mengatasi masalah tersebut, dinegara-negara maju diagnosis dini terbukti mampu menurunkan insiden kanker serviks invasif dan memperbaiki prognosis. Diperkirakan 90-100 kasus kanker baru diantara 100.000 penduduk per tahun, dimana kanker serviks berada pada tempat teratas. Kanker serviks merupakan lebih kurang ¾ dari kanker ginekologik tersebut. Laporan dari beberapa rumahsakit di Indonesia didapatkan kanker serviks sebesar 65%-77,7% diantara sepuluh kanker ginekologi.Dari studi kohort diperoleh bahwa kanker serviks dimulai lesi prekanker displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS. Dari fase prakanker menjadi invasif. Sekitar 30%-35% lesi pra kanker mengalami regresi spontan. telah diketahui pula bahwa pengobatan pada tahap A. Kanker Serviks Dalam makalah ini, akan diuraikan beberapa kendala/masalah yang mengakibatkan kurang berhasilan pap smear sebagai alat/diagnosis dini kanker serviks di Indonesia. Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim/kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Gambar organ reproduksi wanita
  • 7. 7 Menurut Globacan (2002) di seluruh dunia setiap tahun ada 493.243 wanita terdiagnosa kanker serviks, 273.505 meninggal. Di dunia, lebih dari 700 wanita meninggal setiap hari karena kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama kanker pada wanita. Setiap hari di Indonesia ada 40 orang wanita terdiagnosa dan 20 wanita meninggal karena kanker serviks. Karena kanker serviks merupakan penyakit yang telah diketahui penyebabnya dan telah diketahui perjalanan penyakitnya. Ditambah juga sudah ada metode deteksi dini kanker serviks dan adanya pencegahan dengan vaksinasi, seharusnya angka kejadian dan kematian akibat kanker servik dapat diturun. Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan pengetahuan tentang kanker servik yang kurang sehingga kesadaran masyarakat untuk deteksi dini pun masih rendah. PENYEBAB KANKER SERVIKS Hingga saat ini Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab 99,7% kanker serviks. Virus papilloma ini berukuran kecil, diameter virus kurang lebih 55 nm. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56 dan 58 sering ditemukan pada kanker maupun lesi pra kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 merupakan 70 % penyebab kanker serviks. Sebenarnya sebagian besar virus HPV akan menghilang sendiri karena ada system kekebalan tubuh alami, tetapi ada sebagian yang tidak menghilang dan menetap. HPV yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel leher rahim menjadi kanker serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap pre kanker hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 – 20 thn. PERKEMBANGAN KANKER SERVIKS Dari infeksi virus HPV sampai menjadi kanker serviks memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan lebih dari 10 tahun. Pada tahap awal infeksi virus akan
  • 8. 8 menyebabkan perubahan sel-sel epitel pada mulut rahim, sel-sel menjadi tidak terkendali perkembangannya dan bila berlanjut akan menjadi kanker. Pada tahan awal infeksi sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi prakanker yang disebut Cervical Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Lesi prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu memakan waktu antara 10 - 20 tahun. Dalam perjalanannya CIN I (NIS I) akan berkembang menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut maka akan berkembang menjadi kanker serviks. Konsep regresi spontan serta lesi yang persiten menyatakan bahwa tidak semua lesi pra kanker akan berkembang menjadi lesi invasive atau kanker serviks, sehingga diakui masih banyak faktor yang mempengaruhi. CIN I (NIS I) hanya 12 % saja yang berkembang ke derajat yang lebih berat, sedangkan CIN II (NIS II) dan CIN III (NIS III) mempunyai risiko berkembang menjadi kanker invasif bila tidak mendapatkan penanganan. PENANGANAN KANKER SERVIKS • Penanganan kanker leher dilakukan sesuai dengan stadiumnya. Pada tahap prekanker yaitu pada tahap CIN penanganan dilakukan dengan destruksi lokal pada mulut rahim. Sedangkan bila sudah pada tahap kanker penanganan yang dilakukan adalah pembedahan berupa pengangkatan rahim, kemoterapi dan radioterapi. Pada tahap kanker walaupun dilakukan penanganan yang semestinya angka kesembuhannya kecil sekali. B. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan IVA • Adalah Pemeriksaan yang pemeriksanya adalah dokter/bidan/paramedis untuk mengamati serviks yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung(mata telanjang) • Tujuan : Adalah untuk menemukan sel abnormal atau sel yang akan berkembang menjadi kanker
  • 9. 9 • Teknik pemeriksaan IVA Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut - Ruang tertutup karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi - Tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada dalam posisi litotomi - Terdapat sumber cahaya untuic melihat serviks - Spekulurn vagina - Asamasetat3—5% - Swab — lidi berkapas - Sarungtangan Dengan spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat serviks dengan jelas, dengan sumber cahaya yang terang dan belakang berupa lampu sorot. Kemudian serviks dipulas dengan asani asetat 3—5 %, tunggu selama 1-2 menit, selanjutnya dengan mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada serviks. Pada lesi prakanker akan menaxnpilkan warna bercak putih yang disebut ace(owhite pada daerah transformasi (IVA positif), sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi disebut WA negatif. Secara makroskopis pemeriksaan mi tidak terpengaruh akibat tindakan tes Pap sebelumnya, karena diperkirakan pengambilan sediaan tes Pap tidak akan merubah keadaan sel serviks. Penelitian mengenai hal tersebut beluin pemah dilakukan . Interpretasi hasil pemeriksaan IVA. Kategori yang dipergunakan untuk interpretasi hasil pemeriksaan IVA yaitu : • lakukan penilaian dengan kategori dengan uraian sbb: • Normal:licin,merah muda,bentuk portio normal
  • 10. 10 • Atipik:Servisitis(inflamasi,hiperemia)banyak fluor,ekstropion polip atau ada cervikal ward • Abnormal:Plak putih,epitel acetowhite(bercak putih)indikasi lesi para kanker serviks. • Kanker serviks:Pertumbuhan seperti bunga kol,pertumbuhan mudah berdarah. Serviks ( displasia ringan, sedang, berat atau karsinoma in situ). IVA — Kanker serviks gambaran berupa pertumbuhan seperti kembang kol, nekrotik, rapuh dan mudah berdarah, dengan gambaran putih yang keras. Pada tahap ml pun untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks masib akan bermanfaat untuk upaya penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masib pada stadium invasifdini (stadiwn lB-HA). Bila basil pemeriksaaan IVA dinyatakan positif, pada pusat pelayanan primer dilakukan rujukan untiik dilakukan kolposkopi biopsi, sedang pada pusat pelayanan yang sudah mernpunyai fasilitas kolposkopi dapat langsung dilakukan biopsi untuk kemudian dilakukan pemenksaan histopatologi. Untuk kepentingan penelitian maka dilakukan penyetaraan basil pemeriksaan IVA dengan hasil pemeriksaan sitologi. PENCEGAHAN Menjaga perilaku seksual yang sehat dan melakukan skrining dan deteksi dini secara teratur merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan. Sekarang telah dikembangkan vaksin untuk mencegah kanker leher rahim, untuk menimbulkan kekebalan yang cukup diperlukan 3 kali penyuntikan vaksin.
  • 11. 11 Cegah kanker serviks sebelum terlambat. Lakukan deteksi dini dan pencegahan dengan vaksinasi. Anda terlalu berharga untuk keluarga dan orang di sekitar anda. Jangan sampai kanker serviks merenggut kebahagiaan dan impian-impian anda. Persepsi salah tentang kanker juga tidak terlepas dari masih minimnya kesadaran masyarakat serta kurangnya informasi tentang penyakit dan cara pencegahannya. Penyakit kanker dan tumor, diakui masih merupakan penyakit pembunuh papan atas di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008, tumor/kanker merupakan penyebab kematian no. 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7 persen. Data Riskesdas 2008 juga menunjukkan, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker payudara dan serviks tertinggi Di antara sekian banyak jenis, kanker yang paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia adalah kanker yang diderita perempuan yakni kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS ) 2007, kanker serviks 5.786 kasus (11.78 persen). Saat ini upaya mengendalikan jumlah penderita kanker adalah dengan cara edukasi dan pencegahan "Upaya pengendalian kanker yang efektif dilakukan adalah dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat bahwa kanker dapat dicegah, dengan mengetahui faktor risikonya dan melakukan pencegahan primer, sekunder, dan tersier secara terpadu," . Depkes juga terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia melalui program-program yang terukur. Saat ini program pengendalian kanker diutamakan pada kanker tertinggi yaitu kanker leher rahim dan payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6 provinsi ( 6 kabupaten) dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan di 11 kabupaten/kota,
  • 12. 12 menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Clinical Breast Examination (CBE). "Program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara mempunyai target 80 persen perempuan usia 30-50 tahun untuk di skrining sehingga diharapkan terhindar dari kanker serviks tersebut. Pada tahun 2014 Depkes menargetkan 25 persen kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE," . 5. Masalah wanita yang selayaknya menjalani skrinning Dari segi wanita yang selayaknya menjalani skriming diperoleh bahwa para wanita sering enggan untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkanoleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk di Indonesia. Kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia . Persepsi yang salah tentang penyakit ini masih menjadi kendala utama dalam menangani penyakit mematikan ini. "Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagai penyakit mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah serta memerlukan biaya yang tinggi untuk pengobatannya," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangannya menyambut Hari Kanker Sedunia yang jatuh Kamis (4/2/2010) ini. Bertitik tolak dari permasalahan-permsalahan diatas, timbul pemikiran untuk melakukan kriming alternatif kanker serviks dengan metode yang lebih murah, mudah, dan sederhana tetapi memiliki akurasi diagnisis yang cukup tinggi antara lain dengan upaya down staging. Down staging kanker serviks adalah upaya mendapatkan lebih banyak temuan kanker serviks stadium dini melalui anspeksi visual dengan melakukan inspeksi visual asam asetat (IVA). Inspeksi visual dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan pembesaran gineskopi.
  • 13. 13 a. Tehnik ini mudah, praktis dan sangat mampu laksana. b. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter genekologi, dapat dilakukan oleh bidan dan dokter umum disetiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu. c. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana d. Interpretasi hasil cepat dan mudah e. Biaya yang diperlukan murah Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3%-5% yang diluaskan pada serviks sebelum dilakukan pemeriksaan dalam. Pada lesi pra kanker, 20 detik setelah pulasan akan tampak bercak warna putih yang disebut aceto white epithelium (WE). Adanya bercak putih disimpulkan bahwa tes IVA positif. Dari berbagai penelitian diperoleh sensitifitasnya berkisar antara 64%-87%, nilai prediksi positif sebesar 97%, dan nilai prediksi negatif sebesar 40%. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa metode skriming alternatif kanker serviks di negara berkembang seperti Indonesia. C. Gambaran Umum Penduduk Kota Banjarmasin Letak Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia. Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. Menurut data statistik 2010 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang
  • 14. 14 adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, Data Agregat per Kecamatan jumlah penduduk Kota Banjarmasin adalah 625.395 orang, yang terdiri dari 312.421 laki-laki dan 312.974 perempuan. Dari hasil tersebut sebaran penduduk terbesar di Kota Banjarmasin terdapat di Kecamatan Banjarmasin Selatan sebesar 23,34 persen. Kecamatan Banjarmasin Barat sebesar 22,93 persen, Kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 21,16 persen, dan Kecamatan Banjarmasin Timur sebesar 17,89 persen, sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah penyebaran penduduk yang terkecil yaitu sebesar 14,68 persen. - Kecamatan Banjarmasin Selatan, - Kecamatan Banjarmasin Barat, - Kecamatan Banjarmasin Utara dan - Kecamatan Banjarmasin Timur adalah Kecamatan di Kota Banjarmasin Dengan luas wilayah Kota Banjarmasin sekitar 72 kilometer persegi (data SK terdahulu) yang didiami oleh 625.395 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Banjarmasin adalah sebesar 8.686 orang perkilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Banjarmasin Barat yakni sebesar 10.726 orang perkilometer persegi. Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki kepadatan sebesar 9.697 orang perkilometer persegi, Kecamatan Banjarmasin Utara memiliki kepadatan sebesar 8.679 orang Kemudian diikuti oleh Kecamatan Banjarmasin Tengah sebesar 7.871 orang perkilometer persegi, sedangkan Kecamatan Banjarmasin
  • 15. 15 Selatan merupakan Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yakni sebesar 7.223 orang perkilometer persegi. Kepadatan penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 ini mengalami perubahan bila dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2000, khususnya di Kecamatan Banjarmasin Utara, seiring dengan tumbuhnya kawasan perumahan baru yaitu 5.205 orang perkilometer persegi (SP2000) menjadi 8.679 orang perkilometer persegi (SP2010). Sedangkan Kecamatan Banjarmasin Tengah mengalami penurunan, dari 8.263 orang perkilometer persegi (SP2000) menjadi 7.871 orang perkilometer persegi (SP2010). Kondisi ini disebabkan Kecamatan Banjarmasin Tengah menjadi sentral tumbuhnya bangunan untuk kegiatan bisnis dan investasi di Kota Banjarmasin. Batas wilayah Letak kota Banjarmasin di sebelah selatan provinsi Kalimantan Selatan berbatasan dengan: Utara Kabupaten Barito Kuala Selatan Kabupaten Banjar Barat Kabupaten Barito Kuala Timur Kabupaten Banjar BAB III PEMBAHASAN Persepsi tentang pemeriksaan kanker ( IVA ) diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek yaitu kanker itu sendiri dan kejadian obyektif dengan
  • 16. 16 bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi tentang pemeriksaan IVA timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi itu Ini disebabkan karena masih banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi, seperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat Banjarmasin, adanya persepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar seperti kanker tidak dapat disembuhkan, penyakit yang memalukan, dan percaya terhadap klinik dalam pengobatan kanker. Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah kanker sedini mungkin. Di sisi program, kanker belum menjadi prioritas terutama di daerah Banjarmasin. Dikarenakan seriusnya penyakit kanker serviks ini, maka diperlukan adanya suatu tanggapan (penerimaan) seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu sehingga dapat memutuskan tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu atau yang biasa disebut dengan persepsi . Individu dengan tipe personalitas yang sama bias memiliki cognitive style yang berbeda, sehingga perilakunya juga bisa berbeda. Persepsi sebagai proses seseorang untuk memahami lingkungan yang meliputi orang, objek, symbol, dan sebagainya yang melibatkan proses kognitif. Proses kognitif merupakan proses pemberian arti yang melibatkan tafsiran pribadi terhadap rangsangan yang muncul dari objek tertentu. Oleh karena tiap-tiap individu memberikan makna yang melibatkan tafsiran pribadinya pada objek tertentu, maka masing-masing individu akan memiliki persepsi yang berbeda meskipun melihat objek yang sama. Dalam hal ini, seorang tenaga kesehatan harus mengedepankan sikap dan tindakan yang mencerminkan profesionalisme dimana hal tersebut telah diatur dalam kode etik profesinya. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir.
  • 17. 17 SUMBER PUSTAKA : 1. Modul pelatihan MFS See and Treat,2007,Banjarmasin 2. Ganda Miharja S,Perbandingan hasil pemeriksaan IVA dan apusan Papanicolau FKUI Padjajaran/RS.Hasan Sadikin,2000
  • 18. 18 3. Sjamsudin S. Inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat (IVA), suatu metode alternatif skriming kanker serviks. Jakarta : subbagian Onkologi Bagian Obstentri dan Genekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumahsakit Dr. Cipto Mangunkusumo, 2000. 4. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),2005- 2009,www.pmisolo.or.id 5. Cermin Dunia Kedokteran,2008 6. Deteksi dini kanker leher rahim,www.pmisolo.com 7. Pemeriksaan IVA terbaru,www.youtube.com