Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan efektivitas manajemennya. Beberapa rasio yang dihitung meliputi profit margin, return on investment, return on equity, dan laba per saham. Hasil analisis rasio profitabilitas PT Yumiko Maharani menunjukkan penurunan kinerja keuangan dari tahun 2005 ke 2006, tercermin dari penurunan rasio-rasio tersebut.
1. Rasio Profitabilitas
Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen
suatu perusahaan.
Manfaat Rasio Profitabilitas
- Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
- Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
- Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
- Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
- Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Adapun jenis rasio aktivits yang sering digunkan perusahaan :
1. profit margin (profit margin on sales)
2. return on investment (ROI)
3. return on equity (ROE)
4. laba per lembar saham
Contoh :
Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
.
Pos-Pos Neraca 2005 2006
Aktiva Lamcar
Kas
Giro
Surat-surat berharga
Piutang
Persediaan
Aktiva lancar lainnya
Total Aktiva Lancar (Current
Assets)
Aktiva Tetap
Tanah
Mesin
Kendaraan
Akumulasi Penyusutan
250
350
140
550
250
100
1.640
900
1.050
650
(200)
2.400
260
300
160
360
310
150
1.340
1.000
1.050
750
(250)
2.550
2. Total Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Total Aktiva Lainnya
Total Aktiva
Utang Lancar
Utang Bank (10 %)
Utang dagang
Utang lainnya
Total Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Utang Bank (10 %)
Utang Obligasi (8 %)
Total Utang Jangka Panjang
Ekuitas
Modal Setor
Cadangan Laba
Total Ekuitas
Total Pasiva
160
4.200
500
200
50
750
900
400
1.300
1.600
650
2.250
4.200
110
4.000
550
200
0
750
750
400
1.150
1.600
500
2.100
4.000
Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
.
Komponen R/L 2005 2006
Total Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasi
Biaya umum dan administrasi
Biaya penjualan
Biaya lainnya
Total Biaya Operasi
Laba Kotor Operasi
Penyusutan
Pendapatan Bersih Operasi
Pendapatan lainnya
EBIT
Biaya Bunga
Bunga bank
Bunga Obligasi
Total Biaya Bunga
EBT
Pajak 20 %
5.950
4.050
1.900
185
145
40
370
1.530
200
1.330
470
1.800
140
40
180
1.620
324
5.550
3.850
1.700
200
180
30
410
1.290
250
1.040
260
1.300
130
40
170
1.130
226
4. Menghitung rasio profitabilitas dengan ;
1. Profit Margin on Sales
Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
Rumus :
a. untuk margin laba kotor, dapat digunakan untuk menentukan harga
pokok penjualan.
Sales
PenjualanPokokHarga-BersihPenjualan
SalesonMarginProfit =
Untuk mencari Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :
dik :
Penjualan = Sales
Harga Pokok Penjualan = HPP
- untuk tahun 2005
%32.3190
5950
4050-5950
SalesonMarginProfit ≈==
- untuk tahun 2006
%31.3060
5550
3850-5550
SalesonMarginProfit ≈==
Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 30 % margin laba
perusahaan tahun 2005 dan tahun 2006 baik karena berada di atas rata-
rata industri.
b. untuk margin laba bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan
atas penjualan.
Sales
(EAIT)TaxandInterestAfterEarning
SalesonMarginProfitNet =
Untuk mencari Net Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :
dik :
Penjualan = Sales
Earning After and Tax = EAIT
5. - untuk tahun 2005
%8.21.21780
5950
1296
SalesonMarginProfitNet ≈==
- untuk tahun 2006
%3.16.16280
5550
904
SalesonMarginProfitNet ≈==
Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 % margin laba
perusahaan tahun 2005 sebesar 21.8 % baik karena berada di atas rata-
rata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba yang hanya
sebesar 16.3 % dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah rata-
rata industri.
Hal ini menunjukkan bahwa harga barang – barang perusahaan ini relatif
rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya.
Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan adanaya penurunan rasio yang
cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 % dan hal ini perlu
dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan.
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak
mengalami perubahan berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turun
sangat drastis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak
langsung yang relatif tingi terhadap penjualan, atau mungkin juga karena
beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut.
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI)
ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Rumus :
assetstotal
TaxadnInterestAfterEarning
ROI =
dik : laba sesudah bunga dan pajak = EAIT
total aktiva = total assets
- untuk tahun 2005
%310.308
4200
1296
ROI ≈==
- untuk tahun 2006
6. %230.226
4000
904
ROI ≈==
Perhitungan ROI tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
investasi yang diperolehnya sebesar 31 %. Kemudian, pada tahun 2006
turun menjadi hanya sebesar 31 %. Kemudian, pada tahun 2006 turun
menjadi hanya sebesar 23 %. Artinya hasil pengembalian investasi
berkurng sebesar 8 % dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen
untuk memperoleh ROI.
Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30 %, berarti margin laba
perusahaan untuk tahun 2005 cukup baik, kecuali untuk tahun 2006
sebesar 23 %, masih di bawah rata-rata industri. Rendahnya rasio ini
disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.
3. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan pendekatan Du Pont
Hasil pengembalian investasi seperti rumus di atas dapat juga dicari dengan
menggunakan pendekatan Du Pont dengan rumus seperti berikut di bawah
ini.
Rumus :
aktivatotalperputaranXbersihlabaMarginROI =
Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari
perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006.
dik :
Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006
Hasil pengenmabilan investasi /
ROI
margin laba bersih
perputaran total aktiva
30.8 %
21.78 %
1.416 kali
22.6 %
16.28 %
1.387 kali
Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. untuk tahun 2005 :
ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva
= 21.78 % x 1.416
= 0.308
= 30. 8 %
2. untuk tahun 2006 :
ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva
= 16.28 % x 1.387
= 0.2258
= 22.6 %
7. 4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ ROE)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumus :
equity
TaxandInterestAfterEarning
ROE =
dik : EAIT
total Equity
- untuk tahun 2005
%5857.6
2250
1296
ROE ≈==
- untuk tahun 2006
%34
2100
904
ROE ==
perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
investasi yang diperolehnya sebesar 58 %. Kemudian, tahun 2006 turun
menjadi hanya sebesar 43 %. Artinya hasil pengembalian investasi
berkurang sebesar 15 % dan ini menunjukkan ketidakmampuan
manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunya ROI
namun jika rata-rata industri untuk ROE adalah 40 % berarti kondisi
perusahaan cukup baik karena keduanya masih di atas rata-rata industri
5. Hasil Pengembalian Ekuitas / ROE dengan pendekatan Du Pont
Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengan
cara yang sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan
pendekatan Du Pont.
Rumus :
ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
8.
9. Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari
perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006.
dik :
Komponen hasil perhitungan
rasio
2005 2006
ROE
Margin laba bersih
Perputaran laba bersih
Total aktiva / ekuitas
57.6 %
21.78 %
1.416 kali
4200/2250 = 1.866
kali
43 %
16.28 %
1.387 kali
4200/2250 = 1.866
kali
Dengan demikian hasil yang diperoleh :
1. untuk tahun 2005
ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
= 21.78 % x 1.416 x 1.866
= 57.6 %
2. untuk tahun 2006
ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
= 16.28 % x 1.387 x 1.904
= 43 %
6. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuantungan bagi pemegang saham.
Rasio yang rendah berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan
pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat.
Rumus :
Mencari laba perlembar saham biasa
beredaryangbiasasaham
biasasahamlaba
SahamLembarperLaba =
dik :
Komponen hasil perhitungan
rasio
2005 2006
Keuntungan
Jumlah saham biasa yang
beredar
1.296.000
1.600
904.000
1.600
Untuk tahun 2005 :
10. 810,-Rp.
1600
1296000
SahamLembarperLaba ==
Untuk tahun 2005 :
565,-Rp.
1600
904000
SahamLembarperLaba ==
dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kesejahteraan pemegang
saham menurun, sehubungan dengan menurunnya laba per lembar saham
yang dihasilkan perusahaan. Penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp.
255,- per lembar saham.
Apabila di dalam perusahaan tersebut, di samping saham biasa, juga
terdapat saham prioritas, kita dapat menentukan mana yang menjadi hak
pemegang saham prioritas estela dikurangkan dari laba yang diperoleh.
Baru kemudian menghitung laba perlembar masing-masing saham.
8. Hasil Pengukuran
Dari pengukuran rasio di atas dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan
seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini.
No Jenis Ratio 2005 2006 Standar Industri
1
2
3
4
Net Profit Margin
ROI
ROE
Eearning per Sahare of Common
Stock
21.78 %
31 %
57.60 %
Rp.
810,-
16.28 %
23 %
43 %
Rp. 565,-
20 %
30 %
40 %
-
Kondisi NPM perusahaan cukup memprihatinkan karena turun cukup drastis di
tahun 2006, yaitu dari 21.78 % turun menjadi 16.28 % atau sebesar 5.5 %. Jika
rata-rata industri untuk NPM adalah 20 %, berarti margin laba perusahaan
tahun 2005 sebesar 21.78 % baik karena berada di atas rata-rata industri.
Namun untuk tahun 2006 dengan margin laba hanya sebesar 16.28 % dapat
dikatakan kurang baik. Ini juga berarti bahwa harga barang –barang
perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya.
Kondisi ROI juga menurun yaitu sebesar 8 %, di mana tahun 2005 ROI yang
diperoleh 31 %, namun pada tahun 2006 turun menjadi 23 %.
Jika rata-rata industri adalah 30 % berarti margin laba perusahaan tahun 2005
sebesar 30.8 % baik. Untuk tahun 2006 23 % kurang baik karena masih berada
di bawah rata-rata.
11. Tidak jauh berebeda dengan ROI, kondisi ROE juga mengalami penurunan
yang cukup tajam, yaitu sebesar 14.6 % dari semula tahun 2005 sebesar 57.6
% menjadi hanya 43 % tahun 2006. jika rata-rata industri 40 % berarti
kondisi perusahaan baik untuk tahun 2005 dan 2006.
12. Kodisi laba per lembar saham juga menurun dari tahun ke tahun, dari hasil
perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham
menurun, penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255, per lembar
saham.
Artinya kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan dapat dikatakan
gagal. Kedepan manajemen perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh
menagapa semua rasio profitabilitas perusahaan menurun.