2. Fakta:
KonsiliVatikan II adalah Konsili Ekumenik ke-21
dalam sejarah Gereja Katolik
Konsili ini dibuka oleh PausYohanes XXIII pada
tanggal 11 Oktober 1962 dan ditutup oleh Paus
PaulusVI pada tanggal 8 Desember 1965
Pembukaan Konsili ini dihadiri oleh 2540 uskup
Gereja Katolik Roma sedunia (yang disebut Bapa
Konsili), 29 pengamat dari 17 Gereja lain dan 8
undangan yang bukan Katolik, para pendengar pria
maupun wanita serta mendapat perhatian besar
media cetak
3. Sasaran:
Pembaruan rohani dalam
terang Injil
Penyesuaian dengan masa
sekarang (“aggiornamento”)
untuk menanggapi
tantangan zaman modern
Pemulihan persekutuan
penuh antara segenap Umat
Kristen
4. Empat periode Sidang:
Sidang I : 11 Oktober – 8 Desember 1962
▪ Yohanes XXIII wafat : 3 Juni 1963
▪ PaulusVI terpilih : 21 Juni 1963
Sidang II : 29 September – 4 Desember 1963
Sidang III : 14 September – 21 November 1964
Sidang IV : 14 September – 8 Desember 1965
5. Hasil Konsili:
4 KONSTITUSI berupa landasan ideal doktrinal
9 DEKRIT berupa keputusan-keputusan yang
akan dijalankan
3 PERNYATAAN yang merupakan sikap Gereja
tentang hal ikhwal tertentu
6. KONSTITUSI
Konstitusi Dogmatis tentangWahyu Ilahi (Dei
Verbum) (November 18, 1965)
Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen
Gentium) (November 21, 1964)
Konstitusi tentang Liturgi Suci (Sacrosanctum
Concilium) (December 4, 1963)
Konstitusi tentang Gereja dalam Dunia Modern
(Gaudium et Spes) (December 7, 1965)
7. DEKRIT
Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja (Ad
Gentes) (December 7, 1965)
Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para
Imam (Presbyterorum Ordinis) (December 7,
1965)
Dekrit tentang Kerasulan Awam (Apostolicam
Actuositatem) (November 18, 1965)
Dekrit tentang Pembinaan Imam (Optatam
Totius) (October 28, 1965)
8. DEKRIT (lanjutan)
Dekrit tentang Pembaruan dan Penyesuaian Hidup
Religius (Perfectae Caritatis) (October 28, 1965)
Dekrit tentangTugas Pastoral Para Uskup dalam
Gereja (Christus Dominus) (October 28, 1965)
Dekrit tentang Ekumenisme (Unitatis
Redintegratio) (November 21, 1964)
Dekrit tentang Gereja-gerejaTimur Katolik
(Orientalium Ecclesiarum) (November 21, 1964)
Dekrit tentang Upaya-upaya Komunikasi Sosial
(Inter Mirifica) (December 4, 1963)
9. PERNYATAAN
Pernyataan tentang Pendidikan Kristen
(Gravissimus Educationis) (October 28, 1965)
Pernyataan tentang Hubungan Gereja dengan
Agama-agama Bukan Kristen (Nostra Aetate)
(October 28, 1965)
Pernyataan tentang Kebebasan Beragama
(Dignitatis Humanae) (December 7, 1965)
10. Pembaruan
Landasan Ideal
Dalam cinta kasih-Nya,
Allah memberikan Diri
kepada manusia
sepanjang sejarah yang
memuncak padaYesus
Kristus. Pemberian Diri
tersebut ditangkap
melalui kesaksian
tradisi-tradisi dan kitab
suci. (DeiVerbum)
11. Gereja, yang merupakan kesatuan orang beriman dalam
Kristus, tampak sebagai persekutuan paguyuban-
paguyuban, disatukan dan dilayani oleh hirarki, serta
dipanggil untuk menjadi sakramen keselamatan universal
menuju kepenuhannya. Dalam masyarakat majemuk, Gereja
hadir dalam dialog, kerjasama dan persaudaraan sejati
dengan semua orang. (Lumen Gentium)
Dalam perayaan Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh
hidup kristiani, Gereja mengenangkan dengan penuh syukur
misteri Paskah, sampai Kristus datang kembali. Dalam
kenangan itulah, Kristus hadir dalam Roh Kudus yang
menguduskan dan memberdayakan hidup umat beriman di
tengah masyarakat. (Sacrosanctum Concilium)
12. Orang kristiani sebagai
bagian masyarakat,
dalam terang kitab suci
dan ajaran sosial Gereja,
peduli dan terlibat dalam
mencari pemecahan atas
masalah-masalah
masyarakat yang urgen
dan aktual, dengan
memperhatikan
pendekatan
interdisipliner dan dalam
kerjasama dengan
kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
(Gaudium et Spes)
13. Pembaruan Gerak Langkah
“Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk
menjadi sakramen universal keselamatan” (Ad Gentes 1)
“Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti
yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan kemiskinan,
ketaatan, pengabdian dan pengurbanan diri sampai
mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui
kebangkitan-Nya sebagai pemenang.” (Ad Gentes 5)
“Mendukung pemulihan kesatuan antara segenap Umat
Kristen merupakan salah satu maksud utama Konsili
EkumenisVatikan II” (Unitatis Redintegratio 1)
“Gereja Katolik merangkul [saudara-saudari yang
terpisah] dengan sikap bersaudara penuh hormat dan
cinta kasih.” (Unitatis Redintregatio 3)
14. “Kaum awam menerima tugas serta haknya untuk merasul
berdasarkan persatuan mereka dengan Kristus Kepala.
Sebab melalui Baptis mereka disaturagakan dalamTubuh
Mistik Kristus, melalui Penguatan mereka diteguhkan oleh
kekuatan Roh Kudus, dan demikian olehTuhan sendiri
ditetapkan untuk merasul.” (Apostolicam Actuositatem 3)
“Ciri khas dan istimewa kaum awam yakni sifat
keduniaannya. … Mereka hidup dalam dunia, artinya
menjalankan segala macam tugas dan pekerjaan duniawi,
dan berada di tengah kenyataan biasa hidup berkeluarga dan
sosial. … Di situlah mereka dipanggil oleh Allah untuk
menunaikan tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat
Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan
mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam.”
(Lumen Gentium 31)
15. Pembaruan Sikap keluar
“Pada zaman kita, bangsa manusia semakin erat
bersatu dan hubungan-hubungan antara pelbagai
bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan
dengan lebih cermat, manakah hubungannya dengan
agama-agama bukan Kristiani.” (Nostra Aetate 1)
“Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam
agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap
hormat yang tulus, Gereja merenungkan cara-cara
bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran,
yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang
diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang
toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi
semua orang.” (Nostra Aetate 2)
16. “Maka, Gereja mendorong para putranya supaya
dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan
kerja sama dengan para penganut agama-agama lain,
sambil memberikan kesaksian tentang iman serta
perihidup Kristiani, mengakui, memelihara, dan
mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral
serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada
mereka.” (Nostra Aetate 2)
17. Benediktus XVI (Porta Fidei 5):
“Menurut hemat saya timing peluncuranTahun Iman yang
bertepatan dengan ulang tahun ke lima-puluh pembukaan Konsili
Vatikan II itu akan memberikan kesempatan yang sangat bagus
dalam membantu umat untuk memahami, bahwa naskah
dokumen yang telah diwariskan oleh para Bapa Konsili itu, dengan
kata-kata BeatoYohanes Paulus II, “sama sekali belum kehilangan
nilai dan kecemerlangannya”.
Naskah-naskah itu perlu dibaca dengan benar, ditangkap dengan
akal budi secara luas dan dicamkan di dalam hati secara mendalam
sebagai dokumen yang penting dan mengikat dari Magisterium
Gereja sendiri, semuanya di dalam jalurTradisi Gereja … Saya
sendiri merasa lebih berkewajiban untuk menunjuk kepada Konsili
itu sebagai rakhmat agung yang dicurahkan Allah kepada Gereja
Abad Keduapuluh itu, di mana kita dapat menemukan penunjuk
arah untuk dapat mengarungi abad yang sekarang baru akan mulai
itu.”
18. Apa arti, nilai dan peran KonsiliVatikan
II bagi kita (imam, religius, awam)
Gereja Katolik Indonesia?