MODUL PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IAIN KENDARI
1. M E D I A P E M B E L A J A R AN
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
INSTITUT AGAMA ISAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Asalam Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji Syukur kita panjatkan kehadiraat Allah SWT. Karena dengan
Rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik tanpa hambatan apapun.
Shalawat dan Salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang
senantiasa mengorbankan jiwa raga mereka untuk menegakkan syi’ar Islam
yang pengaruh dan manfaatnya kita masih rasakan sampai sekarang ini.
Selanjutnya, makalah yang kamisusun ini guna untuk menambah
wawasan bagi pembaca. Dan tidak terlepas dari itu makalah ini juga disusun
untuk memenuhi tugas kami dalam matakuliah MEDIA
PEMBELAJARAN.
Jika dalam tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari
segi isi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dan kritik pembaca
dengan senang hati akan penulis terima.
i
2. DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar .................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan...................................................................................... 3
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul.................................................................... 4
B. Cara Pengembangan Modul .................................................. 7
C. Langkah – Langkah Pengembangan Modul ........................ 8
D. Kelebihan dan Kekurangan Modul...................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Rangkuman ............................................................................ 15
B. Latihan.................................................................................... 16
Kunci Jawaban...................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Modul adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, dan masih
termaksud pada klarifikasi metode pengajaran yang bersifat inkonvensional,
dimana siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru atau tidak melalui tatap
muka secara langsung. Oleh sebab itu modul dianggap sebagai kebalikan
dari pengajaran klasikal dan merupakan reaksi dari pengajaran klasi-kal
tersebut. Modul merupakan salah satu hasil atau produk dari perkembangan
teknologi instruksional yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari
berbagai pengajaran individual lainnya. Pengajaran modul telah diuji
cobakan kepada sejumlah siswa sekolah proyek perintis pembangunan
(SPPP) dan sebagian IKIP dan juga pada lembaga pendidikan lainnya.
Keefektifan pengajaran modul ini tampak sekali hasilnya pada SD kecil,
SMP terbuka dan universitas terbuka (UT) atau pendidikan jarak jauh yang
telah diterapkan di Indonesia.
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri terdiri dari rangkaian kegitan belajar yang disusun sebagai alat para
siswa untuk mempersiapkan sumber belajar. Telah disusun secara spesifik
dan operasional.
1ii
3. Tujuan modul ini adalah untuk membimbing siswa secara umum
dalam merencanakan dan mengembangkan modul. Karena itu isi modul ini
lebih bersifat praktis dan lebih banyak berisi tentang hal-hal atau rambu-
rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis modul. Kompentensi yang
anda kuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI
PENGALAMAN
BELAJAR
INDIKATOR
Mampu
menerapkan
prosedur
pengembanagan
Pembaca
memperoleh
pengetahuan
tentang prosedur
pengembangan
modul
1. Mampu
mnejelaskan
pengertian
modul dan
fungsinya.
2. Mampu
menjelaskan
berbagai cara
pengembanagan
modul seperti;
adaptasi,
kompilasi, dan
menulis.
3. .
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dan karakterristik modul.?
b) Bagaimana cara pengembanagan modul.?
c) Bagaimana langkah-langkah pengembangan modul.?
d) Apa kelemahan dan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan
modul.?
C. Tujuan
a) Menjelaskan pengertian dan karakteristik modul.
b) Menjelaskan bagaimana cara pengembangan modul.
c) Menjelaskan langkah-langkah pengembangan modul.
d) Menjelaskan kelemahan dan kelebihan pembelajaran dengan
menggunakan modul.
32
4. BAB II
PEMBAHAASAN
A. Pengertian Modul
1. Modul
Modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis
berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan
pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam
suatu waktu tertentu. Dalam buku ini disebut sebagai modul dibatasi pada “
Bahan belajar tercetak”. 1
Modul menurut Cece Wijaya (1992:86). Dapat dipandang sebagai
paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan
belajar.
Departemen pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar
dengan Modul” (2002:5), mendefinisikan Modul sebagai suatu kesatuan
bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self-Instruction” artinya bahan
belajar yang disusun didalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri
dengan bantuan secara terbatas dari Guru ataupun orang lain.
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran
adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari pada
bahan pelajaran pengajaran modul merupakan usaha penyelengraan
peengajaran indifidual yang memungkinkan siswa menguasai suatu unit
bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.
1
Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi. Jakarta: Rajawali
Press,2011.hal 127
Berdasarkan beberapa pengertian modul diatas maka dapat
disimpulkan bahwa modul pemvelajaran adalah salah satu bentuk bahan
ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik. Sehingga mudah untuk
dipelajari secara mandri.
2. Karakterisik Modul
Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun
secara sistematis, menarik, dan jelas. Moduln dapatvdigunakan kapanpun
dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa.
Anwar, menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran
sebagai berikut2
:
1. Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendidri tidak
tergantung pada pihak lain.
2. Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompotensi
yang dipelajari terdapat satu modul utuh.
3. Stand alone, modul yang dikembangkanntidak tergantung pada media
liana tau tidak harus digunakan bersama-sama media lain.
4. Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adptif yang tinggi terhadap
perkeembangan ilmu dan teknologi.
5. User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab
bersahabat/ akrab dengan pemakainya.
6. Konsisitensi, konsisitensi dalam penggunaan font, spasi dan tata letak.
2
Anwar, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011)
54
5. Menurut Wijaya, Karakteristik pengajaran modul pembelajaran
adalah3
:
1. Siswa dapat belajar individual, ia belajar dengan aktif tanpa bantuan
mksimal dari Guru.
2. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus. Rumusan tujuan bersumber
pada perubahan tingkah laku.
3. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku
yang terjadi pada diri siswa segera dapat diketahui. Perubahan tingkah
laku diharpkan sampai 75% penguasaan tuntas (mastery learning)
4. Membuka kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan menurut
kemampuanya masing-masing.
5. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instruction,
dengan belajar seprti ini, modul membuka kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
6. Modul memiliki daya informasi yang cukup kuat, unsure asosiasi,
struktur dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga
siswa secara spontan mempelajarinya.
7. Modul banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat
aktif.
3 Wijaya, Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
B. Cara Pengembangan Modul
Berikut ini cara – cara pengembangan Modul4
1. Adaptasi
Modul adaptasi adalah bahan belajar yang dikembangkan
berdasarkan buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung,
guru, dosen, atau widiaswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko
buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan
diajarkan. Setelah itu guru, dosen, atau widiaswara memilih salah satu buku
tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran /
diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh
atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan
belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk
mempelajarinya.
2. Kompilasi.
Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar
buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah
ada sebelumnya. Kompilasi dilakukan oleh guru, dosen atau widiaswara
dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran / pelatihan
(GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya.
4
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung :Alfabeta,
2010) hal 35
76
6. 3. Menulis
Menulis adalah pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru,
dosen atau widiaswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam
pembelajaran adalah pembuktian dirinya sebagai seorang yang professional.
Bagi guru, dosen terutama widiaswara menulis modul merupakan tugas
pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpulan angka kredit. Angka
kredit yang diperoleh guru, dosen, atau widiaswara dari kegiatan menulis
modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan seorang
mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan
dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi
disbanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.
C. Langkah-Langkah Pengembangan Modul
Berikut ini langkah – langkah pengembangan modul5
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Penngembangan
Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu
bila dilakukan petencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilakan
memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi
yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.
5
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011) hal 95
2. Tahap Penulisan
Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap
perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang
dituangkan dalam Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi
tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan umum atau khusus, materi atau isi
pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian.
Sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat,
untuk kemudian melakukan langkah berikut, yaitu :
Persiapan Outlen / Rancangan
a. Menentukan topic yang akan dimuat.
b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan
pembelajaran.
c. Mempersiapkan outlen
Penulisan
a. Menulis draft 1
b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2
c. Menulis tes / penilaian hasil belajar peserta diklat
3. Tahap Review, Uji Coba dan Revisi
Review
Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
a. Ahli materi / ahli bidang studi
b. Ahli media / ahli instruksional
98
7. c. Teman sejawat / tutor yang sering berhubungan dengan peserta
diklat.
Uji Coba
a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil
b. Uji coba lapangan
Revisi
Tujuan diadakannya review dan uji caba adalah untuk perbaikan
bahab belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari
ahli materi, ahli media, dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki
bahan belajar, sebenarnaya kita telah mendapatkan bahan belajar yang
cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba
lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul. Maka kita telah
mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul tersebut
telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap “finalisasi” atau
penyelesaian.6
4. Tahap Finalisasi dan Pencetakan
Setelah modul di review, di uji coba dan direvisi maka langkah
berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat
kembali kebenaran text dan kelengkapan modul sebelum modul untuk
dicetak.
6
Usman,Basyiruddin, metodologi pembelajaran Agama Islam,jakarta: ciputat press, 2005.
Hal 25
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi,
yaitu :
1. Apakah text telah sempurna.?
2. Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap.?
3. Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap.?
4. Apakah penomeran halaman sudah benar.?
Setelah pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah :
1. Typografi / tata huruf
2. Heading
3. Penomeran halaman dan catatan kaki
4. Layout
5. Ilustrasi
6. Penggunaan warna
5. Tahap Menyusun kerangka modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan
melalui langkah-langkah seperti berikut:
1. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang
akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
2. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan
perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
3. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan
intruksional khusus bisa dicapai.
1110
8. 4. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan
intruksional khusus.
5. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan
yang logis dan fungsional.
6. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid
Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi
pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar
kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar
penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. Secara garis besarnya,
penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution
(1987:217-218) dapat mengikuti langkah- langkah berikut7
:
a) Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam
bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
b) Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang
diikuti dalam modul itu.
c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa,
pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya
sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry
Behaviour atau Entering Behaviour).
d) Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi
siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini,
7
http://materikulpai.blogspot.co.id/2011/12/tata-cara-pengembangan-modul-
sebagai.html diakses 02 oktober 2015
siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia
mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan
membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi
seperti dirumuskan dalam tujuan.
f) Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang
terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.
D. Kelebihan dan Kelemahan Modul
1. Kelebihan
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran
dengan modul sangat menghargai perbedaan individu sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin
efektif dan efisien8
.
Tipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang
diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain :
1. Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan
kemampuannya.
2. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa
yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
8
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarata: Referensi, 2012)
hal 278
1312
9. 3. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
4. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester
5. Pendidikan lebih berdaya guna.
2. Kelemahan
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan
belajar mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk
kegiatan belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai
berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang
dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang
pada khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan
konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
BAB III
A. Rangkuman
Modul merupakan bahan belajar terprogram yang di susun
sedemikian rupa dan di sajikan secara terpadu, sistematis, serta
terperinci. dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada
pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu,
Karena modul merupakan paket program untuk keprluan belajar. Satu
paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi
tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar,
dan sistem evaluasi.
Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain: sebagai
penyedia informasi dasar karena dalam modul disajikan berbagai materi
pokok yang bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai petunjuk bagi
peserta didik. Dismping itu kegunaan lainnya adalah menjadi petunjuk
pengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih
bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri.
Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan,
pengembangan desain modul, implementasi,penilaian, evaluasi, dan
validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu desain modul
dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan strstegi pembelajaran dan
media, memproduksi modul dan mengembangkan perangkat penilaian.
1514
10. B. Latihan
1. Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompotensi yang
dipelajari terdapat satu modul utuh, merupakan pengertian dari……
a. Self Instructional
b. Self Contained
c. Stand Alone
d. Adaptif
2. Menurut Vembriarto Modul Pembelajaran adalah…….
a. Bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan
kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan
pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara
mandiri dalam suatu waktu tertentu.
b. Suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self-
Instruction”.
c. Paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari pada bahan
pelajaran.
d. Paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna
keperluan belajar.
3. Menurut Anwar karakteristik modul pengajaran adalah….
a. Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri tidak
tergantung pada pihak lain.
b. Siswa dapat belajar individual, ia belajar dengan aktif tanpa
bantuan maksimal dari guru.
c. Tujuan pengajaran dirumuskan secara khusus, rumusan tujuan
bersumber pada perubahan tingkah laku.
d. Modul dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berbuat aktif.
4. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengembangan modul,
kecuali…..
a. Tahap penulisan
b. Tahap perencanaan
c. Tahap finalisasi
d. Tahap pengorganisasian
5. Dalam tahap penyusunan kerangka modul, digunakan langkah-
langkah sebagai berikut, kecuali……
a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU)
yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan
perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana
tujuan intruksional khusus bisa dicapai.
d. Tahap Review, Uji Coba dan Revisi.
1716
11. 6. Kelompok review terbagi tiga,kecuali….
a. Ahli materi / ahli bidang studi
b. Ahli media / ahli instruksional
c. Ahli personal/ahli individu
d. Teman sejawat
7. beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi, yaitu ….
a. Heading
b. Catatan kaki dan daftar pustaka
c. Layout
d. Penggunaan warna
8. Yang tidak termaksud Persiapan Outlen / Rancangan, yaitu….
a. Menulis draft 1
b. Menentukan topic yang akan dimuat.
c. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan
pembelajaran.
d. Mempersiapkan outlen
9. Tujuan diadakannya review dan uji caba adalah…
a. Untuk mempermudah pendidik dalam mengajar
b. Untuk mempermudah pelajar dalam belajar
c. Untuk perbaikan bahan belajar
d. Untuk perbaikan dalam metode pembelajaran
10. Kelompok uji coba, yaitu…
a. Uji coba materi
b. Uji coba intruksional
c. Uji coba lapangan
d. Uji coba penulisan
Kunci Jawaban
1. b
2. c
3. a
4. d
5. d
6. c
7. b
8. a
9. c
10. c
1918
12. DAFTAR PUSTAKA
Usman,Basyiruddin, metodologi pembelajaran Agama Islam,jakarta: ciputat
press, 2005.
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarata:
Referensi, 2012)
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011)
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Bandung :Alfabeta, 2010)
Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi.
Jakarta: Rajawali Press,2011.
http://materikulpai.blogspot.co.id/2011/12/tata-cara-pengembangan-modul-
sebagai.html diakses 02 oktober 2015
http://gurupembaharu.com/home/pengembangan-modul-sebagai-bahan-ajar/
20