3. Pengertian
• Maqashid Syariah : Tujuan atau alasan adanya perintah dan
larangan yang Allah SWT perintahkan kepada hamba-Nya.
• Al-Syatibi mengatakan bahwa hukum-hukum disyariatkan
tidak lain adalah untuk kemaslahatan hamba. Adapun inti dari
maqashid asy-syari‘ah adalah untuk mewujudkan kebaikan
sekaligus menghindarkan keburukan, atau menarik manfaat
dan menolak mudharat. Dalam bahasa yang lebih singkat,
tujuan tersebut adalah untuk mencapai kemaslahatan individu
dan masyarakat dalam rangka memelihara tujuan syara’.
Tujuan kemaslahatan ini dapat dicapai apabila lima prinsip
maqashid syari‘ah dapat terpenuhi, yaitu pemeliharaan
agama, akal, jiwa, keturunan, dan harta.
4. Landasan Maqashdi Syariah
• “Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan
bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka
kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil.
• “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia
melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran (An-Nahl: 90).
5. Konsep Maqashid Syariah
• Para ulama berbeda pendapat terkait apa saja tujuan
(prinsipil) yang tercakup dalam maksud-maksud atau maqasid
syariah. Al-Ghazali (w 505 H) berpandangan bahwa maqasid
syariah itu mencakup lima tujuan syariah, yaitu memelihara
akal, diri (jiwa), akal, keturunan, dan harta
• Tajuddin As-Subki (771 H) menambahkan satu tujuan lagi
sehingga menjadi enam tujuan, yaitu lima sebagaimana dari
Al-Ghazali lalu satu lagi memelihara martabat atau harga diri
(‘ardh).
• Sedangkan Muhammad Abu Zahrah (w 1974 M)
berpendangan bahwa tujuan syariat itu ada tiga, yaitu
mendidik tiap individu, menegakkan keadilan, dan
mewujudkan kemaslahatan umum.
6. Lanjutan….
• Di sisi lain, para ulama juga membagi kebutuhan atau maslahat
manusia di dunia ini menjadi tiga tingkatan kebutuhan. Al-‘Iz Ibn
Abdul Salam misalnya membagi maslahat (kebutuhan) dunia
menjadi 3 kategori, yaitu dharuriyat, hajiyat dan takmiliyat.
• Pertama, dharuriyat adalah tingkata kebutuhan darurat di mana
berbagai maslahat tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya maqashid
al-khamsah (lima tujuan syariah), sebagaimana yang dijelaskan oleh
Imam Ghazali. Kedua, hajiyat adalah segala sesuatu yang tidak
dimaksudkan oleh syariat untuk memelihara maqashid al-khamsah
melainkan untuk menghilangkan kesulitan, kesempitan atau
kesusahan dalam pelaksanaan maqashid al-khamsah. Ketiga,
tahsiniyat atau kamaliyat adalah segala sesuatu yang tujuannya tidak
untuk merealisasikan maqashid al-khamsah melainkan untuk
menjaga kehormatan dari maqashid al-khamsah itu sendiri.
8. Pengertian
• Yaitu pembobotan berdasarkan dari hasil perbandingan –
perbandingan akun – akun dalam laporan keuangan yang
dikalikan dengan nilai tertentu.
9. Rujukan Indeks Maqashid
Syariah
• Rujukan yang paling pas dalam mengukur kinerja sebuah
Indistri keuangan syariah adalah Maqashi Syariah yang
diutarakan oleh Muhammad Abu Zahra
• Dari Maqashid Syariah Muhammad Abu Zahra inilah
diturunkan menjadi Indeks Maqashid Syariah oleh
Mohammed Mustafa.
10.
11. Education
• Education Grant yaitu dari Biaya Pendidikan yang dikeluarkan
berbanding dengan Total Biaya.
• Research : Research atau Riset yaitu Biaya penelitian
berbanding dengan Total Biaya.
• Training : Biaya Training yaitu Biaya Training Pelatihan
berbanding dengan Total Biaya.
• Publication : Biaya Pemasaran berbanding dengan Total Biaya.
12. Justice
• Fair return : Yaitu hasil dari Mudharabah dan Musyarakah
berbanding dengan Laba Bersih (Net Income).
• Cheap Product and Services : Yaitu Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah yang disalurkan berbanding dengan Total
Investasi (Total Investasi dapat dilihat dari RUPS Biasanya ada
laporan khusus akan tetapi apabila tidak dapat di RUPS maka
dapat melihat pada sisi neraca bagian aktiva yaitu besar
pembiayaan
Mudharabah+Musyarakah+Qardh+Ijaroh+Pembiayaan
lainnya).
• Interest Free Product : Produk yang terindikasi peluang adanya
Riba berbanding dengan Total Income (Laba kotor).
13. Maslahah
• Profitability of Bank : Net Income (Laba Bersih) berbanding
Total Aset.
• Personal Income : Zakat berbanding Net Asset (Total Asset
dikurangi Pembiayaan yang dilakukan apabila tidak terdapat
laporan khusus dalam Laporan RUPS).
• Investment in real sector : Jumlah Investasi pada real sector
berbanding dengan Total Investasi (Pembiayaan pada Bank
Syariah)
14. Objectives Average Weight(Out of
100%)
Elements Average Weight(Out of
100%)
O1. Education (Tahdhib al-Fard) 30
E1. Education Grants/Donations 24
E2. Research 27
E3. Training 26
E4. Publicity 23
Total 100
O2. Justice(Al-„Adl)
41
E5. Fair Returns 30
E6. Fair Price 32
E7. Interest free product 38
Total 100
O3. Welfare (Al-Maslahah)*
29
E8. Bank‟s Profit Ratios 33
E9. Personal Income Transfers 30
E10. Investment Ratios in real sector 37
Total 100 Total 100
15. Kelebihan IMS Mohammed
Mustaofa
• Sudah dapat mengukur kinerja Bank Syariah dengan Rasio
yang sesuai dengan Prinsip Syariah.
• Membuktikan pentingnya faktor sosial dalam sebuah laporan
keuangan yang tidak dapat dihilangkan. (harus adanya laporan
zakat yang tidak tergabung dalam laporan L/R).
• Indeks yang paling mudah di analisa.
16. Kelemahan IMS Mostofa
Mohammed
• Tidak memasukkan peran penting keterjangkauan Bank
Syariah dalam memberikan pembiayaan kepada pelaku
UMKM.
• Pembiayaan Murabahah dan Qardh tidak terlalu dianggap
padahal dalam lapangan pembiayaan Murabahah dan Qardh
memiliki peran yang cukup besar terutama pada level BPRS
dan KSPPS.
• Penghitungan pembobotan masih belum finish apakah sekali
penghitungan ataukah dua kali penghitungan.