Sombong merupakan masalah serius yang dilarang oleh agama. Iblis terusir dari surga karena sikap sombongnya. Orang harus hati-hati agar tidak menunjukkan sikap sombong yang dapat membuat mereka tergelincir ke dosa. Hanya Allah yang berhak bersikap sombong.
1. SOMBONG
Sombong, ujub, takabbur, merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan, keistimewaan,
keunggulan dan kemuliaan dari orang lain, adalah masalah yang sangat serius. Kita harus
berhati-hati dengan persoalan ini. Sebab kesombongan inilah yang menyebabkan setan terusir
dari surga dan kemudian dikutuk oleh Allah selamanya. Hadirnya rasa takabbur sangat halus
sekali, karena itu banyak orang merasa telah tawadhu (rendah hati) padahal tanpa
disadarinya, di mata orang lain dia sedang menunjukkan sikap takabburnya.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (Q.S. Al
Baqarah [2] : 34)
Allah SWT melarang kita untuk sombong: Perhatikan firman-Nya berikut ini: ”Dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu
2. sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung.” (Al Israa’ [17] :37)
Dan Allah SWT tidak suka pada orang-orang yang sombong, perhatikan juga firman-Nya
berikut ini: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman [31] :18)
Rasulullah SAW bersabda: Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan
sesama manusia. (HR Muslim).
Pada umumnya orang sering sombong karena kekuasaan, jabatan, kekayaan atau karena
ketenarannya. Padahal kekuasaan, jabatan, kekayaan dan ketenaran yang dimiliki, pada
hakikatnya hanyalah ujian yang Allah SWT berikan pada kita, apakah dengan nikmat ujian-
Nya itu kita bersyukur, menjadi hamba yang tawadhu (rendah hati) atau malah menjadikan
kita sombong.
Tentang sikap takabbur ini Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan masuk surga siapa yang di
dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu. (HR Muslim). Allah benar-benar
mengharamkan surga untuk dimasuki orang-orang takabbur
Coba kita tanyakan pada diri kita, pantaskah sebenarnya orang bersikap sombong merasa
dirinya memiliki kelebihan jika dibandingkan orang lain, padahal seluruh kebaikan pada
dirinya semata-mata hanya berkat kemurahan Allah padanya?
“Di atas gunung, masih ada langit” begitu kata pepatah. Bahkan ada lagi pepatah “Di atas
langit, masih ada langit”. Artinya sehebat-hebat seseorang, masih ada lagi yang lebih hebat.
Pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khaidir tak lepas dari perasaan Nabi Musa yang merasa
menjadi orang paling berilmu di antara kaumnya. Allah kemudian menunjukkan bahwa ada
orang yang lebih alim daripada Nabi Musa, yaitu Nabi Khaidir.
Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang tidak berharga. Pantaskah
manusia bersikap sombong?
”Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air
mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” [Yaa Siin:77]
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.
Dialah yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa” (QS. An Najm [53] :
32)
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah mewahyukan kepada saya supaya kamu
bertawadhu sehingga tidak seorang-pun menganiaya orang lain, dan tidak seorang-pun
menyombongkan diri pada orang lain .(H.R.Muslim)
Yang dimaksud dengan tawadhu adalah rendah hati, dalam pengertian yang lebih dalam
tawadhu adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba
Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua
3. kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya
tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih
baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah
dicapainya.
Sebagai manusia, kita sebenarnya tidak memiliki apa-apa, semua yang kita miliki di dunia ini
adalah titipan dari Allah. Dan kemampuan, kepintaran, kepandaian, kecantikan dan atau
ketenaran yang kita miliki. Semua itu adalah dari Allah, karunia Allah, karena itu, sangat
tidak pantas kita berbangga diri, merasa diri kita memiliki kelebihan dari orang lain dan
menjadikan kita ujub atau sombong.
Sadarilah dengan sangat mudah Allah SWT dapat mencabut semua karunia-Nya itu pada kita,
mengambil harta kita, kepintaran kita, kecantikan dan ketenaran kita. Allah bisa saja dengan
mudah mendatangkan musibah yang merenggut segala yang kita banggakan / sombongkan.
Bagi siapa saja yang sekarang sedang dalam kelapangan, sedang dalam kemudahan, sedang
berada dalam kecukupan. Dan bagi siapa saja yang memiliki kepandaian, kepintaran, wajah
yang rupawan dan atau ketenaran, ingatlah, syukurilah nikmat yang Allah SWT karuniakan
kepada kita tersebut dan janganlah sampai, salah satu atau seluruh dari nikmat karunia-Nya
itu, membuat kita menjadi seorang hamba yang ujub / sombong, takabbur.
Dan Allah SWT bisa dengan sangat mudahnya mengalihkan perhatian hamba-hamba-Nya
dari kita, hingga menjadikan kita, yang tadinya seorang hamba yang tenar dan dikagumi
banyak penggemar, kini menjadi hamba yang ditinggalkan. Dan dengan kuasa-Nya Allah
bisa saja dengan mudah dalam sekejap mata, membuat orang-orang yang tadinya percaya
pada kita, menjadi tidak percaya lagi
Hanya Allah SWT al-Mutakabbir saja yang pantas untuk sombong karena ada dan tiadanya
mahluk ada dalam kehendak-Nya, sedangkan keberadaan-Nya sama sekali tidak bergantung
pada mahluk-mahluk-Nya. Dia lah yang Maha Terpuji baik Zat, sifat maupun perbuatan-
perbuatan-Nya.
Firman Allah SWT berikut ini: ”Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali ’Imran [3] :26)
Hukuman bagi orang yang sombong, telah diuraikan dalam Al Quran, di surah Al Mu’min
ayat 76, sebagai berikut: (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka
Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-
orang yang sombong .”
Perhatikan firman allah SWT berikut ini: “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-
orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan
kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Qashash [28]
:83)