2. `
SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2014
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita : Sayla F.R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 13 bulan
Kiriman dari : IGD
Diagnosa masuk : Morbili + Febris
Tanggal dirawat : 17 Agustus 2014
Tanggal diperiksa : 17 Agustus 2014
AYAH Nama : Denny R.B
Umur : 35 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Penghasilan : Rp 4.000.000,00
3. `
Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak,
Kec.Margahayu, Bandung
IBU Nama : Rizkyawati
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PRT
Penghasilan : -
Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak,
Kec.Margahayu, Bandung
II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien pada tanggal 18 Agustus 2014.
Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh
tubuh
Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, datang dengan keluhan
bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari
yang lalu. Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun
menyebar ke telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki.
Pasien sering menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan
semakin bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5
hari yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat.
Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan
terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit
4. `
kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan
dirasakan menurun.
Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku
terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu
parah. Riwayat immunisasi lengkap.
Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien
maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat
maupun makanan.
Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada
keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami keluhan
serupa selama ini.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
keluhan serupa.
Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami
keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah.
Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa
dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap
apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 anak, lahir hidup: 2, lahir mati: -.
Lahir aterm, spontan, ditolong oleh bidan.
Berat badan lahir: 2800 gram. Panjang badan lahir: 47 cm.
Tumbuh kembang anak
Pasien tersenyum pada usia 1 bulan, dan berbalik pada usia 3 bulan.
Susunan keluarga
5. `
No Nama Umur L/P
Hubungan keluarga, sehat, sakit,
meninggal
1. Denny R.B 35 tahun L Ayah
2. Rizkyawati 28 tahun P Ibu
3. Amelia 6 tahun P Anak I
4. Sayla 13 bulan L Anak II (pasien)
Imunisasi
Dasar Ulangan Anjuran
1. BCG Lahir - 6. HiB -
2. DPT 1 4 6 - - - 7. MMR -
3. Polio lahir 2 4 - - - 8. Hep A -
4. Hep.B lahir 1 6 - - - 9. Cacar air -
5. Campak 9 -
Makanan
Pukul 06.00:ASI
Pukul 08.00:Bubur saring
Pukul 12.00:ASI
Pukul 14.00:ASI
Pukul 18.00:Bubur Cerelac
Pukul 21.00:ASI
Penyakit Dahulu
• Diare : ( + )
• Difteri :( - )
• Campak : ( - )
• Batuk pilek :( + )
• Tifus perut :( - )
• Pneumonia : ( - )
• Tetanus : ( - )
• Ginjal : ( - )
• Hepatitis : ( - )
• TBC :( - )
• Asma :( - )
• Kejang :( - )
• Batuk rejan : ( - )
• Cacar air : ( - )
• Lainnya : ( - )
Riwayat Penyakit Keluarga
6. `
• Asma : + (nenek)
• Penyakit darah : -
• TBC : -
• Ginjal : -
• Kencing manis : -
• Lainnya : -
7. ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik.Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan
sekitar.Sumber air minum dari air galon.Rumah memiliki jamban sendiri dan
pembuangan ke sungai.Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu
sekali.Tidak ada wabah penyakit di lingkungan rumah.
8. III. PEMERIKSAAN FISIK*
Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014 di Abednego:
3.1 Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan sakit : Sakit sedang
• Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa
• Ekspresi Wajah : Lemas
3.2 Tanda-tanda Vital
• Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup.
• Suhu tubuh aksiler : 37,8O
C (ketiak)
• Pernafasan : 44 x/menit
• Tekanan darah : - mmHg
3.3 Pengukuran
• Umur : 13 bulan
• Berat badan : 8,7 kg
• Tinggi badan : 75 cm
• *BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1)
Status gizi : Normal
3.4 Pemeriksaan Sistematik
• Kulit : makula eritromatous (+) diseluruh tubuh, sianosis (-)
• Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
• Kepala : bentuk dan ukuran simetris,ubun-ubun normal
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- mata berair
+/+
10. Pemantauan TTV pagi-siang-sore
17/08/2014 Pagi Siang Sore
Nadi - - 124 x/menit
Respirasi - - 44 x/menit
Suhu - - 37,8⁰C
18/06/2014 Pagi Siang Sore
Nadi 100 x/menit 100 x/menit 100 x/menit
Respirasi 30 x/menit 40 x/menit 30 x/menit
Suhu 36,4⁰C 37,8⁰C 36,2⁰C
19/06/2014 Pagi Siang Sore
Nadi 132 x/menit 132 x/menit 136 x/menit
Respirasi 30 x/menit 30x/menit 30 x/menit
Suhu 36,3⁰C 36,0⁰C 36,7⁰C
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014):
Hasil Nilai normal Keterangan
Hemoglobin
Hematokrit
12,4 g/dL
36,8%
10,1 - 13,0g/dL
35-45%
Normal
Normal
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
7.21/mm3
165.000
4.8juta/mm3
76fL
26pg/mL
6000 - 18.000/mm3
200-550 10^3/mm3
3.6-5.2juta/mm3
80-100fL
26-34
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
11. MCHC 34 g/dL 32-36g/dL Normal
Pemeriksaan Radiologi (18 Agustus 2014) :
Pada foto thoraks ditemukan:
Cor normal, diafragma normal, sinus normal.
Pulmo : hilus kanan dan kiri kasar, corakan paru bertambah.
Tampak bercak lunak di paracardial kanan.
Kesan :Bronkopneumonia kanan.
IV. RESUME
12. Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, BB 8,7kg, TB 75cm ,
status gizi normal, datang ke IGD RSI dengan keluhan bercak bercak
kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun menyebar ke
telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki. Pasien sering
menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan semakin
bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5 hari
yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat.
Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan
terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit
kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan
dirasakan menurun.
Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku
terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu
parah. Riwayat immunisasi lengkap.
Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien
maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat
maupun makanan.
Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada
keluhan.
Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami
keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah.
Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa
dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap
apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014:
Keadaan Umum
• Keadaan sakit : Sakit sedang
• Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa
13. • Ekspresi Wajah : Lemas
Tanda-tanda Vital
• Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup.
• Suhu tubuh aksiler : 37,8O
C (ketiak)
• Pernafasan : 44x/menit
Pengukuran
• Umur : 13 bulan
• Berat badan : 8,7 kg
• Tinggi badan : 75 cm
• BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1)
• Status gizi : Normal
Pemeriksaan Sistematik
• Mulut : mukosa mulut basah, koplik spot (+)
Thorax
• Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal -/-
• Auskultasi : VBS +/+, Ronki +/+, Wheezing +/+
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014) ditemukan trombositopenia.
- Pemeriksaan foto thoraks (18 Agustus 2014) terlihat hilus kanan dan kiri
kasar, corakan paru bertambah. Tampak bercak lunak di paracardial kanan.
Kesan :Bronkopneumonia kanan.
-
V. DIAGNOSIS BANDING
• Morbili disertai bronkopneumonia kanan
14. • DHF
VI. USULAN PEMERIKSAAN
• Serologis titer morbili spesifik Igm – IgG
• kultur sputum
• kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab)
• IgM dan IgG anti dengue
VII. DIAGNOSIS
• Diagnosis kerja :
O Morbili dengan bronkopneumonia kanan
• Status gizi :
O Normal
VIII.PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Diet ASI/PASI
Infus KN4B setiap hari
Medikamentosa
Kalfoxim 125mg iv 3 x 1
15. Mikasin 50mg iv 3 x 1
Kalmetason 1mg iv 3 x 1
Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop 0,5mg po 1x1
Caladine lotion 3 x 1 ue
Mercopen drop 10gtt 3 x 1
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
X. PENCEGAHAN
1. Imunisasi campak / MMR
2. Bagi anak yang terkena istirhat di rumah.
3. Konsumsi makanan sehat dan bergizi
Follow up
Tanggal S O A P
17 Juni
2014
Demam
+
Bercak
merah +
Nafsu
makan –
N:124 x/m
R: 44 x/m
S: 36,60
C
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH +/+
Leher : KGB ttm
Morbili + febris Infus KN4B
1000 cc / hari
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
16. Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh +/+, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
18
Agustus
2014
Demam
-
Bercak
merah +
Nafsu
makan –
Mencret 1x
N:120 x/m
R: 30 x/m
S: 36,20
C
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH -/-
Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh -/-, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Morbili dengan
bronkopneumonia
kanan
Infus KN4B
1000 cc / hari
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
19
Agustus
2014
Demam
-
Bercak
kemerahan
N:120 x/m
R: 38 x/m
S: 36,30
C
Morbili dengan
bronkopneumonia
kanan
Infus KN4B
1000 cc / hari
17. Nafsu
makan
normal
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH -/-
Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh -/-, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
Mercopen 10gtt
po 3 x 1
18. PEMBAHASAN
Definisi
Campak atau rubeola adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruang pada kulit. Campak juga
dikenal dengan nama morbili atau morbilli adan rubeola(bahasa Latin), yang
kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa
Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris.5
Etiologi
Morbili disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus
morbilivirus. Virus ini menyebar secara tidak langsung melalui batuk dan bersin,
atau langsung melalui kontak langsung dengan cairan lesi. Faktor risiko yang
mendukung terinfeksi virus morbili adalah imunodefisiensi, malnutrisi dan
defisiensi vitamin A.4
Epidemiologi
Dilaporkan kasus morbili di Amerika Serikat pada tahun 1940-an terjadi
55.000 kasus dan berkurang rata-rata 83 kasus dari tahun 2001-2011. Peningkatan
vaksinasi dan kontrol terhadap morbili di Amerika pada tahun 2000, telah
menurunkan kasus morbili. Di negara berkembang, morbili mempengaruhi 30
juta anak dalam setahun dan menyebabkan 1 juta kematian.
19. Patofisiologi
Infeksi virus morbili terjadi selama akhir musim dingin dan musim semi,
infeksi ditularkan melalui udara. Pada awal infeksi, virus akan memperbanyak diri
di trakea dan sel epitel bronkial. Setelah 2-4 hari, virus morbili menginfeksi
jaringan limfatik lokal, dibawa oleh makrofag paru, amplifikasi virus morbili pada
kelenjar getah bening regional, virus menyebar melalui darah ke berbagai organ
sebelum akhirnya muncul ruam. Infeksi virus morbili menyebabkan penekanan
sistem imun, ditandai dengan penurunan hipersensitivitas tipe lambat, produksi
IL-12, dan respon antigen spesifik yang bertahan selama beberapa minggu sampai
beberapa bulan setelah infeksi akut. Penekanan sistem imun dapat mempengaruhi
individu terhadap infeksi oportunistik sekunder, terutama bronkopneumoni,
penyebab utama kematian yang berhubungan dengan morbili pada anak muda.
Pada individu dengan defisiensi imunitas seluler, virus morbili menyebabkan
pneumonia progresif dan sering fatal.4
Faktor yang Mempengaruhi Morbiditas dan mortalitas Penyakit
1. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko kasus lebih tinggi daripada perempuan.
Analisis data statistik vital dari beberapa negara (terutama di Amerika dan
Eropa) tahun 1950-1989 menunjukkan bahwa tingkat kematian morbili
pada anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki, namun data
terbaru dari surveilans Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan tingkat
kompliksi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Perempuan hamil
memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, termasuk kematian.2
2. Umur
Pada anak usia kurang dari 5 tahun dan orang dewasa tingkat
komplikasi morbili, termasuk kematian masih tinggi. Pada bayi selama
beberapa bulan pertama kehidupan masih dilindungi melalui antibodi yang
didapatkan dari ibu, namun ketika imunitas menurun, morbili dapat
menjadi sangat berat. Orang dewasa lebih sering menderita ensefalitis,
20. hepatitis, hipokalsemia, atau pankreatitis setelah menderita morbili.
Morbili lebih parah pada orang dewasa karena terjadi penurunan imunitas
seluler pada usia dewasa.8
3. Imunosupresi
Anak dengan gangguan fungsi makrofag saja (misalnya, penyakit
granulomatosa kronis) tidak memperparah komplikasi dari morbili.
Penekanan fungsi limfosit, akibat cacat bawaan pada fungsi limfosit T,
transplantasi sumsum tulang, kemoterapi untuk kanker, atau dosis
imunosupresif steroid, terkait dengan morbili yang bertambah berat. Anak
yang lahir dari ibu terinfeksi HIV lebih rentan morbili daripada anak yang
lahir dari ibu tidak terinfeksi HIV, karena penurunan antibodi kepada bayi
mereka. Bayi yang terinfeksi HIV yang tidak memakai terapi antiretroviral
(ART) akan menurunkan respon terhadap vaksinasi morbili.10
4. Malnutrisi
Anak yang kekurangan gizi memiliki gangguan dalam berbagai aspek
sistem kekebalan tubuh, ekskresi berkepanjangan virus morbili, dan
tingkat kematian morbili lebih tinggi. Morbili berkontribusi
menyebabkan malnutrisi karena kehilangan protein, peningkatan
kebutuhan metabolik, dan penurunan asupan makanan. Anak penderita
morbili pada awal kehidupan memiliki bobot rerata lebih rendah
daripada anak seusianya yang tidak menderita morbili. 10
Gambaran Klinis
Masa inkubasi morbili 8-12 hari setelah pajanan dari virus morbili.
Tanda awal morbili biasanya adalah demam tinggi (>400
c) 4-7 hari
terakhir. Fase prodomal juga ditandai mual, rasa tidak nyaman, dan trias
klasik dari konjungtivitis, batuk dan coriza. Gejala prodromal yang lainnya
termasuk potofobia, edema periorbital, dan mialgia .11
Ruam timbul 1-7 hari setelah onset gejala prodromal, ruam
pertama timbul pada wajah, leher dan menyebar ke tubuh . Lesi bertambah
banyak selama 2 atau 3 hari, terutama pada tubuh dan wajah.Biasanya lesi
21. satu-satu terlihat pada ekstremitas distal dan sejumlah kecil lesi dapat
ditemukan pada telapak pada 25% -50% dari mereka yang terinfeksi.
Ruam berlangsung selama 3-7 hari dan kemudian memudar, kadang
berakhir dengan deskuamasi baik. Demam biasanya selama 2 atau 3 hari
setelah timbul ruam, dan batuk tetap ada selama 10 hari yang mungkin
sebagai keluhan terakhir yang timbul.4
Bintik koplik yang biasanya muncul 1-2 hari sebelum timbul ruam
dan bertahan selama 2 atau 3 hari. Warna putih kebiruan, diameter 2-3-
mm, muncul pada mukosa bukal, kadang-kadang pada palatum mole,
konjungtiva, dan mukosa vagina. Bintik Koplik telah dilaporkan sebanyak
60% -70% dari penderita morbili. Sebuah enanthem jerawat tidak teratur
timbul di daerah lain mukosa bukal. Iridocyclitis dari fotofobia, sakit
tenggorokan, sakit kepala, sakit perut, dan limfadenopati generalisata
ringan juga dapat muncul.4
Diagnosis
1. Ruam makulopapular yang berlangsung ≥ 3 hari
2. Suhu ≥ 38,30
c
3. Batuk, coriza, atau konjungtivitis
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igM :
• Terdapat dalam darah pada hari ketiga ruam sampai 1 bulan
setelah onset
• Titer serum igM tetap positif 30-60 hari setelah timbulnya
penyakit, tapi pada beberapa individu dapat tidak terdeteksi
setelah 4 minggu onseqt ruam
• Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
rematik, infeksi parvovirus B19 atau infeksi mononukleosis
2. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igG:
22. • Kenaikan lebih dari 4 kali lipat antibodi igG antara serum fase
akut dan konvalesen menegaskan morbili
• Spesimen akut harus diambil pada hari ketujuh setelah onset
ruam
• Spesimen konvalesen harus diambil hari ke 10-14 setelah
pengambilan spesimen akut
• Serum akut dan konvalesen harus diuji secara bersamaan
3. Kultur virus : diambil dari swab tenggorokan dan hidung, spesimen
urin Pemeriksaan PCR.4
Diagnosis Banding
1. Campak jerman
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran
kelenjar di daerah suboksipital,servikal bagian posterior dan
belakang telinga Eksantema subitum
Ruam akan timbul setelah suhu badan turun
2. Infeksi enterovirus
Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan morbili. Sesuai
dengan derajat demam dan beratnya penyakit
3. Penyakit riketsia
Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak
mengenai wajah yang khas seperti terlihat pada morbili
4. Meningokoksemia
Disertai ruam kulit yang mirip dengan morbili, tetapi biasanya
tidak dijumpai batuk dan konjugtivitis
5. Erupsi obat
Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya timbul ruam setelah
penyuntikan atau menelan obat
23. Komplikasi
Virus morbili menginfeksi beberapa sistem organ dan target
epitelial, retikuloendotelial, dan sel darah putih, termasuk monosit,
makrofag, dan limfosit T. Studi patologis pada penderita morbili
ditemukan sel raksasa typical berinti dari infeksi virus morbili melalu
saluran pernapasan dan pencernaan dan terutama jaringan limfoid. Infeksi
virus morbili menyebabkan penurunan limfosit CD4, dimulai sebelum
timbulnya ruam dan berlangsung sampai 1 bulan dan mengakibatkan
penekanan hipersensitivitas tipe lambat, hingga mengganggu berbagai
sistem organ seperti disebutkan dalam tabel dibawah ini.6
Sistem organ Komplikasi
Pernapasan Otitis media, mastoiditis, pneumonia,
pneumotorak
Saraf Kejang demam, ensefalitis, peradangan pasca
ensefalitis, SSPE, sindrom guilain barre
Pencernaan Diare, apendisitis, hepatitis, pankreatitis
Mata Keratitis, ulserasi kornea, oklusi vena sentral,
kebutaan
Darah Purpura trombositopeni, DIC
Jantung Miokarditis, perikarditis
Kulit Deskuamasi berat dan selulitis
Lainnya Hipokalsemi, miositis, nefritis, gagal ginjal,
malnutrisi, kematian
Tabel 1. komplikasi morbili terhadap berbagai sistem organ (Flick, 2010).
1. Komplikasi pernapasan
• Otitis media. Otitis media adalah komplikasi yang paling sering
dilaporkan di Amerika Serikat, terjadi pada 14% anak-anak kurang
dari 5 tahun. Obstruksi dari tuba eustachius akibat infeksi bakteri
sekunder akan menyebabkan radang permukaan epitel.9
• Laringotrakeobronkitis. Laringotrakeobronkitis tercatat 9% -32%
pada anak di Amerika Serikat dengan morbili, mayoritas mengenai
anak <2 tahun. Sampel dari trakea didapatkan hasil yang positif
24. untuk bakteri patogen, dengan eksudat purulen dan bukti tracheitis
sekunder bakteri, pneumonia, atau keduanya. Organisme yang
paling banyak adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae. Laringotrakeobronkitis adalah penyebab kedua
kematian paling sering pada anak di Amerika Serikat dengan
morbili, setelah pneumonia 8
• Pneumonia. Pneumonia adalah komplikasi berat paling sering dari
morbili dan paling utama menyebabkan kematian.8
2. Komplikasi pencernaan
Orang dengan morbili, mungkin terinfeksi pada saluran usus. Biopsi
lambung dari seorang pria 44 tahun sehari sebelum onset ruam,
diperoleh sel raksasa dengan karakteristik positif untuk morbili. Di
Amerika Serikat, 8% dari semua kasus morbili dilaporkan mengalami
diare. Diantara orang yang dirawat di rumah sakit dengan morbili di
Amerika Serikat, 30% -70% mengalami diare. Diare yang terjadi pada
penderita morbili biasanya dimulai sebelum onset ruam. Virus morbili
juga berperan pada sebagian besar episode diare, tetapi infeksi bakteri
atau virus sekunder berkontribusi terhadap keparahan dan durasi
penyakit 2
3. Komplikasi neurologis
Kejang demam terjadi pada 0,1% -2,3% dari anak-anak dengan morbili
di Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian besar anak-anak dengan
morbili memiliki perubahan yang terlihat pada elektroencephalograpi,
tetapi perubahan ini dapat juga karena demam dan perubahan
metabolik. Encephalomyelitis post infectious (PIE) terjadi pada 13 per
1000 orang yang terinfeksi, biasanya 3-10 hari setelah onset ruam. PIE
dimulai dengan onset demam mendadak kemudian kejang, perubahan
status mental, dan tanda-tanda neurologis multifocal.1
25. 4. Komplikasi okuler
Konjungtivitis dan radang kornea (keratitis) paling banyak terjadi pada
penderita morbili. Kekurangan vitamin A merupakan predisposisi
keratitis, jaringan parut kornea, dan kebutaan. Morbili terkait dengan
kekurangan vitamin A adalah salah satu penyebab paling umum
kebutaan yang terjadi pada anak-anak di negara berkembang 3
Pengobatan
Pengobatan morbili adalah supportif. WHO merekomendasikan
vitamin A untuk semua anak dengan serangan morbili akut.
• Pertahankan cairan tubuh dan penggantian cairan tubuh yang
hilang jika diare
• Vitamin A diberikan sekali sehari selama dua hari dengan dosis :
• 50.000 IU untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan
• 100.000 IU untuk bayi berusia 6-11 bulan
• 200.000 IU untuk anak berusia lebih dari 12 bulan
• Antiviral : ribavirin in vitro, tetapi masih diperdebatkan
pemberiannya terhadap morbili. Ribavirin telah digunakan untuk
pengobatan anak dengan imunokompromise yang menderita
morbili akut, tetapi pengobatan ini tidak didukung oleh US Food
and Drug Administration (FDA).
Pencegahan
• Vaksin virus morbili
Bayi baru lahir mendapatkan antibodi dari ibunya, imunisasi baru
diberikan pada usia 15-18 bulan
• Immunoglobulin
Immunoglobulin 0,25-0,5 ml / kg BB dan tidak lebih dari 15 ml
Prognosis
26. Morbili tanpa komplikasi dapat sembuh sendiri dalam rentang 10-
12 hari. Mulnutrisi, imunosupresi dan kondisi kesehatan yang buruk dapat
memperburuk prognosis pada banyak pasien. Pada negara berkembang
morbili merupakan penyebab kematian 1-10%. Usia terjadi komplikasi
tertinggi adalah kurang dari 5 tahun dan lebih dari 20 tahun .3
DAFTAR PUSTAKA
1. Archbald R.W., Weller R.O., Meadow S.R., 2007, Measles pneumonia and
the nature of the inclusion-bearing giant cells, J Pathol, 103.
2. Atmar R.L., 2011, Complications of measles during pregnancy, Clin
Infect Dis, 217-226.
3. Castle S.C., 2007, Clinical relevance of age-related immune dysfunction,
Clin Infect Dis, 578-585.
4. Chen R.T., 2013, Measles antibody: reevaluation of protective titers, J
Infect Dis, 1036-1042.
5. Cherry J.D., Feign R.D., 2008, Textbook of pdiatric infectious disease, 4th
ed., WB Saunders, Philadepia, 1889-1891.
6. Flick J.A., 2010, Does measles really predispose tuberculosis, 257-265.
7. Garenne M., 2009, Sex differences in measles mortality, J Epidemiol, 632-
642.
8. Okada H., Kobune F., 2010, Extensive lymphopenia due to apoptosis of
uninfected lymphocytes in acute measles patient, Arch Virol, 905-920.
9. Orkin M., Maibach H.I., Dahl M.V., 1991, Dermatology : viral infections,
Appleton & Lange, 137-138.
10. Perry R.T., Halsey N.A., 2014, The clinical significance of measles,
Oxford journals, 189-196.
11. Wolff K, Goldsmith L, Katz S I, Gilchrest B A, Paller A S, Leffell D,
editors, 2008, Fitzpatrick's dermatology in general medicine, 7th
ed.,
McGraw-Hill Professional, New York, 2: 1889-1891.