SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
TERMODINAMIKA
ENTROPI, ENERGI BEBAS DAN
ARAH REAKSI
Entropi dan Ketidakteraturan
• Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa
perubahan energi dalam total sistem, semua susunan
ekivalen
• Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa
merubah energi sistem terkait erat dengan kuantitas
entropi (S)
• Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem
• Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya
sedikit seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan
yang kecil atau entropi rendah
• Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya
banyak seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau
entropi tinggi
• Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem
menjadi semakin tidak teratur, random dan
energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih
besar Sdisorder > Sorder
• Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi
juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir tidak pada
bagaimana proses terjadinya
∆Ssis = Sfinal – Sinitial
• Jika entropi meningkat maka ∆Ssis akan positif,
sebaliknya jika entropi turun, maka ∆Ssis akan
negatif
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
• Apa yang menentukan arah perubahan spontan?
• Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random,
distribusi partikel kurang teratur
• Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es
meleleh) tetapi ada juga yang lebih teratur (air
membeku) secara spontan
• Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua
proses yang berlangsung dalam arah spontan akan
meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan
lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua
termodinamika
• Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi
sistem atau lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan
entropi total sistem dan lingkungan harus positif
∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr > 0
Entropi Molar Standar
•
•
•
•
•

•
•
•

Entropi (S) berhubungan dengan jumlah cara (W) sistem dapat
tersusun tanpa merubah energi dalam
Tahun 1877 Ludwig Boltzmann menguraikan hubungan ini secara
kuantitatif
S = k ln W
Dimana k adalah konstanta Blotzmann (R/NA) ≈ 1,38x10-23 J/K
Tidak seperti entalpi, entropi memiliki nilai mutlak dengan
menerapkan hukum ketiga Termodinamika yang menyatakan kristal
sempurna memiliki entropi nol pada temperatur nol absolut S sis = 0
pada 0 K
Pada nol absolut, semua partikel pada kristal memiliki energi
minimum sehingga hanya ada satu cara mereka tersusun
Nilai entropi biasanya dibandingkan pada keadaan standar dengan
T tertentu, untuk gas pada 1 atm, larutan 1 M, dan zat murni pada
keadaan paling stabil untuk padat dan cair
Entropi merupakan besaran ekstensif sehingga tergantung pada
jumlah oleh karena itu dikenalkan dengan entropi molar standar
dalam satuan J/mol K
Memperkirakan Nilai So Relatif
Sistem
•

Berdasarkan pengamatan level
molekuler kita bisa memperkirakan
entropi zat akibat pengaruh
1.
2.
3.
4.
5.

Perubahan temperatur
Keadaan fisik dan perubahan fasa
Pelarutan solid atau liquid
Pelarutan gas
Ukuran atom atau kompleksitas molekul
1. Perubahan Temperatur
• So meningkat seiring dengan kenaikan
temperatur
T(K)
273
295
298
So
31,0
32,9
33,1
• Kenaikan temperatur menunjukkan
kenaikan energi kinetik rata-rata partikel
2. Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa
• Ketika fasa yang lebih teratur berubah ke
yang kurang teratur, perubahan entropi
positif
• Untuk zat tertentu So meningkat manakala
perubahan zat dari solid ke liquid ke gas
Na
H2O
C(grafit)
• So (s / l)
• So (g)

51,4(s)
153,6

69,9 (l)
188,7

5,7(s)
158,0
3. Pelarutan solid atau liquid
• Entropi solid atau liquid terlarut biasanya
lebih besar dari solut murni, tetapi jenis
solut dan solven dan bagaimana proses
pelarutannya mempengaruhi entropi
overall
NaCl
AlCl3
CH3OH
• So s/l
• Soaq

72.1(s)
115,1

167(s)
-148

127(l)
132
4. Pelarutan Gas
• Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi
lebih teratur saat dilarutkan dalam liquid
atau solid
• Entropi larutan gas dalam liquid atau solid
selalu lebih kecil dibanding gas murni
• Saat O2 (Sog = 205,0J/mol K) dilarutkan
dalam air, entropi turun drastis (S oaq =
110,9 J/mol K)
5. Ukuran Atom atau Kompleksitas
molekul
• Perbedaan entropi zat dengan fasa sama
tergantung pada ukuran atom dan
komplesitas molekul
•
Li
Na
K
Rb
Cs
• Jari2 152 186 227 248 265
• M molar 6.941 22.99 39.10 85.47 132.9
• So(s)
29.1 51.4 64.7 69.5 85.2
• Untuk senyawa, entropi meningkat seiring
dengan kompleksitas kimia yaitu dengan
semakin banyaknya jumlah atom dalam
molekul
• Hal ini berlaku untuk senyawa ionik dan
kovalen
NO
NO2
N2O4
• So(g)
211
240
304
• Kecenderungan ini didasarkan atas variasi
gerakan yang dapat dilakukan molekul
• Untuk molekul lebih besar lagi, juga perlu
diperhitungkan bagaimana bagian dari melekul
dapat bergerak terhadap bagian lain
• Rantai hidrokarbon panjang dapat berotasi dan
bervibrasi dengan lebih banyak cara dibanding
rantai pendek
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
• So 186

230

270

310
Latihan
Mana entropi yang lebih tinggi
• 1 mol SO2(g) atau 1 mol SO3(g)
• 1 mol CO2(s) atau 1 mol CO2(g)
• 3 mol gas oksigen (O2) atau 2 mol gas ozon (O3)
• 1 mol KBr(s) atau 1 mol KBr(aq)
• Air laut pada pertengahan musim dingin 2 oC
atau pada pertengahan musim panas 23 oC
• 1 mol CF4(g) atau 1 mol CCl4(g)
Entropi Standar Reaksi ∆S

o

rxn

∀ ∆Sorxn = ΣmSoproduk - ΣnSoreaktan
• m dan n adalah jumlah individual spesies diwakili oleh
koefisien reaksi
• Jika ammonia terbentuk dari komponen nya, 4 mol gas
menghasilkan 2 mol gas karena gas memiliki entropi
molar tinggi, terlihat entropi produk kurang dari reaktan
sehingga entropi turun selama reaksi
• N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g)
∀ ∆Sorxn = (2 mol NH3 x So NH3) – [(1 mol N2 x So N2) + (3 mol
H2 x So H2)]
∀ ∆Sorxn = (2 x 193) – [(1 x 191,5) + (3 x 130,6) = -197 J/K
• Hk kedua menyatakan penurunan entropi sistem hanya
dapat terjadi jika entropi lingkungan meningkat
melebihinya
• Peran penting lingkungan adalah dalam memberi
panas ke sistem atau mengambilnya dari sistem (lingk
dapat berperan sebagai source or heat sink)
• Pada perubahan eksotermik, panas yang dilepas
sistem, diserap oleh lingkungan ini menyebabkan gerak
random partikel dilingkungan meningkat sehingga
entropi meningkat qsis < 0, qsurr > 0, ∆Ssurr > 0
• Pada perubahan endotermik, sistem menyerap panas
dan lingkungan melepas panas, sehingga entropi
lingkungan menurun, qsis > 0, qsurr < 0, ∆Ssurr < 0
• Perubahan entropi lingkungan berbanding lurus
dengan perubahan panas sistem dan
berbanding terbalik dengan temperatur
lingkungan sebelum transfer panas
∆Ssurr ∝ -qsis, dan ∆Ssurr ∝ 1/T
• Kombinasinya menghasilkan
∆Ssurr = -qsis/T
• Jika proses berlangsung pada tekanan konstan,
qp sama dengan ∆H sehingga
∆Ssurr = -∆Hsis/T
• Kita dapat menghitung ∆Ssurr dengan mengukur
∆Hsis dan temperatur ketika perubahan terjadi
Contoh Soal
• Pada 298K pembentukan ammonia
memiliki ∆Sosis negatif
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) ∆Sosis = -197 J/K
Hitung ∆Souniv dan nyatakan apakah reaksi
terjadi spontan pada temperatur ini!
• Apakah oksidasi FeO(s) menjadi Fe2O3(s)
terjadi secara spontan pada 298 K?
Perubahan Entropi dan Keadaan
Kesetimbangan
• Perubahan mengarah kekesetimbangan secara
spontan, ∆Suniv > 0
• Ketika kesetimbangan tercapai tidak ada lagi
daya untuk mendorong perubahan sehingga
∆Suniv = 0. Pada titik ini perubahan entropi pada
sistem diikuti perubahan entropi lingkungan
dalam jumlah yang sama tetapi berbeda tanda
• Pada kesetimbangan ∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr = 0
• Atau ∆Ssis = -∆Ssurr
Kesetimbangan Uap Air
• Penguapan 1 mol air pada 100oC (373 K)
H2O(l:373 K) ⇔ H2O(g: 373 K)
∆Sosis
= So H2O(g) – So H2O(l)
= 195,9 – 86,8 = 109,1 J/K
• Sistem menjadi lebih tidak teratur
∆Ssurr
= -∆Hosis/T = -∆Hovap/T
= -40,7 x 103 J/373 K = -109 J/K
∆Suniv = 109 J/K + (-109 J/K) = 0
• Saat kesetimbangan tercapai, proses reaksi
berlangsung spontan baik arah maju maupun
balik
Eksotermik dan Endotermik
Spontan
• Reaksi Eksotermik
C6H12O6(s) + 6O2(g)  6CO2(g) + 6H2O(g) +
kalor
CaO(s) + CO2(g)  CaCO3(s) + kalor
• Reaksi Endotermik
Kalor + Ba(OH)2·8H2O(s) + 2NH4NO3(s)  Ba2+
(aq) + 2NO3-(aq) + 2NH3(aq) + 10H2O(l)
Entropi, Energi Bebas dan Kerja
• Spontanitas dapat ditentukan dengan mengukur
∆Ssis dan ∆Ssurr, tetapi akan lebih mudah jika kita
memiliki satu parameter saja untuk menentukan
spontanitas
• Energi bebas Gibbs (G) adalah fungsi yang
menggabungkan entalpi dan entropi dari sistem
G = H – TS
• Diajukan oleh Josiah Willard Gibbs 1877
∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr
• Pada Tekanan konstan ∆Ssurr = -∆Hsis/T
∆Suniv = ∆Ssis - ∆Hsis/T
• Jika kedua sisi dikalikan –T maka
-T∆Suniv = ∆Hsis - T∆Ssis atau
-T∆Suniv = ∆Gsis
∀ ∆Suniv > 0 spontan  ∆G < 0
∀ ∆Suniv < 0 non spontan  ∆G > 0
∀ ∆Suniv = 0 setimbang  ∆G = 0
Menghitung Perubahan Energi
Bebas Standar
∆Gosis = ∆Hosis - T∆Sosis
• Energi bebas Gibbs juga dapat dihitung
(karena ia fungsi keadaan) dari energi
bebas produk dan reaktan
∆Gorxn = Σm∆Gof(produk) - Σn∆Gof(reaktan)
• Catatan : ∆Gof suatu unsur pada keadaan
standarnya adalah nol

Contenu connexe

Tendances

Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakjayamartha
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifjayamartha
 
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairBab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairJajang Sulaeman
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 

Tendances (20)

Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
ppt kesetimbangan kimia
 ppt kesetimbangan kimia ppt kesetimbangan kimia
ppt kesetimbangan kimia
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
 
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairBab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
 
Entropi
EntropiEntropi
Entropi
 

Similaire à TERMODINAMIKA ENTROPI, ENERGI BEBAS DAN ARAH REAKSI

Similaire à TERMODINAMIKA ENTROPI, ENERGI BEBAS DAN ARAH REAKSI (20)

Chermistry
ChermistryChermistry
Chermistry
 
Termokimiaaaa
TermokimiaaaaTermokimiaaaa
Termokimiaaaa
 
TERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptxTERMOKIMIA PART 1.pptx
TERMOKIMIA PART 1.pptx
 
Temodinamika dan Gas
Temodinamika dan GasTemodinamika dan Gas
Temodinamika dan Gas
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
 
Termokimia 1
Termokimia 1Termokimia 1
Termokimia 1
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx
 
Laporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimiaLaporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimia
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Ppt termokimia fix.pptx
Ppt termokimia fix.pptxPpt termokimia fix.pptx
Ppt termokimia fix.pptx
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Lks termokimia
Lks termokimiaLks termokimia
Lks termokimia
 
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
Pembelajaran Termo Kimia Kelas Xi semester 2
 
Termo Kimia.ppt
Termo Kimia.pptTermo Kimia.ppt
Termo Kimia.ppt
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
 
Rumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimiaRumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimia
 
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.pptp08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 

Plus de Husain Anker

pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan perkembanganpertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan perkembanganHusain Anker
 
Power Point Mutasi
Power Point MutasiPower Point Mutasi
Power Point MutasiHusain Anker
 
Pola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAPola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAHusain Anker
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointHusain Anker
 
Persilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XIIPersilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XIIHusain Anker
 
Ppt. fluida Fisika
Ppt. fluida FisikaPpt. fluida Fisika
Ppt. fluida FisikaHusain Anker
 
Power Point Fisika Fluida
Power Point Fisika FluidaPower Point Fisika Fluida
Power Point Fisika FluidaHusain Anker
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisHusain Anker
 
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaHusain Anker
 
Getaran dan-gelombang-yani
Getaran dan-gelombang-yaniGetaran dan-gelombang-yani
Getaran dan-gelombang-yaniHusain Anker
 

Plus de Husain Anker (14)

pembelahan sel
pembelahan selpembelahan sel
pembelahan sel
 
pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan perkembanganpertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan perkembangan
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkar
 
Power Point Mutasi
Power Point MutasiPower Point Mutasi
Power Point Mutasi
 
Pola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAPola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPA
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power Point
 
Persilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XIIPersilangan Kelas XII
Persilangan Kelas XII
 
Materi Kimia PPt
Materi Kimia PPtMateri Kimia PPt
Materi Kimia PPt
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Ppt. fluida Fisika
Ppt. fluida FisikaPpt. fluida Fisika
Ppt. fluida Fisika
 
Power Point Fisika Fluida
Power Point Fisika FluidaPower Point Fisika Fluida
Power Point Fisika Fluida
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statis
 
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhya
 
Getaran dan-gelombang-yani
Getaran dan-gelombang-yaniGetaran dan-gelombang-yani
Getaran dan-gelombang-yani
 

Dernier

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Dernier (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

TERMODINAMIKA ENTROPI, ENERGI BEBAS DAN ARAH REAKSI

  • 2. Entropi dan Ketidakteraturan • Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa perubahan energi dalam total sistem, semua susunan ekivalen • Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa merubah energi sistem terkait erat dengan kuantitas entropi (S) • Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem • Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya sedikit seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan yang kecil atau entropi rendah • Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya banyak seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau entropi tinggi
  • 3. • Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem menjadi semakin tidak teratur, random dan energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih besar Sdisorder > Sorder • Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses terjadinya ∆Ssis = Sfinal – Sinitial • Jika entropi meningkat maka ∆Ssis akan positif, sebaliknya jika entropi turun, maka ∆Ssis akan negatif
  • 4. Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika • Apa yang menentukan arah perubahan spontan? • Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random, distribusi partikel kurang teratur • Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es meleleh) tetapi ada juga yang lebih teratur (air membeku) secara spontan • Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua proses yang berlangsung dalam arah spontan akan meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua termodinamika • Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan lingkungan harus positif ∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr > 0
  • 5. Entropi Molar Standar • • • • • • • • Entropi (S) berhubungan dengan jumlah cara (W) sistem dapat tersusun tanpa merubah energi dalam Tahun 1877 Ludwig Boltzmann menguraikan hubungan ini secara kuantitatif S = k ln W Dimana k adalah konstanta Blotzmann (R/NA) ≈ 1,38x10-23 J/K Tidak seperti entalpi, entropi memiliki nilai mutlak dengan menerapkan hukum ketiga Termodinamika yang menyatakan kristal sempurna memiliki entropi nol pada temperatur nol absolut S sis = 0 pada 0 K Pada nol absolut, semua partikel pada kristal memiliki energi minimum sehingga hanya ada satu cara mereka tersusun Nilai entropi biasanya dibandingkan pada keadaan standar dengan T tertentu, untuk gas pada 1 atm, larutan 1 M, dan zat murni pada keadaan paling stabil untuk padat dan cair Entropi merupakan besaran ekstensif sehingga tergantung pada jumlah oleh karena itu dikenalkan dengan entropi molar standar dalam satuan J/mol K
  • 6. Memperkirakan Nilai So Relatif Sistem • Berdasarkan pengamatan level molekuler kita bisa memperkirakan entropi zat akibat pengaruh 1. 2. 3. 4. 5. Perubahan temperatur Keadaan fisik dan perubahan fasa Pelarutan solid atau liquid Pelarutan gas Ukuran atom atau kompleksitas molekul
  • 7. 1. Perubahan Temperatur • So meningkat seiring dengan kenaikan temperatur T(K) 273 295 298 So 31,0 32,9 33,1 • Kenaikan temperatur menunjukkan kenaikan energi kinetik rata-rata partikel
  • 8. 2. Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa • Ketika fasa yang lebih teratur berubah ke yang kurang teratur, perubahan entropi positif • Untuk zat tertentu So meningkat manakala perubahan zat dari solid ke liquid ke gas Na H2O C(grafit) • So (s / l) • So (g) 51,4(s) 153,6 69,9 (l) 188,7 5,7(s) 158,0
  • 9.
  • 10. 3. Pelarutan solid atau liquid • Entropi solid atau liquid terlarut biasanya lebih besar dari solut murni, tetapi jenis solut dan solven dan bagaimana proses pelarutannya mempengaruhi entropi overall NaCl AlCl3 CH3OH • So s/l • Soaq 72.1(s) 115,1 167(s) -148 127(l) 132
  • 11. 4. Pelarutan Gas • Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi lebih teratur saat dilarutkan dalam liquid atau solid • Entropi larutan gas dalam liquid atau solid selalu lebih kecil dibanding gas murni • Saat O2 (Sog = 205,0J/mol K) dilarutkan dalam air, entropi turun drastis (S oaq = 110,9 J/mol K)
  • 12. 5. Ukuran Atom atau Kompleksitas molekul • Perbedaan entropi zat dengan fasa sama tergantung pada ukuran atom dan komplesitas molekul • Li Na K Rb Cs • Jari2 152 186 227 248 265 • M molar 6.941 22.99 39.10 85.47 132.9 • So(s) 29.1 51.4 64.7 69.5 85.2
  • 13. • Untuk senyawa, entropi meningkat seiring dengan kompleksitas kimia yaitu dengan semakin banyaknya jumlah atom dalam molekul • Hal ini berlaku untuk senyawa ionik dan kovalen NO NO2 N2O4 • So(g) 211 240 304 • Kecenderungan ini didasarkan atas variasi gerakan yang dapat dilakukan molekul
  • 14. • Untuk molekul lebih besar lagi, juga perlu diperhitungkan bagaimana bagian dari melekul dapat bergerak terhadap bagian lain • Rantai hidrokarbon panjang dapat berotasi dan bervibrasi dengan lebih banyak cara dibanding rantai pendek CH4 C2H6 C3H8 C4H10 • So 186 230 270 310
  • 15. Latihan Mana entropi yang lebih tinggi • 1 mol SO2(g) atau 1 mol SO3(g) • 1 mol CO2(s) atau 1 mol CO2(g) • 3 mol gas oksigen (O2) atau 2 mol gas ozon (O3) • 1 mol KBr(s) atau 1 mol KBr(aq) • Air laut pada pertengahan musim dingin 2 oC atau pada pertengahan musim panas 23 oC • 1 mol CF4(g) atau 1 mol CCl4(g)
  • 16. Entropi Standar Reaksi ∆S o rxn ∀ ∆Sorxn = ΣmSoproduk - ΣnSoreaktan • m dan n adalah jumlah individual spesies diwakili oleh koefisien reaksi • Jika ammonia terbentuk dari komponen nya, 4 mol gas menghasilkan 2 mol gas karena gas memiliki entropi molar tinggi, terlihat entropi produk kurang dari reaktan sehingga entropi turun selama reaksi • N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g) ∀ ∆Sorxn = (2 mol NH3 x So NH3) – [(1 mol N2 x So N2) + (3 mol H2 x So H2)] ∀ ∆Sorxn = (2 x 193) – [(1 x 191,5) + (3 x 130,6) = -197 J/K
  • 17. • Hk kedua menyatakan penurunan entropi sistem hanya dapat terjadi jika entropi lingkungan meningkat melebihinya • Peran penting lingkungan adalah dalam memberi panas ke sistem atau mengambilnya dari sistem (lingk dapat berperan sebagai source or heat sink) • Pada perubahan eksotermik, panas yang dilepas sistem, diserap oleh lingkungan ini menyebabkan gerak random partikel dilingkungan meningkat sehingga entropi meningkat qsis < 0, qsurr > 0, ∆Ssurr > 0 • Pada perubahan endotermik, sistem menyerap panas dan lingkungan melepas panas, sehingga entropi lingkungan menurun, qsis > 0, qsurr < 0, ∆Ssurr < 0
  • 18. • Perubahan entropi lingkungan berbanding lurus dengan perubahan panas sistem dan berbanding terbalik dengan temperatur lingkungan sebelum transfer panas ∆Ssurr ∝ -qsis, dan ∆Ssurr ∝ 1/T • Kombinasinya menghasilkan ∆Ssurr = -qsis/T • Jika proses berlangsung pada tekanan konstan, qp sama dengan ∆H sehingga ∆Ssurr = -∆Hsis/T • Kita dapat menghitung ∆Ssurr dengan mengukur ∆Hsis dan temperatur ketika perubahan terjadi
  • 19. Contoh Soal • Pada 298K pembentukan ammonia memiliki ∆Sosis negatif N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) ∆Sosis = -197 J/K Hitung ∆Souniv dan nyatakan apakah reaksi terjadi spontan pada temperatur ini! • Apakah oksidasi FeO(s) menjadi Fe2O3(s) terjadi secara spontan pada 298 K?
  • 20. Perubahan Entropi dan Keadaan Kesetimbangan • Perubahan mengarah kekesetimbangan secara spontan, ∆Suniv > 0 • Ketika kesetimbangan tercapai tidak ada lagi daya untuk mendorong perubahan sehingga ∆Suniv = 0. Pada titik ini perubahan entropi pada sistem diikuti perubahan entropi lingkungan dalam jumlah yang sama tetapi berbeda tanda • Pada kesetimbangan ∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr = 0 • Atau ∆Ssis = -∆Ssurr
  • 21. Kesetimbangan Uap Air • Penguapan 1 mol air pada 100oC (373 K) H2O(l:373 K) ⇔ H2O(g: 373 K) ∆Sosis = So H2O(g) – So H2O(l) = 195,9 – 86,8 = 109,1 J/K • Sistem menjadi lebih tidak teratur ∆Ssurr = -∆Hosis/T = -∆Hovap/T = -40,7 x 103 J/373 K = -109 J/K ∆Suniv = 109 J/K + (-109 J/K) = 0 • Saat kesetimbangan tercapai, proses reaksi berlangsung spontan baik arah maju maupun balik
  • 22. Eksotermik dan Endotermik Spontan • Reaksi Eksotermik C6H12O6(s) + 6O2(g)  6CO2(g) + 6H2O(g) + kalor CaO(s) + CO2(g)  CaCO3(s) + kalor • Reaksi Endotermik Kalor + Ba(OH)2·8H2O(s) + 2NH4NO3(s)  Ba2+ (aq) + 2NO3-(aq) + 2NH3(aq) + 10H2O(l)
  • 23. Entropi, Energi Bebas dan Kerja • Spontanitas dapat ditentukan dengan mengukur ∆Ssis dan ∆Ssurr, tetapi akan lebih mudah jika kita memiliki satu parameter saja untuk menentukan spontanitas • Energi bebas Gibbs (G) adalah fungsi yang menggabungkan entalpi dan entropi dari sistem G = H – TS • Diajukan oleh Josiah Willard Gibbs 1877
  • 24. ∆Suniv = ∆Ssis + ∆Ssurr • Pada Tekanan konstan ∆Ssurr = -∆Hsis/T ∆Suniv = ∆Ssis - ∆Hsis/T • Jika kedua sisi dikalikan –T maka -T∆Suniv = ∆Hsis - T∆Ssis atau -T∆Suniv = ∆Gsis ∀ ∆Suniv > 0 spontan  ∆G < 0 ∀ ∆Suniv < 0 non spontan  ∆G > 0 ∀ ∆Suniv = 0 setimbang  ∆G = 0
  • 25. Menghitung Perubahan Energi Bebas Standar ∆Gosis = ∆Hosis - T∆Sosis • Energi bebas Gibbs juga dapat dihitung (karena ia fungsi keadaan) dari energi bebas produk dan reaktan ∆Gorxn = Σm∆Gof(produk) - Σn∆Gof(reaktan) • Catatan : ∆Gof suatu unsur pada keadaan standarnya adalah nol