3. Pengertian Teroris
• Kata Terorisme sendiri berasal dari Bahasa
Prancis le terreur yang semula dipergunakan
untuk menyebut tindakan pemerintah hasil
Revolusi Perancis yang mempergunakan
kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan
cara memenggal 40.000 orang yang dituduh
melakukan kegiatan anti pemerintah.
Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk
menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di
Rusia. Dengan demikian kata terorisme sejak
awal dipergunakan untuk menyebut tindakan
kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan
yang anti pemerintah.
4. Pandangan Ilmuan1) T.P.Thornton dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964)
mendefinisikan terorisme sebagai penggunaan teror sebagai tindakan
simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku
politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan
kekerasan dan ancaman kekerasan.
2) Menurut konvensi PBB tahun 1939, terorisme adalah segala bentuk tindak
kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud
menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok
orang atau masyarakat luas.
3) Menurut ensiklopeddia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan
atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk
menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik
perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun
tuntutan.
RAND Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta
terkemuka di AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajian
menyimpulkan bahwa setiap tindakan kaum teroris adalah tindakan
kriminal.
5. Ciri – Ciri Terorisme
1. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant.
2.Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi
melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai
tujuan.
3.Tidak mengindahkan norma-norma universal yang
berlaku, seperti agama, hukum dan HAM.
4.Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis
yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan
mendapatkan publikasi yang luas.
5.Menggunakan cara-cara antara lain seperti :
pengeboman, penculikan, penyanderaan,
pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik
perhatian massa/publik.
6. Bentuk - Bentuk Terorisme
1. Teror Fisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan,
kegelisahan melalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk
pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan,
penyanderaan penyiksaan, dsb, sehingga dapat dilihat
secara fisik akibat tindakan teror.
2. Teror Mental, yaitu teror dengan menggunakan segala
macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan
kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban
(psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar
biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dsb.
7. Dilihat dari Skala sasaran teror :
1. Teror Nasinal, yaitu teror yang ditujukan kepada pihak-
pihak yang ada pada suatu wilayah dan kekuasaan
negara tertentu, yang dapat berupa : pemberontakan
bersenjata, pengacauan stabilitas nasional, dan
gangguan keamanan nasional.
2. Teror Internasional. Tindakan teror yang diktujukan
kepada bangsa atau negara lain diluar kawasan negara
yang didiami oleh teroris, dengan bentuk :
a. Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah
Dalam bentuk penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan
perang terbuka.
b. Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang kuat.
Dalam bentuk pembajakan, gangguan keamanan
internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati,
pasukan bunuh diri, dsb.
8. Penyebarluasan Terorisme melalui
Media
Media cukup efektif dalam membangun kesadaran
warga mengenai suatu masalah. Lindsey (1994)
berpendapat, “Media memiliki peran sentral dalam
menyaring informasi dan membentuk opini
masyarakat.” Sedangkan para pemikir sosial seperti
Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan
pentingnya media massa sebagai alat kontrol sosial.
Sedangkan menurut Timbul Siahaan, salah satu sasaran
strategis teroris antara lain :
• Menggunakan media masa sebagai alat penyebarluasan
propaganda dan tujuan politik teroris. Sasaran fisik
bangunan antara lain : Instalasi Militer, bangunan obyek
vital seperti pembangkit energi, instalasi komunikasi,
kawasan industri, pariwisata dan sarana.
9. • Usaha Teroris Dalam Merekrut Anggota
Menurut Margaretha seorang Psikolog Universitas Airlangga
(Unair), konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat
umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati
calon korban dengan proses persuasif. Proses yang secara sadar
bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
• Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang
sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti.
Teknik lowball, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus.
Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus.
Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil.
• Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu
lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama.
Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang
semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon
korban secara sadar.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan
menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih
akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi
tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak
mengarah tenang.
10. Tujuan Teroris
Tujuan Jangka Pendek meliputi :
a. Memperoleh pengakuan dari masyarakat lokal,
nasional, regional maupundunia internasional atas
perjuangannya.
b. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan
represif yang dapat mengakibatkan keresahan di
masyarakat.
c. Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan
pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya.
d. Menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam
melindungi dan mengamankan rakyatnya.
e. Memperoleh uang atau perlengkapan.
11. f. Mengganggu dan atau menghancurkan sarana
komunikasi, informasi maupun transportasi.
g.Mencegah atau menghambat keputusan dari
badan eksekutif atau legislatif.
h.Menimbulkan mogok kerja.
i. Mencegah mengalirnya investasi dari pihak
asing atau program bantuan dari luar negeri.
j. Mempengaruhi jalannya pemilihan umum.
k. Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok
mereka.
l. Membalas dendam.
12. Tujuan Jangka Panjang meliputi :
a. Menimbulkan perubahan dramatis dalam
pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara
atau perang antarnegara.
b. Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi
kelompoknya.
c. Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
pihak teroris selama perang gerilya.
d. Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik
dalam lingkup lokal, nasional, regional atau
internasional.
e. Memperoleh pengakuan politis sebagai badan
hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau
kelompok nasional, misalnya PLO.
13. Terorisme adalah sebuah fenomena yang
mengganggu. Aksi terorisme seringkali
melibatkan beberapa negara. Sponsor
internasional yang sesungguhnya adalah negara
besar. Harus dipahami bahwa terorisme
sekarang telah mendunia dan tidak memandang
garis perbatasan internasional.
14. Taktik yang sering dilakukan oleh para
teroris adalah:
1. Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade
terakhir ini sering terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan
menggunakan bom, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan hal ini
ke depan masih mungkin terjadi.
2. Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok
teroris. Pembajakan terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di
beberapa negara, termasuk terhadap pesawat Garuda Indonesia di Don
Muang Bangkok pada tahun 1981. Tidak menutup kemungkinan
pembajakan pesawat terbang komersial masih akaan terjadi saat ini dan
massa yang akan datang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
3. Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan
masih digunakan hingga saat in. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali
telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggungjawab atas
pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya
adalah pejabat pemerintah, penguasa, politisi dan aparat keamanan. Dlam
sepuluh tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris
15. 4. Penculikan. Tidak semua penghadangan ditujukan untuk
membunuh. Dalam kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina,
penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personel, seperti
yang dilakukan oleh kelompok GAM terhadap kameraman RCTI
Ersa Siregar dan Fery Santoro di Aceh. Penculikan biasanya akan
diikuti dengan tuntutan imbalan berupa uang atau tuntutan politik
lainnya.
5. Penyanderaan. Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan
dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini
seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculik biasanya
menahan korbannya di tempat tersembunyi dan tuntutannya
adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan
biasanya menahan sandera di tempat umum ataupun di dalam
hutan seperti yang dilakukan oleh kelompok Kelly Kwalik di Papua
yang menyandera tim peneliti Lorenz pada tahun 1996. Tuntutan
penyanderaan lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik
lebih sering dilemparkan pada kasus penyanderaan ini.
16. Cara Agar Kita Terhindar dari
Pengaruh Terorisme
Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan
persyaratan kesiapan yang meliputi :
1. kesiapan dibidang politik, yakni perlunya dukungan masyarakat
secara penuh bahwa terorisme adalah musuh bangsa dan negara
yang harus dihadapi oleh segenap bangsa.
2. kesiapan dibidang hukum, peraturan perudangan di bidang
pemberantasan terorisme merupakan agenda mutlak, karena
hukum ini akan memberikan kekuatan kepada semua pihak untuk
menjerat pelaku terorisme, disadari bahwa hukum untuk
menghadapi aksi teror kurang sejalan dengan semangat demokrasi
dan HAM.
3. kesiapan bidang operasional, yakni menuntut kesiapan adanya
satuan antiteror dan Litbang teror, bekerja sama dengan semua
pihak, permasalahannya adalah belum adanya aturan baku atau
prosedur tetap yang baku dan mengikat semua pihak.
17. Masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya,
menyadari
proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball
biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa bersalah
Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus
diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan
kesadaran diri. “Bila ada orang asing yang memberikan perhatian
berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku
kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan
memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat.