SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
teroris
Name group:
Reni Destira
Widia Istiani
Muhammad Ivanaldi
TERORIS
pengertian
Pandangan ilmua
Ciri – ciri teroris
Bentuk teroriss
Penyebaran teroris
Pengertian Teroris
• Kata Terorisme sendiri berasal dari Bahasa
Prancis le terreur yang semula dipergunakan
untuk menyebut tindakan pemerintah hasil
Revolusi Perancis yang mempergunakan
kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan
cara memenggal 40.000 orang yang dituduh
melakukan kegiatan anti pemerintah.
Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk
menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di
Rusia. Dengan demikian kata terorisme sejak
awal dipergunakan untuk menyebut tindakan
kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan
yang anti pemerintah.
Pandangan Ilmuan1) T.P.Thornton dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964)
mendefinisikan terorisme sebagai penggunaan teror sebagai tindakan
simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku
politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan
kekerasan dan ancaman kekerasan.
2) Menurut konvensi PBB tahun 1939, terorisme adalah segala bentuk tindak
kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud
menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok
orang atau masyarakat luas.
3) Menurut ensiklopeddia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan
atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk
menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik
perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun
tuntutan.
RAND Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta
terkemuka di AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajian
menyimpulkan bahwa setiap tindakan kaum teroris adalah tindakan
kriminal.
Ciri – Ciri Terorisme
1. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant.
2.Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi
melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai
tujuan.
3.Tidak mengindahkan norma-norma universal yang
berlaku, seperti agama, hukum dan HAM.
4.Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis
yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan
mendapatkan publikasi yang luas.
5.Menggunakan cara-cara antara lain seperti :
pengeboman, penculikan, penyanderaan,
pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik
perhatian massa/publik.
Bentuk - Bentuk Terorisme
1. Teror Fisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan,
kegelisahan melalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk
pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan,
penyanderaan penyiksaan, dsb, sehingga dapat dilihat
secara fisik akibat tindakan teror.
2. Teror Mental, yaitu teror dengan menggunakan segala
macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan
kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban
(psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar
biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dsb.
Dilihat dari Skala sasaran teror :
1. Teror Nasinal, yaitu teror yang ditujukan kepada pihak-
pihak yang ada pada suatu wilayah dan kekuasaan
negara tertentu, yang dapat berupa : pemberontakan
bersenjata, pengacauan stabilitas nasional, dan
gangguan keamanan nasional.
2. Teror Internasional. Tindakan teror yang diktujukan
kepada bangsa atau negara lain diluar kawasan negara
yang didiami oleh teroris, dengan bentuk :
a. Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah
Dalam bentuk penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan
perang terbuka.
b. Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang kuat.
Dalam bentuk pembajakan, gangguan keamanan
internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati,
pasukan bunuh diri, dsb.
Penyebarluasan Terorisme melalui
Media
Media cukup efektif dalam membangun kesadaran
warga mengenai suatu masalah. Lindsey (1994)
berpendapat, “Media memiliki peran sentral dalam
menyaring informasi dan membentuk opini
masyarakat.” Sedangkan para pemikir sosial seperti
Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan
pentingnya media massa sebagai alat kontrol sosial.
Sedangkan menurut Timbul Siahaan, salah satu sasaran
strategis teroris antara lain :
• Menggunakan media masa sebagai alat penyebarluasan
propaganda dan tujuan politik teroris. Sasaran fisik
bangunan antara lain : Instalasi Militer, bangunan obyek
vital seperti pembangkit energi, instalasi komunikasi,
kawasan industri, pariwisata dan sarana.
• Usaha Teroris Dalam Merekrut Anggota
Menurut Margaretha seorang Psikolog Universitas Airlangga
(Unair), konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat
umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati
calon korban dengan proses persuasif. Proses yang secara sadar
bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
• Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang
sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti.
Teknik lowball, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus.
Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus.
Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil.
• Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu
lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama.
Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang
semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon
korban secara sadar.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan
menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih
akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi
tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak
mengarah tenang.
Tujuan Teroris
Tujuan Jangka Pendek meliputi :
a. Memperoleh pengakuan dari masyarakat lokal,
nasional, regional maupundunia internasional atas
perjuangannya.
b. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan
represif yang dapat mengakibatkan keresahan di
masyarakat.
c. Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan
pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya.
d. Menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam
melindungi dan mengamankan rakyatnya.
e. Memperoleh uang atau perlengkapan.
f. Mengganggu dan atau menghancurkan sarana
komunikasi, informasi maupun transportasi.
g.Mencegah atau menghambat keputusan dari
badan eksekutif atau legislatif.
h.Menimbulkan mogok kerja.
i. Mencegah mengalirnya investasi dari pihak
asing atau program bantuan dari luar negeri.
j. Mempengaruhi jalannya pemilihan umum.
k. Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok
mereka.
l. Membalas dendam.
Tujuan Jangka Panjang meliputi :
a. Menimbulkan perubahan dramatis dalam
pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara
atau perang antarnegara.
b. Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi
kelompoknya.
c. Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
pihak teroris selama perang gerilya.
d. Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik
dalam lingkup lokal, nasional, regional atau
internasional.
e. Memperoleh pengakuan politis sebagai badan
hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau
kelompok nasional, misalnya PLO.
Terorisme adalah sebuah fenomena yang
mengganggu. Aksi terorisme seringkali
melibatkan beberapa negara. Sponsor
internasional yang sesungguhnya adalah negara
besar. Harus dipahami bahwa terorisme
sekarang telah mendunia dan tidak memandang
garis perbatasan internasional.
Taktik yang sering dilakukan oleh para
teroris adalah:
1. Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade
terakhir ini sering terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan
menggunakan bom, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan hal ini
ke depan masih mungkin terjadi.
2. Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok
teroris. Pembajakan terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di
beberapa negara, termasuk terhadap pesawat Garuda Indonesia di Don
Muang Bangkok pada tahun 1981. Tidak menutup kemungkinan
pembajakan pesawat terbang komersial masih akaan terjadi saat ini dan
massa yang akan datang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
3. Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan
masih digunakan hingga saat in. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali
telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggungjawab atas
pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya
adalah pejabat pemerintah, penguasa, politisi dan aparat keamanan. Dlam
sepuluh tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris
4. Penculikan. Tidak semua penghadangan ditujukan untuk
membunuh. Dalam kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina,
penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personel, seperti
yang dilakukan oleh kelompok GAM terhadap kameraman RCTI
Ersa Siregar dan Fery Santoro di Aceh. Penculikan biasanya akan
diikuti dengan tuntutan imbalan berupa uang atau tuntutan politik
lainnya.
5. Penyanderaan. Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan
dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini
seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculik biasanya
menahan korbannya di tempat tersembunyi dan tuntutannya
adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan
biasanya menahan sandera di tempat umum ataupun di dalam
hutan seperti yang dilakukan oleh kelompok Kelly Kwalik di Papua
yang menyandera tim peneliti Lorenz pada tahun 1996. Tuntutan
penyanderaan lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik
lebih sering dilemparkan pada kasus penyanderaan ini.
Cara Agar Kita Terhindar dari
Pengaruh Terorisme
Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan
persyaratan kesiapan yang meliputi :
1. kesiapan dibidang politik, yakni perlunya dukungan masyarakat
secara penuh bahwa terorisme adalah musuh bangsa dan negara
yang harus dihadapi oleh segenap bangsa.
2. kesiapan dibidang hukum, peraturan perudangan di bidang
pemberantasan terorisme merupakan agenda mutlak, karena
hukum ini akan memberikan kekuatan kepada semua pihak untuk
menjerat pelaku terorisme, disadari bahwa hukum untuk
menghadapi aksi teror kurang sejalan dengan semangat demokrasi
dan HAM.
3. kesiapan bidang operasional, yakni menuntut kesiapan adanya
satuan antiteror dan Litbang teror, bekerja sama dengan semua
pihak, permasalahannya adalah belum adanya aturan baku atau
prosedur tetap yang baku dan mengikat semua pihak.
Masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya,
menyadari
proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball
biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa bersalah
Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus
diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan
kesadaran diri. “Bila ada orang asing yang memberikan perhatian
berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku
kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan
memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat.
Thanks for attention

Contenu connexe

Tendances

15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negara
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negaraStrategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negara
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negaraRizqi Maulana
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2apotek agam farma
 
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptx
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptxPERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptx
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptxRayblues
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Bahaya Radikalisme dan Terorisme
Bahaya Radikalisme dan TerorismeBahaya Radikalisme dan Terorisme
Bahaya Radikalisme dan TerorismeAfriliyanto Agus
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokNur Hilaliyah
 
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARAPPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARAKhakimatulRoyani
 
2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_KepsekAnis Masykhur
 
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMAN 8 Jombang
 
Pelestarian kebudayaan indonesia
Pelestarian kebudayaan indonesiaPelestarian kebudayaan indonesia
Pelestarian kebudayaan indonesiaKatherine Vici
 
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBANPELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBANSena Aditya
 
Cybercrime ppt
Cybercrime pptCybercrime ppt
Cybercrime pptyulisthg
 
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaSistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaDian Mardiana
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanAdy Setiawan
 
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanRadikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanMushoddik Indisav
 
BULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBLKKPPMUAD
 

Tendances (20)

15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negara
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negaraStrategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negara
Strategi indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap negara
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
 
Ancaman Terhadap NKRI
Ancaman Terhadap NKRIAncaman Terhadap NKRI
Ancaman Terhadap NKRI
 
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptx
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptxPERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptx
PERILAKU BULLYING DARI PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN.pptx
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Bahaya Radikalisme dan Terorisme
Bahaya Radikalisme dan TerorismeBahaya Radikalisme dan Terorisme
Bahaya Radikalisme dan Terorisme
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya Merokok
 
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARAPPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
 
Upaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAMUpaya Penegakan HAM
Upaya Penegakan HAM
 
2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek
 
Konsep mb kemenag
Konsep mb kemenagKonsep mb kemenag
Konsep mb kemenag
 
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
 
Pelestarian kebudayaan indonesia
Pelestarian kebudayaan indonesiaPelestarian kebudayaan indonesia
Pelestarian kebudayaan indonesia
 
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBANPELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
 
Cybercrime ppt
Cybercrime pptCybercrime ppt
Cybercrime ppt
 
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesiaSistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan indonesia
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
 
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanRadikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
 
BULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptx
 

Similaire à Pengertian Teroris

TERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxTERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxdaii3
 
Tugas keempat sekaligus uas
Tugas keempat sekaligus uasTugas keempat sekaligus uas
Tugas keempat sekaligus uasBrigita Manohara
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme musniumar
 
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan BangsaStrategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan BangsaNadila Embun Sari
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikansakuramochi
 
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptx
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptxPresentasi kelompok 2 (PPKN).pptx
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptxHalomoan123
 
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di IndonesiaMusni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesiamusniumar
 
Ancaman nonmiliter di bidang politik
Ancaman nonmiliter di bidang politikAncaman nonmiliter di bidang politik
Ancaman nonmiliter di bidang politikzulfikar4568
 
Cara penanggulangan ancaman non
Cara penanggulangan ancaman nonCara penanggulangan ancaman non
Cara penanggulangan ancaman nonGubuk Kecil
 
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan frianaUas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan frianasuzangafar
 
Menatap tantangan integrasi nasional
Menatap tantangan integrasi nasionalMenatap tantangan integrasi nasional
Menatap tantangan integrasi nasionalghinahuwaidah
 
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docx
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docxANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docx
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docxJRskuadGames
 
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanAncaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanPutri Aisyah
 
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxBab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxHikiroKurou
 

Similaire à Pengertian Teroris (20)

TERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxTERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptx
 
Tugas keempat sekaligus uas
Tugas keempat sekaligus uasTugas keempat sekaligus uas
Tugas keempat sekaligus uas
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
 
Materi terorisme internasional
Materi terorisme internasionalMateri terorisme internasional
Materi terorisme internasional
 
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan BangsaStrategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Strategi Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
 
Terorisme
TerorismeTerorisme
Terorisme
 
PPT 1.ppt
PPT 1.pptPPT 1.ppt
PPT 1.ppt
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
 
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptx
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptxPresentasi kelompok 2 (PPKN).pptx
Presentasi kelompok 2 (PPKN).pptx
 
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di IndonesiaMusni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
 
TERORISME ppt.pptx
TERORISME ppt.pptxTERORISME ppt.pptx
TERORISME ppt.pptx
 
Ancaman nonmiliter di bidang politik
Ancaman nonmiliter di bidang politikAncaman nonmiliter di bidang politik
Ancaman nonmiliter di bidang politik
 
Ancaman militer
Ancaman militerAncaman militer
Ancaman militer
 
Cara penanggulangan ancaman non
Cara penanggulangan ancaman nonCara penanggulangan ancaman non
Cara penanggulangan ancaman non
 
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan frianaUas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
 
Menatap tantangan integrasi nasional
Menatap tantangan integrasi nasionalMenatap tantangan integrasi nasional
Menatap tantangan integrasi nasional
 
SUARNI
SUARNISUARNI
SUARNI
 
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docx
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docxANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docx
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.docx
 
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanAncaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
 
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxBab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
 

Dernier

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...YosuaElyakim
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocx
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocxKAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocx
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocxjohan effendi
 
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxMateri pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxoperatorsttmamasa
 

Dernier (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...
MATERI SESI 1a FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI SKOM 4323 - Konsep-konsep Pemiki...
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocx
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocxKAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocx
KAMUS SOSIOLOGI LENGKAP.untuk sma umumdocx
 
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxMateri pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
 

Pengertian Teroris

  • 1. teroris Name group: Reni Destira Widia Istiani Muhammad Ivanaldi
  • 2. TERORIS pengertian Pandangan ilmua Ciri – ciri teroris Bentuk teroriss Penyebaran teroris
  • 3. Pengertian Teroris • Kata Terorisme sendiri berasal dari Bahasa Prancis le terreur yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Dengan demikian kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.
  • 4. Pandangan Ilmuan1) T.P.Thornton dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964) mendefinisikan terorisme sebagai penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan. 2) Menurut konvensi PBB tahun 1939, terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas. 3) Menurut ensiklopeddia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan. RAND Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta terkemuka di AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajian menyimpulkan bahwa setiap tindakan kaum teroris adalah tindakan kriminal.
  • 5. Ciri – Ciri Terorisme 1. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant. 2.Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai tujuan. 3.Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama, hukum dan HAM. 4.Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas. 5.Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan, penyanderaan, pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.
  • 6. Bentuk - Bentuk Terorisme 1. Teror Fisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan, kegelisahan melalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, penyanderaan penyiksaan, dsb, sehingga dapat dilihat secara fisik akibat tindakan teror. 2. Teror Mental, yaitu teror dengan menggunakan segala macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban (psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dsb.
  • 7. Dilihat dari Skala sasaran teror : 1. Teror Nasinal, yaitu teror yang ditujukan kepada pihak- pihak yang ada pada suatu wilayah dan kekuasaan negara tertentu, yang dapat berupa : pemberontakan bersenjata, pengacauan stabilitas nasional, dan gangguan keamanan nasional. 2. Teror Internasional. Tindakan teror yang diktujukan kepada bangsa atau negara lain diluar kawasan negara yang didiami oleh teroris, dengan bentuk : a. Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah Dalam bentuk penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan perang terbuka. b. Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang kuat. Dalam bentuk pembajakan, gangguan keamanan internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati, pasukan bunuh diri, dsb.
  • 8. Penyebarluasan Terorisme melalui Media Media cukup efektif dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu masalah. Lindsey (1994) berpendapat, “Media memiliki peran sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini masyarakat.” Sedangkan para pemikir sosial seperti Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa sebagai alat kontrol sosial. Sedangkan menurut Timbul Siahaan, salah satu sasaran strategis teroris antara lain : • Menggunakan media masa sebagai alat penyebarluasan propaganda dan tujuan politik teroris. Sasaran fisik bangunan antara lain : Instalasi Militer, bangunan obyek vital seperti pembangkit energi, instalasi komunikasi, kawasan industri, pariwisata dan sarana.
  • 9. • Usaha Teroris Dalam Merekrut Anggota Menurut Margaretha seorang Psikolog Universitas Airlangga (Unair), konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasif. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu. • Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti. Teknik lowball, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil. • Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar. Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.
  • 10. Tujuan Teroris Tujuan Jangka Pendek meliputi : a. Memperoleh pengakuan dari masyarakat lokal, nasional, regional maupundunia internasional atas perjuangannya. b. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat mengakibatkan keresahan di masyarakat. c. Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya. d. Menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam melindungi dan mengamankan rakyatnya. e. Memperoleh uang atau perlengkapan.
  • 11. f. Mengganggu dan atau menghancurkan sarana komunikasi, informasi maupun transportasi. g.Mencegah atau menghambat keputusan dari badan eksekutif atau legislatif. h.Menimbulkan mogok kerja. i. Mencegah mengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan dari luar negeri. j. Mempengaruhi jalannya pemilihan umum. k. Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok mereka. l. Membalas dendam.
  • 12. Tujuan Jangka Panjang meliputi : a. Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara atau perang antarnegara. b. Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi kelompoknya. c. Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak teroris selama perang gerilya. d. Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik dalam lingkup lokal, nasional, regional atau internasional. e. Memperoleh pengakuan politis sebagai badan hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau kelompok nasional, misalnya PLO.
  • 13. Terorisme adalah sebuah fenomena yang mengganggu. Aksi terorisme seringkali melibatkan beberapa negara. Sponsor internasional yang sesungguhnya adalah negara besar. Harus dipahami bahwa terorisme sekarang telah mendunia dan tidak memandang garis perbatasan internasional.
  • 14. Taktik yang sering dilakukan oleh para teroris adalah: 1. Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade terakhir ini sering terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan menggunakan bom, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan hal ini ke depan masih mungkin terjadi. 2. Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris. Pembajakan terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di beberapa negara, termasuk terhadap pesawat Garuda Indonesia di Don Muang Bangkok pada tahun 1981. Tidak menutup kemungkinan pembajakan pesawat terbang komersial masih akaan terjadi saat ini dan massa yang akan datang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. 3. Pembunuhan. Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga saat in. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggungjawab atas pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya adalah pejabat pemerintah, penguasa, politisi dan aparat keamanan. Dlam sepuluh tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris
  • 15. 4. Penculikan. Tidak semua penghadangan ditujukan untuk membunuh. Dalam kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina, penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personel, seperti yang dilakukan oleh kelompok GAM terhadap kameraman RCTI Ersa Siregar dan Fery Santoro di Aceh. Penculikan biasanya akan diikuti dengan tuntutan imbalan berupa uang atau tuntutan politik lainnya. 5. Penyanderaan. Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculik biasanya menahan korbannya di tempat tersembunyi dan tuntutannya adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan biasanya menahan sandera di tempat umum ataupun di dalam hutan seperti yang dilakukan oleh kelompok Kelly Kwalik di Papua yang menyandera tim peneliti Lorenz pada tahun 1996. Tuntutan penyanderaan lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik lebih sering dilemparkan pada kasus penyanderaan ini.
  • 16. Cara Agar Kita Terhindar dari Pengaruh Terorisme Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan persyaratan kesiapan yang meliputi : 1. kesiapan dibidang politik, yakni perlunya dukungan masyarakat secara penuh bahwa terorisme adalah musuh bangsa dan negara yang harus dihadapi oleh segenap bangsa. 2. kesiapan dibidang hukum, peraturan perudangan di bidang pemberantasan terorisme merupakan agenda mutlak, karena hukum ini akan memberikan kekuatan kepada semua pihak untuk menjerat pelaku terorisme, disadari bahwa hukum untuk menghadapi aksi teror kurang sejalan dengan semangat demokrasi dan HAM. 3. kesiapan bidang operasional, yakni menuntut kesiapan adanya satuan antiteror dan Litbang teror, bekerja sama dengan semua pihak, permasalahannya adalah belum adanya aturan baku atau prosedur tetap yang baku dan mengikat semua pihak.
  • 17. Masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya, menyadari proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa bersalah Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak. Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. “Bila ada orang asing yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat.