SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
JUAL BELI, KHIYAR & RIBA
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Fiqh Muamalah "
Dosen Pengampu :
Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag
Oleh :
KHUSNUL KOTIMAH (2013471928)
NIKEN SAPUTRI (2013471942)
PAI – SMT 4/ SAWO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
April 2015
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini Bapak Dr. Abad Badruzaman, Lc.M.Ag
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..…..... i
Kata Pengantar …………………………………………………..…...... ii
Daftar Isi …………………………………………………..…..... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .……………………………........ 1
B. Rumusan Masalah ..……………………………....…....... 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………......... 2
BAB II PEMBAHASAN
JUAL BELI, KHIYAR DAN RIBA
A. Pengertian Jual Beli ………………………………………... 3
B. Hikmah Jual Beli ………………………………………….... 8
C. Pengertian Khiyar …………………………………………. 9
D. Hikmah Khiyar …………………………………………….. 12
E. Pengertian Riba …………………………………………… 12
F. Hikmah Diharamkannya Riba ……………………………… 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .....…………………………………………......... 16
DAFTAR PUSTAKA ....…………………………………………………..... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, manusia satu
dengan manusia yang lain saling membutuhkan, baik dengan jalan tolong
menolong dalam urusan kemasyarakatan, tukar menukar barang maupun jual beli.
Dalam ekonomi islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang
dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan
kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi islam merupakan
sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada
satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.
Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin.
Islam menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan.
Kegiatan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak
harta dikuasai pribadi. Di dalam bermuamalah, islam menganjurkan untuk
mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan
memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba.
Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan
menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat.
Oleh sebab itu agama islam mengatur seluruh tata kehidupan manusia
termasuk muamalat yang di dalamnya menyinggung banyak persoalan interaksi
manusia dengan manusia. Seperti pelaksanaan perekonomian yang terjadi di
masyarakat seperti jual beli, khiyar, dan riba. Islam melarang terjadinya
pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan untuk
memenuhi janji serta menunaikan amanat.
Oleh sebab itu agama islam mengatur seluruh tata kehidupan manusia
termasuk muamalat yang di dalamnya menyinggung banyak persoalan interaksi
manusia dengan manusia seperti pelaksanaan perekonomian yang terjadi di
2
masyarakat, yang salah satunya seperti jual beli. Maka dalam bab ini akan dibahas
tentang jual beli, khiyar dan riba.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat rumusan
masalah dalam penulisan ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Jual Beli?
2. Apa Hikmah dari Jual Beli?
3. Apa yang dimaksud dengan Khiyar?
4. Apa Hikmah dari Khiyar?
5. Apa yang dimaksud dengan Riba?
6. Apa Hikmah diharamkannya Riba?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Jual Beli
2. Untuk mengetahui hikmah dari Jual Beli
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Khiyar
4. Untuk mengetahui hikmah dari Khiyar
5. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Riba
6. Untuk mengetahui hikmah diharamkannya Riba
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-Bai’, al-Tijarah, dan
al-Mubadalah . sebagaimana firman Allah Swt.:
: ‫الفاطر‬ ‫سورة‬ . َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬‫ِت‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ي‬٢٩
Artinya: “Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi”.
(QS. Al—Fathir :29)
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna
berlawanan yaitu Al- Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a yang artinya beli.
Dengan demikian , jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas
dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara
dua pihak dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama suka.
Adapun beberapa ulama mendefinisikan jual beli sebagai berikut;
a. Menurut ulama hanafiyah. Jual beli adalah saling menukarkan harta
dangan harta melalui cara tertentu. Atau tukar menukar sesuatu yang
diingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.
b. Menurut said sabiq jual beli adalah saling menukar harta dengan harta atas
dasar suka sama suka.
c. Menurut Imam An-Nawawi jual beli adalah saling menukar harta dengan
harta dalam bentuk pemindahan kepemilikan.
2. Landasan hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama manusia
mempunyai landasan yang amat kuat dalam Islam.
Firman Allah Swt.
‫ب‬ِّ‫ج‬‫ر‬‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫لب‬ْ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ا‬َ‫و‬ٰ‫وا‬: ‫البقرة‬ ‫سورة‬ .٢٧٥
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…
(QS.Al-baqarah: 275)
4
Firman Allah SWT:
: ‫البقرة‬ ‫سورة‬ . ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ج‬‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ً‫ًل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ٌ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬١٩٨
Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu..(QS.Al-baqarah: 198)
Firman Allah SWT:
َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٍ‫اض‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ٰ‫ج‬‫ِت‬.:‫النساء‬ ‫سورة‬٢٩
Artinya: “…kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu” (QS.An-nisa:29)
3. Rukun dan Syarat-syarat Jual Beli
Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama memiliki perbedaan
pendapat. Menurut mahzab hanafi rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja.
Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah kerelaan antara
kedua belah pihak untuk berjual beli.
Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat:
a. Orang yang berakad (Penjual dan pembeli)
b. Sighat (lafal ijab dan kabul)
c. Benda-benda yang diperjual belikan
d. Ada nilai tukar pengganti barang.
Menurut mahzab hanafi orang yang berakad, barang yang dibeli dan nilai
tukar barang termasuk syarat bukan rukun .Menurut jumhur ulama, bahwa syarat
jual beli sama dengan rukun jual beli yang disebutkan di atas adalah sebagai
berikut:
 Syarat orang yang berakad yaitu:
a. Berakal
b. Orang yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda.
Maksudnya, seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli dan
penjual dalam waktu yang bersamaan.
 Syarat yang terkait dengan ijab kabul yaitu:
a. orang yang mengucapkannya telah akil baligh dan berakal.
b. qabul sesuai dengan ijab.
5
c. ijab dan kabul dilakukan dalam satu majlis.
 Syarat yang diperjual belikan yaitu:
a. Barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi pihak penjual
menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.
b. Dapat dimanfaatkan atau bermanfaat bagi manusia.
c. Jelas orang yang memiliki barang tersebut.
d. Dapat diserahkan pada saat akad berlangsung, atau pada waktu yang
telah disepakati bersama ketika akad berlangsung.
 Syarat nilai tukar (harga barang)
a. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.
b. Dapat diserahkan pada saat waktu akad (transaksi).
c. Bila jual beli dilakukan dengan cara barter, maka barang yang
dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan syara’.
4. Macam-macam jual beli :
Jual beli ditinjau dari segi hukumnya dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Jual beli yang sahih
Apabila jual-beli itu disyariatkan, memenuhi rukun atau syarat yang di
tentukan, barang itu bukan milik orang lain, dan tidak terkait dengan khiyar lagi,
maka jual beli itu sahih dan mengikat kedua belah pihak. Umpamanya, seseorang
membeli suatu barang. Seluruh rukun dan syarat jual-beli telah terpenuhi.
Barangitu juga telah di periksa oleh pembeli dan tidak ada cacat, da tidak ada
rusak. Uang yang sudah diserahkan dan barangpun sudah diterima dan tidak ada
lagi khiyar.
b. Jual beli yang tidak sahih (batil)
Apabila pada jual-beli itu salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi,
atau jual beli itu pada dasarnya dan sifatnya tidak di syariatkan, maka jual beli itu
batil. umpamanya, jual beli yang dilakukan oleh orang gila, atau barang-barang
yang di jual itu barang-barang yang di haramkan syara (bangkai, darah, babi dan
khamar).
1) Jual beli sesuatu yang tidak ada
2) Menjual barang yang tidak dapat di serahkan
6
3) Jual beli yang mengandung unsur tipuan
4) Memperjualkan air sungai, air danau, air laut dan air yang tidak dimiliki
oleh seseorang
Jual Beli yang sah tapi terlarang, antara lain:
1) Jual beli yang harganya di atas/di bawah harga pasar dengan cara
menghadang penjual sebelum tiba di pasar. Sabda Nabi SAW dari ibnu
abbas ra:
ٍ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫ج‬‫ل‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ ‫ى‬َّ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ت‬ُ‫ي‬ َ‫َّل‬
“Janganlah mencegat pedagang untk memborong barang-barangnya
(sebelum sampai ke pasar” (HR. Muslim)
2) Membeli barang yang sudah dibeli atau dalam proses tawanan orang lain.
Sabda Nabi SAW:
ٍ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ع‬‫ج‬‫ب‬َ‫ي‬ َ‫َّل‬
“Janganlah seseorang menjual sesuatu yang telah dibeli orang lain”
(Muttafaq alaih)
3) Jual beli barang untuk ditimbun supaya dapat dijual dengan haraga mahal
di kemudian hari, padahal masyarakat membutuhkannya saat itu. Sabda
Rasulullah SAW:
ٌ‫ئ‬‫ج‬‫اط‬َ‫خ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫إ‬ ُ‫ر‬‫ج‬‫ك‬َ‫ت‬َْ‫َي‬ َ‫َّل‬
“Tidaklah orang yang menimbun barang, melainkan ia berdosa” (HR.
Muslim)
4) Jual beli untuk alat maksiat. Firman Allah SWT:
‫ج‬‫ان‬َ‫و‬ْ‫د‬ُ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬ْ‫ْث‬‫ج‬ْ‫اْل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫َّل‬َ‫و‬
“ dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS.
Al-Maidah: 2)
5) Jual belidengan cara menipu, sabda Nabi SAW:
‫ج‬‫ر‬َ‫ر‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ ‫ج‬‫ِب‬َ‫الن‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬
“Nabi Saw melarang memperjual belikan barang yang mengandung
tipuan” (HR. Muslim)
6) Jual beli yang mengandung unsur riba, firman Allah SWT:
7
‫ج‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬َّ‫ات‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اع‬َ‫ض‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫َّل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬‫ج‬‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ََّ‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda” (QS. Ali Imran: 130)
Jual Beli yang terlarang dan tidak sah (batal), yaitu:
1) Menjual belikan barang yang baru dibeli sebelum diserah terimakan
kepada pembelinya, sabda Nabi SAW:
ُ‫ه‬ْ‫ض‬‫ج‬‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ َّ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ب‬َ‫ت‬ ‫َّل‬ ...
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang kamu beli sebelum kamu terima”
(HR. Ahmad dan Al Baihaqi)
2) Jual beli sperma (mani) binatang, sabda Nabi SAW, dari jabir ra:
‫ج‬‫اب‬َ‫ر‬‫ج‬‫ض‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬‫ج‬‫ل‬َ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang menjual bibit (seperma)
unta pejantan” (HR. Muslim dan Nasa’i)
3) Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya. sabda
Nabi SAW, dari abu hurairah ra:
َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬َْْ‫ج‬‫ام‬َ‫ض‬
“Bahwa Nabi SAW melarang menjual belikan anak ternak yang masih
dalam kandungan induknya” (HR. Al-Bazzar)
4) Jual beli dengan mukhadharah yaitu menjual buah-buahan yang belum
pantas untuk dipanen.
َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ‫ج‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ب‬ ‫ج‬‫ر‬‫ج‬‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ة‬َ‫ل‬َ‫اق‬َ‫ح‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬
ُ‫ح‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ‫ج‬‫ر‬َ‫م‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫ر‬َ‫اب‬َ‫خ‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫ن‬َ‫اب‬َ‫ز‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ُ‫ه‬
“Dari Jabir bin Abdullah dia berkata; Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam
melarang jual beli muhaqalah dan muzabanah serta mukhabarah, melarang
jual beli buah hingga kelihatan jelas matangnya”
5) Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar-melempar.
َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ج‬‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ة‬َ‫ذ‬َ‫اب‬َ‫ن‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫س‬َ‫م‬ َ‫ًل‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melarang jual beli Mulamasah (yaitu: jual beli dengan sistem menyentuh
8
pakaian tanpa melihatnya) dan Munabadzah (yaitu: melemparkan pakaian
dengan maksud menjualnya sebelum memeriksanya dan menjualnya)”
6) Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan adanya
penipuan, contoh : penjualan ikan yang masih dikolam.1
Adapun dengan jual beli salam (pesanan), ataupun yang dilakukan secara
tidak tunai (kontan). Maksudnya ialah pembelian barang yang pembayarannya
dilunasi di muka, sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari.
Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat tambahannya ialah :
1) Ketika melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin
dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang
maupun diukur.
2) Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bisa mempertinggi dan
memperendah harga barang itu.
3) Dilakukan pada barang-barang yang memiliki kriteria jelas.
4) Penyebutan kriteria barang dilakukan saat akad dilangsungkan.
5) Adanya penentuan tempo penyerahan barang pesanan
6) Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya dijamin pengusaha.
B. Hikmah Jual Beli
Adapun hikmah dibolehkannya jual-beli itu adalah menghindarkan
manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya..
Berikut ini adalah hikmah jual beli,antara lain:
a) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak milik orang lain.
b) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan.
c) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang
dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan menerima
barang.
1 yatamu nashihuddin, Jual Beli, Khiyar, dan Riba (makalah), dalam
http://mayapas.blogspot.com/2013/02/jual-beli-khiyar-dan-riba-makalah.html, diakses pada
Selasa, 21 April 2015 pukul 08.57
9
d) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram
atau secara bathil.
e) Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber
rezeki berputar dalam aktifitas perdagangan.
f) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan2
C. Khiyar
1. Definisi Khiyar
Khiyar secara Etimologi berarti : memilih,hak untuk memilih.Sedangkan
khiyar secara etimologi adalah :“suatu keadaan yang menyebabkan aqid (orang
yang bertransaksi) memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni meneruskan
atau membatalkannya. (Syafei, 2000:102)
Jadi, Khiyar yaitu mencari dua pilihan yang terbaik antara imdha (melanjutkan
transaksi) atau ilgha (membatalkan transaksi).
2. Macam-Macam Khiyar
a. Khiyar Majelis
Khiyar ini terjadi bagi penjual dan pembeli sejak dilakukannya akad
hingga keduanya berpisah, selama mereka tidak berjual beli dengan syarat tidak
ada khiyar atau mereka menggugurkan khiyar tersebut setelah akad atau salah satu
dari mereka (baik pen-jual atau pembeli) ada yang menggugurkan hak khiyarnya,
maka gugurlah haknya namun bagi pihak lain (yang tidak menggugur-kannya)
maka hak khiyarnya masih tetap ada.
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam, beliau bersabda:
َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٍ‫د‬ ‫ج‬‫اح‬َ‫و‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫ًل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫ج‬‫إ‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ا‬ ‫ا‬َُُُ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ُِّ‫ج‬َُُِّ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫يع‬‫ج‬ََ ‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ر‬َ‫خ‬‫خآل‬
َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ك‬‫ج‬‫ذل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ف‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٌ‫د‬ ‫ج‬‫اح‬َ‫و‬ ُْْ‫ر‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬
ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫.ف‬
“Jika dua orang saling berjual beli, maka setiap orang dari mereka memiliki
khiyar selama belum berpisah dan mereka bersama-sama (dalam satu tempat),
2 Aikochi, Jual Beli dan Hikmah Jual Beli, dalam http://aikochi-
sinichi.blogspot.com/2011/01/jual-beli-dan-hikmah-jual-beli.html, diakses pada Selasa, 21 April
2015 pukul 08.45
10
atau salah satu dari mereka memberikan khiyar kepada yang lain, maka jika salah
satu dari mereka memberikan khiyar kepada yang lainnya kemudian mereka
melakukan transaksi jual beli atas khiyar tersebut sungguh telah (terjadi) jual beli,
dan bila mereka berpisah setelah terjadi jual beli, dan salah satu dari mereka tidak
mening-galkan jual beli maka telah terjadi jual beli.”3
 Haram Berpisah Dari Majelis Karena Takut Membatalkan Transaksi
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radhiyallahu anhum
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
َ‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ص‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫ع‬ِّ‫ج‬‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ا‬ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬‫خ‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬‫ج‬‫اح‬َ‫ص‬ ََ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ف‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُّ‫ل‬‫ج‬َ‫َي‬ َ‫َّل‬َ‫و‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ْش‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ي‬‫ج‬‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫.ي‬
“Penjual dan pembeli memiliki khiyar selama keduanya belum berpisah kecuali
bila telah disepakati untuk memperpanjang khiyar hingga setelah berpisah, maka
tidak halal baginya untuk meninggalkan sahabatnya karena takut ia akan
membatalkan transaksinya.”4
b. Khiyar Syart
Yaitu penjual dan pembeli atau salah satu dari mereka memberikan syarat
khiyar sampai batas waktu yang jelas. Khiyar seperti ini sah walaupun waktunya
lama.
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda:
ُ‫ك‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ج‬‫ه‬‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ج‬‫ِف‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬َْْ‫ع‬‫ج‬‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬‫ج‬‫إ‬‫ا‬ً‫ار‬َ‫ي‬‫ج‬‫خ‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ُ‫ن‬‫و‬ .
“Sesungguhnya penjual dan pembeli memiliki khiyar dalam jual beli keduanya
selama belum berpisah atau (bila) jual beli tersebut ada khiyar padanya.”5
c. Khiyar ‘Aib
Larangan menyembunyikan aib telah lewat (pembahasannya), maka
apabila seseorang membeli barang yang cacat sementara ia tidak mengetahui
3 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/332, no. 2112), Shahiih Muslim (III/ 1163, no.
1531 (44)), Sunan an-Nasa-i (VII/249).
4 Shahih: Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 2895), Sunan Abi Dawud (IX/324, no.
3439), Sunan at-Tirmidzi (II/360, no. 1265), Sunan an-Nasa-i (VII/251).
5 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/326, no. 2107), Shahiih Muslim (III/ 1163, no.
1531), Sunan an-Nasa-i (VII/248)
11
cacatnya hingga keduanya berpisah, ia boleh mengembalikan barang tersebut
kepada penjualnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬‫ج‬‫ض‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫اح‬َ‫ف‬ ً‫ة‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫م‬َ‫س‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫َم‬‫أ‬‫ج‬‫م‬ ٌٌ‫ا‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ج‬‫ت‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ح‬ ‫ج‬‫ف‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ََ‫ج‬‫خ‬ْ‫ن‬
ٍ‫ر‬َْ‫َت‬.
“Barangsiapa yang membeli kambing musharrah6, kemudian ia memerahnya,
maka jika ridha ia menahannya (tidak mengembalikannya), namun jika ia
membencinya maka pada susu yang sudah diperah ia ganti dengan satu sha’
kurma.”7
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :8
َ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ج‬‫د‬َ‫َح‬‫أ‬‫ج‬‫ب‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ً‫ة‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ل‬‫ج‬‫ب‬‫ج‬‫ْل‬ْ‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫ت‬ َ‫َّل‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬َ‫م‬ َََّّ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫َّه‬ََّ‫ر‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ر‬
َْ‫َت‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ‫ا‬ً‫اع‬َ‫ص‬ٍ‫ر‬ .
“Janganlah kalian membiarkan susu unta dan kambing (dengan tidak memerahnya
ketika akan menjual), maka barangsiapa yang membelinya setelah itu, ia memiliki
dua pilihan setelah memerahnya, jika mau maka ia memilikinya dan jika mau ia
juga boleh mengembalikannya beserta satu sha’ kurma.”9
6 Kambing musharrah adalah kambing yang susunya tidak diperah agar kan-tung susunya
terlihat besar dan penuh untuk menarik pembeli, demikian pula halnya dengan unta dan sapi
7 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/368, no. 2151) ini adalah lafazhnya, Shahiih
Muslim (III/1158, no. 1524), Sunan Abi Dawud (IX/312, no. 2428), Sunan an-Nasa-i (VII/253).
8 Syaikh AbdulAzhim bin Badawi al-Khalafi, Khiyar (Memilih), dalam
http://almanhaj.or.id/content/1649/slash/0/khiyar-memilih/), diakses pada selasa 31 maret 2015,
pukul 08:15wib
9 Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7347)], Shahiih al-Bukhari (IV/361, no.
2148), Sunan Abi Dawud (IX/310, no. 3426) dengan tambahan di awal-nya, demikian pula an-
Nasa-i (VII/253). Dan sabda beliau: “Janganlah kamu mengikat susu unta dan kambing,” artinya
janganlah kamu membiarkan susu dalam kantungnya ketika akan menjualnya hingga kantungnya
membesar, sehingga pembeli mengira bahwa banyaknya susu tersebut adalah kebiasaan-nya yang
terus menerus
12
D. Hikmah Khiyar
a) Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-prinsip
Islam, yaitu suka sama suka antara pembeli dan penjual.
b) Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli.
Sehingga pembeli mendapatkan barang dagangan yanga baik atau yang
benar-benar disukainya.
c) Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan
mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan kondisi dagangannya.
d) Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun dari
pihak pembeli, karena ada kehati-hatian dalam proses jual beli.
e) Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar
sesama. Karena penyesalan di salah satu pihak bisa mengarah pada
kemarahan, kedengkian, dendam dan akibat buruk lainnya.10
E. Riba
1. Sejarah Riba
Pada mulanya riba merupakan suatu tradisi bangsa Arab pada jual beli
maupun pinjaman dimana pembeli atau penjual, yang meminjam atau yang
memberi pinjaman suatu barang atau jasa dipungut atau memungut nilai yang jauh
lebih dari semula, yakni tambahan (persenan) yang dirasakan memberatkan.
Namun setelah Islam datang, maka tradisi atau praktek seperti ini tidak lagi
diperbolehkan, dimana oleh Allah SWT menegaskan dengan mengharamkannya
dalam Al-Qur’an (baca ; ayat dan hadist yang melarang riba), bahkan oleh Allah
dan RasulNya akan memusuhi dan memeranginya apabila tetap melanggarnya,
yang demikian itu dimaksudkan untuk kemaslahatan dan juga kebaikan umat
manusia.
2. Pengertian Riba
Riba yang berasal dari bahasa arab, artinya tambahan (ziyadah/ addition,
inggris), yang berarti: tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman.
Sementara menurut istilah riba adalah pengambilan tambahan baik dalam
10 Dr. H. Mundzier suparta,pendidikan agama islam fikih (semarang: PT. Karya toha
putra, Cet. 1, 2009), hal. 106
13
transaksi jual beli, maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan
dengan prinsip mu’amalat dalam islam.
3. Dasar Hukum Riba
Dasar hukum melakukan riba adalah haram menurut Al-Qur’an dan
sunnah. Keharaman riba terkait dengan sistem bunga dalam jual beli yang bersifat
komersial. Di dalam melakukan transaksi atau jual beli, terdapat keuntungan atau
bunga tinggi melebihi keumuman atau batas kewajaran, sehingga merugikan
pihak-pihak tertentu, sehingga identik dengan nuansa sebuah transaksi
pemerasan.11
Dasar hukum pengharaman riba menurut Al-Qur’an dan sunnah adalah sebagai
berikut:
a) Al-Qur’an
Dalam QS. Al-Baqarah: 275-276 dan 278 dinyatakan:
‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َُّ‫اَّلل‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬‫ج‬‫م‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬‫ج‬‫إ‬.ُ‫ق‬َ‫ح‬َْ‫َي‬َُّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ج‬ِ‫ا‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫الص‬ ‫ج‬‫ِب‬ْ‫ر‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َُّ‫اَّلل‬ُّ‫ب‬‫ج‬ُ‫َي‬ َ‫َّل‬
ٍ‫ر‬‫ا‬َّ‫ف‬َ‫ك‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬‫ج‬‫م‬ َ
‫ج‬‫ق‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ََّ‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ات‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬‫ج‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ . ٍ‫يم‬‫ج‬‫َث‬‫أ‬َْ‫ج‬‫ن‬‫ج‬‫م‬ُْْ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ن‬
“sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.”
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
b) Sunnah Rasulullah SAW:
‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ل‬‫ج‬‫آك‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ٍ‫ر‬‫ج‬‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬‫ج‬‫اه‬َ‫ش‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬‫ج‬‫ات‬َ‫ك‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ج‬‫ْك‬ُْ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫و‬
ٌ‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬
Dari Jabir dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat pemakan
riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya." Dia
berkata, "Mereka semua sama." (HR. Muslim)
11 Kementerian Agama RI, Fikih (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014), hal. 154
14
4. Macam-macam Riba
para ulama Fikih membagi riba menjadi empat macam, yaitu:
a. Riba Fadl
Riba Fadl adalah tukar menukar atau jual beli antara dua buah barang yang
sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang
menukarnya, atau jual beli yang mengandung unsur riba pada barang yang sejenis
dengan adanya tambahan pada salah satu benda tersebut. Sebagai contoh adalah
tukar menukar emas dengan emas atau beras dengan beras, dan ada kelebihan
yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan. Kelebihan yang disyaratkan itu
disebut riba fadl. Supaya tukar-menukar seperti ini tidak termasuk riba, maka
harus ada tiga syarat, yaitu:
1) Barang yang ditukarkan tersebut harus sama
2) Timbangan atau takarnya harus sama
3) Serah terimanya pada saat itu juga
b. Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah yaitu mengambil keuntungan dari pinjam meminjam atau
tukar-menukar barang yang sejenis maupun yang tidak sejenis karena adanya
keterlambatan waktu pembayaran. Menurut ulama hanafiyah, Riba Nasi’ah adalah
memberikan kelebihan terhadap pembayaran dari yang ditangguhkan. Maksudnya
dalah menjual barang dengan sejenisnya, tetapi yang satu lebih banyak dengan
pembayaran diakhirkan, seperti menjual 1 kg beras dengan 1 ½ kg beras yang
dibayarkan setelah dua bulan kemudian. Kelebihan pembayaran yang disyaratkan
inilah yang disebut Riba Nasi’ah.
َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫ب‬َ‫د‬ْ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ر‬َُ‫َس‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫و‬َ‫ي‬َْْ‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫و‬َ‫ي‬َْْ‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬ً‫ة‬َ‫يئ‬‫ج‬‫س‬
“dari Samurah bin jundub bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang
menjual hewan dengan hewan dengan cara penangguhan.” (HR. Lima ahli hadits)
c. Riba Qardi
Riba Qardi Adalah meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan
atau tambahan dari orang yang meminjam. Misalnya andi meminjam uang kepada
arman sebesar Rp 500.000, kemudian arman mengharuskan kepada andi untuk
mengembalikan uang itu sebesar Rp 550.000. Inilah yang disebut Riba Qardi
15
d. Riba Yad
Riba Yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana
sebelum terjadi serah terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah.
Contohnya, orang yang membeli suatu barang sebelum ia menerima barang
tersebut dari penjual. Penjual dan pembeli tersebut telah berpisah sebelum serah
terima barang itu. Jual beli ini dinamakan Riba Yad.12
F. Hikmah Diharamkannya Riba Yaitu:
a. Menghindari tipu daya di antara sesama manusia
b. Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan dengan batil
c. Memotivasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-usaha
yang bersih dari penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan
kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslimin
d. Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan
karena pemakan riba adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah
kesusahan
e. Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar ia mencari
bekal untuk akhirat
f. Rajin mensyukuri nikmat Allah dengan cara memanfaatkan untuk
kebaikan serta tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut
g. Melakukan praktek jual beli dan utang piutang secara baik menurut islam13
12 Kementerian Agama RI, Fikih (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014), hal. 155-156
13 Ibid., hal. 156
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela
atau tukar menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan
kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama suka.
Macam-macam jual beli : Jual beli yang sahih dan Jual beli yang tidak sahih
(batil)
2. Hikmah jual beli antara lain:
g) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak milik orang lain.
h) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan.
i) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang
dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan menerima
barang.
j) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram atau
secara bathil.
k) Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber rezeki
berputar dalam aktifitas perdagangan.
l) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.
3. Khiyar yaitu mencari dua pilihan yang terbaik antara imdha (melanjutkan
transaksi) atau ilgha (membatalkan transaksi). Macam-Macam Khiyar: Khiyar
Majelis; Khiyar Syart; Khiyar ‘Aib
4. Hikmah Khiyar antara lain :
a. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-prinsip
Islam.
b. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli.
c. Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan
mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan kondisi dagangannya.
17
d. Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun dari
pihak pembeli.
e. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar sesama.
5. Riba adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli, maupun pinjam
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mu’amalat dalam islam.
Para ulama Fikih membagi riba menjadi empat macam, yaitu : Riba Fadl; Riba
Nasi’ah; Riba Qardi; Riba Yad.
6. Hikmah diharamkannya Riba Yaitu :
a) Menghindari tipu daya di antara sesama manusia
b) Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan dengan batil
c) Memotivasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-usaha
yang bersih dari penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan
kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslimin
d) Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan
karena pemakan riba adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah
kesusahan
e) Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar ia mencari bekal
untuk akhirat
f) Rajin mensyukuri nikmat Allah dengan cara memanfaatkan untuk kebaikan
serta tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut
g) Melakukan praktek jual beli dan utang piutang secara baik menurut islam
18
DAFTAR PUSTAKA
Aikochi, Jual Beli dan Hikmah Jual Beli, dalam http://aikochi-
sinichi.blogspot.com/2011/01/jual-beli-dan-hikmah-jual-beli.html, diakses
pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.45
Al-Khalafi, Syaikh Abdul Azhim bin Badawi. Khiyar (Memilih), dalam
http://almanhaj.or.id/content/1649/slash/0/khiyar-memilih/), diakses pada
selasa 31 maret 2015, pkl 08:15wib
Ali, Hasan. 2003. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat).
Kementerian Agama RI. 2014. Fikih. Jakarta: Kementerian Agama RI
Hendi, Suhendi. 2010. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khar, Mashur. 1992. Bulughul Maram. Jakarta: PT Rineka cipta, Cet. I
Nashihuddin, Yatamu. Jual Beli, Khiyar, dan Riba (makalah), dalam
http://mayapas.blogspot.com/2013/02/jual-beli-khiyar-dan-riba-
makalah.html, diakses pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.57
Suparta, Mundzier. 2009. Pendidikan Agama Islam Fikih. Semarang: PT. Karya
toha putra, Cet. 1.
Zuhdi, Masjfuk. 1997. Masail Fiqhiyah. Jakarta: Gunung Agung

Contenu connexe

Tendances

makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at IslamKartika Dwi Rachmawati
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Materi Sedekah
Materi SedekahMateri Sedekah
Materi Sedekahisnae
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamDalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamAnas Wibowo
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiTasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiHalimatus Sa'diyah
 
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptx
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptxAKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptx
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptxMuhammadAdhan1
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahElla Aisah
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Rendra Fahrurrozie
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 

Tendances (20)

makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
 
Kepribadian ulul albab dalam Al-Quran
Kepribadian ulul albab dalam Al-QuranKepribadian ulul albab dalam Al-Quran
Kepribadian ulul albab dalam Al-Quran
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Ppt muamalah
Ppt muamalah Ppt muamalah
Ppt muamalah
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Materi Sedekah
Materi SedekahMateri Sedekah
Materi Sedekah
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamDalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiTasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
 
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptx
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptxAKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptx
AKHLAK BERMEDIA SOSIAL.pptx
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 

Similaire à JUAL BELI, KHIYAR & RIBA

Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMiftah Iqtishoduna
 
Perdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamPerdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamMuhammad Azmi
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxRahmat Hidayat
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggehezz_ally
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggehezz_ally
 
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Muhammad Iqbal
 
Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas ckhoirul rojiin
 
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 25. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2alfathir akbar
 
5.hukum islamtentangmuamalah
5.hukum islamtentangmuamalah5.hukum islamtentangmuamalah
5.hukum islamtentangmuamalahinspekturade
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahahMulyanah
 
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)Mars Ndesa
 
Bab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamBab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamwahyudinia112
 
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docx
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docxPERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docx
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docxMasOnet
 
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdf
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdfPERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdf
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdfMasOnet
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaezz_ally
 
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Taqiya Hanifanti
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamKirana Pratiwi
 
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beli
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beliMakalah aik dasar2 muamalah dlm jual beli
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beliAbu Aghniya
 

Similaire à JUAL BELI, KHIYAR & RIBA (20)

Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
 
Perdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islamPerdagangan online dalam islam
Perdagangan online dalam islam
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggeh
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
 
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Makalah Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
 
KEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptxKEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptx
 
Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas c
 
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 25. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
5. hukum-islam-tentang-muamalah1 2
 
5.hukum islamtentangmuamalah
5.hukum islamtentangmuamalah5.hukum islamtentangmuamalah
5.hukum islamtentangmuamalah
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahah
 
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)
Bab 9-prinsip-dan-praktik-ekonomi-islam (1)
 
Bab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamBab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islam
 
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docx
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docxPERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docx
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.docx
 
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdf
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdfPERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdf
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM.pdf
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
 
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
 
muamalah
muamalahmuamalah
muamalah
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
 
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beli
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beliMakalah aik dasar2 muamalah dlm jual beli
Makalah aik dasar2 muamalah dlm jual beli
 

Plus de Khusnul Kotimah

Aswaja tugas uts khusnul kotimah
Aswaja   tugas uts khusnul kotimahAswaja   tugas uts khusnul kotimah
Aswaja tugas uts khusnul kotimahKhusnul Kotimah
 
Revisi manajemen khusnul kotimah
Revisi   manajemen khusnul kotimahRevisi   manajemen khusnul kotimah
Revisi manajemen khusnul kotimahKhusnul Kotimah
 
Ppt manajemen khusnul kotimah
Ppt   manajemen khusnul kotimahPpt   manajemen khusnul kotimah
Ppt manajemen khusnul kotimahKhusnul Kotimah
 
Ppt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranPpt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranKhusnul Kotimah
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Khusnul Kotimah
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifKhusnul Kotimah
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFKhusnul Kotimah
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiiiUrutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 

Plus de Khusnul Kotimah (19)

Aswaja tugas uts khusnul kotimah
Aswaja   tugas uts khusnul kotimahAswaja   tugas uts khusnul kotimah
Aswaja tugas uts khusnul kotimah
 
Revisi manajemen khusnul kotimah
Revisi   manajemen khusnul kotimahRevisi   manajemen khusnul kotimah
Revisi manajemen khusnul kotimah
 
Ppt manajemen khusnul kotimah
Ppt   manajemen khusnul kotimahPpt   manajemen khusnul kotimah
Ppt manajemen khusnul kotimah
 
Ppt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikem
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
Ppt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranPpt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaran
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Ppt ulumul qur’an ii
Ppt ulumul qur’an iiPpt ulumul qur’an ii
Ppt ulumul qur’an ii
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiiiUrutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
Urutan surat dan ayat al qur'an asliiiiiii
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 

Dernier

Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 

Dernier (20)

Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

JUAL BELI, KHIYAR & RIBA

  • 1. JUAL BELI, KHIYAR & RIBA M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Fiqh Muamalah " Dosen Pengampu : Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag Oleh : KHUSNUL KOTIMAH (2013471928) NIKEN SAPUTRI (2013471942) PAI – SMT 4/ SAWO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM) TULUNGAGUNG April 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag. 2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Dr. Abad Badruzaman, Lc.M.Ag 3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah. Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin. (PENYUSUN)
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………….…..…..... i Kata Pengantar …………………………………………………..…...... ii Daftar Isi …………………………………………………..…..... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .……………………………........ 1 B. Rumusan Masalah ..……………………………....…....... 2 C. Tujuan Masalah ……………………………………......... 2 BAB II PEMBAHASAN JUAL BELI, KHIYAR DAN RIBA A. Pengertian Jual Beli ………………………………………... 3 B. Hikmah Jual Beli ………………………………………….... 8 C. Pengertian Khiyar …………………………………………. 9 D. Hikmah Khiyar …………………………………………….. 12 E. Pengertian Riba …………………………………………… 12 F. Hikmah Diharamkannya Riba ……………………………… 15 BAB III PENUTUP Kesimpulan .....…………………………………………......... 16 DAFTAR PUSTAKA ....…………………………………………………..... 18
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, manusia satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan, baik dengan jalan tolong menolong dalam urusan kemasyarakatan, tukar menukar barang maupun jual beli. Dalam ekonomi islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi islam merupakan sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat. Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam bermuamalah, islam menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat. Oleh sebab itu agama islam mengatur seluruh tata kehidupan manusia termasuk muamalat yang di dalamnya menyinggung banyak persoalan interaksi manusia dengan manusia. Seperti pelaksanaan perekonomian yang terjadi di masyarakat seperti jual beli, khiyar, dan riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat. Oleh sebab itu agama islam mengatur seluruh tata kehidupan manusia termasuk muamalat yang di dalamnya menyinggung banyak persoalan interaksi manusia dengan manusia seperti pelaksanaan perekonomian yang terjadi di
  • 5. 2 masyarakat, yang salah satunya seperti jual beli. Maka dalam bab ini akan dibahas tentang jual beli, khiyar dan riba. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan Jual Beli? 2. Apa Hikmah dari Jual Beli? 3. Apa yang dimaksud dengan Khiyar? 4. Apa Hikmah dari Khiyar? 5. Apa yang dimaksud dengan Riba? 6. Apa Hikmah diharamkannya Riba? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Jual Beli 2. Untuk mengetahui hikmah dari Jual Beli 3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Khiyar 4. Untuk mengetahui hikmah dari Khiyar 5. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Riba 6. Untuk mengetahui hikmah diharamkannya Riba
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-Bai’, al-Tijarah, dan al-Mubadalah . sebagaimana firman Allah Swt.: : ‫الفاطر‬ ‫سورة‬ . َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬‫ِت‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬َ‫ي‬٢٩ Artinya: “Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi”. (QS. Al—Fathir :29) Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna berlawanan yaitu Al- Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a yang artinya beli. Dengan demikian , jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama suka. Adapun beberapa ulama mendefinisikan jual beli sebagai berikut; a. Menurut ulama hanafiyah. Jual beli adalah saling menukarkan harta dangan harta melalui cara tertentu. Atau tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat. b. Menurut said sabiq jual beli adalah saling menukar harta dengan harta atas dasar suka sama suka. c. Menurut Imam An-Nawawi jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan kepemilikan. 2. Landasan hukum Jual Beli Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama manusia mempunyai landasan yang amat kuat dalam Islam. Firman Allah Swt. ‫ب‬ِّ‫ج‬‫ر‬‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫لب‬ْ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َّ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ا‬َ‫و‬ٰ‫وا‬: ‫البقرة‬ ‫سورة‬ .٢٧٥ Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba… (QS.Al-baqarah: 275)
  • 7. 4 Firman Allah SWT: : ‫البقرة‬ ‫سورة‬ . ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ج‬‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ً‫ًل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ٌ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬١٩٨ Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu..(QS.Al-baqarah: 198) Firman Allah SWT: َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٍ‫اض‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ٰ‫ج‬‫ِت‬.:‫النساء‬ ‫سورة‬٢٩ Artinya: “…kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama- suka di antara kamu” (QS.An-nisa:29) 3. Rukun dan Syarat-syarat Jual Beli Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Menurut mahzab hanafi rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja. Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual beli. Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat: a. Orang yang berakad (Penjual dan pembeli) b. Sighat (lafal ijab dan kabul) c. Benda-benda yang diperjual belikan d. Ada nilai tukar pengganti barang. Menurut mahzab hanafi orang yang berakad, barang yang dibeli dan nilai tukar barang termasuk syarat bukan rukun .Menurut jumhur ulama, bahwa syarat jual beli sama dengan rukun jual beli yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut:  Syarat orang yang berakad yaitu: a. Berakal b. Orang yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda. Maksudnya, seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli dan penjual dalam waktu yang bersamaan.  Syarat yang terkait dengan ijab kabul yaitu: a. orang yang mengucapkannya telah akil baligh dan berakal. b. qabul sesuai dengan ijab.
  • 8. 5 c. ijab dan kabul dilakukan dalam satu majlis.  Syarat yang diperjual belikan yaitu: a. Barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu. b. Dapat dimanfaatkan atau bermanfaat bagi manusia. c. Jelas orang yang memiliki barang tersebut. d. Dapat diserahkan pada saat akad berlangsung, atau pada waktu yang telah disepakati bersama ketika akad berlangsung.  Syarat nilai tukar (harga barang) a. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak harus jelas jumlahnya. b. Dapat diserahkan pada saat waktu akad (transaksi). c. Bila jual beli dilakukan dengan cara barter, maka barang yang dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan syara’. 4. Macam-macam jual beli : Jual beli ditinjau dari segi hukumnya dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Jual beli yang sahih Apabila jual-beli itu disyariatkan, memenuhi rukun atau syarat yang di tentukan, barang itu bukan milik orang lain, dan tidak terkait dengan khiyar lagi, maka jual beli itu sahih dan mengikat kedua belah pihak. Umpamanya, seseorang membeli suatu barang. Seluruh rukun dan syarat jual-beli telah terpenuhi. Barangitu juga telah di periksa oleh pembeli dan tidak ada cacat, da tidak ada rusak. Uang yang sudah diserahkan dan barangpun sudah diterima dan tidak ada lagi khiyar. b. Jual beli yang tidak sahih (batil) Apabila pada jual-beli itu salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada dasarnya dan sifatnya tidak di syariatkan, maka jual beli itu batil. umpamanya, jual beli yang dilakukan oleh orang gila, atau barang-barang yang di jual itu barang-barang yang di haramkan syara (bangkai, darah, babi dan khamar). 1) Jual beli sesuatu yang tidak ada 2) Menjual barang yang tidak dapat di serahkan
  • 9. 6 3) Jual beli yang mengandung unsur tipuan 4) Memperjualkan air sungai, air danau, air laut dan air yang tidak dimiliki oleh seseorang Jual Beli yang sah tapi terlarang, antara lain: 1) Jual beli yang harganya di atas/di bawah harga pasar dengan cara menghadang penjual sebelum tiba di pasar. Sabda Nabi SAW dari ibnu abbas ra: ٍ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫ج‬‫ل‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ ‫ى‬َّ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ت‬ُ‫ي‬ َ‫َّل‬ “Janganlah mencegat pedagang untk memborong barang-barangnya (sebelum sampai ke pasar” (HR. Muslim) 2) Membeli barang yang sudah dibeli atau dalam proses tawanan orang lain. Sabda Nabi SAW: ٍ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ع‬‫ج‬‫ب‬َ‫ي‬ َ‫َّل‬ “Janganlah seseorang menjual sesuatu yang telah dibeli orang lain” (Muttafaq alaih) 3) Jual beli barang untuk ditimbun supaya dapat dijual dengan haraga mahal di kemudian hari, padahal masyarakat membutuhkannya saat itu. Sabda Rasulullah SAW: ٌ‫ئ‬‫ج‬‫اط‬َ‫خ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫إ‬ ُ‫ر‬‫ج‬‫ك‬َ‫ت‬َْ‫َي‬ َ‫َّل‬ “Tidaklah orang yang menimbun barang, melainkan ia berdosa” (HR. Muslim) 4) Jual beli untuk alat maksiat. Firman Allah SWT: ‫ج‬‫ان‬َ‫و‬ْ‫د‬ُ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬ْ‫ْث‬‫ج‬ْ‫اْل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫َّل‬َ‫و‬ “ dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al-Maidah: 2) 5) Jual belidengan cara menipu, sabda Nabi SAW: ‫ج‬‫ر‬َ‫ر‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ ‫ج‬‫ِب‬َ‫الن‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ “Nabi Saw melarang memperjual belikan barang yang mengandung tipuan” (HR. Muslim) 6) Jual beli yang mengandung unsur riba, firman Allah SWT:
  • 10. 7 ‫ج‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬َّ‫ات‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اع‬َ‫ض‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫َّل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬‫ج‬‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ََّ‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda” (QS. Ali Imran: 130) Jual Beli yang terlarang dan tidak sah (batal), yaitu: 1) Menjual belikan barang yang baru dibeli sebelum diserah terimakan kepada pembelinya, sabda Nabi SAW: ُ‫ه‬ْ‫ض‬‫ج‬‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ َّ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ب‬َ‫ت‬ ‫َّل‬ ... “Janganlah kamu menjual sesuatu yang kamu beli sebelum kamu terima” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi) 2) Jual beli sperma (mani) binatang, sabda Nabi SAW, dari jabir ra: ‫ج‬‫اب‬َ‫ر‬‫ج‬‫ض‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬‫ج‬‫ل‬َ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang menjual bibit (seperma) unta pejantan” (HR. Muslim dan Nasa’i) 3) Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya. sabda Nabi SAW, dari abu hurairah ra: َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬َْْ‫ج‬‫ام‬َ‫ض‬ “Bahwa Nabi SAW melarang menjual belikan anak ternak yang masih dalam kandungan induknya” (HR. Al-Bazzar) 4) Jual beli dengan mukhadharah yaitu menjual buah-buahan yang belum pantas untuk dipanen. َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ‫ج‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ب‬ ‫ج‬‫ر‬‫ج‬‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ة‬َ‫ل‬َ‫اق‬َ‫ح‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ َ‫ًل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ‫ج‬‫ر‬َ‫م‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫ر‬َ‫اب‬َ‫خ‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫ن‬َ‫اب‬َ‫ز‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ُ‫ه‬ “Dari Jabir bin Abdullah dia berkata; Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam melarang jual beli muhaqalah dan muzabanah serta mukhabarah, melarang jual beli buah hingga kelihatan jelas matangnya” 5) Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar-melempar. َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ج‬‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ة‬َ‫ذ‬َ‫اب‬َ‫ن‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ة‬َ‫س‬َ‫م‬ َ‫ًل‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ه‬ “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual beli Mulamasah (yaitu: jual beli dengan sistem menyentuh
  • 11. 8 pakaian tanpa melihatnya) dan Munabadzah (yaitu: melemparkan pakaian dengan maksud menjualnya sebelum memeriksanya dan menjualnya)” 6) Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan adanya penipuan, contoh : penjualan ikan yang masih dikolam.1 Adapun dengan jual beli salam (pesanan), ataupun yang dilakukan secara tidak tunai (kontan). Maksudnya ialah pembelian barang yang pembayarannya dilunasi di muka, sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari. Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat tambahannya ialah : 1) Ketika melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang maupun diukur. 2) Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bisa mempertinggi dan memperendah harga barang itu. 3) Dilakukan pada barang-barang yang memiliki kriteria jelas. 4) Penyebutan kriteria barang dilakukan saat akad dilangsungkan. 5) Adanya penentuan tempo penyerahan barang pesanan 6) Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya dijamin pengusaha. B. Hikmah Jual Beli Adapun hikmah dibolehkannya jual-beli itu adalah menghindarkan manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya.. Berikut ini adalah hikmah jual beli,antara lain: a) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain. b) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan. c) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan menerima barang. 1 yatamu nashihuddin, Jual Beli, Khiyar, dan Riba (makalah), dalam http://mayapas.blogspot.com/2013/02/jual-beli-khiyar-dan-riba-makalah.html, diakses pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.57
  • 12. 9 d) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram atau secara bathil. e) Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber rezeki berputar dalam aktifitas perdagangan. f) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan2 C. Khiyar 1. Definisi Khiyar Khiyar secara Etimologi berarti : memilih,hak untuk memilih.Sedangkan khiyar secara etimologi adalah :“suatu keadaan yang menyebabkan aqid (orang yang bertransaksi) memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni meneruskan atau membatalkannya. (Syafei, 2000:102) Jadi, Khiyar yaitu mencari dua pilihan yang terbaik antara imdha (melanjutkan transaksi) atau ilgha (membatalkan transaksi). 2. Macam-Macam Khiyar a. Khiyar Majelis Khiyar ini terjadi bagi penjual dan pembeli sejak dilakukannya akad hingga keduanya berpisah, selama mereka tidak berjual beli dengan syarat tidak ada khiyar atau mereka menggugurkan khiyar tersebut setelah akad atau salah satu dari mereka (baik pen-jual atau pembeli) ada yang menggugurkan hak khiyarnya, maka gugurlah haknya namun bagi pihak lain (yang tidak menggugur-kannya) maka hak khiyarnya masih tetap ada. Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٍ‫د‬ ‫ج‬‫اح‬َ‫و‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫ًل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫ج‬‫إ‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ا‬ ‫ا‬َُُُ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ُِّ‫ج‬َُُِّ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫يع‬‫ج‬ََ ‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ر‬َ‫خ‬‫خآل‬ َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ك‬‫ج‬‫ذل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ف‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ٌ‫د‬ ‫ج‬‫اح‬َ‫و‬ ُْْ‫ر‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ع‬َ‫اي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫.ف‬ “Jika dua orang saling berjual beli, maka setiap orang dari mereka memiliki khiyar selama belum berpisah dan mereka bersama-sama (dalam satu tempat), 2 Aikochi, Jual Beli dan Hikmah Jual Beli, dalam http://aikochi- sinichi.blogspot.com/2011/01/jual-beli-dan-hikmah-jual-beli.html, diakses pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.45
  • 13. 10 atau salah satu dari mereka memberikan khiyar kepada yang lain, maka jika salah satu dari mereka memberikan khiyar kepada yang lainnya kemudian mereka melakukan transaksi jual beli atas khiyar tersebut sungguh telah (terjadi) jual beli, dan bila mereka berpisah setelah terjadi jual beli, dan salah satu dari mereka tidak mening-galkan jual beli maka telah terjadi jual beli.”3  Haram Berpisah Dari Majelis Karena Takut Membatalkan Transaksi Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radhiyallahu anhum bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: َ‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ص‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫َّل‬‫ج‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫ع‬ِّ‫ج‬‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ا‬ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬‫خ‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬‫ج‬‫اح‬َ‫ص‬ ََ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ف‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُّ‫ل‬‫ج‬َ‫َي‬ َ‫َّل‬َ‫و‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ْش‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ي‬‫ج‬‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫.ي‬ “Penjual dan pembeli memiliki khiyar selama keduanya belum berpisah kecuali bila telah disepakati untuk memperpanjang khiyar hingga setelah berpisah, maka tidak halal baginya untuk meninggalkan sahabatnya karena takut ia akan membatalkan transaksinya.”4 b. Khiyar Syart Yaitu penjual dan pembeli atau salah satu dari mereka memberikan syarat khiyar sampai batas waktu yang jelas. Khiyar seperti ini sah walaupun waktunya lama. Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: ُ‫ك‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ج‬‫ه‬‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ج‬‫ِف‬ ‫ج‬‫ر‬‫ا‬َ‫ي‬‫ج‬ْ‫ْل‬‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬َْْ‫ع‬‫ج‬‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬‫ج‬‫إ‬‫ا‬ً‫ار‬َ‫ي‬‫ج‬‫خ‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ُ‫ن‬‫و‬ . “Sesungguhnya penjual dan pembeli memiliki khiyar dalam jual beli keduanya selama belum berpisah atau (bila) jual beli tersebut ada khiyar padanya.”5 c. Khiyar ‘Aib Larangan menyembunyikan aib telah lewat (pembahasannya), maka apabila seseorang membeli barang yang cacat sementara ia tidak mengetahui 3 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/332, no. 2112), Shahiih Muslim (III/ 1163, no. 1531 (44)), Sunan an-Nasa-i (VII/249). 4 Shahih: Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 2895), Sunan Abi Dawud (IX/324, no. 3439), Sunan at-Tirmidzi (II/360, no. 1265), Sunan an-Nasa-i (VII/251). 5 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/326, no. 2107), Shahiih Muslim (III/ 1163, no. 1531), Sunan an-Nasa-i (VII/248)
  • 14. 11 cacatnya hingga keduanya berpisah, ia boleh mengembalikan barang tersebut kepada penjualnya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬‫ج‬‫ض‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫اح‬َ‫ف‬ ً‫ة‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫م‬َ‫س‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫َم‬‫أ‬‫ج‬‫م‬ ٌٌ‫ا‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ج‬‫ت‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ح‬ ‫ج‬‫ف‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬ََ‫ج‬‫خ‬ْ‫ن‬ ٍ‫ر‬َْ‫َت‬. “Barangsiapa yang membeli kambing musharrah6, kemudian ia memerahnya, maka jika ridha ia menahannya (tidak mengembalikannya), namun jika ia membencinya maka pada susu yang sudah diperah ia ganti dengan satu sha’ kurma.”7 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :8 َ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ج‬‫د‬َ‫َح‬‫أ‬‫ج‬‫ب‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ً‫ة‬‫ا‬َّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ‫ج‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ل‬‫ج‬‫ب‬‫ج‬‫ْل‬ْ‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُّ‫ر‬َ‫ص‬ُ‫ت‬ َ‫َّل‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ع‬َ‫م‬ َََّّ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫َّه‬ََّ‫ر‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ َْ‫َت‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫م‬ ‫ا‬ً‫اع‬َ‫ص‬ٍ‫ر‬ . “Janganlah kalian membiarkan susu unta dan kambing (dengan tidak memerahnya ketika akan menjual), maka barangsiapa yang membelinya setelah itu, ia memiliki dua pilihan setelah memerahnya, jika mau maka ia memilikinya dan jika mau ia juga boleh mengembalikannya beserta satu sha’ kurma.”9 6 Kambing musharrah adalah kambing yang susunya tidak diperah agar kan-tung susunya terlihat besar dan penuh untuk menarik pembeli, demikian pula halnya dengan unta dan sapi 7 Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IV/368, no. 2151) ini adalah lafazhnya, Shahiih Muslim (III/1158, no. 1524), Sunan Abi Dawud (IX/312, no. 2428), Sunan an-Nasa-i (VII/253). 8 Syaikh AbdulAzhim bin Badawi al-Khalafi, Khiyar (Memilih), dalam http://almanhaj.or.id/content/1649/slash/0/khiyar-memilih/), diakses pada selasa 31 maret 2015, pukul 08:15wib 9 Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7347)], Shahiih al-Bukhari (IV/361, no. 2148), Sunan Abi Dawud (IX/310, no. 3426) dengan tambahan di awal-nya, demikian pula an- Nasa-i (VII/253). Dan sabda beliau: “Janganlah kamu mengikat susu unta dan kambing,” artinya janganlah kamu membiarkan susu dalam kantungnya ketika akan menjualnya hingga kantungnya membesar, sehingga pembeli mengira bahwa banyaknya susu tersebut adalah kebiasaan-nya yang terus menerus
  • 15. 12 D. Hikmah Khiyar a) Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-prinsip Islam, yaitu suka sama suka antara pembeli dan penjual. b) Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli. Sehingga pembeli mendapatkan barang dagangan yanga baik atau yang benar-benar disukainya. c) Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan kondisi dagangannya. d) Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun dari pihak pembeli, karena ada kehati-hatian dalam proses jual beli. e) Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar sesama. Karena penyesalan di salah satu pihak bisa mengarah pada kemarahan, kedengkian, dendam dan akibat buruk lainnya.10 E. Riba 1. Sejarah Riba Pada mulanya riba merupakan suatu tradisi bangsa Arab pada jual beli maupun pinjaman dimana pembeli atau penjual, yang meminjam atau yang memberi pinjaman suatu barang atau jasa dipungut atau memungut nilai yang jauh lebih dari semula, yakni tambahan (persenan) yang dirasakan memberatkan. Namun setelah Islam datang, maka tradisi atau praktek seperti ini tidak lagi diperbolehkan, dimana oleh Allah SWT menegaskan dengan mengharamkannya dalam Al-Qur’an (baca ; ayat dan hadist yang melarang riba), bahkan oleh Allah dan RasulNya akan memusuhi dan memeranginya apabila tetap melanggarnya, yang demikian itu dimaksudkan untuk kemaslahatan dan juga kebaikan umat manusia. 2. Pengertian Riba Riba yang berasal dari bahasa arab, artinya tambahan (ziyadah/ addition, inggris), yang berarti: tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman. Sementara menurut istilah riba adalah pengambilan tambahan baik dalam 10 Dr. H. Mundzier suparta,pendidikan agama islam fikih (semarang: PT. Karya toha putra, Cet. 1, 2009), hal. 106
  • 16. 13 transaksi jual beli, maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mu’amalat dalam islam. 3. Dasar Hukum Riba Dasar hukum melakukan riba adalah haram menurut Al-Qur’an dan sunnah. Keharaman riba terkait dengan sistem bunga dalam jual beli yang bersifat komersial. Di dalam melakukan transaksi atau jual beli, terdapat keuntungan atau bunga tinggi melebihi keumuman atau batas kewajaran, sehingga merugikan pihak-pihak tertentu, sehingga identik dengan nuansa sebuah transaksi pemerasan.11 Dasar hukum pengharaman riba menurut Al-Qur’an dan sunnah adalah sebagai berikut: a) Al-Qur’an Dalam QS. Al-Baqarah: 275-276 dan 278 dinyatakan: ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ َُّ‫اَّلل‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬‫ج‬‫م‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ْب‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬‫ج‬‫إ‬.ُ‫ق‬َ‫ح‬َْ‫َي‬َُّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ج‬ِ‫ا‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫الص‬ ‫ج‬‫ِب‬ْ‫ر‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َُّ‫اَّلل‬ُّ‫ب‬‫ج‬ُ‫َي‬ َ‫َّل‬ ٍ‫ر‬‫ا‬َّ‫ف‬َ‫ك‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬‫ج‬‫م‬ َ ‫ج‬‫ق‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬َ‫و‬ ََّ‫اَّلل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ات‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬‫ج‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ . ٍ‫يم‬‫ج‬‫َث‬‫أ‬َْ‫ج‬‫ن‬‫ج‬‫م‬ُْْ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬‫ج‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ب‬‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ن‬ “sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. b) Sunnah Rasulullah SAW: ‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ل‬‫ج‬‫آك‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ٍ‫ر‬‫ج‬‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬‫ج‬‫اه‬َ‫ش‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬‫ج‬‫ات‬َ‫ك‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ج‬‫ْك‬ُْ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫و‬ ٌ‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬ Dari Jabir dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya." Dia berkata, "Mereka semua sama." (HR. Muslim) 11 Kementerian Agama RI, Fikih (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014), hal. 154
  • 17. 14 4. Macam-macam Riba para ulama Fikih membagi riba menjadi empat macam, yaitu: a. Riba Fadl Riba Fadl adalah tukar menukar atau jual beli antara dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya, atau jual beli yang mengandung unsur riba pada barang yang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda tersebut. Sebagai contoh adalah tukar menukar emas dengan emas atau beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan. Kelebihan yang disyaratkan itu disebut riba fadl. Supaya tukar-menukar seperti ini tidak termasuk riba, maka harus ada tiga syarat, yaitu: 1) Barang yang ditukarkan tersebut harus sama 2) Timbangan atau takarnya harus sama 3) Serah terimanya pada saat itu juga b. Riba Nasi’ah Riba Nasi’ah yaitu mengambil keuntungan dari pinjam meminjam atau tukar-menukar barang yang sejenis maupun yang tidak sejenis karena adanya keterlambatan waktu pembayaran. Menurut ulama hanafiyah, Riba Nasi’ah adalah memberikan kelebihan terhadap pembayaran dari yang ditangguhkan. Maksudnya dalah menjual barang dengan sejenisnya, tetapi yang satu lebih banyak dengan pembayaran diakhirkan, seperti menjual 1 kg beras dengan 1 ½ kg beras yang dibayarkan setelah dua bulan kemudian. Kelebihan pembayaran yang disyaratkan inilah yang disebut Riba Nasi’ah. َ‫ه‬َ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ج‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َُّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ج‬َّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫ب‬َ‫د‬ْ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫ج‬‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ر‬َُ‫َس‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫و‬َ‫ي‬َْْ‫ا‬‫ج‬‫ب‬ ‫ج‬‫ان‬َ‫و‬َ‫ي‬َْْ‫ا‬ ‫ج‬‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬ً‫ة‬َ‫يئ‬‫ج‬‫س‬ “dari Samurah bin jundub bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang menjual hewan dengan hewan dengan cara penangguhan.” (HR. Lima ahli hadits) c. Riba Qardi Riba Qardi Adalah meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjam. Misalnya andi meminjam uang kepada arman sebesar Rp 500.000, kemudian arman mengharuskan kepada andi untuk mengembalikan uang itu sebesar Rp 550.000. Inilah yang disebut Riba Qardi
  • 18. 15 d. Riba Yad Riba Yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah. Contohnya, orang yang membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual. Penjual dan pembeli tersebut telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan Riba Yad.12 F. Hikmah Diharamkannya Riba Yaitu: a. Menghindari tipu daya di antara sesama manusia b. Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan dengan batil c. Memotivasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-usaha yang bersih dari penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslimin d. Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan karena pemakan riba adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah kesusahan e. Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar ia mencari bekal untuk akhirat f. Rajin mensyukuri nikmat Allah dengan cara memanfaatkan untuk kebaikan serta tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut g. Melakukan praktek jual beli dan utang piutang secara baik menurut islam13 12 Kementerian Agama RI, Fikih (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014), hal. 155-156 13 Ibid., hal. 156
  • 19. 16 BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Jual beli adalah penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama suka. Macam-macam jual beli : Jual beli yang sahih dan Jual beli yang tidak sahih (batil) 2. Hikmah jual beli antara lain: g) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain. h) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan. i) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan menerima barang. j) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram atau secara bathil. k) Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber rezeki berputar dalam aktifitas perdagangan. l) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan. 3. Khiyar yaitu mencari dua pilihan yang terbaik antara imdha (melanjutkan transaksi) atau ilgha (membatalkan transaksi). Macam-Macam Khiyar: Khiyar Majelis; Khiyar Syart; Khiyar ‘Aib 4. Hikmah Khiyar antara lain : a. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-prinsip Islam. b. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli. c. Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan kondisi dagangannya.
  • 20. 17 d. Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun dari pihak pembeli. e. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar sesama. 5. Riba adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli, maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mu’amalat dalam islam. Para ulama Fikih membagi riba menjadi empat macam, yaitu : Riba Fadl; Riba Nasi’ah; Riba Qardi; Riba Yad. 6. Hikmah diharamkannya Riba Yaitu : a) Menghindari tipu daya di antara sesama manusia b) Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan dengan batil c) Memotivasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-usaha yang bersih dari penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslimin d) Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan karena pemakan riba adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah kesusahan e) Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar ia mencari bekal untuk akhirat f) Rajin mensyukuri nikmat Allah dengan cara memanfaatkan untuk kebaikan serta tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut g) Melakukan praktek jual beli dan utang piutang secara baik menurut islam
  • 21. 18 DAFTAR PUSTAKA Aikochi, Jual Beli dan Hikmah Jual Beli, dalam http://aikochi- sinichi.blogspot.com/2011/01/jual-beli-dan-hikmah-jual-beli.html, diakses pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.45 Al-Khalafi, Syaikh Abdul Azhim bin Badawi. Khiyar (Memilih), dalam http://almanhaj.or.id/content/1649/slash/0/khiyar-memilih/), diakses pada selasa 31 maret 2015, pkl 08:15wib Ali, Hasan. 2003. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat). Kementerian Agama RI. 2014. Fikih. Jakarta: Kementerian Agama RI Hendi, Suhendi. 2010. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Khar, Mashur. 1992. Bulughul Maram. Jakarta: PT Rineka cipta, Cet. I Nashihuddin, Yatamu. Jual Beli, Khiyar, dan Riba (makalah), dalam http://mayapas.blogspot.com/2013/02/jual-beli-khiyar-dan-riba- makalah.html, diakses pada Selasa, 21 April 2015 pukul 08.57 Suparta, Mundzier. 2009. Pendidikan Agama Islam Fikih. Semarang: PT. Karya toha putra, Cet. 1. Zuhdi, Masjfuk. 1997. Masail Fiqhiyah. Jakarta: Gunung Agung