SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
KORUPSI DI SEKTOR KEHUTANAN
Direktorat Penyidikan dan Pengamanan Hutan,
Direktorat Jendeal PHKA, Kementerian Kehutanan
A. KONDISI HUTAN DAN PERUNTUKANNYA
FUNGSI DAN KONDISI HUTAN PENGUNAAN & PEMANFAATAN HUTAN
A.1. Nilai Sumberdaya Hutan
 Intangible
– Keanekaragaman hayati
–  Masa depan pangan
dan industri:
keaneragaman genetik
– Pengendali perubahan
iklim
– Pengendali tata air
– Penyangga kehidupan
manusia
1. Tangible
Kayu
HHBK
Potensi
ekonomi
yang segera
bisa
dirasakan
-Jumlahnya terbatas
-Non-reversible (tak
dapat balik seperti
semula) jika terjadi
kerusakan
KORUPSI MENJADI
SALAH SATU DRIVER
KERUSAKAN
SUMBERDAYA HUTAN
B. PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN SEKTOR LAINNYA
1. Menekan angka deforestasi per tahun dari 1
Jt ha (2010) menjadi 450.637 Ha (2012)
2. Pembangunan KPH sebanyak 118 Unit
3. Meningkatkan jumlah destinasi wisata
menjadi 118 lokasi dengan penggunjung
sebanyak 4.833.467 jiwa (2012)
4. Meningkatkan penerimaan bukan pajak =
Rp. 3,8 T.
5. Pembanguan KBR, Hutan Desa dan Hutan
Kemasyakatan sebanyak 10141 Unit
6. Meningkatkan nilai eksport produk hasil
hutan sejumlah US $ 3.6 Billion
7. Meningkatkan penindakan terhadap pelaku
tindak pidana kehutanan jumlah kasus
tahun 2012 sebanyak 186 Kasus
8. Meningkatkan Pengetahuan melalui Ristek
Pemanfaatan Sumberdaya Genetik untuk
masa depan umat manusia  Pangan dan
Industri berbasis Keanekaragaman Hayati
PEMBANGUNANKEHUTANAN
KETERKAITANPEMBANGUANANSEKTORLAINNYA
Hutan Indonesia  diharapkan kembali menjadi penggerak ekonomi dan
kontribusi dalam pembangunan ke depan.
1. Pembangunan kepentingan
strategis seperti MP3I, toll
2. Pembangunan perkebunan yang
tidak prosedur sebanyak 878 Unit
seluas 8,5 Jt Ha.
3. Pemanfaatan tambang dalam
kawasan hutan seluas 26 Juta Ha
dimana seluas 11,7 Jt Ha belum
CNC
4. Banyaknya proyek2 pemerintah
dalam kawasan hutan seperti
PNPM, Irigasi, jaringan listrik
5. Pengembangan wilayah
administrasi (pemekaran
desa/kecamatan)
C. PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN KORUPSI
Potensi Hutan
• Potensi hasil
hutan pada 127
Jt Ha sangat
tinggi
• Sumber daya
non sector
kehutanan
sangat tinggi
(tambang,
geothermal,
plasma nutfah,
dll)
• Nilai Politis
hutan sangat
tinggi
Potensi Korupsi
• Sektor Kehutanan :
• Perijinan
• Peredaran TSL & HH
• Manipulasi kewajiban
Negara (PNBP, Pajak,
IHH)
• Modus temuan dan
Lelang
• Sektor Non Kehutanan:
• Perijinan yang tidak
prosedural
• Hilangnya penerimaan
Negara (kehutanan) :
IHH, PNBP, DR
• Hilangnya sumber daya
hutan ikutan
Dampak Korupsi
1. Ekologi
(Degradasi
hutan, kwalitas
ekosistem,
Kehati, rawan
bencana alam)
2. Ekonomi
(PNBP hilang,
harga kayu
rendah,
Hilangnya
potensi jasa) 
masa depan
manusia
3. Sosbud
pergeseran
nilai masy:
skeptis,
anarkhis,
serakah dll)
D. PENEGAKAN HUKUM BIDANG KEHUTANAN
1. PENEGAKAN HUKUM BELUM MAMPU MENIMBULKAN EFEK JERA
PADA PELAKU TIPIHUT
2. JUMLAH KASUS SEMAKIN BERKURANG TIDAK BERARTI
KEJAHATAN MENURUN, SERTA TIDAK BERHUBUNGAN SECARA
SIGNIFIKAN DENGAN PENURUNAN DEGRADASI DAN DEFORESTASI
3. BANYAK KASUS YANG HARUS DITUNDA PENINDAKANNYA KARENA
TERKAIT KEBIJAKAN NASIONAL PP NO. 60 DAN PP NO. 61
4. BELUM SAMANYA PRESEPSI INSTANSI PENEGAK HUKUM TENTANG
HAL-HAL TEKNIS KEHUTANAN (PENETAPAN KAWASAN, LACAK
BALAK DAN LAIN-LAIN (menjadi lebih rumit dg adanya putusan MK
ttg kawasan hutan dan hutan adat sebagai bukan hutan negara)
Sumber : Mahkamah Agung 2009, 2010, 2011
TAHUN KASUS
PUTUSAN
BEBAS < 1 TH 1 – 5 TH
2009 106 11 28 67
2010 66 6 16 44
2011 42 6 12 24
D. 1. PRASYARAT PENEGAKAH HUKUM
1. PERSYARATAN UMUM
– KEMAMPUAN MENDETEKSI PELANGGARAN
– KEMAMPUAN MENANGGAPI DENGAN CEPAT DAN TEPAT
– KEMAMPUAN MENGHUKUM SECARA ADIL DAN TEGAS
2. PERSYARATAN KHUSUS
– KEHENDAK POLITIK (PRO DAN MELINDUNGI PROSES
PENEGAKAN HUKUM TANPA INTERVENSI)
– PERENCANAAN DAN STRATEGI YANG MATANG MELALUI
PENDEKATAN MULTI-DOOR
– KETERSEDIAAN SARPRAS DAN SDM BAIK KUALITAS MAUPUN
KUANTITAS DIDUKUNG KESEJAHTERAAN YANG MEMADAI
– TOLERANSI NOL TERHADAP KORUPSI
– HUKUM YANG PROAKTIF DAN INOVATIF DISERTAI KEBIJAKAN
YANG TIDAK DUPLIKATIF (SINERGI ANTAR SEKTOR) DAN
TERKOORDINIR.
D. 2. CELAH KORUPSI DI SEKTOR KEHUTANAN
1. PERIZINAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN YANG
TIDAK TERKOORDINIR ANTAR INSTANSI TERBATASNYA
KETERLIBATAN MASYARAKAT LOKAL
2. TATA KELOLA KAWASAN HUTAN BELUM SINKRON
DENGAN PEMBANGUNAN DAERAH
3. PERSINGGUNGAN PERATURAN PERUNDANGAN
ANTAR SEKTOR BERDAMPAK PADA PENEGAKAN
HUKUM
4. LEMAHNYA KEMAMPUAN PENEGAK HUKUM DAN
RENDAHNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP
APARAT PENEGAK HUKUM.
D.4. PENDEKATAN MULTI-DOOR
1. INSTITUSI PENEGAKAN HUKUM YANG TERORGANISIR
DIHARAPKAN DAPAT MENEGAKAN HUKUM YANG
MEMBERIKAN EFEK JERA SECARA OPTIMAL,
2. MEMULIHKAN KEADILAN DAN HAK-HAK ATAS
LINGKUNGAN HIDUP, HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL
DAN BUDAYA MASYARAKAT SEKITAN HUTAN.
3. PROSES DAN POLA INTERAKSI, PERSILANGAN DAN
INTSTRUMENTASI ANTAR DISIPLIN HUKUM YANG ADA
YANG TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN
KEHUTANAN DALAM SUATU PENANGANAN KASUS
YANG BERSIFAT KONGKRIT.
E. REFORMASI KEMENHUT :
• PEMBAIKAN PELAYANAN DENGAN SISTEM PELAYANAN SATU
PINTU ONLINE
• PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN HUTAN DENGAN
MEMBANGUN KPH-KPH
• PERCEPATAN PENETAPAN KAWASAN HUTAN MELALUI NKB 12
KEMENTERIAN LEMBAGA
• MORATORIUM IJIN BARU PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN
GAMBUT
• PENINGKATAN KAPASITAS PERUNDANGAN KEHUTANAN
DENGAN UU NO. 18 TAHUN 2013 TTG P3H
• PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN
HUTAN DENGAN BERBAGAI PROGRAM (DESA KONSERVASI,
MMP, MPA DAN HTR SERTA LAIN-LAIN)
• PEMBENTUKAN TASK FORCE PENEGAKAN HUKUM TIPIHUT
Prasyarat menghindari korupsi di
sektor kehutanan
• One map Policy  menggunakan satu peta dasar untuk
semua kebijakan yang menyangkut lahan
• Kawasan hutan telah ditata batas  saat ini masih
kurang dari 30% kawasan hutan yang ditata batas
• Penyelesaian tata batas seluruh kawasan hutan harus
dipercepat (speed up) seiring dengan telah
disahkannya RTRWP/K setempat.
• Penataan Ruang yang efektif  Rencana tata ruang
prov/kab/kota dilaksanakan secara konsisten
• SDM di lapangan (eg polhut dan petugas lapangan lain)
dengan jumlah dan kesejahteraan yang cukup  setara
antara jumlah polhut dengan luasan kawasan hutan

More Related Content

Similar to Korupsi di sektor kehutanan

Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Panji Kharisma Jaya
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...01112015
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiTedi Harun
 
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.ppt
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.pptGrand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.ppt
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.pptRETWANDO
 
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutanmuktiimam
 
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptx
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptxKetahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptx
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptxMuhammadIdris276103
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...CIFOR-ICRAF
 
Pengelolaan IPHPS.pdf
Pengelolaan IPHPS.pdfPengelolaan IPHPS.pdf
Pengelolaan IPHPS.pdfRizaAlristyan
 
Komunitas adat terpencil jakarta
Komunitas adat terpencil   jakartaKomunitas adat terpencil   jakarta
Komunitas adat terpencil jakartaZul Celebica
 
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologi
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologiDewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologi
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologiSurana Ir, MSc, PU-SDA
 
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...ZfHartawan
 
penataan kampung kumuh
penataan kampung kumuhpenataan kampung kumuh
penataan kampung kumuhAnton Riyanto
 
Presentasi bersama tenurial (25 okt 2017)final
Presentasi bersama  tenurial  (25 okt  2017)finalPresentasi bersama  tenurial  (25 okt  2017)final
Presentasi bersama tenurial (25 okt 2017)finalPanji Kharisma Jaya
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamAbdulHalimSolkan
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
pengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.pptpengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.pptssuserbb0b09
 

Similar to Korupsi di sektor kehutanan (20)

Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
Paparan dirjen phpl tenurial 27okt2017
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasi
 
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
 
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.ppt
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.pptGrand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.ppt
Grand disign Sumatera barat indonesia tahun2021, Ex.ppt
 
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Paparan Rakor IKPLHD.pptx
Paparan Rakor IKPLHD.pptxPaparan Rakor IKPLHD.pptx
Paparan Rakor IKPLHD.pptx
 
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptx
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptxKetahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptx
Ketahanan Nasional - Kewarganegaraan.pptx
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
 
Pengelolaan IPHPS.pdf
Pengelolaan IPHPS.pdfPengelolaan IPHPS.pdf
Pengelolaan IPHPS.pdf
 
KEL 1 ANPEL.pptx
KEL 1 ANPEL.pptxKEL 1 ANPEL.pptx
KEL 1 ANPEL.pptx
 
Komunitas adat terpencil jakarta
Komunitas adat terpencil   jakartaKomunitas adat terpencil   jakarta
Komunitas adat terpencil jakarta
 
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologi
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologiDewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologi
Dewan SDA NTB & Pengelolaan Hidrometeorologi hidrologi dan hidrogeologi
 
Kelola kph
Kelola kphKelola kph
Kelola kph
 
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...
sosialisasi-peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-nomor-9-tahun-20...
 
penataan kampung kumuh
penataan kampung kumuhpenataan kampung kumuh
penataan kampung kumuh
 
Presentasi bersama tenurial (25 okt 2017)final
Presentasi bersama  tenurial  (25 okt  2017)finalPresentasi bersama  tenurial  (25 okt  2017)final
Presentasi bersama tenurial (25 okt 2017)final
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
pengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.pptpengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.ppt
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum

Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Indonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tIndonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoIndonesia Anti Corruption Forum
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum (20)

IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
 
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasiIACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
 
Korupsi korporasi
Korupsi korporasiKorupsi korporasi
Korupsi korporasi
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPIIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
 
SPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan TerakhirSPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan Terakhir
 
Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013
 
Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013
 
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
 
Reformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di KoreaReformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di Korea
 
E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
 
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publikUu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
 
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankanUu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
 
Uncac indonesia
Uncac indonesiaUncac indonesia
Uncac indonesia
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umumSe no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
 
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppuUu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
 
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...ngrecopemdes
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 

Recently uploaded (8)

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 

Korupsi di sektor kehutanan

  • 1. KORUPSI DI SEKTOR KEHUTANAN Direktorat Penyidikan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jendeal PHKA, Kementerian Kehutanan
  • 2. A. KONDISI HUTAN DAN PERUNTUKANNYA FUNGSI DAN KONDISI HUTAN PENGUNAAN & PEMANFAATAN HUTAN
  • 3. A.1. Nilai Sumberdaya Hutan  Intangible – Keanekaragaman hayati –  Masa depan pangan dan industri: keaneragaman genetik – Pengendali perubahan iklim – Pengendali tata air – Penyangga kehidupan manusia 1. Tangible Kayu HHBK Potensi ekonomi yang segera bisa dirasakan -Jumlahnya terbatas -Non-reversible (tak dapat balik seperti semula) jika terjadi kerusakan KORUPSI MENJADI SALAH SATU DRIVER KERUSAKAN SUMBERDAYA HUTAN
  • 4. B. PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN SEKTOR LAINNYA 1. Menekan angka deforestasi per tahun dari 1 Jt ha (2010) menjadi 450.637 Ha (2012) 2. Pembangunan KPH sebanyak 118 Unit 3. Meningkatkan jumlah destinasi wisata menjadi 118 lokasi dengan penggunjung sebanyak 4.833.467 jiwa (2012) 4. Meningkatkan penerimaan bukan pajak = Rp. 3,8 T. 5. Pembanguan KBR, Hutan Desa dan Hutan Kemasyakatan sebanyak 10141 Unit 6. Meningkatkan nilai eksport produk hasil hutan sejumlah US $ 3.6 Billion 7. Meningkatkan penindakan terhadap pelaku tindak pidana kehutanan jumlah kasus tahun 2012 sebanyak 186 Kasus 8. Meningkatkan Pengetahuan melalui Ristek Pemanfaatan Sumberdaya Genetik untuk masa depan umat manusia  Pangan dan Industri berbasis Keanekaragaman Hayati PEMBANGUNANKEHUTANAN KETERKAITANPEMBANGUANANSEKTORLAINNYA Hutan Indonesia  diharapkan kembali menjadi penggerak ekonomi dan kontribusi dalam pembangunan ke depan. 1. Pembangunan kepentingan strategis seperti MP3I, toll 2. Pembangunan perkebunan yang tidak prosedur sebanyak 878 Unit seluas 8,5 Jt Ha. 3. Pemanfaatan tambang dalam kawasan hutan seluas 26 Juta Ha dimana seluas 11,7 Jt Ha belum CNC 4. Banyaknya proyek2 pemerintah dalam kawasan hutan seperti PNPM, Irigasi, jaringan listrik 5. Pengembangan wilayah administrasi (pemekaran desa/kecamatan)
  • 5. C. PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN KORUPSI Potensi Hutan • Potensi hasil hutan pada 127 Jt Ha sangat tinggi • Sumber daya non sector kehutanan sangat tinggi (tambang, geothermal, plasma nutfah, dll) • Nilai Politis hutan sangat tinggi Potensi Korupsi • Sektor Kehutanan : • Perijinan • Peredaran TSL & HH • Manipulasi kewajiban Negara (PNBP, Pajak, IHH) • Modus temuan dan Lelang • Sektor Non Kehutanan: • Perijinan yang tidak prosedural • Hilangnya penerimaan Negara (kehutanan) : IHH, PNBP, DR • Hilangnya sumber daya hutan ikutan Dampak Korupsi 1. Ekologi (Degradasi hutan, kwalitas ekosistem, Kehati, rawan bencana alam) 2. Ekonomi (PNBP hilang, harga kayu rendah, Hilangnya potensi jasa)  masa depan manusia 3. Sosbud pergeseran nilai masy: skeptis, anarkhis, serakah dll)
  • 6. D. PENEGAKAN HUKUM BIDANG KEHUTANAN 1. PENEGAKAN HUKUM BELUM MAMPU MENIMBULKAN EFEK JERA PADA PELAKU TIPIHUT 2. JUMLAH KASUS SEMAKIN BERKURANG TIDAK BERARTI KEJAHATAN MENURUN, SERTA TIDAK BERHUBUNGAN SECARA SIGNIFIKAN DENGAN PENURUNAN DEGRADASI DAN DEFORESTASI 3. BANYAK KASUS YANG HARUS DITUNDA PENINDAKANNYA KARENA TERKAIT KEBIJAKAN NASIONAL PP NO. 60 DAN PP NO. 61 4. BELUM SAMANYA PRESEPSI INSTANSI PENEGAK HUKUM TENTANG HAL-HAL TEKNIS KEHUTANAN (PENETAPAN KAWASAN, LACAK BALAK DAN LAIN-LAIN (menjadi lebih rumit dg adanya putusan MK ttg kawasan hutan dan hutan adat sebagai bukan hutan negara) Sumber : Mahkamah Agung 2009, 2010, 2011 TAHUN KASUS PUTUSAN BEBAS < 1 TH 1 – 5 TH 2009 106 11 28 67 2010 66 6 16 44 2011 42 6 12 24
  • 7. D. 1. PRASYARAT PENEGAKAH HUKUM 1. PERSYARATAN UMUM – KEMAMPUAN MENDETEKSI PELANGGARAN – KEMAMPUAN MENANGGAPI DENGAN CEPAT DAN TEPAT – KEMAMPUAN MENGHUKUM SECARA ADIL DAN TEGAS 2. PERSYARATAN KHUSUS – KEHENDAK POLITIK (PRO DAN MELINDUNGI PROSES PENEGAKAN HUKUM TANPA INTERVENSI) – PERENCANAAN DAN STRATEGI YANG MATANG MELALUI PENDEKATAN MULTI-DOOR – KETERSEDIAAN SARPRAS DAN SDM BAIK KUALITAS MAUPUN KUANTITAS DIDUKUNG KESEJAHTERAAN YANG MEMADAI – TOLERANSI NOL TERHADAP KORUPSI – HUKUM YANG PROAKTIF DAN INOVATIF DISERTAI KEBIJAKAN YANG TIDAK DUPLIKATIF (SINERGI ANTAR SEKTOR) DAN TERKOORDINIR.
  • 8. D. 2. CELAH KORUPSI DI SEKTOR KEHUTANAN 1. PERIZINAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN YANG TIDAK TERKOORDINIR ANTAR INSTANSI TERBATASNYA KETERLIBATAN MASYARAKAT LOKAL 2. TATA KELOLA KAWASAN HUTAN BELUM SINKRON DENGAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. PERSINGGUNGAN PERATURAN PERUNDANGAN ANTAR SEKTOR BERDAMPAK PADA PENEGAKAN HUKUM 4. LEMAHNYA KEMAMPUAN PENEGAK HUKUM DAN RENDAHNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP APARAT PENEGAK HUKUM.
  • 9. D.4. PENDEKATAN MULTI-DOOR 1. INSTITUSI PENEGAKAN HUKUM YANG TERORGANISIR DIHARAPKAN DAPAT MENEGAKAN HUKUM YANG MEMBERIKAN EFEK JERA SECARA OPTIMAL, 2. MEMULIHKAN KEADILAN DAN HAK-HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP, HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT SEKITAN HUTAN. 3. PROSES DAN POLA INTERAKSI, PERSILANGAN DAN INTSTRUMENTASI ANTAR DISIPLIN HUKUM YANG ADA YANG TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN KEHUTANAN DALAM SUATU PENANGANAN KASUS YANG BERSIFAT KONGKRIT.
  • 10. E. REFORMASI KEMENHUT : • PEMBAIKAN PELAYANAN DENGAN SISTEM PELAYANAN SATU PINTU ONLINE • PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN HUTAN DENGAN MEMBANGUN KPH-KPH • PERCEPATAN PENETAPAN KAWASAN HUTAN MELALUI NKB 12 KEMENTERIAN LEMBAGA • MORATORIUM IJIN BARU PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN GAMBUT • PENINGKATAN KAPASITAS PERUNDANGAN KEHUTANAN DENGAN UU NO. 18 TAHUN 2013 TTG P3H • PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN HUTAN DENGAN BERBAGAI PROGRAM (DESA KONSERVASI, MMP, MPA DAN HTR SERTA LAIN-LAIN) • PEMBENTUKAN TASK FORCE PENEGAKAN HUKUM TIPIHUT
  • 11. Prasyarat menghindari korupsi di sektor kehutanan • One map Policy  menggunakan satu peta dasar untuk semua kebijakan yang menyangkut lahan • Kawasan hutan telah ditata batas  saat ini masih kurang dari 30% kawasan hutan yang ditata batas • Penyelesaian tata batas seluruh kawasan hutan harus dipercepat (speed up) seiring dengan telah disahkannya RTRWP/K setempat. • Penataan Ruang yang efektif  Rencana tata ruang prov/kab/kota dilaksanakan secara konsisten • SDM di lapangan (eg polhut dan petugas lapangan lain) dengan jumlah dan kesejahteraan yang cukup  setara antara jumlah polhut dengan luasan kawasan hutan