SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PENDAHULUAN
CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah suatu
konsep bahwa organisasi, memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingnya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial adalah apa yang bisnis sebaiknya atau seharusnya lakukan untuk
kepentingan masyarakat. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunanberkelanjutan dengan cara manajemen dampak terhadap seluruh pemangku
kepentingannya. Secara umum CSR menyangkut 3 hal, yaitu :
 profit/ekonomi
 people/sosial
 planet/lingkungan
Contoh CSR:
 melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
memperbaiki lingkungan.
 pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu.
 pemberian dana untuk fasilitas umum
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diterbitkan dan mewajibkan
perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut (Pasal 66 ayat 2c)
mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari perlunya
akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga para
stakeholders dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. CSR dalam undang-undang tersebut
(Pasal 1 ayat 3) dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diartikan
sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunanekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Wacana akan perlunya CSR telah dielaborasi oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (selanjutnya disebut UUPM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT). Ketika CSR dielaborasi oleh kedua
undang-undang tersebut timbul beberapa kontroversi baik yang berkaitan dengan konsep CSR itu
sendiri maupun yang berkaitan dengan tanggung jawab yang diderivasi dari etika bisnis menjadi
sebuah tata kelola perusahaan yang baik.
PENTINGNYA ETIKA DALAM DUNIA BISNIS
Apabila moral merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika
bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua
anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatanbisnis yang seimbang, selaras,dan serasi. Etika
sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan
mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan
dilaksanakan.
Rukmana (2004) menilai etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang
berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Tentu dalam hal ini, untuk
mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik
pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang
menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau
ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya moral dan etika, jelas apa yang
disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk
menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanyakepedulian antara satu pihak
dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan
yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Menurut penulis, perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar
tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?. Didalam bisnis
tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau
kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.Kalau sudah demikian, pengusaha yang
menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya
perbuatan tercela dalam duniabisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi
sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan
kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan
suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk
tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku
bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan
pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh
merupakan hak bagipelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan
kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik".
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukanhanya dalam
bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebihkompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada
tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demandharus menjadi perhatian dan
kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup
keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus
mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya. Tanggungjawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap
masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan
keterampilan, dll.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan
yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengahkebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampumemberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatankekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang
semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan
curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan.
Etika Bisnis menuju Implementasi Good Corporate Governance dalam Kegiatan
Perusahaan
Etika dibutuhkan dalam bisnis ketika manusia mulai menyadari bahwa kemajuan dalam bidang
bisnis justru telah menyebabkan manusia semakin tersisih nilai-nilai kemanusiaannya
(humanistic). Sehingga, dikalangan pelaku bisnis muncul mitos bahwa bisnis adalah bisnis. Bisnis
hanyalah mengabdi pada keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented). Dalam kaitan ini
Branson dan Dauglas (2001) menyebutnya sebagai mitos bisnis amoral. Telah bergulir suatu
image, bahwa bisnis tidak boleh (jangan) dicampuradukkan dengan moral. Karena tuntutan publik
dan hukum itulah, maka bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical and social
responsibility”. Dengan berlaku etis dan mempunyai
tanggung jawab sosial, bisnis akan langgeng dan akan terjadi hubungan jangka panjang dengan
pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Pelanggan akan membeli produk sebuah perusahaan yang
mempunyai reputasi terbaik dalam tanggung jawab sosial bilamana kualitas, pelayanan, dan harga
sama di antara para pesaing (Prawirokusumo, 2006). Etika bisnis mempunyai pengaruh lebih luas
daripada peraturan formal. Melanggar atau melupakan masalah etika akan menghancurkan
kepercayaan. Kegiatan untuk mencari etika bisnis tersebut menyangkut empat macam kegiatan,
yaitu:
1. Menerapkan prinsip-prinsip etika umum pada khususnya atau praktek-praktek khusus
dalam bisnis menyangkut apa yang dinamakan meta-etika.
2. Menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta system ekonomi suatu negara
pada khususnya.
3. Meluas melampaui bidang etika
4. Menelaah teori ekonomi dan organisasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral. Sedangkan dunia
bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika berkenaan dengan persoalan baik atau buruk,
sedangkan bisnis adalah dunia konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat
moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya moral senantiasa bersifat positif atau mencari
kebaikan. Dengan demikian sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh
semua orang yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang
menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap dan perbuatan yang seperti itu tidak akan
menghasilkan situsai “win-lose”, tetapi akan menghasilkan situasi “win-win”.
Apabila moral adalah nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesutau, maka etika adalah rambu-rambu atau patokan yang ditentukan oleh pelaku atau
kelompoknya. Karena moral bersumber pada budaya masyarakat, maka moral dunia usaha
nasional tidak bisa berbeda dengan moral bangsanya. Moral pembangunan haruslah juga menjadi
moral bisnis pengusaha Indonesia. Selain itu, etika bisnis juga membatasi keuntungan, sebatas
tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa
diupayakan.
Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan
hak, tetapi penggunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar.
Jadi etika bisnis yang didambakan bagi para pelaku usaha tidak akan dipraktikkan dengan
sendirinya oleh kalangan dunia usaha tanpa adanya “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu
sendiri.
Jika tidak menjalankan etika bisnis, taruhannya adalah reputasi dan kepercayaan, sedangkan dalam
berbisnis kedua hal tersebut merupakan faktor utama. Hal ini sejalan dengan tanggung jawab sosial
perusahaan yang dapat menjaga kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Karena Etika bisnis
merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga
memperhatikan kepentingan stakeholdernya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal,
keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling
melengkapi.
Memahami teori etika pada dasarnya berguna untuk merumuskan dan mengambil nilai-nilai
kebenaran, yang oleh individu ataupun masyarakat menjadi dasar bertindak. Tetapi, di sisi lain,
pemahaman terhadap etika bisa juga berfungsi untuk menggeledah nilai-nilai kebenaran yang
selama ini dianggap sudah mapan. Apapun fungsinya yang diambil, pastilah akan menemukan
kenyataan bahwa nilai-nilai kebenaran itu ternyata beragam. Oleh karena itu maka manusia
diharapkan dapat bijaksana dalam menerapkan ragam kebenaran secara professional.
Sehingga dalam dunia bisnis, otonomi, aspek kebebasan dan tanggung jawab menjadi titik pangkal
dan landasan operasi bagi bisnis. Hal tersebut tentunya dilakukan prakteknya menggunakan etika
dalam berbisnis sebagaimana mestinya, karena semua itu berhubungan dengan manusia baik
secara individual maupun kelompok dalam hal ini terjadi interaksi antar manusia dalam berbisnis.
Atas dasar itu, etika dan tanggung jawab sosial sudah menjadi bagian dari proses perencanaan
strategis perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai
Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua
karyawan.
Code of Conduct tersebut bisa menjadi norma hukum bagi penegakan Good Coorporate
Governance di perusahaan. Seperti misalnya, inisiatif yang dilakukan dari sektor swasta melalui
asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi telah melahirkan Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI). Tujuan dan obyektif didirikan FCGI meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan
prinsip dan aturan mengenai Governance, Corporate Governance, dan Corporate social
Responsibility (CSR) kepada dunia bisnis di Indonesia dengan mengacu kepada international best
practice sehingga memperoleh manfaat dalam melaksanakan prinsip dan aturan yang sesuai
dengan standar GCG dan CSR (FCGI, 2005). Selama lima tahun terakhir FCGI telah melakukan
berbagai kegiatan dalam rangka mengimplementasikan prinsip GCG. Bentuk kegiatannya sebatas
memberikan informasi, memberikan bantuan konsultasi, dan sosialisasi prinsip-prinsip GCG
kepada perusahaan, badan pemerintah,mahasiswa dan pihak-pihak yang berminat. Selain dari itu
terbentuk pula institut-institut yang berkecimpung di bidang corporate governance, misalnya:
Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) dan Institute for Corporate Directorship.
Good Corporate Governancesebaiknyadianggap sebagai aset yang tidak berwujud yang akan
memberikan hasil balik yang memadai dalam hal memberikan nilai tambah perusahaan dan GCG
juga sebagai way of life atau kultur perusahaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pengambilan keputusan serta pedoman perilaku manajemen. Oleh karena itu, ke depan setiap
bidang atau sektor akan menerbitkan Pedoman GCG yang bersifat voluntary dan harus memuat
hal pokok tentang kewajiban pemenuhannya bersifat “mandatory” dan juga dimasukan system
reward and punishment (Siahaan, 2004).
Pengeloaan perusahaan yang baik membutuhkan pengaturan hukum yang dituangkan dalam
perangkat peraturan (legal aspect) agar memiliki sifat yuridis-normatif maupun yuridis-sosiologis.
Peraturan memiliki unsur etis, yaitu hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau tujuan
akhir menuju keadilan, justitia dalam lingkup “provide justice”. Dengan pengaturan hukum
diagendakan bahwa suatukegiatan bisnis mempunyai ketertiban, kepastian dan keadilan. Dengan
pengaturan hukum dapat pula dipahami bahwa kegiatan bisnis harus dituangkan dalam suatu
tatanan hukum positif yang bermuatan norma (Anderson dan Walter, 2004).
Tata kelola Perusahaan yang baik tidak dapat dilaksanakan atas dasar “moral-sukarela” (seperti
Kode etik) tanpa memperhatikan dan dibingkai dalam format hukum. Ini berarti hukum menjadi
instrumen penting dalam tatanan pengelolaan kegiatan bisnis jasa penilai. Dengan demikian
melalui pengaturan hukum yang kontekstual dan mengikuti dinamika kegitan bisnis yang sedang
berkembang akan tumbuh suatu tata kelola perusahaan yangsesuai dengan kebutuhan masyarakat
bisnis (Rahardjo, 1996)
Penerapan good corporate governance di perusahaan publik maupun BUMN diharapkan dapat
mengembalikan kepercayaan masyarakat. Karena penerapan good corporate governance juga
dimaksudkan untuk mengantisipasi persaingan yang ketat di era pasar bebas. Salah satu hal penting
yang tidak boleh dilupakan dalam penerapan good corporate governance adalah tanggung jawab
sosial perusahaan dan etika bisnis. Sebab bisnis tidak dapat berjalan dengan baik bila dijalankan
dengan cara-cara yang curang dan penipuan baik dilingkungan internal sendiri maupun eksternal
perusahaan. Dalam lingkungan internal perlu diperhatikan hubungan antara berbagai jenjang
kedudukan yang ada, kultur perusahaan, peraturan dan sistem diperusahaan, serta budaya
keterbukaan informasi, sedangkan lingkungan eksternal merupakan hubungan perusahaan dengan
stakeholders serta masyarakat.
Setiap perusahaan harus bertanggung jawab atas kegiatan bisnisnya yang dapat berpengaruh
terhadap pihak-pihak tertentu masyarakat pada umumnya, serta lingkungan di sekitar perusahaan
beroperasi. Secara negatif ini berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya
sedemikian rupa sehingga tidak sampai merugikan pihak-pihak tertentu dalam masyarakat.
Sedangkan secara positif, berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya akan dapat ikut menciptakan suatu masyarakat yang baik
dan sejahtera.
IMPLEMENTASI CSR DI INDONESIA
Implementasi CSR di Indonesia masih kurang efektif. Dari segi kuantitas, masih jauh perbedaan
jumlah perusahaan yang tidak menerapkan CSR dengan perusahaan yang menerapkan CSR.
Hal ini dimungkinkan karena rendahnya kesadaran perusahaan terhadap kepedulian
lingkungan sekitar. Dimulai dari rendahnya sosialisasi di jenjang pendidikan karyawan hingga
para pemimpin perusahaan yang tidak di ajarkan mengenai betapa pentingnya CSR, kelemahan
penekanan pada pengajaran mengindikasikan CSR hanya berada pada tingkat formalitas ketika
perusahaan sukses.
Dari segi kualitas, permasalahan yang dirasakan dalam pelaskanaan CSR di Indonesia adalah
tidak sedikit perusahaan yang melakukan CSR masih untuk kampanye PR (Public Relation),
tidak adanya ketulusan perusahaan untuk membuat program CSR yang berkelanjutan (secara
continue) dan memonitor , mengevaluasi dan membuat laporan secara sistematis untuk
berkomunikasi dengan stakeholder untuk mengukur kinerja CSR yang mereka lakukan. Hal ini
karena perusahaan berfokus pada keuntungan semata, ketika terdapat suatu masalah yang dapat
menyinggung kredibilitas nama perusahaan di masyarakat, barulah perusahaan tergerak untuk
melakukan CSR.
Pelaksanaan CSR di Indonesia masih menimbulkan berbagai masalah baik itu dalam masyarakat,
pemerintah maupun perusahaan itu sendiri. Permasalahan yang datang dari masyarakat, kadang
kala masyarakat belum siap untuk di ajak mengimplementasikan CSR terutama bila sifatnya
partisipatif, dimana masyarakat tidak mau diajak berubah hanya ingin mendapatkan bantuan saja
berupa kucuran dana (filantropi) serta cultur dan terkadang capacity building ketika masyarakat
tidak bisa menyerap keinginan perusahaan.
Sedangkan dari perusahaan masih banyak perusahaan yang menjalankan CSR-nya hanya untuk
meningkatkan image perusahaan bahkan ada beberapa perusahaan sama kali tidak mau
menjalankan CSR-nya. Permasalahan yang datang dari masyarakat, kadang kala masyarakat
belum siap untuk diajak mengimplementasikan CSR terutama bila sifatnya partisipatif, dimana
masyarakat tidak mau diajak berubah hanya ingin mendapatkan bantuan saja berupa kucuran
dana (filantropi) serta cultur dan terkadang capacity building ketika masyarakat tidak bisa
menyerap keinginan perusahaan. Sedangkan dari perusahaan masih banyak perusahaan yang
menjalankan CSR-nya hanya untuk meningkatkan image perusahaan bahkan ada beberapa
perusahaan sama kali tidak mau menjalankan CSR-nya.
Karena adanya kendala pada pengimplementasian CSR sehingga memberikan dampak pada
lingkungan sekitar seperti pembuangan limbah pabrik yang mencemari lingkungan sekitar
sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pencahariannya, misalnya limbah cair yang
dihasilkan oleh pabrik kimia yang menyebabkan air yang digunakan untuk mengairi sawah. Dan
contoh lainnya adalah supermarket besar yang berada di lingkungan pemukiman warga yang
menyebabkan konsumen usaha-usaha kecil beralih.
Agar CSR berjalan dengan baik terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh perusahaan
yaitu:
• Tahap perencanaan
Perencanaan terdapat tiga langkah utama, yaitu awareness building, CSRAssessment, dan
CSR manual building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai pentingnya CSR dan komitmen manajemen, Upaya ini dapat
dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.
CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-
langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan
CSR
secara efektif.
Langkash selanjutnya adalah membuat CSR manual. Hasil assessmen tmerupakan dasar
menyusun manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara
lain melalui benchmarking, menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli.
• Tahap Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak
diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan
tercapai, dan masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang optimal. Padahal anggaran yang
telah dikucurkan tidak bisa dibilang kecil. Oleh karena itu perlu disusun strategi untuk
menjalankan rencana yang telah dirancang.
Dalam memulai implementasi, pada dasarnya terdapat tiga aspek yang harus disiapkan,
yaitu; siapa yang akan menjalankan, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara
mealakukan impelementasi beserta alat apa yang diperlukan.
Berdasarkan realitas ini sebagai warga Indonesia yang baik, menjadi perlu bagi saya untuk
mewujudkan perekonomian Indonesia yang baik dengan memperbaiki sistem implementasi
CSR agar tidak terjadi ketimpangan karena lahiranya perusahaan di tengah lingkungan
masyarakat.
REFERENSI
Undang - Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (online). 2007.
http://www.legalitas.org/database/puu/2007/uu40-2007.pdf.
Jalal. 2011. CSR untuk Pembangunan Daerah Berkelanjutan - Kemitraan Tiga Sektor Bukan
Sekedar Pengumpulan “Dana CSR”. Makalah disampaikan dalam diskusi dengan forum CSR
Kota Dumai. http://www.csrindonesia.com/data/articles/20110307124800-1.pdf.
Branson, Douglas M. 2001. “Corporate Governance “Reform” and the New Corporate Social
Responsibility”. 62 University of Pittsburgh Law Review.
Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan
Iptek.
Prawirokusumo, Soeharto. 2003. “Perilaku Bisnis Modern - Tinjauan pada Etika Bisnis dan
Tanggung Jawab Sosial”. Jurnal Hukum Bisnis, Vol 22. No 4. hlm 83.
Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah Disajikan pada Seminar
“Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam” yang Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia Cabang Bandung, sabtu 6 Maret 2004.
Siahaan. 2004. Pengelolaan SDM dalam Rangka Penerapan Good Corporate Governance,
Makalah dalam workshop GCG bagi Pegawai Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang
Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP Gadog, Bogor tanggal 18-20 Agustus2004.
CSR DAN ETIKA BISNIS

Contenu connexe

Tendances

2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...IcaDamayanti
 
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...Sukartiningsih
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...Gunawan Adam
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillRietz Wiguna
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islamfantasip
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...Melania Bastian
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...Ipung Sutoyo
 
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan StakeholderPrinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholdershellynovianty
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...Ruslan -
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnisYayu Ferdian
 
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...Randy Soulisa
 
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...Muhammad Rusydi hawari
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Yunita Tri Andra Yani
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...warinah warinah
 
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabShelly Intan Permatasari
 

Tendances (18)

2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
 
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskill
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islam
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Ethics and Confl...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethics and Confl...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
 
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan StakeholderPrinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp S1 akuntansi A UNJ 2016
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
 
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
 
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
 
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawabBab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 

Similaire à CSR DAN ETIKA BISNIS

10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...istiqmalfajar
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...Melania Bastian
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...Ipung Sutoyo
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...Rachmad Hidayat
 
slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )satyaindrapermana
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSAsteria Dian Perdanawati
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Ari Prayogo
 
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate controlMateri BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate controlekamayasari16
 
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi Investasi
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi InvestasiResume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi Investasi
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi InvestasiWitri Nur Apri Aini
 
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str Invesment
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str InvesmentTB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str Invesment
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str InvesmentDimasGustiBagusPrayo
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Imam Prastio
 
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...ciciliaeritawanti
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...Ipung Sutoyo
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Edi Putra, S.Inf., M.M., ASCA
 
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...basrizal82
 
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...salamthoyfoer
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...Royhan Jamaan
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...Bonita Admaja
 
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...FatinahGhiyats1
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...Cut Amanda Pravitadewi
 

Similaire à CSR DAN ETIKA BISNIS (20)

10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...10,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
10, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, business eticks, csr, dan risk manage...
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
 
slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )slide coorporate social responbility ( csr )
slide coorporate social responbility ( csr )
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, business ethic, csr, and risk management, univers...
 
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate controlMateri BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
 
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi Investasi
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi InvestasiResume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi Investasi
Resume Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi dan Strategi Investasi
 
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str Invesment
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str InvesmentTB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str Invesment
TB 1 Etika Bisnis, CSR, Risiko Korporasi, Str Invesment
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
 
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Implementasi Corporate Social Responsibil...
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
 
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
 
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...
10,sm, salam imam taifur, hapzi ali, business ethics, csr, risk, universitas ...
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
 
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...
13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics un...
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
 

Dernier

Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...
Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...
Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...Kanaidi ken
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++BayuYudhaSaputra
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".Kanaidi ken
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story with Life Lessons (En...
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story  with Life Lessons (En...The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story  with Life Lessons (En...
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story with Life Lessons (En...OH TEIK BIN
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 

Dernier (20)

Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...
Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...
Ringkasan Isi & Pokok Bahasan_ Buku_ "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN da...
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++
02.17. Menentukan Temperatre Wind-Chill Menggunakan Bahasa Pemrograman C++
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".
Perbedaan CARA PANDANG _Training "Effective MARKETING and PERSONAL SELLING".
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story with Life Lessons (En...
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story  with Life Lessons (En...The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story  with Life Lessons (En...
The Wolf, The Buffalo and The Shepherd ~ A Kids' Story with Life Lessons (En...
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 

CSR DAN ETIKA BISNIS

  • 1. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PENDAHULUAN CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah suatu konsep bahwa organisasi, memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingnya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tanggung Jawab Sosial adalah apa yang bisnis sebaiknya atau seharusnya lakukan untuk kepentingan masyarakat. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunanberkelanjutan dengan cara manajemen dampak terhadap seluruh pemangku kepentingannya. Secara umum CSR menyangkut 3 hal, yaitu :  profit/ekonomi  people/sosial  planet/lingkungan Contoh CSR:  melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki lingkungan.  pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu.  pemberian dana untuk fasilitas umum Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diterbitkan dan mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut (Pasal 66 ayat 2c) mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga para stakeholders dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. CSR dalam undang-undang tersebut (Pasal 1 ayat 3) dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diartikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunanekonomi berkelanjutan
  • 2. guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Wacana akan perlunya CSR telah dielaborasi oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut UUPM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT). Ketika CSR dielaborasi oleh kedua undang-undang tersebut timbul beberapa kontroversi baik yang berkaitan dengan konsep CSR itu sendiri maupun yang berkaitan dengan tanggung jawab yang diderivasi dari etika bisnis menjadi sebuah tata kelola perusahaan yang baik. PENTINGNYA ETIKA DALAM DUNIA BISNIS Apabila moral merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatanbisnis yang seimbang, selaras,dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Rukmana (2004) menilai etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanyakepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. Menurut penulis, perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam duniabisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi
  • 3. sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis. Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengendalian Diri Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagipelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik". 2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukanhanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebihkompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demandharus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggungjawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll. 3. Mempertahankan Jati Diri Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi. 4. Menciptakan Persaingan yang Sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan
  • 4. yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengahkebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampumemberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatankekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. 5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan" Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. 6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan.
  • 5. Etika Bisnis menuju Implementasi Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perusahaan Etika dibutuhkan dalam bisnis ketika manusia mulai menyadari bahwa kemajuan dalam bidang bisnis justru telah menyebabkan manusia semakin tersisih nilai-nilai kemanusiaannya (humanistic). Sehingga, dikalangan pelaku bisnis muncul mitos bahwa bisnis adalah bisnis. Bisnis hanyalah mengabdi pada keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented). Dalam kaitan ini Branson dan Dauglas (2001) menyebutnya sebagai mitos bisnis amoral. Telah bergulir suatu image, bahwa bisnis tidak boleh (jangan) dicampuradukkan dengan moral. Karena tuntutan publik dan hukum itulah, maka bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical and social responsibility”. Dengan berlaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial, bisnis akan langgeng dan akan terjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Pelanggan akan membeli produk sebuah perusahaan yang mempunyai reputasi terbaik dalam tanggung jawab sosial bilamana kualitas, pelayanan, dan harga sama di antara para pesaing (Prawirokusumo, 2006). Etika bisnis mempunyai pengaruh lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar atau melupakan masalah etika akan menghancurkan kepercayaan. Kegiatan untuk mencari etika bisnis tersebut menyangkut empat macam kegiatan, yaitu: 1. Menerapkan prinsip-prinsip etika umum pada khususnya atau praktek-praktek khusus dalam bisnis menyangkut apa yang dinamakan meta-etika. 2. Menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta system ekonomi suatu negara pada khususnya. 3. Meluas melampaui bidang etika 4. Menelaah teori ekonomi dan organisasi. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral. Sedangkan dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika berkenaan dengan persoalan baik atau buruk, sedangkan bisnis adalah dunia konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua orang yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap dan perbuatan yang seperti itu tidak akan
  • 6. menghasilkan situsai “win-lose”, tetapi akan menghasilkan situasi “win-win”. Apabila moral adalah nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesutau, maka etika adalah rambu-rambu atau patokan yang ditentukan oleh pelaku atau kelompoknya. Karena moral bersumber pada budaya masyarakat, maka moral dunia usaha nasional tidak bisa berbeda dengan moral bangsanya. Moral pembangunan haruslah juga menjadi moral bisnis pengusaha Indonesia. Selain itu, etika bisnis juga membatasi keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan. Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan hak, tetapi penggunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar. Jadi etika bisnis yang didambakan bagi para pelaku usaha tidak akan dipraktikkan dengan
  • 7. sendirinya oleh kalangan dunia usaha tanpa adanya “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu sendiri. Jika tidak menjalankan etika bisnis, taruhannya adalah reputasi dan kepercayaan, sedangkan dalam berbisnis kedua hal tersebut merupakan faktor utama. Hal ini sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat menjaga kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Karena Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga memperhatikan kepentingan stakeholdernya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi. Memahami teori etika pada dasarnya berguna untuk merumuskan dan mengambil nilai-nilai kebenaran, yang oleh individu ataupun masyarakat menjadi dasar bertindak. Tetapi, di sisi lain, pemahaman terhadap etika bisa juga berfungsi untuk menggeledah nilai-nilai kebenaran yang selama ini dianggap sudah mapan. Apapun fungsinya yang diambil, pastilah akan menemukan kenyataan bahwa nilai-nilai kebenaran itu ternyata beragam. Oleh karena itu maka manusia diharapkan dapat bijaksana dalam menerapkan ragam kebenaran secara professional. Sehingga dalam dunia bisnis, otonomi, aspek kebebasan dan tanggung jawab menjadi titik pangkal dan landasan operasi bagi bisnis. Hal tersebut tentunya dilakukan prakteknya menggunakan etika dalam berbisnis sebagaimana mestinya, karena semua itu berhubungan dengan manusia baik secara individual maupun kelompok dalam hal ini terjadi interaksi antar manusia dalam berbisnis. Atas dasar itu, etika dan tanggung jawab sosial sudah menjadi bagian dari proses perencanaan strategis perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan. Code of Conduct tersebut bisa menjadi norma hukum bagi penegakan Good Coorporate Governance di perusahaan. Seperti misalnya, inisiatif yang dilakukan dari sektor swasta melalui asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi telah melahirkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Tujuan dan obyektif didirikan FCGI meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan prinsip dan aturan mengenai Governance, Corporate Governance, dan Corporate social Responsibility (CSR) kepada dunia bisnis di Indonesia dengan mengacu kepada international best practice sehingga memperoleh manfaat dalam melaksanakan prinsip dan aturan yang sesuai dengan standar GCG dan CSR (FCGI, 2005). Selama lima tahun terakhir FCGI telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mengimplementasikan prinsip GCG. Bentuk kegiatannya sebatas
  • 8. memberikan informasi, memberikan bantuan konsultasi, dan sosialisasi prinsip-prinsip GCG kepada perusahaan, badan pemerintah,mahasiswa dan pihak-pihak yang berminat. Selain dari itu terbentuk pula institut-institut yang berkecimpung di bidang corporate governance, misalnya: Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) dan Institute for Corporate Directorship. Good Corporate Governancesebaiknyadianggap sebagai aset yang tidak berwujud yang akan memberikan hasil balik yang memadai dalam hal memberikan nilai tambah perusahaan dan GCG juga sebagai way of life atau kultur perusahaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan serta pedoman perilaku manajemen. Oleh karena itu, ke depan setiap bidang atau sektor akan menerbitkan Pedoman GCG yang bersifat voluntary dan harus memuat hal pokok tentang kewajiban pemenuhannya bersifat “mandatory” dan juga dimasukan system reward and punishment (Siahaan, 2004). Pengeloaan perusahaan yang baik membutuhkan pengaturan hukum yang dituangkan dalam perangkat peraturan (legal aspect) agar memiliki sifat yuridis-normatif maupun yuridis-sosiologis. Peraturan memiliki unsur etis, yaitu hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau tujuan akhir menuju keadilan, justitia dalam lingkup “provide justice”. Dengan pengaturan hukum diagendakan bahwa suatukegiatan bisnis mempunyai ketertiban, kepastian dan keadilan. Dengan pengaturan hukum dapat pula dipahami bahwa kegiatan bisnis harus dituangkan dalam suatu tatanan hukum positif yang bermuatan norma (Anderson dan Walter, 2004). Tata kelola Perusahaan yang baik tidak dapat dilaksanakan atas dasar “moral-sukarela” (seperti Kode etik) tanpa memperhatikan dan dibingkai dalam format hukum. Ini berarti hukum menjadi instrumen penting dalam tatanan pengelolaan kegiatan bisnis jasa penilai. Dengan demikian melalui pengaturan hukum yang kontekstual dan mengikuti dinamika kegitan bisnis yang sedang berkembang akan tumbuh suatu tata kelola perusahaan yangsesuai dengan kebutuhan masyarakat bisnis (Rahardjo, 1996) Penerapan good corporate governance di perusahaan publik maupun BUMN diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat. Karena penerapan good corporate governance juga dimaksudkan untuk mengantisipasi persaingan yang ketat di era pasar bebas. Salah satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam penerapan good corporate governance adalah tanggung jawab sosial perusahaan dan etika bisnis. Sebab bisnis tidak dapat berjalan dengan baik bila dijalankan dengan cara-cara yang curang dan penipuan baik dilingkungan internal sendiri maupun eksternal perusahaan. Dalam lingkungan internal perlu diperhatikan hubungan antara berbagai jenjang kedudukan yang ada, kultur perusahaan, peraturan dan sistem diperusahaan, serta budaya keterbukaan informasi, sedangkan lingkungan eksternal merupakan hubungan perusahaan dengan stakeholders serta masyarakat.
  • 9. Setiap perusahaan harus bertanggung jawab atas kegiatan bisnisnya yang dapat berpengaruh terhadap pihak-pihak tertentu masyarakat pada umumnya, serta lingkungan di sekitar perusahaan beroperasi. Secara negatif ini berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa sehingga tidak sampai merugikan pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif, berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya akan dapat ikut menciptakan suatu masyarakat yang baik dan sejahtera. IMPLEMENTASI CSR DI INDONESIA Implementasi CSR di Indonesia masih kurang efektif. Dari segi kuantitas, masih jauh perbedaan jumlah perusahaan yang tidak menerapkan CSR dengan perusahaan yang menerapkan CSR. Hal ini dimungkinkan karena rendahnya kesadaran perusahaan terhadap kepedulian lingkungan sekitar. Dimulai dari rendahnya sosialisasi di jenjang pendidikan karyawan hingga para pemimpin perusahaan yang tidak di ajarkan mengenai betapa pentingnya CSR, kelemahan penekanan pada pengajaran mengindikasikan CSR hanya berada pada tingkat formalitas ketika perusahaan sukses. Dari segi kualitas, permasalahan yang dirasakan dalam pelaskanaan CSR di Indonesia adalah tidak sedikit perusahaan yang melakukan CSR masih untuk kampanye PR (Public Relation), tidak adanya ketulusan perusahaan untuk membuat program CSR yang berkelanjutan (secara continue) dan memonitor , mengevaluasi dan membuat laporan secara sistematis untuk berkomunikasi dengan stakeholder untuk mengukur kinerja CSR yang mereka lakukan. Hal ini karena perusahaan berfokus pada keuntungan semata, ketika terdapat suatu masalah yang dapat menyinggung kredibilitas nama perusahaan di masyarakat, barulah perusahaan tergerak untuk melakukan CSR. Pelaksanaan CSR di Indonesia masih menimbulkan berbagai masalah baik itu dalam masyarakat, pemerintah maupun perusahaan itu sendiri. Permasalahan yang datang dari masyarakat, kadang kala masyarakat belum siap untuk di ajak mengimplementasikan CSR terutama bila sifatnya partisipatif, dimana masyarakat tidak mau diajak berubah hanya ingin mendapatkan bantuan saja berupa kucuran dana (filantropi) serta cultur dan terkadang capacity building ketika masyarakat tidak bisa menyerap keinginan perusahaan. Sedangkan dari perusahaan masih banyak perusahaan yang menjalankan CSR-nya hanya untuk meningkatkan image perusahaan bahkan ada beberapa perusahaan sama kali tidak mau
  • 10. menjalankan CSR-nya. Permasalahan yang datang dari masyarakat, kadang kala masyarakat belum siap untuk diajak mengimplementasikan CSR terutama bila sifatnya partisipatif, dimana masyarakat tidak mau diajak berubah hanya ingin mendapatkan bantuan saja berupa kucuran dana (filantropi) serta cultur dan terkadang capacity building ketika masyarakat tidak bisa menyerap keinginan perusahaan. Sedangkan dari perusahaan masih banyak perusahaan yang menjalankan CSR-nya hanya untuk meningkatkan image perusahaan bahkan ada beberapa perusahaan sama kali tidak mau menjalankan CSR-nya. Karena adanya kendala pada pengimplementasian CSR sehingga memberikan dampak pada lingkungan sekitar seperti pembuangan limbah pabrik yang mencemari lingkungan sekitar sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pencahariannya, misalnya limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kimia yang menyebabkan air yang digunakan untuk mengairi sawah. Dan contoh lainnya adalah supermarket besar yang berada di lingkungan pemukiman warga yang menyebabkan konsumen usaha-usaha kecil beralih. Agar CSR berjalan dengan baik terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu: • Tahap perencanaan Perencanaan terdapat tiga langkah utama, yaitu awareness building, CSRAssessment, dan CSR manual building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya CSR dan komitmen manajemen, Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain. CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah- langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkash selanjutnya adalah membuat CSR manual. Hasil assessmen tmerupakan dasar menyusun manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking, menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli.
  • 11. • Tahap Implementasi Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, dan masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang optimal. Padahal anggaran yang telah dikucurkan tidak bisa dibilang kecil. Oleh karena itu perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang.
  • 12. Dalam memulai implementasi, pada dasarnya terdapat tiga aspek yang harus disiapkan, yaitu; siapa yang akan menjalankan, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara mealakukan impelementasi beserta alat apa yang diperlukan. Berdasarkan realitas ini sebagai warga Indonesia yang baik, menjadi perlu bagi saya untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang baik dengan memperbaiki sistem implementasi CSR agar tidak terjadi ketimpangan karena lahiranya perusahaan di tengah lingkungan masyarakat. REFERENSI Undang - Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (online). 2007. http://www.legalitas.org/database/puu/2007/uu40-2007.pdf. Jalal. 2011. CSR untuk Pembangunan Daerah Berkelanjutan - Kemitraan Tiga Sektor Bukan Sekedar Pengumpulan “Dana CSR”. Makalah disampaikan dalam diskusi dengan forum CSR Kota Dumai. http://www.csrindonesia.com/data/articles/20110307124800-1.pdf. Branson, Douglas M. 2001. “Corporate Governance “Reform” and the New Corporate Social Responsibility”. 62 University of Pittsburgh Law Review. Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek. Prawirokusumo, Soeharto. 2003. “Perilaku Bisnis Modern - Tinjauan pada Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial”. Jurnal Hukum Bisnis, Vol 22. No 4. hlm 83. Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah Disajikan pada Seminar “Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam” yang Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung, sabtu 6 Maret 2004. Siahaan. 2004. Pengelolaan SDM dalam Rangka Penerapan Good Corporate Governance, Makalah dalam workshop GCG bagi Pegawai Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP Gadog, Bogor tanggal 18-20 Agustus2004.