3. TEKNOLOGI SISTEM PENGENDALTAN TENAGA LISTRIK BERBASIS SCADA
Oleh:
Bonar Pandjaitan
Manajer Penerbitan:
Agus Widyantoro
Hak Cipta
O
1999 Bonar Pand.laitan
fart of this booh nur.y be rcprodttccd ot hanstn/lted, in. un1 Jorrt. or b; a.tt,y
or uLedta.n.ita.l incfudin.g lthotoco/ning, tecotdirtg or bl attl htlorm.al.iotr .slorage
ruhinnl. system, uith,olrt lnnn,ission in utiti.n.g front the lrubl.i.sher or col4tight,s h.oldn:
,4ll figlt/s
re.serued. No
utean.s, e.lechon,ic
Hak ciptir rlilinriungi undang-unciane. Dilarans ntemperbanyak zitatt rnetnindahkan
seb:rgian atau seluluh isi brrku ini dillam benttrk al)alrtrn, secara elekttonis rrr:rrrlrttn
rnekanis, terrnasuk nremfrrtokopi, rnerekam. atalr clengan teknik perekarnan lainnya,
tanpa ijin teltulis dari 1-renerbit atarr pertegane hak cipta.
rsBN 979-683-008-6
l0 9 8 7 6 -5 4 3 2
I
I
Thta Letak dan Grafik: Tim Tata Huruf Prenhallindo
Desain Perwajahan: Lintang Creative Studio
Dicetak di Indonesia oleh SMTG Desa Putera
Perpusta.lmo.
M
tLtr
la*a
Nasionn l.: Ko.ta log Dakrrn Terbi
I
u n. (
KD?')
aitan, Bonar
Teknologi sistem pengendalian tenaga
Iistrik berbasis SCADA ,/ Bonar Pandlaitan
itor, Agus Wadyantoro. - Jakarta:
Badan Petputtaka{fr
Propinri
n
Timql
Prenha-Llindo, 7999 .
xi.v; 350 hIm.,' il-us; 25
,'
cm.
lSNB 979-683-008-6
1. Telekomunikasi -- Alat dan perlengkapan.
1. Judul. II. Widyantoro, Agus
627
f1
I
I
H,li")':'i-
.392
4. IS
uatsls uolDpaDax aop uDDpD[apy I IT.t
lrYnIaS raarsrs 6't't
o{uurn'7 ralueJ lor}uoJ un8uap ,snllunwox g'rT
8f
ua$ls 0J't'€
0s
0s
t,
9?
9?
ft
tt
0,
0f
6€
8€
It
LE
t
uDD.tDqpruad
n1ndwoy lDuosfid uaSuap oruJroluI
l'€'€
anlta1ul aulqxoh{ uoty g'€'t
tot!8le ,lnpuJ np.tng uoSuap lst rllunruoy S'€'e
$oryrunruoy f'€'t
u1n7 yt1?uo.ta4-Ntl8uota4 uaSuaq
asBqBlE(I uaua{nuntr4J
wa$,g t't't
I't't
wa1stg Snuo.radg
Z't't
urrraol&onaad DSoqDg
ssitNNitdo"ttttttxttg
NVTd
/svsruY(NYts
€'€
NOrSNYdxg Z't
aouYt-uoilIvl
hIf,ISIS NYONYSIAIgCNISd UYSYA dUSNOX - dgSNOX
I'S
T
uolleruolnvuounqlJls!O rs8unl-rs?ung t'I'Z
s8unf-rsSung Z't'Z
lslslnly otrrq VOV)S rs?unt-rs8ung I' t'Z
IZ
rua1s,t5 luaura8uuutr4i,{8raug
Z7
ZI
wilwn I'z
II
II
XruISI'I YCYNSI NYITYCNf,CNSd
hISISIS UYSYC ISCNNd-ISCNOd
7,
[lrgqYgury tladsy t'Z'I
lsnqyrslg un7uuoq lst slDutoto unp uol1opaa8uad psnd Z'Z'I
6
I
I
,
t
tsrutsuull uolqopua8ua4 1nsn4
I'Z'l
t)oToNxlrlNYHYSnAZd Z'l
NYN'INHY(Ngd I
T
!sng!4s!o taa$ls t'I'l
lslusun.u raa$ls z'l'I
7n13anqua7 7nsn4 I'l'l
htown t'l
I
I
Z
UVINYCNSd VIYX
!x
rsl uvr{vc
I
i$
11. I
i
xil
TrrNolocr Srs'rsv PeilcgNoalraN TeNaca, Lrsrnrr BsnsRsts sceoe
Konsep-konsep dasar seperti faktor-faktor standardisasi dan pengertian
sistem yang
fleksibel dan open s.'tsten yang perlu drperhatikan dalam pengembangan suatu
sitem pengendalian diuraikan pada Bab 3.
Pada Bab
4 diuraikan
sistem spesifikasi suatu sistem pengendalian sebagai salah satu
pendekatan praktis untuk mengetahui karaktersitik perangkat-perangkat
lunak maupun pel.ang-
kat-perangkat keras yang diperlukan pada pusat pengendalian sistem tenaga
listrik. perlu
dikemukakan bahwa meskipun spesifikasi yang diuraikan pada bab ini sudah
menggunakan
teknologi mutakhir sesuai dengan literatur-literatur terbaru, namun mengingat perkembangan
dan kemajuan teknologi yang sangat cepat, spesifikasi tersebut sangat mungkin
akan berkernban-e dan berubah rnengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan-kebutuhal
baru. Sebagai
pelerrgkap diruraikan sepintas mengenai sarana yang perlu diperhatikan
pada pusat pcngendalian seperti beberapa hal tentang la1, eul dan sistem catu daya yang perlu
kita penimbanglan
dalarn pembangunan pusat sistem pengendalian khususnya p.ng.nJuiiun tenaga
listrik.
Dengan demikian pembahasan spesifikasi-spesifikasi tersebut <iimaksudkan
untuk seke-
dar,rengetahui faktor-faktor yang umum yang perlu kita ketahui dalam mengembangkan
suatu pusat sistem pengendalian tenaga listrik.
Pada Bab 5 diuraikan mengenai kriteria-kriteria yang digunakan untuk
menilai kinerja
dan keandalan suatu kontrol sistem serta faktor_faktor lain ynag perlu
diperhatikan sebagai
latar belakang dalam sistem perancangan.
Perangkat-perangkat rentote terminal unit yang berfungsi scbagai mata,
alat pendengar
dan sebagai tangan dari control center bersanla-sama dengan perangkat-perangkat
interface
yang diperlukan untuk rnenghubungkan remote terminal unit dengan
rangkaian-rangkaian
proses dan komponen-kon.lponen gardu induk diuraikan pada
Bab 6.
Secara
khusus sistem konrunikasi data diuraikan pada Bab 7 mengingat perlunya
mengetahui hal tersebut untuk memberikan pengertian-pengertian dasar
mengenai teknologi
komunikasi data yang banyak digunakan khususnya dalam sistem pengendalian
tenaga
list.k
baik yang diperlukan urrtuk pengerrclalian jaringan transimisi, jaringan drstribusi
maupun
untuk kepcrluan otomatisasi
pelanggan. Beberapa alternatif yang umum digunakan sebagai
sarana jaringan komunikasi data dalam sistem pcngendalian sistem tenaga
listrik diuraikan
secara sepintas untuk memberikan gambaran tentang jaringan telekomunikasi
antara kontrol
center dengan gardu-gardu induk.
Pada Bab 8 beberapa cara pengembangan pusat sistem pengendalian tenaga
listrik dicoba
diuraikan dcngan terlebih tlahulu rnenguraikan kebutuhan akan suatu sistem pengendalian
khususnya dalanr bidang tenaga listrik seturut clengan berbagai kernudahan yang
dapat
diperoleh apabila sistem tenaga listrik dikelola dengan memanfaatkan sistem pengendalian
berbasis SCADA/EMS/DMS/DA. Pengembangan sistem pengendalian secara bertahap
diurai-
kan rnengingat biaya yang harus diinvestasikan dalam pembangunan sistem pengendalian
relatif
cukup besar sehingga sering merupakan hal yang sulit untuk dijawab untuk menentukan
kapan
suatu sistenr tena-ea lishik sudah saahrya membutuhkan pengendalian secara
terpusat untuk
keperluan pengelolaan jaringan transmisi, jaringan distribusi ataupun
untuk keperluan
otornatisasi pelanggan. Pada akhir dari bab ini drbahas tentang beberapa
keuntungan-keuntungan yang dapat diukur secara ekonomis (tangible) rnaupun keuntungan-keuntungan
tidak
terukur (intangible) yang dapat diperoleh dari penerapan sistern pengendalian
berbasis SCADA
yang dapat digunakan sebagai bahan-bahan pertimbangan dalarn
pengembangan sistem.
14. TercNor-ocr Srsrev PrNcsNoer-reN TeNeca Lrsrnlrc Bensesrs SCADA
ukuran yang relatif kecil. Pemakaian dua jenis pembangkit terakhir masih sangat terbatas dan
belum pernah dicobakan sebagai bagian dari suatu sistem yang saling terinterkoneksi. Jenis
bahan bakar untuk PLTD pada umumnya adalah solar sedang jenis bahan bakar untuk PLTU
dapat berupa residu, minyak, batu bara, gas atau nuklir. Dalam rangka menaikkan efisiensi
pembangkitan beberapa tahun terakhir ini banyak dijumpai pembangkitan campuran seperti
pusat listrik tenaga gas dan uap atau PLTGU. Pembangkit utamanya terdiri atas beberapa unit
PLTG dirnana gas buangnya dimanfaatkan kembali untuk memanaskan uap guna menggerakkan turbin PLTU. Keuntungan PLTGU diantaranya adalah proses pembangkitan listrik
dapat dilaksanakan secara bertahap di mana pada tahap awal PLTGU bekerja dengan sistem
open cycle dan waktu pelaksanaanya relatip lebih cepat, sehingga cocok untuk memenuhi
kebutuhan mendesak. Maksud pembahasan sistem pembangkitan adalah sekedar memberi
gambaran tentang berbagai unit pembangkit yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan
dalam perancangan suatu sistem pengendalian tenaga listrik, untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sistem pembangkitan dianjurkan untuk merujuk pada buku-buku yang khusus
tentang pembangkit-pembangkit. Contoh perlunya mengetahui jenis-jenis pembangkit di atas
misalnya dapat dilihat dari adanya.korelasi antara permukaan danau, debit masukan aliran air
ke danau, curah hujan dan lain sebagainya yang sangat diperlukan dalam rangka koordinasi
antara pembangkit-pembangkit listrik tenaga air dengan pembangkit-pembangkit listrik tenaga
panas yang perlu dilakukan dalam interkoneksi sistem-sistem jaringan tenaga listrik.
Tegangan keluaran generator-generator biasanya berkisar diantara 6,6 hingga 24 kY
tcrgantung dari pihak pabrik pembuat, tidak ada standar umum yang dibuat untuk mengatur
tegangan keluaran generator.
1.1.2 Slsrcu Tn,sNsutst
Sebelum energi listrik pembangkit ditransmisikan maka hal pertama yang dilakukan adalah
dahulupadanilai tegangan yang lebih tinggi yang sesuai
dengan tegangan sistern jaringan transmisi yang direncanakan. Di Indonesia level tegangan
jaringan listrik adalah 70 kV 150 kV dan 500 kV Dibeberapa daerah masih terdapat level
tegangan transmisi yang lebih rendah yaitu 30 kV atau bahkan dengan teganganjaringan 20 k!
namun di pulau Jawa pada umumnya tegangan sistem transmrsi demikian sudah ditinggalkan.
nrer.raikkan tegangan generdtor terlebih
Disamping saluran udara tegangan tinggi terdapat pula saluran tegangan tinggi bawah
tanah namun.ini umumnya sangat terbatas pada daerah-daerah yang sudah padat dimana tidak
dimungkinkan lagi didapatkan lahan yang diperlukan untuk membangun saluran udara tegangan tinggi. Sering pula interkoneksi diantara dua sistem pada pulau-pulau yang berbeda dilakukan dengan rrrenggunakan kabel di bawah laut yang sering disebut sebagai submttrine cable.
Cardu induk merupakan bagian dan suatu sistem transmisi dimana dilakLrkan penurunan
tegangan ke tingkat yang lebih rendah yang cocok dalam sistenr distribusi tenaga listrik.
Disamping sebagai stasiun untuk menurunkan level tegangan, gardu induk digunakan pula sebagai tempat transit daya listrik dari satu sistem penyulang ke sistem penyulang lain sehingga
dapat juga disebut sebagai gardu atau tempat interkoneksi. Terdapat berbagai macam jenis gardu yang bisa dikategorikan menurut level tegangannya, fungsinya dan sistem konfigurasinya.
Pada umumnya suatu gardu induk biasanya dibangun di atas tanah terbuka (Outdoors)
dan di dafam gedung seperti gardu-gardu gas insulated substation, namun nrengingat peruntukan tanah diperkotaan terutama kota-kota besar banyak digunakan untuk gedung-gedung
bertingkat tinggi maka akhir-akhir ini pembangunan gardu dibawah tanah sudah mulai banyak
dilakukan. Pertimbangan tersebut terutama untuk kebutuhan perkotaan yang padat dimana
untuk mendapatkan tanah sudah semakin sulit disamping harganya yang sudah sangat mahal,
t
16. Terruolocr Srsruv PENcuNonlrnN Teuaca, Lrsrnrr Bensesrs SCADA
Untuk berbagai keperluan di atas perlu dikembangkan suatu sistem pengaturan yang lebih
modern dan handal yang terintegrasi dengan suatujaringan komputer, dengan tujuan agar dapat
membantu para operator untuk dapat mempertahankan keadaan steady state sistem selama
mungkin, serta memberikan panduan untuk melakukan intervensi dalam memulihkan keadaan
dalam hal terjadinya gangguan. Dalam suatu proses industri, intervensi juga dibutuhkan untuk
melakukan manuver terhadap kinerja sub-sistem yang di awasi sesuai dengan kebutuhan proses
yang dinamis. Pada sistem yang lebih terintegrasi, intervensi operator bahkan dirancang sedemikian rupa seminimal mungkin, sehingga pengendalian sistem hampir sepenuhnya dilakukan
oleh sistem secara otomatis berdasarkan kriteria proses yang telah di tentukan sebelumnya.
1.2 PERUBAHAN TEKNOLOGI
Bila ditinjau secara terpisah antara sistem tenaga dan sistem pengaturan, maka akan terlihat
bahwa sesungguhnya sistem pengaturan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sistem
tenaga listrik itu sendiri. Hal tersebut terutama didorong oleh perkembangan yang sangat
pesat dalam bidang teknologi komputer dan elektronika.
Dahulu sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit, gardu induk, transmisi, komunikasi
dan distribusi hingga pelanggan, pada umumnya dilengkapi dengan sistem pengamanan
(prctective relalting), pengaturan lokal dan fasilitas remote control. Dalam keadaan ini masih
mungkin rnembuat jarak antara perangkat pengaman, perangkat local control, dan perangkat
conilol centre untuk kebutuhan renxote control. Ketiga komponen tersebut boleh dikatakan
terpisah satu sama lain dan hanya terkait secara terbatas. Pada dasarnya masing-masing memiliki informasi sendiri tentang rangkaian proses untuk keperluan pengendalian sistem. Rangkaian pengaman dan local control setidaknya masih berhubungan dengan keadaan dinamis
suatu sistem, sedangkan keberadaan control centre terhadap keadaan yang dinamis dapat
dikatakan hampir tidak berpengaruh.
Akhir-akhir ini perkembangan sistem pengaturan meningkat pada penggunaan konsep
sistem terpadu, dimana ketiga komponen tersebut di atas sudah tidak lagi dipisahkan satu
sama lainnya. Pengendalian sistem tenaga listrik tegangan tinggi dimungkinkan dengan berkembangnya teknologi optronik. Tel<nslegi-ini meng&ly9t$glr. siUygl.--si'y-d_liqt€m -tenaga
lig$ ,lel-tegalsan !1ggi langsurrgke.dalem-,bq!!uk*h!lelge,! digi.grl tanpa memerlukan
perangkat-perangkat pengukuran konvensional. Sinyal-sinyal tersebut dapat dengan mudah
dikirim ke ruang pengaturan melalui kabel optik yang dapat dipresentasikan dalam bentuk
conttnon bus data, untuk kemudian dapat diakses dengan menggunakan micro contputer.
Komputer mikro tersebut kemudian mengolah data yang diterirna sesuai dengan kebutuhan.
Dari hasil pengolahan data ini dapat dibuat fungsi-fungsi perangkat khusus seperti untuk relay
arus lebih, relav jarak, serta untuk kebutuhan manajemen sistem tenaga, yang dikirim melalui
control centre yang terpisah jauh secara fisik dari sistem tersebut.
Untuk menjamin ketersediaan suatu sistem pengendalian, maka dibuat prosesor dengan
konfigurasi ganda secara paralel (tedundant conJiguration), yang masing-masing mempunyai
kemampuan untuk melakukan diagnosa baik terhadap perangkat utamanya, perangkat-perangkat pet'ipherctl-rrya, maupun perangkat pengaman yang dapat diprogram, bahkan setting relay
pun dapat dilakukan dari control centrc tanpa perlu mendatangi lokasi dimana sub-sistem
berada. Komponen peralatan sistem pengaturan seperti ini cenderung akan semakin.banyak
ditemukan dimasa mendatang.
Untuk sistem tenaga tegangan tinggi, keuntungan lain dari sistem semacam ini adalah
penempatan perangkat-perangkatnya padajaringan instalasi, sehingga secara fisik akan lebih
dekat dengan jaringan-jaringan tegangan tingginya. Dengan demikian tentunya akan membe-
18. Tr-:rcnorocr SrsrEv PENcnNoar-ra.N TeNaca Llsrnrr Bsneasrs SCADA
memberi dorongan bagi industri-industri nasional dapat bersaing secara lebih efektif dalam
pasar energi global.
Namurr perlu diingatkan, secara fisik infra struktur dari jaringan sistem tenaga listrik dan
metoda pengoperasiannya tenturrya tidak akan banyak mengalami perubahan, dan tujuan
mendasar dari deregulasi dalam era perdagangan bebas tidak terlepas dari tujuan pokok yaitu
tetap dapat menyediakan listrik dalam jumlah yang cukup setiap saat dengan mutu yang baik
dan harga yang terjangkau sesuai dengan permintaan. Hal ini berarti bahwa implikasr dari
pengaruh perdagangan bebas terhadap pengoperasian sistem tenaga listrik harus tetap
mendapat perhatian yang mendalam. Perlu memikirkan beberapa langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap pola-pola baru yang diperlukan dalam pengopersian sistem tenaga listrik. Pemakaian data-data real time yang dulu
hanya diperlukan oleh para dispatcher akan semakin meluas oleh pihak-pihak lainnya yang
akan terlibat dalam sistem-sistem nwnagement perdagangan bebas. Beberapa implikasi yang
perlu dikaji kembali dalam menentukan standar-standar baru untuk SCADA energy management s.ystem pada masa mendatang antara lain adalah sebagai diuraikan dalam Bab 9.
Perkembangan di atas menggambarkan bahwa dalam pengendalian suatu sistem tenaga
listrik para insinyur dan teknisi yang akan berkecimpung dalam bidang sistem, dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang control slstem yang semakin hari semakin
rumit dan kompleks.
Aspek lain sebagai akibat dari sistem pengendalian terpadu di atas adalah, perubahan
;"'
organisasi pengelolaan sistem pada masa mendatang dengan tidak diperlukannya lagi organisasi perusahaan yang besar dan kompleks seperti pada sistem konvensional. Suatu sistem
pengendalian terpadu akan terdiri dari banyak komponen-komponen jaringan yang tersusun
secara bertingkat dalam suatu struktur dan terdistribusi sesuai fungsinya.
Pada stasiun pembangkitan misalnya, sistem otomatisasi terpusat akan mengambil
peranan yang semakin besar, seperti selftuning, dimana dengan penerapan sistem pengaturan
optimum menggunakan mikro komputer akan dihasilkan produksi listrik yang lebih efisien
dengan mutu yang lebih baik dari masing-masing unit pembangkit yang terdapat pada stasiun
pembangkit tersebut.
Perkembangan-perkembangan di atas lambat laun akan segera menjadi kenyataan di Indonesia sesuai dengan tuntutan sistem perekonomian yang semakin terbuka termasuk dalam
industri tenaga listrik. Terutama dengan melihat kenyataan sumber-sumber alant kita yang
terbatas dan ketergantungan industri-industri kita akan tenaga listrik yang semakin ttnggi jalan
keluar yang harus dilaksanakan adalah dengan bekerja keras, hernat dan berdaya guna tinggi.
Sebagai salah satu contoh. saat ini telah banyak dilakukan usaha-usaha untuk mengembangkan dan memperkenalkan jaringan sistem terpadu seperti dapat dilihat pada Gambar 1 .2.
Jaringan sistem pengendalian terpadu ini bertanggungjawab dalam hal pengoperasian sistem
tenaga listrik mulai dari sistem pembangkitan sampai jaringan pelanggan beserta semua sis-
tem inlormasi terkait.
Untuk membantu para perusahaan listrik maka Electric Pov,er Research Institut-EPRI
yaitu suatu badan penelitian yang berkecimpung dalam sistem tenaga listrik yang berkedudukan di Amerika, telah melakukan banyak penelitian-penelitian untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas.2 Mereka melakukan penelitian-penelitian yang intensive dibidang utili6, contnrunicatiotx system. yang telah menghasilkan beberapa standar-standar seperti
umpanlanya standar-standar protokol yang dapat digunakan membukajalan bagi para pabrik
komputer merancang produk-produk mereka dapat saling berkomunikasi dengan produkproduk lairrnya.
3
20. TErNoLocr Srsrr,v PeNceNoe,Lre.N Tnne,cn Lrsrrurc Br,nsRsrs SCADA
1.2.
I
Pustr PoNGtNo.tueN
TRANSMTST
Ukuran suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya bertumbuh secara alamiah mulai dari sistem
yang sangat kecil dan sederhana hingga sistern yang sangat besar dan kornpleks rnengikuti pertumbuhan kenaikan beban. Dr negara-negara yang sudah maju dengan skala ekonomi besar dan
mapan, pertumbuhan pemakaian listrik relatif tidak begitu besar dibandingkan dengan negara
sedang berkembang seperti Indonesia. Jadi pembangunan dan pengembangan suatu sistem tena-
ga listrik pada suatu negara yang sudah maju pada hakekatnya akan terbatas lebih pada pembaruan-penrbaruan sistem yang sudah ada. Disamping pernbaruan-pembaruan tersebut terdapat
pula perubahan-perubahan dalam sistem pengelolaan dan pengoperasian sistem tenaga listrik.
Penelitian-penelitian untuk mencari metoda pengoperasian sistem tenaga listrik yang
lebih efisien terus dilakukan terutama karena semakin langkanya sumber-sumber daya primer
dan dorongan yang timbul sesuai dengan tuntutan jaman di mana akhir-akhir ini sudah semakin banyak diperkenalkan sistem pasar bebas dalam transaksi jual-beli energi listrik. Dalam
era bisnis dimana perdagangan energi dilakukan secara bersaing memaksa perusahaan listrik
harus manrpu melakukan terobosan-terobosan dan perubahan-perubahan baru dalam organisasi pengoperasian mereka untuk dapat bekerja semakin efisien.
V
Rancangan pusat pengaturan saat ini juga sedang berkembang, yang ditujukan untuk
rnemberi suasana yang lebih baik bagi para operator, terutama dalam rancan gan man ntachine
interfhce, dimana layar tampilan dengan VDU dengan ukuran terbatas dirasakan sudah tidak
efektiflagi. Kecenderungan di masa mendatang rnenunjukkan akan digunakannya layar-layar
besar berbasis Liqttid Cristal Display yang mempunyai tingkat resolusi yang lebih tinggi.
Fasilitas zooru dan kemudahan bernavigasi dari satu sistem ke sistem lain secara bebas
akan menjadi rnudah dilakukan sehingga situasi kerja para operator akan menjadi Iebih baik.
/
Dengan dikembangkannya konsep jaringan cerdas, dimana suatu sistem inteligent diirfiegrasikan kedalarn peralatan jaringan, pada masa ini perbaikarr kinerja suatu proses sistcm
akuisisi data, khususnya dalam hal gangguan, juga ikut berkernbang. Dengan sistem seperti
ini, hanya informasi relevan yang dibutuhkan operator saja yang akan dikirinrkanke confiol
centre. Dengan kata lain pengiriman informasi/data menjadi lebih selektii tanpa mengurangi
fleksibilitas sistem untuk memperoleh data lain pada keadaan tertentu.
Dalam rangka menyiapkan para operator untuk siap siaga menghadapi keadaan darurat,
?
t
sudah banyak pula dikembangkan simulator-simulator yang dapat digunakan oleh para operator sebagai sarana pelatihan. Simulator seperti ini dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran terhadap jaringan yang sesungguhnya. Dalam melakukan simulasi atau
percobaan-percobaan operasiorral, simulator akan berfungsi dan memberikan respon yang
sama sebagaimana layaknyayang diberikan oleh jaringan sesungguhnya, namun percobaanpercobaan atau simulasi ini tidak membawa efek apa-apa terhadap sistem yang sebenarnya.
Data-data keluaran estiruator pada data-data real lime hasil akuisisi data antara control
centre dengan.jaringan digunakan sebagai base case untuk berbagai keperluan simulasi,
dimana berbagai kemungkinan dapat dicobakan.
1,2.2 Puser PeNcENo,qLttN
DAN OroMATrsASr JARINGAN DISTRIBUST
Kornputerisasi gardu distribusi akan membawa banyak keuntungan dalam pengelolaan suatu
jaringan distribusi, antara lain adalah supervisi yang lebih baik, dimana gambaran yang lebih
jelas tentang indikasi jaringan akan mudah diperoleh. Demikian juga situasi pembebanan dan
ingga dapat dipulihkan lebih cepat.
indikasi lokasi gangguan
MILIK
PcrPmralmo
Propirlsi l''wa Timur
--
Bdan
L-:::-----
22. I
l0
TrrNor-ocr SrsrEv PsrcsNoaLraN TFNAce LrsrnK BrReA,srs SCADA
)
Gambur 1.3. Jaringan Transmisi Tegangan Extra Tinggi, di latar belakang
tcrlihat Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Gunrbar 1.4. Gardu lnduk Tegangan
24. r
12
TercNor-ocr Srsrgu PeNcpNnalre,N TeNa,ce Lrsrnrr Beneasrs Scnoa
Sistem SCADA/EMS bertujuan untuk membantu perusahaan listrik mendapatkan sistem
pengoperasian optimum sesuai dengan berbagai kenyataan kekurangan-kekurangan maupun
segala kelebihan yang terdapat pada sistem tenaga listrik tersebut.
Dalam mengelola sistem jaringan distribusr lamanya waktu pemulihan gangguan sering
merupakan kriteria penting yang digunakan untuk menilai kinerja sistem pengoperasian
jaringan dan pelayanan pelanggan.
Akhir-akhir ini sistem otomatisasi pelanggan sudah mendapat perhatian yang serius dan
seimbang dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kepuasan para pelanggan
listrik.
Dalam rangka untuk mencapai sistem pengendalian sesuai dengan kriteria-kriteria di atas
maka suatu sistem pengendalian tenaga dilengkapi dengan perangkat-perangkat SCADA.
Perangkat ini digunakan sebagai sarana untuk dapat memantau dan mengendalikan sistemsistem tenaga secara terpusat dari pusat pengendalian.
Dalam hal untuk mendapatkan sistem pengoperasian yang optimum, maka di atas perangkat-perangkat SCADA diimplementasikan fungsi-fungsi perangkat lunak baik untuk keperluan energi management sistem untuk sistem transmisi, distribution management sistem untuk
sistem distribusi dan perangkat-perangkat otomatisasi para pelanggan.
Adapun fungsi-fungsi dasar tersebut dapat diuraikan secara sepintas pada uraian-uraian
berikut ini.
2.1.1 FuNespFuNcsr SCADA D,nt Axursrsr
Duta acEtisition adalah proses untuk mengumpulkan semua informasi sistem tenaga listrik
dari RTU's ke control centre, merubah data-data yang diterima menjadi data-data rekayasa
serta menyimpannya sebagai real time database.
Elemen-elemen informasi yang terkumpul di atas digunakan untuk menggambarkan keadaan suatujaringan sistem tenaga seperti status dan keadaan gardu-gardu induk maupun status
pusat-pusat pembangkit.
Rangkaian data-data akuisisi modern pada umumnya terdiri atas perangkat-perangkat
remote terminal unit, front end communication (CFE), telemetery front end processor (TFE)
dan SCADA host computer Tergantung dari ukuran dan kompleksnya sistem yang dihadapi,
kadang-kadang ketiga perangkat terakhir yaitu CFE, TFE, dan Host server dapat ditempatkan
dalam satu komputer.
Narnun mengingat kriteria-kriteria kinerja yang diperlukan untuk sistem pengendalian
real time yang besar dan kompleks dengan berbagai implementasi perangkat-perangkat
aplikasi lainnya, maka suatu sistem pengendalian dirancang dengan sistem terdistribusi. Hal
ini dapat dilakukan dengan merancang sislem front end communication, telemetery front end
processor dan.host SCADA computer yang terpisah satu sama lain.
Disini /rosr computer akan berfungsi sebagi perangkat pemrosesan data-data dan perangkat-perangkat interface dengan man machine interface. Sedang telemetery front end QFE)
akan berfungsi untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan penanganan protokol komunikasi
dengan RTU sehingga tidak akan merepotkan host computer. Kadang-kadang TFE dapatjuga
digunakan untuk melakukan tugas komunikasi dengan RTU diluar perintah host.
il
26. l4
TErcNorocr Srstrna PeNcENoer-raN TENACA Lrsrnrr Bnnsasrs Sceoa
suatu pusat sistem pengendalian. Harga-harga ini biasanya menggambarkan
titik-titik pengukuran
pada
nilai
sesaat dari
jaringan yang diukur.
Pada prakteknya besaran-besaran tersebut dapat terdiri atas besaran analog yaitu besaran
yang perlu dirubah menjadi bilangan digital sebelum dikirimkan ke pusat pengendalian atau
besaran-besaran yang sudah merupakan bilangan-bilangan digital yang dapat langsung
dikirimkan oleh remote terminal unit setelah mendapat proses pengkodean tertentu.
Besaran-besaran tersebut biasanya dipandang sebagai besaran pengukuran, oleh karena
itu perlu dinormalisasikan sebelum data-data tersebut disimpan kedalam database. Lebih
lanjut besaran-besaran tersebut juga perlu drberi skala menjadi data-data rekayasa sebelum
ditampilkan pada layar peraga. Tergantung dari jenisnya maka skala pengukuran dapat linier
namun terdapat juga besaran-besaran yang membutuhkan skala tidak linier.
Pada umumnya hal tersebut dapat diimplementasikan sebagai fungsi dari sistem databuse, dalam arti proses penskalaan hanya dilakukan bila data diambil dari database sedang
pada waktu menyimpan ke database proses tersebut tidak perlu dilakukan, hal ini mengingat
karena menyimpan data kedalam database lebrh sering daripada penampilan-penampilan
data-data tersebut. Pada beberapa rancangan sistem pengendalian proses penskalaan ini dilakukan pada komputer khusus yang sering disebut.front end computer, dengan demikian semua
harga-harga yang telah diskalakan dapat langsung disimpan kedalam database-
Scanning besaran-besaran pengukuran dapat dilakukan secara periodis dimana jumlah
siklus scar dan kelonrpok-kelompoknya ditetapkan terlebih dahulu atau berdasarkan atas perubahan nilai dimana masing-masing pengukuran ditentukan batas-batas lebar bidang perubahan
atau yang sering dikenal sebagai d,aerah dead band dalamarti scanning hanya dilakukan apabila terjadi perubahan besaran diluar harga maksimum dan minimum yang ditentukan, cara
yarrg lain kadang juga dilakukan derrgan metode digilal Jilterin& metoda-metoda ini sering
dilakukan bila tidak ada fasilitas komunikasi yang cepat dan hanya mampu mentransmisikan
data-data pada kecepatan yang rendah. Parameter-parameter dead band dan pembatasan
(iltering) dapat disimpan secara sentral dan ditransfer ke perangkat-perangkat rcmote terminal
pada waktu komputer start atau bila operator melakukan perubahan. Perubahan parameter
biasanya dapat dilakukan dengan prosedur yang mudah melalui layar-layar tampilan.
B esaru
n-besarc,n E nergi
Besaran-besaran energi biasanya diperoleh dari hasil pembacaan akumulator-akumulator
dalam bentuk pulsa-pulsa yang terdiri atas dua register, yang satu bekerja terus menerus
(continuotrs counter) sedang yang satu bekerja berdasarkan interval waktu tertentu. Umumnya
interval waktu adalah satu jam. Bila interval waktu satu jam telah berlalu maka transfer data
akan dimulai dari pencacah ke register waktu, kemudian pencacah akan terus bekerja pada
jam berikutnya dan isi register akan dikumpulkan oleh pusat pengendalian pada waktu scar
besaran-besaran lain. Pada keadaan khusus dapat pula terjadi permrntaan pembacaan akumulator dengan segera misalnya untuk setiap sepuluh kali pembacaan setiap jamnya.
Kalkulasi Data-data
Kalkulasi data-data atau data calculation adalah perhitungan harga-harga arus, tegangan dan
daya ataupun status indikasi perangkat-perangkat sistem tenaga yang diperoleh dari hasil
akuisisi data sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, laporan ataupun untuk historikal data. Untuk dapat melakukan perhitungan-perhitungan tersebut, suatu sistem pengen-
28. r
TsrNor-ocr Srsrsn,l PeNcgNoalteN TeNa.cn Llstntr Bensnsts Scaon
l6
Perhitungan-perhitungan numeris biasanya dilakukan secara periodis atas permintaan operator
atau kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan presentasi-presentasi.
Pe r hitungu
n-p er hit u n ga n Stat us
Perlritungan-perhitungan status adalah sebuah kombinasi logika dari keadaan status indikasiindikasi. Kelompok-kelompok status atau ringkasan-ringkasan status kelompok-kelompok
perangkat sistem dapat digunakan sebagai gambaran atau presentasi sistem pada papan-papan
peraga (mimic board) atau layarJayar tampilan VDU, umpamanya untuk menentukan warna
garis atau lnsbar dan untuk memberikan indikasi hubungan garis (transmisi) dengan busbar.
Hasil-hasil perhitungan ini sering juga disimpan sebagai dokumen mengenai status indikasi
yang berguna kelak dikemudian hari.
Definisi dari perhitungan status biasanya dibuat dengan bahasa tertentu yang harus
dikembangkan untuk keperluan tersebut. Agar dapat melakukan perhitungan-perhitungan tersebut pada umumnya sistem membutuhkan kemampuan-kemampuan berikut:
o Pengecekan dan penggabungan status indikasi
. Melaksanakan operasi-operasi logika pada status indikasi
o Berkomunikasi dengan database untuk pengambilan maupun penyimpan
data-data.
Logika-logika yang sama sering pula digunakan untuk menghitung status dari banyak
kelompok-kelompok perangkat yang berbeda-beda. Oleh karena itu akan sangat penting untuk
membuat suatu cara perhitungan yang tipikal yang berlaku umum bagi semua elemen-elemen
sistem tenaga yang terdapat pada sistem. Elemen-elemen yang sebenarnya dapat dinyatakan
dalam kelompok-kelompok titik. Perhitungan status ini biasanya hanya dilakukan apabila terdapat perubahan pada sistem yang mempengaruhi keadaanjaringan yang sebenarnya, namun
kadang-karlang dapatjuga dilakukan secara periodis atau atas permintaan operator.
Pe m u
ntu
utut daz Threshold Overshoot
pemantauan dan monitot.ing berfungsi untuk memeriksa besaran-besaran tertentu seperti daya
aktif, reaktif dap tegangan-tegangan dari hasil-hasil akuisisi data ataupun perhitunganperlritungan apakah ada yang melebihi atau kurang dari batas-batas harga yang telah di set
sebclunrnya. Kea{aan over shoot dapat dideteksi dengan mernberikan alarm'
Data-data akuisisi dalam suatu sistem pengendalian tenaga listrik bisa secara otomatis
muncul patla layar tampilan apabila besaran hasil pengukuran atau perhitungan berada pada
batas-batas yang diijinkan. Perubahan status akan terpantau sesuai dengan perubahan status
indikasi bersama-sama dengan urutan dan waktu terjadinya perubahan tersebut. Sedang
besaran pengukuran akan terpantau sesuai dengan kecepatan perubahan nilai dan untuk keperluan pemaltauan pencatatan perubahan terus menerus dari suatu besaran yang diamati. Hal
ini.juga dilaksanakan untuk keperluan analisis setelah gangguan-gangguan fungsi pemantauan
dari data-data yang clikumpulkan dapat berbeda-beda dan masing-masing data juga harus
dipandang secara berbeda pula. Artinya bila dalam pemantauan diperoleh harga-harga yang
mclebihi batas yang diijinkan bersama-sama dengan perubahan status indikasi maka sistem
perlu rnernroses kejadian tersebut. Hasil proses ini akan menghasilkan status tertentu sesuai
kelasnya yang telah ditetapkan dalam databa.re yang harus dilaporkan kepada operator
pemantauan status melalui subsistem man machine interface.
perberlaap yang ada clari hasil membandingkan status informasi terakhir dengan nilai
yang tersinrpan dalam database akan membangkitkan evenl processing. Kejadian yang
'
30. 18
.
.
.
TercNolocr Srstpu PeNcpNoalr,rN Terunce, Lrsrnrr Br,nsA.srs Sc,qoe
Deteksi kecepatan perubahan trend.
Mengikuti perubahan harga dengan recorder yang ditempatkan pada tempat tertentu
dalam ruangan pengendalian yang mudah dilihat.
Memperagakan perubahan-perubahan harga dalam tampilan kurva yang sering
)
dikonrbinasikan dengan algoritma khusus untuk keperluan ekstrapolasi.
Atribut-atribut Kuulitas Data
Fungsi data-data yang terkumpul dalam sistem pemantauan biasanya dinyatakan sesuai
dengan status flag dari setiap data. Flag ini merupakan atribut kualitas data yang selalu menjadi satu satu kesatuan dengan data tertentu. Atribut ini bisa digunakan umpamanya untuk
menentukan jenis warna tampilan. Secara umum atribut-atribut dapat digunakan antara lain
seperti untuk menentukan keadaan normal-tidak normal, besaran-besaian yang diluar batasbatas yang dirjinkan, keadaan alarm, data-dala remote control dan lain sebagainya.
P rosesing Kej adian-Kej adian (Event Processing)
Event Ptocessing adalah proses yang sangat penting pada suatu control centre dimana hasil
proses ini akan memberitahukan sernua kejadian yang terjadi pada sistem tenaga, sistenr 1ele
control, sistem telekomunikasi, data pt'ocessing dan lain-lain sehingga dapat dimonitor.
Dalam fungsi monitoring atau pemantauan semua event yang timbul terlebih dahulu
diproses sebelurn disimpan kedalam database. Pemrosesan ini dilakukan dengan pengelompokarr dan pengklasifikasian event-event pada layar tampilan, keyboard maupun pada laporanlaporan sehingga dapat dipresentasikan kepada operator dalam bentuk alarm yang sesuai.
Dengan memperhatikan kriteria kinerja yang diperlukan, maka dalam sistem perancangan
perlu ditetapkan suatu sistem yang mempunyai kinerja yang baik sehingga pemrosesan eve,x/event tersebut dapat dilakukan dengan cepat terutama dalam hal terjadinya gangguangan-qguan pada sistem tenaga listrik. Pemrosesan event-event tersebut dengan demikian adalah
suatu hal yang sangat penting pada perancangan sistem pengendalian real tinte, artinya dalam
perancangan penanganan event-event tersebut perlu dibuat kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan sistem pengendalian.
Suatu sistem pengendalian terdiri atas beberapa subsistem dan terminal-terminal remote
yang masing-rnasing biasanya diberikan identifikasi. Event-event disimpan dalam sistem dalabase secara berurutan sesuai dengan waktu terjadinya sehingga event-event yang timbul paling
baru akan muncul n.renggantikan event-event terdahulu. Prosesor event-event menganalisa
ev-ent-eveilt dan membuat satu atau lebih atribut untuk setiap event. Atribut-atribut tersebut
merupakan tanda bagi operator untuk nrengenal event tersebut. Klasifikasi event-event tersebut
digunakan untuk mengelompokkan event-event tertentu pada layar-layar tampilan event yang
berbeda-beda dan mernberikan klas event-event dengan urutan prioritas sesuai karakteristiknya.
Pararneter-pararreter berikut ini sering dapat dilihat pada berbagai sistem pengendalian.
r
Alarrn-alarm yang belum di-acinowledge dinyatakan dengan tanda berkedip-kedip
sedang alarm yang tetap dinyatakan dengan warna tertentu. Alarm-alarm yang belum di
acknowledge akan terus berkedip sampai operator melakukan acknowledge sedang alarm
o
yang tetap akan terus dipertahankan sampai sumber alarm tersebut hilang.
Terdapat beberapa kelompok prioritas dari event-evenl sesuai dengan tingkat keperluannya. Biasanya mereka mengelompokkannya dari hasil kombinasi antara jenis perangkat'yang mengalami gangguan dan alasan timbulnya event tersebut.
; i ; I rr
i
il
d,,
32. I
20
TErNor-oct Srsrrpr PENcpNper-taN TeNlce Ltsrnx Bensesrs Scnoe
StaffoPerasi
"::l,X';i''
Pemeliharaan unit-unitlain
2.2. Aktivitas Operator, Conceptual Plan' (Huntan Factor Review of Elecn'ic Power
Reseurch Dispatch Control Center), EPRI, 1983, EPRI-EL-1960, Research Project 1354-l
Ganrbar
Dari gambar skematik di atas dapat kita lihat peranan yang sangat penting dari man machine
intetfoce. Mengingat urgensinya maka pemilihan Man Machine Interface di atas perlu mendapat pertinrbangan yang hati-hati dan seksama terhadap kualitas, fungsionalitas serta
fleksibelitas dan tingkat kemudahan dan kesesuaiannya terhadap pemakai.
Laporan (Reporting)
Reporting atau laporan yaitu sarana untuk mencetak laporan-laporan tentang operasi sistem
tenaga termasuk laporan tiap jam, harian, mingguan, bulanan ataupun untuk laporan tahunan.
Loggittg (Data-data Historis)
Logging data-data adalah untuk dapat membuat Historical Data Files untuk setiap kejadian
yang terjadi pada sistem, yang berguna untuk keperluan pemeliharaan ataupun review datadata sebelum dan sesudah kejadian.
Suatu sistem pengendalian dirancang dengan fasilitas untuk keperluan data logging dan
untuk keperluan penyimpanan data-data historis maupun untuk penyimpanan data-data perencanaan pengoperasian sistem. Saat ini periode waktu penyimpanan data-data harus mampu
dilakukan selama berbulan-bulan atau dalam orde tahunan. Untuk sistem yang besar kemampuan sistem storage saat ini dapat mencapai ratusan giga byte. Jenis data-data yang perlu
disimpan antara lain adalah data-data pemantauan dan data-data hasil perhitungan-perhitungan,
serta biasanya data-data tersebut diiringi dengan informasi waktu kejadian data-data tersebut.
Sistem-sistem pengendalian modern untuk menyimpan data-data tersebut dilengkapi
dengan kemudahan-kemudahan untuk membuat data-data historis untuk keperluan perhitungan-perhitungan spesifik seperti pembuatan statistik mengenai operasi sistem tenaga untuk
periode tertentu. Untuk mendukung fungsi-fungsi di atas terdapat suatu contmon access totttine
yang berfungsi untuk menerjemahkan identitas dari besaran-besaran yang diminta, pengaturan
waktu yang digunakan untuk mengamati data-data dan mentransfer data diantara storcrye dan
I
34. 1)
TErNolocl Srsrgv PENcpNnelreN TeNaca Lrsrnx Bsnsesrs Sc,qn,q
Anulisa Keadaun Sebelum Gangguan (Post Mortem Review)
Post mortent ret,iewberguna untuk menyimpan data-data sebelum dan sesudah gangguan yang
dibangun dari data-data historis. Hal ini sangat perlu untuk memeriksa beker.lanya peralatanperalatan pengaman dan untuk menganalisa secara mendalam tindakan yang seharusnya
I
diarnbil untuk mengurangi rugi-rugi akibat gangguan.
Pusat pengendalian biasanya mempunyai fasilitas untuk melakukan analisis-analisis setelah
gangguan. Fungsi
ini
adalah untuk merekam besaran-besaran analog sebelum terjadinya
gangguan pada sistem tenaga. Kadang-kadang bukan hanya besaran analog yang direkam, tetapi
status indikasi sering juga direkam yang berguna untuk rnelakukan analisis gangguan-gang-
guan. Kedrra et,ent tersebut urenyebabkan perekaman dimana data-data yang telkait disimpan
unttrk kepcrluan studi mengenai gangguan melalui man machine interface pada saat yang tepat.
Data-data untuk keperluan analisa sesudah gangguan dikumpulkan dengan perekaman
secara periodis terhadap sekelornpok besaran-besaran yang dipilih atau kadang-kadang dapat
juga dilakukan dengan merekam senrua data-data. Perekanran biasanya dilakukan secara sen-
tral pada komputer utama. Periode scotl untuk setiap kelompok data dapat berbeda-beda
dengan basis orde menit. Dalam hal diperlukan scan time berbasis detik terdapat juga konsep
rancangan perekaman data secara lokal. Bila event yang telah ditentukan sebelumnya telah
terladi, maka perekaman data terutama akan diset pada memori tertentu dimana perekaman
terus dilakukan sampai gangguan berlalu.
Hal ini dimaksudkan agar setiap perubahan status dan harga batas yang dilewati dapat dikompres sebagai data-data post mortem rcvlew (PMR). Dengan prinsip ini dapat dirancang untuk
menyirnpan sejumlah data gangguan dalam daerah data-data PMR yang berbeda-beda. Bila
daerah PMR sudah ternrutakhirkan maka perekanran file-file lainnya akan terus berlangsung
sampai dihentikan oleh operator. Supaya operator mengetahui terjadinya proses tersebut maka
pesan-pesan mengenai kesiapan sistem untuk mempresentasikan data-data akan dimunculkan.
Kadang-kadang terdapat juga sejumlah unit tampilan yang dapat mernberikan informasi
tetap data-data PMR. Data-data PMR biasanya ditampilkan pada tampilan laporan dimana
terlihat informasi mengenahi eveilt yang menyebabkan proses perekaman, waktu terjadinya
dan infornrasi-informasi lainnya bersama-sama nilai aktual dan waktu perekaman. Pada waktu
sejumlah bcsar data untuk waktu yang lama telah terekam, maka sistem perekaman diberi
fasilitas halaman.
Untuk keperluan analisa lebih lanjut transfer data-data PMR dapat juga dilakukan ke
memori lainnya. Dalam hal perekaman status indikasi termasuk pada konsep perekaman maka
data-data PMR dapat dilihat pada single line diagram yang sama seperti pada presentasi datadata
real time.
Sistem Modification r/an Ekstension
Sistenr ini adalah perangkat yang rnemungkinkan dispatcher dengan mudah (user friendly)
merubah database SCADA/EMS dengan konsisten.
2.
1.2 Fuwcst-FUNGST ENEncv M,rN,qcnN{oNr SysrEM
Fungsi-fungsi EMS dapat diterrtukan dengan berbagai pilihan secara mendalam sesuai dengan
kriteria sekuriti. ekonomi dan kualitas berdasarkan atas karakteristik dan keadaan sistem
.
il
36. r
TErNorocr Slsrev PENceNoalraN TeNeca Lrsrntr Bensesrs Scaoe
24
redttnclant, injeksi harga-harga yang diperkirakan dan keadaan topologi jaringan secara
real time. Mesin topologijaringan harus mempunyai deskripsi yang lengkap setiap gardu
induk (bus section, coupling, tipe busbar, .....) dan konfigurasi jaringan transmisi dan
unit-unit pembangkit yang tersambung dengan sistem.
Hasil pengukuran dengan perkiraan Qtseudo measurement) diperoleh dari algoritma observabilit.y untuk menentukan apakah sebagian dari subjaringan dapat diobservasi atau tidak.
Pacla akhir proses perangkat lunak tahap satu tersebut diperoleh data-data yang lengkap,
koheren dan konsisten yang kemudian dapat dikilas (snapshot) sebagai titik awal untuk
melaksanakan studi EMS lebih lanjut, seperti untuk keperluan studi economic dispatch,
contingenc.t, analysis dan lain sebagainya.
Seperti terlihat pada blok diagram Gambar 2,3 model jaringan sistem tenaga dikirim ke
perangkat lunak state estimator bersama-sama dengan besaran-besaran pengukuran hasil
akuisisi data. Data-data tersebut kemudian diolah estimalor untuk mendapatkan besaranbesaran yang konsisten dan koheren sebelum dapat digunakan sebagai data awal untuk aplikasi lainnya. Sedang bagian-bagian jaringan yang tidak termasuk dalam sistenr pemantauan
harus dapat pula dimodelkan dengan data-data yang akan diinjeksikan secara manual sebagai
data-data pelengkap yang diperlukan untuk menjalankan state estimator.
Mengingat pentingnya fungsi estimator dalam sistem pengendalian real time yang akan
merupakan suatu kesatuan dengan sistem SCADA maka perlu untuk menguraikan prinsipprinsip dan konsep-konsep dasar tentang algoritma-algoritma yang digunakan dalam perhitungan-perhitungan state estimatio,4 sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran B mengenai
State Estimation pada Sistem Tenaga Listrik.
Sebagaimana telah diurarkan pada perangkat lunak konfigurasi tahap kedua, rnodelmodel yang diperoleh dari hasil proses tahap pertama dapat digunakan untuk keperluan berba-eai studi yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik, seperti pada uraianuraian ringkas perangkat lunak aplikasi berikut ini:
Load
flow
ini mernungkinkan para operator untuk melakukan studi tentang kondisr
yang mungkin terladi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang
harus diambil untuk menganiankan operasi jaringan. Secara khusus operator dapat melihat
semua distribusi tegangan baik besaran maupun sudut fasanya sehingga diperoleh gambaran-gambaran tentang aliran daya, injeksi daya, arus-arus maupun rugi-rugi untuk setiap
kondisi operasi. Salah satu besaran yang sangat penting dalam pertimbangan ekonomis
alokasi pernbangkitan adalah besaran rugi-rugi sebagai fungsi dan keluaran daya unit-unit
Perangkat lunak
pembangkit. Disamping untuk keperluan operasi sehari-hari analisa load flow adalah
perangkat yang sangat diperlukan dalam perancangan p6rrgembangan sistem baik untuk
pengembangan suatu sistem yang baru maupun untuk pengembangan sistem-sistem yang
sudah beroperasi.
Contingency Analysis
Perangkat lunak ini adalah untuk menirukan kondisi-kondisi steady state sehingga operator
dapat mengevaluasi aman tidaknya jaringan dari setiap kontingensi yang mungkin terladi.