2. Suatu perusahaan
dapat mengalami
kesulitan keuangan
Kerugian operasi terus-
menerus
Kemunduran pembayaran
kredit oleh pelanggan
Pengelolaan modal kerja
buruk
Tingkat penjualan
rendah
Kesulitan membayar
utang
Kreditor eksternal
mengajukan klaim dan
pembayaran atas piutangnya
Melikuidasi aset
dan menyerahkan
kepada kreditur
Menunda
pembayaran
dengan persetujuan
kreditur
Pernyataan pailit
(jalur hukum)
Cara
pembayaran
4. Tindakan Nonyudisial
Perjanjian
Restrukturisasi
Utang
Pengalihan Aset
Manajemen
Komite Kreditur
• Perpanjangan waktu
jatuh tempo utang
• Meminta penurunan
suku bunga utang
• Meminta modifikasi
persyaratan dalam
kontrak utang
• Perjanjian Komposisi
(kreditur akan segera
menerima pembayaran,
tetapi dalam jumlah yang
lebih kecil)
• Kreditur membantu
debitur mengelola
pembayaran utang
paling efisien
• Kreditur membentuk
komite kreditur,
bertugas memberikan
nasihat dan pedoman
kepada pihak kreditur
• Kreditur dapat
mengambil alih
operasi perusahaan
• Contoh: debitur
melakukan anjak
piutang usaha dengan
nilai diskon dan dengan
kontrak “bersyarat”
atau “tanpa syarat”
• Pengalihan aset
keuangan dianggap
sebagai penjualan
hanya jika pihak yang
melakukan pengalihan
telah menyerahkan
kendali atas aset yang
dialihkan tersebut
5. Tindakan Yudisial
(pengadilan niaga)
Kepailitan/
kebangkrutan
UU. Kepailitan No.
37/2004
Debitur Petisi Sukarela
Petisi
Pemaksaan
Pengadilan
Niaga
Perusahaan
tetap dikelola
manajemen
Perusahaan
dikelola trusteeKreditur
Mendapat perlindungan
yudisial dalam bentuk urutan
pembebasan dari kelanjutan
hukum yang diajukan kreditur
6. Tindakan Yudisial
UU. Kepailitan
Pernyataan
kebangkrutan
dan likuidasi
Penundaan
Pembayaran
Pihak debitur
memperoleh
perlindungan
yudisial selama
periode
rehabilitasi
Pernyataan
kebangkrutan
dan likuidasi
sering dilakukan
oleh trustee
yang ditunjuk
oleh pengadilan
Aset debitur
dijual dan
kewajibannya
dilunasi
bersamaan
dengan likuidasi
perusahaan
7. Penundaan
Pembayaran
Memungkinkan untuk
perlindungan legal dari
tindakan kreditur
selama periode
rehabilitasi
Periode Rehabilitasi
adalah periode yang
diperlukan untuk
mereorganisasi
perusahaan debitur dan
mengembalikan operasi
perusahaan ke tingkat
yang menguntungkan
reorganisasi
Dilakukan oleh pengadilan niaga
Truste sering diangkat oleh
pengadilan untuk mengarahkan
proses reorganisasi
4P
Petition (mengajukan
petisi)
Protection
(perlindungan dari
kreditur)
Plan of Reorganization
(mempersiapkan
rencana reorganisasi)
Proceeding (proses
reorganisasi;
mencakup tindakan
yang terjadi saat petisi
diajukan hingga
reorganisasi selesai
8. Reorganisasi
• Petisi harus membahas mengenai alternatif untuk melikuidasi
debitur dan membagikan penerimaan kas yang diperkirakan
kepada para kreditur.
• Rencana Reorganisasi harus mencakup penjelasan lengkap
mengenai tindakan yang diharapkan akan dilakukan oleh
debitur selam periode reorganisasi dan bagaimana tindakan-
tindakan ini akan menjadi kepentingan terbaik bagi debitur
dan kreditur
• Pernyataan pengungkapan dikirimkan kepada seluruh kreditur
dan pihak-pihak lain yang berwenang.
9. Sifat neraca perusahaan saat reorganisasi
• Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan
sebagai bagian dari rencana reorganisasi harus
dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang
tidak akan dikompromikan.
• Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan
jumlah yang diperbolehkan oleh pengadilan niaga.
Jika estimasi yang memadai tidak mungkin
dilakukan, maka klaim tersebut harus diungkapkan
dalam catatan kaki.
10. Ketentuan khusus laporan nlaba rugi untuk
perusahaan dalam reorganisasi:
• Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung
dengan reorganisasi, seperti biaya jasa hukum dan
kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan secara
terpisah sebagai pos reorganisasi pada periode
terjadinya. Selanjutnya diatur dalam PSAK 1
• Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama
proses reorganisasi merupakan hasil dari debitur yang
tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya dan
menginvestasikan sumber daya yang tersedia pada
instrumen yang menghasilkan bunga.
• Laba pper saham diungkapkan.
11. Karakter khusus laporan arus kas dalam reorganisasi
• PSAK 2 tentang “Laporan Arus Kas” lebih
menyarankan penggunaan metode langsung untuk
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, namun jika
metode jika langsung yang digunakan, maka
perusahaan harus juga mengungkapkan secara
terpisah arus kas dari aktivitas operasi yang berkaitan
dengan proses reorganisasi.
• Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi
harus dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang
berasal dari operasi rutin
12. Akuntansi
Permulaan
Baru
Pandangan dasar reorganisasi adalah permulaan baru bagi perusahaan
Sulit menentukan apakah penundaan pembayaran menghasilkan
entitas baru atau menghasilkan kelanjutan entitas yang lama
Pelaporan permulaan baru harus digunakan per tanggal
konfirmasi rencana reorganisasi jika dua kondisi berikut ini
terjadi.
1. Nilai reorganisasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat
sebelum tanggal konfirmasi lebih kecil daripada total
seluruh kewajiban dan klaim pasca petisi.
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat
sebelum konfirmasi menerima kurang dari 50% saham
dengan hak suara dari entitas yang akan mucul. Hal ini
menandakan bahwa pemegang saham lama telah
kehilangan kendali atas perusahaan yang akan muncul.
13. Bagaimana dengan
perusahaan yang
tidak memenuhi
syarat Akuntansi
Permulaan Baru
• Perusahaan harus menentukan apakah asetnya
mengalami penurunan nilai
• Perusahaan harus melaporkan kewajiban
sejumlah nilai sekarang jumlah yang akan
dibayarkan, dengan keuntungan atau kerugian
dari penilaian kembali kewajiban dicatat
sebagai pos biasa atau pos luar biasa
PSAK 58
“Penghentian
Operasi”
Perusahaan yang tidak memenuhi untuk
akuntansi permulaan baru mencatat biaya
restrukturisasi, seperti biaya penutupan
pabrik dan pengurangan tenaga kerja,
menggabungkan beberapa sisa operasi, dan
sebagainya
Memperbolehkan pengakuan kewajiban atas biaya terkait dengan
berhentinya atau aktivitas pelepasan pada saat kewajiban tersebut terjadi
14. PSAK 48
Penurunan
nilai aset
Aset Tetap
Yang akan dilepaskan
dengan menjual
Yang akan dimiliki &
digunakan
Kerugian penurunan nilai dari aset tetap yang dipegang dan digunakan diakui hanya jika nilai
aset lebih kecil dari estimasi arus kas dari operasi didiskontokan selama masa manfaatnya
PSAK 57
Keputusan
Manajemen untuk
melepaskan
segmen usaha
Aset jangka tetap yang akan dihapuskan
dengan penjualan akan dinilai kembali
menjadi nilai terendah antara nilai tercatat
atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan
15. RENCANA
REORGANISASI
Rencana reorganisasi
umumnya terdiri dari
sebuah dokumen
terperinci dengan
pembahasan penuh
mengenai tindakan –
tindakan utama yang akan
ditempuh selama proses
reorganisasi. Selain
tindakan – tindakan
utama ini, manajemen
juga terus berproduksi
dan menjual produk,
menagih piutang, dan
menjalankan operasi
harian lainnya.
• Penghapusan operasi yang
tidak menguntungkan,
melalui penjualan atau
likuidasi
• Restrukturisasi utang
dengan kreditor tertentu
• Revaluasi asset dan
kewajiban
• Pengurangan atau
penghapusan klaim
pemegang saham terdahulu
dan penerbitan saham baru
kepada kreditor atau pihak
lainnya
Berisi
apa itu rencana
reorganisasi?
16. Ilustrasi Reorganisasi
Pada tanggal 2 Januari 20X7, manajemen PT Induk mengajukan petisi pada pengadilan niaga dalam rangka
penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan waktu untuk merehabilitasi
perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang menguntungkan. Pengadilan niaga menerima petisi
tersebut dan PT Induk menyusun rencana reorganisasinya. Rencana ini diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7, dan
pernyataan pengungkapan dikirimkan kepada seluruh kreditor dan pihak – pihak lain yang terpengaruh. Pada
tanggal 31 Desember 20X7, perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk periode fiscal tahun 20X7 yang
tercantum di dalam penundaan pembayaran. Pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi pada tanggal 2
Januari 20X8 dan proses reorganisasi diselesaikan pada tanggal 1 April 20X8.
Neraca PT Induk pada tanggal 31 Desember 20X6 akan disajikan dalam FIGUR 17-1 dan rencana reorganisasi akan
disajikan pada FIGUR 17-2 beserta laporan keuangan yang telah diaudit dan pengungkapan lain yang diminta oleh
pengadilan niaga
Sebelum rencana reorganisasi disetujui, PT Induk masih terus beroperasi dibawah perlindungan petisi penundaan
yang diberikan. Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang telah disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban
prapetisi. Satu – satunya pembayaran yang disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah pembayaran
sebesar Rp2.000.000 atas utang hipotek. Masalah pelaporan yang paling penting adalah jumlah reorganisasi harus
dilaporkan secara terpisah dari jumlah operasi lainnya. PT Induk menyusun laporan keuangan berikut per tanggal 31
Desember 20X7: Neraca (FIGUR 17-3), Laporan Laba Rugi (FIGUR 17-4), dan Laporan Arus kas (FIGUR 17-5).
17. Ilustrasi Reorganisasi
• Pada tanggal 2 Januari 20X7, manajemen PT Induk mengajukan petisi pada pengadilan niaga dalam
rangka penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan waktu
untuk merehabilitasi perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang menguntungkan.
Neraca PT Induk pada tanggal 31 Desember 20X6 akan disajikan dalam Figur 17-1
Periode Prapetisi Petisi Diajukan Rencana
Reorganisasi
Diajukan
Akhir Tahun Fiskal Rencana
Reorganisasi
Diajukan
Reorganisasi
Selesai
2 Januari
20X7
1 Juli
20X7
31 Desember
20X7
2 Januari
20X8
1 April
20X8
Proses Reorganisasi
18. Figur 17-1PT INDUK
Neraca
31 Desember 20X6
Aset
Kas Rp 2.000.000
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000
Piutang usaha Rp 20.000.000
Dikurangi : Penyisihan
piutang tak tertagih
(2.000.000)
Persediaan
18.000.000
Aset dibayar dimuka 45.000.000
Jumlah Aset lancar 1.000.000
Aset Tetap Rp 74.000.000
Biaya Akumulasi Penyusutan Biaya Belum Disusutkan
Tanah Rp 10.000.000 Rp 0 Rp 10.000.000
Bangunan 75.000.000 20.000.000 55.000.000
Peralatan 40.000.000 4.000.000 36.000.000
Total Rp 125.000.000 Rp (24.000.000) Rp 101.000.000 101.000.000
Total Aset Rp 175.000.000
19. Figur 17-1
(lanjutan)
Kewajiban
Utang usaha 8.000.000
Wesel Bayar :
• Dijaminkan sebagian
• Tidak dijaminkan, bunga 10%
Rp 20.000.000
Akrual Bunga (2.000.000)
Upah yang masih harus dibayar 18.000.000
Jumlah kewajiban lancar 45.000.000
Utang Hipotek 1.000.000
Total Kewajiban Rp 74.000.000
Ekuitas Pemegang Saham
Saham Istimewa Biaya Akumulasi Penyusutan Biaya Belum Disusutkan
Saham Biasa
( Nilai nominal Rp1000)
Rp 10.000.000 Rp 0 Rp 10.000.000
Saldo Laba (Defisit) 75.000.000 20.000.000 55.000.000
Total Ekuitas Pemegang Saham 40.000.000 4.000.000 36.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas
Pemegang Saham
Rp 125.000.000 Rp (24.000.000) Rp 101.000.000 101.000.000
20. PT INDUK
Rencana Reorganisasi
Berdasarkan Undang – Undang Kepailitan tentang Penundaan Pembayaran
Diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7
a. Utang usaha sebesar Rp26.000.000 diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp6.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp4.000.000
akan dibayar secara tunai, (3) sebanyak Rp12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan (4) utang sebesar
Rp4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp10.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp2.000.000 akan dibayar secara
tunai, dan (2) sisanya sebesar Rp8.000.000 akan ditukar menjadi utang prioritas yang dijamin dengan peralatan.
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp12.000.000 akan dihapuskan, (2)
sebanyak Rp14.000.000 akan dibayarkan secara tunai, (3) sebanyak Rp49.000.000 akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang dijamin
dengan angunan terhadap asset tetap, dan (4) sebanyak Rp5.000.000 akan ditukar dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp3.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp2.000.000 akan
dihapuskan, dan (2) sisanya sebesar Rp1.000.000 akan dibayar tunai
e. Beban upah yang masih harus dibayar Rp14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp12.000.000 akan dibayar tunai dan
(2) sisanya sebesar Rp2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
f. Pemegang saham istimewa akan menerima 80.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang mereka
miliki.
g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang mereka
miliki sekarang
Figur 17-2
21. PT INDUK
(Berada di Bawah Penguasaan Debitor)
Neraca
31 Desember 20X7
Aset
Kas Rp 40.000.000
Piutang Pengambalian Pajak Penghasilan 12.000.000
Efek yang Dapat Dipisahkan 8.000.000
Piutang Usaha Rp 6.000.000
Dikurangi : Penyisihan Piutang Tak Tertagih (1.000.000) 5.000.000
Persediaan 37.000.000
Jumlah Aset Lancar Rp102.000.000
Aset Tetap Rp104.000.000
Dikurangi : Akumulasi Penyusutan (26.000.000) 78.000.000
Total Aset Rp180.000.000
Figur 17-3
22. Kewajiban
Kewajiban Lancar (pascapetisi):
• Pinjaman Jangka Pendek
• Utang Usaha
Rp15.000.000
10.000.000
Kewajiban Tidak Lancar :
• Utang Hipotek,Dijamin Penuh 48.000.000
Total Kewajiban yang Tidak Dikompromikan Rp73.000.000
Kewajiban yang Dikompromikan :
• Utang Usaha
• Wesel Bayar, sebagian dijaminkan
• Wesel Bayar, tidak dijamin
• Akrual Bunga
• Upah yang masih harus dibayar
Rp28.000.000
10.000.000
80.000.000
3.000.000
14.000.000
Total Kewajiban yang Dikompromikan 133.000.000
Total Kewajiban Rp206.000.000
Ekuitas Pemegang Saham
Saham Istimewa Rp40.000.000
Saham Biasa (nilai nominal Rp1.000) 10.000.000 78.000.000
Saldo Laba (Defisit) (76.000.000) Rp180.000.000
Total Ekuitas Pemegang Saham (26.000.000)
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham Rp180.000.000
23. PT INDUK
(Berada di Bawah Penguasaan Debitor)
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X7
Pendapatan
• Penjualan Rp120.000.000
Biaya dan Beban :
• Beban Harga Pokok Penjualan Rp110.000.000
• Penjualan, Operasi dan Administrasi 21.000.000
• Bunga (bunga kontraktual Rp6.000.000) 3.000.000 134.000.000
Kerugian sebelum Pos Reorganisasi dan Manfaat Pajak Penghasilan Rp (14.000.000)
Kerugian Penghapusan Aset Rp (10.000.000)
Imbalan Jasa Profesional (8.000.000)
Bunga yang Dihasilkan dari Akumulasi Kas dari Penundaan Pembayaran 2.000.000
Total Pos Reorganisasi (16.000.000)
Kerugian Sebelum Manfaat Pajak Penghasilan Rp (30.000.000)
Manfaat Pajak Penghasilan 12.000.000
Kerugian Bersih Rp (18.000.000)
Figur 17-4
24. PT INDUK
(Berada di Bawah Penguasaan Debitor)
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X7
Arus Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi :
• Kas yang diterima dari pelanggan Rp133.000.000
• Kas yang dibayar ke supplier dan karyawan (109.000.000)
• Bunga dibayar (3.000.000)
Arus Kas bersih dari kegiatan operasi sebelum pos reorganisasi Rp21.000.000
Arus Kas operasi yang digunakan oleh kegiatan reorganisasi :
• Imbalan jasa professional Rp (8.000.000)
• Bunga yg diterima dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran 2.000.000
• Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan reorganisasi Rp (6.000.000)
Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi dan reorganisasi Rp15.000.000
Arus kas yang diperoleh dari kegiatan investasi :
• Hasil yang diperoleh dari penjualan asset akibat penundaan pembayaran Rp10.000.000
Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi Rp10.000.000
Arus kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan :
• Pinjaman bersih berdasarkan rencana pendanaan jangka pendek Rp15.000.000
• Imbalan jasa professional (2.000.000)
• Bunga yg dihasilkan dari Akumulasi kas dari penundaan pembayaran Rp13.000.000
Pertambahan bersih kas Rp38.000.000
Kas pada 1 Januari 20X7 2.000.000
Kas pada 31 Desember 20X7 Rp40.000.000
Figur 17-5
26. Konsep Reorganisasi
NILAI REORGANISASI
Nilai reorganisasi merupakan nilai
wajar aset yang dimiliki oleh entitas
tersebut
Metode yang umum untuk menentukan nilai
reorganisasi adalah mendiskontokan arus kas masa
depan atau dengan perkiraan nilai. Setelah analisis
yang lengkap, nilai reorganisasi sebesar
Rp195.000.000 ditetapkan untuk asset PT Induk.
Ingat bahwa akuntansi
permulaan baru tepat digunakan
hanya jika kedua kondisi yang
telah dijelaskan sebelumnya
terpenuhi !
Untuk menentukan kondisi pertama bagi PT Induk,
perbandingan dibuat pada tanggal saat rencana
reorganisasi disetujui
27. • Perhatikan bahwa kondisi pertama untuk akuntansi permulaan baru telah terpenuhi. Kondisi kedua
untuk akuntansi permulaan baru juga terjadi, sebagaimana yang ditunjukkan pada FIGUR 17-6.
pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk memiliki hanya 5
persen dari saham biasa entitas yang akan muncul. Oleh karena itu, akuntansi permulaan baru
digunakan oleh PT Induk. Jika kedua kondisi untuk akuntansi permulaan baru tidak terpenuhi, maka
entitas yang baru muncul bukanlah entitas pelaporan yang baru.
• Setelah mempelajari dengan seksama perusahaan dengan risiko yang setara, potensi laba
perusahaan yang akan timbul, dan nilai sekarang arus kas masa depan, maka struktur modal
perusahaan yang akan timbul ditentukan sebagai berikut :
Kewajiban Pascapetisi 25.000.000
Utang Hipotek pascapetisi 48.000.000
Utang Senior 57.000.000
Utang Subordinasi 12.000.000
Saham biasa (baru) 20.000.000
Total Struktur modal pascapetisi 162.000.000
28. • Perhatikan bahwa untuk tujuan ilustrasi, saham biasa yang baru dikeluarkan merupakan saham
tanpa nilai nominal, sehingga tidak ada tambahan modal disetor yang dibawa serta ke dalam entitas
yang baru muncul. Jika nilai yang ditetapkan atas saham yang baru dikeluarkan lebih besar dari nilai
nominalnya, maka akun tambahan modal disetor akan dikredit untuk kelebihannya. Modal
pascareorganisasi sebesar Rp162.000.000 merupakan nilai reorganisasi sebesar Rp195.000.000
dikurangi dengan Rp33.000.000 yang dibayarkan untuk kewajiban prapetisi sebagai bagian dari
rencana reorganisasi
• PT Induk menyiapkan ayat jurnal untuk mencatat pelaksanaan rencana reorganisasi pada saat
rencana tersebut dijalankan antara tanggal 1 Januari 20X8 dan 1 April 20X8.
• Ayat jurnal yang pertama (1) mencatat restrukturisasi utang dan penyesuaian keuntungan dari
pembebasan utang
1 Januari – 1 April 20X8
Kewajiban yang Dikompromikan 133.000.000
Kas 33.000.000
Utang Prioritas 57.000.000
Utang Subordinasi 12.000.000
Saham Biasa (baru) 11.000.000
Keuntungan Pembebasan Utang 20.000.000
(Mencatat Pembebasan Utang)
29. • Ayat jurnal yang kedua (2) mencatat pertukaran saham dengan saham. Pemegang saham istimewa
terdahulu menerima 8.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan. Pemegang saham biasa terdahulu
menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan
1 Januari – 1 April 20X8
Saham Istimewa 40.000.000
Saham Biasa (Lama) 10.000.000
Saham Biasa (Baru) 9.000.000
Tambahan modal disetor 41.000.000
(Mencatat pertukaran saham lama dengan saham baru)
• Ayat Untuk mencatat revaluasi aset dan penghapusan defisit pada permulaan baru adalah sebagai
berikut:
• 1 April 20X8
• Efek yang dapat dipasarkan 2.000.000
Aset Tetap 7.000.000
Kelebihan Nilai Reorganisasi atas Jumlah yang 10.000.000
Dialokasikan terhadap aset yang dapat Diidentifikasi
Keuntungan Pembebasan Utang 20.000.000
Tambahan Modal Disetor 41.000.000
Persediaan 4.000.000
Saldo Laba-Defisit 76.000.000
(Mencatat akuntansi permulaan baru dan menghapuskan defisit)
30. Undang-Undang Kepailitan dan Likuidasi
Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk kepentingan kreditor
dan pemegang saham perusahaan. Maksud dilakukannya likuidasi
adalah untuk memaksimalkan jumlah uang bersih yang diperoleh dari
penjualan aset debitor. Pengadilan niaga menunjuk akuntan,
pengacara atau manajer usaha yang berpengalaman sebagai trustee
untuk melakukan likuidasi. Proses likuidasi sering kali diselesaikan
dalam waktu 6 hingga 12 bulan, dan selama periode tersebut trustee
harus menyampaikan laporan secara berkala kepada pengadilan
niaga. Seluruh proses likuidasi diatur dalam UU Kepailitan, yang
menjelaskan prosedur khusus yang harus diikuti dan laporan-laporan
yang harus dibuat. Aspek likuidasi yang paling penting adalah
menentukan hak legal masing-masing kreditor dan menetapkan
prioritas terhadap hak tersebut.
32. Statement of
Affairs
Laporan akuntansi dasar yang dimulai pada awal proses likuidasi
untuk menyajikan perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari
penjualan aset, urutan klaim kreditor dan perkiraan jumlah kreditor
tidak dijamin yang akan menerima sebagai hasil likuidasi.
Statement of Affairs merupakan perencanaan yang disusun hanya
pada awal proses kepailitan. Laporan ini memberikan informasi
kepada pada kreditor dan pengadilan niaga mengenai perkiraan
jumlah dana yang tersedia untuk masing-masing kelompok kreditor.
33. Pertimbangan Tambahan
Laporan trustee
berbeda dari laporan
keuangan tradisional
karena hak legal dan
tanggung jawab trustee
berbeda dari hak legal
dan tanggung jawab
manajemen
perusahaan debitur.
34. Akuntansi dan Pelaporan Trustee
Pengadilan niaga menunjuk pihak trustee untuk mengelola perusahaan
berdasarkan penundaan pembayaran bila terjadi kesalahan, ketidakjujuran,
ketidakpatuhan manajemen dan secara umum terjadi kesalahan manajemen.
Dalam UU Kepailitan dan Likuidasi, pihak trustee umumnya memiliki
tanggungjawab untuk melikuidasi dengan segera perusahaan yang pailit dan
membayar kreditor sesuai dengan status legal bagian mereka yang dijamin
atau tidak dijamin. Bentuk umum ayat jurnal pembukaan pihak trustee, saat
menerima aset perusahaan debitor adalah sebagai berikut:
Aset xxx
Perusahaan Debitor-Dalam Posisi Pihak Penerima xxx
Ayat jurnal aktual menjelaskan secara rinci akun aset secara terpisah dn
memasukkan nama perusahaan debitor.
35. Laporan Realisasi dan Likuidasi
Sebuah laporan bulanan yang disebut sebagai laporan realisasi dan likuidasi, disusun untuk
pengadilan niaga. Laporan ini menunjukkan hasil tindakan fidusia yang dilakukan oleh trustee
yang dimulai pada saat pihak trustee menerima aset debitor.
Bagian aset laporan ini dibagi ke dalam empat kelompok berikut ini.
Aset
Aset yang akan direalisasikan Aset yang direalisasi
Aset yang diperoleh Aset yang tidak direalisasi
Bagian pos-pos tambahan laporan terdiri dari dua pos berikut ini.
Pos-pos Pendukung
Aset yang akan direalisasikan Aset yang direalisasi
Bagian kewajiban laporan ini dibagi sebagai berikut:
Kewajiban
Kewajiban terlikuidasi Kewajiban akan dilikuidasi
Kewajiban tidak dilikuidasi Kewajiban yang timbul
36. Ilustrasi Akuntansi dan Pelaporan Trustee
Transaksi dan ayat jurnal yang akan dibuat pada buku PT Induk dan pada buku trustee disajikan pada
jurnal berikut ini.
1.Ayat jurnal (4) mencatat pengalihan aset dari PT Induk pada Abimanyu. Abimanyu kemudian mengakui
aset sebesar nilai bukunya seperti yang dilaporkan oleh PT Induk. Pituang usaha tertinggal “lama”
untuk dicatat bahwa ini merupakan bagian dari aset yang ditransfer. Kredit sebesar Rp 155.000.000 PT
Induk-Dalam Posisi sebagai Penerima merupakan kewajiban trustee. Pada buku PT Induk, akan
resipokal, Abimanyu-Penerima merupakan piutang. Perhatikan, tidak ada kewajiban yang dialihkan.
Kewajiban ini tetap ada pada buku PT Induk karena merupakan tanggung jawab legal dari PT Induk
2.Transaksi trustee dicatat pada cara yang biasa dalam ayat jurnal (5) hingga (8). Perbedaan satu-satunya
adalah pembedaan antara akun “lama” yang merupakan bagian dari aset yang dialihkan, dan akun-
akun “baru” yang berasal dari pihak trustee.
3.Pihak trustee membayar sebesar Rp 20.000.000 dari utang PT Induk dan membayar Rp 10.000.000
untuk wesel bayar yang dijamin sebagian. Dalam ayat jurnal (9), debit sebesar Rp 30.000.000 dibuat
untuk akun kewajiban PT Induk-Dalam Posisi sebagai Penerima. PT Induk membuat ayat jurnal yang
berkaitan untuk mengurangi utang usaha dan wesel bayar, dan untuk mengurangi piutang, Abimanyu-
penerima
4.Ayat jurnal sisanya (10) hingga (14) menyelesaikan transaksi, menyesuaikan buku dan menutup buku
pada akhir periode pertama penerimaan. Operasi tersebut menghasilkan laba besih sebesar Rp
4.000.000 untuk periode itu. Ayat jurnal penutup mengalihkan laba bersih pada akun penerima dalam
buku trustee. Ayat jurnal yang berkaitan dengn buku PT Induk meningkatkan akun penerima dan akun
saldo laba.
37. (4) Buku Trustee Abimanyu
Kas 2.000.000
Efek yang Dapat Dipasarkan 8.000.000
Piutang Usaha (lama) 20.000.000
Persediaan 45.000.000
Aset Dibayar Dimuka 1.000.000
Aset Tetap 125.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 2.000.000
Akumulasi Penyusutan 24.000.000
PT Induk-dalam Posisi sebagai penerima 175.000.000
(Pengalihan aset PT Induk kepada trustee)
Buku PT Induk
Abimanyu-Penerima 175.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 2.000.000
Akumulasi Penyusutan 24.000.000
Kas
2.000.000
Efek yang Dapat Dipasarkan 8.000.000
Piutang Usaha
20.000.000
Persediaan 45.000.000
Aset Dibayar Dimuka 1.000.000
Aset Tetap 125.000.000
38. (5) Buku Trustee Abimanyu
Persediaan 20.000.000
Utang Usaha (baru) 20.000.000
(Pembelian persediaan senilai Rp 20.000.000 secara kredit oleh trustee
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
(6) Buku Trustee Abimanyu
Piutang Usaha (baru) 85.000.000
Penjualan 85.000.000
(Penjualan senilai Rp 85.000.000 secara kredit oleh trustee)
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
(7) Buku Trustee Abimanyu
Harga Pokok Penjualan 50.000.000
Persediaan 50.000.000
(Biaya penjualan senilai Rp 50.000.000, termasuk seluruh persediaan yang dialihkan
dari PT Induk)
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
39. (8) Buku Trustee Abimanyu
Kas
Piutang Usaha (lama)
Piutang Usaha (baru)
Penagihan piutang oleh trustee:
Lama Rp 12.000.000
Baru Rp 44.000.000
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
(9) Buku Trustee Abimanyu
PT Induk-dalam Posisi sebagai penerima 30.000.000
Utang Usaha (baru) 4.000.000
Beban Operasional 13.000.000
Beban Trustee 5.000.000
Kas
52.000.000
Buku PT Induk
Utang Usaha 20.000.000
Wesel Bayar 10.000.000
Abimanyu-Penerima 30.000.000
40. (10) Buku Trustee Abimanyu
Kas 9.000.000
Efek yang Dapat Dipasarkan 8.000.000
Keuntungan dari Penjualan Efek 1.000.000
(Penjualan efek yang dapat dipasarkan sebesar Rp 9.000.000)
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
Ayat Jurnal Penyesuaian di Akhir Periode:
(11) Buku Trustee Abimanyu
Beban Piutang Tak Tertagih 3.000.000
Beban Penyusutan 10.000.000
Penyisihan piutang Tak Tertagih (lama) 1.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (baru) 2.000.000
Akumulasi Penyusutan
10.000.000
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
41. (12) Buku Trustee Abimanyu
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (lama) 2.000.000
Piutang Usaha (lama)
2.000.000
(Penghapusan piutang usaha lama sebesar Rp 2.000.000)
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
(13) Buku Trustee Abimanyu
Beban dari Biaya di Muka1.000.000
Aset Dibayar Dimuka 1.000.000
(Mengakui biaya dibayar dimuka yang telah berlalu)
Buku PT Induk (Tidak Ada Jurnal)
42. (14) Buku Trustee Abimanyu
Penjualan 85.000.000
Keuntungan dari Penjualan Efek 1.000.000
Harga Pokok Penjualan 50.000.000
Beban Operasional
13.000.000
Beban Trustee
5.000.000
Beban dari Biaya di Muka 1.000.000
Beban Piutang tak Tertagih 3.000.000
Beban Penyusutan
10.000.000
PT Induk –dalam Posisi sebagai Penerima 4.000.000
Buku PT Induk
Abimanyu-Penerima 4.000.000
Saldo Laba 4.000.000
43. PT Induk
Abimanyu, Penerima
Laporan Realisasi dan Likuidasi
31 Desember 20X6 hingga 31 Januari 20X7
Aset
Aset Hendak Direalisasikan Aset Direalisasi
Piutang Usaha lama (bersih) 18.000.000 Piutang usaha lama 12.000.000
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 Piutang usaha baru 44.000.000
Persediaan Lama 45.000.000 Efek yang dapat dipasarkan 9.000.000
Aset Dibayar Dimuka 1.000.000 Penjualan persediaan 85.000.000
Aset yang Terdepresiasi (bersih) 101.000.000
Aset yang Diperoleh Aset yang Tidak Direalisasi
Piutang baru 85.000.000 Piutang usaha lama (bersih) 5.000.000
Persediaan baru yang dibeli 20.000.000 Piutang usaha baru (bersih) 39.000.000
Persediaan baru 15.000.000
Aset yang terdepresiasi (bersih) 91.000.000
Figur 17-10
44. Lanjutan
Pos-pos Tambahan
Beban Tambahan Kredit Tambahan
Beban operasi yang dibayarkan 13.000.000
Beban penerima 5.000.000
Keuntungan bersih dari operasi 4.000.000
Kewajiban
Kewajiban yang Dilikuidasi Kewajiban yang Hendak Dilikuidasi
Utang jangka pendek lama 30.000.000 Utang lancar lama 133.000.000
Utang jangka pendek baru 4.000.000 Utang Hipotek 50.000.000
Kewajiban yang Tidak Dilikuidasi Kewajiban yang Terjadi
Utang jangka pendek lama 103.000.000 Utang jangka pendek Baru 20.000.000
Utang jangka pendek baru 16.000.000
Utang Hipotek 50.000.000
503.000.000 503.000.000
45. AKUNTANSI KREDITOR UNTUK PINJAMAN
YANG DITURUNKAN NILAINYA DARI
PERJANJIAN RESTRUKTURISASI UTANG
46. Akuntansi Kreditor Atas Pinjaman yang
Diturunkan Nilainya
PSAK 54 menunjukan standar akuntansi dan
pengungkapan kreditor untuk piutang yang
diturunkan nilainya. Pinjaman dikatakan hendak
diturunkan nilainya jika terdapat kemungkinan
bahwa pihak kreditor tidak akan mampu
memperoleh seluruh jumlah yang jatuh tempo
berdasarkan perjanjian pinjaman. Utang yang
diturunkan nilainya diukur berdasarkan nilai
sekarang dari ekspektasi arus kas masa depan,
yang didiskontokan berdasarkan tingkat suku
bunga efektif pinjaman pada saat permulaan
pinjaman.
47. Contoh berikut ini akan menunjukan akuntansi kreditor
untuk pinjaman yang diturunkan nilainya:
1.Pada tanggal 31 Desember 20X5, PT Kreditur
memiliki piutang pinjaman lancar yang tidak
dijamin sebesar Rp30.000.000 dari PT Induk
yang jatuh tempo pada tanggal 31 Desember
20X6. Pinjaman tersebut didokumentasikan
dengan wesel bayar yang memiliki suku bunga
10 persen per tahun. Bunga yang saat ini belum
dibayarkan berjumlah Rp3.000.000, yang
merupakan bunga untuk tahun 20X5.
2.Selama siklus penelaahan pinjaman secara
berkala, PT Kreditur menentukan bahwa per
tanggal 31 Desember 20X5, terdapat
kemungkinan bahwa pinjaman dari PT Induk
tidak dapat ditagih secara penuh. Estimasi
terbaik jumlah yang dapat diperoleh pada
tanggal 31 Desember 20X6 adalah sebesar
Rp23.000.000.
48. Langkah pertama adalah menentukan apakah pinjaman tersebut diturunkan nilainya dengan
membandingkan nilai tercatat dengan nilai sekarang estimasi total arus kas depan. Nilai sekarang
tersebut dihitung sebagai estimasi total arus kas masa depan yang didiskontokan dengan menggunakan
tingkat suku bunga efektif yang awal, yaitu sebesar 10 persen dalam kasus ini.
Nilai tercatat pinjaman
Pokok Rp30.000.000
Bunga Akrual 3.000.000
Nilai Tercatat Rp33.000.000
Nilai sekarang total arus kas masa depan:
Estimasi total kas masa depan Rp.23.000.000
Faktor nilai sekarang untuk 10%, 1 tahun X 0.90909
Nilai sekarang arus kas masa depan 20.907.070
Kerugian kreditor atas penurunan nilai pinjaman Rp12.090.930
49. Ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT Kreditur untuk mengakui penurunan piutang pinjaman adalah sebagai
berikut:
31 Desember 20X5
(15) Beban Piutang Tak Tertagih 12.090.930
Penyisihan Penilaian Pinjaman yang Diturunkan Nilainya 12.090.930
(16) Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya 30.000.000
Wesel Tagih 30.000.000
Neraca taggal 31 Desember 20X5 melaporkan pinjaman yang diturunkan nilainya dalam bagian aset sebagai
berikut:
Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya Rp33.000.000
Dikurangi: Penyisihan Penilaian Pinajaman yang Diturunkan Nilainya -12.090.930
Nilai Sekarang wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya Rp20.090.970
50. Pada tanggal 31 Desember 20X6, pada akhir tahun berikutnya, PT Kreditur akan mengakui
pendapatan bunga dengan menggunakan metode bunga efektif, sebagai berikut:
(17) Piutang Bunga yang Diakru (30.000.000 x 0,10) 3.000.000
Penyisihan Penilaian Untuk Penurunan Nilai Pinjaman 909.093
Pendapatan Bunga (20.909.070 PV x 0,10) 2.090.907
Perhatikan bahwa saldo dalam akun penyisihan penilaian sekarang adalah sebesar Rp13.000.000.
Ayat jurnal terakhir adalah untuk mengakui perolehan piutang. Jika kreditor pada kenyataan
menerima jumlah sebesar hanya Rp23.000.000 saja seperti yang telah diperkirakan, maka ayat
jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:
(18) Kas 23.000.000
Penyisihan Penilaian untuk Penurunan Nilai Pinjaman 13.000.000
Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya 30.000.000
Piutang Bunga yang Diakru 6.000.000
51. Jika PT Kreditur menerima pelunasan dalam jumlah penuh, yaitu pokok awal
ditambah dengan piutang bunga yang diakru untuk dua tahun, maka ayat jurnal
berikut ini dibuat untuk mencatat perolehan piutang dan untuk menghapuskan
akun penyisihan penilaian terhadap beban piutang tak tertagih atau terhadap
penyisihan piutang tak tertagih, tergantung akun apa yang digunakan dalam
ayat jurnal (15), ketika mengakui penurunan nilai.
(18b) Kas 36.000.000
Penyisihan Penilaian untuk Penurunan Penilaian 13.000.000
Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya 30.000.000
Piutang Bunga yang Diakru 6.000.000
Beban Piutang Tak Tertagih 13.000.000
52. Restrukturisasi Utang Bermasalah
PSAK 54 mengatur mengenai akuntansi debitor
untuk restukturisasi utang bermasalah dan
standar untuk akuntansi kreditor terhadap
restrukturisasi ini. Tidak semua negosiasi ulang
atas perjanjian utang dibahas dalam standar ini,
restrukturisasi haruslah merupakan konsensi yang
diberikan oleh pihak kreditor kepada debitor yang
mengalami kesulitan keuangan. Bentuk
restrukturisasi utang bermasalah yang paling
umum adalah modifikasi persyaratan utang untuk
meringankan kebutuhan kas jangaka pendek
pihak debitor.
53. Untuk Debitor
Berdasarkan PSAK 54, pihak debitor membandingkan nilai tercatat
utang dengan jumlah arus kas masa depan yang terkait dengan utang
tersbut atau dengan nilai wajar jumlah yang dipertukarkan dalam
pelunasan utang tersebut. Perbandingan ini dibuat untuk
menentukan timbul keuntungan atau kerugian yang harus diakui
terhadap transaksi tersebut, yang digambarkan sebagai berikut:
Selisih restrukturisasi (debitor) = CV – TFCF atau CF – FV
CV = nilai tercatat utang
TFCF = nilai arus kas masa depan
FV = nilai wajar pos-pos non kas
54. Dalam restrukturisasi utang yang melibatkan modifikasi
persyaratan, jumlah arus kas masa depan merupakan total
agregat seluruh pembayaran kas setelah terjadinya proses
restrukturisasi seperti yang ditentukan dalam perjanjian
restrukturisasi. Setiap pembayaran kas atau pengalihan aset
atau ekuitas yang dilakukan segera mengurangi nilai buku
utang sebelum menghitung keuntungan atau kerugian.
Aturan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.CV ≤ TFCF. Tidak ada keuntungan atau kerugian, terdapat
beban bunga masa depan.
2.CV > TFCF. Debitor untung, tidak ada beban bunga masa
depan.
55. Untuk Kreditor
Berdasarkan PSAK 54, akun kreditor untuk mencatat restrukturisasi
utang bermasalah sebagai penurunan nilai pinjaman. Perbedaan
utama antara metode pengukuran debitor dan kreditor adalah bahwa
kreditor harus menentukan nilai sekarang estimasi total arus kas masa
depan untuk dibandingkan dengan nilai tercatat pinjaman, yang
diperlihatkan sebagai berikut:
Selisih restrukturisasi (kreditor) = CV – PV (TFCF) atau CV – PV
CV = nilai tercatat utang
PV (TFCF) = nilai sekarang nilai arus kas masa depan
FV = nilai wajar aset tetap
56. Ilustrasi Restrukturisasi Utang Bermasalah
Teknik restrukturisasi utang yang umum adalah
memodifikasi beberapa persyaratan kontrak utang yang
awal. Modifikasi persyaratan dapat berupa:
• Pengurangan suku bunga tercatat untuk sisa utang awal
• Perpanjangan tanggal jatuh tempo utang awal dengan
suku bunga yang lebih rendah
• Pengurangan bagian nilai tercatat utang awal
• Pengurangan bunga yang diakru
Akuntansi debitor untuk modifikasi persyaratan utang
diatur dalam PSAK 54. Selisih restrukturisasi dihitung
sebagai perbedaan antara nilai tercatat utang dan total
estimasi arus kas masa depan berdasarkan persyaratan
yang baru.
57. Kasus: Nilai Tercatat Utang Lebih Besar daripada Modifikasi Total Arus
Kas Masa Depan, Diakui Keuntungan Debitor dan Kerugian (Beban)
Kreditor
PT Induk, pihak debitor, berutang dengan nilai pokok Rp30.000.000
ditambah bunga yang diakru sebesar Rp3.000.000 kepada PT Kreditor.
Pada tanggal 31 Desember 20X6, kedua belah pihak menyepakati
modifikasi persyaratan kontrak utang sebagai berikut:
1.Menghapuskan bunga yang diakru sebesar Rp3.000.000
2.Mengurangi tingkat suku bunga dari 10 persen menjadi 5 persen
3.Memeperpanjang masa jatuh tempo selama 1 tahun tambahan,
menjadi tanggal 31 Desember 20X7.
58. Selisih restrukturisasi per tanggal modifikasi persyaratan adalah
sebagai berikut:
Debitor Kreditor
Nilai tercatat pinjaman:
Pokok Rp30.000.000
Bunga akrual 3.000.000
Nilai Tercatat Rp33.000.000 Rp33.000.000 Rp33.000.000
Total estimasi arus kas masa depan:
Total pokok utang Rp30.000.000
Total bunga kontraktual masa depan 1.500.000
Total estimasi arus kas masa depan Rp31.500.000 (31.500.000)
Faktor nilai tunai, 10% 1 tahun X 0,90909
Nilai tunai total arus kas masa depan Rp28.636.335 (28.636.335)
Selisih restrukturisasi Rp1.500.000 Rp4.363.665
59. Bagi debitor, nilai tercatat utang sebesar Rp33.000.000 tersebut lebih besar daripada total estimasi arus kas
masa depan sebesar Rp31.500.000, dan pihak debitor mengakui adanya keuntungan restrukturisasi. Karena
keuntungan restrukturisasi diakui oleh debitor, PSAK 45 menyatakan bahwa debitor tidak mengakui
terjadinya beban bunga atas utang dalam periode di masa depan.
Ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT Induk, sebagai debitor, pada tanggal 31 Desember 20X6, yaitu tanggal
modifikasi persyaratan perjanjian adalah sebagai berikut:
31 Desember 20X6
(23) Utang Bunga yang Diakru 3.000.000
Wesel Bayar (10%) 30.000.000
Utang Pinjaman yang Direstrukturisasi (5%)
31.500.000
Keuntungan Restrukturisasi Utang
1.500.000
Total arus kas masa depan sebesar Rp31.500.000 dicatat sebagi utang yang direstrukturisasi, dan utang awal
beserta bunga yang diakru dihapusbukukan.
60. Pada saat PT Induk membayar kembali utang pada tanggal 31 Desember 20X7, maka ayat jurnal yang dibuat adalah:
31 Desember 20X7
(24) Utang Pinjaman yang Direstrukturisasi (5%) 31.500.000
Kas 31.500.000
Pihak kreditor harus mengakui terjadinya kerugian yang berjumlah Rp4.363.636, yang merupakan selisih restrukturisasi
antara nilai tercatat utang dan nilai sekarang estimasi total arus kas masa depan. Berdasarkan PSAK 54, pihak kreditor
mengakui pendapatan bunga masa depan dengan menggunakan metode bunga efektif. Ayat jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:
31 Desember 20X6
(25) Penyisihan Piutang Tak Tertagih 4.363.665
Piutang Bunga yang Diakru 3.000.000
Penyisihan Penilaian Pinajaman yang Diturunkan Nilainya 1.363.665
(26) Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya (5%) 30.000.000
Wesel Tagih (10%) 30.000.000
61. Perhatikan bahwa pada tanggal 31 Desember 20X6, neraca akan melaporkan sebagai berikut:
Ayat jurnal yang dicatat oleh kreditor pada tanggal 31 Desember 20X7 adalah sebagai berikut:
(27) Kas
1.500.000
Penyisihan Penilaian Pinjaman yang Diturunkan Nilainya 1.363.665
Pendapatan Bunga
2.863.635
Rp1.500.000 = Rp30.000.000 x suku bunga kontraktual 0,05
Rp2.863.635 = nilai sekarang sebesar Rp28.636.335 x tingkat suku bunga efektif 0,10
(28) Kas
30.000.000
Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya
30.000.000
Wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya Rp30.000.000
Dikurangi: Penyisihan Penilaian Pinajaman yang Diturunkan Nilainya (1.363.665)
Nilai Sekarang wesel Tagih yang Diturunkan Nilainya Rp28.636.335