2. Pembahasan
1. deskrifsi PD.EKA Jaya Mandiri
2. Pengertian mesin Retaning ( Molen )
3. Cara Kerja Mesin Retaning ( Molen )
4. Analisis Sebelum Dan Sesudah Menggunakan
Mesin Retaning ( molen )
3. Deskrifsi PD.EKA Jaya Mandiri
PD.EKA Jaya Mandiri merupakan sebuah home
industri bergerak pada bidang proses penyamakan
kulit domba. Pendiri PD EKA Jaya Mandiri yaitu Bapak
H.Engkus Kusnadi, beliau mendirikan home industri ini
sejak pada tahun 1984 dimana dalam proses
penyamakan kulit masih menggunakan tradisional /
konvensional. Kemudian pada tahun 1990 mulai
memasuki pasca modern dimana salah satunya
menggunakan mesin retaning ( molen ).
4. Pengertian mesin Retaning (
Molen )
Mesin Retaning atau mesin molen merupakan mesin
pengaduk atau pencampur lembaran kulit dengan
bahan-bahan atau zat untuk proses penyamakan
5. Cara Kerja mesin retaning
Ketika arus listrik mengalir kedalam motor mesin
retaning maka stator yang ada didalam motor akan
menginduksi arus listrik menjadi putaran pada rotor,
kemudian dengan putaran inilah tabung aduk mesin
retaning dapat berputar yang dihubungkan dengan
bantuan belt, sehingga putaran tabung ini dapat
digunakan pada proses pencampuran, pengadukan,
dan pelenturan dalam proses penyamaan kulit.
6. Analisis Sebelum dan
Sesudah Menggunakan
Mesin
Segi Teknik
• Sebelum
Proses pengapuan : dengan mencampurkan bahan-bahan
kimia dan lembaran kulit pada BAK kemudian diluluh
menggunakan kaki manusia;
Proses pembumbuan : dengan cara mencampuraratakan
bahan-bahan pada lembaran kulit yang di tampung pada
BAK dengan bantuan tangan manusia.
Proses Pencelupan : dengan cara mencampurkan pewarna
secara merata pada lembaran kulit dengan media BAK.
Proses Milling (pelemasan kulit) : dengan cara memukulkan
lembaran kulit pada gelondongan kayu.
7. Analisis Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Mesin
Segi Teknik
Sesudah
Dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang PD. Eka Jaya
Mandiri menggunakan teknik atau metode secara
modern yaitu dengan menggunakan bantuan Mesin
Retaning, sehingga proses pengapuran, pembumbuan,
pencelupan dan milling lebih cepat dan mudah
dibandingkan dengan menggunakan teknik secara
konvensional.
8. Analisis Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Mesin
Secara Efisiensi
Sebelum
1 BAK (3 m x 2 m) = 150 lembar kulit
Pengapuran = 4 hari (4 hari x 3 hari) =(12 hari)
Pembumbuan = 2 hari (2 hari x 3 hari)=(6 hari)
Pencelupan = 1 hari (1 hari x 3 hari)=(3 hari)
Finishing= 7 hari (7 hari x 3 hari) (21 hari )
Jumlah = 42 hari
9. Analisis Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Mesin
Secara Efisiensi
Sesudah
Pengapuran = 4 hari .......(4 hari)
Pembumbuan = 2 hari ........ (2 hari)
Pencelupan= 1 hari ........ (1 hari)
Finishing = 7 hari ........ (7 hari)
Jumlah = 14 hari
10. Analisis Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Mesin
Segi Ekonomi
Sebelum
1 lembar kulit x 93.000 = Rp.93.000 / lembar
Biaya jasa + bahan kimia = Rp.50.000 / lembar
Jumlah = Rp.143.000 / lembar
Jadi, modal 1 lembar kulit Rp. 143.000
Total Modal dari Jumlah bahan mentah 500 x Rp. 143.000 = Rp.
71.500.000
Penjualan bahan yang sudah jadi berbeda caranya yaitu
dimana 1 lembar kulit di jual dalam bentuk kakian 20 x 20. Harga
per kaki Rp. 12.000 , Misalkan rata – rata jumlah kakian perlembar
15 kaki maka, 15 x 12.000 = Rp. 180.000
Maka jumlah pendapatan laba satu lembar yaitu 180.000 –
143.000 = Rp. 37.000
Jadi keuntungan yang di raih dari 1 lembar kulit domba yaitu
11. Analisis Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Mesin
Segi Ekonomi
Sesudah
Penghasilan produk dengan menggunakan mesin
retaning berjumlah sama dengan teknik secara
konvensional yaitu sebanyak 500 lembar kulit, hanya
dalam proses pengerjaanya lebih efektif dan efisien yang
hanya dapat dikerjakan dengan dalam kurun waktu 14
hari sebesar 3 kali lipat dibandingkan dengan teknik
konvensional. Perhitungan laba yang di dapat adalah
sebagai berikut :
18.500.000 x 3 = 55.500.000 dalam Kurun waktu 14 hari
12. Kesimpulan
mesin retaning merupakan mesin yang sangat
bermanfaat bagi proses produksi khususnya dalam
proses penyamakan kulit domba yang dilakukan di PD
Eka Jaya Mandiri, karena dengan mesin retaning
proses penyamakan kulit akan lebih efektif dan efisien,
sehingga pencapaian titik optimal dalam proses
produksi dapat cepat tercapai.