1. RIZAL SAEPUL
MANAJEMEN B
3402110052
SISTEM DAN OPERASIONAL BANK SYARIAH
1. Fungsi Bank Syariah
Manajer Investasi
Yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad mudharabah atau
dengan bertindak sebagai agen investasi.
Investor
Yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan
kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan
membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara pihak bank dan pemilik dan
pemilik dana.
Jasa Keuangan
Dalam menjalankan fungsi ini, bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank non-syariah
yaitu sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, misalnya memberikan jasa
kliring, transfer dan lain-lain, sepanjang tidak bertentangn dengan prinsip syariah.
Fungsi Sosial
Yaitu pengembangan fungsi sosial berupa pengelolaan dana ZIS (zakat, infaq, shadaqah)
serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan, keadilan,
transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah beroperasi atas dasar prinsip bagi hasil (profit sharing), hal ini merupakan
karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan.Kegiatan bank
syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik antara lain sebagai
berikut :
Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya,
Tidakmengenalkonsepnilaiwaktudariuang (time value of money),
Konsep uang sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas,
Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif,
Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang,
Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
3. TransaksiMuamalah
Transaksi adalah kejadian ekonomi atau keuangan yang melibatkan paling tidak dua pihak yang
saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan usaha, pinjam meminjam, dan lain –
lain atas dasar suka sama suka ataupun dasar suatu ketetapn hukum atau syariat yang berlaku.
a. Penghimpunan dana
Sebagaimana pada bank konvensional, penghimpunan dana di bank umum syariah dapat
berbentuk giro, tabungan dan deposito sedangkan BPRS hanya melayani tabungan dan deposito namun
demikian mekanisme operasional penghimpunan dana ini harus disesuaikan dengan prinsip syariah.
Prinsip operasional syariah yang telah diterapkan secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat
adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
Prinsip Wadi’ah
Al-wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya baik individu maupun
badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
2. Pada pelaksanaannya, wadi’ah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wadi’ah yad al-amanah dan
wadi’ah yad adh-dhamana.
Wadi’ah yad al-amanah
Pihak yang pertama menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang
atau barang yang dititipkan. Pihak yang memberikan titipan dapat membebankan biaya kepada
penitip sebagai biaya penitipan.
Wadi’ah yad adh-dhamanah
Pihak yang pertama menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau
barang yang dititipkan tanpa izin pemilik barang atau uang dan harus bertanggung jawab atas
kerusakan atau kehilangan barang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam
penggunaan barang atau uang tersebut menjadi hak penerima titpan, dalam hal ini bank sebagai
penerima titipan dapat memberikan insenstif berupa bonus kepada si penitip.
Prinsip Mudharabah
Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola
dana (mudharib) dalam hal ini bank. Jika terjadi kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian
yang terjadi.
Mudharabah Muthalaqah
Penerapan mudharabah muhlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapt dua
jenis penghimpunan dana yaitu : tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan
prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.
Mudahrabah Muqayyadah
Jenis ini merupakan simpanan khusus yang terikat, di mana pemilik dana (shahibul maal)
memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana
tersebut sesuai dengan batasan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
b. Penyaluran dana
Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip kehati-hatian.
Sehubungan dengan hal ini bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima
dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat.
Prinsip Jual Beli (Ba’i)
Bai’ Al-Murabahah
Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan
pembayaran dilakukan secara tangguh. Prinsip ini umumnya diterapkan dalam pembiayaan
pengadaan barang investasi.
Bai’ As-Salam
Adalah pembelian barang untuk penghantaran yang ditangguhkan dengan pembayaran di
muka. Bank sebagai pembeli, dan nasabah sebagai penjual. Dalam transaksi ini ada kepastian
tentang kualitas, harga dan waktu peyerahan. Prinsip ini biasanya diterapkan pada pembiayaan
berjangka pendek untuk produksi agribisnis atau industri sejenis lainnya.
Bai’ Istishna’
Prinsip ini menyerupai salam, namun pada prinsip ini pembayran dapat di muka, dicicil atau
di belakang. Istishna’ umumnya diterapkan dalam pembiayaan manufaktur, industri kecilmenengah dan kontruksi.
Prinsip Sewa (Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Prinsip ini dilandasi
dengan adanya pemindahan manfaat, pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli,
namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Dalam dunia usaha dikenal dengan finance
3. lease. Pada akhir masa sewa, bank dapat menjual barang yang disewakannya kepda nasabah. Karena
itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah wa iqtina / ijarah muntahiyyah bittamlik (sewa yang diikuti
dengan perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan jual disepakati pada awal perjanjian. Objek sewa
harus bermanfaat dan dibenarkan oleh syariah dan nilai dari manfaat dapat diperhitungkan atau diukur.
Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip bagi hasil atau syirkah meliputi musyarakah, mudharabah muthlaqah, dan mudharabah
muqayyadah.
Musyarakah
Adalah kerjasama dalam suatu uasaha oleh dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Dalam perbankan musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana
nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk mebiayai proyek tersebut. Modal disetor
dapat berupa barang perdagangan, uang, property, dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai
dengan uang. Semua modal dicampur untuk dijadikan modal proyek dan dikelola bersama-sama.
Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh
pelaksana proyek.
Mudharabah Muthlaqah
Kerjasama di mana shahibul maal memberikan dana 100% kepada mudharib yang memiliki
keahlian. Jumlah modal yang diserahkan kapada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan
tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam uang. Apabila modal
diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
Mudharabah Muqayyadah
Pada dasarnya sama dengan mudharabah muthlaqah perbedaanya terletak pada adanya
pembatasan modal sesuai dengan permintaan pemilik modal.
c. Produk Jasa
Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa, akad ini dioperasionalkan dengan
pola sebagai berikut :
Al-Hiwalah (alih hutang piutang)
Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
Ar-Rahn (gadai)
Menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya,
barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.
Al-Qardh (pinjaman kebaikan)
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
Al-Wakalah (penyerahan)
Pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepda yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.
Al-Kafalah (jaminan)
Jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban
pihak kedua atau yang ditanggung, dalam pengertian lain mengalihkan tanggung jawab seseorang
yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai peminjam.
4. 4. Transaksi Ijtima
Transaksi ijtima atau kesejahteraan sosial merupakan salah satu fungsi yang tidak terpisahkan
dalam perbankan syariah. Dalam melakukan fungsi sosial tersebut bank syariah/ Unit Usaha Syariah
wajib membentuk satuan kerja yang mengelola dana kebajikan.
Sumber dana kebajikan dapat diperoleh dari zakat, infaq, shodaqoh, hibah atau dana sosial
lainnya. Sedangkan penyalurannya ditujukan kepada orang yang berhak (mustahiq), yang terdiri dari 8
golongan, yaitu (a) Fakir, (b) Miskin, (c) ’Amil (pengelola zakat), (d) Mualaf (orang yang baru masuk
Islam), (e) Hamba Sahaya, (f) Gharimin (orang yang banyak hutangnya), (g) Sabilillah, dan (h) Ibnu
Sabil. Dana tersebut disalurkan antara lain dalam bentuk santunan (grant) ataupun pinjaman kebajikan
(Qardhul Hasan).
Penyaluran Dana Kebajikan :
Pinjaman kebajikan (Qardhul Hasan)
Santunan Kebajikan
Ringkasan Produk Bank Syariah :
a. Penghimpunan Dana
No.
Produk/Jasa
1.
Giro
2.
Tabungan
3.
Deposito
4.
Simpanan Khusus
Prinsip Syariah
wadi’ah yad adh-dhamana
wadi’ah yad adh-dhamana dan Mudharabah
Mudharabah
Mudharabah Muqayyadah
b. Penyaluran Dana dan Jasa Perbankan
No.
Produk/Jasa
Prinsip Syariah
1.
Dana Talangan
Qardh
2.
Penyertaan
Musyarakah
3.
Sewa Beli
Ijarah Muntahiyah Bittamlik (Ijarah Wa Iqtina)
4.
Pembiayaan Modal Kerja
Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah
5.
Pembiayaan Proyek
Mudharabah atau Musyarakah
6.
Pembiayaan Sektor pertanian
Bai As Salam
7.
Pembiayaan untuk akuisisi aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
8.
Pembiayaan Ekspor
Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah
9.
Anjak Piutang
Hiwalah
10. Letter of Credit L/C
Wakalah
11. Garansi Bank
Kafalah
12. Inkaso, Transfer
Wakalah dan Hawalah
13. Pinjaman Sosial
Qardhul Hasan
14. Surat Berharga
Mudharabah, Qardh, Bai’ Al Dayn
15. Safe Deposit Box
Wadi’ah Amanah
16. Jual Beli Valas
Sharf
17. Gadai
Rahn
Sumber :
http://nugashare.blogspot.com/2013/02/sistem-dan-operasi-bank-syariah.html#.Uw0Q_yU0jcY