Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kata hubung (konjungsi) dan hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk setara dan tingkat. Terdapat dua jenis konjungsi berdasarkan relasi dan penggunaan, serta tiga hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk setara yaitu penjumlahan, perlawanan, dan pemilihan.
2. KONJUNGSI :KONJUNGSI :
SEMUA KATA YANG MENGHUBUNGKAN BAGIAN-SEMUA KATA YANG MENGHUBUNGKAN BAGIAN-
BAGIAN KALIMAT ATAU KALIMAT DENGAN KALIMATBAGIAN KALIMAT ATAU KALIMAT DENGAN KALIMAT
3. RAGAM KONJUNGSI:RAGAM KONJUNGSI:
BERDASARKAN RELASIBERDASARKAN RELASI
1. KONJUNGSI KESETARAAN/KOORDINATIF:
dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan
2. KONJUNGSI TINGKAT/SUBORDINATIF:
waktu, sebab, syarat, tujuan, pengandaian, konsesif, cara, hasil,
alat, komplementasi (kesungguhan), atributif, perbandingan,
akibat
3. KONJUNGSI KORELATIF
(Penggunaan 2 Konjungsi):
baik...maupun, tidak hanya...tetapi juga, bukan
hanya...melainkan juga
4. 1.1. IMPLISIT:IMPLISIT:
TANPA KONJUNGSI, DIGANTIKANTANPA KONJUNGSI, DIGANTIKAN
TANDA KOMATANDA KOMA
ADA GULA, ADA SEMUTADA GULA, ADA SEMUT
2. EKSPLISIT:2. EKSPLISIT:
DENGAN MENGGUNKAN KATADENGAN MENGGUNKAN KATA
HUBUNGHUBUNG
JIKA ADA GULA, PASTI ADA SEMUTJIKA ADA GULA, PASTI ADA SEMUT
RAGAM KONJUNGSI:
BERDASARKAN PENGGUNAAN
5. 1 Memahami Hubungan Antarklausa
dalam
Kalimat Majemuk
Setiap kalimat dapat terdiri atas satu klausa atau lebih. Kalimat
yang terdiri satu klausa disebut kalimat tunggal atau kalimat
pendek. Sedang kalimat yang lebih dari dua klausa disebut kalimat
majemuk (setara atau tingkat) atau kalimat panjang. Disebut
kalimat majemuk setara karena ada kesejajaran antarklausa, sedang
kalimat majemuk tingkat karena hubungan antarklausa tidak
sederajat.
Hubungan antarklausa dapat bersifat eksplisit atau implisit. Eksplisit
bila ditandai konjungsi atau kata hubung: karena, jika, ketika,
sedangkan, tetapi, dslb. Implisit bila antarklausa tidak ditandai tanda
hubung, hanya diantari dengan tanda baca koma (,).
6. Termasuk hubungan eksplisit atau implisit pernyataan-pernyataan
berikut ini:
1)Saya sungguh menyesal karena tidak dapat menghadiri persta ulang
tahunmu.
2)Hari telah larut malam, ia belum juga beranjak dari kamar kerjanya.
3)Ada gula, ada semut.
4)Jika kamu belajar dengan tekun dan teratur, kamu pasti akan
berprestasi maksimal.
5)Walaupun kedua tokoh proklamator itu sering berselisih paham,
keduanya tetap bersatu demi memerdekakan bangsa dari kungkungan
penjajah.
6)Seluruh anggota pencari jejak memperhatikan dengan saksama peta
buta yang dibentangkan di tanah, berusaha menemukan jalan mana
yang harus ditempuh.
7)Ia membuka surat itu, membacanya baris demi baris.
8)Ketika tanah longsor menerjang permandian air panas di Pacet
pengunung berhamburan menyelamatkan diri.
9)Ibu sedang membersihkan ruang tamu, sedangkan ayah mengepel
lantai.
10)Kedua anak itu duduk di sudut lapangan, memperhatikan setiap
orang yang berjingkrak-jingkrak di samping penjaga gawang
kesebelasan kesayangannya.
7. Hubungan Antarklausa
dalam Kalimat Majemuk Setara
Hubungan semantik antarklausa dalam kalimat
majemuk setara didasarkan penggunaan kata
hubung atau konjungsi:
1.Penjumlahan
2.Perlawanan
3.maupun pemilihan.
8. 1. Hubungan Penjumlahan
Hubungan penjumlahan menunjuk penggabung-
an kejadian, kegiatan, peristiwa, proses, konsep,
pemikiran, atau pun realitas dengan ditandai kata
hubung dan, serta, baik…maupun.
Kita cermati contoh berikut:
1)Selang beberapa lama Rini masuk kamarnya dan
membaringkan tubuhnya.
2)Kita harus menjadi orang yang cerdas dan tetap
berkarakter.
9. 2. Hubungan Perlawanan
Pada hakikatnya hubungan perlawanan menyatakan bahwa apa yang
dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan, bertolak belakang, atau
bertentangan dengan apa yang diungkapkan klausa kedua
Para wakil rakyat yang selalu berdalih studi banding keluarga
negeri tidak hanya melukai perasaan rakyat, tetapi juga
membohongi dirinya sendiri.
Kerja keras telah dia lakukan tidak sekadar meraih prestasi
maksimal, tetapi juga wujud tanggung jawab terhadap masa
depannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan banyak menguntungkan manusia,
tetapi juga memperbudak manusia.
Pendapatan sebagai pegawai tidak begitu besar, tetapi ia dapat
membiayai beberapa anak sebagai anak asuh.
10. Hubungan Pemilihan
Hubungan pemilihan terjadi jika kita memilih salah satu peristiwa,
kejadian, kegiatan, konsep, dan konsep untuk diingkari, disanggah,
atau ditolak. Artinya, jika klausa pertama yang kita pilih, maka
peristiwa pada klausa kedua kita ingkari. Kita cermati contoh
berikut:
1. Saya tidak tahu apakah dia
memahami persoalan itu atau tidak
sama sekali.
2. Dalam situasi krisis kepemimpinan
seperti sekarang ini kita harus punya
sikap atau mengikuti arus hingga
kehilangan jatidiri.
11. Hubungan Antarklausa dalam Kalimat
Majemuk Tingkat
Kalimat majemuk tingkat atau kalimat panjang kita
gunakan bila kita ingin menjelaskan, menguraikan,
mempertegas, mengelompokkan, dan menjabarkan
suatu peristiwa, kejadian, konsep, maupun realitas.
Kalimat majemuk tingkat terjadi dengan memperluas
unsur-unsur klausa/kalimat hingga menjadi klausa
sematan atau anak kalimat.