SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Metering Mode
Digital Photography
Yudhie Setiawan,	M.Si
Tujuan Pembelajaran :
mampu mengetahui fungsi dan
menggunakan beragam mode
metering dan mebaca histogram.
istilah pengukuran exposure / tingkat cahaya pada
kamera digital, sehingga kamera dapat
menentukan kecepatan rana (shutter speed),
diafragma lensa (aperture) dan ISO (sensivity)
secara otomatis
Apakah metering itu?
• Metering kamera digital adalah jenis
“Reflected” metering, yaitu pengukuran cahaya
yang memantul dari obyek yang terlihat melalui
lensa kamera
• Jenis metering lain adalah “Incident” metering,
yaitu pengukuran cahaya yang diukur langsung
pada obyek yang terkena cahaya
Matrix atau
Evaluative Metering
EVALUATIVE METERING DITEMUI DI KAMERA CANON,
TETAPI PADA NIKON MENGGUNAKAN ISTILAH
MATRIX, PENTAX SERTA SONY MENGGUNAKAN NAMA
MULTI-SEGMENT METERING.
• biasanya digunakan pada hampir semua situasi pemotretan
normal, paling akurat dalam kondisi sehari-hari dan paling
sering digunakan.
• Cara kerjanya adalah kamera membagi seluruh obyek foto
yang ada dalam viewfinder menjadi beberapa zona atau
wilayah, kemudian masing-masing zona tadi diukur gelap
terangnya. Kamera juga menekankan zona dimana anda
meletakkan titik fokus sebagai zona yang penting, sehingga
nilai gelap terang disini dianggap sebagai prioritas. Setelah
semua informasi tadi terkumpul, kamera akan mencoba
menentukan nilai eksposur yang pas.
Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi berkonsentrasi pada
obyek yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik fokus ada di obyek sebelah kiri.
Dalam evaluative metering (pengukuran evaluatif), kamera membagi bingkai
gambar ke dalam sejumlah zona berbeda, mengukur jumlah cahaya dalam masing-
masing zona, kemudian menganalisis temuannya untuk menentukan pencahayaan
yang optimal.
Manfaat: Serbabisa; jarang memberi pencahayaan yang salah.
Kekurangan: Tidak berfungsi baik untuk pemandangan di mana terdapat satu area
yang sangat berbeda dalam level kecerahan dari area lainnya.
Centre Weighted
metering
MENITIK BERATKAN PADA TITIK PUSAT ATAU
TENGAH DARI VIEWFINDER
• Centre weighted metering bekerja berdasarkan teori bahwa
objek utama biasanya terletak ditengah frame. Karenanya
sistem ini cocok untuk foto portrait atau situasi dimana objek
memenuhi sebagian besar ruang dari frame.
• Yang perlu diperhatikan bahwa subyek nya yang diukur
haruslah berada ditengah frame.
Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi berkonsentrasi pada obyek
yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik fokus ada di obyek sebelah tengah.
Centre-weighted metering (Pengukuran pembobotan tengah) mengukur cahaya di
seluruh gambar, tetapi terutama memfokuskan pada area tengah. Pencahayaan
seluruh gambar bergantung pada subjek di dan pada sekitar bagian tengah bingkai.
Manfaat: Memprioritaskan area tengah, tetapi dalam prosesnya, memastikan bahwa
bagian lain gambar juga disoroti cahaya secara tepat.
Kekurangan: Tidak efektif untuk subjek kecil.
Spot Metering
PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DARI
SATU TITIK / BAGIAN KECIL DARI
KESELURUHAN FRAME
• metering ini digunakan ketika objek utama lebih kecil
daripada keseluruhan bagian foto atau ketika anda ingin
membuat satu titik dari keseluruhan bagian foto terlihat
berbeda.
• Spot metering (Pengukuran setempat) hanya bisa
mengukur cahaya di area yang sangat terbatas pada
bagian tengah bingkai gambar. Namun demikian, inilah
mode terbaik untuk digunakan pada pemandangan di
mana terdapat perbedaan yang sangat besar dalam level
kecerahan, seperti pemandangan cahaya latar.
Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi
berkonsentrasi pada obyek yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik
fokus ada di obyek sebelah kiri.
Spot metering sangat berguna ketika menghadapi subyek yang terang
tetapi memiliki background yang gelap, kontras. Adegan ini bisa
ditemukan ketika memotret konser atau saat memotret foto siluet.
Manfaat: Menangani pemandangan yang sangat berbeda dalam level
kecerahannya.
Kekurangan: Metering (pengukuran) dilakukan di daerah yang sangat
kecil, sehingga kesalahan dalam memilih daerah ini bisa menyebabkan
paparan yang salah untuk seluruh gambar.
Partial Metering
HANYA ADA DI KAMERA CANON
•Bekerja seperti halnya pada spot metering, tetapi
perbedaannya adalah partial metering memiliki
lingkaran yang lebih besar.
•Metering ini bekerja dengan bagus ketika
melakukan pengukuran (metering) pada subyek
yang terang dengan background gelap. Gunakan ini
jika subyek pembacaan exposure subyek lebih
besar dari Spot metering.
Semua kamera Canon EOS punya mode ini. Partial
mengukur cahaya di tengah dengan lingkaran area yang
sedikit lebih besar dari pada mode Spot. Sangat efektif
apabila hanya ingin memastikan bahwa area spesifik pada
gambar Anda disoroti cahaya yang sesuai.
Contoh lain penggunaan
mode partial metering yaitu
ketika memotret burung
yang cukup jauh sebagai
objek utama. Karena burung
hanya merupakan bagian
kecil dari frame, maka
dengan penggunaan mode
partial metering akan
menghasilkan nilai exposure
yang tepat.
Cara
Membaca
• Histogram adalah alat yang didesain untuk menbantu fotografer menilai
exposure dan mengidentifikasi dengan mudah dan cepat kemungkinan
terjadinya underexposre atau overexposure. Histogram adalah grafik 2
dimensi – sering kali tampak seperti barisan gunung – yang menggambarkan
tingkat tonal foto.
cara membaca histogram
• Sumbu horizontal menggambarkan range gambar dari hitam total (0, kiri jauh)
sampai putih total (255, kanan jauh); sementara sumbu vertikal
menggambarkan berapa banyak pixel menilai itu. Jika histogram menunjukkan
sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kiri mengindikasikan gambar
underexposure, dan jika sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah
kanan mengindikasikan gambar overexposure. Grafik yang menunjukkan
puncak yang sempit di tengah – tanpa pixel hitam atau putih – menunjukkan
bahwa gambar kurang kontras dan hasilnya terlihat datar dan kurang hidup.
Menilai exposure
dengan histogram
Kamera digital memungkinkan anda
untuk melihat histogram pada monitor
LCD kamera lewat playback, sehingga
mudah untuk menilai exposure yang
tepat setelah mengambil gambar.
Dan jika hasilnya tidak memuaskan, anda
bisa mengatur kembali exposure dan
memotret ulang. Ini adalah cara yang
jauh lebih baik untuk menilai exposure
dari sekedar melihat display gambar pada
LCD karena sulit untuk membuat
penilaian yang akurat dari foto yang telah
diambil dengan adanya cahaya yang
terpantul dimonitor, terutama jika berada
diluar ruangan karena pantulan dari
monitor dapat menipu mata.
• Histogram yang underexposed, dalam kasus gambar
di kanan menunjukan banyak jumlah pixel dengan
nilai 0, yang berarti terlalu gelap atau underexposed,
sehingga ada beberapa detail juga hilang.
• Histogram yang overexposed, dalam kasus gambar
di kanan menunjukkan banyak jumlah pixel dengan
nilai 255 atau mendekati 255, yang berarti foto terlalu
terang atau overexposed, sehingga banyak sekali
detail yang hilang.
• Histogram yang contrast, dalam kasus dikanan ini
warna yang overexposed dan underexposed
bergabung jadi satu, biasanya histogram yang
menunjukan contrast.
• Histogram yang warnanya suram (dull/haze),
sebenarnya kalau diperhatikan dalam gambar
dikanan tidak ada warna yang benar-benar hitam dan
putih.
• Histogram yang sempurna, yang terbagus dan juga
histogramnya pun juga mengatakan tidak ada yang
over, under, contrast ataupun suram.
Selesai
Daftar Pustaka - sumber internet:
• https://www.plazakamera.com
• http://www.infofotografi.com
• https://kelasfotografi.com
• http://belfot.com

More Related Content

What's hot

Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
Ichan32
 
Tehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fixTehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fix
edy1953
 
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFIELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
PuteRa Eyone
 
Fisika bab Alat Optik: Kamera
Fisika bab Alat Optik: KameraFisika bab Alat Optik: Kamera
Fisika bab Alat Optik: Kamera
Nanda Ayu Sabrina
 

What's hot (20)

Dasar-Dasar Foto Grafi
Dasar-Dasar Foto GrafiDasar-Dasar Foto Grafi
Dasar-Dasar Foto Grafi
 
Teknik dasar photography
Teknik dasar photographyTeknik dasar photography
Teknik dasar photography
 
Asas fotografi
Asas fotografi Asas fotografi
Asas fotografi
 
Teknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografiTeknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografi
 
Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
 
Tehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fixTehnik fotografi fix
Tehnik fotografi fix
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
 
Anatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR CameraAnatomi DSLR Camera
Anatomi DSLR Camera
 
Belajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi DigitalBelajar Asas Fotografi Digital
Belajar Asas Fotografi Digital
 
Triangle Exposure Fotografi Ilkom Universitas Semarang
Triangle Exposure Fotografi Ilkom Universitas SemarangTriangle Exposure Fotografi Ilkom Universitas Semarang
Triangle Exposure Fotografi Ilkom Universitas Semarang
 
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 finalPresentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
 
Komposisi Foto Digital - Jenis-Jenis Kamera dan Pengertiannya
Komposisi Foto Digital - Jenis-Jenis Kamera dan PengertiannyaKomposisi Foto Digital - Jenis-Jenis Kamera dan Pengertiannya
Komposisi Foto Digital - Jenis-Jenis Kamera dan Pengertiannya
 
Alat Optik Kamera
Alat Optik KameraAlat Optik Kamera
Alat Optik Kamera
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
Teknik memotret
Teknik memotretTeknik memotret
Teknik memotret
 
1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsi1 dlsr dan tombol fungsi
1 dlsr dan tombol fungsi
 
Photograpi trick complete
Photograpi trick completePhotograpi trick complete
Photograpi trick complete
 
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFIELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
ELEMEN DAN PRINSIP dalam FOTOGRAFI
 
Fisika bab Alat Optik: Kamera
Fisika bab Alat Optik: KameraFisika bab Alat Optik: Kamera
Fisika bab Alat Optik: Kamera
 
Presentasi Jenis jenis kamera
Presentasi Jenis jenis kameraPresentasi Jenis jenis kamera
Presentasi Jenis jenis kamera
 

Similar to Sesi 9 Digital Photo PR

Teknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpyTeknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpy
daichiro
 
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.pptPENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
Nganjoekensis881
 
Exposure Value Photography.
Exposure Value Photography.Exposure Value Photography.
Exposure Value Photography.
Romaneza Zaimal
 

Similar to Sesi 9 Digital Photo PR (20)

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar ProduksiMenerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
Teknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpyTeknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpy
 
Basic photography
Basic photographyBasic photography
Basic photography
 
Fotografi dasar
Fotografi dasarFotografi dasar
Fotografi dasar
 
Komponen Dasar Kamera
Komponen Dasar KameraKomponen Dasar Kamera
Komponen Dasar Kamera
 
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.pptPENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
 
5 cahaya
5 cahaya5 cahaya
5 cahaya
 
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori KameraTATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera
 
Buku Kelas #8
Buku Kelas #8Buku Kelas #8
Buku Kelas #8
 
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAUNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
 
Exposure Value Photography.
Exposure Value Photography.Exposure Value Photography.
Exposure Value Photography.
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
Mengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptxMengenal Fotografi.pptx
Mengenal Fotografi.pptx
 
DASAR2 KAMERA DSLR.pdf
DASAR2 KAMERA DSLR.pdfDASAR2 KAMERA DSLR.pdf
DASAR2 KAMERA DSLR.pdf
 
Dasar Pemotretan
Dasar PemotretanDasar Pemotretan
Dasar Pemotretan
 
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografiMenerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
 
Seni cahaya
Seni cahayaSeni cahaya
Seni cahaya
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
ppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptxppt armada studio.pptx
ppt armada studio.pptx
 

More from Judhie Setiawan

More from Judhie Setiawan (20)

Karakter dan Ikon
Karakter dan IkonKarakter dan Ikon
Karakter dan Ikon
 
Social Media Marketing
Social Media MarketingSocial Media Marketing
Social Media Marketing
 
Digital marketing, sesi 9
Digital marketing, sesi 9Digital marketing, sesi 9
Digital marketing, sesi 9
 
Creative art consumer-insight
Creative art consumer-insightCreative art consumer-insight
Creative art consumer-insight
 
Digital PR & Social Customer
Digital PR & Social CustomerDigital PR & Social Customer
Digital PR & Social Customer
 
Digital Brand Communication
Digital Brand CommunicationDigital Brand Communication
Digital Brand Communication
 
PR Campaign - The Plan
PR Campaign - The PlanPR Campaign - The Plan
PR Campaign - The Plan
 
PR 4.0 & Big Data - Manajemen Industri PR
PR 4.0 & Big Data - Manajemen Industri PRPR 4.0 & Big Data - Manajemen Industri PR
PR 4.0 & Big Data - Manajemen Industri PR
 
Gen xyz online characteristic
Gen xyz online characteristicGen xyz online characteristic
Gen xyz online characteristic
 
Creative planning; Proses Kreatif & Creative Brief
Creative planning;  Proses Kreatif & Creative BriefCreative planning;  Proses Kreatif & Creative Brief
Creative planning; Proses Kreatif & Creative Brief
 
Pengantar iklan
Pengantar iklanPengantar iklan
Pengantar iklan
 
Pengantar Iklan
Pengantar IklanPengantar Iklan
Pengantar Iklan
 
Creative Advertising
Creative AdvertisingCreative Advertising
Creative Advertising
 
Advertising agency
Advertising agency Advertising agency
Advertising agency
 
Creative Plan strategy
Creative Plan strategyCreative Plan strategy
Creative Plan strategy
 
Kampanye PR
Kampanye PRKampanye PR
Kampanye PR
 
Manajemen Industri PR
Manajemen Industri PRManajemen Industri PR
Manajemen Industri PR
 
Pengantar Periklanan
Pengantar PeriklananPengantar Periklanan
Pengantar Periklanan
 
Creative planning; Proses Kreatif
Creative planning;  Proses KreatifCreative planning;  Proses Kreatif
Creative planning; Proses Kreatif
 
Creative planning 2
Creative planning 2Creative planning 2
Creative planning 2
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Sesi 9 Digital Photo PR

  • 2. Tujuan Pembelajaran : mampu mengetahui fungsi dan menggunakan beragam mode metering dan mebaca histogram.
  • 3.
  • 4. istilah pengukuran exposure / tingkat cahaya pada kamera digital, sehingga kamera dapat menentukan kecepatan rana (shutter speed), diafragma lensa (aperture) dan ISO (sensivity) secara otomatis Apakah metering itu? • Metering kamera digital adalah jenis “Reflected” metering, yaitu pengukuran cahaya yang memantul dari obyek yang terlihat melalui lensa kamera • Jenis metering lain adalah “Incident” metering, yaitu pengukuran cahaya yang diukur langsung pada obyek yang terkena cahaya
  • 5. Matrix atau Evaluative Metering EVALUATIVE METERING DITEMUI DI KAMERA CANON, TETAPI PADA NIKON MENGGUNAKAN ISTILAH MATRIX, PENTAX SERTA SONY MENGGUNAKAN NAMA MULTI-SEGMENT METERING. • biasanya digunakan pada hampir semua situasi pemotretan normal, paling akurat dalam kondisi sehari-hari dan paling sering digunakan. • Cara kerjanya adalah kamera membagi seluruh obyek foto yang ada dalam viewfinder menjadi beberapa zona atau wilayah, kemudian masing-masing zona tadi diukur gelap terangnya. Kamera juga menekankan zona dimana anda meletakkan titik fokus sebagai zona yang penting, sehingga nilai gelap terang disini dianggap sebagai prioritas. Setelah semua informasi tadi terkumpul, kamera akan mencoba menentukan nilai eksposur yang pas. Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi berkonsentrasi pada obyek yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik fokus ada di obyek sebelah kiri. Dalam evaluative metering (pengukuran evaluatif), kamera membagi bingkai gambar ke dalam sejumlah zona berbeda, mengukur jumlah cahaya dalam masing- masing zona, kemudian menganalisis temuannya untuk menentukan pencahayaan yang optimal. Manfaat: Serbabisa; jarang memberi pencahayaan yang salah. Kekurangan: Tidak berfungsi baik untuk pemandangan di mana terdapat satu area yang sangat berbeda dalam level kecerahan dari area lainnya.
  • 6. Centre Weighted metering MENITIK BERATKAN PADA TITIK PUSAT ATAU TENGAH DARI VIEWFINDER • Centre weighted metering bekerja berdasarkan teori bahwa objek utama biasanya terletak ditengah frame. Karenanya sistem ini cocok untuk foto portrait atau situasi dimana objek memenuhi sebagian besar ruang dari frame. • Yang perlu diperhatikan bahwa subyek nya yang diukur haruslah berada ditengah frame. Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi berkonsentrasi pada obyek yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik fokus ada di obyek sebelah tengah. Centre-weighted metering (Pengukuran pembobotan tengah) mengukur cahaya di seluruh gambar, tetapi terutama memfokuskan pada area tengah. Pencahayaan seluruh gambar bergantung pada subjek di dan pada sekitar bagian tengah bingkai. Manfaat: Memprioritaskan area tengah, tetapi dalam prosesnya, memastikan bahwa bagian lain gambar juga disoroti cahaya secara tepat. Kekurangan: Tidak efektif untuk subjek kecil.
  • 7. Spot Metering PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DARI SATU TITIK / BAGIAN KECIL DARI KESELURUHAN FRAME • metering ini digunakan ketika objek utama lebih kecil daripada keseluruhan bagian foto atau ketika anda ingin membuat satu titik dari keseluruhan bagian foto terlihat berbeda. • Spot metering (Pengukuran setempat) hanya bisa mengukur cahaya di area yang sangat terbatas pada bagian tengah bingkai gambar. Namun demikian, inilah mode terbaik untuk digunakan pada pemandangan di mana terdapat perbedaan yang sangat besar dalam level kecerahan, seperti pemandangan cahaya latar. Pengukuran cahaya dilakukan pada seluruh gambar tapi berkonsentrasi pada obyek yang jadi fokus. Pada gambar diatas titik fokus ada di obyek sebelah kiri. Spot metering sangat berguna ketika menghadapi subyek yang terang tetapi memiliki background yang gelap, kontras. Adegan ini bisa ditemukan ketika memotret konser atau saat memotret foto siluet. Manfaat: Menangani pemandangan yang sangat berbeda dalam level kecerahannya. Kekurangan: Metering (pengukuran) dilakukan di daerah yang sangat kecil, sehingga kesalahan dalam memilih daerah ini bisa menyebabkan paparan yang salah untuk seluruh gambar.
  • 8. Partial Metering HANYA ADA DI KAMERA CANON •Bekerja seperti halnya pada spot metering, tetapi perbedaannya adalah partial metering memiliki lingkaran yang lebih besar. •Metering ini bekerja dengan bagus ketika melakukan pengukuran (metering) pada subyek yang terang dengan background gelap. Gunakan ini jika subyek pembacaan exposure subyek lebih besar dari Spot metering. Semua kamera Canon EOS punya mode ini. Partial mengukur cahaya di tengah dengan lingkaran area yang sedikit lebih besar dari pada mode Spot. Sangat efektif apabila hanya ingin memastikan bahwa area spesifik pada gambar Anda disoroti cahaya yang sesuai. Contoh lain penggunaan mode partial metering yaitu ketika memotret burung yang cukup jauh sebagai objek utama. Karena burung hanya merupakan bagian kecil dari frame, maka dengan penggunaan mode partial metering akan menghasilkan nilai exposure yang tepat.
  • 10.
  • 11. • Histogram adalah alat yang didesain untuk menbantu fotografer menilai exposure dan mengidentifikasi dengan mudah dan cepat kemungkinan terjadinya underexposre atau overexposure. Histogram adalah grafik 2 dimensi – sering kali tampak seperti barisan gunung – yang menggambarkan tingkat tonal foto. cara membaca histogram • Sumbu horizontal menggambarkan range gambar dari hitam total (0, kiri jauh) sampai putih total (255, kanan jauh); sementara sumbu vertikal menggambarkan berapa banyak pixel menilai itu. Jika histogram menunjukkan sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kiri mengindikasikan gambar underexposure, dan jika sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kanan mengindikasikan gambar overexposure. Grafik yang menunjukkan puncak yang sempit di tengah – tanpa pixel hitam atau putih – menunjukkan bahwa gambar kurang kontras dan hasilnya terlihat datar dan kurang hidup.
  • 12. Menilai exposure dengan histogram Kamera digital memungkinkan anda untuk melihat histogram pada monitor LCD kamera lewat playback, sehingga mudah untuk menilai exposure yang tepat setelah mengambil gambar. Dan jika hasilnya tidak memuaskan, anda bisa mengatur kembali exposure dan memotret ulang. Ini adalah cara yang jauh lebih baik untuk menilai exposure dari sekedar melihat display gambar pada LCD karena sulit untuk membuat penilaian yang akurat dari foto yang telah diambil dengan adanya cahaya yang terpantul dimonitor, terutama jika berada diluar ruangan karena pantulan dari monitor dapat menipu mata.
  • 13. • Histogram yang underexposed, dalam kasus gambar di kanan menunjukan banyak jumlah pixel dengan nilai 0, yang berarti terlalu gelap atau underexposed, sehingga ada beberapa detail juga hilang. • Histogram yang overexposed, dalam kasus gambar di kanan menunjukkan banyak jumlah pixel dengan nilai 255 atau mendekati 255, yang berarti foto terlalu terang atau overexposed, sehingga banyak sekali detail yang hilang. • Histogram yang contrast, dalam kasus dikanan ini warna yang overexposed dan underexposed bergabung jadi satu, biasanya histogram yang menunjukan contrast. • Histogram yang warnanya suram (dull/haze), sebenarnya kalau diperhatikan dalam gambar dikanan tidak ada warna yang benar-benar hitam dan putih. • Histogram yang sempurna, yang terbagus dan juga histogramnya pun juga mengatakan tidak ada yang over, under, contrast ataupun suram.
  • 14. Selesai Daftar Pustaka - sumber internet: • https://www.plazakamera.com • http://www.infofotografi.com • https://kelasfotografi.com • http://belfot.com