Berikut adalah presentasi dari Sunan Gresik. Beiau merupakan Walisongo pertama atau tertua. Beliau yang bernama asli Maulana Malik Ibrahim dan bukan penduduk asli Indonesia.
2. Sunan gresik memiliki nama
lain yang banyak antara lain:
Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Tandhes, Mursyid
Akbar Thariqat, Syekh
Magribi
Sunan gresik merupakan
keturunan ke-22 dari Nabi
Muhammad
Ia bersaudara dengan
Maulana Ishak, ulama
terkenal di Samudra Pasai
Ibrahim dan Ishak adalah
anak dari seorang ulama
Persia, bernama Maulana
Jumadil Kubro
3. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada
paruh awal abad ke-14.
Maulana Malik Ibrahim memiliki, 3 isteri bernama:
1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja
Champa Dinasti Azmatkhan 1), memiliki 2 anak, bernama:
Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah
2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu:
Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad
3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar
Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan Yusuf.
Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim
dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali Murtadha [Sunan
Santri/ Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji
Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan
Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan
Ngudung) berputera Sayyid Ja’far Shadiq [Sunan Kudus].
4. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama
yang mendakwahkan Islam di Jawa. Aktivitas pertama yang
dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka
warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga
murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan
diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib,
kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang
berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih
kerabat istrinya.
Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak
merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim
berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis
ekonomi dan perang saudara. Pengikut Sunan Gresik semakin hari
semakin bertambah sehingga rumahnya tidak sanggup
menampung murid-murid yang datang untuk belajar ilmu agama
Islam. Menyadari hal ini, Maulana Malik Ibrahim yang juga dikenal
sebagai Kakek Bantal mulai mendirikan bangunan untuk murid-
muridnya menuntut ilmu di Leran, Gresik. Inilah yang menjadi cikal
bakal pesantren di Indonesia. Pada 7 April 1419, Malik Ibrahim
wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa
Timur.
5. Syekh Maulana Malik Ibrahim sering kali disebut-sebut memiliki karomah
dalam menurunkan hujan saat musim kemarau yang berkepanjangan.
Kisahnya saat Syekh Maulana Malik Ibrahim atau juga sering disebut
sebagai Sunan Gresik ini mengembara dan bertemu dengan sekelompok
orang yang tengah mengadakan upacara pengorbanan seorang gadis di
atas bukit untuk meminta hujan.
Dalam upacara itu sang dukun telah siap menghujamkan sebilah pisau ke
dada gadis cantik yang dijadikan persembahan bagi Dewa Hujan.
Wanita itu adalah gadis ketiga yang dipersembahkan ke Dewa Hujan
setelah dua korban sebelumnya dipersembahkan namun tidak juga
membuat hujan turun dari langit.
Dari kejauhan Syekh Maulana Malik Ibrahim berteriak lantang mencegah
praktik persembahan manusia itu, tetapi ujung pisau telah sampai ke dada
si gadis malang.
Namun keajaiban terjadi, pisau itu tak mampu menembus dadanya. Si
dukun merasa ada kekuatan gaib yang menghadang tenaganya menekan
pisau ke dada. Sampai kemudian si dukun terlempar jauh.
6. Tahulah si dukun setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim mendekat. Dengan
rasa marah, si dukun menanyakan kenapa Syekh Maulana Malik Ibrahim
menghalangi pelaksanaan upacara persembahan manusia itu.
“Sudah berapa gadis yang dikorbankan,? ” tanya Syekh Maulana Malik.
“Dua,” jawab si dukun itu. “Apakah setelah dua nyawa itu melayang, hujan
turun, ? ” tanya Syekh Maulana Malik Ibrahim lagi.
Si dukun terdiam. Memang setelah dua persembahan lalu, Dewa Hujan
belum juga bermurah hati menurunkan airnya. Tetapi dia meyakini setelah
yang ketiga ini, Dewa Hujan akan mengabulkan permohonannya, yang
juga merupakan permohonan semua penduduk di daerah itu.
Sesaat setelah menyadari kondisi yang dialami penduduk, Syekh Maulana
Malik Ibrahim berujar, “Bila hujan dapat turun, masihkah kalian akan
mengorbankan gadis ini,? ”. “Yang kami inginkan adalah hujan, tuan. Jika
hujan turun, kami akan bebaskan gadis itu,” ujar seorang penduduk.
Syekh Maulana Malik lalu menjalankan salat Istisqa untuk minta hujan.
Karena karomahnya membuat hujan turun dengan deras, mengakhiri
kekeringan di daerah tersebut.
7. Orang-orang yang menyaksikan itu menjadi takjub
dan tak kepalang gembiranya. Mereka serentak
bersujud seperti menyadari bahwa Syekh Maulana
Malik Ibrahim adalah seorang dewa.
Tetapi Syekh Maulana Malik segera mencegah dan
menyuruh mereka bangkit. Dengan lembut dia
menjelaskan semua adalah berkat keagungan Allah SWT,
tuhan yang sebenarnya.
Dengan takjub dan mendapat pencerahan dari sebuah
tanda kebesaran Allah yang baru lewat tadi, orang-orang
itu menyatakan ketertarikannya pada Islam.
Mereka ingin memeluk Islam dan belajar mengenai
ajarannya. Lalu orang-orang tersebut diajarkannya
mengucap dua kalimat sahadat dan masuk agama Islam.
8. Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran adalah
merupakan salah satu peninggalan Maulana Malik
Ibrahim yang masih tersisa.
Masjid Malik Ibrahim yang berada di Dusun
Pesucinan, Desa Leran, Gresik, Jawa Timur ini.
Dusun Pesucinan yang berukuran sekitar 200m x
200 m ini berada di tengah genangan air yang
menyerupai kolam-kolam besar, sehingga
berbentuk seperti sebuah pulau. Masjid Malik
Ibrahim berada di tepian kolam besar di sebelah
Timur dusun Pesucinan ini.