SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Télécharger pour lire hors ligne
KINETIKA REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN ASAM IODIDA

TUJUAN
Dalam percobaan ini akan dipelajari kinetika reaksi dari hidrogen peroksida dengan asam
iodida.

LANDASAN TEORI
Dalam sistem tertutup, laju reaksi kimia didefinisikan secara sederhana sebagai laju
perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu. Konsentrasi diberikan
dalam jumlah unit tertentu tiap satuan volume, misal mol per liter atau mmol per mL
(Triyono dkk, 1998).
Dalam penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua
reaktan A dan B sehingga:
v = k [A][B]
Koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi
bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi kimia, ordo reaksi
nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun
stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996).
Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan
dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya
diramalkan jika sutau mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat
ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga
eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu
(Dogra, 1990).
Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan
konsentrasi reaktan, yaitu

Untuk reaksi-reaksi orde I, plot ln

terhadap t merupakan suatu garis lurus.

Intersep memberikan konsentrasi pada t=0 dan k dapat dihitung dari kemiringan tersebut
(Dogra, 1990).
Dalam percobaan ini volume tiosulfat yang dititrasikan sebesar b adalah jumlah
peroksida yang bereaksi selama t detik, maka konsentrasi peroksida setelah t detik adalah
sebesar (a-b). Jika a adalah banyaknya tiosulfat yang setara dengan peroksida saat to atau
mula-mula. Dengan membuat grafik ln (a-b) terhadap t maka akan didapatkan –k sebagai
slope sehingga harga k dapat ditentukan. Dengan persamaan sebagai berikut:
ln (a – b) = -kt + ln a
(Atkins, 1996).
Kecepatan reaksi sangat bergantung pada ion peroksida, kalium iodida dan asamnya.
Reaksi hidrogen peroksida dengan kalium iodida dalam suasana asam dan dengan adanya
natrium tiosulfat, maka peroksida akan membebaskan iodium yang berasal dari kalium
iodida yang telah diasamkan dengan asam sulfat. Bila reaksi ini merupakan reaksi
irreversibel (karena adanya natrium tiosulfat yang akan merubah iodium bebas menjadi
asam iodida kembali) kecepatan reaksi yang terjadi besarnya seperti pada reaksi
pembentukannya, sampai konsentrasi terakhir tak berubah (Bird,1993).
Volumetri adalah cara analisis jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan
pereaksi berkepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang
ditetapkan kadarnya. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari
buret sedikit demi sedikit, sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi akivalen
satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang
ditambah titran itu disebut titrat (Harjadi, 1987).

METODE PERCOBAAN
 ALAT DAN SKEMA ALAT
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi buret, erlenmyer,
gelas ukur, stopwatch, gelas piala, labu takat, pengduk magni, dan pipet tetes.
 BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meiputi larutan H₂O₂ 3%,
larutan KMnO₄ 0,1 M, larutan Na₂S₂O₃ 0,1 M, kristal KI, H₂SO₄ 2 N, H₂SO₄ pekat,
larutan indikator amilum (segar), dan akuades.
 CARA KERJA
 Mencari kesetaraan ml H₂O₂ dengan ml larutan thiosulfat
Percobaa pertama dengan diambil 10 ml larutan H₂O₂ dan
dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml. larutan tersbut diencerkan sampai
tanda batas dengan akuades. Kemudian, diambil 10 ml larutan tersebut dan
ditambahkan dengan 10 ml H₂SO₄ 2 N. Larutan lalu dititrasi dengan KMnO₄
0,1 M.
Percobaan kedua, ditibang 0,5 gram KI dan dilarutkan dalam 20 ml
akuades dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Ke dalam Erlenmeyer
kemudian ditambahka 1 ml H₂SO₄. Setelah itu, baru ditambahkan 10 ml
larutan KMnO₄ 0,1 M. kemudian ditambahkan 1,5 ml indicator amilum.
Laruan ini lalu ditittrasi dengan larutan Na₂S₂O₃ 0,1 M higga terjadi
perubahan warna menjadi bening. Kegiatan ini diulang sebanyak 3 kali.
 Laju reaksi
Diambil 500 ml akuades dan dimasukkan ke dalam erlnmeyer, secara
berurutanke dalam erlnmeyer kemudian ditambahkan 30 ml H₂SO₄ 2 N, 3 ml
larutan kanji, dan 1,5 gram KI. Larutan pun diaduk hingga homogen.
Sementara itu, 5 ml larutan H₂O₂ 3% dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
dan ditambahkan akuads hingga tanda batas. Larutan H₂O₂ 3% ini
kemudinditambahkan ke dalam laruta campuran sebelumnya. Ke dalam
larutan campuran tersebut kemudian ditambahkan lautan tiosulfat standar
dari buret sebanyak 2 ml dan stopwatch dihidupkan. Larutan campuran pun
diaduk dengan pengaduk magnet. Saat larutan berubah menjadi biru,
stopwatch dimatikan dan dicatat waktunya. Larutan kemudian ditambahkan
2 ml larutan tiosulfat standar dan stopwatch kembali dihidupkan. Saat
larutantlah berubah warna menjadi biru, stopwatch kembali dimatikan.
Kegiatan ini terus-menerus dilakuka hinga variasi yang diinginkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
 Mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan tiosulfat
 Titrasi 10 ml H₂O₂ ,1 N dengan larutan KMnO₄ standar
Volume KMnO₄ = 1,1 ml
 Titrasi 10 ml KMnO₄ (volume KMnO₄ II) degan larutan Na₂S₂O₃ standar
Titrasi ke- Volume Na₂S₂O₃
1
9,2 ml
2
9,1 ml
 Kesetaraan H₂O₂ dar titrasi I dan II (a)
a = 10,065 ml
 Kinetika reaksi
Volume Na₂S₂O₃
(a-b)
ln (a-b) t (sekon)
(b)
2
8,065
2,0875
243
4
6,065
1,8025
200
6
4,065
1,4024
302
8
2,065
0,7251
379
10
0,065
-2,7333 411
Dari grafik hubungan antara ln (a-b) vs t diperoleh nlai k = 0,017



PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan guna untuk mengetahui kinetika reaksi hydrogen
peroksida dengan asam iodide. Percobaan ini dikelompokkan menjadi dua bagian.
Bagian pertama yakni mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan tiosulfat,
sedangkan bagian keduanya yakni tentang kinetika reaksi.
Pada percobaan pertama yakni mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan
tiosulfat. Mencari kesetaraan H₂O₂ sama artinya dengan standarisasi larutan H₂O₂.
Standarisasi H₂O₂ menggunakan larutan Na2S2O3. Proses kesetaraan ml H₂O₂ ini
dilakukan secara tidak langsung dikarenakan hidrogen peroksida (H₂O₂) tidak dapat
dititrasi langsung dengan tiosulfat. Hal ini menjadikan H2O2 terlebih dahulu
distandarisasi dengan KMnO4, baru kemudian Na2S2O3 distandarisasi dengan KMnO4,
sehingga melalui perbandingan molnya dapat ditentukan ekivalen dari hidrogen
peroksida dengan ion tiosulfat.
Dalam penentuan standarisasi H₂O₂ dengan KMnO₄, penggunaan KMnO₄
sebagai titran disebut dengan titrasi permanganometri. KMnO₄bersifat auto
indicator, sehingga tidak perlu menambahkan indikator lain dalam titrasi ini. Bersifat
auto indikator artinya, KMnO4 memiliki warna yang spesifik pada suasana yang
berbeda yaitu pada suasana asam berwarna bening, sedangkan dalam larutan basa
berwarna merah muda. Larutan yang dititrasi yaitu H₂O₂ ditambahkan terlebih
dahulu dengan H2SO4 2 N, hal ini bertujuan untuk membuat larutan bersifat asam.
10 ml H₂O₂ diecerkan hingga volume 100 ml. 10 ml dari larutan H₂O₂ yang
telah diencerkan tersebut kemudian ditambahkan dengan 10 ml H₂SO₄ dan dititrasi
dengan larutan KMnO₄ 0,1 M. Penambahan H₂SO₄ ini akan menyebabkan suasana
larutan menjadi asam. Kondisi asam ini dapat mengoksidasi MnO4- menjadi Mn2+ dan
mempercepat terjadinya reaksi. H₂SO₄ yang digunakan berkonsentrasi 2 N, di mana
konsentrasi ini dapat dikatakan cukup tinggi. Selain itu, pada proses titrasinya
dilakukan secara perlahan-lahan. Kedua hal tersebut dapat mencegah kelebihan
KMnO₄, sehingga mencegah terbentuknya mangan dioksida yang merupakan katalis
yang aktif untuk penguraian Hidrogen Peroksida.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

K
Kondisi awal larutan sebelum dititrasi yakni berwarna bening karena berada
dalam suasana asam. Setelah ditambahkan KMnO₄ (setelah dititrasi) larutan akan
berubah menjadi merah muda, di mana keadaan tersebutlah telah dicapai titik
ekivalen. Berdasaran hasil percobaan, volume KMnO₄ yang diperlukan untuk
tercapainya titik ekivalen yaitu 1,1 ml.
Dalam percobaan standarisasi larutan KMnO₄ dengan Na₂S₂O₃ diawali dengan
melarutkan 2 gram KI dalam 20 ml akuades. Campuran larutan ini sama halya
percobaan sebelumnya, ditambahkn H₂SO₄ yag akan menyebabkan larutan dalam
kondisi asam. Larutan tersebut kemdian ditambahan KMnO₄ 0,1 M. Pada
standarisasi thiosulfat, kalium permanganat terlebih perlu dahulu direaksikan
terlebih dahulu dengan KI dalam suasana asam yakni agar dapat membebaskan I 2.
Reaksi yang terjadi saat penambahan H₂SO₄ ke dalam larutan KI adalah
sebagai berikut.

Ke dalam larutan kemudian ditambahkan indicator amilum dan dilanjutkan
dengan titrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M. Indicator amilum bemanfaat untuk mendeteksi
apakah iodium habis bereaksi dengan tiosulfat. Hal ini dikarenaka reaksi antara
iodium dan tiosulfat akan menghasilkan ion iodida, maka reaksi kembali berulang
dengan terjadinya perubahan warna menjadi seperti semula.
Iodin akan mengoksidasi tiosulfat mnjadi ttradional dalam kondisi asam, di
mana reaksinya adalah sebagai berikut.

Selain itu, pada suasana asam permanganate aka treduksi menjadi

,

sedangkan iodine teroksidasi menjadi . Reaksinya adalah sebagai berikut.

Dengan demikian, setelan iodine habis bereaksi dengan tiosulfat, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut.

Kondisi awal larutan sebelum dititrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M berwarna coklat
tua. Sementara itu, setelah dititrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M berwarna bening pada
bagian permukaannya, sedangkankan bagian dasar masih terdapat endapan
kecoklatan. Berdaarka hasil percobaan, volume Na₂S₂O₃ 0,1 M rata-rata yang
diperlukan untuk mencapai titik kesetimbagan yakni 9,15 ml.
Pada perobaan kedua yaitu percobaan laju reaksi, diawali dengan pembuatan
larutan dari 500 ml akuades yang ditambahkan 1,5 gram KI. Larutan ini kemudian
diasamkan dengan ditambahkan 30 ml larutan H₂SO₄ 2 N. Setelah itu ditambahkan 3
ml larutan kanji/amilum yang berperan sebagai indicator yang mana digunakan
untuk mengetahui reaksi yag terjadi antara KI dengan hydrogen peroksida (H₂O₂).
larutan inilah yang disebut sebagai larutan A.
Selain itu, dibuat larutan lain yakni dengan melarutkan 10 ml hidrogen
peroksida 3% (H₂O₂) ke dalam labu takar 100 mL menggunakan akuades. Larutan ini
yang disebut sebagai larutan B.
Antara larutan A dan larutan B tidak langsung dicampurkan. Hal ini
disebabkan reaksi antara kedua larutan akan berlangsung cepat sebelum larutan
yang pertama (A) homogen. Oleh sebab itu, sebelum kedua larutan tersebut
dicampur, larutan pertama (A) diaduk terlebih dahulu menggunakan pengaduk
magnet hingga menjadi homogen. Pengadukan ini berpengaruh terhadap tumbukan
antarmolekul yang terjadi pada larutan.
Setelah larutan pertama (A) homogen, kemudian baru larutan B ditambahkan
ke dalam larutan A tersebut. Larutan lalu ditambahkan 2 ml larutan Thiosulfat dari
buret da waktu penghitungn pun dimulai. Waktu dihitung sampai larutan beubah
menjdi kuning dan waktu dimatikan. Perubahan warna dari bening menjadi kuning
ini disebabkan telah terbentuk iodium. Indikator amilum dalam larutan A akan
mengubah warna larutan menjadi kuning apabila terdapat kelebihan iodium dalam
larutan.
Setelah larutan berwarna kuning, ke dalam larutan kembali ditambahkan 2
mL larutan thiosulfat dari buret, yang menyebabkan warna larutan kembali menjadi
bening. Perubahan kembalinya warna menjadi bening ini menandakan bahwa reaksi
bersifat irreversible, di mana natrium thiosulfat dapat mengubah iodium bebas
menjadi asam iodidanya kembali.
Namun setelah beberapa menit larutan akan kembali berubah menjadi
kuning karena tiosulfat dalam larutan telah habis, maka iod hasil reaksi hidrogen
peroksida dan kalium iodida berlebih karena tidak ada spesies lain yang
menangkapnya. Adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi kuning inilah
yang digunakan dalam mengukur waktu habisnya tiosulfat yang ditambahkan,
dimana tiosulfat setara dengan peroksida.
Reaksi antara H₂O₂ dengan asam iodida merupakan suatu reaksi redoks
dimana H₂O₂ bertindak sebagai oksidator, sedangkan asam iodida bertindak sebagai
reduktornya. Reaksi antara keduanya tergolong sebagai reaksi orde pertama, di
mana kecepatan reaksi hanya bergantung pada satu pereaksi saja, yaitu konsentrasi
hidrogen peroksida.
Reaksi antara Thiosulfat dengan hidrogen peroksida dalam suasana asam
adalah sebagai berikut.
Reaksi antara Thiosulfat dengan asam iodida adalah sebagai berikut.
Apabila antara dua reaksi sebelumnya digabungkan, maka akan membenruk
reaksinya antara H₂O₂ dengan asam iodida sebagai berikut.
Dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa mula-mula H₂O₂ digunakan untuk
mengoksidasi
menjadi
-, yang kemudian
bereaksi dengan asam
iodida membentuk

kembali dan membebaskan iodium. Reaksi ini bersifat
reversibel sehingga dapat berlangsung reaksi kebalikannya, yaitu pembentukan
iodida kembali karena penambahan Natrium Thiosulfat.
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat dibuat grafik hubungan antara ln
(a-b) vs t, di mana a merupakan volume kesetaraan H₂O₂ dan b merupakan volume
Na₂S₂O₃ yang ditambahkan dalam titrasi, sdangkan t merupakan waktu yang
diperlukan oleh H₂O₂ untuk membentuk iodium, di mana waktu ini juga setara
dengan waktu yang diperlukan oleh thiosulfat untuk bereaksi dengan H₂O₂.
Berdasarka grafik yang terbentuk kemudian diambil garis linear, di mana prsamaan
garis yang terbentuk yakni y = -0,017x + 6,041. Dari persamaan garis tersebut
diperoleh nilai slope yang berharga negative. Nilai slope ini mengartikan nilai k dalam
laju reaksi tersebut, di mana nilai k merupakan lawan dar slopenya. Sehingga, nilai k
diperoleh 0,017. Sementara itu, kelinearan grafik diketahui dari nilai R2 yaitu 0,662.
Nilai regrsi tersenut hampir mendekati 1. Hal ini membuktikan bahwa reaksi yang
terjadi mengikuti reaksi orde satu.
Sebenarnya saat terjadi kelebihan iodium, laruan tidak berwarna kuning
melainkan biru, akan tetapi saat percobaan dilaukan warna larutan justru berubah
wara menjadi kuning. Hal ini dimungkinkan oleh kesalahan indicator amilum yang
digunakan, karena indicator amilum yang digunakan merupakan buatan sendiri
sehingga kemungkinan indicator yang trbentuk kurang sempurna.

KESIMPULAN
Kinetika reaksi pada percobaan ini hanya bergantung pada berkurangnya konsentrasi
hidrogen peroksida sehingga reaksi mengikuti reaksi orde satu, di mana diperoleh nilai k
(konstanta laju) yakni 0,017 mol/Ls dengan nilai regresi (R²) yakni 0,662.

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W., 1996, Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
Day, R. A., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Dogra, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, UI Press, Jakarta.
Harjadi, W., 1987, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta
Karyadi, B., 1994, Kimia 2, Balai Pustaka, Jakarta.
Triyono, dkk., 1998, Buku Ajar Kinetika Kimia, UGM, Yogyakarta.
LAMPIRAN GRAFIK

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 

Tendances (20)

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 

Similaire à REAKSI]Judul singkat yang saya rekomendasikan untuk dokumen tersebut adalah:[JUDUL]KINETIKA HIDROGEN PEROKSIDA DAN ASAM IODIDAJudul ini menggunakan kurang dari dan menyertakan unsur utama dokumen yaitu kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida. Judul ini dioptimalkan untuk kata kunci utama seperti "kinetika", "hidrogen peroksida", dan

Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Leni Marlina
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPutri Yusril
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 

Similaire à REAKSI]Judul singkat yang saya rekomendasikan untuk dokumen tersebut adalah:[JUDUL]KINETIKA HIDROGEN PEROKSIDA DAN ASAM IODIDAJudul ini menggunakan kurang dari dan menyertakan unsur utama dokumen yaitu kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida. Judul ini dioptimalkan untuk kata kunci utama seperti "kinetika", "hidrogen peroksida", dan (20)

Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Percobaan iv
Percobaan ivPercobaan iv
Percobaan iv
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 

Plus de qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 

Plus de qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 

Dernier

LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 

Dernier (20)

LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 

REAKSI]Judul singkat yang saya rekomendasikan untuk dokumen tersebut adalah:[JUDUL]KINETIKA HIDROGEN PEROKSIDA DAN ASAM IODIDAJudul ini menggunakan kurang dari dan menyertakan unsur utama dokumen yaitu kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida. Judul ini dioptimalkan untuk kata kunci utama seperti "kinetika", "hidrogen peroksida", dan

  • 1. KINETIKA REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN ASAM IODIDA TUJUAN Dalam percobaan ini akan dipelajari kinetika reaksi dari hidrogen peroksida dengan asam iodida. LANDASAN TEORI Dalam sistem tertutup, laju reaksi kimia didefinisikan secara sederhana sebagai laju perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu. Konsentrasi diberikan dalam jumlah unit tertentu tiap satuan volume, misal mol per liter atau mmol per mL (Triyono dkk, 1998). Dalam penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B sehingga: v = k [A][B] Koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi kimia, ordo reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996). Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya diramalkan jika sutau mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu (Dogra, 1990). Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan konsentrasi reaktan, yaitu Untuk reaksi-reaksi orde I, plot ln terhadap t merupakan suatu garis lurus. Intersep memberikan konsentrasi pada t=0 dan k dapat dihitung dari kemiringan tersebut (Dogra, 1990). Dalam percobaan ini volume tiosulfat yang dititrasikan sebesar b adalah jumlah peroksida yang bereaksi selama t detik, maka konsentrasi peroksida setelah t detik adalah sebesar (a-b). Jika a adalah banyaknya tiosulfat yang setara dengan peroksida saat to atau mula-mula. Dengan membuat grafik ln (a-b) terhadap t maka akan didapatkan –k sebagai slope sehingga harga k dapat ditentukan. Dengan persamaan sebagai berikut: ln (a – b) = -kt + ln a
  • 2. (Atkins, 1996). Kecepatan reaksi sangat bergantung pada ion peroksida, kalium iodida dan asamnya. Reaksi hidrogen peroksida dengan kalium iodida dalam suasana asam dan dengan adanya natrium tiosulfat, maka peroksida akan membebaskan iodium yang berasal dari kalium iodida yang telah diasamkan dengan asam sulfat. Bila reaksi ini merupakan reaksi irreversibel (karena adanya natrium tiosulfat yang akan merubah iodium bebas menjadi asam iodida kembali) kecepatan reaksi yang terjadi besarnya seperti pada reaksi pembentukannya, sampai konsentrasi terakhir tak berubah (Bird,1993). Volumetri adalah cara analisis jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi berkepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit, sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi akivalen satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang ditambah titran itu disebut titrat (Harjadi, 1987). METODE PERCOBAAN  ALAT DAN SKEMA ALAT Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi buret, erlenmyer, gelas ukur, stopwatch, gelas piala, labu takat, pengduk magni, dan pipet tetes.  BAHAN Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meiputi larutan H₂O₂ 3%, larutan KMnO₄ 0,1 M, larutan Na₂S₂O₃ 0,1 M, kristal KI, H₂SO₄ 2 N, H₂SO₄ pekat, larutan indikator amilum (segar), dan akuades.  CARA KERJA  Mencari kesetaraan ml H₂O₂ dengan ml larutan thiosulfat Percobaa pertama dengan diambil 10 ml larutan H₂O₂ dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml. larutan tersbut diencerkan sampai tanda batas dengan akuades. Kemudian, diambil 10 ml larutan tersebut dan ditambahkan dengan 10 ml H₂SO₄ 2 N. Larutan lalu dititrasi dengan KMnO₄ 0,1 M. Percobaan kedua, ditibang 0,5 gram KI dan dilarutkan dalam 20 ml akuades dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahka 1 ml H₂SO₄. Setelah itu, baru ditambahkan 10 ml larutan KMnO₄ 0,1 M. kemudian ditambahkan 1,5 ml indicator amilum. Laruan ini lalu ditittrasi dengan larutan Na₂S₂O₃ 0,1 M higga terjadi perubahan warna menjadi bening. Kegiatan ini diulang sebanyak 3 kali.  Laju reaksi Diambil 500 ml akuades dan dimasukkan ke dalam erlnmeyer, secara berurutanke dalam erlnmeyer kemudian ditambahkan 30 ml H₂SO₄ 2 N, 3 ml larutan kanji, dan 1,5 gram KI. Larutan pun diaduk hingga homogen.
  • 3. Sementara itu, 5 ml larutan H₂O₂ 3% dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan akuads hingga tanda batas. Larutan H₂O₂ 3% ini kemudinditambahkan ke dalam laruta campuran sebelumnya. Ke dalam larutan campuran tersebut kemudian ditambahkan lautan tiosulfat standar dari buret sebanyak 2 ml dan stopwatch dihidupkan. Larutan campuran pun diaduk dengan pengaduk magnet. Saat larutan berubah menjadi biru, stopwatch dimatikan dan dicatat waktunya. Larutan kemudian ditambahkan 2 ml larutan tiosulfat standar dan stopwatch kembali dihidupkan. Saat larutantlah berubah warna menjadi biru, stopwatch kembali dimatikan. Kegiatan ini terus-menerus dilakuka hinga variasi yang diinginkan. HASIL DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN  Mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan tiosulfat  Titrasi 10 ml H₂O₂ ,1 N dengan larutan KMnO₄ standar Volume KMnO₄ = 1,1 ml  Titrasi 10 ml KMnO₄ (volume KMnO₄ II) degan larutan Na₂S₂O₃ standar Titrasi ke- Volume Na₂S₂O₃ 1 9,2 ml 2 9,1 ml  Kesetaraan H₂O₂ dar titrasi I dan II (a) a = 10,065 ml  Kinetika reaksi Volume Na₂S₂O₃ (a-b) ln (a-b) t (sekon) (b) 2 8,065 2,0875 243 4 6,065 1,8025 200 6 4,065 1,4024 302 8 2,065 0,7251 379 10 0,065 -2,7333 411 Dari grafik hubungan antara ln (a-b) vs t diperoleh nlai k = 0,017  PEMBAHASAN Percobaan ini dilakukan guna untuk mengetahui kinetika reaksi hydrogen peroksida dengan asam iodide. Percobaan ini dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama yakni mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan tiosulfat, sedangkan bagian keduanya yakni tentang kinetika reaksi.
  • 4. Pada percobaan pertama yakni mencari kesetaran ml H₂O₂ dengan ml larutan tiosulfat. Mencari kesetaraan H₂O₂ sama artinya dengan standarisasi larutan H₂O₂. Standarisasi H₂O₂ menggunakan larutan Na2S2O3. Proses kesetaraan ml H₂O₂ ini dilakukan secara tidak langsung dikarenakan hidrogen peroksida (H₂O₂) tidak dapat dititrasi langsung dengan tiosulfat. Hal ini menjadikan H2O2 terlebih dahulu distandarisasi dengan KMnO4, baru kemudian Na2S2O3 distandarisasi dengan KMnO4, sehingga melalui perbandingan molnya dapat ditentukan ekivalen dari hidrogen peroksida dengan ion tiosulfat. Dalam penentuan standarisasi H₂O₂ dengan KMnO₄, penggunaan KMnO₄ sebagai titran disebut dengan titrasi permanganometri. KMnO₄bersifat auto indicator, sehingga tidak perlu menambahkan indikator lain dalam titrasi ini. Bersifat auto indikator artinya, KMnO4 memiliki warna yang spesifik pada suasana yang berbeda yaitu pada suasana asam berwarna bening, sedangkan dalam larutan basa berwarna merah muda. Larutan yang dititrasi yaitu H₂O₂ ditambahkan terlebih dahulu dengan H2SO4 2 N, hal ini bertujuan untuk membuat larutan bersifat asam. 10 ml H₂O₂ diecerkan hingga volume 100 ml. 10 ml dari larutan H₂O₂ yang telah diencerkan tersebut kemudian ditambahkan dengan 10 ml H₂SO₄ dan dititrasi dengan larutan KMnO₄ 0,1 M. Penambahan H₂SO₄ ini akan menyebabkan suasana larutan menjadi asam. Kondisi asam ini dapat mengoksidasi MnO4- menjadi Mn2+ dan mempercepat terjadinya reaksi. H₂SO₄ yang digunakan berkonsentrasi 2 N, di mana konsentrasi ini dapat dikatakan cukup tinggi. Selain itu, pada proses titrasinya dilakukan secara perlahan-lahan. Kedua hal tersebut dapat mencegah kelebihan KMnO₄, sehingga mencegah terbentuknya mangan dioksida yang merupakan katalis yang aktif untuk penguraian Hidrogen Peroksida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. K Kondisi awal larutan sebelum dititrasi yakni berwarna bening karena berada dalam suasana asam. Setelah ditambahkan KMnO₄ (setelah dititrasi) larutan akan berubah menjadi merah muda, di mana keadaan tersebutlah telah dicapai titik ekivalen. Berdasaran hasil percobaan, volume KMnO₄ yang diperlukan untuk tercapainya titik ekivalen yaitu 1,1 ml. Dalam percobaan standarisasi larutan KMnO₄ dengan Na₂S₂O₃ diawali dengan melarutkan 2 gram KI dalam 20 ml akuades. Campuran larutan ini sama halya percobaan sebelumnya, ditambahkn H₂SO₄ yag akan menyebabkan larutan dalam kondisi asam. Larutan tersebut kemdian ditambahan KMnO₄ 0,1 M. Pada standarisasi thiosulfat, kalium permanganat terlebih perlu dahulu direaksikan terlebih dahulu dengan KI dalam suasana asam yakni agar dapat membebaskan I 2.
  • 5. Reaksi yang terjadi saat penambahan H₂SO₄ ke dalam larutan KI adalah sebagai berikut. Ke dalam larutan kemudian ditambahkan indicator amilum dan dilanjutkan dengan titrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M. Indicator amilum bemanfaat untuk mendeteksi apakah iodium habis bereaksi dengan tiosulfat. Hal ini dikarenaka reaksi antara iodium dan tiosulfat akan menghasilkan ion iodida, maka reaksi kembali berulang dengan terjadinya perubahan warna menjadi seperti semula. Iodin akan mengoksidasi tiosulfat mnjadi ttradional dalam kondisi asam, di mana reaksinya adalah sebagai berikut. Selain itu, pada suasana asam permanganate aka treduksi menjadi , sedangkan iodine teroksidasi menjadi . Reaksinya adalah sebagai berikut. Dengan demikian, setelan iodine habis bereaksi dengan tiosulfat, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. Kondisi awal larutan sebelum dititrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M berwarna coklat tua. Sementara itu, setelah dititrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,1 M berwarna bening pada bagian permukaannya, sedangkankan bagian dasar masih terdapat endapan kecoklatan. Berdaarka hasil percobaan, volume Na₂S₂O₃ 0,1 M rata-rata yang diperlukan untuk mencapai titik kesetimbagan yakni 9,15 ml. Pada perobaan kedua yaitu percobaan laju reaksi, diawali dengan pembuatan larutan dari 500 ml akuades yang ditambahkan 1,5 gram KI. Larutan ini kemudian diasamkan dengan ditambahkan 30 ml larutan H₂SO₄ 2 N. Setelah itu ditambahkan 3 ml larutan kanji/amilum yang berperan sebagai indicator yang mana digunakan untuk mengetahui reaksi yag terjadi antara KI dengan hydrogen peroksida (H₂O₂). larutan inilah yang disebut sebagai larutan A. Selain itu, dibuat larutan lain yakni dengan melarutkan 10 ml hidrogen peroksida 3% (H₂O₂) ke dalam labu takar 100 mL menggunakan akuades. Larutan ini yang disebut sebagai larutan B.
  • 6. Antara larutan A dan larutan B tidak langsung dicampurkan. Hal ini disebabkan reaksi antara kedua larutan akan berlangsung cepat sebelum larutan yang pertama (A) homogen. Oleh sebab itu, sebelum kedua larutan tersebut dicampur, larutan pertama (A) diaduk terlebih dahulu menggunakan pengaduk magnet hingga menjadi homogen. Pengadukan ini berpengaruh terhadap tumbukan antarmolekul yang terjadi pada larutan. Setelah larutan pertama (A) homogen, kemudian baru larutan B ditambahkan ke dalam larutan A tersebut. Larutan lalu ditambahkan 2 ml larutan Thiosulfat dari buret da waktu penghitungn pun dimulai. Waktu dihitung sampai larutan beubah menjdi kuning dan waktu dimatikan. Perubahan warna dari bening menjadi kuning ini disebabkan telah terbentuk iodium. Indikator amilum dalam larutan A akan mengubah warna larutan menjadi kuning apabila terdapat kelebihan iodium dalam larutan. Setelah larutan berwarna kuning, ke dalam larutan kembali ditambahkan 2 mL larutan thiosulfat dari buret, yang menyebabkan warna larutan kembali menjadi bening. Perubahan kembalinya warna menjadi bening ini menandakan bahwa reaksi bersifat irreversible, di mana natrium thiosulfat dapat mengubah iodium bebas menjadi asam iodidanya kembali. Namun setelah beberapa menit larutan akan kembali berubah menjadi kuning karena tiosulfat dalam larutan telah habis, maka iod hasil reaksi hidrogen peroksida dan kalium iodida berlebih karena tidak ada spesies lain yang menangkapnya. Adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi kuning inilah yang digunakan dalam mengukur waktu habisnya tiosulfat yang ditambahkan, dimana tiosulfat setara dengan peroksida. Reaksi antara H₂O₂ dengan asam iodida merupakan suatu reaksi redoks dimana H₂O₂ bertindak sebagai oksidator, sedangkan asam iodida bertindak sebagai reduktornya. Reaksi antara keduanya tergolong sebagai reaksi orde pertama, di mana kecepatan reaksi hanya bergantung pada satu pereaksi saja, yaitu konsentrasi hidrogen peroksida. Reaksi antara Thiosulfat dengan hidrogen peroksida dalam suasana asam adalah sebagai berikut. Reaksi antara Thiosulfat dengan asam iodida adalah sebagai berikut. Apabila antara dua reaksi sebelumnya digabungkan, maka akan membenruk reaksinya antara H₂O₂ dengan asam iodida sebagai berikut. Dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa mula-mula H₂O₂ digunakan untuk mengoksidasi menjadi -, yang kemudian bereaksi dengan asam iodida membentuk kembali dan membebaskan iodium. Reaksi ini bersifat
  • 7. reversibel sehingga dapat berlangsung reaksi kebalikannya, yaitu pembentukan iodida kembali karena penambahan Natrium Thiosulfat. Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat dibuat grafik hubungan antara ln (a-b) vs t, di mana a merupakan volume kesetaraan H₂O₂ dan b merupakan volume Na₂S₂O₃ yang ditambahkan dalam titrasi, sdangkan t merupakan waktu yang diperlukan oleh H₂O₂ untuk membentuk iodium, di mana waktu ini juga setara dengan waktu yang diperlukan oleh thiosulfat untuk bereaksi dengan H₂O₂. Berdasarka grafik yang terbentuk kemudian diambil garis linear, di mana prsamaan garis yang terbentuk yakni y = -0,017x + 6,041. Dari persamaan garis tersebut diperoleh nilai slope yang berharga negative. Nilai slope ini mengartikan nilai k dalam laju reaksi tersebut, di mana nilai k merupakan lawan dar slopenya. Sehingga, nilai k diperoleh 0,017. Sementara itu, kelinearan grafik diketahui dari nilai R2 yaitu 0,662. Nilai regrsi tersenut hampir mendekati 1. Hal ini membuktikan bahwa reaksi yang terjadi mengikuti reaksi orde satu. Sebenarnya saat terjadi kelebihan iodium, laruan tidak berwarna kuning melainkan biru, akan tetapi saat percobaan dilaukan warna larutan justru berubah wara menjadi kuning. Hal ini dimungkinkan oleh kesalahan indicator amilum yang digunakan, karena indicator amilum yang digunakan merupakan buatan sendiri sehingga kemungkinan indicator yang trbentuk kurang sempurna. KESIMPULAN Kinetika reaksi pada percobaan ini hanya bergantung pada berkurangnya konsentrasi hidrogen peroksida sehingga reaksi mengikuti reaksi orde satu, di mana diperoleh nilai k (konstanta laju) yakni 0,017 mol/Ls dengan nilai regresi (R²) yakni 0,662. DAFTAR PUSTAKA Atkins, P.W., 1996, Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. Day, R. A., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta. Dogra, 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, UI Press, Jakarta. Harjadi, W., 1987, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta Karyadi, B., 1994, Kimia 2, Balai Pustaka, Jakarta. Triyono, dkk., 1998, Buku Ajar Kinetika Kimia, UGM, Yogyakarta.