SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  308
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam Dan
Pengaruhnya Bagi Hukum Keluarga
Oleh : Faiq Tobroni
Peletakan Dasar-Dasar Peradaban Islam Pada Masa 	
Rasulullah Saw
Oleh : Ibnu Qodir
Sistem Pemilihan Khalifah Pada Masa Al Khulafa’ Ar
Rasyidun
Oleh : Said Al Mubarok
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Oleh : Siti Ulfah
Sejarah Peradaban Dan Pemikiran Islam Pada Masa
Bani Umayyah
Oleh : Parsan
Pengaruh Kekuasaan Politik Terhadap Produk
Pemikiran Tentang Hukum Islam / Keuangan Negara
(Studi Pemikiran Pada Masa Keemasan Islam)
Oleh : Faiq Tobroni
Peradaban Islam Di Andalusia (Spanyol)
Oleh : Ibnu Qodir
Perang Salib dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban
Dan Pemikiran Islam
Oleh : Said Al Mubarok
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Pengaruhnya
Terhadap Peradaban Dunia Barat (Sumbangan Karya
Ilmiah Scientist Muslim Di Bidang Astronomi)
Oleh : Siti Ulfah
Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
i
1-8
19-38
39-56
57-69
70-95
96-113
114-130
131-148
149-167
i
ibadkadabrak.wordpress.com
Sejarah Munculnya Paham Syi’ah dan Masa Keemasan
Dinasti Fathimiyah
Oleh : Parsan
Dinamika Kerajaan Mughal di India Keemasan dan
Keruntuhan Kerajaan Bernafaskan Islam
Oleh : Faiq Tobroni
Peradaban Dan Pemikiran Islam Masa Modern (Abad
XVIII-XX) (Pergulatan Pembaruan Dan Modrenisasi di
Iran dan Turki)
Oleh : Ibnu Qodir
Kedatangan Islam di Indonesia
Oleh : Said Al Mubarok
Perkembangan Islam di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Belanda dan Jepang
Oleh : Siti Ulfah
Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa Pra dan
Pasca Kemerdekaan Indonesia
Oleh : Parsan
168-193
194-199
220-232
238-254
255-282
283-305
ii
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam44
Oleh : Faiq Tobroni
I.	 Pendahuluan
	 Pembacaan kondisi-kondisi masa lalu yang merupakan se-
jarah, khususnya sejarah mengenai Arab sebelum Islam, merupa-
kan diskursus yang menarik dan signifikan dalam mempelajari se-
jarah peradaban dan pemikiran Islam. Ini menjadi tetap menarik
karena studi sejarah tersebut telah menjadi perhatian khususnya di
kalangan intelektual Islam mutakhir untuk membuktikan apakah
Arab Jahiliyyah adalah bodoh dalam berbagai aspek atau tidak?
Kajian ini juga masih tetap signifikan dan relevan untuk masa
sekarang, karena studi sejarah Islam ini merupakan bagian dari
strategi untuk menggugah kembali faktor-faktor kebaikan apa saja
yang terdapat pada Arab Jahiliyah untuk selanjutnya kita contoh
dan faktor-faktor keburukan apa saja yang patut kita jauhi. Dengan
demikian kajian atas sejarah ini menjadi ibrah dalam pelaksanaan
nilai-nilai ajaran Islam.
	 Timbul pertanyaan mengapa pembahasan sejarah
peradaban dan pemikiran Islam harus dimulai dengan Arab Pra
Islam. Pilihan ini sangat wajar dan logis karena sejarah Islam dan
Nabi Muhammad  SAW tidak bisa dilepaskan dari masa Jahiliyah
atau Pra Islam. Hal ini untuk mengetahui tempat asal mula tum-
buhnya Islam, reaksi dan perubahan yang dialami lingkungan se-
kitarnya, dengan mengenal hakikat Jahiliyah, maka kita akan men-
KONDISI PERADABAN BANGSA ARAB
SEBELUM ISLAM DAN PENGARUHNYA
BAGI HUKUM KELUARGA
ibadkadabrak.wordpress.com
5Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
genal hakikat Islam dan peranannya dalam kehidupan manusia.
Adanya ajaran Islam tidak bisa dilepaskan karena ia membutuh-
kan adanya sejarah sebelumnya, sebagaimana sebuah kaidah men-
yatakan bahwa “menciptakan sesuatu dari ketidakadaan adalah
mustahil ( al-ijad min al- ‘adam muhal)” (Mubarok; 2004, 23)1
	 Keberadaan Arab sebelum Islam datang bukanlah sebagai
bangsa yang bodoh dalam segala-galanya. Mereka juga dikenal se-
bagai suatu daerah yang sudah memiliki kemajuan dalam bidang
ekonomi dan perdagangan serta kemajuan dalam bidang kesenian.
Kebodohan di sini lebih tepatnya dilekatkan kepada adat istiadat
mereka yang menghasilkan hukum yang belum mengakomoda-
si nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang sering disebutkan bahwa
keadaan sosial kemasyarakatan mencerminkan suatu masyarakat
feodal yang sudah mengenal sistem perbudakan. Masyarakat Arab
ketika itu cenderung merendahkan wanita, suka bermusuhan aki-
bat masalah sepele. Selain tindakan-tindakan amoral tersebut,
masyarakat Bangsa Arab sebelum Islam datang menganut keper-
cayaan menyembah berhala, patung atau benda-benda lain yang
dianggap mempunyai kekuatan ghaib (Amin: 2009, 59).2
II.	 Batasan Penulisan
	 Keadaan bangsa Arab sebelum Islam datang tentunya mer-
upakan suatu kajian yang sangat luas. Keadaan tersebut bisa meli-
puti keadaan ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, pendidikan,
politik, teknologi, pertanian, keadaan geografis dll. Untuk meng-
hasilkan bahasan yang tajam dan tersistematis, penulis meng-
hindari tidak adanya arah tujuan dari beberapa kondisi tersebut.
Oleh sebab itu, penulis juga sengaja memfokuskan arah pembaha-
san tentang kondisi bangsa Arab sebelum Islam menyangkut hal-
hal yang turut mengkonstruksi keberadaan hukum keluarga bagi
masyarakat Arab sebelum Islam.
1	 Mubaraok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : Pustaka Bani Qurai-
sy, Cet I, 2004): 23.
2	 Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Amzah, Cet I,
2009): 59.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam66
	 Berdasarkan pengetahuan mengenai keadaan hukum
masyarakat Arab sebelum Islam tersebut, oleh sebab itu, kita bisa
mengetahui mengapa Islam harus hadir. Alasan mengapa Islam
harus hadir itulah yang bisa menunjukkan korelasi mengapa mem-
pelajari sejarah peradaban dan pemikiran Islam harus berangkat
dari keadaan bangsa Arab sebelum Islam.
III.	Pembahasan
A.	 Keadaan Masyarakat Arab Pra Islam
Menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, Jazirah
Arab diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi timur di
sebelah barat sampai ke laut adriatik dan Persia di sebelah
timur sampai ke sungai dijlah. Kedua kerajaan besar itu dise-
but hegemoni di wilayah sekitar timur tengah. Sebenarnya
jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, ke-
cuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah
sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah Arab di teluk Persia ter-
maksud adalah daerah kekuasaan kerajaan Persia. Islam yang
dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi di Mekkah dan di Mad-
inah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh
perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun
kekuasaan politik yang meliputinya (Syalabi; 1970, 22).3
Menurut Ali Mufrodi, terdapat beberapa suku yang
tinggal di jazirah Arab (Mufrodi; 1997, 5-8)4
, yaitu:
•	 Arab Ba’idah, yaitu: bangsa arab yang telah musnah yaitu,
orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka
tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan
kitab-kitab suci. Arab Ba’idah ini termaksud suku bangsa
Arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia. Akan teta-
pi, karena serangan raja Namrud dan kaum yang berkuasa
3	 Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya (Jakar-
ta : Djaya Murni, Cet. II, 1970) I: 22.
4	 Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakrta: Logos 1997):
5-8.
ibadkadabrak.wordpress.com
7Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
di Babylonia sampai Mesopotamia selatan pada Tahun 2000
SM, suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai
daerah. Di antara kabilah mereka yang termaksud adalah:
‘Ad, Tsamud, Ghasan, Jad.
•	 Arab Aribah, yaitu : cikal bakal dari rumpun bangsa Arab
yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhat-
tan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah
ke Yaman. Suku bangsa Arab yang terkenal adalah: Kahlan
dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Saba’
yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri
abad ke-2 SM.
•	 Arab Musta’ribah yaitu menjadi Arab atau peranakan.
Di sebut demikian karena waktu jurhum dari suku bang-
sa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama
Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan
keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab
Musta’ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim is-
mail (Adnaniyyun)
Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting di
negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya.
Kota ini ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubu-
ngkan Yaman di selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya
ka’bah ditengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab.
ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat
360 berhala, mengelilingi berhala utama, atau hubal. Mekkah
kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ke-
tika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah
Arab dengan luas satu juta mil persegi (Yatim; 2000, 9)5
.
Dibidang keagamaan, orang Arab Pra-Islam memiliki
beberapa tradisi menyembah tuhan. Ada yang menyembah
matahari, bulan, bintang, dan melalui perantara berhala. Di
5	 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2000): 9.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam88
antara berhala-berhala yang paling dikenal yaitu Manata, Lata,
dan Uzza. Orang-orang Arab yang menyembah berhala sebe-
narnya telah mengenal Allah, sayangnya berhala-berhala terse-
but dijadikan sebagai keluarga Allah dan wajib pula untuk di
sembah (Zuhri; 1996, 5).6
Setiap tahunnya, masyarakat Arab
Jahiliyah melakukan ibadah mengelilingi ka’bah dengan cara
mereka masing.
Banyak sekali para penulis tentang sejarah Peradaban
dan Pemikiran Islam yang mengatakan bahwa bangsa Arab
sebelum diutus seorang Nabi SAW adalah umat yang tidak
mempunyai aturan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
Muhammad Ali As Sayis. Keadaan Bangsa Arab sebelum Islam
dinyatakan dalam tulisannya (As Sayis: 1996, 17):
“kebiadaban yang mengendalikan mereka, gelapnya
kebodohan yang menaungi mereka dan tidak ada agama yang
mengikat mereka, serta tidak ada undang-undang yang dapat
mereka patuhi”. 7
Hal senada juga diungkapkan oleh Philip K. Hitti.
Menurutnya, secara umum, periode Makkah pra-Islam disebut
sebagai periode Jahiliyyah yang berarti kebodohan dan barbar-
ian. Secara nyata, dinyatakan oleh Philip K. Hitti, masyarakat
Makkah pra-Islam adalah masyarakat yang tidak memiliki
takdir keistimewaan tertentu (no dispensation), tidak memiliki
nabi tertentu yang terutus dan memimpin (no inspired prophet)
serta tidak memiliki kitab suci khusus yang terwahyukan (no
revealed book) dan menjadi pedoman hidup (Hitti; 1974, 87).8
Kata “Jahiliyyah” dalam al-Qur’an sebagaimana tertera
dalamsuratAliImron/3ayat154(…yazhunnunabiAllahighay-
6	 Zuhri, Muhammad, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada,1996): 5.
7	 As-Sayis, Muhammad Ali, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hu-
kum Islam, Terj. Dedi Junaedi (Jakarta : CV Akademika Pressindo) : 17.
8	 Hitti, Philip K. History of Arabs from Earliest Times to the Present, (London:
The Macmillan Press, Cet. X, 1974): 87, 95.
ibadkadabrak.wordpress.com
9Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
ra al-haqqi zhanna al-jahiliyyati…), surat al-Ma’idah/5 ayat 50
(afahukma al-jahiliyyati yabghuna…), surat al-Ahzab/33 ayat
33 (wala tabarrujna tabarruja al-jahiliyyati …) dan surat al-
Fath/48 ayat 26 (…fi qulubihmu al-hamiyyata hamiyyata al-ja-
hiliyyati…). Menurut Muhammad Fuad Al-Baqi (1986, 184),
sebagai ayat-ayat yang mengandung kata “Jahiliyyah”,9
cukup
memberikan sebuah petunjuk bahwa masyarakat Jahiliyyah
itu memiliki ciri-ciri yang khas pada aspek keyakinan terhadap
Tuhan (zhann bi Allahi), aturan-aturan peradaban (hukm), life
style (tabarruj) dan karakter kesombongannya (hamiyyah).
Sehubungan dengan sejarah kemanusiaan, hukum Jahiliyyah
ternyata membuat keberpihakan pada kelompok tertentu yang
dapat disebut memiliki karakter rasial, feudal dan patriarkhis.
Menurut hemat penulis, sejatinya ungkapan seper-
ti itu terlalu berlebihan. Ungkapan seperti itu justru bertolak
belakang dengan kajian yang selama ini justru telah menun-
jukkan bahwa Bangsa Arab sebelum Islampun telah memiliki
hukum tersendiri. Pun demikian masalahnya adalah seberapa
besar hukum tersebut mengakomodasi nilai-nilai kemanusiaan
seperti yang sekarang sedang diwacanakan di era kontemporer
sekarang ini.
Menurut hemat penulis, mereka tetap mempunyai per-
aturan. Akan tetapi, peraturan yang mereka miliki adalah pera-
turan yang justru melanggengkan kebiadan, sehingga melahir-
kan undang-undang yang tidak emansipatoris terhadap kaum
lemah, serta pada akhirnya hanya memperkuat tradisi keber-
aagamaan ahumanis yang hidup dalam alam pikiran mereka.
Akibat dari itu semua jiwa mereka dipenuhi dengan akidah
yang batil. Tuhan dihayalkan pada patung yang mereka Pahat.
Dengan tangannya sendiri, terkadang pada binatang-binatang
yang tampak dan hilang didepan mata mereka.
9	 al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an
al-Karim, (ttp.: Dar al-Fikr, cet. I, 1986 M / 1406 H).
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1010
B.	 Masyarakat Arab dan Pandangannya Terhadap Perem-
puan
Menjelang era Islam, Jazirah Arab merupakan wilayah
pinggiran (terpencil) bagi masyarakat imperial Timur dalam
posisinya sebagai Negara yang perkembangannya seband-
ing dengan perkembangan Negara-negara zaman kuno dan
tidak terlibat dengan perkembangan negara-negara lainnya di
wilayah ini. Araba merupakan komunitas besar yang secara
khusus tetap mempertahankan pengaruhnya, sementara insti-
tusi perkotaan, keagamaan, dan institusi kerajaan tidak men-
galami perkembangan, sekalipun semua institusi tersebut tetap
berlangsung. Jika dunia imperial pada umumnya merupakan
masyarakat pertanian, Arab bertahan sebagai masyarakat
penggembala (Lapidus; 2000, 15)10
.
Kehidupan Masyarakat Arab berlangsung secara No-
madik mengikuti tumbuhnya stepa yang tumbuh di sekitar
oasis dengan pola kesukuan yang kuat. Sehingga peperangan
antar suku menjadi phenomena yang tidak dapat dipisahkan
dari tradisi masyarakat Arab, terutama suku Badui. Masyar-
akat Arab berkembang dalam sebuah lingkungan yang sejak
masa awal sejarah ummat manusia telah menampilkan dua
aspek yang fundamental; Aspek pertama adalah asal-usul
yang merupakan organisasi masyarakat manusia menjadi
kelompok-kelompok kecil, bahkan juga kelompok yang ber-
corak kekeluargaan. Aspek kedua, merupakan sebuah evolusi
kecenderungan yang mengarah pada pembentukan kesatuan
kultur, agama dan wilayah kekuasaan pada skala yang paling
besar (Lapidus; 2000, 3-4)11
.
Hijaz merupakan salah satu daerah di kawasan terse-
but yang sering disebut sebagai “negeri kelahiran Islam”, daer-
10 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam terj. Ghufron A. Mas’udi (Jakarta
: PT. RajaGrafindo Persada, 2000): 3-4, 15.
11 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta : PT. RajaGrafindo Per-
sada, 2000), h.3-4
ibadkadabrak.wordpress.com
11Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
ah dimana terletak dua kota suci umat Islam yang terkenal dan
bersejarah yaitu Makkah dan Madinah. Mekkah merupakan
kota transit perdagangan Timur-Barat dan juga merupakan
pusat agama (penyembah berhala) yang selalu didatangi oleh
berbagai suku. Sedangkan Madinah merupakan nama kota
baru bagi Yastrib, sebuah daerah yang memiliki tanah yang
cukup subur dan air yang melimpah. Di Yastrib ini, telah hidup
satu komunitas kecil bangsa Yahudi dan beberapa suku Arab
lainnya. Yang terkenal diantaranya suku Aus dan Khazraj (Ya-
tim; 1999,1)12
.
Selain peperangan yang terjadi bertahun-tahun, ban-
yak sisi negatif dari kebudayaan masyarakat Arab Jahiliyah
yang melanggar norma kemanusiaan. Hukum Alam sangat
menentukan nasib individu saat itu. Karen Amstrong menga-
takan bahwa hanya yang kuat yang bertahan dan itu berarti
yang lemah dileyapkan atau dieksploitasi secara memilukan.
Perempuan dianggap sebagai Sub Ordinat bagi laki-laki. Pem-
bunuhan bayi, terutama terhadap bayi perempuan yang cend-
erung lebih bertahan hidup daripada bayi laki-laki menjadi
carayanglazimuntukmengendalikanpertumbuhanpenduduk
(Amstrong; 2007, 84)13
. Bayi-bayi perempuan yang dibiarkan
hidup hingga dewasa menjadi barang komoditi perdagangan.
Kedudukannya disamakan dengan harta benda, ia bisa dijual,
dibuang, atau diwariskan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bawa
masyarakat –baik nomadik ataupun yang menetap– hidup
dalam budaya kesukuan Badui. Mereka sangat menekankan
hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas kelom-
pok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku.
Mereka sangat suka berperang, sehingga peperangan antar
12	 Yatim, Badri, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Hijaz (Mekah dan Ma-
dinah) 1800-1925 (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999): 1.
13	 Karen Amstrong, Sejarah Muhammad, terj. Wawan Gunawan (Magelang:
Purtaka Horizona, 2007) : 84.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1212
suku sering terjadi. Sikap ini nampaknya sudah menjadi tabiat
yang mendarah daging dalam diri orang Arab. Oleh sebab itu,
sebagaimana mengikuti pemikiran Amstrong tersebut, dalam
masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai seorang wanita
sangatlah rendah. Situasi ini terus berlangsung sampai agama
Islam lahir. Dunia Arab ketika itu merupakan kancah peperan-
gan terus menerus.
C.	 Jahiliyah dan Konsekuensinya
Cara pandang kehidupan yang masih tenggelam dalam
kebodohan ini menyebabkan budaya masyarakat yang cukup
ekslusif, hegemoni dan bias gender. Budaya yang eksklusif ini
sebagaimana terlihat dalam menganggap bahwa suku sendi-
ri sendiri paling baik. Budaya yang hegemoni terlihat dalam
mengaggap bahwa orang kaya bisa berbuat seenaknya kepada
si miskin apalagi kelompok budak. Budaya bias gender terlihat
dalam menempatkan kedudukan perempuan di mata laki-laki.
Untuk lebih lengkapnya, budaya yang tidak konstruktif adalah
sebagai berikut:
1.	 Karakter Rasial
Sifat rasial yang terdapat pada hukum Jahiliyyah bisa
ditunjukkan dengan adanya perasaan kebangsaan yang ber-
lebihan (ultra nasionalisme) dan kesukuan (‘ashabiyyah). Sifat
ini menghasilkan sikap tentang adanya pembelaan terhadap
orang-orang yang berada dalam komunitas kesukuan (qabi-
lah) yang sama. Masyarakat Arab pra-Islam mengenal istilah
al-’ashabiyyah atau al-qawmiyyah. Sifat ini menghasilkan ke-
cenderungan seseorang untuk membela dengan mati-matian
terhadap orang-orang yang berada di dalam qabilah-nya. Se-
lain orang yang berada dalam qabilah-nya, sifat ini juga mel-
ahirkan kecenderungan untuk membela qabilah lain yang
masuk ke dalam perlindungan qabilah-nya. Benar atau salah
posisi seseorang di dalam hukum, asal dia dinilai sebagai in-
ibadkadabrak.wordpress.com
13Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
ner group-nya, pasti akan selalu dibela mati-matian ketika ber-
hadapan dengan orang yang dinilai sebagai outer group-nya
(al-Khurbuthuli; 1959, 5).14
Orang-orang Arab pra-Islam memiliki perasaan ke-
bangsaan yang luar biasa (ultra nasionalisme). Inilah yang
menyebabkan keangkuhan mereka. Mereka menganggap diri
mereka (Arab) sebagai bangsa yang mulia dan menganggap
bangsa lain memiliki derajat di bawahnya. Inilah yang kemu-
dian melahirkan istilah ‘Ajam, yakni orang di luar bangsa
Arab. Ada sebuah kisah yang terdapat dalam bukunya Al-Wa-
hid Wafi. Dia mengutip cerita yang telah ditulis oleh Ibn Jarir
al-Thabari. Menurut cerita, terdapat sebuah peristiwa hukum
perkawinan jahiliyyah yang berkarakter rasial dengan didasari
semangat ultra nasionalisme. Cerita tersebut adalah kisah pe-
nolakan Nu’man Ibn Munzhir terhadap lamaran seorang raja
Persia Kisra Abruwiz pada anaknya yang bernama Hurqa ka-
rena adanya hukum Jahiliyyah yang dipegangi oleh Nu’man
bahwa bangsa Arab adalah bangsa “superior” di atas bangsa se-
lain Arab. Oleh karena itu, dia meyakini adanya larangan ber-
hubungan nikah dengan seorang ‘ajam, meskipun pelamarn-
ya adalah seorang raja. Menikah dengan orang ‘ajam diyakini
bisa menurunkan kualitas ke-’Arab-an yang “super” pada diri
Nu’man dan anaknya (Al Wahid Wafi; 1984, 17-18).15
Sikap seperti ini juga menjalar dalam pergaulan an-
tar kelompok. Orang Arab pra-Islam selalu membela anggota
kelompok dan kepentingan kelompoknya. Sebagai contoh, ses-
eorang akan selalu dibela oleh anggota se-qabilah (inner group)
ketika berhadapan dengan anggota kelompok lain (outer
group), tanpa mengindahkan posisinya. Oleh sebab itu, teman-
nya akan dibela baik dalam posisi benar maupun dalam posisi
14	 al-Khurbuthuli, Ali Husni Ma’a al-’Arab (I): Muhammad wa al-Qawmiyyah
al-’Arabiyyah, (Kairo: al-Mathbu’ah al-Haditsah, cet. II, 1959) : 5, 6 21.
15	 al-Wahid Wafi, ‘Ali Abd, al-Musawah fi al-Islam, Terj. Anshari Umar Si-
tanggal dan Rosichin (Bandung: al-Ma’arif, 1984) : 17-18.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1414
salah (al-Khurbuthuli; 1959, 21)16
. Kebenaran dan kesalahan
seseorang tidak ditentukan oleh hukum yang adil, tetapi diten-
tukan oleh keputusan masing-masing qabilah-nya (al-Khurbu-
thuli; 1959, 6).17
Dalam kitab klasik Cerita Kenabian disebutkan tentang
contoh peperangan yang terjadi karena ego kelompok seper-
ti ini. Sebuah contoh yang bisa dikemukakan adalah hukum
berperang dan pembunuhan pada masyarakat Jahiliyyah yang
sangat ditentukan oleh perasaan ‘ashabiyah. Perasaan ini telah
memprovokasi untuk melakukan perang Fijar yang sebenarn-
ya terjadi pada bulan yang terlarang untuk berperang (asyhur
al-hurum)antarasukuKinanahdengansukuQays‘Ailan(kedu-
anya adalah nama suku dalam suku besar Quraysy). Perang ini
disaksikan oleh Muhammad saw ketika berusia 14/15 tahun
(beliau belum diangkat menjadi Rasulullah). Perang tersebut
terjadi karena pembelaan terhadap anggota kedua suku mas-
ing-masing yang terlibat bentrok dan pembunuhan di pasar
Ukaz, tanpa mempertimbangkan kesalahan dari masing-mas-
ing orang yang dibela. Apapun kondisinya, kalau ada salah satu
anggota dari suatu kelompok terlibat bentrok, maka dengan
serta-merta seluruh anggota kelompoknya akan membela dia
(Hisyam; 1955, 184).18
2.	 Karakter Feudal
Sikap Jahiliyah juga menghasilkan karakter feudal. Kar-
akter ini tergambar dengan adanya superioritas yang dimiliki
oleh kaum kaya dan kaum bangsawan di atas kaum miskin dan
lemah. Karakter ini juga tidak bisa dilepaskan dari latar be-
lakang kehidupan mereka sebagai pedagang. Menurut para pe-
neliti, kehidupan dagang yang banyak dijalani oleh orang Arab
16	 hlm. 21
17	 Lihat Ibid., hlm. 6.
18	 Mushthafa al-Saqa, dkk., al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam (Mesir: Sy-
irkah Maktabah wa Mathba’ah Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Awladihi,
cet. II, 1955 M / 1375 H), I: 184.
ibadkadabrak.wordpress.com
15Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
Makkah pada waktu itu –yang mengutamakan kesejahteraan
materi (Watt; 1969, 51-51)-19
menjadikan tumbuhnya superi-
oritas golongan kaya dan bangsawan di atas golongan miskin
dan lemah.
Dengan modal kekayaan, seseorang bisa menguasai
dan menjadi terpandang di hadapan masyarakat. Oleh sebab
itu, tidaklah salah kalau dikatakan bahwa kaum kaya dan bang-
sawan Arab pra-Islam adalah pemegang tampuk kekuasaan
dan sekaligus menjadi golongan yang makmur dan sejahtera
di Makkah. Sebaliknya kaum miskin dan lemah adalah mereka
yang rentan menjadi budak (Shaban; 1971, 8).20
Memang dikemukakan bahwa sikap Masyarakat Arab
juga tidak seluruhnya jelek. Ditambahkan bahwa mereka juga
mempunyai sikap-sikap ksatria. Sebagai contoh sikap kebai-
kan seperti dermawan. Akan tetapi, menurut peneliti, bahwa
sekalipun ada nilai kebaikan (al-muru’ah) dalam masyarakat
Arab pra-Islam tetapi kedermawanan itu dipraktekkan dengan
cara yang salah. Sebagaimana yang tergambar dalam puisi-pu-
isi Arab pra-Islam, yaitu bahwa salah satu kebaikan yang har-
us dimiliki oleh pemimpin kelompok adalah kedermawanan.
Menurut Hitti (1974, 95) dan Lapidus (1995, 24)21
bahwa mas-
yarakat Arab pra-Islam mempunyai rasa kebanggaan yang sa-
lah, yaitu neglect of the poor, neglect of almsgiving and of support
for the weaker member of the community (menampik orang mi-
skin, menolak memberi sedekah dan bantuan kepada anggota
masyarakat yang lemah).
Lebih lanjut sebagai konsekuensi dari sikap keder-
mawanan yang salah ini, sistem hukum dan sejarah perbuda-
19	 Watt, Montgomery, Muhammad: Prophet and Statesman (Oxford: Oxford
University Press, cet. II, 1969) : 51-52.
20	 Shaban, M.A., Islamic History: A New Interpretation I A.D. 600-750 (Cam-
bridge: Cambridge University Press, cet. IX, 1971): 8.
21	 Lapidus, Ira M., A History of Islamic Societies (Cambridge: Cambridge Uni-
versity Press, cet. X, 1995) : 24.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1616
kan di kalangan Arab pra-Islam merupakan bukti kuat adanya
karakterfeudalpadahukumJahiliyyahmasyarakatArabpra-Is-
lam tersebut. Budak adalah manusia rendahan yang memiliki
derajat jauh di bawah rata-rata manusia pada umumnya, bisa
diperjualbelikan, bisa diperlakukan apa saja oleh pemiliknya,
dan tidak memiliki hak-hak asasi manusia sewajarnya selaku
seorang manusia (Irving; 1949, 13-14).22
3.	 Karakter Patriarkhis
Karakter berikutnya yang melekat kuat pada hukum
Jahiliyyah adalah patriarkhis. Dalam penelitian Haifaa, kaum
lelaki pada waktu itu memegang kekuasaan yang tinggi dalam
relasi laki-laki dengan perempuan, diposisikan lebih tinggi di
atas kaum perempuan, Kaum perempuan mendapatkan per-
lakuan diskriminatif, tidak adil dan bahkan dianggap sebagai
biang kemelaratan dan symbol kenistaan (embodiment of sin).
Dalam sistem hukum Jahiliyyah, perempuan tidak memper-
oleh hak warisan, bahkan dijadikan sebagai harta warisan itu
sendiri. Kelahiran anak perempuan dianggap sebagai aib, se-
hingga banyak yang kemudian dikubur hidup-hidup ketika
masih bayi. Secara singkat, dalam istilah Haifaa, perempuan
diperlakukan sebagai a thing dan bukan sebagai a person (Hai-
faa; 1989, 1-3).23
Kondisi perempuan pada masa Jahiliyyah seperti da-
lam penelitian Haifaa tersebut, tergambarkan dalam al-Qur’an
surat al-Nahl/16 ayat 58-59 sebagai berikut (wa idza busysyira
ahaduhum bi al-untsa zhalla wajhuhu muswaddan wa huwa
kazhim, yatawara min al-qawmi min su’in ma busysyira bihi,
ayumsikuhu ‘ala hunin am yadussuhu fi al-turab…). Ayat terse-
but bercerita tentang sikap orang Jahiliyyah dalam menangga-
pi berita kelahiran anak perempuannya yang dianggap sangat
memalukan, menurunkan harga diri orang tua dan keluarga,
22	 Irving, Washington, Life of Mahomet (London: J.M. Dent & Son Lt., 1949) : 13-14.
23	 Jawad, Haifaa A., The Rights of Women in Islam; An Authentic Approach
(New York: S.T. Martin’s Press, cet I, 1989) : 1-3.
ibadkadabrak.wordpress.com
17Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
sehingga anak perempuan tersebut kalau perlu dibunuh atau
dikubur hidup-hidup. Cerita tersebut dan beberapa cerita lain
tentang perempuan Arab pra-Islam, cukup mewakili gambaran
tentang karakter patriarkhis pada system hukum Jahiliyyah.
D.	 Dampak Kehidupan Jahiliyah Terhadap Hukum Per-
kawinan
Sikap Jahiliyah ini menghasilkan sikap dan pandangan
mengenai hukum perkawinan yang tidak masuk akal untuk
masa sekarang. Menurut al-Jahrani (2002, 34-35)24
, di antara-
nya adalah:
1.	 Perkawinan istibdha’. Di sini seorang suami meminta is-
trinya melayani seseorang yang terkenal dengan kemuliaan,
keberanian, dan kecerdasannya. Selama itu suami tidak
menggauli istrinya untuk beberapa saat sampai jelas ke-
hamilannya, tujuannya adalah agar mendapatkan anak
yang memiliki sifat seperti sifat yang dimiliki oleh lelaki
yang menggauli istrinya tadi.
2.	 Perkawinan ar-Rahtun. Di sini, beberapa orang menggauli
seorang wanita yang mereka kehendaki dan setelah wanita
itu hamil dan melahirkan anak laki-laki maka wanita tadi
memanggil semua lelaki yang telah menggaulinya tadi un-
tuk berkumpul di rumahnya, dan tidak ada yang boleh ab-
sen, setelah semuanya hadir maka si wanita tadi menunjuk
salah satu dari mereka untuk menjadi bapak biologis dari si
anak dan siapa yang tertunjuk tidak bisa mengelak.
3.	 Perkawinan al-Maqtu’. Di sini seorang laki-laki mengaw-
ini istri bapak kandungnya setelah bapak kandungnya itu
meninggal dunia. Seorang anak tiri menikahi ibu tirinya
ketika ayahnya meninggal. Isyaratnya, ketika si ayah men-
inggal, si anak melemparkan kain kepada ibu tirinya se-
24	 al-Jahrani, Musfir Husain, Poligami dari berbagai Persepsi, terj. Muh. Suten
Ritonga, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002) : 34-35.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1818
bagai pertanda ia menyukai ibu tirinya, dan ibu tiri terse-
but tidak dapat menolak. Meskipun begitu, pernikahan
Maqthu’, seabagai salah satu model pernikahan pra Islam,
sangat dibenci berbagai kabilah. Maka muncul terma “wal-
ad muqti” (anak yang dibenci). “Al muqt” sendiri sinonim
dengan “Al baghdlu al syadid” (kebencian yang sangat).
4.	 Perkawinan Badal. Di sini seorang suami tukar-menukar
istri mereka tanpa bercerai terlebih dahulu. Tukar menu-
kar ini bertujuan untuk mencari variasi atau suasana baru
dalam berhubungan seks.
5.	 Perkawinan Syighar. Di sini seorang mengawinkan anak
perempuan atau saudara perempuannya kepada seseorang
tanpa membayar mahar. Kompensasinya adalah si wali
sendiri menikahi anak perempuan atau saudara peremp-
uan si laki-laki tersebut.
6.	 Perkawinan Khadan. Di sini seorang laki-laki bergaul den-
gan seorang wanita layaknya suami istri dan kumpul da-
lam satu rumah tanpa ada ikatan perkawinan atau kumpul
kebo). Masyarakat Arab ketika itu menganggap perkaw-
inan ini bukan merupakan kejahatan asal dilakukan secara
rahasia.
7.	 Perkawinan Baghaya. Di sini sekelompok laki-laki meng-
gauli seorang wanita yang tuna susila setelah wanita tadi
hamil dan melahirkan anak maka wanita tadi menisbatkan
anaknya pada laki-laki yang lebih mirip wajahnya.
IV.	Kesimpulan
	 Dengan latar belakang hukum Jahiliyyah pra-Islam yang
rasialis, feodal dan patriarkhis, Islam lahir dan muncul dengan
membawa perubahan hukum dengan karakter yang bertolak be-
lakang dengan hukum Jahiliyyah. Islam mengajarkan hukum yang
lebih menghargai perempuan serta perilaku Nabi Muhamad saw
beserta para pengikutnya yang menghendaki adanya kehidupan
ibadkadabrak.wordpress.com
19Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
yang manusiawi.
	 Pertentangan Quraisy terhadap Islam yang berkaitan erat
dengan aspek keagamaan dan aspek sosial merupakan suatu kon-
tra terhadap sistem hukum Islam yang egaliter. Dan sebagai imp-
likasinya, pemahaman terhadap hukum Islam harus diikuti den-
gan kesadaran bahwa hukum Islam itu memiliki karakter egaliter
dan hal tersebut merupakan sebuah perubahan social dari hukum
Jahiliyyah yang tidak menghargai perempuan menjadi hukum Is-
lam yang protektif terhadap perempuan.
	 Di antara perlakuan terhadap perempuan yang kurang
menjunjung martabat perempuan sebagai manusia adalah be-
berapa contoh perkawinan pada masa jahiliyah, yakni: perkaw-
inan istibdha’, ar-Rahtun, al-Maqtu’. Badal, Syighar, Khadan, dan
Baghaya. Oleh sebab itulah Islam datang dengan membawa prak-
tek perkawinan yang lebih menjaga harkat dan martabat manusia.
Demikianlah kesimpulan dari makalah ini, semoga bermanfaat.
ibadkadabrak.wordpress.com
Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam2020
DAFTAR PUSTAKA
al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz
al-Qur’an al-Karim, (ttp.: Dar al-Fikr, cet. I, 1986 M / 1406
H).
al-Jahrani, Musfir Husain, Poligami dari berbagai Persepsi, terj.
Muh. Suten Ritonga, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002).
al-Khurbuthuli, Ali Husni Ma’a al-’Arab (I): Muhammad wa al-Qa-
wmiyyah al-’Arabiyyah, (Kairo: al-Mathbu’ah al-Haditsah,
cet. II, 1959).
al-Wahid Wafi, ‘Ali Abd, al-Musawah fi al-Islam, Terj. Anshari
Umar Sitanggal dan Rosichin (Bandung: al-Ma’arif, 1984).
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Amzah,
Cet I, 2009).
As-Sayis, Muhammad Ali, Sejarah Pembentukan dan Perkemban-
gan Hukum Islam, Terj. Dedi Junaedi (Jakarta : CV Akade-
mika Pressindo).
Hitti, Philip K. History of Arabs from Earliest Times to the Present,
(London: The Macmillan Press, Cet. X, 1974).
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam terj. Ghufron A. Mas’udi
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2000).
Irving, Washington, Life of Mahomet (London: J.M. Dent & Son
Lt., 1949).
Jawad, Haifaa A., The Rights of Women in Islam; An Authentic Ap-
proach (New York: S.T. Martin’s Press, cet I, 1989).
Karen Amstrong, Sejarah Muhammad, terj. Wawan Gunawan
(Magelang: Purtaka Horizona, 2007).
Lapidus, Ira M., A History of Islamic Societies (Cambridge: Cam-
bridge University Press, cet. X, 1995).
Mubaraok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : Pustaka Bani
Quraisy, Cet I, 2004).
Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakrta: Logos
ibadkadabrak.wordpress.com
21Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
1997).
Mushthafa al-Saqa, dkk., al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam
(Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Mushthafa al-Babi
al-Halabi wa Awladihi, cet. II, 1955 M / 1375 H), I.
Shaban, M.A., Islamic History: A New Interpretation I A.D. 600-750
(Cambridge: Cambridge University Press, cet. IX, 1971).
Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar
Yahya (Jakarta : Djaya Murni, Cet. II, 1970).
Watt, Montgomery, Muhammad: Prophet and Statesman (Oxford:
Oxford University Press, cet. II, 1969) : 51-52.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Per-
sada, 2000).
Yatim, Badri, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Hijaz (Me-
kah dan Madinah) 1800-1925 (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999).
Zuhri, Muhammad, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakar-
ta:PT. RajaGrafindo Persada,1996).
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2222
I.	 PENDAHULUAN
	 Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah yang
merupakan bentuk jamak dari budhi yang artinya adalah budi atau
akal. Dari definisi etimologis tersebut kata kebudayaan berarti hal-
hal yang berkenaan dengan akal. Kebudayaan (culture) menurut
istilah antropologi1
ialah keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan
manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan-
ya dengan belajar, dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.2
	 Peradaban atau Civilization dibedakan dengan kebudayaan.
Peradaban ialah bagian-bagian halus dan indah sebagaimana kes-
enian, ilmu pengetahuan, tatanan, masyarakat, arsitektur dan lain
sebagainya.3
Peradaban erat kaitanya dengan kehidupan masyar-
1	 Antropologi adalah ilmu tentang seluk-beluk manusia dilihat dari bentuk
fisik, warna kulit, adat-istiadat, kebudayaan serta kepercayaanya pada masa
lampau. (Lihat Soeparno E.P, Glosarium Kata Serapan dari Bahasa Barat
dengan Etimologinya, Jakarta; Media Wiyata, 1993, hlm. 12)
2	 Lihat Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta; Logos Wa-
cana Ilmu, 1997, hlm 2
3	 Ibid. hlm. 3, Lihat juga Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta;
Akasara Baru, 1974, hlm. 78-79.
PELETAKAN DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM
PADA MASA RASULULLAH SAW
Oleh : Ibnu Qodir
ibadkadabrak.wordpress.com
23Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
akat yang berdiam dalam suatu wilayah tertetu.4
	 Kedatangan Islam pada bangsa arab ibarat sebuah suluh
penerang kegelapan dari gelapnya peradaban jahiliyah, yang sudah
berlangsung lama di jazirah arab. Perubahan budaya yang di bawa
Rasulullah pada bangsa arab, menuntun bangsa arab pada sebuah
peradaban baru yang jauh berbeda dengan peradaban sebelum-
nya, sehingga membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa
arab.
	 Dasar-dasar peradaban dan kebudayaan pada masa Rasu-
lullah SAW yang paling dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu pe-
rubahan mendasar pada kebobrokan moral menuju moralitas yang
beradab. Selama kurang lebih dua puluh tiga tahun berdakwah yai-
tu periode makkiyah 13 tahun dan madaniyah 10 tahun merupa-
kan jangka waktu yang relatif cepat pertumbuhan dan perkemban-
gannya. Penataan dasar bagi pembangunan peradaban Islam yang
luhur, yang mampu merubah wajah sejarah dan mengembangkan-
ya dengan peradaban yang mulia di segala aspek.5
	 Dengan seruan agama yang tauhid (monotheisme), Rasu-
lullah meletakan fitrah dan kedudukan manusia kedalam hakikat
yang sebenarnya. Seruan agama tauhid inilah yang merubah tatan-
an masyarakat jahiliyah menuju tatanan masyarkat yang harmonis,
dinamis, peradaban tinggi dibawah wahyu yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW dengan segala situasi dan kondisi yang menar-
ik untuk dibahas. Namun supaya pembahasan lebih komprehensif
dan fokus, pemakalah membatasi pembahasan dalam makalah ini
yang cakupanya meliputi dinamika yang terjadi masa dakwah Ra-
4	 Murtadha Mutahhari menjelaskan bahwa suatu masyarakat terdiri atas
kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh sistem-sistem, adat
istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas dan hidup secara bersama
disuatu wilayah tertentu. (Lihat Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Se-
jarah, Kritik Islam atas Marxisme dan Teori Lainya, Bandung; Mizan, 1986,
hlm. 15.)
5	 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 1979, hlm.
42.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2424
sul menegakkan risalah, dasar-dasar peradaban Islam yang dibawa
Rasul dan karakteristik peradaban Islam.
II.	 PEMBAHASAN
A.	 Dinamika Menegakkan Risalah Rasulullah SAW
Menurut catatan sejarah dan beberapa catatan auten-
tik dalam Al-Quran, dikatakan bahwa sebelum agama Islam
datang, masyarakat arab menyembah berhala. Terdapat sekitar
360 patung berhala yang disembah diantaranya yang terbesar
dalah Latta, Uzza dan Manat.6
Kepercayaan selain menyembah berhala adalah zoroas-
ta (penyembah api), penyembah bintang dan langit, khusus-
nya dianut bagian Arab Timur. Penganut agama Yahudi juga
banyak tetapi tidak banyak jumlahnya sebab agama Yahudi
adalah agama yang khusus untuk ras Yahuda dan ras lain akan
menjadi masyarakat kelas kedua jika menganut agama Yahu-
6	 Al-Latta berasal dari kata Ilahat yang berarti tuhan perempuan. Memiliki
tempat pemujaan suci himma dan haram di dekat Taif tempat berkumpul
orang Mekah dan lainya untuk beribadah haji dan menyembelih binatang
Qurban. Disekitar itu tidak diperbolehkan menebang pohon, menumpah-
kan darah dan memburu binatang. Al-Uzza berarti yang paling agung, ve-
nus atau bintang pagi. Di puja di Naklah, sebelah timur Mekah. Menurut
al-kalbi, ia merupakan berhala yang paling diagung-angungkan oleh
orang Quraisy, dan ketika masih muda Muhammad pernah menyuguhkan
persembahan untuknya. Tempat pemujaan terdiri dari tiga pohon. Korban
manusia menjadi cirri khas pemujaanya. Ia adalah permaisuri Uzzay-an
yang menjadi tuhan bangsa Arab selatan dan menerima persembahan pa-
tung emas dari mereka atas nama anak perempuanya yang sakit, amat Uz-
zayan (pembantu al-Uzza). Pada masa menjelang kelahiaran Islam, banyak
masyarakat Arab yang menamai anak mereka dengan nama Abd al-Uzza
(hamba al-Uzza). Manat berasal dari kata maniyah yang berarti pembagi
nasib. Ia adalah dewa yang mengusai nasib. Tempat suci utamanya adalah
sebuah batu hitam di Qudyad, di sebuah jalan antara Mekah dan Madi-
nah. Dewa nasib ini sangat popular dikalangan suku Aws dan Khazraj, yang
memberikan dukungan kepada Nabi ketika hijrah ke Madinah. (lihat Philip
K. Hitti, History Of The Arabs,Jakarta; PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm.
123-124)
ibadkadabrak.wordpress.com
25Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
di. Karena itulah kehadiran Islam ditengah tengah masyarakat
Arab peluangnya sangat besar, sebab Islam adalah agama yang
tidak membedakan antara golongan dan ras. Perbedaan seo-
rang Hamba hanya ditentukan oleh kualitas ketaqwaanya ke-
pada Allah.
Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh
Nabi Muhammad SAW sebagai pondasi peradaban baru, bang-
sa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memi-
liki peradaban. Ada beberapa aspek peradaban yang bangsa
Arab yang sudah berkembang diantaranya :
1.	 Sosial dan Kultural
Jazirah Arab merupakan semenanjung barat daya Asia,
sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Posisi Jazirah
Arab7
berada di dekat persimpangan tiga laut, sebelah barat di-
batasi Laut Merah, sebelah timur dibatasi Teluk Persia, sebelah
selatan dibatasi lautan India, dan sebelah utara dibatasi Suriah
dan Mesopotamia. bentuknya memanjang dan tidak parallelo-
gram. Kesebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah
timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia,
ke sebelah selatan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, se-
dang ke sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan
selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara
dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia8
Secara garis besar Jazirah Arabia terbagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Daerah bagi-
an tengah berupa padang pasir (sahra) yang sebagian besar
7	 Kata Jazirah al-Arab adalah sebutan orang-orang arab sendiri terhadap ru-
mah tempat tinggal mereka yang bermakna “Pulau Arab”, hal ini dikare-
nakan tempat tersebut layaknya sebuah pulau, daratan ini dikelilingi oleh
laut di tiga sisinya dan oleh padang pasir di satu sisi lainnya. Lihat: Philip K.
Hitti, History of The Arabs, Jakarta: Serambi, 2008, hal.10
8	 Muhhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad (trj. Ali audah),
Jakarta: Litera Antar Nusa, hal. 7. Lihat juga: Philip K. Hitti, Op. Cit, hal. 16-
17.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2626
penduduknya adalah suku Badui yang mempunyai gaya hidup
pedesaan (nomadik), yaitu berpindah-pindah dari satu tempat
ke tempat lain. Sedangkan bagian pesisir penduduknya hidup
menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga (pen-
duduk kota). Karena itu mereka sempat membina berbagai
macam budaya, bahkan kerajaan9
.
Masyarakat Arab sangat cinta dan setia pada adat dan
tradisi kabilahnya masing-masing hal ini tercermin dengan
kegemaran mereka menjamu tamu-tamunya atas nama kabi-
lah. Meskipun demikian masyarakat arab pada masa jahiliyah
adalah masyarakat yang sangat tidak beradab. Gemar melaku-
kan perampasan dan perusuhan, tidak memiliki skill dan ilmu.
Tetapi pembawaan mereka sebenarnya murni, pemberani dan
sanggup berkorban untuk hal yang dianggapnya baik.10
Melalui pernyataan tersebut, masyarakat Arab pada
dasarnya mempunyai sifat karakter yang positif maupun nega-
tif. Sifat positif itulah yang nantinya menunjang kemajuan
perkembangan Islam dan pendorong kemajuan masyarakat
Arab. Sedangkan sifat negatif mereka akan merusak kebesaran
dan persatuan mereka. Kehidupan yang keras di padang pasir
menyebabkan bangsa arab mempunyai kebiasaan buruk diana-
taranya :
a.	 Memandang rendah derajat manusia sehingga gemar
membunuh bayi perempuan mereka karena dianggap aib
serta memperjual belikan wanita untuk menjadi pelampi-
asan nafsu laki-laki sebagai kaum yang dominan.
b.	 Kegemaran meminum khamr (minuman keras) yang
memabukkan.
c.	 Suka berjudi, merampok dan menghalalkan segala cara
untuk mewujudkan keinginan mereka.
9	 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 9
10	 Ajid Tohir, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW, Bandung;
Pustaka Setia, 2004, hlm. 21
ibadkadabrak.wordpress.com
27Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
d.	 Menyembah berhala yang diletakkan disetiap rumah dan
sudut-sudut kota.
e.	 Suka berperang dan menunjukkan kekuatan mereka. Pep-
erangan antar kabilah dapat terjadi karena hal yang sepele,
seperti seseorang mengkhianati anggota kabilah yang lain,
atau perselisisihan pribadi yang kemudian melibatka kabi-
lah masing-masing.
2. Tatanan Masyaraka dan Keagamaan
Masyarakat arab sebelum datangnya Muhammad SAW
sebagi pembawa risalah tidak mengenal sistem pemerintahan
pusat . Masing-masing kabilah mempunyai pemerintahan
sendiri-sendiri yang di pimpin oleh seorang syaikh. Disamp-
ing itu ada juga hakim yang bertugas untuk mengadili sesama
kabilah apabila terdapat perselisihan. Kabilah yang paling dise-
gani pada masa itu adalah kabilah Quraisy yang mempunyai
tugas sebagai Al-Hijabah, yaitu yang bertugas menjaga, mem-
buka, menutup dan menjaga keamanan ka’bah.11
Menurut pendapat Martin Lings12
, ia menceritakan
bagaimana sejarah panjang keberagamaan bangsa Arab yang
telah melenceng dari nenek moyang mereka nabi Ibrahim as,
sebagai pembangun ka’bah. Ia menjelaskan sebab adanya hal
demikian karena selain adanya penyimpangan juga terjadi
kontaminasi di dalamnya. Berawal dari berkembang pesat dan
sangat banyaknya anak cucu Ismail as, sehingga tidak cukup
lagi untuk tinggal di Makah. Mereka yang berpencar ke daer-
ah-daerah lain membawa batu dari tanah suci tersebut dan
mengadakan ritual untuk memuliakannya. Kemudian, terpen-
garuh oleh tradisi kaum pagan (yang menjadi tetangga mere-
ka, berhala mulai ditambah-tambahkan ke batu-batu tersebut.
Akhirnya jamaah haji mulai membawa berhala ke Makah dan
11	 Ibid, hlm. 23
12	 Seorang cendikiawan dan sejarawan muallaf inggris yang mempunyai
nama muslim Abu Bakr Siroj al-Din.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2828
meletakkannya di Ka’bah.13
Pemujaan ini secara perlahan berkembang dari bentuk
yang abstrak menjadi bentuk yang konkrit. Al-Syahrastani,
seorang sejarawan muslim mengatakan bahwa terdapat 360
berhala di sekitar Ka’bah, yang paling terkenal adalah Hubal
yang dibawa oleh Amr bin Lahi dari Belka di Syiria ke Makah
dengan tujuan agar bisa mendatangkan hujan. Mereka beras-
al dari bangsa Maobit yang diperintahkan oleh pemuka suku
bani Jurhum pimpinan Khuza’ah yang memegang pengurusan
Ka’bah saat itu. Ketika itu mereka memimpin dan bertindak
secara semena-mena14
3. Sosial Ekonomi
Ditinjau dari aspek budaya pada zaman dahulu Se-
menanjung Arabia terbagi menjadi dua bagian. Pertama, kawa-
san yang sedikit sekali terkena dampak budaya luar. Dan kedua,
kawasan yang mempunyai hubungan begitu erat dengan luar.
Penduduk bagian pertama yang diwakili penduduk jantung se-
menanjung Arabia. Menurut hukum mereka, kekayaan suku
adalah milik suku dan menjadi usaha bersama yang dinikmati
seluruh anggota sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Se-
baliknya, semua anggota berusaha mengembangkan kekayaan
itu sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Sementara itu di daerah perkotaan dan kawasan yang
bertetangga dengan negara-negara besar, penduduknya mem-
punyai sistem ekonomi yang berbeda dengan sistem ekonomi
kaum Badui tadi. Penduduk daerah perkotaan lebih banyak
bergerak di sektor perdagangan, sejalan dengan adanya jalur-
13	 Ini pula yang menyebabkan kaum yahudi berhenti mengunjunginya un-
tuk beribadah. Hal ini karena anak keturun Ishaq juga memuliakan Ka’bah
sebagai suatu tempat ibadah yang di bangun oleh nnabi Ibrahim as. Lihat:
Martin Lings, Muhammad: His life Based on the Earliest Source (terj. Mu-
hammad: Kisah Hidup Berdasarkan Sumber Klasik), Jakarta: Serambi, 2007.
hal. 14-15.
14	 Ibid. Lihat pula: Martin Lings, Op.Cit, hal. 16.
ibadkadabrak.wordpress.com
29Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
jalur perdagangan di sana. Yang terkenal profesional dan peng-
gerak mata rantai perdagangan ini ialah orang-orang Yaman,
sedangkan orang-orang Hijaz yang membeli komoditi tersebut
dijual di pasar Syam dan Mesir. Karenanya tidak heran apabila
di Mekkah dan Yaman terjadi kesenjangan status sosial yang
begitu lebar.15
Dalam aktivitas ekonomi, mereka sering memprakte-
kan sistem riba, yakni menuntut tambahan pembayaran atas
jumlah uang yang dipinjamkan. Penambahan tersebut jika
dikaitkan dengan binatang, maka yang dibayarkan harus lebih
besar/lebih tua dari pada yang dipinjamkan. Apabila yang dip-
injamkan berupa materi, maka debitor menagih sesuai wak-
tu pembayaran dan jumlah yang disepakati sebelumnya, akan
tetapi bila kreditor tidak mampu, maka pembayaran dapat
ditangguhkan dengan syarat jumlah pembayaran hutang ber-
tambah.16
Melihat kehidupan masyarakat arab yang secara umum
mencerminkan masyarakat yang berderajat rendah dan se-
makin jauh dari prinsip-prinsip kebenaran tahid, mendeka-
ti usianya yang ke-40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering
beruzlah17
di Gua Hira’18
. Dan dari sinilah Beliau memperoleh
wahyu pertamanya dari malaikat Jibril.19
	 Sebagai seorang rasul yang membawa risalah ken-
abian dan ketauhidan, tugas Muhammad SAW adalah untuk
15	 Ibid. hal . 43
16	 Ibid, hal.70-71
17	 Uzlah adalah mengasingkan diri untuk memohon petunjuk Allah, agar
dapat meluruskan kepercayaan masyarakat yang semakin jauh dari agama
yang hanif yang di bawa oleh nabi Ibrahim As.
18	 Gua yang terletak 6 km sebelah timur kota Mekah, gua ini adalah gua yang
sempit dan gelap. Hanya orang-orang yang mempunyai keberanian dan
keteguhan hati yang mau memasuki gua tersebut. Di gua inilah Nabi Mu-
hammad SAW merenung dan bertafakur kepada Allah memohon petunjuk
menghadapi masyarakatnya yang semakin rusak moral dan keyakinannya.
19	 Badri Yatim, Op.Cit. hlm. 18.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3030
membenahi tatanan masyarakat dan mengajarkan ajaran tau-
hid. Inti kehidupan Muhammad SAW di Mekah adalah melak-
sanakan tugas-tugas kerasulanya. Untuk itu Beliau melaksana-
kan dakwah20
bedasarkan petunjuk-petunjuk wahyu.
Strategi dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW di Mekah, dibagi menjadi empat tahapan :
1.	 Tahapan dakwah secara sembunyi sembunyi.
2.	 Tahapan dakwah melalui silaturahmi (hubungan keluarga
besar) Bani Hasyim.
3.	 Tahapan dakwah secara terang-terangan.
4.	 Tahapan dakwah menggunakan staregi politi, ekonomi,
perkawinan, perdamaian dan surat menyurat.21
	 Pada awalmulanya, Rasulullah SAW menampakkan
Islam kepada orang-orang yang paling dekat dengan beliau,
anggota keluarga serta sahabat-sahabat karib beliau. Dalam
tarikh Islam mereka disebut dengan as-sabiqun al-awwalun
(orang-orang terdahulu yang masuk Islam). Mereka adalah
Istri beliau, ummul mukminin Khadijah binti Khuwalid, pem-
bantu beliau Zaid bin Haritsah, anak paman beliau Ali bin Abi
Thalib, yang saat itu masih anak-anak dan hidup dalam asuhan
beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Sidiq.
	 Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seo-
rang laki-laki yang lemah lembutm pengasih, ramah, dan
memiliki akhlak yang mulia bersemangat membantu Rasul
mendakwahkan Islam. Berkat seruanya ada beberapa orang
yang masuk Islam yaitu; Ustman bin Affan, Zubai bin Awwan,
20	 Kata dakwah secara akar bahasa arab berasal dari kata da’a-yad’u-dak-
watan,yang bisa berarti memanggil (call), mengundang (Invite), ajakan,
seruan, permohonan (doa), pembelaan dan lain sebagainya. Dalam ben-
tuk-bentuk tertentu kata ini juga banyak ditemukan di sejumlah ayat dalam
Al-Qur’an. Dakwah yang dibawa Rasulullah di Mekkah adalah seruan aja-
kan untuk memeluk agama tauhid (Islam) dan mengimani wahyu yang di
turunkan kepadanya.
21	 Ajid Tohir, Op.Cit .hlm. 19
ibadkadabrak.wordpress.com
31Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
Abdurrahman bin Auf, Said bin Abi Waqash dan Talhah bin
Ubaidilah.22
	
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara
sembumnyi sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu
itu telah terbentuk kelompok orang-orang mukmin yang sen-
antiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu
membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, sehingga
turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW menyam-
paikan dakwah kepada kaumnya.23
Kaum Quraisy merasa terancam dengan berkembang-
nya dakwah Islam. Mereka berusaha menghalang-halangi
dakwah Islam itu dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memutuskan hubungan antara kaum Muslimin dengan suku
Quraisy. Sekalipun Muhammad dalam lindungan pamanya Abi
Thalib24
, Muhammad SAW dan pengikutnya selalu mendapat-
kan kesulitan yang besar. Memasuki tahun kelima dari kena-
bianya (615 M), beliau tidak bisa meringankan pen deritaanya
pengikut-pengikutnya, sehingga Muhammad memerintahkan
22	 Ibid,hlm 64
23 Wahyu yang menjadi dasar untuk dakwah secara terang-terangan adalah Su-
rat Al-Hijr ayat 94 yang berbunyi :       
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperin-
tahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS.
Al-Hijr 94)
24	 Dalam catatn sejarah, kaum Quraisy tidak berani menyakiti Muhammad
SAW karena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya sendiri Abi
Thalib yang sangat disegani kaum Quraisy. Abu Thalib mempunyai pribadi
yang sangat khas. Disatu sisi membela Muhammad yang notabenya ada-
lah keponakannya sendiri dan disisi lain pada kenyataanya ia tidak pernah
mengikuti apa yang dibelanya hingga ia meninggal. Pada tahun 519 M Abi
Thalib dan Khadijah meninggal. Tahun tersebut disebut juga dengan tahun
kesedihan (‘amu al-huzni). Pasca wafatnya Abu Thalib perlawanan kaum
kafir Quraisy semakin keras. Pemboikotan ekonomi, pergaulan sampai
pelarangan pernikahan antara kaum Quraisy denngan kaum muslim.( Lihat
Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammad SAW, Teladan Perilaku Umat, Jakarta;
PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hlm. 107 )
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3232
mereka berhijrah ke Abessinia yang diikuti oleh sekitar 100
laki-laki dan perempuan, meninggalkan negeri mereka menu-
ju negri lain dimana mereka diteriama dengan baik oleh raja
Kristen di negri itu.25
Setelah meninggalnya Abi Thalib, kaum Quraisy meli-
hat Muhammad SAW tampa pelindung yang di segani, mere-
ka semakin keras menghina, memusuhi dan mengejek ajaran
tauhid yang dibawanya. 26
akhirnya Nabi Muhammad memu-
tuskan untuk berhijrah mencari tempat lain dimana ajaranya
dapat berkembang dengan pesat.
B.	 Peletakan Dasar-Dasar Peradaban Oleh Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yastrib pada ta-
hun 622 M, yang merupakan moment awal lahirnya peradaban
masyarakat Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggu-
ng jawab bagi keselamatan Nabi. Dibulan Rabiul Awal tahun
tersebut nabi tiba di Quba tepatnya pada tanggal 12 dan tinggal
di rumah Ummu Kultsum Ibn Al-Hadam. Penduduk Yatsrib
menyabut kedatangan nabi dengan syair-syair sebagai pujian
untuk manusia yang mulia.
Nabi Muhammad menyusun kekuatanya di Madinah
bersama keluargan dan sahabat-sahabat setianya yang mening-
galakan tanah kelahiran dan harta bendanya untuk Tuhanya.
Kekuatan ini di susun untuk menaklukan kekuatan kaum kafir
Quraisy yang setiap saat bisa mengancam dan menghancurkan
Islam karena kebencianya. Perang demi perang terjadi mulai
25	 Ibid, hlm. 89
26	 Faktor-faktor yang mendorong orang Quraisy menentang Islam pada masa
itu antra lain adalah: 1. Rivalitas tradisional bani-bani arab yang berebut
kekuasaan, sehingga menurut anggapan mereka jika memeluk islam maka
ia tunduk dengan bani Abd- Al-Munthalib. Dan itu berarti kehilangan pen-
garuh dan kekuasaan. 2. Mempertahankan adat dan tradisi nenek moyang
mereka karena ajaran Islam banyak menentang tingkatan kasta dan menga-
jarkan persamaan hak. 3.motif ekonomi. (Ibid. hlm. 90)
ibadkadabrak.wordpress.com
33Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
dari perang Badr (tahun 624 M), perang Uhud (tahun 625 M),
Perang Khandaq (tahun 627 M) dan sejumlah perang lainya.
Pada periode Mekah Nabi Muhammad belum ber-
hasil meletakkan dasar-dasar peradaban Islam karena tidak
mendapatkan dukungan dari sebagian besar kaum Quraisy.
Nabi mendapat dukungan yang sangat besar ketika tiba di
Madinah dan segera menjadikan Muhammad SAW sebagai
pemimpin mereka. Pada masa itu penduduk Madinah terdi-
ri dari tiga golongan. Pertama, adalah golongan penduduk
asli yang kemudian di sebut dengan (Anshar), kedua adalah
golongan imigran (Muhajirin /emigrants) yang sebagain besar
adalah orang-orang Mekah yang ikut berhijrah bersama Nabi.
Yang ketiga adalah orang-orang Yahudi.27
Secara rinci dan sistematik proses peradaban Nabi yang
dilakukan pada kaum Muslim Yastrib adalah:
1.	 Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, peruba-
han nama ini pada hakikatnya merupakan sebuah pern-
yataan niat, sikap dan proklamasi atau deklarasi bahwa
tempat itu adalah baru dan Nabi bersama pengikutnya dari
kaum Muhajirin dan Anshar hendak membangun suatu
masyarakat yang maju dan beradab. Yaitu masyarakat yang
teratur dan berperaturan. Nabi menawarkan kosep baru
masyarakat yang dibangun dengan landasan asas menjun-
jung tinggi harkat dan martabat manusia.28
27	 Tahia al Ismail, Op. Cit. 151
28	 Asas ini adalah asas toleransi dan persamaan harkat martabat sebagai ma-
nusia yang secara kedudukan mempunyai hak asasi yang sama. Termasuk
dalam menentukan keyakinan. Sesuai dengan Al-Qur’an Surat Al Baqarah
ayat 256 yang berbunyi : 				
                
              
	 Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhn-
ya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barang-
siapa yang ingkar kepada Thaghut (Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3434
2.	 Membuat landasan yang kuat bagi kelangsungan ajaran ag-
ama Islam, yaitu membuat masjid Nabawi. Masjid ini se-
lain sebagai tempat beribadah, juga sebagai tempat yang
paling efektif dalam menyebarkkan prinsip-prinsip Islam
dan pandangan-pandangan Islam kepada masyarakat, serta
tempat yang menjadi faktor pemersatu umat Islam.
3.	 Menciptakan kesatuan sosial melalui proses persaudaraan
antara dua komunitas yang berbeda yaitu Quraisy dan Yas-
trib yang menjadi dan dikenal sebagai kaum Muhajirin wal
Anshar yang menyatu dalam ikatan Agama Islam.
4.	 Membuat perjanjian untuk hidup bersama dengan komu-
nitas lain yang berbeda, sebagai sebuah masyarakat yang
majemuk (pluralistik) yang mendiami wilayah yang sama
melalui Piagam Madinah. Pasca peristiwa hijrah penduduk
Madinah tidak hanya terdiri dari suku Aus, Khajraj, dan
Yahudi saja, tetapi juga kedatangan kaum Muhajirin dari
suku Quraisy dan suku-suku arab lain yang datang dan
hidup bersama mereka di Madinah.29
Kemajemukan mas-
yarakat Madinah tersebut mengakibatkan munculnya per-
soalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan yang harus
diantisipasi denga baik. Maka dalam konteks itu, introduk-
si sistem persaudaraan menjadi kebutuhan mendesak yang
harus diwujudkan. Untuk mengatasi persoalan tersebut,
Nabi Muhammad bersama semua unsure masyarakat Mad-
inah secara konkrit meletakkan dasar-dasar masyarakat
Madinah, mengatur kehidupan dan hubungan antar komu-
nitas yang merupakan komponen-komponen masyarakat
disembah selain dari Allah SWT )dan beriman kepada Allah, Maka Sesung-
guhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan
putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
29 Nabi mennghadapi realialitas pluralitas karena struktur masyarakat Ma-
dinah yang baru dibangun terdapat beragam agama, yaitu Islam, Yahudi,
Kristen, Sabiin, Majusi, golongan yang tidak bertuhan (Atheis) dan yang
bertuhan banyak (Polytheist). (Lihat Badri Yatim, Op. Cit. hlm. 26)
ibadkadabrak.wordpress.com
35Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
yang majemuk di Madiah dengan menggariskan ketentu-
an-ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang
dikenal sebagai Piagam Madinah (Mitsaq al Madinah) yang
dianggap sebagai konstitusi tertulis pertama pada masanya,
tetapi juga menjadi satu-satunya dokumen penting dalam
perkembangan kebiasaan konstisional dan Hukum dalam
dunia Islam.30
5.	 Meletakkan landasan politik, ekonomi dan kemasyaraka-
tan bagi negri Madinah yang baru terbentuk. Dasar poli-
tik tersebut antara lain ialah prinsip keadilan yang harus
dijalankan kepada setiap penduduk tampa pandang bulu.
Kesamaan derajat antara manusia yang satu dengan yang
lain yang membedakan antara mereka adalah tingkat ket-
aqwaannya. Prinsip sosial lainya adalah musyawarah dalam
memecahkan permaslahan. Dari sisi perekonomian Nabi
mulai menerapkan syariat Islam dalam perdagangan seper-
ti melarang sistem jual beli yang mengandung riba karena
merugikan salah satu pihak. 31
Bertitik tolak dari peletakan dasar-dasar masyarakat
Islam di Madinah oleh Rasulullah, maka terjadi perubahan
sosial yang dramatic dalam sejarah kehidupan Manusia. Hal
30	 Dalam piagam tersebut juga menempatkan hak-hak individual yaitu me-
meluk agama, persatuan dan kesatuan, persaudaraan antar agama, perda-
maian dan kedamaian, toleransi, keadilan (al-adalah), tidak membeda-be-
dakan(diskriminasi)danmenghargaikemajemukan.Dengankemajemukan
itu Nabi mempersatukan mereka dengan tiga unsure, pertama mereka hid-
up di madinah tempat yang sama dan untuk bekerjasama. Kedua mereka
bersedia dipersatukan dalam satu ummah, untuk mewujudkan kerukunan
dan kemashlahatan bersama-sama. Ketiga mereka menerima dan Muham-
mad SAW sebagai pemimin tertinggi dan pemegang otoritas politik yang
legal dalam kehidupan mereka dan otoritas ini dilengkapi dengan institusi
peraturan yang disebut piagam madinah dan berlaku bagi individu-indivi-
du dan setiap kelompok. (Lihat Ajid Thohir, Op.Cit.hlm 133)
31	 Akram Diyahudin Umari, Masyarakat Madani Tinjaun Historis Masa Nabi,
Jakarta; PT. Gema Insani, 1999, hlm 75-77.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3636
ini karena Muhammad SAW dengan ajaranya member suasa-
na yang kondusif bagi tibulnya peradaban manusia yang baru,
disegala bidang disamping kebenaran ajaran Islam itu sendiri.
Diantara perubahan peradaban yang terjadi dari pele-
takan dasar-dasar peradaban Islam oleh Rasulullah yaitu :
a) Pertama, Bangsa arab yang semula menyembah berhala
dengan aturan-aturan jahiliyanya, berubah menjadi mas-
yarkat yang beradab, beretika dan berperilaku sosial yang
baik sesuai dengan ajaran Islam sebagai agama.
b) Kedua, dari segi sosial kultural yang semula terkenal sebagai
masyarakat yang tidak mengenal prikemanusiaan, misal-
nya saling membunuh, tidak menghargai harkat seorang
wanita, gemar berperang, merampok dan minum khamr
berubah menjadi bangsa yang disiplin, respektif terhadap
nilai-nilai kemanusiaan sehingga tidak lagi mengeksploita-
si wanita dan suku-suku yang lemah.
c) Ketiga, dari segi politik, masyarakat arab tidak lagi sebagai
bangsa yang bercerai berai karena kesukuan, tetapi berkat
ajaran Islam berubah menjadi bangsa yang besar bersatu
dibawah bendera Islam sehingga dalam tempo yang relatif
singkat bangsa Arab menjadi bangsa yang besar yang dika-
gumi oleh bangsa lain.
C.	 Karakteristik Peradaban Islam
Setiap peradaban mempunyai cirri dan karakter-
istik tersendiri yang berbeda dengan peradaban lainya.
Peradaban yunani misalnya, terkenal dengan pengagungan
akal, peradaban romawi terkenal dengan pendewaan terhadap
kekuatan dan perluasan wilayah (ekspansi militer), peradaban
Persia terkenal dengan kenikmatan duniawi (hedonisme)
kekuatan peperangan dan pengaruh politik, peradaban In-
dia terkenal dengan kekuatan spiritualitasnya, sedangkan
peradaban Islam terkenal dengan kekhususan dan keistime-
ibadkadabrak.wordpress.com
37Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
waanya yang membedakannya dengan peradaban-peradaban
sebelumnya. Peradaban Islam ditegakkan bedasarkan risalah
langit yang membawa misi kemanusiaan, persatuan universal,
kesatuan mutlak dalam akidah dan keunggulan lain yang dian-
taranya adalah :
1.	 Universalitas
Peradaban Islam dikennal dengan cirri toleran ajaran
risalahnya yang universal. Al-Qur’an menjadikan peradaban
Islam ikatan yang mengatur didalamnya seluruh komponen
penduduk dan umat manusia yang berbeda-beda.32
Peradaban
islam juga mempunyai cirri menghargai kemanusiaan. Uni-
versalitas ini cakupanya sangat luas tidak terikat secara geo-
grafis, jenis dan golongan manusia, bahkan tidak terikat pada
jenjang-jenjang sejarah. Ia menaungi seluruh umat dan bangsa
dimanapun mereka berada bahkan tidak terbatas pada zaman
mereka hidup.
Peradaban yang universal ini juga menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, memberikan hak yang sama
bagi setiap individu,yang semua itu dikarenakan peradaban Is-
lam tegak berdiri atas dasar manusia adalah mahluk yang pal-
ing utama dan mulia dibanding ciptaan Allah lainya.
Hal ini merupakan karakteristik pertama diantara kar-
akteristik peradaban Islam yang merupakan kekhususan yang
tiada duanya dari peradaban manapun, sehingga pantaslah
32 Dalam Al-Quran dijelaskan tentang konsep kesatuan manusia meskipun
dari bermacam-macam asal, jenis, negara (kabilah) dan bentuk fisiknya.
Seperti apa yang tersirat dalam QS. Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi :	
	             	
		          
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
(QS. Al-Hujarat 13).
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3838
peradaban Islam bisa berkembang pesat dibelahan bumi man-
apun dan bertahan hingga kini.
2. Ketauhidan
Diantara keunggulan yang membedakan peradaban
Islam adalah bahwa ia tegak atas dasar tauhid secara mutlak
kepada Allah, Tuhan yang maha Esa. Manusia seluruhnya
merupakan hambanya yang sejajar dalam harapan dan per-
mohonanya. Hal ini jelas berbeda dari peradaban sebelumnya
dimana manusia tunduk pada sesembahan-sesembahan. Mas-
yarakat yang tunduk pada hukum-hukum sesembahan menye-
babkan manusia terkotak-kotakan kedalam kasta manusia
yang mulia dan sebagian yang lain rendah.
Akibatnya keyakinan ini menjadikan masyarakat keti-
ka itu akan menjadi terpecah dalam berbagai kedudukan dan
profesi, bodoh terhadap keluasan dasar-dasar persamaan antar
manusia dan kemuliaan manusia. Dan ketika itu pula dunia
menjadi arena pergulatan untuk saling membangga-bangga-
kan perbedaan dan kasta.
3. Adil dan Moderat
Keadilan dan moderat (wasathan) merupakan kar-
akteristik yang unggul dalam peradaban Islam, makna dari
kedunaya adalah tidak boleh condong kepada sesuatu karena
pengaruh sesuatu sehingga tercipta kedzhaliman. Itulah yang
disebut dengan tawazun (seimbang) dan adil yang melekat da-
lam risalah Islam yang kekal untuk memperluas sudut-sudut
bumi yang sempit dari perputaran zaman.
Makna keseimbangan antara dua hal yang saling bert-
entangan adalah supaya setiap pihak menghapus egoismenya,
memberikan haknya secara pertengahan, tidak berlebihan dan
juga tidak kekurangan, tidak dzalim dan juga tidak merugikan.
Yang membedakan peradaban Islam dengan peradaban
lainyadalahkemampuanperadabanIslamdalammenggabung-
kan syariat dengan realitas yang menghasilkan aturan-aturan
ibadkadabrak.wordpress.com
39Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
(hukum-hukum) yang sesuai. Syariat adalah teori namun pada
saat yang bersamaan juga bisa menjelma sebagai aturan yang
praktis bisa diterima.
Sifat seimbang ini juga berlaku antara hak dan kewajib-
an pribadi dan masyarakat. Tujuanya adalah supaya terwujud
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kemaslahatan
umat. Dengan demikian setiap individu tidaklah hidup sendi-
ri secara terpisah dari masyarakat, sehingga bisa ia bisa saling
memberikan manfaat dan maslahat serta mewujudkan hubu-
ngan yang baik.
4. Sentuhan Akhlak
Akhlak dalam peradaban Islam merupakan pagar yang
membatasi sekaligus dasar yang tegak diatasnya kejayaan Is-
lam. Dasar-dasar nilai-nilai Islam dan akhlak masuk dalam
setiap aturan kehidupan, berbagai macam perbedaan dan
perkembanganya, baik secara Individu maupun masyarakat,
politik maupun Ekonomi. Rasulullah diutus untuk menyem-
purnakan akhlak. Sebagaimana sabdanya “sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Beliau
menghendaki seluruh manusia supaya bermualah dengan
akhlak baik dengan undang-undang syariat.
Dalam huku, Ilmu, syariat, peperangan, perdamaian,
ekonomi, keluarga, telah ditetapkan dasar-dasar akhlak dalam
peradaban Islam secara teori dan praktek yang belum pernah
dicapai oleh peradaban manapun, baik peradaban dulu mau-
pun sekarang. Peradaban Islam telah meninggalkan jejak yang
menakjubkan dan menjadikan satu-satunya peradaban yang
menjamin kebahagiaan manusia dengan kebahagiaan murni
yang hakiki.33
33	 Lihat Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Jakarta;
Pustaka Al-Kautsar, 2009, hlm 51-53.
ibadkadabrak.wordpress.com
Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw4040
III.	 PENUTUP.
Sekian yang dapat pemakalah sampaikan, adapun kritik
yang sangat konstruktif sangat pemakalah natikan dan harap-
kan demi terbangunnya khazanah intelektul yang kondusif dan
berkembang. Pemakalh sengaja tidak membuat suatu kesimpu-
lan, agar setiap pembaca menyimpulkan sendiri menurut pers-
pektif masing-masing. Semoga makalah ini bermanfaat, kurang
lebihnya kami mohon maaf akhir kata Wa Allah Al-‘Alam Bi
Al-Showab.
ibadkadabrak.wordpress.com
41Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
DAFTAR PUSTAKA
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang,
1979.
Ajid Tohir, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW,
Bandung; Pustaka Setia, 2004.
Akram Diyahudin Umari, Masyarakat Madani Tinjaun Historis
Masa Nabi, Jakarta; PT. Gema Insani, 1999.
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta; Logos
Wacana Ilmu, 1997.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta; Akasara Baru,
1974,
Martin Lings, Muhammad: His life Based on the Earliest Source
(terj. Muhammad: Kisah Hidup Berdasarkan Sumber Klasik),
Jakarta: Serambi, 2007.
Muhhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad (trj. Ali
audah), Jakarta: Litera Antar Nusa, 1995.
Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Sejarah, Kritik Islam atas
Marxisme dan Teori Lainya, Bandung; Mizan, 1986..
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Se-
mesta, 2008.
Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Ja-
karta; Pustaka Al-Kautsar, 2009.
Soeparno E.P, Glosarium Kata Serapan dari Bahasa Barat dengan
Etimologinya, Jakarta; Media Wiyata, 1993.
Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammad SAW, Teladan Perilaku Umat,
Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4242
SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH PADA MASA
AL KHULAFA’ AR RASYIDUN
Oleh : Said Al Mubarok
I.	 PENGERTIAN KHILAFAH
	Pembahasan Khilafah dalam sundut pandang kebahasaan
tidak bisa dilepaskan dari akar katanya. Kata “khilafah” berbentuk
verbal (yang membutuhkan subyek yang disebut khalifah) dari akar
kata “khalafa –yakhlufu - khalfa, khilafah”, yang berarti mengganti,
mengikuti, atau yang datang kemudian (AW. Munawir:1984:390).
Ibnu Mandzur memberikan perincian mengenai arti kata al-khi-
lafah yaitu 1) Al-khalf : belakang, lawan dari depan (muka). 2) Al-
khalaf : yang datang belakangan sebagai ganti dari yang sebelumn-
ya. 3). Al-takhalluf : terlambat. 4) Al-khaalif (Jamaknya khawaalif)
: yang datang terlambat (ketinggalan) 5. Al-khaliifah : yang terbe-
lakang, yang datang kemudian sehingga terlambat, yang mengikuti
apa yang lebih dahulu, yang menggantikan apa yang lebih dahulu.
(Ibnu Mandzur Lisanul Arab :II/1233). Dalam Mu’jam Maqayis al
Lughah (II/201) dijelaskan, khilafah dikaitkan dengan penggan-
tian karena orang yang mengganti datang setelah orang pertama
dan menempati kedudukannya. Dari makna ini dapat diketahui
bahwa as-Sulthan al-A’dzam disebut pula khalifah, karena dia
menggantikan posisi penguasa sebelumnya (At Thabari:I/199). Se-
cara literal khilafah berarti penggantian terhadap pendahulu, baik
bersifat individu atau kelompok, sedangkan secara teknis, khila-
ibadkadabrak.wordpress.com
43Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
fah adalah lembaga pemerintahan Islam yang bersandar kepada Al
Qur’an dan as-Sunnah.
	 Sedangkan pembahasan al-Khilafah secara terminologi
ada beberapa pendapat. Beberapa pendapat itu antara lain:
1.	 Menurut Ibnu Khaldun, Khilafah adalah pengembanan semua
urusan umat sesuai dengan prinsip syariah dalam merealisasi-
kan maslahah (ukhrawi dan duniawi) umat manusia)1
. (Ibnu
Khaldun, Mukaddimah,: 166, 190)
2.	 Menurut Al-Kamal ibn Al-Humam (w. 861 H/1457 M), Khi-
lafah adalah otoritas (istihqaq) pengaturan umum atas kaum
muslimin (Kamal Humam, hlm 253).
3.	 Menurut Dr. Hasan Ibrahim Hasan, Khilafah adalah kepem-
impinan umum dalam urusan-urusan agama dan dunia se-
bagai pengganti dari Nabi SAW (Tarikh Al-Islam, I/350).
	 Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.	 Khilafah (pemerintahan) adalah lembaga yang mengemban
urusan masyarakat (rakyat).
2.	 Khilafah merupakan medium untuk menegakkan din (agama)
dan memajukan syariah.
3.	 Khilafah harus berorientasi kepada kemaslahatan umat.
4.	 Khalifah sebagai pemegang khilafah mempunyai otoritas un-
tuk mengatur masyarakat demi mencapai kemaslahatan hidup.
II.	 SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH
	 Sistem Pemilihan Khalifah dalam presfektif Fiqh Siyasi ada
dua macam; pertama: al-ikhtiyar wa al-bai.ah, kedua: istikhlaf
dan pengambilan janji.
1.	 Al-Ikhtiyar Wa Al-Bai’ah
	 Sistem pemilihan khlaifah dengan cara al-ikhtiyar wa al-
1. Dalam pandangan Ibnu Khaldun, semua urusan umat yang berkaitan dengan
dunia harus dikembalikan kepada pertimbangan kemaslahatan ukhrawi.
Oleh karena itu, khilafah adalah pengganti dari pemilik syara’ dalam upaya
menjaga agama dan menata dunia (himayah ad-dien wa siyasah ad-dunya).
Ibnu Khaldun, h. 166.
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4444
bai’ah adalah pemilihan khalifah yang dilakukan melalu lembaga
yang disebut ahlu al-Halli wa al- -Aqdi (terkadang diistilahkan
dengan ahl al-ikhtiyar, ahl asy Syura) dan pengambilan bai’at oleh
mayoritas umat Islam. Sistem ini sistem yang terbaik untuk pemi-
lihan khalifah, dan sekaligus sudah mencerminkan secara utuh
prinsip musyawarah yang merupakan bagian dari demokrasi.
	 Muhammad Abdullah al-Araby berpendapat bahwa prin-
sip musyawarah tidak akan bisa terlaksana secara utuh jika setiap
orang yang mempunyai hak memilih tidak dapat menyalurkan
haknya untuk memilih khalifah secara langsung. Sistem pemilihan
khalifah melalui perwakilan (parlementer) merupakan pembat-
asan dan penyempitan prinsip musyawarah (M. Abdullah al Ara-
by:38)
	 Menurut para ahli fiqh siyasah terdapat beberapa alas pent-
ingnya ahlu al-Halli wa al--Aqdi (ahlu asy Syura) yaitu :
a.	 Rakyat secara keseluruhan tidak mungkin dilibatkan untuk di-
mintai pendapatnya tentang masalah kenegaraan dan pemben-
tukan undang-undang.
b.	 Rakyat secara individual tidak mungkin dikumpulkan untuk
melakukan musyawarah disuatu tempat.
c.	 Musyawarah hanya bisa dilakukan apabila jumlah pesertanya
terbatas.
d.	 Kewajiban amar ma’rūf nahi munkarhanya bisa dilakukan apa-
bila ada lembaga yang berperan untuk menjaga kemaslahatan
antara pemerintah dan rakyat.
e.	 Kewajiban taat kepada ulil amri (pemimpin umat) baru
mengikat apabila pemimpin itu dipilih oleh lembaga musy-
awarah.
f.	 Ajaran Islam sendiri yang menekankan perlunya pembentu-
kan lembaga musyawarah. (Muhammad Iqbal), (Fiqh Siyasah
Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, hal. 142-143)
	 Dalam sistem ini keberadaan ahlu al-Halli wa al- -Aqdi
(ahlu asy Syura) sangat penting, karena mereka yang menyeleksi,
ibadkadabrak.wordpress.com
45Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
menilai, menentukan siapa yang akan menjadi khalifah, bahkan
memberi nasehat dan juga memakzulkan. Demikian pentingnya
kedudukan ahlu al-Halli wa al- -Aqdi, maka tidak semua orang
dapat menduduki posisi ini. Banyak kriteria dan ketentuan yang
harus dipenuhi ahlu al-Halli wa al- -Aqdi.
	 Imam Al Mawardi misalnya, memberi persyaratan Ahl Al-
Hall Wa Al ‘Aqd harus memenuhi tiga hal, yaitu :
a.	 Keadilan dengan segala persyaratannya.
b.	 Memiliki ilmu yang dapat dijadikan sarana berijtihad menen-
tukan orang berhak menjadi khalifah.
c.	 Memiliki kecerdasan dan kearifan, sehingga mampu
memilih khalifah yang membawa kemaslahatan umat. (al
Mawardi;tth:17)
	 Ketentuan yang hampir sama disampaikan oleh Al Farra.
Namun Jamal Ahmad Asy Sayyid mengatakan bahwa syarat ahl
al-ihktiyar (baca: ahlu al-halli wa al-aqdi) mengelompokkan men-
jadi dua:
a.	 Memenuhi persyaratan Ahl al-wilayah al-‘ammah. Ketentuan
ini meliputi Islam, berakal, merdeka, dan berjenis kelamin la-
ki-laki.
b.	 Memenuhi persyaratan khusus yang bisa jadi identitas khusus,
sehingga dia kelihatan berbeda dengan orang lain. Ketentuan
ini meliputi keadilan, ilmu pengetahuan, menguasai peradaban
pada masanya, mempunyai kecerdasan sehingga bisa mengam-
bil pendapat yang tepat. (Jamal Ahmad Asy Sayyid;1994:352)
	 Langkah langkah Ahlu al halli wa Aqdi dalam memilih
khalifah dipaparkan oleh al Mawardi sebagai berikut :
a.	 Ahlu al halli wa Aqdi meneliti kriteria-kriteria yang harus
dimiliki oleh calon khalifah.
			 Jika hanya ada satu orang yang memenuhi kriteria
tersebut, maka dia harus ditetapkan sebagai khalifah. Namun
jika semua calon khalifah tidak ada yang memenuhi kriteria
secara utuh, maka Ahlu al halli wa Aqdi memeriksa apakah
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4646
calon khalifah ada yang memiliki kelembihan khusus diband-
ung lainnya, misalnya keilmuan, ketaatan, atau lainnya.
b.	 Calon yang terpilih menerima amanat khilafah.
		 Menurut Fiqh, Imamah (khilafah) itu termasuk
akad, sehingga legalitasnya juga ditentukan oleh ikrar mener-
ima khilafah oleh khalifah terpilih. Ikrar ini mencerminkan
kerelaannya.
c.	 Pengambilan sumpah (bai’ah).
		 Masalah pengambilan bai’ah ini muncul pertan-
yaan, “apakah cukup dilakukan oleh ahlu al-ikhtiyar atau ha-
rus melibatkan masyakata luas. Pertanyan ini menimbulkan
pendapat. Satu pendapat mengatakan, “bai’at cukup dilakukan
oleh ahlu al-ikhtiyar, sementara keterlibatan masyarakat da-
lam bai’at hanya simbol ketaatan kepada khalifah. Argumen-
tasi yang dipakai antara lain: pertama, penyaluran hak politik
masyarakat secara langsung banyak yang dilakukan secara tak-
lidi, sehingga berpengaruh kepada legalitas bai’at. Kedua, ahlu
al-ikhtiyar mempunyai hak dipatuhi oleh masyarakat. Keti-
ga, ahlu al-ikhtiyar terlibat secara langsung dan bertanggung
jawab atas amanah yang diberikan kepada khalifah.
		 Pendapat yang lain mengatakan, bai’at ahlu al-ikh-
tiyar kepada khalifah hanya ikrar politik pengangkatan khal-
ifah. Karena itu, legalitas kepemimpinan sang khalifah masih
ditentukan oleh bai’at masyarakat/rakyat. ((Jamal Ahmad Asy
Sayyid;1994:355-357)
2.	 Istikhlaf Dan Pengambilan Janji.
	 Sistem Istikhlaf adalah Istikhlaf adalah pengangkatan atau
penunjukan imam oleh imam yang sedang berkuasa.
	 Istikhlaf adalah proses pengangkatan dari imam lama ke-
pada imam baru yang dianggap memiliki kopetensi dalam me-
megang dan memimpin sebuah negara dengan mendapat persetu-
juan dari Ahlul Halli wal Aqdi. Istikhlaf juga sering disebut dengan
ibadkadabrak.wordpress.com
47Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
al ‘ahdu atau wasiat. Dalam sejarah tata cara proses pengangkatan
seperti ini terjadi pada masa khlifah Abu Bakar dalam memilih
Umar untuk menggantikanya. Imam Nawawi dalam Shahih Mus-
lim mengatakan bahwa kaum muslimin telah sepakat jika seorang
khalifah merasa akan mendekati ajal maka dia diperkenankan un-
tuk mencari pengganti orang lain dengan mengikuti Abu Bakar,
atau mengikuti jejak Rasul dengan tidak mencari pengganti. (Ab-
dullah ibn Umar Ad Damiji, 1409; 184)
	 Al-Mawardi membolehkan pengangkatan atau penunju-
kan imam oleh imam yang sedang berkuasa tanpa meminta per-
timbangan dari ahl al-ikhtiyar, asalkan calon penggantinya bukan
ayahnya atau anak laki-lakinya. Namun demikian, pertimbangan
dari ahl hall wa’l-‘aqd tetap diperlukan, karena ia membedakan
antara langkah-langkah pencalonan imam dan kontrak (bai’ah)
imam. Imam yang sedang berkuasa berhak untuk mengajukan
calon penggantinya, tetapi bai’ah tetap menjadi hak ahl hall wa’l-
‘aqd pada saat penggantian. Bahkan Abu Ya’la menambahkan bah-
waimamtidakbolehmenentukanataumencalonkanahlal-ikhtiyar
yang akan memberikan bai’ah kepada calonnya. Dengan demikian
konsep Abu Ya’la mengenai ‘ahd atau istikhlaf tampak menjunjung
tinggi peranan penting kehendak rakyat dalam memilih imam, ka-
rena dengan demikian rakyat relatif terwakili oleh lembaga ahl hall
wa’l-‘aqd.
III.	 SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH PADA MASA KHULA-
FA’ AR RASYIDUN
1.	 Proses dan sistem pemilihan Khalifah Abi Bakar
Ash-Shiddiq
	 Rasulullah saw. pada saat sakit menjelang wafat tidak mem-
berikan pernyataan apapun yang terkait dengan siapa yang akan
menggantikan beliau dalam memimpin umat. Tidak ada nash/teks
Nabi yang secara khusus menyebutkan seseorang menjadi khali-
fatur rasul. Seandainya ada nash yang jelas, tentu akan membawa
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4848
beberapa persoalan; apakah khilafah menjadi hak murni bagi se-
seorang yang ditunjuk, apakah dapat diwariskan, bila dapat diw-
ariskan, bagaimana mekanismenya, apakah pewaris tersebut juga
mendapat rekomendasi teks seperti khalifah pertama, dan khilafah
juga disebutkan mempunyai teks yang mendapatkan. Demikian
pula, seandainya ada nash syar’i yang menentukan cara terten-
tu dalam pemilihan khalifah, tentu umat Islam harus mengiku-
ti petunjuk teks tersebut, padahal boleh jadi cara tertentu (uslub
muayyan) tersebut hanya bisa dilaksanakan secara temporal dan
kondisional. Problem ini akan menghadapkan umat pada dua pi-
lihan; pertama, menolak cara tersebut (uslub syar’i), kedua, mel-
aksanakan uslub syar’i tersebut walaupun menimbulakn kesulitan
dan masyaqat. Oleh karena itu, asy-Syar’u al al-Hanif tidak mem-
berikan penjelasan khusus tentang mekanisme pemilihan khalifah
dengan maksud umat Islam menentukan suatu metode yang di-
pandang tepat dan membawa kemaslahatan. (Sa’dy Abu Jaeb;206)
	 Proses pengangkatan Abu Bakar 2
sebagai khalifah diawali
dengan peristiwa tersebarnya berita duka wafatnya Rasulullah saw.
Para shahabat Anshar berkumpul di balai Tsaqifah Bani Saidah dan
mereka ingin segera membaiat Sa’ad ibn Ubadah sebagai khalifah.
Pada saat yang bersamaan, golongan Muhajirin juga mendatangi
balai tersebut. Memang pertemuan tersebut diprakasi oleh kaum
Anshor. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka lebih mempunyai
kesadaran politik daripada kelompok lainnya dalam memikirkan
pengganti Rasul dalam memimpin umat Islam.
	 Dalam pertemuan itu mereka mengalami kesulitan bah-
2.	 Nama aslinya Abdullah ibn Abi Quhafah. Pada zaman pra Islam bernama
Abdullah ibn Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi saw. menjadi Abdullah.
Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir
tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 ta-
hun, usianya lebih muda dari Nabi saw 3 tahun. Diberi julukan Abu Bakar
atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk
Islam pertama kali. Sedangkan gelar Ash-Shiddiq diperoleh karena beliau
senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada
saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
ibadkadabrak.wordpress.com
49Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
kan hampir terjadi perpecahan, karena masing-masing kaum
(baik Anshar maupun Muhajirin) mengajukan calon pemimpin
dari golongannya sendiri. Shahabat Anshar mencalonkan Sa’ad
bin Ubaidah, dengan alasan mereka yang menolong Nabi pada
saat terjadi kegentingan di Mekah. Sementara dari kubu Muhaji-
rin, menginginkan agar khalifah dipilih dari mereka, dengan dalih
bahwa mereka yang sudah merasakan pahitnya perjuangan menye-
barkan Islam sejak awal. Sedang dipihak lain terdapat sekelompok
orang yang menghendaki Ali ibn Abi Thalib, karena jasa-jasanya
dan statusnya sebagai menantu Rasul. Peristiwa ini sempat sampai
di telinga Umar. Kemudian dia pergi ke kediaman Nabi dan men-
gutus seseorang untuk menemui Abu Bakar. Dalam perjalanan ke
gedung Tsaqifah Bani Saidah, keduanya bertemu Ubaidah bin Jar-
roh. Sesampainya di balai Bani Sa’idah, mereka mendapatkan dua
golongan besar kaum Anshor dan Muhajirin bersitegang (Ibnu
Hisyam, Sirah Nabawiyah, IV: 335-339)
	 Dengan tenang Abu Bakar berdiri ditengah-tengah mere-
ka, kemudian berpidato yang isinya merinci kembali jasa kaum
Anshor bagi tujuan Islam. Disisi lain ia menekankan pula anugrah
dari Allah yang memberi keistimewaan kepada kaum Muhajirin
yang telah mengikuti Muhammad sebagai Nabi dan menerima Is-
lam lebih awal dan ikhlas hidup dalam kondisi prihatin bersama
Nabi. Isi pidato Abu Bakar tidak dapat meredam kedua kelompok
yang sedang bersitegang. Kemudian Abu Ubaidah mengajak kaum
Anshor agar bersikap toleransi, begitu juga Basyir ibn Sa’ad dari
suku Khazraj (Anshar), agar tidak memperpanjang perselisihan.
Akhirnya situasi tegang dapat sedikit dikendalikan. Walaupun sit-
uasi tegang dapat sedikit dikendalikan, namun Abu Bakar masih
kawatir suasana kembali memanas. Akhirnya beliau mengusulkan
dua tokoh Quraisy untuk dipilih sebagai khalifah, yaitu Umar ibn
al Khaththab dan Ubaidah bin Jarrah. Usulan Abu Bakar tersebut
segera mendapat respon positif dari Zaid ibn Tsabit dan Basyir
ibn Sa’ad (keduanya adalah tokoh Anshar) dan menyerukan agar
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5050
perselisihan segera diakhiri. Dua shahabat (Umar dan Ubaidah)
yang dicalonkan oleh Abu Bakar justru tidak menerima pencalo-
nan diri mereka, malah sebaliknya mereka setuju Abu Bakar di-
angkat sebagai khalifah. Mereka beralasan bahwa Abu Bakar ada-
lah orang yang paling baik dari kaum Muhajirin dan satu satunya
orang yang menemani Nabi saw. ketika di dalam gua Tsur. Selain
itu, Abu Bakar juga menggantikan Rasul saw. menjadi imam shalat
berjamah ketika Nabi sedang sakit. Setelah mereka sepakat dengan
gagasan Umar, maka segera Umar dan Abu Ubaidah membaiat
Abu Bakar, namun sebelumnya Basyir ibn Sa’ad telah lebih dulu
membaitnya. Baiat tersebut dinamakan Bai’ah Tsaqifah yang bersi-
fat khusus karena hanya dilakukan oleh orang-orag yang datang ke
gedung itu. Baru pada keesokanharinya Abu Bakar dibaiat secara
umum di masjid Nabawi. Pertemuan politik itu berlangsung khid-
mat, hangat, terbuka dan demokratis. (Pulungan,1994:102-105).
	 Dipilihnya Abu Bakar sebagai khalifah bukan tanpa ala-
san. Ada beberapa faktor yang diantaranya dia pernah membela
Nabi saw. ketika mendapat perlakuan yang menyakitkan dari suku
Quraisy, menemani Nabi saw. pada perjalanan hijrah, membantu
kaum yang lemah dan memerdekakannya. Dalam bidang ibadah,
dia ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimani
shalat ketika Nabi sakit. Namun anggapan pengangkatan khalifah
Abu Bakar karena beliau pernah bertindak sebagai imam shalat
berjamaah adalah anggapan yang kurang relevan. Dalam seja-
rah ketika Nabi saw. berhalangan menjadi imam shalat, beliau
menyerahkan tugas itu kepada siapa saja yang dianggap mampu.
Ini menunjukkan bahwa tidak hanya Abu Bakar saja yang ditun-
jukkan sebagai pengganti imam shalat jamaah ketika Nabi saw.
berhalangan. (Fatah Syukur:60:2009)
	 Dengan paparan di atas, ditarik kesimpulan bahwa pros-
es pengangkatan Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah melalui
lima tahapan, yaitu :
a.	 Diawali dengan pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas ahlu
ibadkadabrak.wordpress.com
51Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
al-hill wa al-aqdi;
b.	 Pencalonan (tarsyih) satu atau lebih dari beberapa orang yang
layak dan patut dijadikan khalifah;
c.	 Pemilihan (intikhab) salah satu dari beberapa calon;
d.	 Pengambilan sumpah (baiat) oleh ahlu al-hill wa al-aqdi terh-
adap calon terpilih;
e.	 Pengambilan baiat ‘ammah (sumpah umum) oleh masyarakat
umum kepada khalifah. Baiat ‘ammah ini bisa berbentuk ket-
aatan masyarakat kepada khalifah.
	 Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selama dua
tahun lebih sedikit. Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang
ke rahmatullah. Masa dua tahun adalah masa yang amat singkat,
namun masa yang singkat itu dapat dipandang sebagai masa yang
menentukan bagi sejarah Islam (A. Syalabi, 2002 : 202).
2.	 Proses dan sistem pemilihan Khalifah Umar Ibn al
Khaththab.
	 Pada saat Abu bakar sakit dan merasakan bahwa ajalnya
sudah dekat, di dalam hatinya muncul kekawatiran akan terjad-
inya perpecahan umat Islam –seperti pada proses awal penobat-
annya sebagai khalifah- jika tidak mengambil inisiatif menentu-
kan siapa yang menjadi penggantinya. Abu Bakar meneliti pribadi
masing-masing pemuka umat Islam saat itu. Pilihannya jatuh
pada Umar Ibn al-Khaththab 3
). Meskipun demikian, Abu Bakar
tidak mau bertindak sendiri dalam mengambil keputusan penting
tersebut. Ia kemudian berkonsultasi dengan tokoh-tokoh sahabat
terkemuka tentang penunjukan Umar.
	 Mereka yang diajak berdialog adalah Abdur Rahman bin
‘Auf, Usman bin Affan, Sa’id bin Zaid, dan Talhah bin Ubaidillah4
).
3	 Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy
bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy
al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan
al-Faruq (karena kepribadian yang menonjol darinya adalah pembeda an-
tara kebenaran dan kebathilan (Abbas Mahmud, 1992:7)
4	. Abu Bakar minta pertimbangan dan penilaian kepada Abdur Rahman ibn
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5252
Para pemuka tersebut tidak keberatan dengan pilihan Abu Bakar
(Hamdani, 2002:39). Setelah mereka mufakat, dipanggilah Uts-
man ibn Affan untuk menulis surat yang berisi penunjukan Umar
ib Khaththab sebagai khalifah. W. Montgomery Watt mengatakan,
terpilihnya Umar juga telah diikuti pembaiatan secara aklamasi
atau sumpah setia rakyat secara keseluruhan dan hal ini terjadi ke-
tika Abu Bakar masih hidup (W. Montgomery, 1999 : 35).
	 Pengangkatan Umar ibnul Khattab menjadi khalifah se-
bagai pengganti Abu Bakar melalui proses yang lancar tanpa pert-
entangan. Kemudian penunjukan tersebut diikuti dengan bai’at se-
cara aklamasi (W. Montgomery, 1999 : 55). Abu Bakar mengambil
kebijakan tersebut belajar dari pengalaman masa lalu dan meng-
hindari polemik sebagaimana ketika Rasulullah wafat.
	 Ketika Abu Bakar ditanya, mengapa dia menunjuk Umar
sebagai khalifah sesudahnya, ia menjawab: “Kelak akan aku kata-
kan kepada Rasulullah saw. bahwa aku telah meninggalkan seo-
rang khalifah di antara umat Islam, seorang yang terbaik di antara
mereka (ar-Ruhaily, 1994 : 41).
	 Pemilihan Umar ibn al Khaththab sebagai khalifah dilaku-
kan melalui dua proses, yaitu :
a.	 Khalifah meminta pendapat kepada ahlu al-hill wa al-aqdi
mengenai siapa yang akan memegang estafet kekhalifahan se-
lanjutnya;
b.	 Khalifah melakukan istikhlaf (penunjukan khalifah) kepada
seseorang yang akan menjadi khalifah setelah dia meninggal;
c.	 Pengambilan bai’at baik bai’at al in’iqad atau bai’ah ath-thaa’ah;
“Auf tentang Umar. Abdur Rahman memberikan penilaian bahwa Umar itu
orang yang berkarakter keras. Abu Bakar menimpali, “Umar terlihat keras
karena dia menilai diriku orang yang lembut. Seandainya urusan khalifah
diserahkan kepada dia, tentu dia akan meninggalkan kepentigan pribadi-
nya. Begitu pula, ketika Utsman diminati pendapat, beliau berkomentar,
“Engkau –Abu Bakar- lebih faham tentang Umar daripada aku. Sepenge-
tahuanku bahwa aspek bathiniyah Umar lebih baik dibanding aspek lahiri-
yah. Ath Thabari, Tarikh al umam wal muluk, II, 252)
ibadkadabrak.wordpress.com
53Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
3.	 Proses dan sistem pemilihan Khalifah Utsman Ibn
Affan.
	 Ketika kondisi sakit, Umar ibn al Khththab membentuk
dewan musyawarah yang terdiri dari Utsman ibn Affan 5
), Ali ibn
Abi Thalib, Sa’ad Ibn Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair
ibn Awwam dan Abdur Rahman ibn ‘Auf. Ditambah satu lagi putra
Umar yang bernama Abdullah. Abdullah hanya punya hak pilih
dan tidak punya hak dipilih. (Ali Mufrodi,1997:57).
	 Dewan tersebut dikenal dengan Ahlul Halli wa al Aqdi
(tim formatur/the syura council), yang mempunyai tugas utama
dan pokok menentukan siapa yang layak menjadi khalifah setelah
Umar ibn al Khaththab. Pembentukan tim tersebut bertujuan un-
tuk menyatukan kembali kesatuan umat Islam yang pada waktu itu
sudah mulai ada tanda-tanda disintegrasi. Disamping tujuan terse-
but, pembentukan tim ahli ini untuk menghindari kemelut politik
yang terjadi. (Fatah Syukur:61:2009)
	 Para shahabat yang masuk dalam Ahlu al-Halli wa al-‘Aq-
di mempunyai posisi yang sama, tidak ada yang lebih menonjol,
sehingga kondisi tersebut cukup mempersulit untuk menentukan
salah satu dari mereka sebagai pengganti Umar ibn al Kaththab.
5	 Nama lengkapnya Utsman Ibn Affan ibn Abi Ash ibn Umayyah ibn Abd
Syams ibn Abd Manaf, biasa dipanggil Abu Abdillah. Ia mendapatkan ke-
hormatan menikahi dua orang putri Rasulullah SAW, yaitu Ruqayyah dan
Ummi Kultsum sehingga diberi julukan Dzu al-Nurain. Ayahnya bernama
Affan dan ibunya bernama Arwa. Utsman ibn Affan dilahirkan pada ta-
hun 573 M pada sebuah keluarga dari suku Qurays Bani Umayah. Nenek
moyangnya bersatu dengan nasab Nabi Muhamad saw pada generasi ke-5.
Sebelum memeluk Islam, ia sudah dikenal sebagai seorang pedagang yang
kaya raya. Ia juga mempunyai sifat-sifat mulia lainnya, seperti sederhana,
jujur, cerdas, shaleh dan dermawan. Ketika telah memeluk agama Islam,
pada usia 34 tahun bersama Thalhah ibn Ubaidilah, selain dikenal sebagai
salah seorang sahabat terdekat nabi, ia juga dikenal sebagai seorang penulis
wahyu. Ia selalu bersama Rasulullah SAW, dan selalu mengikuti semua
peperangan kecuali perang Badar karena Rasulullah SAW memerintahkan
Utsman untuk menunggui istrinya, Ruqoyyah, yang saat itu sedang sakit
keras.
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5454
Oleh karena itu, tidak heran bila dalam sidang terjadi tarik ulur
pendapat yang sangat alot. Walaupun demikian, pada akhirnya
mereka memutuskan Utsman ibn ‘Affan sebagai khalifah setelah
Umar ibn al-khaththab. Di antara kelima ahlul a-halli wa al-aqdi
hanya Thalhah yang tidak berada di Madinah pada saat pemilihan.
Abdur Rahman ibn Auf mengambil inisiatif untuk menyelengga-
rakan musyawarah pemilihan khalifah pengganti Umar bertem-
pat di rumah Miswar ibn Makhramah. Dia meminta pendapat
masing-masing calon. Pada saat itu, Zubair dan Ali mendukung
Utsman, Sa’ad ibn Abi Waqash memilih Abdur Rahman ibn Auf,
Utsman mendukung Ali, dan sebaliknya Ali jutsru mendukung
Utsman. Proses saling mendukung dan menunjuk ini padaakhirn-
ya mengerucut menjadi dua; Utsman dan Ali6
). Kemudian Abdur
Rahman ibn Auf mengumpulkan pendapat pada para shahabat
besar lainnya. Akhirnya suara mayoritas mendukung Utsman.
Setelah suara mayoritas mendukung dia, kemudian secara resmi
diangkat sebagai khalifah melalui sumpah dan baiat seluruh umat
Islam. Sementara Thalhah –yang saat pemilihan berada di luar
Madinah- juga memberikan baiat setelah datang kembali ke Mad-
inah.
	 Proses proses pemilihan Utsman ibn Affan sebagai khali-
fah dapat dilihat sebagai berikut:
a.	 Khalifah Umar melakukan penunjukan pengganti (al-‘ahd/
al-istikhlaf) bagi beberapa orang yang layak menjadi khalifah,
dan memerintahkan mereka agar memilih salah seorang untuk
menjadi setelah dia meninggal, dalam jangka waktu tertentu,
maksimal tiga hari;
b.	 Setelah khalifah meninggal kemudian dilakukan pemilihan
terhadap salah seorang dari mereka untuk menjadi khalifah;
6	 Pencalonan Utsman dan Ali ini merupakan simbol kekuatan Bani Hasyim
dan bani Muawiyah. Dalam proses ini hampir dipastikan Ali menjadi khal-
ifah seandainya Abdur rahman ibn Auf tidak mendapat masukan dari Ali
agar dia mengambil kebijaksanaan sebagimana kebijaksanaan Abu Bakar
dan Umar. (Ibrahim Hasan, Tarikh Islam, I/29)
ibadkadabrak.wordpress.com
55Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam
c.	 Mengumumkan calob terpilih kepada umat;
d.	 Melaksanakan bai’at al-In’iqad kepada calon yang terpilih;
e.	 Dilakukan bai’at ath-thaat oleh umat secara umum kepada
khalifah.
4.	 Proses dan sistem pemilihan Khalifah Ali Ibn Abi Thalib
	 Pemilihan Ali ibn Abi Thalib7
sebagai khalifah sangat
berbeda sekali dengan pemilihan khalifah-khalifah sebelumnya.
Dalam catatan sejarah, setelah Utsman ibn Affan terbunuh8
mas-
yarakat beramai-ramai datang dan membaiat Ali ibn Abi Thalib se-
bagai khalifah. Beliau diangkat melalui pemilihan dan pertemuan
terbuka. Akan tetapi pertemuan terbuka itu hanya dihadiri oleh
beberapa tokoh senior masyarakat muslim yang tinggal di Mad-
inah. Oleh karena itu, legalitas pengangkatan Ali bin Abi Thalib
ditolak oleh sebagian masyarakat, termasuk Mu’awiyah bin Abi
Sufyan. Meskipun hal itu terjadi, Ali ibn Abi Thalib masih menjadi
khalifah dalam pemerintahan Islam. Ada hal yang menarik dalam
penobatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah, yaitu dia dipilih dan
dibai’at oleh pemberontak yang melontarkan anggapan bahwa Ut-
7	 Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abd. Al-Muthalib bin Hasy-
im bin Abd. Al-Manaf al-Hasyimi al-Quraisyi. Ali bin Abi Thalib adalah
anak keempat Abu Thalib. Ia dilahirkan di Makkah pada hari Jumat tanggal
13 Rajab tepatnya di dalam Ka’bah. Kelahirannya terjadi sekitar tiga tahun
sebelum periode Hijrah. Ibunya adalah seorang wanita luhur yang berjiwa
mulia bernama Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. Ia tinggal
di rumah ayahnya hingga berusia enam tahun. Ia adalah orang yang perta-
ma masuk Islam di kalangan anak-anak dan ia dijadikan sebagai menantu
Rasulullah saw.
8	 Menurut ahli sejarah berkebangsaan Jerman Mr. Welhausen “Pembunu-
han Utsman yang bermotif politik itu lebih berpengaruh terhadap lembaran
sejarah Islam dibandingkan dengan sejarah-sejarah Islam yang lainnya. Ke-
satuan umat Islam yang baru terbentuk oleh dua Khalifah pendahulunya
mulai sirna dan keruwetan muncul di tengah-tengah umat Islam. Selanjut-
nya masyarakat Muslim terpecah menjadi dua golongan yaitu Umaiyah dan
Hasyimiyah. Golongan Umaiyah menuntut pembalasan atas darah Ustman
sepanjang pemerintahan Ali hinggaterbentuknya Dinasti Umaiyah”
ibadkadabrak.wordpress.com
Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5656
sman telah melakukan tindakan nepotisme dan tidak tegas dalam
mengambil sikap terhadap penyalahgunaan dan penyimpangan
penggunaan harta negara. (Fatah Syukur 61 : 2009)
	 Pengangkatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah melalui
tahapan tahapan sebagai berikut :
a.	 Ahlu al-hilli wa al-‘aqdi mendatangi seeorang yang layak men-
jadi khalifah;
b.	 Ahlu al-hilli wa al-‘aqdi meminta orang tersebut untuk men-
jadi khalifah dan orang itu menyatakan kesediaannya setelah
mendapat persertujuan dari mayoritas umat;
c.	 Umat melakukan bai’at al-in’iqad kepada calon terpilih untuk
menjadi khalifah;
d.	 Dilakukan bai’at ath-thaat oleh umat secara umum kepada
khalifah:
	 Masalah adanya pro dan kontra terhadap kekhalifahan Ali
ibn Abi Thalib lebih disebabkan adanya kelompok kecil yang tidak
menyukai Ali. Mereka itu adalah keluarga Umayyah, sebuah kelu-
arga yang semasa pemerintahan Utsman merasakan hidup bergeli-
mang harta. Mereka menolak Ali karena kawatir kekayaan dan
kesenangannya akan hilang karena keadilan yang akan dijalankan
oleh Ali. Sedangkan mayoritas masyarakat Islam justru menan-
ti kepemimpinan Ali dan menerimanya dengan tangan terbuka
(Syalaby 1997:283).
IV.	 Kesimpulan
1.	 Proses pemilihan khalifah menunjukkan awal demokrasi da-
lam kepemimpinan setelah Kenabian. Pemilihan khulafa rasy-
idin tidak seta merta melalui penunjukan, akan tetapi melalui
hasil musyawarah para pemuka sahabat. Seperti dalam proses
pemilihan sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib melalui hasil musyawarah mu-
fakat di kalangan para sahabat.
2.	 Jika kita memahami sistem pemilihan khulafa al-rasyidin ses-
ibadkadabrak.wordpress.com
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)

Contenu connexe

Tendances

HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahtriutaribismillah
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidindayat7
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrAsep Supriatna
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
 
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti AbbasiyahBerdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyahhelmyshin1
 
Kemunduran umat islam
Kemunduran umat islamKemunduran umat islam
Kemunduran umat islamAl Alfandi
 
Menuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahMenuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahtarwanjaya
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...juniska efendi
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Syakhshiyah
SyakhshiyahSyakhshiyah
Syakhshiyahel-hafiy
 

Tendances (20)

HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadr
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
 
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti AbbasiyahBerdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
 
Ppt Dinasti Abbasiyah
Ppt Dinasti AbbasiyahPpt Dinasti Abbasiyah
Ppt Dinasti Abbasiyah
 
Kemunduran umat islam
Kemunduran umat islamKemunduran umat islam
Kemunduran umat islam
 
Menuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahMenuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffah
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Syakhshiyah
SyakhshiyahSyakhshiyah
Syakhshiyah
 
PPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan UmrahPPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan Umrah
 
Kerajaan safawi
Kerajaan safawiKerajaan safawi
Kerajaan safawi
 

En vedette

Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamPutri Diyou
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah5inta
 
Menembus Ruang dan Waktu
Menembus Ruang dan WaktuMenembus Ruang dan Waktu
Menembus Ruang dan WaktuSupriadihd
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.PAUSIL ABU
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamIrvan Nelvin
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islamThina Sasi
 
Saudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafSaudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafPe Ka Es Melbourne
 
perioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islamperioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islam-
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
 
Peredaran benda langit
Peredaran benda langitPeredaran benda langit
Peredaran benda langitsalbiyah
 

En vedette (20)

Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islam
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Menembus Ruang dan Waktu
Menembus Ruang dan WaktuMenembus Ruang dan Waktu
Menembus Ruang dan Waktu
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islam
 
Saqifah (1)
Saqifah (1)Saqifah (1)
Saqifah (1)
 
Saudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholafSaudagar di era salaf dan kholaf
Saudagar di era salaf dan kholaf
 
perioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islamperioderisasi sejarah islam
perioderisasi sejarah islam
 
Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
 
Bab i vb
Bab i vbBab i vb
Bab i vb
 
Astronomi fisika bab ii
Astronomi fisika bab iiAstronomi fisika bab ii
Astronomi fisika bab ii
 
Bab 2c. bagian dalam bintang c
Bab 2c. bagian dalam bintang cBab 2c. bagian dalam bintang c
Bab 2c. bagian dalam bintang c
 
Bab 2b. bagian dalam bintang b
Bab 2b. bagian dalam bintang bBab 2b. bagian dalam bintang b
Bab 2b. bagian dalam bintang b
 
Astro benda langit
Astro benda langitAstro benda langit
Astro benda langit
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
 
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAHKONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
KONVENSI NASKAH KARYA ILMIAH
 
skl sk kd ski vii
skl sk kd ski viiskl sk kd ski vii
skl sk kd ski vii
 
Peredaran benda langit
Peredaran benda langitPeredaran benda langit
Peredaran benda langit
 

Similaire à Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)

Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamAndi Uli
 
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbPPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbSynarigus
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aLtfltf
 
Bangsa Arab Pra Islam
Bangsa Arab Pra IslamBangsa Arab Pra Islam
Bangsa Arab Pra IslamFauzinJamil1
 
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)Haidar Bashofi
 
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdf
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdfBab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdf
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdfudin359378
 
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdf
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdfLEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdf
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdfEtiRohaeti17
 
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamBab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamhadisukmo
 
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docx
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docxPERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docx
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docxSatyaWati3
 
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)Akulturasi Agama Islam (Versi 2)
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)Sabilul Maarifah
 
proses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamproses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamDiennisa Thahira
 
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnj
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnjMATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnj
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnjpurnamafc
 
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocx
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocxISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocx
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocxSatyaWati3
 
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docx
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docxCOVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docx
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docxSatyaWati3
 

Similaire à Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan) (20)

Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbPPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
PPT Sejarah Kebudayaan islam fgbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
 
Bangsa Arab Pra Islam
Bangsa Arab Pra IslamBangsa Arab Pra Islam
Bangsa Arab Pra Islam
 
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)
Sejarahperadabanislam1 120312105351-phpapp02 (1)
 
Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..
 
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdf
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdfBab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdf
Bab 1 Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam (1).pdf
 
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdf
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdfLEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdf
LEMBAR KERJA RESUME MODUL KB-1 SKI.pdf
 
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islamBab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
Bab 1 peradaban bangsa arab sebelum kedatangan islam
 
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docx
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docxPERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docx
PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ANTAR BUDAYA.docx
 
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)Akulturasi Agama Islam (Versi 2)
Akulturasi Agama Islam (Versi 2)
 
proses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamproses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islam
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnj
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnjMATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnj
MATERI AM SKI 2024.kisisi kisijbjbbjbnjnbjbnj
 
Tamadun islam
Tamadun islamTamadun islam
Tamadun islam
 
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocx
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocxISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocx
ISLAM CLASH OF CIVILIZATIONS.ocx
 
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docx
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docxCOVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docx
COVER A CLASH OF CIVILIZATIONS.docx
 
ppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptxppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptx
 
3PNEW.docx
3PNEW.docx3PNEW.docx
3PNEW.docx
 
Bab I Pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim.pptx
Bab I Pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim.pptxBab I Pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim.pptx
Bab I Pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim.pptx
 

Plus de kipanji

Skripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fixSkripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fixkipanji
 
Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019kipanji
 
Skripsi m tohir 072211024
Skripsi m tohir 072211024Skripsi m tohir 072211024
Skripsi m tohir 072211024kipanji
 
Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022kipanji
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027kipanji
 
Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016kipanji
 
Skripsi zuhri full
Skripsi zuhri fullSkripsi zuhri full
Skripsi zuhri fullkipanji
 
Skripsi fajrin widyaningsih
Skripsi fajrin widyaningsihSkripsi fajrin widyaningsih
Skripsi fajrin widyaningsihkipanji
 
Presentasi munaqasah ibadkadabrak
Presentasi munaqasah ibadkadabrakPresentasi munaqasah ibadkadabrak
Presentasi munaqasah ibadkadabrakkipanji
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030kipanji
 

Plus de kipanji (10)

Skripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fixSkripsi anita indra prasta fix
Skripsi anita indra prasta fix
 
Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019
 
Skripsi m tohir 072211024
Skripsi m tohir 072211024Skripsi m tohir 072211024
Skripsi m tohir 072211024
 
Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027
 
Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016Skripsi syukron 072211016
Skripsi syukron 072211016
 
Skripsi zuhri full
Skripsi zuhri fullSkripsi zuhri full
Skripsi zuhri full
 
Skripsi fajrin widyaningsih
Skripsi fajrin widyaningsihSkripsi fajrin widyaningsih
Skripsi fajrin widyaningsih
 
Presentasi munaqasah ibadkadabrak
Presentasi munaqasah ibadkadabrakPresentasi munaqasah ibadkadabrak
Presentasi munaqasah ibadkadabrak
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030
 

Dernier

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 

Dernier (20)

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 

Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)

  • 1.
  • 2. Daftar Isi DAFTAR ISI Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam Dan Pengaruhnya Bagi Hukum Keluarga Oleh : Faiq Tobroni Peletakan Dasar-Dasar Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw Oleh : Ibnu Qodir Sistem Pemilihan Khalifah Pada Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun Oleh : Said Al Mubarok Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin Oleh : Siti Ulfah Sejarah Peradaban Dan Pemikiran Islam Pada Masa Bani Umayyah Oleh : Parsan Pengaruh Kekuasaan Politik Terhadap Produk Pemikiran Tentang Hukum Islam / Keuangan Negara (Studi Pemikiran Pada Masa Keemasan Islam) Oleh : Faiq Tobroni Peradaban Islam Di Andalusia (Spanyol) Oleh : Ibnu Qodir Perang Salib dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Dan Pemikiran Islam Oleh : Said Al Mubarok Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Dunia Barat (Sumbangan Karya Ilmiah Scientist Muslim Di Bidang Astronomi) Oleh : Siti Ulfah Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam i 1-8 19-38 39-56 57-69 70-95 96-113 114-130 131-148 149-167 i ibadkadabrak.wordpress.com
  • 3. Sejarah Munculnya Paham Syi’ah dan Masa Keemasan Dinasti Fathimiyah Oleh : Parsan Dinamika Kerajaan Mughal di India Keemasan dan Keruntuhan Kerajaan Bernafaskan Islam Oleh : Faiq Tobroni Peradaban Dan Pemikiran Islam Masa Modern (Abad XVIII-XX) (Pergulatan Pembaruan Dan Modrenisasi di Iran dan Turki) Oleh : Ibnu Qodir Kedatangan Islam di Indonesia Oleh : Said Al Mubarok Perkembangan Islam di Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang Oleh : Siti Ulfah Peradaban dan Pemikiran Islam Pada Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan Indonesia Oleh : Parsan 168-193 194-199 220-232 238-254 255-282 283-305 ii ibadkadabrak.wordpress.com
  • 4. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam44 Oleh : Faiq Tobroni I. Pendahuluan Pembacaan kondisi-kondisi masa lalu yang merupakan se- jarah, khususnya sejarah mengenai Arab sebelum Islam, merupa- kan diskursus yang menarik dan signifikan dalam mempelajari se- jarah peradaban dan pemikiran Islam. Ini menjadi tetap menarik karena studi sejarah tersebut telah menjadi perhatian khususnya di kalangan intelektual Islam mutakhir untuk membuktikan apakah Arab Jahiliyyah adalah bodoh dalam berbagai aspek atau tidak? Kajian ini juga masih tetap signifikan dan relevan untuk masa sekarang, karena studi sejarah Islam ini merupakan bagian dari strategi untuk menggugah kembali faktor-faktor kebaikan apa saja yang terdapat pada Arab Jahiliyah untuk selanjutnya kita contoh dan faktor-faktor keburukan apa saja yang patut kita jauhi. Dengan demikian kajian atas sejarah ini menjadi ibrah dalam pelaksanaan nilai-nilai ajaran Islam. Timbul pertanyaan mengapa pembahasan sejarah peradaban dan pemikiran Islam harus dimulai dengan Arab Pra Islam. Pilihan ini sangat wajar dan logis karena sejarah Islam dan Nabi Muhammad  SAW tidak bisa dilepaskan dari masa Jahiliyah atau Pra Islam. Hal ini untuk mengetahui tempat asal mula tum- buhnya Islam, reaksi dan perubahan yang dialami lingkungan se- kitarnya, dengan mengenal hakikat Jahiliyah, maka kita akan men- KONDISI PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM DAN PENGARUHNYA BAGI HUKUM KELUARGA ibadkadabrak.wordpress.com
  • 5. 5Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam genal hakikat Islam dan peranannya dalam kehidupan manusia. Adanya ajaran Islam tidak bisa dilepaskan karena ia membutuh- kan adanya sejarah sebelumnya, sebagaimana sebuah kaidah men- yatakan bahwa “menciptakan sesuatu dari ketidakadaan adalah mustahil ( al-ijad min al- ‘adam muhal)” (Mubarok; 2004, 23)1 Keberadaan Arab sebelum Islam datang bukanlah sebagai bangsa yang bodoh dalam segala-galanya. Mereka juga dikenal se- bagai suatu daerah yang sudah memiliki kemajuan dalam bidang ekonomi dan perdagangan serta kemajuan dalam bidang kesenian. Kebodohan di sini lebih tepatnya dilekatkan kepada adat istiadat mereka yang menghasilkan hukum yang belum mengakomoda- si nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang sering disebutkan bahwa keadaan sosial kemasyarakatan mencerminkan suatu masyarakat feodal yang sudah mengenal sistem perbudakan. Masyarakat Arab ketika itu cenderung merendahkan wanita, suka bermusuhan aki- bat masalah sepele. Selain tindakan-tindakan amoral tersebut, masyarakat Bangsa Arab sebelum Islam datang menganut keper- cayaan menyembah berhala, patung atau benda-benda lain yang dianggap mempunyai kekuatan ghaib (Amin: 2009, 59).2 II. Batasan Penulisan Keadaan bangsa Arab sebelum Islam datang tentunya mer- upakan suatu kajian yang sangat luas. Keadaan tersebut bisa meli- puti keadaan ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, pendidikan, politik, teknologi, pertanian, keadaan geografis dll. Untuk meng- hasilkan bahasan yang tajam dan tersistematis, penulis meng- hindari tidak adanya arah tujuan dari beberapa kondisi tersebut. Oleh sebab itu, penulis juga sengaja memfokuskan arah pembaha- san tentang kondisi bangsa Arab sebelum Islam menyangkut hal- hal yang turut mengkonstruksi keberadaan hukum keluarga bagi masyarakat Arab sebelum Islam. 1 Mubaraok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : Pustaka Bani Qurai- sy, Cet I, 2004): 23. 2 Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Amzah, Cet I, 2009): 59. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 6. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam66 Berdasarkan pengetahuan mengenai keadaan hukum masyarakat Arab sebelum Islam tersebut, oleh sebab itu, kita bisa mengetahui mengapa Islam harus hadir. Alasan mengapa Islam harus hadir itulah yang bisa menunjukkan korelasi mengapa mem- pelajari sejarah peradaban dan pemikiran Islam harus berangkat dari keadaan bangsa Arab sebelum Islam. III. Pembahasan A. Keadaan Masyarakat Arab Pra Islam Menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, Jazirah Arab diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi timur di sebelah barat sampai ke laut adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai dijlah. Kedua kerajaan besar itu dise- but hegemoni di wilayah sekitar timur tengah. Sebenarnya jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, ke- cuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah Arab di teluk Persia ter- maksud adalah daerah kekuasaan kerajaan Persia. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi di Mekkah dan di Mad- inah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya (Syalabi; 1970, 22).3 Menurut Ali Mufrodi, terdapat beberapa suku yang tinggal di jazirah Arab (Mufrodi; 1997, 5-8)4 , yaitu: • Arab Ba’idah, yaitu: bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba’idah ini termaksud suku bangsa Arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia. Akan teta- pi, karena serangan raja Namrud dan kaum yang berkuasa 3 Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya (Jakar- ta : Djaya Murni, Cet. II, 1970) I: 22. 4 Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakrta: Logos 1997): 5-8. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 7. 7Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam di Babylonia sampai Mesopotamia selatan pada Tahun 2000 SM, suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah. Di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: ‘Ad, Tsamud, Ghasan, Jad. • Arab Aribah, yaitu : cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhat- tan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa Arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Saba’ yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM. • Arab Musta’ribah yaitu menjadi Arab atau peranakan. Di sebut demikian karena waktu jurhum dari suku bang- sa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta’ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim is- mail (Adnaniyyun) Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubu- ngkan Yaman di selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya ka’bah ditengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab. ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, atau hubal. Mekkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ke- tika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi (Yatim; 2000, 9)5 . Dibidang keagamaan, orang Arab Pra-Islam memiliki beberapa tradisi menyembah tuhan. Ada yang menyembah matahari, bulan, bintang, dan melalui perantara berhala. Di 5 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000): 9. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 8. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam88 antara berhala-berhala yang paling dikenal yaitu Manata, Lata, dan Uzza. Orang-orang Arab yang menyembah berhala sebe- narnya telah mengenal Allah, sayangnya berhala-berhala terse- but dijadikan sebagai keluarga Allah dan wajib pula untuk di sembah (Zuhri; 1996, 5).6 Setiap tahunnya, masyarakat Arab Jahiliyah melakukan ibadah mengelilingi ka’bah dengan cara mereka masing. Banyak sekali para penulis tentang sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam yang mengatakan bahwa bangsa Arab sebelum diutus seorang Nabi SAW adalah umat yang tidak mempunyai aturan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Ali As Sayis. Keadaan Bangsa Arab sebelum Islam dinyatakan dalam tulisannya (As Sayis: 1996, 17): “kebiadaban yang mengendalikan mereka, gelapnya kebodohan yang menaungi mereka dan tidak ada agama yang mengikat mereka, serta tidak ada undang-undang yang dapat mereka patuhi”. 7 Hal senada juga diungkapkan oleh Philip K. Hitti. Menurutnya, secara umum, periode Makkah pra-Islam disebut sebagai periode Jahiliyyah yang berarti kebodohan dan barbar- ian. Secara nyata, dinyatakan oleh Philip K. Hitti, masyarakat Makkah pra-Islam adalah masyarakat yang tidak memiliki takdir keistimewaan tertentu (no dispensation), tidak memiliki nabi tertentu yang terutus dan memimpin (no inspired prophet) serta tidak memiliki kitab suci khusus yang terwahyukan (no revealed book) dan menjadi pedoman hidup (Hitti; 1974, 87).8 Kata “Jahiliyyah” dalam al-Qur’an sebagaimana tertera dalamsuratAliImron/3ayat154(…yazhunnunabiAllahighay- 6 Zuhri, Muhammad, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,1996): 5. 7 As-Sayis, Muhammad Ali, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hu- kum Islam, Terj. Dedi Junaedi (Jakarta : CV Akademika Pressindo) : 17. 8 Hitti, Philip K. History of Arabs from Earliest Times to the Present, (London: The Macmillan Press, Cet. X, 1974): 87, 95. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 9. 9Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam ra al-haqqi zhanna al-jahiliyyati…), surat al-Ma’idah/5 ayat 50 (afahukma al-jahiliyyati yabghuna…), surat al-Ahzab/33 ayat 33 (wala tabarrujna tabarruja al-jahiliyyati …) dan surat al- Fath/48 ayat 26 (…fi qulubihmu al-hamiyyata hamiyyata al-ja- hiliyyati…). Menurut Muhammad Fuad Al-Baqi (1986, 184), sebagai ayat-ayat yang mengandung kata “Jahiliyyah”,9 cukup memberikan sebuah petunjuk bahwa masyarakat Jahiliyyah itu memiliki ciri-ciri yang khas pada aspek keyakinan terhadap Tuhan (zhann bi Allahi), aturan-aturan peradaban (hukm), life style (tabarruj) dan karakter kesombongannya (hamiyyah). Sehubungan dengan sejarah kemanusiaan, hukum Jahiliyyah ternyata membuat keberpihakan pada kelompok tertentu yang dapat disebut memiliki karakter rasial, feudal dan patriarkhis. Menurut hemat penulis, sejatinya ungkapan seper- ti itu terlalu berlebihan. Ungkapan seperti itu justru bertolak belakang dengan kajian yang selama ini justru telah menun- jukkan bahwa Bangsa Arab sebelum Islampun telah memiliki hukum tersendiri. Pun demikian masalahnya adalah seberapa besar hukum tersebut mengakomodasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang sekarang sedang diwacanakan di era kontemporer sekarang ini. Menurut hemat penulis, mereka tetap mempunyai per- aturan. Akan tetapi, peraturan yang mereka miliki adalah pera- turan yang justru melanggengkan kebiadan, sehingga melahir- kan undang-undang yang tidak emansipatoris terhadap kaum lemah, serta pada akhirnya hanya memperkuat tradisi keber- aagamaan ahumanis yang hidup dalam alam pikiran mereka. Akibat dari itu semua jiwa mereka dipenuhi dengan akidah yang batil. Tuhan dihayalkan pada patung yang mereka Pahat. Dengan tangannya sendiri, terkadang pada binatang-binatang yang tampak dan hilang didepan mata mereka. 9 al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an al-Karim, (ttp.: Dar al-Fikr, cet. I, 1986 M / 1406 H). ibadkadabrak.wordpress.com
  • 10. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1010 B. Masyarakat Arab dan Pandangannya Terhadap Perem- puan Menjelang era Islam, Jazirah Arab merupakan wilayah pinggiran (terpencil) bagi masyarakat imperial Timur dalam posisinya sebagai Negara yang perkembangannya seband- ing dengan perkembangan Negara-negara zaman kuno dan tidak terlibat dengan perkembangan negara-negara lainnya di wilayah ini. Araba merupakan komunitas besar yang secara khusus tetap mempertahankan pengaruhnya, sementara insti- tusi perkotaan, keagamaan, dan institusi kerajaan tidak men- galami perkembangan, sekalipun semua institusi tersebut tetap berlangsung. Jika dunia imperial pada umumnya merupakan masyarakat pertanian, Arab bertahan sebagai masyarakat penggembala (Lapidus; 2000, 15)10 . Kehidupan Masyarakat Arab berlangsung secara No- madik mengikuti tumbuhnya stepa yang tumbuh di sekitar oasis dengan pola kesukuan yang kuat. Sehingga peperangan antar suku menjadi phenomena yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi masyarakat Arab, terutama suku Badui. Masyar- akat Arab berkembang dalam sebuah lingkungan yang sejak masa awal sejarah ummat manusia telah menampilkan dua aspek yang fundamental; Aspek pertama adalah asal-usul yang merupakan organisasi masyarakat manusia menjadi kelompok-kelompok kecil, bahkan juga kelompok yang ber- corak kekeluargaan. Aspek kedua, merupakan sebuah evolusi kecenderungan yang mengarah pada pembentukan kesatuan kultur, agama dan wilayah kekuasaan pada skala yang paling besar (Lapidus; 2000, 3-4)11 . Hijaz merupakan salah satu daerah di kawasan terse- but yang sering disebut sebagai “negeri kelahiran Islam”, daer- 10 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam terj. Ghufron A. Mas’udi (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2000): 3-4, 15. 11 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta : PT. RajaGrafindo Per- sada, 2000), h.3-4 ibadkadabrak.wordpress.com
  • 11. 11Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam ah dimana terletak dua kota suci umat Islam yang terkenal dan bersejarah yaitu Makkah dan Madinah. Mekkah merupakan kota transit perdagangan Timur-Barat dan juga merupakan pusat agama (penyembah berhala) yang selalu didatangi oleh berbagai suku. Sedangkan Madinah merupakan nama kota baru bagi Yastrib, sebuah daerah yang memiliki tanah yang cukup subur dan air yang melimpah. Di Yastrib ini, telah hidup satu komunitas kecil bangsa Yahudi dan beberapa suku Arab lainnya. Yang terkenal diantaranya suku Aus dan Khazraj (Ya- tim; 1999,1)12 . Selain peperangan yang terjadi bertahun-tahun, ban- yak sisi negatif dari kebudayaan masyarakat Arab Jahiliyah yang melanggar norma kemanusiaan. Hukum Alam sangat menentukan nasib individu saat itu. Karen Amstrong menga- takan bahwa hanya yang kuat yang bertahan dan itu berarti yang lemah dileyapkan atau dieksploitasi secara memilukan. Perempuan dianggap sebagai Sub Ordinat bagi laki-laki. Pem- bunuhan bayi, terutama terhadap bayi perempuan yang cend- erung lebih bertahan hidup daripada bayi laki-laki menjadi carayanglazimuntukmengendalikanpertumbuhanpenduduk (Amstrong; 2007, 84)13 . Bayi-bayi perempuan yang dibiarkan hidup hingga dewasa menjadi barang komoditi perdagangan. Kedudukannya disamakan dengan harta benda, ia bisa dijual, dibuang, atau diwariskan. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bawa masyarakat –baik nomadik ataupun yang menetap– hidup dalam budaya kesukuan Badui. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas kelom- pok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka sangat suka berperang, sehingga peperangan antar 12 Yatim, Badri, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Hijaz (Mekah dan Ma- dinah) 1800-1925 (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999): 1. 13 Karen Amstrong, Sejarah Muhammad, terj. Wawan Gunawan (Magelang: Purtaka Horizona, 2007) : 84. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 12. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1212 suku sering terjadi. Sikap ini nampaknya sudah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri orang Arab. Oleh sebab itu, sebagaimana mengikuti pemikiran Amstrong tersebut, dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai seorang wanita sangatlah rendah. Situasi ini terus berlangsung sampai agama Islam lahir. Dunia Arab ketika itu merupakan kancah peperan- gan terus menerus. C. Jahiliyah dan Konsekuensinya Cara pandang kehidupan yang masih tenggelam dalam kebodohan ini menyebabkan budaya masyarakat yang cukup ekslusif, hegemoni dan bias gender. Budaya yang eksklusif ini sebagaimana terlihat dalam menganggap bahwa suku sendi- ri sendiri paling baik. Budaya yang hegemoni terlihat dalam mengaggap bahwa orang kaya bisa berbuat seenaknya kepada si miskin apalagi kelompok budak. Budaya bias gender terlihat dalam menempatkan kedudukan perempuan di mata laki-laki. Untuk lebih lengkapnya, budaya yang tidak konstruktif adalah sebagai berikut: 1. Karakter Rasial Sifat rasial yang terdapat pada hukum Jahiliyyah bisa ditunjukkan dengan adanya perasaan kebangsaan yang ber- lebihan (ultra nasionalisme) dan kesukuan (‘ashabiyyah). Sifat ini menghasilkan sikap tentang adanya pembelaan terhadap orang-orang yang berada dalam komunitas kesukuan (qabi- lah) yang sama. Masyarakat Arab pra-Islam mengenal istilah al-’ashabiyyah atau al-qawmiyyah. Sifat ini menghasilkan ke- cenderungan seseorang untuk membela dengan mati-matian terhadap orang-orang yang berada di dalam qabilah-nya. Se- lain orang yang berada dalam qabilah-nya, sifat ini juga mel- ahirkan kecenderungan untuk membela qabilah lain yang masuk ke dalam perlindungan qabilah-nya. Benar atau salah posisi seseorang di dalam hukum, asal dia dinilai sebagai in- ibadkadabrak.wordpress.com
  • 13. 13Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam ner group-nya, pasti akan selalu dibela mati-matian ketika ber- hadapan dengan orang yang dinilai sebagai outer group-nya (al-Khurbuthuli; 1959, 5).14 Orang-orang Arab pra-Islam memiliki perasaan ke- bangsaan yang luar biasa (ultra nasionalisme). Inilah yang menyebabkan keangkuhan mereka. Mereka menganggap diri mereka (Arab) sebagai bangsa yang mulia dan menganggap bangsa lain memiliki derajat di bawahnya. Inilah yang kemu- dian melahirkan istilah ‘Ajam, yakni orang di luar bangsa Arab. Ada sebuah kisah yang terdapat dalam bukunya Al-Wa- hid Wafi. Dia mengutip cerita yang telah ditulis oleh Ibn Jarir al-Thabari. Menurut cerita, terdapat sebuah peristiwa hukum perkawinan jahiliyyah yang berkarakter rasial dengan didasari semangat ultra nasionalisme. Cerita tersebut adalah kisah pe- nolakan Nu’man Ibn Munzhir terhadap lamaran seorang raja Persia Kisra Abruwiz pada anaknya yang bernama Hurqa ka- rena adanya hukum Jahiliyyah yang dipegangi oleh Nu’man bahwa bangsa Arab adalah bangsa “superior” di atas bangsa se- lain Arab. Oleh karena itu, dia meyakini adanya larangan ber- hubungan nikah dengan seorang ‘ajam, meskipun pelamarn- ya adalah seorang raja. Menikah dengan orang ‘ajam diyakini bisa menurunkan kualitas ke-’Arab-an yang “super” pada diri Nu’man dan anaknya (Al Wahid Wafi; 1984, 17-18).15 Sikap seperti ini juga menjalar dalam pergaulan an- tar kelompok. Orang Arab pra-Islam selalu membela anggota kelompok dan kepentingan kelompoknya. Sebagai contoh, ses- eorang akan selalu dibela oleh anggota se-qabilah (inner group) ketika berhadapan dengan anggota kelompok lain (outer group), tanpa mengindahkan posisinya. Oleh sebab itu, teman- nya akan dibela baik dalam posisi benar maupun dalam posisi 14 al-Khurbuthuli, Ali Husni Ma’a al-’Arab (I): Muhammad wa al-Qawmiyyah al-’Arabiyyah, (Kairo: al-Mathbu’ah al-Haditsah, cet. II, 1959) : 5, 6 21. 15 al-Wahid Wafi, ‘Ali Abd, al-Musawah fi al-Islam, Terj. Anshari Umar Si- tanggal dan Rosichin (Bandung: al-Ma’arif, 1984) : 17-18. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 14. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1414 salah (al-Khurbuthuli; 1959, 21)16 . Kebenaran dan kesalahan seseorang tidak ditentukan oleh hukum yang adil, tetapi diten- tukan oleh keputusan masing-masing qabilah-nya (al-Khurbu- thuli; 1959, 6).17 Dalam kitab klasik Cerita Kenabian disebutkan tentang contoh peperangan yang terjadi karena ego kelompok seper- ti ini. Sebuah contoh yang bisa dikemukakan adalah hukum berperang dan pembunuhan pada masyarakat Jahiliyyah yang sangat ditentukan oleh perasaan ‘ashabiyah. Perasaan ini telah memprovokasi untuk melakukan perang Fijar yang sebenarn- ya terjadi pada bulan yang terlarang untuk berperang (asyhur al-hurum)antarasukuKinanahdengansukuQays‘Ailan(kedu- anya adalah nama suku dalam suku besar Quraysy). Perang ini disaksikan oleh Muhammad saw ketika berusia 14/15 tahun (beliau belum diangkat menjadi Rasulullah). Perang tersebut terjadi karena pembelaan terhadap anggota kedua suku mas- ing-masing yang terlibat bentrok dan pembunuhan di pasar Ukaz, tanpa mempertimbangkan kesalahan dari masing-mas- ing orang yang dibela. Apapun kondisinya, kalau ada salah satu anggota dari suatu kelompok terlibat bentrok, maka dengan serta-merta seluruh anggota kelompoknya akan membela dia (Hisyam; 1955, 184).18 2. Karakter Feudal Sikap Jahiliyah juga menghasilkan karakter feudal. Kar- akter ini tergambar dengan adanya superioritas yang dimiliki oleh kaum kaya dan kaum bangsawan di atas kaum miskin dan lemah. Karakter ini juga tidak bisa dilepaskan dari latar be- lakang kehidupan mereka sebagai pedagang. Menurut para pe- neliti, kehidupan dagang yang banyak dijalani oleh orang Arab 16 hlm. 21 17 Lihat Ibid., hlm. 6. 18 Mushthafa al-Saqa, dkk., al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam (Mesir: Sy- irkah Maktabah wa Mathba’ah Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Awladihi, cet. II, 1955 M / 1375 H), I: 184. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 15. 15Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam Makkah pada waktu itu –yang mengutamakan kesejahteraan materi (Watt; 1969, 51-51)-19 menjadikan tumbuhnya superi- oritas golongan kaya dan bangsawan di atas golongan miskin dan lemah. Dengan modal kekayaan, seseorang bisa menguasai dan menjadi terpandang di hadapan masyarakat. Oleh sebab itu, tidaklah salah kalau dikatakan bahwa kaum kaya dan bang- sawan Arab pra-Islam adalah pemegang tampuk kekuasaan dan sekaligus menjadi golongan yang makmur dan sejahtera di Makkah. Sebaliknya kaum miskin dan lemah adalah mereka yang rentan menjadi budak (Shaban; 1971, 8).20 Memang dikemukakan bahwa sikap Masyarakat Arab juga tidak seluruhnya jelek. Ditambahkan bahwa mereka juga mempunyai sikap-sikap ksatria. Sebagai contoh sikap kebai- kan seperti dermawan. Akan tetapi, menurut peneliti, bahwa sekalipun ada nilai kebaikan (al-muru’ah) dalam masyarakat Arab pra-Islam tetapi kedermawanan itu dipraktekkan dengan cara yang salah. Sebagaimana yang tergambar dalam puisi-pu- isi Arab pra-Islam, yaitu bahwa salah satu kebaikan yang har- us dimiliki oleh pemimpin kelompok adalah kedermawanan. Menurut Hitti (1974, 95) dan Lapidus (1995, 24)21 bahwa mas- yarakat Arab pra-Islam mempunyai rasa kebanggaan yang sa- lah, yaitu neglect of the poor, neglect of almsgiving and of support for the weaker member of the community (menampik orang mi- skin, menolak memberi sedekah dan bantuan kepada anggota masyarakat yang lemah). Lebih lanjut sebagai konsekuensi dari sikap keder- mawanan yang salah ini, sistem hukum dan sejarah perbuda- 19 Watt, Montgomery, Muhammad: Prophet and Statesman (Oxford: Oxford University Press, cet. II, 1969) : 51-52. 20 Shaban, M.A., Islamic History: A New Interpretation I A.D. 600-750 (Cam- bridge: Cambridge University Press, cet. IX, 1971): 8. 21 Lapidus, Ira M., A History of Islamic Societies (Cambridge: Cambridge Uni- versity Press, cet. X, 1995) : 24. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 16. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1616 kan di kalangan Arab pra-Islam merupakan bukti kuat adanya karakterfeudalpadahukumJahiliyyahmasyarakatArabpra-Is- lam tersebut. Budak adalah manusia rendahan yang memiliki derajat jauh di bawah rata-rata manusia pada umumnya, bisa diperjualbelikan, bisa diperlakukan apa saja oleh pemiliknya, dan tidak memiliki hak-hak asasi manusia sewajarnya selaku seorang manusia (Irving; 1949, 13-14).22 3. Karakter Patriarkhis Karakter berikutnya yang melekat kuat pada hukum Jahiliyyah adalah patriarkhis. Dalam penelitian Haifaa, kaum lelaki pada waktu itu memegang kekuasaan yang tinggi dalam relasi laki-laki dengan perempuan, diposisikan lebih tinggi di atas kaum perempuan, Kaum perempuan mendapatkan per- lakuan diskriminatif, tidak adil dan bahkan dianggap sebagai biang kemelaratan dan symbol kenistaan (embodiment of sin). Dalam sistem hukum Jahiliyyah, perempuan tidak memper- oleh hak warisan, bahkan dijadikan sebagai harta warisan itu sendiri. Kelahiran anak perempuan dianggap sebagai aib, se- hingga banyak yang kemudian dikubur hidup-hidup ketika masih bayi. Secara singkat, dalam istilah Haifaa, perempuan diperlakukan sebagai a thing dan bukan sebagai a person (Hai- faa; 1989, 1-3).23 Kondisi perempuan pada masa Jahiliyyah seperti da- lam penelitian Haifaa tersebut, tergambarkan dalam al-Qur’an surat al-Nahl/16 ayat 58-59 sebagai berikut (wa idza busysyira ahaduhum bi al-untsa zhalla wajhuhu muswaddan wa huwa kazhim, yatawara min al-qawmi min su’in ma busysyira bihi, ayumsikuhu ‘ala hunin am yadussuhu fi al-turab…). Ayat terse- but bercerita tentang sikap orang Jahiliyyah dalam menangga- pi berita kelahiran anak perempuannya yang dianggap sangat memalukan, menurunkan harga diri orang tua dan keluarga, 22 Irving, Washington, Life of Mahomet (London: J.M. Dent & Son Lt., 1949) : 13-14. 23 Jawad, Haifaa A., The Rights of Women in Islam; An Authentic Approach (New York: S.T. Martin’s Press, cet I, 1989) : 1-3. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 17. 17Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam sehingga anak perempuan tersebut kalau perlu dibunuh atau dikubur hidup-hidup. Cerita tersebut dan beberapa cerita lain tentang perempuan Arab pra-Islam, cukup mewakili gambaran tentang karakter patriarkhis pada system hukum Jahiliyyah. D. Dampak Kehidupan Jahiliyah Terhadap Hukum Per- kawinan Sikap Jahiliyah ini menghasilkan sikap dan pandangan mengenai hukum perkawinan yang tidak masuk akal untuk masa sekarang. Menurut al-Jahrani (2002, 34-35)24 , di antara- nya adalah: 1. Perkawinan istibdha’. Di sini seorang suami meminta is- trinya melayani seseorang yang terkenal dengan kemuliaan, keberanian, dan kecerdasannya. Selama itu suami tidak menggauli istrinya untuk beberapa saat sampai jelas ke- hamilannya, tujuannya adalah agar mendapatkan anak yang memiliki sifat seperti sifat yang dimiliki oleh lelaki yang menggauli istrinya tadi. 2. Perkawinan ar-Rahtun. Di sini, beberapa orang menggauli seorang wanita yang mereka kehendaki dan setelah wanita itu hamil dan melahirkan anak laki-laki maka wanita tadi memanggil semua lelaki yang telah menggaulinya tadi un- tuk berkumpul di rumahnya, dan tidak ada yang boleh ab- sen, setelah semuanya hadir maka si wanita tadi menunjuk salah satu dari mereka untuk menjadi bapak biologis dari si anak dan siapa yang tertunjuk tidak bisa mengelak. 3. Perkawinan al-Maqtu’. Di sini seorang laki-laki mengaw- ini istri bapak kandungnya setelah bapak kandungnya itu meninggal dunia. Seorang anak tiri menikahi ibu tirinya ketika ayahnya meninggal. Isyaratnya, ketika si ayah men- inggal, si anak melemparkan kain kepada ibu tirinya se- 24 al-Jahrani, Musfir Husain, Poligami dari berbagai Persepsi, terj. Muh. Suten Ritonga, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002) : 34-35. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 18. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam1818 bagai pertanda ia menyukai ibu tirinya, dan ibu tiri terse- but tidak dapat menolak. Meskipun begitu, pernikahan Maqthu’, seabagai salah satu model pernikahan pra Islam, sangat dibenci berbagai kabilah. Maka muncul terma “wal- ad muqti” (anak yang dibenci). “Al muqt” sendiri sinonim dengan “Al baghdlu al syadid” (kebencian yang sangat). 4. Perkawinan Badal. Di sini seorang suami tukar-menukar istri mereka tanpa bercerai terlebih dahulu. Tukar menu- kar ini bertujuan untuk mencari variasi atau suasana baru dalam berhubungan seks. 5. Perkawinan Syighar. Di sini seorang mengawinkan anak perempuan atau saudara perempuannya kepada seseorang tanpa membayar mahar. Kompensasinya adalah si wali sendiri menikahi anak perempuan atau saudara peremp- uan si laki-laki tersebut. 6. Perkawinan Khadan. Di sini seorang laki-laki bergaul den- gan seorang wanita layaknya suami istri dan kumpul da- lam satu rumah tanpa ada ikatan perkawinan atau kumpul kebo). Masyarakat Arab ketika itu menganggap perkaw- inan ini bukan merupakan kejahatan asal dilakukan secara rahasia. 7. Perkawinan Baghaya. Di sini sekelompok laki-laki meng- gauli seorang wanita yang tuna susila setelah wanita tadi hamil dan melahirkan anak maka wanita tadi menisbatkan anaknya pada laki-laki yang lebih mirip wajahnya. IV. Kesimpulan Dengan latar belakang hukum Jahiliyyah pra-Islam yang rasialis, feodal dan patriarkhis, Islam lahir dan muncul dengan membawa perubahan hukum dengan karakter yang bertolak be- lakang dengan hukum Jahiliyyah. Islam mengajarkan hukum yang lebih menghargai perempuan serta perilaku Nabi Muhamad saw beserta para pengikutnya yang menghendaki adanya kehidupan ibadkadabrak.wordpress.com
  • 19. 19Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam yang manusiawi. Pertentangan Quraisy terhadap Islam yang berkaitan erat dengan aspek keagamaan dan aspek sosial merupakan suatu kon- tra terhadap sistem hukum Islam yang egaliter. Dan sebagai imp- likasinya, pemahaman terhadap hukum Islam harus diikuti den- gan kesadaran bahwa hukum Islam itu memiliki karakter egaliter dan hal tersebut merupakan sebuah perubahan social dari hukum Jahiliyyah yang tidak menghargai perempuan menjadi hukum Is- lam yang protektif terhadap perempuan. Di antara perlakuan terhadap perempuan yang kurang menjunjung martabat perempuan sebagai manusia adalah be- berapa contoh perkawinan pada masa jahiliyah, yakni: perkaw- inan istibdha’, ar-Rahtun, al-Maqtu’. Badal, Syighar, Khadan, dan Baghaya. Oleh sebab itulah Islam datang dengan membawa prak- tek perkawinan yang lebih menjaga harkat dan martabat manusia. Demikianlah kesimpulan dari makalah ini, semoga bermanfaat. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 20. Kondisi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam2020 DAFTAR PUSTAKA al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an al-Karim, (ttp.: Dar al-Fikr, cet. I, 1986 M / 1406 H). al-Jahrani, Musfir Husain, Poligami dari berbagai Persepsi, terj. Muh. Suten Ritonga, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002). al-Khurbuthuli, Ali Husni Ma’a al-’Arab (I): Muhammad wa al-Qa- wmiyyah al-’Arabiyyah, (Kairo: al-Mathbu’ah al-Haditsah, cet. II, 1959). al-Wahid Wafi, ‘Ali Abd, al-Musawah fi al-Islam, Terj. Anshari Umar Sitanggal dan Rosichin (Bandung: al-Ma’arif, 1984). Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Amzah, Cet I, 2009). As-Sayis, Muhammad Ali, Sejarah Pembentukan dan Perkemban- gan Hukum Islam, Terj. Dedi Junaedi (Jakarta : CV Akade- mika Pressindo). Hitti, Philip K. History of Arabs from Earliest Times to the Present, (London: The Macmillan Press, Cet. X, 1974). Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam terj. Ghufron A. Mas’udi (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2000). Irving, Washington, Life of Mahomet (London: J.M. Dent & Son Lt., 1949). Jawad, Haifaa A., The Rights of Women in Islam; An Authentic Ap- proach (New York: S.T. Martin’s Press, cet I, 1989). Karen Amstrong, Sejarah Muhammad, terj. Wawan Gunawan (Magelang: Purtaka Horizona, 2007). Lapidus, Ira M., A History of Islamic Societies (Cambridge: Cam- bridge University Press, cet. X, 1995). Mubaraok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, Cet I, 2004). Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakrta: Logos ibadkadabrak.wordpress.com
  • 21. 21Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam 1997). Mushthafa al-Saqa, dkk., al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam (Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Awladihi, cet. II, 1955 M / 1375 H), I. Shaban, M.A., Islamic History: A New Interpretation I A.D. 600-750 (Cambridge: Cambridge University Press, cet. IX, 1971). Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Muchtar Yahya (Jakarta : Djaya Murni, Cet. II, 1970). Watt, Montgomery, Muhammad: Prophet and Statesman (Oxford: Oxford University Press, cet. II, 1969) : 51-52. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Per- sada, 2000). Yatim, Badri, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Hijaz (Me- kah dan Madinah) 1800-1925 (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999). Zuhri, Muhammad, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakar- ta:PT. RajaGrafindo Persada,1996). ibadkadabrak.wordpress.com
  • 22. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2222 I. PENDAHULUAN Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang artinya adalah budi atau akal. Dari definisi etimologis tersebut kata kebudayaan berarti hal- hal yang berkenaan dengan akal. Kebudayaan (culture) menurut istilah antropologi1 ialah keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan- ya dengan belajar, dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.2 Peradaban atau Civilization dibedakan dengan kebudayaan. Peradaban ialah bagian-bagian halus dan indah sebagaimana kes- enian, ilmu pengetahuan, tatanan, masyarakat, arsitektur dan lain sebagainya.3 Peradaban erat kaitanya dengan kehidupan masyar- 1 Antropologi adalah ilmu tentang seluk-beluk manusia dilihat dari bentuk fisik, warna kulit, adat-istiadat, kebudayaan serta kepercayaanya pada masa lampau. (Lihat Soeparno E.P, Glosarium Kata Serapan dari Bahasa Barat dengan Etimologinya, Jakarta; Media Wiyata, 1993, hlm. 12) 2 Lihat Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta; Logos Wa- cana Ilmu, 1997, hlm 2 3 Ibid. hlm. 3, Lihat juga Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta; Akasara Baru, 1974, hlm. 78-79. PELETAKAN DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW Oleh : Ibnu Qodir ibadkadabrak.wordpress.com
  • 23. 23Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam akat yang berdiam dalam suatu wilayah tertetu.4 Kedatangan Islam pada bangsa arab ibarat sebuah suluh penerang kegelapan dari gelapnya peradaban jahiliyah, yang sudah berlangsung lama di jazirah arab. Perubahan budaya yang di bawa Rasulullah pada bangsa arab, menuntun bangsa arab pada sebuah peradaban baru yang jauh berbeda dengan peradaban sebelum- nya, sehingga membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa arab. Dasar-dasar peradaban dan kebudayaan pada masa Rasu- lullah SAW yang paling dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu pe- rubahan mendasar pada kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Selama kurang lebih dua puluh tiga tahun berdakwah yai- tu periode makkiyah 13 tahun dan madaniyah 10 tahun merupa- kan jangka waktu yang relatif cepat pertumbuhan dan perkemban- gannya. Penataan dasar bagi pembangunan peradaban Islam yang luhur, yang mampu merubah wajah sejarah dan mengembangkan- ya dengan peradaban yang mulia di segala aspek.5 Dengan seruan agama yang tauhid (monotheisme), Rasu- lullah meletakan fitrah dan kedudukan manusia kedalam hakikat yang sebenarnya. Seruan agama tauhid inilah yang merubah tatan- an masyarakat jahiliyah menuju tatanan masyarkat yang harmonis, dinamis, peradaban tinggi dibawah wahyu yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dengan segala situasi dan kondisi yang menar- ik untuk dibahas. Namun supaya pembahasan lebih komprehensif dan fokus, pemakalah membatasi pembahasan dalam makalah ini yang cakupanya meliputi dinamika yang terjadi masa dakwah Ra- 4 Murtadha Mutahhari menjelaskan bahwa suatu masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas dan hidup secara bersama disuatu wilayah tertentu. (Lihat Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Se- jarah, Kritik Islam atas Marxisme dan Teori Lainya, Bandung; Mizan, 1986, hlm. 15.) 5 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 1979, hlm. 42. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 24. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2424 sul menegakkan risalah, dasar-dasar peradaban Islam yang dibawa Rasul dan karakteristik peradaban Islam. II. PEMBAHASAN A. Dinamika Menegakkan Risalah Rasulullah SAW Menurut catatan sejarah dan beberapa catatan auten- tik dalam Al-Quran, dikatakan bahwa sebelum agama Islam datang, masyarakat arab menyembah berhala. Terdapat sekitar 360 patung berhala yang disembah diantaranya yang terbesar dalah Latta, Uzza dan Manat.6 Kepercayaan selain menyembah berhala adalah zoroas- ta (penyembah api), penyembah bintang dan langit, khusus- nya dianut bagian Arab Timur. Penganut agama Yahudi juga banyak tetapi tidak banyak jumlahnya sebab agama Yahudi adalah agama yang khusus untuk ras Yahuda dan ras lain akan menjadi masyarakat kelas kedua jika menganut agama Yahu- 6 Al-Latta berasal dari kata Ilahat yang berarti tuhan perempuan. Memiliki tempat pemujaan suci himma dan haram di dekat Taif tempat berkumpul orang Mekah dan lainya untuk beribadah haji dan menyembelih binatang Qurban. Disekitar itu tidak diperbolehkan menebang pohon, menumpah- kan darah dan memburu binatang. Al-Uzza berarti yang paling agung, ve- nus atau bintang pagi. Di puja di Naklah, sebelah timur Mekah. Menurut al-kalbi, ia merupakan berhala yang paling diagung-angungkan oleh orang Quraisy, dan ketika masih muda Muhammad pernah menyuguhkan persembahan untuknya. Tempat pemujaan terdiri dari tiga pohon. Korban manusia menjadi cirri khas pemujaanya. Ia adalah permaisuri Uzzay-an yang menjadi tuhan bangsa Arab selatan dan menerima persembahan pa- tung emas dari mereka atas nama anak perempuanya yang sakit, amat Uz- zayan (pembantu al-Uzza). Pada masa menjelang kelahiaran Islam, banyak masyarakat Arab yang menamai anak mereka dengan nama Abd al-Uzza (hamba al-Uzza). Manat berasal dari kata maniyah yang berarti pembagi nasib. Ia adalah dewa yang mengusai nasib. Tempat suci utamanya adalah sebuah batu hitam di Qudyad, di sebuah jalan antara Mekah dan Madi- nah. Dewa nasib ini sangat popular dikalangan suku Aws dan Khazraj, yang memberikan dukungan kepada Nabi ketika hijrah ke Madinah. (lihat Philip K. Hitti, History Of The Arabs,Jakarta; PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm. 123-124) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 25. 25Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam di. Karena itulah kehadiran Islam ditengah tengah masyarakat Arab peluangnya sangat besar, sebab Islam adalah agama yang tidak membedakan antara golongan dan ras. Perbedaan seo- rang Hamba hanya ditentukan oleh kualitas ketaqwaanya ke- pada Allah. Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pondasi peradaban baru, bang- sa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memi- liki peradaban. Ada beberapa aspek peradaban yang bangsa Arab yang sudah berkembang diantaranya : 1. Sosial dan Kultural Jazirah Arab merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Posisi Jazirah Arab7 berada di dekat persimpangan tiga laut, sebelah barat di- batasi Laut Merah, sebelah timur dibatasi Teluk Persia, sebelah selatan dibatasi lautan India, dan sebelah utara dibatasi Suriah dan Mesopotamia. bentuknya memanjang dan tidak parallelo- gram. Kesebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke sebelah selatan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, se- dang ke sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia8 Secara garis besar Jazirah Arabia terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Daerah bagi- an tengah berupa padang pasir (sahra) yang sebagian besar 7 Kata Jazirah al-Arab adalah sebutan orang-orang arab sendiri terhadap ru- mah tempat tinggal mereka yang bermakna “Pulau Arab”, hal ini dikare- nakan tempat tersebut layaknya sebuah pulau, daratan ini dikelilingi oleh laut di tiga sisinya dan oleh padang pasir di satu sisi lainnya. Lihat: Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: Serambi, 2008, hal.10 8 Muhhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad (trj. Ali audah), Jakarta: Litera Antar Nusa, hal. 7. Lihat juga: Philip K. Hitti, Op. Cit, hal. 16- 17. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 26. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2626 penduduknya adalah suku Badui yang mempunyai gaya hidup pedesaan (nomadik), yaitu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan bagian pesisir penduduknya hidup menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga (pen- duduk kota). Karena itu mereka sempat membina berbagai macam budaya, bahkan kerajaan9 . Masyarakat Arab sangat cinta dan setia pada adat dan tradisi kabilahnya masing-masing hal ini tercermin dengan kegemaran mereka menjamu tamu-tamunya atas nama kabi- lah. Meskipun demikian masyarakat arab pada masa jahiliyah adalah masyarakat yang sangat tidak beradab. Gemar melaku- kan perampasan dan perusuhan, tidak memiliki skill dan ilmu. Tetapi pembawaan mereka sebenarnya murni, pemberani dan sanggup berkorban untuk hal yang dianggapnya baik.10 Melalui pernyataan tersebut, masyarakat Arab pada dasarnya mempunyai sifat karakter yang positif maupun nega- tif. Sifat positif itulah yang nantinya menunjang kemajuan perkembangan Islam dan pendorong kemajuan masyarakat Arab. Sedangkan sifat negatif mereka akan merusak kebesaran dan persatuan mereka. Kehidupan yang keras di padang pasir menyebabkan bangsa arab mempunyai kebiasaan buruk diana- taranya : a. Memandang rendah derajat manusia sehingga gemar membunuh bayi perempuan mereka karena dianggap aib serta memperjual belikan wanita untuk menjadi pelampi- asan nafsu laki-laki sebagai kaum yang dominan. b. Kegemaran meminum khamr (minuman keras) yang memabukkan. c. Suka berjudi, merampok dan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan mereka. 9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 9 10 Ajid Tohir, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW, Bandung; Pustaka Setia, 2004, hlm. 21 ibadkadabrak.wordpress.com
  • 27. 27Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam d. Menyembah berhala yang diletakkan disetiap rumah dan sudut-sudut kota. e. Suka berperang dan menunjukkan kekuatan mereka. Pep- erangan antar kabilah dapat terjadi karena hal yang sepele, seperti seseorang mengkhianati anggota kabilah yang lain, atau perselisisihan pribadi yang kemudian melibatka kabi- lah masing-masing. 2. Tatanan Masyaraka dan Keagamaan Masyarakat arab sebelum datangnya Muhammad SAW sebagi pembawa risalah tidak mengenal sistem pemerintahan pusat . Masing-masing kabilah mempunyai pemerintahan sendiri-sendiri yang di pimpin oleh seorang syaikh. Disamp- ing itu ada juga hakim yang bertugas untuk mengadili sesama kabilah apabila terdapat perselisihan. Kabilah yang paling dise- gani pada masa itu adalah kabilah Quraisy yang mempunyai tugas sebagai Al-Hijabah, yaitu yang bertugas menjaga, mem- buka, menutup dan menjaga keamanan ka’bah.11 Menurut pendapat Martin Lings12 , ia menceritakan bagaimana sejarah panjang keberagamaan bangsa Arab yang telah melenceng dari nenek moyang mereka nabi Ibrahim as, sebagai pembangun ka’bah. Ia menjelaskan sebab adanya hal demikian karena selain adanya penyimpangan juga terjadi kontaminasi di dalamnya. Berawal dari berkembang pesat dan sangat banyaknya anak cucu Ismail as, sehingga tidak cukup lagi untuk tinggal di Makah. Mereka yang berpencar ke daer- ah-daerah lain membawa batu dari tanah suci tersebut dan mengadakan ritual untuk memuliakannya. Kemudian, terpen- garuh oleh tradisi kaum pagan (yang menjadi tetangga mere- ka, berhala mulai ditambah-tambahkan ke batu-batu tersebut. Akhirnya jamaah haji mulai membawa berhala ke Makah dan 11 Ibid, hlm. 23 12 Seorang cendikiawan dan sejarawan muallaf inggris yang mempunyai nama muslim Abu Bakr Siroj al-Din. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 28. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw2828 meletakkannya di Ka’bah.13 Pemujaan ini secara perlahan berkembang dari bentuk yang abstrak menjadi bentuk yang konkrit. Al-Syahrastani, seorang sejarawan muslim mengatakan bahwa terdapat 360 berhala di sekitar Ka’bah, yang paling terkenal adalah Hubal yang dibawa oleh Amr bin Lahi dari Belka di Syiria ke Makah dengan tujuan agar bisa mendatangkan hujan. Mereka beras- al dari bangsa Maobit yang diperintahkan oleh pemuka suku bani Jurhum pimpinan Khuza’ah yang memegang pengurusan Ka’bah saat itu. Ketika itu mereka memimpin dan bertindak secara semena-mena14 3. Sosial Ekonomi Ditinjau dari aspek budaya pada zaman dahulu Se- menanjung Arabia terbagi menjadi dua bagian. Pertama, kawa- san yang sedikit sekali terkena dampak budaya luar. Dan kedua, kawasan yang mempunyai hubungan begitu erat dengan luar. Penduduk bagian pertama yang diwakili penduduk jantung se- menanjung Arabia. Menurut hukum mereka, kekayaan suku adalah milik suku dan menjadi usaha bersama yang dinikmati seluruh anggota sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Se- baliknya, semua anggota berusaha mengembangkan kekayaan itu sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Sementara itu di daerah perkotaan dan kawasan yang bertetangga dengan negara-negara besar, penduduknya mem- punyai sistem ekonomi yang berbeda dengan sistem ekonomi kaum Badui tadi. Penduduk daerah perkotaan lebih banyak bergerak di sektor perdagangan, sejalan dengan adanya jalur- 13 Ini pula yang menyebabkan kaum yahudi berhenti mengunjunginya un- tuk beribadah. Hal ini karena anak keturun Ishaq juga memuliakan Ka’bah sebagai suatu tempat ibadah yang di bangun oleh nnabi Ibrahim as. Lihat: Martin Lings, Muhammad: His life Based on the Earliest Source (terj. Mu- hammad: Kisah Hidup Berdasarkan Sumber Klasik), Jakarta: Serambi, 2007. hal. 14-15. 14 Ibid. Lihat pula: Martin Lings, Op.Cit, hal. 16. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 29. 29Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam jalur perdagangan di sana. Yang terkenal profesional dan peng- gerak mata rantai perdagangan ini ialah orang-orang Yaman, sedangkan orang-orang Hijaz yang membeli komoditi tersebut dijual di pasar Syam dan Mesir. Karenanya tidak heran apabila di Mekkah dan Yaman terjadi kesenjangan status sosial yang begitu lebar.15 Dalam aktivitas ekonomi, mereka sering memprakte- kan sistem riba, yakni menuntut tambahan pembayaran atas jumlah uang yang dipinjamkan. Penambahan tersebut jika dikaitkan dengan binatang, maka yang dibayarkan harus lebih besar/lebih tua dari pada yang dipinjamkan. Apabila yang dip- injamkan berupa materi, maka debitor menagih sesuai wak- tu pembayaran dan jumlah yang disepakati sebelumnya, akan tetapi bila kreditor tidak mampu, maka pembayaran dapat ditangguhkan dengan syarat jumlah pembayaran hutang ber- tambah.16 Melihat kehidupan masyarakat arab yang secara umum mencerminkan masyarakat yang berderajat rendah dan se- makin jauh dari prinsip-prinsip kebenaran tahid, mendeka- ti usianya yang ke-40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering beruzlah17 di Gua Hira’18 . Dan dari sinilah Beliau memperoleh wahyu pertamanya dari malaikat Jibril.19 Sebagai seorang rasul yang membawa risalah ken- abian dan ketauhidan, tugas Muhammad SAW adalah untuk 15 Ibid. hal . 43 16 Ibid, hal.70-71 17 Uzlah adalah mengasingkan diri untuk memohon petunjuk Allah, agar dapat meluruskan kepercayaan masyarakat yang semakin jauh dari agama yang hanif yang di bawa oleh nabi Ibrahim As. 18 Gua yang terletak 6 km sebelah timur kota Mekah, gua ini adalah gua yang sempit dan gelap. Hanya orang-orang yang mempunyai keberanian dan keteguhan hati yang mau memasuki gua tersebut. Di gua inilah Nabi Mu- hammad SAW merenung dan bertafakur kepada Allah memohon petunjuk menghadapi masyarakatnya yang semakin rusak moral dan keyakinannya. 19 Badri Yatim, Op.Cit. hlm. 18. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 30. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3030 membenahi tatanan masyarakat dan mengajarkan ajaran tau- hid. Inti kehidupan Muhammad SAW di Mekah adalah melak- sanakan tugas-tugas kerasulanya. Untuk itu Beliau melaksana- kan dakwah20 bedasarkan petunjuk-petunjuk wahyu. Strategi dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Mekah, dibagi menjadi empat tahapan : 1. Tahapan dakwah secara sembunyi sembunyi. 2. Tahapan dakwah melalui silaturahmi (hubungan keluarga besar) Bani Hasyim. 3. Tahapan dakwah secara terang-terangan. 4. Tahapan dakwah menggunakan staregi politi, ekonomi, perkawinan, perdamaian dan surat menyurat.21 Pada awalmulanya, Rasulullah SAW menampakkan Islam kepada orang-orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga serta sahabat-sahabat karib beliau. Dalam tarikh Islam mereka disebut dengan as-sabiqun al-awwalun (orang-orang terdahulu yang masuk Islam). Mereka adalah Istri beliau, ummul mukminin Khadijah binti Khuwalid, pem- bantu beliau Zaid bin Haritsah, anak paman beliau Ali bin Abi Thalib, yang saat itu masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Sidiq. Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seo- rang laki-laki yang lemah lembutm pengasih, ramah, dan memiliki akhlak yang mulia bersemangat membantu Rasul mendakwahkan Islam. Berkat seruanya ada beberapa orang yang masuk Islam yaitu; Ustman bin Affan, Zubai bin Awwan, 20 Kata dakwah secara akar bahasa arab berasal dari kata da’a-yad’u-dak- watan,yang bisa berarti memanggil (call), mengundang (Invite), ajakan, seruan, permohonan (doa), pembelaan dan lain sebagainya. Dalam ben- tuk-bentuk tertentu kata ini juga banyak ditemukan di sejumlah ayat dalam Al-Qur’an. Dakwah yang dibawa Rasulullah di Mekkah adalah seruan aja- kan untuk memeluk agama tauhid (Islam) dan mengimani wahyu yang di turunkan kepadanya. 21 Ajid Tohir, Op.Cit .hlm. 19 ibadkadabrak.wordpress.com
  • 31. 31Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam Abdurrahman bin Auf, Said bin Abi Waqash dan Talhah bin Ubaidilah.22 Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembumnyi sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu itu telah terbentuk kelompok orang-orang mukmin yang sen- antiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, sehingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW menyam- paikan dakwah kepada kaumnya.23 Kaum Quraisy merasa terancam dengan berkembang- nya dakwah Islam. Mereka berusaha menghalang-halangi dakwah Islam itu dengan berbagai cara, diantaranya dengan memutuskan hubungan antara kaum Muslimin dengan suku Quraisy. Sekalipun Muhammad dalam lindungan pamanya Abi Thalib24 , Muhammad SAW dan pengikutnya selalu mendapat- kan kesulitan yang besar. Memasuki tahun kelima dari kena- bianya (615 M), beliau tidak bisa meringankan pen deritaanya pengikut-pengikutnya, sehingga Muhammad memerintahkan 22 Ibid,hlm 64 23 Wahyu yang menjadi dasar untuk dakwah secara terang-terangan adalah Su- rat Al-Hijr ayat 94 yang berbunyi :        Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperin- tahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr 94) 24 Dalam catatn sejarah, kaum Quraisy tidak berani menyakiti Muhammad SAW karena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya sendiri Abi Thalib yang sangat disegani kaum Quraisy. Abu Thalib mempunyai pribadi yang sangat khas. Disatu sisi membela Muhammad yang notabenya ada- lah keponakannya sendiri dan disisi lain pada kenyataanya ia tidak pernah mengikuti apa yang dibelanya hingga ia meninggal. Pada tahun 519 M Abi Thalib dan Khadijah meninggal. Tahun tersebut disebut juga dengan tahun kesedihan (‘amu al-huzni). Pasca wafatnya Abu Thalib perlawanan kaum kafir Quraisy semakin keras. Pemboikotan ekonomi, pergaulan sampai pelarangan pernikahan antara kaum Quraisy denngan kaum muslim.( Lihat Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammad SAW, Teladan Perilaku Umat, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hlm. 107 ) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 32. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3232 mereka berhijrah ke Abessinia yang diikuti oleh sekitar 100 laki-laki dan perempuan, meninggalkan negeri mereka menu- ju negri lain dimana mereka diteriama dengan baik oleh raja Kristen di negri itu.25 Setelah meninggalnya Abi Thalib, kaum Quraisy meli- hat Muhammad SAW tampa pelindung yang di segani, mere- ka semakin keras menghina, memusuhi dan mengejek ajaran tauhid yang dibawanya. 26 akhirnya Nabi Muhammad memu- tuskan untuk berhijrah mencari tempat lain dimana ajaranya dapat berkembang dengan pesat. B. Peletakan Dasar-Dasar Peradaban Oleh Rasulullah SAW Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yastrib pada ta- hun 622 M, yang merupakan moment awal lahirnya peradaban masyarakat Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggu- ng jawab bagi keselamatan Nabi. Dibulan Rabiul Awal tahun tersebut nabi tiba di Quba tepatnya pada tanggal 12 dan tinggal di rumah Ummu Kultsum Ibn Al-Hadam. Penduduk Yatsrib menyabut kedatangan nabi dengan syair-syair sebagai pujian untuk manusia yang mulia. Nabi Muhammad menyusun kekuatanya di Madinah bersama keluargan dan sahabat-sahabat setianya yang mening- galakan tanah kelahiran dan harta bendanya untuk Tuhanya. Kekuatan ini di susun untuk menaklukan kekuatan kaum kafir Quraisy yang setiap saat bisa mengancam dan menghancurkan Islam karena kebencianya. Perang demi perang terjadi mulai 25 Ibid, hlm. 89 26 Faktor-faktor yang mendorong orang Quraisy menentang Islam pada masa itu antra lain adalah: 1. Rivalitas tradisional bani-bani arab yang berebut kekuasaan, sehingga menurut anggapan mereka jika memeluk islam maka ia tunduk dengan bani Abd- Al-Munthalib. Dan itu berarti kehilangan pen- garuh dan kekuasaan. 2. Mempertahankan adat dan tradisi nenek moyang mereka karena ajaran Islam banyak menentang tingkatan kasta dan menga- jarkan persamaan hak. 3.motif ekonomi. (Ibid. hlm. 90) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 33. 33Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam dari perang Badr (tahun 624 M), perang Uhud (tahun 625 M), Perang Khandaq (tahun 627 M) dan sejumlah perang lainya. Pada periode Mekah Nabi Muhammad belum ber- hasil meletakkan dasar-dasar peradaban Islam karena tidak mendapatkan dukungan dari sebagian besar kaum Quraisy. Nabi mendapat dukungan yang sangat besar ketika tiba di Madinah dan segera menjadikan Muhammad SAW sebagai pemimpin mereka. Pada masa itu penduduk Madinah terdi- ri dari tiga golongan. Pertama, adalah golongan penduduk asli yang kemudian di sebut dengan (Anshar), kedua adalah golongan imigran (Muhajirin /emigrants) yang sebagain besar adalah orang-orang Mekah yang ikut berhijrah bersama Nabi. Yang ketiga adalah orang-orang Yahudi.27 Secara rinci dan sistematik proses peradaban Nabi yang dilakukan pada kaum Muslim Yastrib adalah: 1. Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, peruba- han nama ini pada hakikatnya merupakan sebuah pern- yataan niat, sikap dan proklamasi atau deklarasi bahwa tempat itu adalah baru dan Nabi bersama pengikutnya dari kaum Muhajirin dan Anshar hendak membangun suatu masyarakat yang maju dan beradab. Yaitu masyarakat yang teratur dan berperaturan. Nabi menawarkan kosep baru masyarakat yang dibangun dengan landasan asas menjun- jung tinggi harkat dan martabat manusia.28 27 Tahia al Ismail, Op. Cit. 151 28 Asas ini adalah asas toleransi dan persamaan harkat martabat sebagai ma- nusia yang secara kedudukan mempunyai hak asasi yang sama. Termasuk dalam menentukan keyakinan. Sesuai dengan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 256 yang berbunyi :                                 Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhn- ya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barang- siapa yang ingkar kepada Thaghut (Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang ibadkadabrak.wordpress.com
  • 34. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3434 2. Membuat landasan yang kuat bagi kelangsungan ajaran ag- ama Islam, yaitu membuat masjid Nabawi. Masjid ini se- lain sebagai tempat beribadah, juga sebagai tempat yang paling efektif dalam menyebarkkan prinsip-prinsip Islam dan pandangan-pandangan Islam kepada masyarakat, serta tempat yang menjadi faktor pemersatu umat Islam. 3. Menciptakan kesatuan sosial melalui proses persaudaraan antara dua komunitas yang berbeda yaitu Quraisy dan Yas- trib yang menjadi dan dikenal sebagai kaum Muhajirin wal Anshar yang menyatu dalam ikatan Agama Islam. 4. Membuat perjanjian untuk hidup bersama dengan komu- nitas lain yang berbeda, sebagai sebuah masyarakat yang majemuk (pluralistik) yang mendiami wilayah yang sama melalui Piagam Madinah. Pasca peristiwa hijrah penduduk Madinah tidak hanya terdiri dari suku Aus, Khajraj, dan Yahudi saja, tetapi juga kedatangan kaum Muhajirin dari suku Quraisy dan suku-suku arab lain yang datang dan hidup bersama mereka di Madinah.29 Kemajemukan mas- yarakat Madinah tersebut mengakibatkan munculnya per- soalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan yang harus diantisipasi denga baik. Maka dalam konteks itu, introduk- si sistem persaudaraan menjadi kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Nabi Muhammad bersama semua unsure masyarakat Mad- inah secara konkrit meletakkan dasar-dasar masyarakat Madinah, mengatur kehidupan dan hubungan antar komu- nitas yang merupakan komponen-komponen masyarakat disembah selain dari Allah SWT )dan beriman kepada Allah, Maka Sesung- guhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 29 Nabi mennghadapi realialitas pluralitas karena struktur masyarakat Ma- dinah yang baru dibangun terdapat beragam agama, yaitu Islam, Yahudi, Kristen, Sabiin, Majusi, golongan yang tidak bertuhan (Atheis) dan yang bertuhan banyak (Polytheist). (Lihat Badri Yatim, Op. Cit. hlm. 26) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 35. 35Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam yang majemuk di Madiah dengan menggariskan ketentu- an-ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang dikenal sebagai Piagam Madinah (Mitsaq al Madinah) yang dianggap sebagai konstitusi tertulis pertama pada masanya, tetapi juga menjadi satu-satunya dokumen penting dalam perkembangan kebiasaan konstisional dan Hukum dalam dunia Islam.30 5. Meletakkan landasan politik, ekonomi dan kemasyaraka- tan bagi negri Madinah yang baru terbentuk. Dasar poli- tik tersebut antara lain ialah prinsip keadilan yang harus dijalankan kepada setiap penduduk tampa pandang bulu. Kesamaan derajat antara manusia yang satu dengan yang lain yang membedakan antara mereka adalah tingkat ket- aqwaannya. Prinsip sosial lainya adalah musyawarah dalam memecahkan permaslahan. Dari sisi perekonomian Nabi mulai menerapkan syariat Islam dalam perdagangan seper- ti melarang sistem jual beli yang mengandung riba karena merugikan salah satu pihak. 31 Bertitik tolak dari peletakan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah oleh Rasulullah, maka terjadi perubahan sosial yang dramatic dalam sejarah kehidupan Manusia. Hal 30 Dalam piagam tersebut juga menempatkan hak-hak individual yaitu me- meluk agama, persatuan dan kesatuan, persaudaraan antar agama, perda- maian dan kedamaian, toleransi, keadilan (al-adalah), tidak membeda-be- dakan(diskriminasi)danmenghargaikemajemukan.Dengankemajemukan itu Nabi mempersatukan mereka dengan tiga unsure, pertama mereka hid- up di madinah tempat yang sama dan untuk bekerjasama. Kedua mereka bersedia dipersatukan dalam satu ummah, untuk mewujudkan kerukunan dan kemashlahatan bersama-sama. Ketiga mereka menerima dan Muham- mad SAW sebagai pemimin tertinggi dan pemegang otoritas politik yang legal dalam kehidupan mereka dan otoritas ini dilengkapi dengan institusi peraturan yang disebut piagam madinah dan berlaku bagi individu-indivi- du dan setiap kelompok. (Lihat Ajid Thohir, Op.Cit.hlm 133) 31 Akram Diyahudin Umari, Masyarakat Madani Tinjaun Historis Masa Nabi, Jakarta; PT. Gema Insani, 1999, hlm 75-77. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 36. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3636 ini karena Muhammad SAW dengan ajaranya member suasa- na yang kondusif bagi tibulnya peradaban manusia yang baru, disegala bidang disamping kebenaran ajaran Islam itu sendiri. Diantara perubahan peradaban yang terjadi dari pele- takan dasar-dasar peradaban Islam oleh Rasulullah yaitu : a) Pertama, Bangsa arab yang semula menyembah berhala dengan aturan-aturan jahiliyanya, berubah menjadi mas- yarkat yang beradab, beretika dan berperilaku sosial yang baik sesuai dengan ajaran Islam sebagai agama. b) Kedua, dari segi sosial kultural yang semula terkenal sebagai masyarakat yang tidak mengenal prikemanusiaan, misal- nya saling membunuh, tidak menghargai harkat seorang wanita, gemar berperang, merampok dan minum khamr berubah menjadi bangsa yang disiplin, respektif terhadap nilai-nilai kemanusiaan sehingga tidak lagi mengeksploita- si wanita dan suku-suku yang lemah. c) Ketiga, dari segi politik, masyarakat arab tidak lagi sebagai bangsa yang bercerai berai karena kesukuan, tetapi berkat ajaran Islam berubah menjadi bangsa yang besar bersatu dibawah bendera Islam sehingga dalam tempo yang relatif singkat bangsa Arab menjadi bangsa yang besar yang dika- gumi oleh bangsa lain. C. Karakteristik Peradaban Islam Setiap peradaban mempunyai cirri dan karakter- istik tersendiri yang berbeda dengan peradaban lainya. Peradaban yunani misalnya, terkenal dengan pengagungan akal, peradaban romawi terkenal dengan pendewaan terhadap kekuatan dan perluasan wilayah (ekspansi militer), peradaban Persia terkenal dengan kenikmatan duniawi (hedonisme) kekuatan peperangan dan pengaruh politik, peradaban In- dia terkenal dengan kekuatan spiritualitasnya, sedangkan peradaban Islam terkenal dengan kekhususan dan keistime- ibadkadabrak.wordpress.com
  • 37. 37Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam waanya yang membedakannya dengan peradaban-peradaban sebelumnya. Peradaban Islam ditegakkan bedasarkan risalah langit yang membawa misi kemanusiaan, persatuan universal, kesatuan mutlak dalam akidah dan keunggulan lain yang dian- taranya adalah : 1. Universalitas Peradaban Islam dikennal dengan cirri toleran ajaran risalahnya yang universal. Al-Qur’an menjadikan peradaban Islam ikatan yang mengatur didalamnya seluruh komponen penduduk dan umat manusia yang berbeda-beda.32 Peradaban islam juga mempunyai cirri menghargai kemanusiaan. Uni- versalitas ini cakupanya sangat luas tidak terikat secara geo- grafis, jenis dan golongan manusia, bahkan tidak terikat pada jenjang-jenjang sejarah. Ia menaungi seluruh umat dan bangsa dimanapun mereka berada bahkan tidak terbatas pada zaman mereka hidup. Peradaban yang universal ini juga menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, memberikan hak yang sama bagi setiap individu,yang semua itu dikarenakan peradaban Is- lam tegak berdiri atas dasar manusia adalah mahluk yang pal- ing utama dan mulia dibanding ciptaan Allah lainya. Hal ini merupakan karakteristik pertama diantara kar- akteristik peradaban Islam yang merupakan kekhususan yang tiada duanya dari peradaban manapun, sehingga pantaslah 32 Dalam Al-Quran dijelaskan tentang konsep kesatuan manusia meskipun dari bermacam-macam asal, jenis, negara (kabilah) dan bentuk fisiknya. Seperti apa yang tersirat dalam QS. Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi :                       Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujarat 13). ibadkadabrak.wordpress.com
  • 38. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw3838 peradaban Islam bisa berkembang pesat dibelahan bumi man- apun dan bertahan hingga kini. 2. Ketauhidan Diantara keunggulan yang membedakan peradaban Islam adalah bahwa ia tegak atas dasar tauhid secara mutlak kepada Allah, Tuhan yang maha Esa. Manusia seluruhnya merupakan hambanya yang sejajar dalam harapan dan per- mohonanya. Hal ini jelas berbeda dari peradaban sebelumnya dimana manusia tunduk pada sesembahan-sesembahan. Mas- yarakat yang tunduk pada hukum-hukum sesembahan menye- babkan manusia terkotak-kotakan kedalam kasta manusia yang mulia dan sebagian yang lain rendah. Akibatnya keyakinan ini menjadikan masyarakat keti- ka itu akan menjadi terpecah dalam berbagai kedudukan dan profesi, bodoh terhadap keluasan dasar-dasar persamaan antar manusia dan kemuliaan manusia. Dan ketika itu pula dunia menjadi arena pergulatan untuk saling membangga-bangga- kan perbedaan dan kasta. 3. Adil dan Moderat Keadilan dan moderat (wasathan) merupakan kar- akteristik yang unggul dalam peradaban Islam, makna dari kedunaya adalah tidak boleh condong kepada sesuatu karena pengaruh sesuatu sehingga tercipta kedzhaliman. Itulah yang disebut dengan tawazun (seimbang) dan adil yang melekat da- lam risalah Islam yang kekal untuk memperluas sudut-sudut bumi yang sempit dari perputaran zaman. Makna keseimbangan antara dua hal yang saling bert- entangan adalah supaya setiap pihak menghapus egoismenya, memberikan haknya secara pertengahan, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan, tidak dzalim dan juga tidak merugikan. Yang membedakan peradaban Islam dengan peradaban lainyadalahkemampuanperadabanIslamdalammenggabung- kan syariat dengan realitas yang menghasilkan aturan-aturan ibadkadabrak.wordpress.com
  • 39. 39Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (hukum-hukum) yang sesuai. Syariat adalah teori namun pada saat yang bersamaan juga bisa menjelma sebagai aturan yang praktis bisa diterima. Sifat seimbang ini juga berlaku antara hak dan kewajib- an pribadi dan masyarakat. Tujuanya adalah supaya terwujud keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kemaslahatan umat. Dengan demikian setiap individu tidaklah hidup sendi- ri secara terpisah dari masyarakat, sehingga bisa ia bisa saling memberikan manfaat dan maslahat serta mewujudkan hubu- ngan yang baik. 4. Sentuhan Akhlak Akhlak dalam peradaban Islam merupakan pagar yang membatasi sekaligus dasar yang tegak diatasnya kejayaan Is- lam. Dasar-dasar nilai-nilai Islam dan akhlak masuk dalam setiap aturan kehidupan, berbagai macam perbedaan dan perkembanganya, baik secara Individu maupun masyarakat, politik maupun Ekonomi. Rasulullah diutus untuk menyem- purnakan akhlak. Sebagaimana sabdanya “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Beliau menghendaki seluruh manusia supaya bermualah dengan akhlak baik dengan undang-undang syariat. Dalam huku, Ilmu, syariat, peperangan, perdamaian, ekonomi, keluarga, telah ditetapkan dasar-dasar akhlak dalam peradaban Islam secara teori dan praktek yang belum pernah dicapai oleh peradaban manapun, baik peradaban dulu mau- pun sekarang. Peradaban Islam telah meninggalkan jejak yang menakjubkan dan menjadikan satu-satunya peradaban yang menjamin kebahagiaan manusia dengan kebahagiaan murni yang hakiki.33 33 Lihat Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Jakarta; Pustaka Al-Kautsar, 2009, hlm 51-53. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 40. Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah Saw4040 III. PENUTUP. Sekian yang dapat pemakalah sampaikan, adapun kritik yang sangat konstruktif sangat pemakalah natikan dan harap- kan demi terbangunnya khazanah intelektul yang kondusif dan berkembang. Pemakalh sengaja tidak membuat suatu kesimpu- lan, agar setiap pembaca menyimpulkan sendiri menurut pers- pektif masing-masing. Semoga makalah ini bermanfaat, kurang lebihnya kami mohon maaf akhir kata Wa Allah Al-‘Alam Bi Al-Showab. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 41. 41Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam DAFTAR PUSTAKA A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 1979. Ajid Tohir, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW, Bandung; Pustaka Setia, 2004. Akram Diyahudin Umari, Masyarakat Madani Tinjaun Historis Masa Nabi, Jakarta; PT. Gema Insani, 1999. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1997. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta; Akasara Baru, 1974, Martin Lings, Muhammad: His life Based on the Earliest Source (terj. Muhammad: Kisah Hidup Berdasarkan Sumber Klasik), Jakarta: Serambi, 2007. Muhhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad (trj. Ali audah), Jakarta: Litera Antar Nusa, 1995. Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Sejarah, Kritik Islam atas Marxisme dan Teori Lainya, Bandung; Mizan, 1986.. Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Se- mesta, 2008. Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Ja- karta; Pustaka Al-Kautsar, 2009. Soeparno E.P, Glosarium Kata Serapan dari Bahasa Barat dengan Etimologinya, Jakarta; Media Wiyata, 1993. Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammad SAW, Teladan Perilaku Umat, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1996. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 42. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4242 SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH PADA MASA AL KHULAFA’ AR RASYIDUN Oleh : Said Al Mubarok I. PENGERTIAN KHILAFAH Pembahasan Khilafah dalam sundut pandang kebahasaan tidak bisa dilepaskan dari akar katanya. Kata “khilafah” berbentuk verbal (yang membutuhkan subyek yang disebut khalifah) dari akar kata “khalafa –yakhlufu - khalfa, khilafah”, yang berarti mengganti, mengikuti, atau yang datang kemudian (AW. Munawir:1984:390). Ibnu Mandzur memberikan perincian mengenai arti kata al-khi- lafah yaitu 1) Al-khalf : belakang, lawan dari depan (muka). 2) Al- khalaf : yang datang belakangan sebagai ganti dari yang sebelumn- ya. 3). Al-takhalluf : terlambat. 4) Al-khaalif (Jamaknya khawaalif) : yang datang terlambat (ketinggalan) 5. Al-khaliifah : yang terbe- lakang, yang datang kemudian sehingga terlambat, yang mengikuti apa yang lebih dahulu, yang menggantikan apa yang lebih dahulu. (Ibnu Mandzur Lisanul Arab :II/1233). Dalam Mu’jam Maqayis al Lughah (II/201) dijelaskan, khilafah dikaitkan dengan penggan- tian karena orang yang mengganti datang setelah orang pertama dan menempati kedudukannya. Dari makna ini dapat diketahui bahwa as-Sulthan al-A’dzam disebut pula khalifah, karena dia menggantikan posisi penguasa sebelumnya (At Thabari:I/199). Se- cara literal khilafah berarti penggantian terhadap pendahulu, baik bersifat individu atau kelompok, sedangkan secara teknis, khila- ibadkadabrak.wordpress.com
  • 43. 43Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam fah adalah lembaga pemerintahan Islam yang bersandar kepada Al Qur’an dan as-Sunnah. Sedangkan pembahasan al-Khilafah secara terminologi ada beberapa pendapat. Beberapa pendapat itu antara lain: 1. Menurut Ibnu Khaldun, Khilafah adalah pengembanan semua urusan umat sesuai dengan prinsip syariah dalam merealisasi- kan maslahah (ukhrawi dan duniawi) umat manusia)1 . (Ibnu Khaldun, Mukaddimah,: 166, 190) 2. Menurut Al-Kamal ibn Al-Humam (w. 861 H/1457 M), Khi- lafah adalah otoritas (istihqaq) pengaturan umum atas kaum muslimin (Kamal Humam, hlm 253). 3. Menurut Dr. Hasan Ibrahim Hasan, Khilafah adalah kepem- impinan umum dalam urusan-urusan agama dan dunia se- bagai pengganti dari Nabi SAW (Tarikh Al-Islam, I/350). Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Khilafah (pemerintahan) adalah lembaga yang mengemban urusan masyarakat (rakyat). 2. Khilafah merupakan medium untuk menegakkan din (agama) dan memajukan syariah. 3. Khilafah harus berorientasi kepada kemaslahatan umat. 4. Khalifah sebagai pemegang khilafah mempunyai otoritas un- tuk mengatur masyarakat demi mencapai kemaslahatan hidup. II. SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH Sistem Pemilihan Khalifah dalam presfektif Fiqh Siyasi ada dua macam; pertama: al-ikhtiyar wa al-bai.ah, kedua: istikhlaf dan pengambilan janji. 1. Al-Ikhtiyar Wa Al-Bai’ah Sistem pemilihan khlaifah dengan cara al-ikhtiyar wa al- 1. Dalam pandangan Ibnu Khaldun, semua urusan umat yang berkaitan dengan dunia harus dikembalikan kepada pertimbangan kemaslahatan ukhrawi. Oleh karena itu, khilafah adalah pengganti dari pemilik syara’ dalam upaya menjaga agama dan menata dunia (himayah ad-dien wa siyasah ad-dunya). Ibnu Khaldun, h. 166. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 44. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4444 bai’ah adalah pemilihan khalifah yang dilakukan melalu lembaga yang disebut ahlu al-Halli wa al- -Aqdi (terkadang diistilahkan dengan ahl al-ikhtiyar, ahl asy Syura) dan pengambilan bai’at oleh mayoritas umat Islam. Sistem ini sistem yang terbaik untuk pemi- lihan khalifah, dan sekaligus sudah mencerminkan secara utuh prinsip musyawarah yang merupakan bagian dari demokrasi. Muhammad Abdullah al-Araby berpendapat bahwa prin- sip musyawarah tidak akan bisa terlaksana secara utuh jika setiap orang yang mempunyai hak memilih tidak dapat menyalurkan haknya untuk memilih khalifah secara langsung. Sistem pemilihan khalifah melalui perwakilan (parlementer) merupakan pembat- asan dan penyempitan prinsip musyawarah (M. Abdullah al Ara- by:38) Menurut para ahli fiqh siyasah terdapat beberapa alas pent- ingnya ahlu al-Halli wa al--Aqdi (ahlu asy Syura) yaitu : a. Rakyat secara keseluruhan tidak mungkin dilibatkan untuk di- mintai pendapatnya tentang masalah kenegaraan dan pemben- tukan undang-undang. b. Rakyat secara individual tidak mungkin dikumpulkan untuk melakukan musyawarah disuatu tempat. c. Musyawarah hanya bisa dilakukan apabila jumlah pesertanya terbatas. d. Kewajiban amar ma’rūf nahi munkarhanya bisa dilakukan apa- bila ada lembaga yang berperan untuk menjaga kemaslahatan antara pemerintah dan rakyat. e. Kewajiban taat kepada ulil amri (pemimpin umat) baru mengikat apabila pemimpin itu dipilih oleh lembaga musy- awarah. f. Ajaran Islam sendiri yang menekankan perlunya pembentu- kan lembaga musyawarah. (Muhammad Iqbal), (Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, hal. 142-143) Dalam sistem ini keberadaan ahlu al-Halli wa al- -Aqdi (ahlu asy Syura) sangat penting, karena mereka yang menyeleksi, ibadkadabrak.wordpress.com
  • 45. 45Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam menilai, menentukan siapa yang akan menjadi khalifah, bahkan memberi nasehat dan juga memakzulkan. Demikian pentingnya kedudukan ahlu al-Halli wa al- -Aqdi, maka tidak semua orang dapat menduduki posisi ini. Banyak kriteria dan ketentuan yang harus dipenuhi ahlu al-Halli wa al- -Aqdi. Imam Al Mawardi misalnya, memberi persyaratan Ahl Al- Hall Wa Al ‘Aqd harus memenuhi tiga hal, yaitu : a. Keadilan dengan segala persyaratannya. b. Memiliki ilmu yang dapat dijadikan sarana berijtihad menen- tukan orang berhak menjadi khalifah. c. Memiliki kecerdasan dan kearifan, sehingga mampu memilih khalifah yang membawa kemaslahatan umat. (al Mawardi;tth:17) Ketentuan yang hampir sama disampaikan oleh Al Farra. Namun Jamal Ahmad Asy Sayyid mengatakan bahwa syarat ahl al-ihktiyar (baca: ahlu al-halli wa al-aqdi) mengelompokkan men- jadi dua: a. Memenuhi persyaratan Ahl al-wilayah al-‘ammah. Ketentuan ini meliputi Islam, berakal, merdeka, dan berjenis kelamin la- ki-laki. b. Memenuhi persyaratan khusus yang bisa jadi identitas khusus, sehingga dia kelihatan berbeda dengan orang lain. Ketentuan ini meliputi keadilan, ilmu pengetahuan, menguasai peradaban pada masanya, mempunyai kecerdasan sehingga bisa mengam- bil pendapat yang tepat. (Jamal Ahmad Asy Sayyid;1994:352) Langkah langkah Ahlu al halli wa Aqdi dalam memilih khalifah dipaparkan oleh al Mawardi sebagai berikut : a. Ahlu al halli wa Aqdi meneliti kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh calon khalifah. Jika hanya ada satu orang yang memenuhi kriteria tersebut, maka dia harus ditetapkan sebagai khalifah. Namun jika semua calon khalifah tidak ada yang memenuhi kriteria secara utuh, maka Ahlu al halli wa Aqdi memeriksa apakah ibadkadabrak.wordpress.com
  • 46. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4646 calon khalifah ada yang memiliki kelembihan khusus diband- ung lainnya, misalnya keilmuan, ketaatan, atau lainnya. b. Calon yang terpilih menerima amanat khilafah. Menurut Fiqh, Imamah (khilafah) itu termasuk akad, sehingga legalitasnya juga ditentukan oleh ikrar mener- ima khilafah oleh khalifah terpilih. Ikrar ini mencerminkan kerelaannya. c. Pengambilan sumpah (bai’ah). Masalah pengambilan bai’ah ini muncul pertan- yaan, “apakah cukup dilakukan oleh ahlu al-ikhtiyar atau ha- rus melibatkan masyakata luas. Pertanyan ini menimbulkan pendapat. Satu pendapat mengatakan, “bai’at cukup dilakukan oleh ahlu al-ikhtiyar, sementara keterlibatan masyarakat da- lam bai’at hanya simbol ketaatan kepada khalifah. Argumen- tasi yang dipakai antara lain: pertama, penyaluran hak politik masyarakat secara langsung banyak yang dilakukan secara tak- lidi, sehingga berpengaruh kepada legalitas bai’at. Kedua, ahlu al-ikhtiyar mempunyai hak dipatuhi oleh masyarakat. Keti- ga, ahlu al-ikhtiyar terlibat secara langsung dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan kepada khalifah. Pendapat yang lain mengatakan, bai’at ahlu al-ikh- tiyar kepada khalifah hanya ikrar politik pengangkatan khal- ifah. Karena itu, legalitas kepemimpinan sang khalifah masih ditentukan oleh bai’at masyarakat/rakyat. ((Jamal Ahmad Asy Sayyid;1994:355-357) 2. Istikhlaf Dan Pengambilan Janji. Sistem Istikhlaf adalah Istikhlaf adalah pengangkatan atau penunjukan imam oleh imam yang sedang berkuasa. Istikhlaf adalah proses pengangkatan dari imam lama ke- pada imam baru yang dianggap memiliki kopetensi dalam me- megang dan memimpin sebuah negara dengan mendapat persetu- juan dari Ahlul Halli wal Aqdi. Istikhlaf juga sering disebut dengan ibadkadabrak.wordpress.com
  • 47. 47Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam al ‘ahdu atau wasiat. Dalam sejarah tata cara proses pengangkatan seperti ini terjadi pada masa khlifah Abu Bakar dalam memilih Umar untuk menggantikanya. Imam Nawawi dalam Shahih Mus- lim mengatakan bahwa kaum muslimin telah sepakat jika seorang khalifah merasa akan mendekati ajal maka dia diperkenankan un- tuk mencari pengganti orang lain dengan mengikuti Abu Bakar, atau mengikuti jejak Rasul dengan tidak mencari pengganti. (Ab- dullah ibn Umar Ad Damiji, 1409; 184) Al-Mawardi membolehkan pengangkatan atau penunju- kan imam oleh imam yang sedang berkuasa tanpa meminta per- timbangan dari ahl al-ikhtiyar, asalkan calon penggantinya bukan ayahnya atau anak laki-lakinya. Namun demikian, pertimbangan dari ahl hall wa’l-‘aqd tetap diperlukan, karena ia membedakan antara langkah-langkah pencalonan imam dan kontrak (bai’ah) imam. Imam yang sedang berkuasa berhak untuk mengajukan calon penggantinya, tetapi bai’ah tetap menjadi hak ahl hall wa’l- ‘aqd pada saat penggantian. Bahkan Abu Ya’la menambahkan bah- waimamtidakbolehmenentukanataumencalonkanahlal-ikhtiyar yang akan memberikan bai’ah kepada calonnya. Dengan demikian konsep Abu Ya’la mengenai ‘ahd atau istikhlaf tampak menjunjung tinggi peranan penting kehendak rakyat dalam memilih imam, ka- rena dengan demikian rakyat relatif terwakili oleh lembaga ahl hall wa’l-‘aqd. III. SISTEM PEMILIHAN KHALIFAH PADA MASA KHULA- FA’ AR RASYIDUN 1. Proses dan sistem pemilihan Khalifah Abi Bakar Ash-Shiddiq Rasulullah saw. pada saat sakit menjelang wafat tidak mem- berikan pernyataan apapun yang terkait dengan siapa yang akan menggantikan beliau dalam memimpin umat. Tidak ada nash/teks Nabi yang secara khusus menyebutkan seseorang menjadi khali- fatur rasul. Seandainya ada nash yang jelas, tentu akan membawa ibadkadabrak.wordpress.com
  • 48. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun4848 beberapa persoalan; apakah khilafah menjadi hak murni bagi se- seorang yang ditunjuk, apakah dapat diwariskan, bila dapat diw- ariskan, bagaimana mekanismenya, apakah pewaris tersebut juga mendapat rekomendasi teks seperti khalifah pertama, dan khilafah juga disebutkan mempunyai teks yang mendapatkan. Demikian pula, seandainya ada nash syar’i yang menentukan cara terten- tu dalam pemilihan khalifah, tentu umat Islam harus mengiku- ti petunjuk teks tersebut, padahal boleh jadi cara tertentu (uslub muayyan) tersebut hanya bisa dilaksanakan secara temporal dan kondisional. Problem ini akan menghadapkan umat pada dua pi- lihan; pertama, menolak cara tersebut (uslub syar’i), kedua, mel- aksanakan uslub syar’i tersebut walaupun menimbulakn kesulitan dan masyaqat. Oleh karena itu, asy-Syar’u al al-Hanif tidak mem- berikan penjelasan khusus tentang mekanisme pemilihan khalifah dengan maksud umat Islam menentukan suatu metode yang di- pandang tepat dan membawa kemaslahatan. (Sa’dy Abu Jaeb;206) Proses pengangkatan Abu Bakar 2 sebagai khalifah diawali dengan peristiwa tersebarnya berita duka wafatnya Rasulullah saw. Para shahabat Anshar berkumpul di balai Tsaqifah Bani Saidah dan mereka ingin segera membaiat Sa’ad ibn Ubadah sebagai khalifah. Pada saat yang bersamaan, golongan Muhajirin juga mendatangi balai tersebut. Memang pertemuan tersebut diprakasi oleh kaum Anshor. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka lebih mempunyai kesadaran politik daripada kelompok lainnya dalam memikirkan pengganti Rasul dalam memimpin umat Islam. Dalam pertemuan itu mereka mengalami kesulitan bah- 2. Nama aslinya Abdullah ibn Abi Quhafah. Pada zaman pra Islam bernama Abdullah ibn Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi saw. menjadi Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 ta- hun, usianya lebih muda dari Nabi saw 3 tahun. Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan gelar Ash-Shiddiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 49. 49Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam kan hampir terjadi perpecahan, karena masing-masing kaum (baik Anshar maupun Muhajirin) mengajukan calon pemimpin dari golongannya sendiri. Shahabat Anshar mencalonkan Sa’ad bin Ubaidah, dengan alasan mereka yang menolong Nabi pada saat terjadi kegentingan di Mekah. Sementara dari kubu Muhaji- rin, menginginkan agar khalifah dipilih dari mereka, dengan dalih bahwa mereka yang sudah merasakan pahitnya perjuangan menye- barkan Islam sejak awal. Sedang dipihak lain terdapat sekelompok orang yang menghendaki Ali ibn Abi Thalib, karena jasa-jasanya dan statusnya sebagai menantu Rasul. Peristiwa ini sempat sampai di telinga Umar. Kemudian dia pergi ke kediaman Nabi dan men- gutus seseorang untuk menemui Abu Bakar. Dalam perjalanan ke gedung Tsaqifah Bani Saidah, keduanya bertemu Ubaidah bin Jar- roh. Sesampainya di balai Bani Sa’idah, mereka mendapatkan dua golongan besar kaum Anshor dan Muhajirin bersitegang (Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah, IV: 335-339) Dengan tenang Abu Bakar berdiri ditengah-tengah mere- ka, kemudian berpidato yang isinya merinci kembali jasa kaum Anshor bagi tujuan Islam. Disisi lain ia menekankan pula anugrah dari Allah yang memberi keistimewaan kepada kaum Muhajirin yang telah mengikuti Muhammad sebagai Nabi dan menerima Is- lam lebih awal dan ikhlas hidup dalam kondisi prihatin bersama Nabi. Isi pidato Abu Bakar tidak dapat meredam kedua kelompok yang sedang bersitegang. Kemudian Abu Ubaidah mengajak kaum Anshor agar bersikap toleransi, begitu juga Basyir ibn Sa’ad dari suku Khazraj (Anshar), agar tidak memperpanjang perselisihan. Akhirnya situasi tegang dapat sedikit dikendalikan. Walaupun sit- uasi tegang dapat sedikit dikendalikan, namun Abu Bakar masih kawatir suasana kembali memanas. Akhirnya beliau mengusulkan dua tokoh Quraisy untuk dipilih sebagai khalifah, yaitu Umar ibn al Khaththab dan Ubaidah bin Jarrah. Usulan Abu Bakar tersebut segera mendapat respon positif dari Zaid ibn Tsabit dan Basyir ibn Sa’ad (keduanya adalah tokoh Anshar) dan menyerukan agar ibadkadabrak.wordpress.com
  • 50. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5050 perselisihan segera diakhiri. Dua shahabat (Umar dan Ubaidah) yang dicalonkan oleh Abu Bakar justru tidak menerima pencalo- nan diri mereka, malah sebaliknya mereka setuju Abu Bakar di- angkat sebagai khalifah. Mereka beralasan bahwa Abu Bakar ada- lah orang yang paling baik dari kaum Muhajirin dan satu satunya orang yang menemani Nabi saw. ketika di dalam gua Tsur. Selain itu, Abu Bakar juga menggantikan Rasul saw. menjadi imam shalat berjamah ketika Nabi sedang sakit. Setelah mereka sepakat dengan gagasan Umar, maka segera Umar dan Abu Ubaidah membaiat Abu Bakar, namun sebelumnya Basyir ibn Sa’ad telah lebih dulu membaitnya. Baiat tersebut dinamakan Bai’ah Tsaqifah yang bersi- fat khusus karena hanya dilakukan oleh orang-orag yang datang ke gedung itu. Baru pada keesokanharinya Abu Bakar dibaiat secara umum di masjid Nabawi. Pertemuan politik itu berlangsung khid- mat, hangat, terbuka dan demokratis. (Pulungan,1994:102-105). Dipilihnya Abu Bakar sebagai khalifah bukan tanpa ala- san. Ada beberapa faktor yang diantaranya dia pernah membela Nabi saw. ketika mendapat perlakuan yang menyakitkan dari suku Quraisy, menemani Nabi saw. pada perjalanan hijrah, membantu kaum yang lemah dan memerdekakannya. Dalam bidang ibadah, dia ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimani shalat ketika Nabi sakit. Namun anggapan pengangkatan khalifah Abu Bakar karena beliau pernah bertindak sebagai imam shalat berjamaah adalah anggapan yang kurang relevan. Dalam seja- rah ketika Nabi saw. berhalangan menjadi imam shalat, beliau menyerahkan tugas itu kepada siapa saja yang dianggap mampu. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya Abu Bakar saja yang ditun- jukkan sebagai pengganti imam shalat jamaah ketika Nabi saw. berhalangan. (Fatah Syukur:60:2009) Dengan paparan di atas, ditarik kesimpulan bahwa pros- es pengangkatan Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah melalui lima tahapan, yaitu : a. Diawali dengan pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas ahlu ibadkadabrak.wordpress.com
  • 51. 51Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam al-hill wa al-aqdi; b. Pencalonan (tarsyih) satu atau lebih dari beberapa orang yang layak dan patut dijadikan khalifah; c. Pemilihan (intikhab) salah satu dari beberapa calon; d. Pengambilan sumpah (baiat) oleh ahlu al-hill wa al-aqdi terh- adap calon terpilih; e. Pengambilan baiat ‘ammah (sumpah umum) oleh masyarakat umum kepada khalifah. Baiat ‘ammah ini bisa berbentuk ket- aatan masyarakat kepada khalifah. Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selama dua tahun lebih sedikit. Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang ke rahmatullah. Masa dua tahun adalah masa yang amat singkat, namun masa yang singkat itu dapat dipandang sebagai masa yang menentukan bagi sejarah Islam (A. Syalabi, 2002 : 202). 2. Proses dan sistem pemilihan Khalifah Umar Ibn al Khaththab. Pada saat Abu bakar sakit dan merasakan bahwa ajalnya sudah dekat, di dalam hatinya muncul kekawatiran akan terjad- inya perpecahan umat Islam –seperti pada proses awal penobat- annya sebagai khalifah- jika tidak mengambil inisiatif menentu- kan siapa yang menjadi penggantinya. Abu Bakar meneliti pribadi masing-masing pemuka umat Islam saat itu. Pilihannya jatuh pada Umar Ibn al-Khaththab 3 ). Meskipun demikian, Abu Bakar tidak mau bertindak sendiri dalam mengambil keputusan penting tersebut. Ia kemudian berkonsultasi dengan tokoh-tokoh sahabat terkemuka tentang penunjukan Umar. Mereka yang diajak berdialog adalah Abdur Rahman bin ‘Auf, Usman bin Affan, Sa’id bin Zaid, dan Talhah bin Ubaidillah4 ). 3 Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq (karena kepribadian yang menonjol darinya adalah pembeda an- tara kebenaran dan kebathilan (Abbas Mahmud, 1992:7) 4 . Abu Bakar minta pertimbangan dan penilaian kepada Abdur Rahman ibn ibadkadabrak.wordpress.com
  • 52. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5252 Para pemuka tersebut tidak keberatan dengan pilihan Abu Bakar (Hamdani, 2002:39). Setelah mereka mufakat, dipanggilah Uts- man ibn Affan untuk menulis surat yang berisi penunjukan Umar ib Khaththab sebagai khalifah. W. Montgomery Watt mengatakan, terpilihnya Umar juga telah diikuti pembaiatan secara aklamasi atau sumpah setia rakyat secara keseluruhan dan hal ini terjadi ke- tika Abu Bakar masih hidup (W. Montgomery, 1999 : 35). Pengangkatan Umar ibnul Khattab menjadi khalifah se- bagai pengganti Abu Bakar melalui proses yang lancar tanpa pert- entangan. Kemudian penunjukan tersebut diikuti dengan bai’at se- cara aklamasi (W. Montgomery, 1999 : 55). Abu Bakar mengambil kebijakan tersebut belajar dari pengalaman masa lalu dan meng- hindari polemik sebagaimana ketika Rasulullah wafat. Ketika Abu Bakar ditanya, mengapa dia menunjuk Umar sebagai khalifah sesudahnya, ia menjawab: “Kelak akan aku kata- kan kepada Rasulullah saw. bahwa aku telah meninggalkan seo- rang khalifah di antara umat Islam, seorang yang terbaik di antara mereka (ar-Ruhaily, 1994 : 41). Pemilihan Umar ibn al Khaththab sebagai khalifah dilaku- kan melalui dua proses, yaitu : a. Khalifah meminta pendapat kepada ahlu al-hill wa al-aqdi mengenai siapa yang akan memegang estafet kekhalifahan se- lanjutnya; b. Khalifah melakukan istikhlaf (penunjukan khalifah) kepada seseorang yang akan menjadi khalifah setelah dia meninggal; c. Pengambilan bai’at baik bai’at al in’iqad atau bai’ah ath-thaa’ah; “Auf tentang Umar. Abdur Rahman memberikan penilaian bahwa Umar itu orang yang berkarakter keras. Abu Bakar menimpali, “Umar terlihat keras karena dia menilai diriku orang yang lembut. Seandainya urusan khalifah diserahkan kepada dia, tentu dia akan meninggalkan kepentigan pribadi- nya. Begitu pula, ketika Utsman diminati pendapat, beliau berkomentar, “Engkau –Abu Bakar- lebih faham tentang Umar daripada aku. Sepenge- tahuanku bahwa aspek bathiniyah Umar lebih baik dibanding aspek lahiri- yah. Ath Thabari, Tarikh al umam wal muluk, II, 252) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 53. 53Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam 3. Proses dan sistem pemilihan Khalifah Utsman Ibn Affan. Ketika kondisi sakit, Umar ibn al Khththab membentuk dewan musyawarah yang terdiri dari Utsman ibn Affan 5 ), Ali ibn Abi Thalib, Sa’ad Ibn Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair ibn Awwam dan Abdur Rahman ibn ‘Auf. Ditambah satu lagi putra Umar yang bernama Abdullah. Abdullah hanya punya hak pilih dan tidak punya hak dipilih. (Ali Mufrodi,1997:57). Dewan tersebut dikenal dengan Ahlul Halli wa al Aqdi (tim formatur/the syura council), yang mempunyai tugas utama dan pokok menentukan siapa yang layak menjadi khalifah setelah Umar ibn al Khaththab. Pembentukan tim tersebut bertujuan un- tuk menyatukan kembali kesatuan umat Islam yang pada waktu itu sudah mulai ada tanda-tanda disintegrasi. Disamping tujuan terse- but, pembentukan tim ahli ini untuk menghindari kemelut politik yang terjadi. (Fatah Syukur:61:2009) Para shahabat yang masuk dalam Ahlu al-Halli wa al-‘Aq- di mempunyai posisi yang sama, tidak ada yang lebih menonjol, sehingga kondisi tersebut cukup mempersulit untuk menentukan salah satu dari mereka sebagai pengganti Umar ibn al Kaththab. 5 Nama lengkapnya Utsman Ibn Affan ibn Abi Ash ibn Umayyah ibn Abd Syams ibn Abd Manaf, biasa dipanggil Abu Abdillah. Ia mendapatkan ke- hormatan menikahi dua orang putri Rasulullah SAW, yaitu Ruqayyah dan Ummi Kultsum sehingga diberi julukan Dzu al-Nurain. Ayahnya bernama Affan dan ibunya bernama Arwa. Utsman ibn Affan dilahirkan pada ta- hun 573 M pada sebuah keluarga dari suku Qurays Bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi Muhamad saw pada generasi ke-5. Sebelum memeluk Islam, ia sudah dikenal sebagai seorang pedagang yang kaya raya. Ia juga mempunyai sifat-sifat mulia lainnya, seperti sederhana, jujur, cerdas, shaleh dan dermawan. Ketika telah memeluk agama Islam, pada usia 34 tahun bersama Thalhah ibn Ubaidilah, selain dikenal sebagai salah seorang sahabat terdekat nabi, ia juga dikenal sebagai seorang penulis wahyu. Ia selalu bersama Rasulullah SAW, dan selalu mengikuti semua peperangan kecuali perang Badar karena Rasulullah SAW memerintahkan Utsman untuk menunggui istrinya, Ruqoyyah, yang saat itu sedang sakit keras. ibadkadabrak.wordpress.com
  • 54. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5454 Oleh karena itu, tidak heran bila dalam sidang terjadi tarik ulur pendapat yang sangat alot. Walaupun demikian, pada akhirnya mereka memutuskan Utsman ibn ‘Affan sebagai khalifah setelah Umar ibn al-khaththab. Di antara kelima ahlul a-halli wa al-aqdi hanya Thalhah yang tidak berada di Madinah pada saat pemilihan. Abdur Rahman ibn Auf mengambil inisiatif untuk menyelengga- rakan musyawarah pemilihan khalifah pengganti Umar bertem- pat di rumah Miswar ibn Makhramah. Dia meminta pendapat masing-masing calon. Pada saat itu, Zubair dan Ali mendukung Utsman, Sa’ad ibn Abi Waqash memilih Abdur Rahman ibn Auf, Utsman mendukung Ali, dan sebaliknya Ali jutsru mendukung Utsman. Proses saling mendukung dan menunjuk ini padaakhirn- ya mengerucut menjadi dua; Utsman dan Ali6 ). Kemudian Abdur Rahman ibn Auf mengumpulkan pendapat pada para shahabat besar lainnya. Akhirnya suara mayoritas mendukung Utsman. Setelah suara mayoritas mendukung dia, kemudian secara resmi diangkat sebagai khalifah melalui sumpah dan baiat seluruh umat Islam. Sementara Thalhah –yang saat pemilihan berada di luar Madinah- juga memberikan baiat setelah datang kembali ke Mad- inah. Proses proses pemilihan Utsman ibn Affan sebagai khali- fah dapat dilihat sebagai berikut: a. Khalifah Umar melakukan penunjukan pengganti (al-‘ahd/ al-istikhlaf) bagi beberapa orang yang layak menjadi khalifah, dan memerintahkan mereka agar memilih salah seorang untuk menjadi setelah dia meninggal, dalam jangka waktu tertentu, maksimal tiga hari; b. Setelah khalifah meninggal kemudian dilakukan pemilihan terhadap salah seorang dari mereka untuk menjadi khalifah; 6 Pencalonan Utsman dan Ali ini merupakan simbol kekuatan Bani Hasyim dan bani Muawiyah. Dalam proses ini hampir dipastikan Ali menjadi khal- ifah seandainya Abdur rahman ibn Auf tidak mendapat masukan dari Ali agar dia mengambil kebijaksanaan sebagimana kebijaksanaan Abu Bakar dan Umar. (Ibrahim Hasan, Tarikh Islam, I/29) ibadkadabrak.wordpress.com
  • 55. 55Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam c. Mengumumkan calob terpilih kepada umat; d. Melaksanakan bai’at al-In’iqad kepada calon yang terpilih; e. Dilakukan bai’at ath-thaat oleh umat secara umum kepada khalifah. 4. Proses dan sistem pemilihan Khalifah Ali Ibn Abi Thalib Pemilihan Ali ibn Abi Thalib7 sebagai khalifah sangat berbeda sekali dengan pemilihan khalifah-khalifah sebelumnya. Dalam catatan sejarah, setelah Utsman ibn Affan terbunuh8 mas- yarakat beramai-ramai datang dan membaiat Ali ibn Abi Thalib se- bagai khalifah. Beliau diangkat melalui pemilihan dan pertemuan terbuka. Akan tetapi pertemuan terbuka itu hanya dihadiri oleh beberapa tokoh senior masyarakat muslim yang tinggal di Mad- inah. Oleh karena itu, legalitas pengangkatan Ali bin Abi Thalib ditolak oleh sebagian masyarakat, termasuk Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Meskipun hal itu terjadi, Ali ibn Abi Thalib masih menjadi khalifah dalam pemerintahan Islam. Ada hal yang menarik dalam penobatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah, yaitu dia dipilih dan dibai’at oleh pemberontak yang melontarkan anggapan bahwa Ut- 7 Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abd. Al-Muthalib bin Hasy- im bin Abd. Al-Manaf al-Hasyimi al-Quraisyi. Ali bin Abi Thalib adalah anak keempat Abu Thalib. Ia dilahirkan di Makkah pada hari Jumat tanggal 13 Rajab tepatnya di dalam Ka’bah. Kelahirannya terjadi sekitar tiga tahun sebelum periode Hijrah. Ibunya adalah seorang wanita luhur yang berjiwa mulia bernama Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. Ia tinggal di rumah ayahnya hingga berusia enam tahun. Ia adalah orang yang perta- ma masuk Islam di kalangan anak-anak dan ia dijadikan sebagai menantu Rasulullah saw. 8 Menurut ahli sejarah berkebangsaan Jerman Mr. Welhausen “Pembunu- han Utsman yang bermotif politik itu lebih berpengaruh terhadap lembaran sejarah Islam dibandingkan dengan sejarah-sejarah Islam yang lainnya. Ke- satuan umat Islam yang baru terbentuk oleh dua Khalifah pendahulunya mulai sirna dan keruwetan muncul di tengah-tengah umat Islam. Selanjut- nya masyarakat Muslim terpecah menjadi dua golongan yaitu Umaiyah dan Hasyimiyah. Golongan Umaiyah menuntut pembalasan atas darah Ustman sepanjang pemerintahan Ali hinggaterbentuknya Dinasti Umaiyah” ibadkadabrak.wordpress.com
  • 56. Sistem Pemilihan Khalifah Masa Al Khulafa’ Ar Rasyidun5656 sman telah melakukan tindakan nepotisme dan tidak tegas dalam mengambil sikap terhadap penyalahgunaan dan penyimpangan penggunaan harta negara. (Fatah Syukur 61 : 2009) Pengangkatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah melalui tahapan tahapan sebagai berikut : a. Ahlu al-hilli wa al-‘aqdi mendatangi seeorang yang layak men- jadi khalifah; b. Ahlu al-hilli wa al-‘aqdi meminta orang tersebut untuk men- jadi khalifah dan orang itu menyatakan kesediaannya setelah mendapat persertujuan dari mayoritas umat; c. Umat melakukan bai’at al-in’iqad kepada calon terpilih untuk menjadi khalifah; d. Dilakukan bai’at ath-thaat oleh umat secara umum kepada khalifah: Masalah adanya pro dan kontra terhadap kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib lebih disebabkan adanya kelompok kecil yang tidak menyukai Ali. Mereka itu adalah keluarga Umayyah, sebuah kelu- arga yang semasa pemerintahan Utsman merasakan hidup bergeli- mang harta. Mereka menolak Ali karena kawatir kekayaan dan kesenangannya akan hilang karena keadilan yang akan dijalankan oleh Ali. Sedangkan mayoritas masyarakat Islam justru menan- ti kepemimpinan Ali dan menerimanya dengan tangan terbuka (Syalaby 1997:283). IV. Kesimpulan 1. Proses pemilihan khalifah menunjukkan awal demokrasi da- lam kepemimpinan setelah Kenabian. Pemilihan khulafa rasy- idin tidak seta merta melalui penunjukan, akan tetapi melalui hasil musyawarah para pemuka sahabat. Seperti dalam proses pemilihan sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib melalui hasil musyawarah mu- fakat di kalangan para sahabat. 2. Jika kita memahami sistem pemilihan khulafa al-rasyidin ses- ibadkadabrak.wordpress.com