SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Télécharger pour lire hors ligne
-2-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
NORMA, STANDAR KEBUTUHAN PENGADAAN DAN
PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN 2014.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat Pemilu adalah
sarana
pelaksanaan
kedaulatan
rakyat
yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah Pemilu
untuk memilih anggota DPR, DPD, DPR Daerah
provinsi dan DPR Daerah kabupaten/kota dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disingkat DPR,
adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD,
adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya
disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh,
Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU,
adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional …
-3-

nasional, tetap, dan
melaksanakan Pemilu.

mandiri

yang

bertugas

7. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komite
Independen Pemilihan Aceh, selanjutnya disebut KPU
Provinsi, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas
melaksanakan Pemilu di provinsi.
8. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan Komite
Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya
disebut KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara
Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di
kabupaten/kota.
9. Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk
kegiatan yang harus atau tidak boleh dilakukan
satuan kerja dan bersifat mengikat.
10. Standar adalah suatu norma atau persyaratan yang
biasanya berupa suatu dokumen formal yang
menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik
rekayasa atau teknis yang seragam.
11. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat
PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di
kecamatan atau nama lain.
12. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS,
adalah
panitia
yang
dibentuk
oleh
KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di desa
atau nama lain/kelurahan.
13. Panitia Pemilihan Luar Negeri, selanjutnya disingkat
PPLN, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU untuk
melaksanakan Pemilu di luar negeri.
14. Kelompok
Penyelenggara
Pemungutan
Suara,
selanjutnya disingkat KPPS, adalah kelompok yang
dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan
suara di tempat pemungutan suara.
15. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar
Negeri, selanjutnya disingkat KPPSLN, adalah
kelompok
yang
dibentuk
oleh
PPLN
untuk
melaksanakan
pemungutan
suara
di
tempat
pemungutan suara luar negeri.
16. Daftar Calon Tetap, selanjutnya disingkat DCT adalah
Daftar Calon Tetap Anggota DPR, Anggota DPD,
Anggota DPRD
Provinsi dan Anggota DPRD
Kabupaten/Kota, yang memuat nomor urut partai
politik, nama partai politik, tanda gambar partai

politik …
-4-

politik, nomor urut bakal calon, pas foto bakal calon,
nama lengkap bakal calon, jenis kelamin dan
Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal
calon.
17. Partai Politik Peserta Pemilu, selanjutnya disebut
Partai Politik dan disingkat Parpol, adalah peserta
Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota Tahun 2014 sebagaimana ditetapkan
dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun
2014, dan partai politik lokal Aceh untuk Pemilu
Anggota DPRA dan DPRK di wilayah provinsi Aceh
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan KIP Aceh
tentang Penetapan Partai Politik Lokal Sebagai Peserta
Pemilu Anggota DPRA dan DPRDK Tahun 2014.
18. Badan
Pengawas
Pemilu,
selanjutnya
disebut
Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
19. Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebut
Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh
Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di provinsi.
20. Panitia
Pengawas
Pemilu
Kabupaten/Kota,
selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota,
adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
kabupaten/kota.
21. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya
disebut Panwaslu Kecamatan, adalah panitia yang
dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
kecamatan atau nama lain.
22. Pengawas Pemilu Lapangan, selanjutnya disebut
Waslulap adalah petugas yang dibentuk oleh
Panwaslu Kecamatan yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama
lain/kelurahan.
23. Pengawas Pemilu Luar Negeri selanjutnya disebut
Waslu-LN adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
luar negeri.

24. Daerah …
-5-

24. Daerah Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Dapil,
adalah Wilayah administrasi pemerintahan atau
gabungan wilayah administrasi pemerintahan atau
bagian wilayah administrasi pemerintahan yang
dibentuk
sebagai
kesatuan
wilayah/daerah
berdasarkan jumlah penduduk untuk menentukan
alokasi kursi sebagai dasar pengajuan calon oleh
pimpinan partai politik dan penetapan calon terpilih
anggota
DPR,
DPRD
Provinsi
dan
DPRD
Kabupaten/Kota.
25. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat
TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan
suara di dalam negeri.
26. Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri, selanjutnya
disingkat TPSLN, adalah tempat dilaksanakannya
pemungutan suara di luar negeri.
27. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan
pemungutan suara yang berbentuk lembaran kertas
dengan desain khusus yang digunakan pemilih untuk
memberikan suara pada Pemilu Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Pasal 2
(1)

Untuk menyelenggarakan Pemilu Anggota DPR, DPD
dan
DPRD,
KPU
menyediakan
Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu.

(2)

Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Perlengkapan Pemungutan Suara;
b. Dukungan Perlengkapan Lainnya.
Pasal 3

Penyediaan
Perlengkapan
Penyelenggaraan
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip:
a.

tepat jumlah;

b.

tepat jenis;

c.

tepat sasaran

d.

tepat waktu;

e.

tepat kualitas; dan

f.

Pemilu

hemat anggaran/efisien.
BAB II …
-6-

BAB II
JENIS, STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN KEBUTUHAN
PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
Bagian Pertama
Jenis
Pasal 4
Perlengkapan Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a terdiri atas:
a.

surat suara;

b.

tinta;

c.

segel;

d.

kotak suara;

e.

bilik pemungutan suara;

f.

alat untuk mencoblos pilihan;

g.

tempat pemungutan suara.
Pasal 5

Dukungan Perlengkapan Lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b terdiri atas:
a.

sampul kertas;

b.

formulir;

c.

stiker nomor kotak suara;

d.

alat bantu tunanetra;

e.

perlengkapan di TPS/TPS LN; dan

f.

Daftar Calon Tetap (DCT).

Bagian …
Bagian …
-7-

Bagian Kedua
Standar Kebutuhan Perlengkapan Pemungutan Suara
Paragraf 1
Surat Suara
Pasal 6
(1)

Surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a merupakan sarana untuk memberikan suara
pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan diberi
tanda pengaman.

(2)

Surat suara Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
berbeda pada setiap Dapil.

(3)

Surat suara setiap Dapil sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) untuk calon Anggota DPR, DPRD provinsi dan
DPRD kabupaten/kota memuat tanda gambar partai
politik, nomor urut partai politik, nomor urut calon
dan nama calon tetap partai politik.

(4)

Surat suara setiap Dapil sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) untuk calon Anggota DPD memuat pas foto
diri terbaru dan nama calon.
Pasal 7

(1)

Surat suara Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), terdiri
atas:
a. surat suara untuk Pemilu Anggota DPR;
b. surat suara untuk Pemilu Anggota DPD;
c. surat suara untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi;
d. surat suara untuk
Kabupaten/Kota.

Pemilu

Anggota

DPRD

(2)

Surat suara untuk Pemilu Anggota DPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas 77 (tujuh
puluh tujuh) surat suara, sesuai dengan jumlah Dapil
anggota DPR.

(3)

Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b untuk Pemilu Anggota DPD terdiri dari 33
(tiga puluh tiga) surat suara, sesuai dengan jumlah
Provinsi.

(4) Surat …
…
-8-

(4)

Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi terdiri
dari 259 (dua ratus lima puluh sembilan) surat suara,
sesuai dengan jumlah Dapil Anggota DPRD Provinsi.

(5)

Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d untuk Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
terdiri dari 2.102 (dua ribu seratus dua) surat suara,
sesuai dengan jumlah Dapil Anggota DPRD
Kabupaten/Kota.

(6)

Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c termasuk untuk Pemilu Anggota DPR Aceh,
DPR Papua, DPR Papua Barat.

(7)

Surat Suara sebagimana dimaksud pada ayat (1)
huruf
d
termasuk
untuk
DPRK,
DPRD
Kabupaten/Kota Papua dan Papua Barat.
Pasal 8

(1)

Surat suara untuk calon Anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota, berbentuk empat persegi
panjang, vertikal.

(2)

Surat suara untuk calon Anggota DPR
berbentuk empat persegi panjang, horizontal.

(3)

Format surat suara dibuat memerhatikan posisi
lipatan yang tidak mengena pada nama calon dan
nama partai yang dapat mengakibatkan kerusakan
surat suara.

Aceh,

Pasal 9
Surat suara untuk Calon Anggota DPD berbentuk empat
persegi panjang, vertikal.
Paragraf 2
Tinta
Pasal 10
(1)

Tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b
digunakan untuk memberikan tanda kepada pemilih
yang telah menggunakan hak pilihnya.

(2)

Tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna
ungu dan/atau biru tua.

(3) Tinta …
-9-

(3)

Tinta yang digunakan harus aman dan nyaman bagi
pemakainya, tidak menimbulkan efek iritasi dan alergi
pada kulit, dibuktikan dengan sertifikat dari
Badan/Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan
atau sertifikat uji komposisi bahan baku dari
Laboratorium Pemerintah/Perguruan Tinggi Negeri.

(4)

Tinta memiliki daya lekat yang kuat dan tidak luntur
ketika dilap dengan tissue atau kain setelah jari
diangkat dari celupan tinta.

(5)

Tinta harus memiliki daya tahan/lekat selama 24 (dua
puluh empat) jam, dan memiliki daya tahan terhadap
proses pencucian dengan keras baik menggunakan
sabun, detergen, alkohol maupun pembersih lainnya.

(6)

Tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendapatkan sertifikat halal dan tidak menghalangi
air untuk keabsahan wudhu dari Majelis Ulama
Indonesia.
Pasal 11

(1)

Komposisi tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 dapat dibuat dari bahan kimia atau bahan gambir.

(2)

Tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikemas
dalam botol plastik berisi 30 cc/30 ml tahan tumpah
dan tahan bocor (leakproof).

(3)

Kemasan luar dengan kotak kecil terbuat dari kertas
karton dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran
botol, disertai label logo KPU, dengan instruksi cara
penyimpanan dan petunjuk pemakaian.
Pasal 12

Jumlah tinta yang disediakan
sebanyak 2 (dua) botol.

disetiap

TPS/TPSLN

Paragraf 3
Segel
Pasal 13
Segel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c
digunakan untuk menyegel sampul dan kotak suara
sebagai pengaman dokumen/barang keperluan Pemilu
Anggota DPR, DPD, DPRD.
Paragraf 4 …
-10-

Paragraf 4
Kotak Suara
Pasal 14
(1)

Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf d terdiri atas 4 (empat) jenis, yaitu:
a. kotak suara untuk surat suara calon Anggota DPR;
b. kotak suara untuk surat suara calon Anggota
DPD;
c. kotak suara untuk surat suara calon Anggota
DPRD Provinsi;
d. kotak suara untuk surat suara calon Anggota
DPRD Kabupaten/Kota.

(2)

Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan
suara di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
terdiri dari 3 (tiga) jenis, 1 (satu) jenis untuk Pemilu
Anggota DPR, 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota
DPD, dan 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota DPRD
Provinsi.

(3)

Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan
suara luar negeri terdiri dari 1 (satu) jenis untuk
Pemilu Anggota DPR.
Pasal 15

(1)

Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
dapat dibuat dari bahan plastik atau karton kedap air.

(2)

Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan barang habis pakai.
Pasal 16

(1)

Sisi samping kotak suara berbentuk empat persegi
panjang.

(2)

Sisi atas dan bawah kotak suara berbentuk bujur
sangkar.

(3)

Pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi
tulisan KPU warna hitam.

(4)

Tutup kotak suara bagian tengah diberi celah/lubang
untuk memasukkan surat suara.

(5) Pada …
-11-

(5)

Pada sisi depan bagian tengah dipasang tempat untuk
memasang gembok.

(6)

Pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi
pegangan untuk mengangkat.
Pasal 17

Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara
bagi Warga Negara Republik Indonesia di luar negeri
dibuat dengan ukuran, bahan dan kelengkapan lainnya
yang disesuaikan kondisi setempat di luar negeri.
Paragraf 5
Bilik Pemungutan Suara
Pasal 18
(1)

Bilik Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
4
huruf
e
digunakan
untuk
penyelenggaraan pemungutan suara dalam Pemilu
Anggota DPR, DPD, DPRD.

(2)

Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disediakan di setiap TPS sejumlah 4 (empat)
buah.

(3)

Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat dari bahan karton double wall yang
berkualitas baik.
Pasal 19

(1)

Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) diberi tulisan KPU pada 3
(tiga) sisi vertikal.

(2)

Sisi kanan dan kiri bilik pemungutan suara diberi
tiang penguat dari bahan yang sama.
Pasal 20

Bilik pemungutan suara yang digunakan dalam
pemungutan suara bagi Warga Negara Republik Indonesia
di luar negeri, dibuat dengan bentuk ukuran, bahan dan
kelengkapan lainnya disesuaikan dengan kondisi setempat
di luar negeri.

Paragraf 6 …
-12-

Paragraf 6
Alat untuk Mencoblos Pilihan
Pasal 21
(1)

Alat untuk mencoblos pilihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf f meliputi paku, bantalan, dan
meja.

(2)

Alat untuk mencoblos pilihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disediakan sejumlah 1 buah per bilik
pemungutan suara di TPS.
Paragraf 7
Tempat Pemungutan Suara
Pasal 22

(1)

Untuk pelaksanaan pemungutan suara dibuat tempat
pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf g.

(2)

TPS dan TPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus
memberikan
kemudahan
akses
bagi
penyandang disabilitas.
Bagian Ketiga
Standar Kebutuhan Dukungan Perlengkapan Lainnya
Paragraf 1
Sampul Kertas
Pasal 23

(1)

Sampul kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a digunakan untuk memuat:
a. surat suara Pemilu DPR, DPD, DPRD;
b. berita acara pemungutan dan penghitungan suara
dan sertifikat hasil penghitungan suara di
TPS/TPSLN; dan
c. berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil

penghitungan …
-13-

penghitungan perolehan suara di PPS/PPLN, PPK,
KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi.
(2)

Sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbentuk sampul biasa dan sampul dalam bentuk
kubus.

(3)

Sampul kertas yang digunakan pada KPU Provinsi
adalah Sampul dengan kode I.S.

(4)

Sampul
kertas
yang
digunakan
di
KPU
Kabupaten/Kota adalah Sampul dengan kode II.S.

(5)

Sampul kertas yang digunakan di PPK adalah Sampul
dengan kode III.S.

(6)

Sampul kertas yang digunakan di PPS adalah Sampul
dengan kode IV.S.

(7)

Sampul kertas yang digunakan di KPPS adalah
Sampul dengan kode V.S.

(8)

Sampul kertas yang digunakan di PPLN, terdiri atas:
a. Sampul IV.S.LN;
b. Sampul Nomor 1;
c. Sampul Nomor 2;
d. Sampul Nomor 3.

(9)

Sampul kertas yang digunakan di KPPSLN adalah
Sampul dengan kode V.S-LN.
Paragraf 2
Formulir
Pasal 24

(1)

Formulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
b, yang digunakan oleh KPPS adalah formulir Model C
dengan diberi pengaman.

(2)

Formulir yang digunakan oleh KPPSLN adalah
formulir Model C-LN dengan diberi pengaman.

(3)

Formulir yang digunakan oleh PPS adalah formulir
Model D.

(4)

Formulir yang digunakan oleh PPK adalah formulir
Model DA.

(5)

Formulir yang digunakan oleh PPLN adalah formulir
Model D-LN.

(6) Formulir …
-14-

(6)

Formulir yang digunakan oleh KPU Kabupaten/Kota
adalah formulir Model DB dan EB.

(7)

Formulir yang digunakan oleh KPU Provinsi adalah
formulir Model DC, EA dan EC.

(8)

Formulir yang digunakan oleh KPU adalah formulir
Model DD, E dan ED.
Pasal 25

Untuk menjamin keaslian hasil penghitungan sesuai
dengan suara pemilih, maka formulir model C diberi tanda
pengaman.
Paragraf 3
Stiker Nomor Kotak Suara
Pasal 26
(1)

Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf c dibuat untuk menghindari
kesalahan dalam memasukkan surat suara ke dalam
kotak suara pada saat pemungutan suara perlu dibuat
stiker nomor kotak suara.

(2)

Stiker nomor kotak suara dipasang pada setiap kotak
suara.

(3)

Jumlah stiker nomor kotak suara yang dipasang pada
setiap kotak suara berjumlah 1 (satu) buah.
Pasal 27

Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (1) memuat tulisan DPR, DPD, DPRD
Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota, nomor TPS, nomor
kotak suara, nomor PPS, nomor PPK, dan nomor KPU
Kabupaten/Kota.
Paragraf 4
Alat Bantu Tunanetra
Pasal 28
(1)

Alat bantu tunanetra sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf e disediakan untuk membantu pemilih
tunanetra …
-15-

tunanetra pada
Anggota DPD.

saat

pemungutan

suara

Pemilu

(2)

Alat bantu tunanetra sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat dari kertas art karton bertuliskan huruf
Braille.

(3)

Alat bantu tunanetra dibuat dengan ukuran sesuai
ukuran surat suara.
Paragraf 5
Perlengkapan di TPS/TPSLN
Pasal 29

Perlengkapan di TPS/TPSLN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf f meliputi:
a.

tanda pengenal KPPS/KPPSLN;

b.

tanda pengenal petugas keamanan TPS/TPSLN;

c.

tanda pengenal saksi;

d.

karet pengikat surat suara;

e.

lem/perekat;

f.

kantong plastik;

g.

pulpen;

h.

gembok;

i.

spidol;

j.

tali pengikat alat pemberi tanda pilihan.
Paragraf 6
Daftar Calon Tetap
Pasal 30

(1)

DCT sebagimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f
dibuat
untuk
memberikan
informasi
kepada
masyarakat tentang calon anggota DPR, DPD dan
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

(2)

DCT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbeda
pada setiap Dapil Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pasal 31 …
-16-

Pasal 31
(1)

Pada setiap TPS disediakan sebanyak 1 (satu) set DCT
Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota pada setiap TPS.

(2)

Pada TPS-LN dan PPLN disediakan sebanyak 1 (satu)
set DCT DPR Dapil Jakarta II.
BAB III
PENGADAAN, PENGEPAKAN, PENDISTRIBUSIAN DAN
PENGAMANAN
Bagian Pertama
Pengadaan
Pasal 32

(1)

Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara, dan
Dukungan
Perlengkapan
Lainnya,
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan oleh
Sekretariat Jenderal KPU.

(2)

Sekretaris
Jenderal
KPU
dapat
melimpahkan
kewenangan pengadaan Perlengkapan Pemungutan
Suara
dan
Dukungan
Perlengkapan
Lainnya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Sekretaris KPU Provinsi dan Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota.

(3)

Pengadaan TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (1) dilaksanakan oleh KPPS bekerja sama
dengan masyarakat.
Pasal 33

(1)

Sekretaris Jenderal KPU melakukan pengadaan:
a. surat suara calon anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;
b. segel;
c. tinta;
d. alat bantu tuna netra;
e. DCT Anggota DPR dan DPD; dan

f. formulir …
-17-

f.

(2)

formulir yang digunakan untuk pemungutan dan
penghitungan suara Pemilu Anggota DPR dan
DPD.

Sekretariat KPU Provinsi melakukan pengadaan:
a. sampul kertas;
b. kotak suara;
c. bilik pemungutan suara;
d. lembar DCT Anggota DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota;
e. formulir yang digunakan untuk pemungutan dan
penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota.

(3)

Sekretariat
KPU
Kabupaten/Kota
melakukan
pengadaan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang
berupa perlengkapan di TPS.

(4)

Sekretariat PPLN melakukan pengadaan Dukungan
Perlengkapan Lainnya yang berupa perlengkapan di
TPS-LN.
Pasal 34

(1)

Pengadaan surat suara sama dengan jumlah pemilih
yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap,
ditambah 2% (dua persen) dari daftar pemilih tetap
sebagai cadangan.

(2)

Jumlah surat suara yang disediakan di setiap TPS
sama dengan jumlah pemilih yang tercantum di dalam
daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan
ditambah 2% (dua persen) dari daftar pemilih tetap
sebagai cadangan.

(3)

Jumlah surat suara yang disediakan di setiap TPSLN
sama dengan jumlah pemilih yang tercantum dalam
daftar pemilih tetap, ditambah 2% (dua persen) dari
daftar pemilih tetap sebagai cadangan.

(4)

Selain jumlah surat suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), untuk pelaksanaan Pemungutan Suara
Ulang di TPS disediakan surat suara yang diberi tanda
khusus sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk
setiap daerah pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Bagian …
-18-

Bagian Kedua
Pengepakan Surat Suara
Pasal 35
(1)

Untuk menghindari kerusakan surat suara dalam
pengangkutan, maka setiap 1.000 (seribu) lembar
surat suara masing-masing daerah pemilihan dipak
dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke
dalam boks.

(2)

Pada bagian luar boks diberi label jenis surat suara,
daerah pemilihan, jumlah dan nomor boks.
Bagian Ketiga
Pendistribusian
Pasal 36

(1)

Pendistribusian
Perlengkapan
Pemungutan
dan
Penghitungan Suara di dalam negeri dilakukan oleh
Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi,
dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.

(2)

Sekretariat
KPU
Provinsi
mendistribusikan
Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
yang diadakan oleh Sekretariat KPU Provinsi kepada
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.

(3)

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota mendistribusikan
Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
kepada PPK, PPS dan KPPS.
Pasal 37

(1)

Pendistribusian
Perlengkapan
Pemungutan
dan
Penghitungan Suara di luar negeri dilakukan oleh
Sekretariat Jenderal KPU, Kelompok Kerja PLN dan
PPLN.

(2)

Kelompok Kerja PLN mendistribusikan Perlengkapan
Pemungutan Penghitungan Suara kepada PPLN.

(3)

PPLN mendistribusikan Perlengkapan Pemungutan
Penghitungan Suara ke KPPSLN.

Pasal 38 …
-19-

Pasal 38
(1)

Sekretariat Jenderal KPU melakukan pengawasan dan
monitoring pendistribusian surat suara, tinta, segel,
alat bantu tuna netra dan formulir oleh penyedia
barang/jasa ke Sekretariat KPU Provinsi, Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Kelompok Kerja
PPLN.

(2)

KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan
pendistribusian Perlengkapan Pemungutan Suara ke
KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PPLN.
Bagian Keempat
Pengamanan
Pasal 39

(1)

KPU melakukan pengamanan terhadap pengadaan
surat suara.

(2)

Pengamanan pengadaan surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. perusahaan yang ditunjuk sebagai penyedia jasa
pencetakan surat suara dilarang mencetak surat
suara melebihi dari jumlah yang ditetapkan oleh
KPU, dan wajib menjaga kerahasiaan, keamanan
serta keutuhan surat suara;
b. pengamanan selama proses pencetakan surat
suara dan penyimpanan di gudang percetakan,
dilakukan bersama oleh Penyedia dan KPU bekerja
sama
dengan
Kepolisian
Negara
Republik
Indonesia.

(3)

Selama proses pencetakan, KPU menempatkan
petugas di lokasi percetakan surat suara untuk:
a. mengawasi proses produksi;
b. menjadi saksi dalam setiap pembuatan berita
acara pengiriman surat suara oleh penyedia jasa
percetakan;
c. secara periodik memverifikasi surat suara yang
telah selesai dicetak, jumlah yang sudah dikirim
dan/atau yang masih tersimpan di gudang
percetakan;

d. menandatangani …
-20-

d. menandatangani berita acara bersama dengan
penyedia jasa percetakan;
e. membuat laporan perkembangan produksi dan
distribusi suarat suara secara periodik kepada
Sekretaris Jenderal KPU.
(4)

KPU mengawasi dan mengamankan plat cetak yang
digunakan untuk mencetak surat suara sebelum dan
sesudah
digunakan
serta
menyegel
dan
menyimpannya.
Pasal 40

Pengamanan pengadaan
ketentuan sebagai berikut:

segel

dilaksanakan

dengan

a.

perusahaan yang melaksanakan pengadaan segel
harus menjaga kualitas, keamanan, dan ketepatan
jumlah maupun waktu penyerahan barang sampai di
KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PPLN;

b.

KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan
produksi dan distribusi segel ke KPU Kabupaten/Kota
dan Kelompok Kerja PPLN.
Pasal 41

Pengamanan tinta dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a.

pengadaan
negeri;

tinta

mengutamakan

produksi

b.

untuk menjaga kualitas tinta, KPU menempatkan
petugas di lokasi pabrik tinta untuk:
1. mengawasi
selama
proses
produksi
pengiriman tinta oleh penyedia barang;

dalam

dan

2. secara periodik membuat laporan tentang jumlah
tinta yang telah diproduksi dan jumlah yang sudah
dikirim oleh penyedia barang.
c.

KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan
produksi di pabrik dan pendistribusian tinta ke KPU
Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PLN.

BAB IV …
-21-

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 42
Ketentuan dalam Peraturan ini berlaku juga bagi
Penyelenggara Pemilu di provinsi yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa sepanjang tidak diatur lain dalam
peraturan tersendiri.
Pasal 43
Ketentuan lebih lanjut tentang Norma, Standar
Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 diatur
dengan Keputusan.

BAB V …
BAB V …
Pemilu

Contenu connexe

Tendances

Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3
Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3
Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3adli azhari
 
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPD
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPDUu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPD
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPDPipit Apriani
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu M Ungang
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...Yudhi Aldriand
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpuKPU KOTA KENDARI
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluKNPI_bekasi
 
Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011taqin32
 

Tendances (18)

PKPU Nomor 7 Tahun 2017
PKPU Nomor 7 Tahun 2017PKPU Nomor 7 Tahun 2017
PKPU Nomor 7 Tahun 2017
 
Uu 12 2003
Uu 12 2003Uu 12 2003
Uu 12 2003
 
Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3
Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3
Peraturan dkpp-nomor-2-tahun-2019-tentang-perubahan-peraturan-dkpp-nomor-3
 
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPD
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPDUu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPD
Uu nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif dan DPD
 
Pkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-okPkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-ok
 
Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
 
PKPU Nomor 6 Tahun 2018
PKPU Nomor 6 Tahun 2018PKPU Nomor 6 Tahun 2018
PKPU Nomor 6 Tahun 2018
 
Pkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanyePkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanye
 
Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013
 
(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum an...
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011
 
Undang undang pemilu
Undang undang pemiluUndang undang pemilu
Undang undang pemilu
 
Perbawaslu no 1_2014
Perbawaslu no 1_2014Perbawaslu no 1_2014
Perbawaslu no 1_2014
 
PKPU Nomor 8 Tahun 2018
PKPU Nomor 8 Tahun 2018PKPU Nomor 8 Tahun 2018
PKPU Nomor 8 Tahun 2018
 

Similaire à Pemilu

10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf
10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf
10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdfnovriko2
 
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatif
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatifPKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatif
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatifAhmad Toriq
 
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdUu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdihsan ch
 
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxPeraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxpanwascamSumbang
 
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADA
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADAPKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADA
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADAKEPOLAH
 
Pkpu 8 th 2018
Pkpu 8 th 2018Pkpu 8 th 2018
Pkpu 8 th 2018fariztasha
 
PKPU 6 TH 2018.pdf
PKPU 6 TH 2018.pdfPKPU 6 TH 2018.pdf
PKPU 6 TH 2018.pdflenamaya
 
Pkpu 7 2017_upload
Pkpu 7 2017_uploadPkpu 7 2017_upload
Pkpu 7 2017_uploaduuh buchori
 
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di Pemilu
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di PemiluPeraturan KPU tentang Dana Kampanye di Pemilu
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di PemiluAndamAnnisa
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013Deny Poerhadiyanto
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Remo Harsono
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Dede Muhidin
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdfaceazulgrana1
 
PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.Arifuddin Ali.
 

Similaire à Pemilu (20)

10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf
10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf
10. Rancangan PKPU Tungsura Pemilu.pdf
 
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatif
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatifPKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatif
PKPU Nomor 20 tahun 2019 tentang syarat pencalonan legislatif
 
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprdUu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
Uu no.10 ttg pemilu anggota dpr, dpd, dprd
 
Pkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanyePkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanye
 
PKPU Nomor 6 Tahun 2017
PKPU Nomor 6 Tahun 2017PKPU Nomor 6 Tahun 2017
PKPU Nomor 6 Tahun 2017
 
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docxPeraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
Peraturan Bawaslu nomor 7 Tahun 2022.docx
 
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADA
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADAPKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADA
PKPU NO. 8 TAHUN 2018 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI PILKADA
 
Pkpu 8 th 2018
Pkpu 8 th 2018Pkpu 8 th 2018
Pkpu 8 th 2018
 
PKPU 6 TH 2018.pdf
PKPU 6 TH 2018.pdfPKPU 6 TH 2018.pdf
PKPU 6 TH 2018.pdf
 
Pkpu 7 2017_upload
Pkpu 7 2017_uploadPkpu 7 2017_upload
Pkpu 7 2017_upload
 
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di Pemilu
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di PemiluPeraturan KPU tentang Dana Kampanye di Pemilu
Peraturan KPU tentang Dana Kampanye di Pemilu
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
 
Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013
 
Latihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docxLatihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docx
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
 
PKPU Nomor 9 Tahun 2018
PKPU Nomor 9 Tahun 2018PKPU Nomor 9 Tahun 2018
PKPU Nomor 9 Tahun 2018
 
2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 
PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.
 

Plus de KPU KOTA KENDARI (20)

Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013
 
Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013
 
Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013
 
Pkpu 23 tahun_2013 pdf
Pkpu 23 tahun_2013 pdfPkpu 23 tahun_2013 pdf
Pkpu 23 tahun_2013 pdf
 
TPS 13 Kambu
TPS 13 KambuTPS 13 Kambu
TPS 13 Kambu
 
TPS 11 Kambu
TPS 11 KambuTPS 11 Kambu
TPS 11 Kambu
 
TPS 10 Kambu
TPS 10 KambuTPS 10 Kambu
TPS 10 Kambu
 
TPS 9 Kambu
TPS 9 KambuTPS 9 Kambu
TPS 9 Kambu
 
TPS 8 Kambu
TPS 8 KambuTPS 8 Kambu
TPS 8 Kambu
 
TPS 7 Kambu
TPS 7 KambuTPS 7 Kambu
TPS 7 Kambu
 
TPS 6 Kambu
TPS 6 KambuTPS 6 Kambu
TPS 6 Kambu
 
TPS 5 Kambu
TPS 5 KambuTPS 5 Kambu
TPS 5 Kambu
 
TPS 3 kambu
TPS 3 kambuTPS 3 kambu
TPS 3 kambu
 
TPS 4 kambu
TPS 4 kambuTPS 4 kambu
TPS 4 kambu
 
TPS 2 Kambu
TPS 2 KambuTPS 2 Kambu
TPS 2 Kambu
 
TPS 1 Kambu
TPS 1 KambuTPS 1 Kambu
TPS 1 Kambu
 
TPS 8 Wundudopi
TPS 8 WundudopiTPS 8 Wundudopi
TPS 8 Wundudopi
 
TPS 7 Wundudopi
TPS 7 WundudopiTPS 7 Wundudopi
TPS 7 Wundudopi
 
TPS 6 Wundudopi
TPS 6 WundudopiTPS 6 Wundudopi
TPS 6 Wundudopi
 
TPS 5 Wundudopi
TPS 5 WundudopiTPS 5 Wundudopi
TPS 5 Wundudopi
 

Dernier

Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

Pemilu

  • 1.
  • 2. -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG NORMA, STANDAR KEBUTUHAN PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN 2014. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPR Daerah provinsi dan DPR Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disingkat DPR, adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD, adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional …
  • 3. -3- nasional, tetap, dan melaksanakan Pemilu. mandiri yang bertugas 7. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komite Independen Pemilihan Aceh, selanjutnya disebut KPU Provinsi, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di provinsi. 8. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan Komite Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di kabupaten/kota. 9. Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk kegiatan yang harus atau tidak boleh dilakukan satuan kerja dan bersifat mengikat. 10. Standar adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. 11. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di kecamatan atau nama lain. 12. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan. 13. Panitia Pemilihan Luar Negeri, selanjutnya disingkat PPLN, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU untuk melaksanakan Pemilu di luar negeri. 14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. 15. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri, selanjutnya disingkat KPPSLN, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPLN untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara luar negeri. 16. Daftar Calon Tetap, selanjutnya disingkat DCT adalah Daftar Calon Tetap Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD Provinsi dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota, yang memuat nomor urut partai politik, nama partai politik, tanda gambar partai politik …
  • 4. -4- politik, nomor urut bakal calon, pas foto bakal calon, nama lengkap bakal calon, jenis kelamin dan Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon. 17. Partai Politik Peserta Pemilu, selanjutnya disebut Partai Politik dan disingkat Parpol, adalah peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014, dan partai politik lokal Aceh untuk Pemilu Anggota DPRA dan DPRK di wilayah provinsi Aceh sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan KIP Aceh tentang Penetapan Partai Politik Lokal Sebagai Peserta Pemilu Anggota DPRA dan DPRDK Tahun 2014. 18. Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disebut Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 19. Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di provinsi. 20. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di kabupaten/kota. 21. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di kecamatan atau nama lain. 22. Pengawas Pemilu Lapangan, selanjutnya disebut Waslulap adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan. 23. Pengawas Pemilu Luar Negeri selanjutnya disebut Waslu-LN adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di luar negeri. 24. Daerah …
  • 5. -5- 24. Daerah Pemilihan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Dapil, adalah Wilayah administrasi pemerintahan atau gabungan wilayah administrasi pemerintahan atau bagian wilayah administrasi pemerintahan yang dibentuk sebagai kesatuan wilayah/daerah berdasarkan jumlah penduduk untuk menentukan alokasi kursi sebagai dasar pengajuan calon oleh pimpinan partai politik dan penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. 25. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara di dalam negeri. 26. Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri, selanjutnya disingkat TPSLN, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara di luar negeri. 27. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan pemungutan suara yang berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang digunakan pemilih untuk memberikan suara pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pasal 2 (1) Untuk menyelenggarakan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, KPU menyediakan Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu. (2) Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Perlengkapan Pemungutan Suara; b. Dukungan Perlengkapan Lainnya. Pasal 3 Penyediaan Perlengkapan Penyelenggaraan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip: a. tepat jumlah; b. tepat jenis; c. tepat sasaran d. tepat waktu; e. tepat kualitas; dan f. Pemilu hemat anggaran/efisien. BAB II …
  • 6. -6- BAB II JENIS, STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN KEBUTUHAN PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU Bagian Pertama Jenis Pasal 4 Perlengkapan Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. surat suara; b. tinta; c. segel; d. kotak suara; e. bilik pemungutan suara; f. alat untuk mencoblos pilihan; g. tempat pemungutan suara. Pasal 5 Dukungan Perlengkapan Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b terdiri atas: a. sampul kertas; b. formulir; c. stiker nomor kotak suara; d. alat bantu tunanetra; e. perlengkapan di TPS/TPS LN; dan f. Daftar Calon Tetap (DCT). Bagian … Bagian …
  • 7. -7- Bagian Kedua Standar Kebutuhan Perlengkapan Pemungutan Suara Paragraf 1 Surat Suara Pasal 6 (1) Surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a merupakan sarana untuk memberikan suara pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan diberi tanda pengaman. (2) Surat suara Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD berbeda pada setiap Dapil. (3) Surat suara setiap Dapil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk calon Anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota memuat tanda gambar partai politik, nomor urut partai politik, nomor urut calon dan nama calon tetap partai politik. (4) Surat suara setiap Dapil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk calon Anggota DPD memuat pas foto diri terbaru dan nama calon. Pasal 7 (1) Surat suara Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), terdiri atas: a. surat suara untuk Pemilu Anggota DPR; b. surat suara untuk Pemilu Anggota DPD; c. surat suara untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi; d. surat suara untuk Kabupaten/Kota. Pemilu Anggota DPRD (2) Surat suara untuk Pemilu Anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas 77 (tujuh puluh tujuh) surat suara, sesuai dengan jumlah Dapil anggota DPR. (3) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk Pemilu Anggota DPD terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) surat suara, sesuai dengan jumlah Provinsi. (4) Surat … …
  • 8. -8- (4) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi terdiri dari 259 (dua ratus lima puluh sembilan) surat suara, sesuai dengan jumlah Dapil Anggota DPRD Provinsi. (5) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d untuk Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota terdiri dari 2.102 (dua ribu seratus dua) surat suara, sesuai dengan jumlah Dapil Anggota DPRD Kabupaten/Kota. (6) Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c termasuk untuk Pemilu Anggota DPR Aceh, DPR Papua, DPR Papua Barat. (7) Surat Suara sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf d termasuk untuk DPRK, DPRD Kabupaten/Kota Papua dan Papua Barat. Pasal 8 (1) Surat suara untuk calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, berbentuk empat persegi panjang, vertikal. (2) Surat suara untuk calon Anggota DPR berbentuk empat persegi panjang, horizontal. (3) Format surat suara dibuat memerhatikan posisi lipatan yang tidak mengena pada nama calon dan nama partai yang dapat mengakibatkan kerusakan surat suara. Aceh, Pasal 9 Surat suara untuk Calon Anggota DPD berbentuk empat persegi panjang, vertikal. Paragraf 2 Tinta Pasal 10 (1) Tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b digunakan untuk memberikan tanda kepada pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya. (2) Tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna ungu dan/atau biru tua. (3) Tinta …
  • 9. -9- (3) Tinta yang digunakan harus aman dan nyaman bagi pemakainya, tidak menimbulkan efek iritasi dan alergi pada kulit, dibuktikan dengan sertifikat dari Badan/Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan atau sertifikat uji komposisi bahan baku dari Laboratorium Pemerintah/Perguruan Tinggi Negeri. (4) Tinta memiliki daya lekat yang kuat dan tidak luntur ketika dilap dengan tissue atau kain setelah jari diangkat dari celupan tinta. (5) Tinta harus memiliki daya tahan/lekat selama 24 (dua puluh empat) jam, dan memiliki daya tahan terhadap proses pencucian dengan keras baik menggunakan sabun, detergen, alkohol maupun pembersih lainnya. (6) Tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan sertifikat halal dan tidak menghalangi air untuk keabsahan wudhu dari Majelis Ulama Indonesia. Pasal 11 (1) Komposisi tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat dibuat dari bahan kimia atau bahan gambir. (2) Tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikemas dalam botol plastik berisi 30 cc/30 ml tahan tumpah dan tahan bocor (leakproof). (3) Kemasan luar dengan kotak kecil terbuat dari kertas karton dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran botol, disertai label logo KPU, dengan instruksi cara penyimpanan dan petunjuk pemakaian. Pasal 12 Jumlah tinta yang disediakan sebanyak 2 (dua) botol. disetiap TPS/TPSLN Paragraf 3 Segel Pasal 13 Segel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c digunakan untuk menyegel sampul dan kotak suara sebagai pengaman dokumen/barang keperluan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD. Paragraf 4 …
  • 10. -10- Paragraf 4 Kotak Suara Pasal 14 (1) Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d terdiri atas 4 (empat) jenis, yaitu: a. kotak suara untuk surat suara calon Anggota DPR; b. kotak suara untuk surat suara calon Anggota DPD; c. kotak suara untuk surat suara calon Anggota DPRD Provinsi; d. kotak suara untuk surat suara calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota. (2) Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdiri dari 3 (tiga) jenis, 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota DPR, 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota DPD, dan 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi. (3) Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara luar negeri terdiri dari 1 (satu) jenis untuk Pemilu Anggota DPR. Pasal 15 (1) Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat dibuat dari bahan plastik atau karton kedap air. (2) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan barang habis pakai. Pasal 16 (1) Sisi samping kotak suara berbentuk empat persegi panjang. (2) Sisi atas dan bawah kotak suara berbentuk bujur sangkar. (3) Pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi tulisan KPU warna hitam. (4) Tutup kotak suara bagian tengah diberi celah/lubang untuk memasukkan surat suara. (5) Pada …
  • 11. -11- (5) Pada sisi depan bagian tengah dipasang tempat untuk memasang gembok. (6) Pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi pegangan untuk mengangkat. Pasal 17 Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara bagi Warga Negara Republik Indonesia di luar negeri dibuat dengan ukuran, bahan dan kelengkapan lainnya yang disesuaikan kondisi setempat di luar negeri. Paragraf 5 Bilik Pemungutan Suara Pasal 18 (1) Bilik Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e digunakan untuk penyelenggaraan pemungutan suara dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD. (2) Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan di setiap TPS sejumlah 4 (empat) buah. (3) Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari bahan karton double wall yang berkualitas baik. Pasal 19 (1) Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) diberi tulisan KPU pada 3 (tiga) sisi vertikal. (2) Sisi kanan dan kiri bilik pemungutan suara diberi tiang penguat dari bahan yang sama. Pasal 20 Bilik pemungutan suara yang digunakan dalam pemungutan suara bagi Warga Negara Republik Indonesia di luar negeri, dibuat dengan bentuk ukuran, bahan dan kelengkapan lainnya disesuaikan dengan kondisi setempat di luar negeri. Paragraf 6 …
  • 12. -12- Paragraf 6 Alat untuk Mencoblos Pilihan Pasal 21 (1) Alat untuk mencoblos pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f meliputi paku, bantalan, dan meja. (2) Alat untuk mencoblos pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan sejumlah 1 buah per bilik pemungutan suara di TPS. Paragraf 7 Tempat Pemungutan Suara Pasal 22 (1) Untuk pelaksanaan pemungutan suara dibuat tempat pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g. (2) TPS dan TPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas. Bagian Ketiga Standar Kebutuhan Dukungan Perlengkapan Lainnya Paragraf 1 Sampul Kertas Pasal 23 (1) Sampul kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a digunakan untuk memuat: a. surat suara Pemilu DPR, DPD, DPRD; b. berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN; dan c. berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan …
  • 13. -13- penghitungan perolehan suara di PPS/PPLN, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi. (2) Sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk sampul biasa dan sampul dalam bentuk kubus. (3) Sampul kertas yang digunakan pada KPU Provinsi adalah Sampul dengan kode I.S. (4) Sampul kertas yang digunakan di KPU Kabupaten/Kota adalah Sampul dengan kode II.S. (5) Sampul kertas yang digunakan di PPK adalah Sampul dengan kode III.S. (6) Sampul kertas yang digunakan di PPS adalah Sampul dengan kode IV.S. (7) Sampul kertas yang digunakan di KPPS adalah Sampul dengan kode V.S. (8) Sampul kertas yang digunakan di PPLN, terdiri atas: a. Sampul IV.S.LN; b. Sampul Nomor 1; c. Sampul Nomor 2; d. Sampul Nomor 3. (9) Sampul kertas yang digunakan di KPPSLN adalah Sampul dengan kode V.S-LN. Paragraf 2 Formulir Pasal 24 (1) Formulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, yang digunakan oleh KPPS adalah formulir Model C dengan diberi pengaman. (2) Formulir yang digunakan oleh KPPSLN adalah formulir Model C-LN dengan diberi pengaman. (3) Formulir yang digunakan oleh PPS adalah formulir Model D. (4) Formulir yang digunakan oleh PPK adalah formulir Model DA. (5) Formulir yang digunakan oleh PPLN adalah formulir Model D-LN. (6) Formulir …
  • 14. -14- (6) Formulir yang digunakan oleh KPU Kabupaten/Kota adalah formulir Model DB dan EB. (7) Formulir yang digunakan oleh KPU Provinsi adalah formulir Model DC, EA dan EC. (8) Formulir yang digunakan oleh KPU adalah formulir Model DD, E dan ED. Pasal 25 Untuk menjamin keaslian hasil penghitungan sesuai dengan suara pemilih, maka formulir model C diberi tanda pengaman. Paragraf 3 Stiker Nomor Kotak Suara Pasal 26 (1) Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c dibuat untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan surat suara ke dalam kotak suara pada saat pemungutan suara perlu dibuat stiker nomor kotak suara. (2) Stiker nomor kotak suara dipasang pada setiap kotak suara. (3) Jumlah stiker nomor kotak suara yang dipasang pada setiap kotak suara berjumlah 1 (satu) buah. Pasal 27 Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) memuat tulisan DPR, DPD, DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota, nomor TPS, nomor kotak suara, nomor PPS, nomor PPK, dan nomor KPU Kabupaten/Kota. Paragraf 4 Alat Bantu Tunanetra Pasal 28 (1) Alat bantu tunanetra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e disediakan untuk membantu pemilih tunanetra …
  • 15. -15- tunanetra pada Anggota DPD. saat pemungutan suara Pemilu (2) Alat bantu tunanetra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari kertas art karton bertuliskan huruf Braille. (3) Alat bantu tunanetra dibuat dengan ukuran sesuai ukuran surat suara. Paragraf 5 Perlengkapan di TPS/TPSLN Pasal 29 Perlengkapan di TPS/TPSLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f meliputi: a. tanda pengenal KPPS/KPPSLN; b. tanda pengenal petugas keamanan TPS/TPSLN; c. tanda pengenal saksi; d. karet pengikat surat suara; e. lem/perekat; f. kantong plastik; g. pulpen; h. gembok; i. spidol; j. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan. Paragraf 6 Daftar Calon Tetap Pasal 30 (1) DCT sebagimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang calon anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. (2) DCT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbeda pada setiap Dapil Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pasal 31 …
  • 16. -16- Pasal 31 (1) Pada setiap TPS disediakan sebanyak 1 (satu) set DCT Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota pada setiap TPS. (2) Pada TPS-LN dan PPLN disediakan sebanyak 1 (satu) set DCT DPR Dapil Jakarta II. BAB III PENGADAAN, PENGEPAKAN, PENDISTRIBUSIAN DAN PENGAMANAN Bagian Pertama Pengadaan Pasal 32 (1) Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara, dan Dukungan Perlengkapan Lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal KPU. (2) Sekretaris Jenderal KPU dapat melimpahkan kewenangan pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara dan Dukungan Perlengkapan Lainnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris KPU Provinsi dan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota. (3) Pengadaan TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dilaksanakan oleh KPPS bekerja sama dengan masyarakat. Pasal 33 (1) Sekretaris Jenderal KPU melakukan pengadaan: a. surat suara calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota; b. segel; c. tinta; d. alat bantu tuna netra; e. DCT Anggota DPR dan DPD; dan f. formulir …
  • 17. -17- f. (2) formulir yang digunakan untuk pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Anggota DPR dan DPD. Sekretariat KPU Provinsi melakukan pengadaan: a. sampul kertas; b. kotak suara; c. bilik pemungutan suara; d. lembar DCT Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota; e. formulir yang digunakan untuk pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. (3) Sekretariat KPU Kabupaten/Kota melakukan pengadaan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang berupa perlengkapan di TPS. (4) Sekretariat PPLN melakukan pengadaan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang berupa perlengkapan di TPS-LN. Pasal 34 (1) Pengadaan surat suara sama dengan jumlah pemilih yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap, ditambah 2% (dua persen) dari daftar pemilih tetap sebagai cadangan. (2) Jumlah surat suara yang disediakan di setiap TPS sama dengan jumlah pemilih yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah 2% (dua persen) dari daftar pemilih tetap sebagai cadangan. (3) Jumlah surat suara yang disediakan di setiap TPSLN sama dengan jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap, ditambah 2% (dua persen) dari daftar pemilih tetap sebagai cadangan. (4) Selain jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang di TPS disediakan surat suara yang diberi tanda khusus sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk setiap daerah pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Bagian …
  • 18. -18- Bagian Kedua Pengepakan Surat Suara Pasal 35 (1) Untuk menghindari kerusakan surat suara dalam pengangkutan, maka setiap 1.000 (seribu) lembar surat suara masing-masing daerah pemilihan dipak dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke dalam boks. (2) Pada bagian luar boks diberi label jenis surat suara, daerah pemilihan, jumlah dan nomor boks. Bagian Ketiga Pendistribusian Pasal 36 (1) Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di dalam negeri dilakukan oleh Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota. (2) Sekretariat KPU Provinsi mendistribusikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara yang diadakan oleh Sekretariat KPU Provinsi kepada Sekretariat KPU Kabupaten/Kota. (3) Sekretariat KPU Kabupaten/Kota mendistribusikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara kepada PPK, PPS dan KPPS. Pasal 37 (1) Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di luar negeri dilakukan oleh Sekretariat Jenderal KPU, Kelompok Kerja PLN dan PPLN. (2) Kelompok Kerja PLN mendistribusikan Perlengkapan Pemungutan Penghitungan Suara kepada PPLN. (3) PPLN mendistribusikan Perlengkapan Pemungutan Penghitungan Suara ke KPPSLN. Pasal 38 …
  • 19. -19- Pasal 38 (1) Sekretariat Jenderal KPU melakukan pengawasan dan monitoring pendistribusian surat suara, tinta, segel, alat bantu tuna netra dan formulir oleh penyedia barang/jasa ke Sekretariat KPU Provinsi, Sekretariat KPU Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Kelompok Kerja PPLN. (2) KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan pendistribusian Perlengkapan Pemungutan Suara ke KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PPLN. Bagian Keempat Pengamanan Pasal 39 (1) KPU melakukan pengamanan terhadap pengadaan surat suara. (2) Pengamanan pengadaan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. perusahaan yang ditunjuk sebagai penyedia jasa pencetakan surat suara dilarang mencetak surat suara melebihi dari jumlah yang ditetapkan oleh KPU, dan wajib menjaga kerahasiaan, keamanan serta keutuhan surat suara; b. pengamanan selama proses pencetakan surat suara dan penyimpanan di gudang percetakan, dilakukan bersama oleh Penyedia dan KPU bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia. (3) Selama proses pencetakan, KPU menempatkan petugas di lokasi percetakan surat suara untuk: a. mengawasi proses produksi; b. menjadi saksi dalam setiap pembuatan berita acara pengiriman surat suara oleh penyedia jasa percetakan; c. secara periodik memverifikasi surat suara yang telah selesai dicetak, jumlah yang sudah dikirim dan/atau yang masih tersimpan di gudang percetakan; d. menandatangani …
  • 20. -20- d. menandatangani berita acara bersama dengan penyedia jasa percetakan; e. membuat laporan perkembangan produksi dan distribusi suarat suara secara periodik kepada Sekretaris Jenderal KPU. (4) KPU mengawasi dan mengamankan plat cetak yang digunakan untuk mencetak surat suara sebelum dan sesudah digunakan serta menyegel dan menyimpannya. Pasal 40 Pengamanan pengadaan ketentuan sebagai berikut: segel dilaksanakan dengan a. perusahaan yang melaksanakan pengadaan segel harus menjaga kualitas, keamanan, dan ketepatan jumlah maupun waktu penyerahan barang sampai di KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PPLN; b. KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan produksi dan distribusi segel ke KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PPLN. Pasal 41 Pengamanan tinta dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pengadaan negeri; tinta mengutamakan produksi b. untuk menjaga kualitas tinta, KPU menempatkan petugas di lokasi pabrik tinta untuk: 1. mengawasi selama proses produksi pengiriman tinta oleh penyedia barang; dalam dan 2. secara periodik membuat laporan tentang jumlah tinta yang telah diproduksi dan jumlah yang sudah dikirim oleh penyedia barang. c. KPU melakukan monitoring terhadap perkembangan produksi di pabrik dan pendistribusian tinta ke KPU Kabupaten/Kota dan Kelompok Kerja PLN. BAB IV …
  • 21. -21- BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 42 Ketentuan dalam Peraturan ini berlaku juga bagi Penyelenggara Pemilu di provinsi yang bersifat khusus atau bersifat istimewa sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan tersendiri. Pasal 43 Ketentuan lebih lanjut tentang Norma, Standar Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 diatur dengan Keputusan. BAB V … BAB V …