SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK) 2021 P-ISSN : 2338-2899
E-ISSN: 2807-1271
496
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring:
Memberdayakan Masyarakat Desa Berbasis Digital
Dian Herdiana1
, Wieky Rusmanto2
, dan Koko Enang3
1
Jurusan Hukum Ekonomi Syari`ah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2,3
Jurusan Administrasi Publik
,Univeristas Nurtanio
Email Corespondent: dianherdiana@uinsgd.ac.id
Abstract — This article analyzes the problems and
opportunities in the implementation of online PKM (community
service programs), as well as efforts to optimize the PKM
program in empowering rural communities. The research method
used is descriptive research method with a qualitative approach.
The results of the study revealed that there are at least 3 problems
in the implementation of the online PKM program, namely the
accessibility of IT, limited online-based activity programs, and the
uncertain of success measurement of the online PKM.
Opportunities in implementing online PKM consist of at least 3
namely being able to accelerate the adoption of IT, flexibility and
efficiency in implementing PKM.
Keyword — Community empowerment, community service,
digital, villages.
Abstrak — Artikel ini mengkaji masalah dan peluang dalam
penyelenggaraan PKM secara daring, serta optimalisasi program
PKM tersebut dalam pemberdayaan masyarakat desa. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
setidaknya terdapat 3 permasalahan dalam pelaksanaan program
PKM secara daring, yaitu aksesibilitas teknologi dan informasi,
terbatasnya program kegiatan yang dapat dilaksanakan secara
daring dan belum pastinya pengukuran keberhasilan pelaksanaan
program PKM secara daring. Peluang dalam pelaksanaan PKM
secara daring setidaknya terdiri dari 3 yaitu mampu menciptakan
percepatan adopsi teknologi informasi di tingkat desa, fleksibilitas
waktu pelaksanaan program PKM dan efisiensi pelaksanaan
program PKM.
Kata kunci — Desa, digital, pengabdian kepada masyarakat,
pemberdayaan masyarakat.
I. PENDAHULUAN
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
merupakan program yang telah disusun oleh institusi
pendidikan tinggi guna mengaktualisasikan keilmuan yang
didapatkan oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan
di perguruan tinggi kedalam dunia nyata [1]. PKM menjadi
program rutin yang harus dilaksanakan oleh para mahasiswa
yang menempuh pendidikan jenjang sarjana yang mana
kegiatan utamanya yaitu pelayanan kepada masyarakat yang
disusun dalam berbagai kegiatan.
PKM selama ini dilakukan secara langsung dalam artian
para mahasiswa yang menjadi peserta PKM mendatangi
lokasi kegiatan PKM yang banyak dilakukan di desa-desa.
Mahasiswa berinteraksi secara langsung dengan warga
masyarakat dan mengidentifikasi masalah yang ada untuk
kemudian disusun dan dijadikan masukan dalam
perencanaan program kegiatan PKM.
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir 2
(dua) tahun ini berimplikasi kepada berbagai hal mulai dari
ekonomi hingga kepada sosial budaya [2], termasuk
didalamnya berimplikasi kepada program PKM yang selama
ini dilaksanakan. Adanya batasan kegiatan masyarakat dan
larangan berkumpul dalam jumlah banyak serta keharusan
menerapkan protokol Kesehatan Covid-19, menjadikan
PKM menjadi sulit untuk diterapkan secara langsung yang
mana menghadirkan interaksi langsung antar mahasiswa dan
masyarakat dalam jumlah yang banyak [3].
Permasalahan dalam pelaksanaan PKM yang tidak
memungkinkan dilaksanakan secara langsung tersebut
kemudian digantikan dengan pelaksanaan PKM yang
dilaksanakan secara digital atau daring yang mana kegiatan
program PKM dilaksanakan dengan tanpa mempertemukan
secara langsung antara mahasiswa peserta PKM dengan
masyarakat.
PKM berbasis daring pada dasarnya menggunakan media
teknologi digital guna menghubungkan antara mahasiswa
peserta PKM dengan masyarakat yang pada umumnya
diselenggarakan secara teleconference yang mana
masyarakat dapat berkumpul secara terbatas di suatu tempat
maupun berada secara terpisah di tempat masing-masing
untuk secara daring terlibat dalam program PKM yang telah
disusun sebelumnya.
Pelaksanaan program PKM secara digital masih memiliki
kesamaan dengan program PKM yang dilaksanakan secara
langsung tatap muka yang mana keduanya bertujuan untuk
melayani masyarakat dalam bentuk pemberdayaan
masyarakat, sehingga peran mahasiswa yang mampu
berkontribusi positif bagi pemberdayaan masyarakat tetap
dapat dilaksanakan meskipun dalam keadaan atau kondisi
pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Pelaksanaan program PKM secara digital tentu saja tidak
sepenuhnya terlaksana sebagaimana tujuan yang telah
ditetapkan, tetapi memunculkan berbagai permasalahan
yang harus disikapi agar pelaksanaan program PKM secara
daring dapat diperbaiki kedepannya, baik itu permasalahan
yang menyangkut kepada substansi program PKM secara
daring, maupun permasalahan teknis seperti akses dan
jaringan internet.
Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka artikel
ini ditujukan guna menjelaskan masalah-masalah apa saja
yang dihadapi dalam pelaksanaan PKM secara daring,
peluang seperti apa yang akan didapat dalam pelaksanaan
Herdiana et al.
IJCCSISSN
497
program PKM secara daring, serta apa yang harus
dilaksanakan sebagai upaya untuk mengoptimalkan program
PKM berbasis daring dalam pemberdayaan masyarakat.
Ketiga hal tersebut diharapkan mampu menggambarkan
proses pelaksanaan program PKM berbasis daring yang
mampu berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di
desa.
II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang mana uraian dan analisis dilakukan secara
naratif berupa uraian kata-kata dan bukan kepada penyajian
hasil perhitungan statistik, hal ini sejalan dengan
pemahaman dari [4] yang menyatakan bahwa dalam
penelitian deskriptif maka penyajian data berupa uraian
kata-kata mengenai topik permasalahan yang tengah dikaji.
Sumber data terdiri dari sumber data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan baik
dari mahasiswa yang melaksanakan program PKM maupun
para dosen pendamping program PKM. Sumber data
sekunder terdiri dari buku, artikel jurnal dan sumber
referensi lainnya yang relevan dengan topik pembahasan
dalam artikel ini. Keseluruhan data yang diperoleh
dilakukan proses analisis data yang mana data akan di
check, re-check dan cross-check antar satu data dengan data
lainnya guna memperoleh keabsahan data [5].
III. PEMBAHASAN
Penjabaran dan analisis mengenai program PKM berbasis
daring dibagi kedalam 3 (tiga) bagian yaitu permasalahan
program berbasis daring, peluang pelaksanaan PKM
berbasis daring dan optimalisasi pelaksanaan PKM berbasis
daring dalam mmberdayakan masyarakat. Uraian secara
rinci mengenai ketiga bahasan ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Permasalahan Program PKM Berbasis Daring
Pelaksanaan kegiatan PKM secara daring secara empiris
memunculkan beberapa permasalahan yang mana
permasalahan tersebut berimplikasi kepada capaian yang
hendak dilaksanakan. Adapun permasalahan tersebut antara
lain yaitu:
Pertama, adanya keterbatasan aksesibilitas teknologi dan
informasi, hal ini menyangkut tingkat adopsi masyarakat
desa terhadap teknologi informasi. Masyarakat desa pada
umumnya menerima perkembangan teknologi informasi
serta memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari [6][7],
akan tetapi pemanfaatan tersebut belum dilakukan secara
optimal dan merata oleh seluruh masyarakat, semisal
penggunaan gawai elektronik (handphone) yang digunakan
untuk media komunikasi semata, belum kepada
memanfaatkan berbagai fitur yang ada dalam gawai
tersebut, hal lainnya yaitu tidak semua warga masyarakat
yang ada di desa memiliki gawai elektronik, sehingga bagi
sebagian masyarakat desa gawai elektronik bukan suatu
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditambah
dengan permasalahan infrastruktur teknologi di desa seperti
tidak stabilnya jaringan internet serta mahalnya biaya
pembelian kuota internet yang harus dilakukan secara
periodik [8].
Kondisi tersebut ketika dikaitkan dengan pelaksanaan
kegiatan PKM secara daring, maka tidak sedikit masyarakat
yang mempertanyakan seperti apa bentuk dari program
PKM secara daring tersebut, mengingat selama ini
pelaksanaan PKM dilakukan secara langsung dengan
mendatangi desa dan berinteraksi dengan masyarakat.
Masyarakat ketika menerima penjelasan mengenai
pelaksanaan PKM secara daring yang menghadirkan
mahasiswa secara virtual melalui video teleconference maka
menjadi tidak terbiasa dan mempertanyakan mengenai peran
serta langsung masyarakat dalam kegiatan PKM secara
daring tersebut.
Uraian pemahaman tersebut maka masyarakat yang ada di
desa masih belum terbiasa dalam mengikuti pelaksanaan
PKM secara daring, kedepannya upaya sosialisasi perlu
dilakukan secara berkelanjutan apabila model PKM secara
daring akan diterapkan di masa yang akan datang secara
berkesinambungan.
Kedua, terbatasnya program kegiatan yang dapat
dilaksanakan secara daring. Pelaksanaan PKM secara
langsung memiliki keleluasaan dalam menyusun berbagai
program sebagai upaya bentuk pemberdayaan masyarakat.
Hal ini yang menjadi kekurangan dalam pelaksanaan PKM
secara daring, kegiatan yang disusun terbatas kepada
sosialisasi, penyuluhan dan bentuk pemberdayaan
masyarakat lainnya secar virtual atau dilaksanakan melalui
teleconference, sehingga praktik yang biasa dilaksanakan
secara langsung semisal pengolahan sampah menjadi pupuk
organik, dan lain sebagainya menjadi sulit untuk
dipraktekan secara langsung.
Hal ini selain menjadi permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan PKM secara daring juga menjadi tantangan
baik bagi mahasiswa yang melaksanakan PKM secara
daring maupun bagi pemerintah desa untuk secara bersama-
sama mampu menyusun bentuk program apa saja yang dapat
dilaksanakan secara daring, sehingga program KKN tidak
hanya bersifat satu arah yaitu memberikan penyuluhan dari
mahasiswa dan tim ahli yang diundang sedangkan warga
masyarakat yang terlibat menjadi objek yang bersifat pasif
menerima penyampaian selama kegiatan PKM secara daring
berlangsung.
Ketiga, belum pastinya pengukuran keberhasilan
pelaksanaan program PKM secara daring. Hal ini menjadi
permasalahan dalam pelaksanaan program PKM secara
daring, apakah ukuran keberhasilannya adalah jumlah warga
masyarakat yang turut serta? Apakah jumlah warga
masyarakat yang memahami dan dapat mempraktekan dari
pada penyuluhan yang telah dilaksanakan. Apabila
pertanyaan yang kedua tersebut menjadi tolak ukur, maka
Herdiana et al.
IJCCSISSN
498
bagaimana cara menilai keberhasilan tersebut, sedangkan
pelaksanaan program PKM secara daring dilakukan tanpa
mempertemukan mahasiswa dengan masyarakat secara
langsung, dan mahasiswa tidak bisa melihat bagaimana
masyarakat mampu mempraktekan penyuluhan yang telah
dilaksanakan.
Pengukuran keberhasilan inilah yang mejadi sulit
dilakukan, meskipun begitu upaya pengukuran keberhasilan
harus tetap dilakukan guna menjadi bahan evaluasi dari
pelaksanaan program PKM secara daring, serta untuk
menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan program PKM
secara daring di masa yang akan datang.
B. Peluang Pelaksanaan PKM Berbasis Daring
Pelaksanaan program PKM secara daring yang
memunculkan beberapa permasalahan tidak harus dijadikan
dasar untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut di masa
yang akan datang, program PKM secara daring harus
disusun dan dirancang sebaik mungkin agar dapat
memberikan manfaat yang besar baik bagi mahasiswa
maupun bagi masyarakat yang ada di desa. Berikut adalah
beberapa peluang yang akan didapat sebagai dampak positif
dari pelaksanaan program PKM secara daring yang
dilaksanakan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan
apabila dibandingkan dengan program PKM yang dilakukan
secara langsung/tatap muka dengan masyarakat:
Pertama, mampu menciptakan percepatan adopsi
teknologi dan informasi di tingkat desa. Pelaksanaan PKM
secara daring menjadikan teknologi informasi sebagai media
dalam melakukan komunikasi antara mahasiswa dan
masyarakat, hal ini mengandung konsekuensi bahwa baik
mahasiswa maupun masyarakat harus dapat mampu
menjadikan teknologi informasi sebagai bagian dari
keberhasilan pelaksanaan PKM secara daring, hal ini
diharapkan mampu turut serta menyosialisasikan kepada
masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi
komunikasi, serta peran penting teknologi informasi dalam
kehidupan masyarakat saat ini.
Adanya peran mahasiswa dalam menyosialisasikan
teknologi komunikasi, maka diharapkan mampu
mempercepat adopsi teknologi komunikasi di tingkat desa,
terlebih lagi apabila program PKM secara daring dilakukan
secara berkelanjutan, maka diharapkan masyarakat akan
terbiasa dengan teknologi informasi dalam berbagai
kegiatan pemberdayaan masyarakat, sehingga menjadikan
teknologi informasi sebagai bagian yang dapat
mempermudah kehidupan masyarakat di tingkat desa.
Kedua, adanya fleksibilitas waktu pelaksanaan program
PKM. Pelaksanaan program PKM secara daring memiliki
fleksibilitas waktu, artinya baik mahasiswa maupun
masyarakat yang terlibat akan dapat saling berkomunikasi
mengenai waktu pelaksanaan tanpa terikat dengan tempat
pelaksanaan yang biasanya dilakukan di lingkungan kantor
desa yang mana harus dijadwalkan jauh hari sebelumnya
dan akan sulit apabila dilakukan perubahan, mengingat
tempat kegiatan akan digunakan oleh acara atau kegiatan
yang lainnya.
Pelaksanaan program PKM secara daring maka masing-
masing pihak yang terlibat dapat saling berdiskusi mengenai
waktu yang tepat, bahkan dapat dilaksanakan di luar jam
kerja mengingat dilakukan secara virtual melalui
teleconference yang mana para pihak yang terlibat dapat
mengikuti kegiatan PKM secara daring di mana saja. Hal
inilah yang menjadi kelebihan dari pelaksanaan program
PKM secara daring apabila dibandingkan dengan
pelaksanaan program yang dilaksanakan secara langsung
melalui tatap muka dengan masyarakat.
Ketiga, efisiensi pelaksanaan program PKM secara
daring. Pelaksanaan program PKM secara langsung dalam
praktiknya memerlukan biaya yang besar, hal ini
dikarenakan mahasiswa sebagai peserta PKM harus
mengeluarkan biaya untuk akomodasi ke tempat acara,
menyewa tempat hunian dan biaya konsumsi sehari-hari.
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan program PKM secara
daring yang mana mahasiswa sebagai peserta PKM tidak
harus ke desa yang dituju dan tinggal di desa tersebut,
sehingga secara finansial mampu mengurangi biaya yang
harus dikeluarkan dalam pelaksanaan program PKM secara
tatap muka.
Pelaksanaan program PKM secara daring juga tidak harus
mengumpulkan masyarakat dalam satu tempat tertentu dan
menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam suatu program pemberdayaan tertentu,
dalam program PKM secara daring adanya pemanfaatan
teknologi informasi dirasa akan memperkecil biaya yang
harus dikeluarkan yang selama ini ada dalam pelaksanaan
program PKM secara langsung. Berdasarkan kepada hal
tersebut maka pelaksanaan program PKM secara daring
mampu menciptakan efisiensi.
C. Optimalisasi Program PKM Berbasis Daring
Program PKM pada hakekatnya bertujuan untuk dapat
memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat yang
ada di desa. Adanya perubahan model pelaksanaan program
PKM yang dari awalanya dilaksanakan secara langsung
menjadi secara daring, sebagaimana dijelaskan di atas
memunculkan berbagai permasalahan sehingga perlu upaya
optimalisasi program PKM daring agar dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat. Beberapa hal yang perlu
diupayakan dalam upaya optimalisasi program PKM secara
daring dalam memberdayakan masyarakat di desa antar lain,
yaitu:
Pertama, identifikasi karakteristik dan kebutuhan
masyarakat berbasis digital. Setiap masyarakat desa
memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor mulai dari faktor nilai budaya, tingkat
pendidikan sampai dengan latar belakang mata pencaharian
warga masyarakat [9][10].
Karakteristik masyarakat yang beragam sebagaimana
dijelaskan di atas tersebut akan berimplikasi kepada
beragamnya kebutuhan masyarakat, semisal desa yang
Herdiana et al.
IJCCSISSN
499
memiliki karakteristik sebagai desa pertanian maka akan
membutuhkan pemberdayaan masyarakat bidang pertanian,
begitu juga dengan desa yang memiliki karakteristik sebagai
desa wisata, maka membutuhkan pemberdayaan masyarakat
bidang pariwisata. Identifikasi karakteristik masyarakat
menjadi penting sebab akan menghasilkan gambaran
mengenai kondisi dan situasi yang ada di desa tersebut [11].
Karakteristik desa yang penting diketahui dalam
pelaksanaan program PKM secara daring selain kepada
karakteristik yang sudah ada sebagaimana disebutkan di atas
seperti pendidikan dan latar belakang ekonomi, juga penting
diketahui mengenai karakteristik masyarakat dalam
penerimaan dan pemanfaatan teknologi informasi, sehingga
mahasiswa dalam melaksanakan program PKM berbasis
daring akan mengetahui seberapa banyak masyarakat yang
sudah menggunakan teknologi dan seberapa jauh utilitas
teknologi di lingkungan desa tersebut. Hal ini menjadi
penting dalam pelaksanaan program PKM berbasis daring
disebabkan oleh beberapa hal yang antara lain yaitu: 1).
Mengetahui bidang atau aspek mana dalam kehidupan
masyarakat yang sudah terbiasa memanfaatkan teknologi,
sehingga mejadi bahan masukan dalam penyusunan program
PKM berbasis daring. 2) Utilitas teknologi di desa akan
menggambarkan potensi desa berbasis daring dan kebutuhan
masyarakat yang menjadi bahan masukan dalam
menentukan skala prioritas penyusunan program PKM
berbasis daring. 3) Dijadikan dasar menentukan kebutuhan
sarana dan infrastruktur apa yang akan digunakan dalam
pelaksanaan program PKM berbasis daring.
Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka dengan
mengetahui karakteristik dan kebutuhan masyarakat, maka
program-program PKM yang disusun akan diterima dan
didukung oleh masyarakat yang pada akhirnya akan
memberikan hasil berupa pemberdayaan masyarakat.
Kedua, sosialisasi teknologi informasi bagi masyarakat.
Optimalisasi program PKM berbasis daring selain
didasarkan kepada karakteristik dan kebutuhan masyarakat,
juga dapat dilaksanakan dengan kegiatan sosialisasi
teknologi informasi, hal ini dapat diartikan bahwa adanya
kebijakan pemerintah untuk meningkatkan adopsi teknologi
informasi di tingkat desa harus di dukung oleh semua pihak,
termasuk didukung melalui program PKM berbasis daring.
Program-program yang selama ini dilaksanakan di desa
mengenai teknologi informasi, harus didukung dengan
menjadikannya sebagai bagian dari program PKM berbasis
daring. Dengan begitu akan tercipta satu keberlanjutan
program pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi
informasi.
Integrasi program tersebut juga akan menjadikan program
PKM berbasis daring diterima oleh masyarakat sebagai
bagian dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya,
sehingga masyarakat memiliki sikap menerima terhadap
kegiatan yang dilaksanakan dalam program PKM berbasis
daring. Berdasarkan kepada pemahaman tersebut, maka
diharapkan program PKM berbasis daring akan mampu
berjalan secara optimal dalam memberdayakan masyarakat.
Ketiga, sinergitas program PKM berbasis daring dengan
program pembangunan desa berbasis teknologi.
Optimalisasi program PKM berbasis daring dapat pula
didasarkan kepada program pembangunan yang tengah
dilaksanakan di desa, khususnya program-program
pembangunan yang memanfaatkan teknologi informasi
sehingga akan memunculkan sinergitas antara program
PKM berbasis daring dengan program pembangunan desa
yang menjadi agenda pemerintah desa.
Penyesuaian program PKM berbasis daring dengan
program pembangunan desa diharapkan akan memperoleh
manfaat ganda yang mana di satu sisi pemerintah desa akan
terbantu dalam mewujudkan program pembangunan desa
yang telah disusun sebelumnya dan kemudian di sisi lain,
program PKM berbasis daring itu sendiri akan didukung
sepenuhnya oleh pemerintah desa, sehingga akan
memudahkan dalam pelaksanaannya, dengan begitu maka
diharapkan akan menciptakan optimalisasi program PKM
berbasis daring yang mampu memberdayakan masyarakat
berbasis secara digital.
IV. KESIMPULAN
Pelaksanaan program PKM secara daring tidak hanya
merubah pola interaksi mahasiswa dan masyarakat desa
yang awalnya berinteraksi secara langsung menjadi
berinteraksi secara daring, akan tetapi perubahan tersebut
memunculkan beberapa permasalahan yang antara lain yaitu
terbatasnya aksesibilitas teknologi dan informasi,
terbatasnya program kegiatan yang dapat dilaksanakan
secara daring dan belum pastinya pengukuran keberhasilan
pelaksanaan program PKM secara daring.
Permasalahan dalam pelaksanaan program PKM secara
daring tidak serta merta menjadikan program tersebut tidak
memiliki peluang untuk diterapkan secara berkelanjutan,
program PKM secara daring setidaknya memiliki peluang
untuk dapat dikembangkan dan mampu menciptakan
dampak positif bagi masyarakat yang antar lain yaitu:
Pertama, mampu menciptakan percepatan adopsi teknologi
dan informasi di tingkat desa. Kedua, adanya fleksibilitas
waktu pelaksanaan program PKM dan efisiensi pelaksanaan
program PKM secara daring.
Upaya optimalisasi program PKM berbasis daring dalam
upaya pemberdayaan masyarakat setidaknya dapat
dilakukan melalui 3 (tiga) hal, yaitu: Pertama, identifikasi
kebutuhan masyarakat berbasis digital. Kedua, sosialisasi
teknologi informasi bagi masyarakat. Ketiga, sinergitas
program pembangunan desa berbasis teknologi. Dengan
adanya optimalisasi tersebut di atas, diharapkan mampu
mewujudkan program PKM yang mampu memberdayakan
masyarakat di desa.
DAFTAR ACUAN
[1] H. Anwar, "Peran perguruan tinggi dalam pengembangan
kepedulian sosial mahasiswa", Sosiohumanitas, XX(1):1–13,
Herdiana et al.
IJCCSISSN
500
2018
[2] E. Prasetya, "Dampak covid-19 sangat dirasakan masyarakat,
apalagi diberlakukan psbb", merdeka.com [cited 2020 Sep 22],
Available from: https://www.merdeka.com/peristiwa/dampak-
covid-19-sangat-dirasakan-masyarakat-apalagi-diberlakukan-
psbb.html
[3] A.U.A Umar , A.S.N Savitri, Y.S Pradani, Mutohar, and N.
Khamid, "Peranan kuliah kerja nyata sebagai wujud
pengabdian kepada masyarakat di tengah pandemi covid-19
(Studi Kasus IAIN Salatiga KKN 2021)", Jurnal Pengabdi
Kpd Masy, vol. 1(1):39–44, 2021.
[4] Sugiyono. "Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d",
Bandung: Alfabeta, pp 402, 2008.
[5] J.W Creswell, Qualitative Inquiry And Research Design:
Choosing Among Five Approaches, Thousand Oaks: Sage
Publications, 4 p, 2007
[6] I. Yusuf, "Analisis penggunaan teknologi informasi(internet)
terhadap masyarakat dikecamatan sigi biromaru kabupaten
sigi", Jurnal Katalogis, vol 4(9):125–36, 2014.
[7] H.S Wahyudi, "Sukmasari mp. teknologi kehidupan
masyarakat", Jurnal Analisa Sosiologi , vol 3(1):13–24, 2014.
[8] M. Badri, "Pembangunan perdesaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (studi pada gerakan desa
membangun)", Jurnal Risal, vol. 27(2):62–73, 2016.
[9] Angkasawati, "Masyarakat desa", Jurnal Publiciana, vol.
8(1):1–23, 2015.
[10]J.T. Haryanto, "Implementasi nilai-nilai budaya, sosial dan
lingkungan pengembangan desa wisata di provinsi
yogyakarta", J Kawistara, vol. 3(1):1–11, 2013.
[11] H. Turmudi, Desa dan Otonomi Asli (Studi tentang Perangkat
Desa Menuju Terciptanya Desa yang Berotonomi Asli,
Surakarta; 2017.

Contenu connexe

Tendances

Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014
Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014
Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014Election Commision
 
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Dadang Solihin
 
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Operator Warnet Vast Raha
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaYossy Suparyo
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikPeran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikOperator Warnet Vast Raha
 
Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Panji Kharisma Jaya
 
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...Operator Warnet Vast Raha
 
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...Kiki Florenzi
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanBeta Iriawan
 
PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK MENUJU DESA DIGITAL
 PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK  MENUJU DESA DIGITAL PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK  MENUJU DESA DIGITAL
PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK MENUJU DESA DIGITALGede Surya Mahendra
 
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaAngga Debby Frayudha
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipAnggit T A W
 
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015Joni Candra
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmTubagus Enoy
 

Tendances (20)

Proposal sid
Proposal sidProposal sid
Proposal sid
 
Proposal sid demit
Proposal sid demitProposal sid demit
Proposal sid demit
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014
Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014
Arah dan strategi kebijakan penanganan kampanye 2014
 
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
 
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
 
Strategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website DesaStrategi Mengelola Website Desa
Strategi Mengelola Website Desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikPeran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
 
Tugas mira
Tugas miraTugas mira
Tugas mira
 
Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016
 
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...
Karlina dampak pnpm-perdesaan_terhadap_pelayanan_pemerintahan_desa_di_wilayah...
 
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...
E-Government Untuk Peningkatan Tata Kelola Informasi dan Pelayanan Desa Jagal...
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaan
 
PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK MENUJU DESA DIGITAL
 PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK  MENUJU DESA DIGITAL PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK  MENUJU DESA DIGITAL
PENGADUAN ONLINE BERBASIS WEB (EC-RESOLVER) UNTUK MENUJU DESA DIGITAL
 
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
 
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya UndipBuku Pedoman KKN Posdaya Undip
Buku Pedoman KKN Posdaya Undip
 
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2015
 
kebijakan publik
kebijakan publikkebijakan publik
kebijakan publik
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpm
 

Similaire à Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat Desa Berbasis Digital

Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamil
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamilLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamil
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamilKKNTanjekwagir
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus surur
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus sururLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus surur
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus sururKKNTanjekwagir
 
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...apriliadwis
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...KKNTanjekwagir
 
public relation itu asik
public relation itu asikpublic relation itu asik
public relation itu asikMekaKemit
 
seminar proposal sarjana program BPUM.pptx
seminar proposal sarjana program BPUM.pptxseminar proposal sarjana program BPUM.pptx
seminar proposal sarjana program BPUM.pptxanisakhairoza
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisal
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisalLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisal
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisalKKNTanjekwagir
 
7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 okjuragan
 
Implementasi mobile frontend (final edited)
Implementasi mobile frontend (final edited)Implementasi mobile frontend (final edited)
Implementasi mobile frontend (final edited)Dony Riyanto
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxGrhyssmg
 
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdf
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdfMateri Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdf
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdfFulkAyubbi
 
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan SosialIntegrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosialluthfia30
 
Proposal penawaran mppl b
Proposal penawaran   mppl bProposal penawaran   mppl b
Proposal penawaran mppl bWinda Dwiastini
 
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002MarimanSp
 
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxv2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxGunawanWicaksono26
 

Similaire à Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat Desa Berbasis Digital (20)

Full Pepper E musrenbang.docx
Full Pepper E musrenbang.docxFull Pepper E musrenbang.docx
Full Pepper E musrenbang.docx
 
Implementasi Portal Warga Dengan Google Sites Pada RW 018
Implementasi Portal Warga Dengan Google Sites Pada RW 018Implementasi Portal Warga Dengan Google Sites Pada RW 018
Implementasi Portal Warga Dengan Google Sites Pada RW 018
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamil
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamilLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamil
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh fatahul insanul kamil
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus surur
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus sururLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus surur
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh muhammad miftakhus surur
 
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...
PENGARUH LITERASI DIGITAL TERHADAP KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MOB...
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
 
public relation itu asik
public relation itu asikpublic relation itu asik
public relation itu asik
 
seminar proposal sarjana program BPUM.pptx
seminar proposal sarjana program BPUM.pptxseminar proposal sarjana program BPUM.pptx
seminar proposal sarjana program BPUM.pptx
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisal
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisalLaporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisal
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh achmad faisal
 
7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok
 
Implementasi mobile frontend (final edited)
Implementasi mobile frontend (final edited)Implementasi mobile frontend (final edited)
Implementasi mobile frontend (final edited)
 
E-samsat indonesia
E-samsat indonesiaE-samsat indonesia
E-samsat indonesia
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
 
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
 
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdf
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdfMateri Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdf
Materi Muh Husyain Rifai_Program Kerja KKN.pdf
 
Sim paud
Sim paudSim paud
Sim paud
 
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan SosialIntegrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Integrasi Teknologi Komunikasi Ke dalam Praktik Pekerjaan Sosial
 
Proposal penawaran mppl b
Proposal penawaran   mppl bProposal penawaran   mppl b
Proposal penawaran mppl b
 
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002
Ppm si pada penyuluhan pertanian mariman_2020021002
 
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxv2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
 

Plus de Dian Herdiana

Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangMasa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangDian Herdiana
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahDian Herdiana
 
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangSanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangDian Herdiana
 
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikPemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikDian Herdiana
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikDian Herdiana
 
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADPedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADDian Herdiana
 
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam caftaKebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam caftaDian Herdiana
 
Tugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenTugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenDian Herdiana
 
Evaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinEvaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinDian Herdiana
 
Pengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahPengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahDian Herdiana
 

Plus de Dian Herdiana (13)

Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangMasa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerah
 
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangSanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
 
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikPemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan Publik
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
 
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADPedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
 
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam caftaKebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta
Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta
 
Tugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenTugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. Korten
 
Evaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinEvaluasi Program Raskin
Evaluasi Program Raskin
 
Pengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahPengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerah
 
Pedoman umum-unpad
Pedoman umum-unpadPedoman umum-unpad
Pedoman umum-unpad
 

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat Desa Berbasis Digital

  • 1. Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK) 2021 P-ISSN : 2338-2899 E-ISSN: 2807-1271 496 Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat Desa Berbasis Digital Dian Herdiana1 , Wieky Rusmanto2 , dan Koko Enang3 1 Jurusan Hukum Ekonomi Syari`ah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2,3 Jurusan Administrasi Publik ,Univeristas Nurtanio Email Corespondent: dianherdiana@uinsgd.ac.id Abstract — This article analyzes the problems and opportunities in the implementation of online PKM (community service programs), as well as efforts to optimize the PKM program in empowering rural communities. The research method used is descriptive research method with a qualitative approach. The results of the study revealed that there are at least 3 problems in the implementation of the online PKM program, namely the accessibility of IT, limited online-based activity programs, and the uncertain of success measurement of the online PKM. Opportunities in implementing online PKM consist of at least 3 namely being able to accelerate the adoption of IT, flexibility and efficiency in implementing PKM. Keyword — Community empowerment, community service, digital, villages. Abstrak — Artikel ini mengkaji masalah dan peluang dalam penyelenggaraan PKM secara daring, serta optimalisasi program PKM tersebut dalam pemberdayaan masyarakat desa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa setidaknya terdapat 3 permasalahan dalam pelaksanaan program PKM secara daring, yaitu aksesibilitas teknologi dan informasi, terbatasnya program kegiatan yang dapat dilaksanakan secara daring dan belum pastinya pengukuran keberhasilan pelaksanaan program PKM secara daring. Peluang dalam pelaksanaan PKM secara daring setidaknya terdiri dari 3 yaitu mampu menciptakan percepatan adopsi teknologi informasi di tingkat desa, fleksibilitas waktu pelaksanaan program PKM dan efisiensi pelaksanaan program PKM. Kata kunci — Desa, digital, pengabdian kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat. I. PENDAHULUAN Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan program yang telah disusun oleh institusi pendidikan tinggi guna mengaktualisasikan keilmuan yang didapatkan oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi kedalam dunia nyata [1]. PKM menjadi program rutin yang harus dilaksanakan oleh para mahasiswa yang menempuh pendidikan jenjang sarjana yang mana kegiatan utamanya yaitu pelayanan kepada masyarakat yang disusun dalam berbagai kegiatan. PKM selama ini dilakukan secara langsung dalam artian para mahasiswa yang menjadi peserta PKM mendatangi lokasi kegiatan PKM yang banyak dilakukan di desa-desa. Mahasiswa berinteraksi secara langsung dengan warga masyarakat dan mengidentifikasi masalah yang ada untuk kemudian disusun dan dijadikan masukan dalam perencanaan program kegiatan PKM. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir 2 (dua) tahun ini berimplikasi kepada berbagai hal mulai dari ekonomi hingga kepada sosial budaya [2], termasuk didalamnya berimplikasi kepada program PKM yang selama ini dilaksanakan. Adanya batasan kegiatan masyarakat dan larangan berkumpul dalam jumlah banyak serta keharusan menerapkan protokol Kesehatan Covid-19, menjadikan PKM menjadi sulit untuk diterapkan secara langsung yang mana menghadirkan interaksi langsung antar mahasiswa dan masyarakat dalam jumlah yang banyak [3]. Permasalahan dalam pelaksanaan PKM yang tidak memungkinkan dilaksanakan secara langsung tersebut kemudian digantikan dengan pelaksanaan PKM yang dilaksanakan secara digital atau daring yang mana kegiatan program PKM dilaksanakan dengan tanpa mempertemukan secara langsung antara mahasiswa peserta PKM dengan masyarakat. PKM berbasis daring pada dasarnya menggunakan media teknologi digital guna menghubungkan antara mahasiswa peserta PKM dengan masyarakat yang pada umumnya diselenggarakan secara teleconference yang mana masyarakat dapat berkumpul secara terbatas di suatu tempat maupun berada secara terpisah di tempat masing-masing untuk secara daring terlibat dalam program PKM yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan program PKM secara digital masih memiliki kesamaan dengan program PKM yang dilaksanakan secara langsung tatap muka yang mana keduanya bertujuan untuk melayani masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, sehingga peran mahasiswa yang mampu berkontribusi positif bagi pemberdayaan masyarakat tetap dapat dilaksanakan meskipun dalam keadaan atau kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Pelaksanaan program PKM secara digital tentu saja tidak sepenuhnya terlaksana sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan, tetapi memunculkan berbagai permasalahan yang harus disikapi agar pelaksanaan program PKM secara daring dapat diperbaiki kedepannya, baik itu permasalahan yang menyangkut kepada substansi program PKM secara daring, maupun permasalahan teknis seperti akses dan jaringan internet. Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka artikel ini ditujukan guna menjelaskan masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan PKM secara daring, peluang seperti apa yang akan didapat dalam pelaksanaan
  • 2. Herdiana et al. IJCCSISSN 497 program PKM secara daring, serta apa yang harus dilaksanakan sebagai upaya untuk mengoptimalkan program PKM berbasis daring dalam pemberdayaan masyarakat. Ketiga hal tersebut diharapkan mampu menggambarkan proses pelaksanaan program PKM berbasis daring yang mampu berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di desa. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mana uraian dan analisis dilakukan secara naratif berupa uraian kata-kata dan bukan kepada penyajian hasil perhitungan statistik, hal ini sejalan dengan pemahaman dari [4] yang menyatakan bahwa dalam penelitian deskriptif maka penyajian data berupa uraian kata-kata mengenai topik permasalahan yang tengah dikaji. Sumber data terdiri dari sumber data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan baik dari mahasiswa yang melaksanakan program PKM maupun para dosen pendamping program PKM. Sumber data sekunder terdiri dari buku, artikel jurnal dan sumber referensi lainnya yang relevan dengan topik pembahasan dalam artikel ini. Keseluruhan data yang diperoleh dilakukan proses analisis data yang mana data akan di check, re-check dan cross-check antar satu data dengan data lainnya guna memperoleh keabsahan data [5]. III. PEMBAHASAN Penjabaran dan analisis mengenai program PKM berbasis daring dibagi kedalam 3 (tiga) bagian yaitu permasalahan program berbasis daring, peluang pelaksanaan PKM berbasis daring dan optimalisasi pelaksanaan PKM berbasis daring dalam mmberdayakan masyarakat. Uraian secara rinci mengenai ketiga bahasan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Permasalahan Program PKM Berbasis Daring Pelaksanaan kegiatan PKM secara daring secara empiris memunculkan beberapa permasalahan yang mana permasalahan tersebut berimplikasi kepada capaian yang hendak dilaksanakan. Adapun permasalahan tersebut antara lain yaitu: Pertama, adanya keterbatasan aksesibilitas teknologi dan informasi, hal ini menyangkut tingkat adopsi masyarakat desa terhadap teknologi informasi. Masyarakat desa pada umumnya menerima perkembangan teknologi informasi serta memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari [6][7], akan tetapi pemanfaatan tersebut belum dilakukan secara optimal dan merata oleh seluruh masyarakat, semisal penggunaan gawai elektronik (handphone) yang digunakan untuk media komunikasi semata, belum kepada memanfaatkan berbagai fitur yang ada dalam gawai tersebut, hal lainnya yaitu tidak semua warga masyarakat yang ada di desa memiliki gawai elektronik, sehingga bagi sebagian masyarakat desa gawai elektronik bukan suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditambah dengan permasalahan infrastruktur teknologi di desa seperti tidak stabilnya jaringan internet serta mahalnya biaya pembelian kuota internet yang harus dilakukan secara periodik [8]. Kondisi tersebut ketika dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan PKM secara daring, maka tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan seperti apa bentuk dari program PKM secara daring tersebut, mengingat selama ini pelaksanaan PKM dilakukan secara langsung dengan mendatangi desa dan berinteraksi dengan masyarakat. Masyarakat ketika menerima penjelasan mengenai pelaksanaan PKM secara daring yang menghadirkan mahasiswa secara virtual melalui video teleconference maka menjadi tidak terbiasa dan mempertanyakan mengenai peran serta langsung masyarakat dalam kegiatan PKM secara daring tersebut. Uraian pemahaman tersebut maka masyarakat yang ada di desa masih belum terbiasa dalam mengikuti pelaksanaan PKM secara daring, kedepannya upaya sosialisasi perlu dilakukan secara berkelanjutan apabila model PKM secara daring akan diterapkan di masa yang akan datang secara berkesinambungan. Kedua, terbatasnya program kegiatan yang dapat dilaksanakan secara daring. Pelaksanaan PKM secara langsung memiliki keleluasaan dalam menyusun berbagai program sebagai upaya bentuk pemberdayaan masyarakat. Hal ini yang menjadi kekurangan dalam pelaksanaan PKM secara daring, kegiatan yang disusun terbatas kepada sosialisasi, penyuluhan dan bentuk pemberdayaan masyarakat lainnya secar virtual atau dilaksanakan melalui teleconference, sehingga praktik yang biasa dilaksanakan secara langsung semisal pengolahan sampah menjadi pupuk organik, dan lain sebagainya menjadi sulit untuk dipraktekan secara langsung. Hal ini selain menjadi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PKM secara daring juga menjadi tantangan baik bagi mahasiswa yang melaksanakan PKM secara daring maupun bagi pemerintah desa untuk secara bersama- sama mampu menyusun bentuk program apa saja yang dapat dilaksanakan secara daring, sehingga program KKN tidak hanya bersifat satu arah yaitu memberikan penyuluhan dari mahasiswa dan tim ahli yang diundang sedangkan warga masyarakat yang terlibat menjadi objek yang bersifat pasif menerima penyampaian selama kegiatan PKM secara daring berlangsung. Ketiga, belum pastinya pengukuran keberhasilan pelaksanaan program PKM secara daring. Hal ini menjadi permasalahan dalam pelaksanaan program PKM secara daring, apakah ukuran keberhasilannya adalah jumlah warga masyarakat yang turut serta? Apakah jumlah warga masyarakat yang memahami dan dapat mempraktekan dari pada penyuluhan yang telah dilaksanakan. Apabila pertanyaan yang kedua tersebut menjadi tolak ukur, maka
  • 3. Herdiana et al. IJCCSISSN 498 bagaimana cara menilai keberhasilan tersebut, sedangkan pelaksanaan program PKM secara daring dilakukan tanpa mempertemukan mahasiswa dengan masyarakat secara langsung, dan mahasiswa tidak bisa melihat bagaimana masyarakat mampu mempraktekan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Pengukuran keberhasilan inilah yang mejadi sulit dilakukan, meskipun begitu upaya pengukuran keberhasilan harus tetap dilakukan guna menjadi bahan evaluasi dari pelaksanaan program PKM secara daring, serta untuk menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan program PKM secara daring di masa yang akan datang. B. Peluang Pelaksanaan PKM Berbasis Daring Pelaksanaan program PKM secara daring yang memunculkan beberapa permasalahan tidak harus dijadikan dasar untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut di masa yang akan datang, program PKM secara daring harus disusun dan dirancang sebaik mungkin agar dapat memberikan manfaat yang besar baik bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat yang ada di desa. Berikut adalah beberapa peluang yang akan didapat sebagai dampak positif dari pelaksanaan program PKM secara daring yang dilaksanakan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan apabila dibandingkan dengan program PKM yang dilakukan secara langsung/tatap muka dengan masyarakat: Pertama, mampu menciptakan percepatan adopsi teknologi dan informasi di tingkat desa. Pelaksanaan PKM secara daring menjadikan teknologi informasi sebagai media dalam melakukan komunikasi antara mahasiswa dan masyarakat, hal ini mengandung konsekuensi bahwa baik mahasiswa maupun masyarakat harus dapat mampu menjadikan teknologi informasi sebagai bagian dari keberhasilan pelaksanaan PKM secara daring, hal ini diharapkan mampu turut serta menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi komunikasi, serta peran penting teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Adanya peran mahasiswa dalam menyosialisasikan teknologi komunikasi, maka diharapkan mampu mempercepat adopsi teknologi komunikasi di tingkat desa, terlebih lagi apabila program PKM secara daring dilakukan secara berkelanjutan, maka diharapkan masyarakat akan terbiasa dengan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, sehingga menjadikan teknologi informasi sebagai bagian yang dapat mempermudah kehidupan masyarakat di tingkat desa. Kedua, adanya fleksibilitas waktu pelaksanaan program PKM. Pelaksanaan program PKM secara daring memiliki fleksibilitas waktu, artinya baik mahasiswa maupun masyarakat yang terlibat akan dapat saling berkomunikasi mengenai waktu pelaksanaan tanpa terikat dengan tempat pelaksanaan yang biasanya dilakukan di lingkungan kantor desa yang mana harus dijadwalkan jauh hari sebelumnya dan akan sulit apabila dilakukan perubahan, mengingat tempat kegiatan akan digunakan oleh acara atau kegiatan yang lainnya. Pelaksanaan program PKM secara daring maka masing- masing pihak yang terlibat dapat saling berdiskusi mengenai waktu yang tepat, bahkan dapat dilaksanakan di luar jam kerja mengingat dilakukan secara virtual melalui teleconference yang mana para pihak yang terlibat dapat mengikuti kegiatan PKM secara daring di mana saja. Hal inilah yang menjadi kelebihan dari pelaksanaan program PKM secara daring apabila dibandingkan dengan pelaksanaan program yang dilaksanakan secara langsung melalui tatap muka dengan masyarakat. Ketiga, efisiensi pelaksanaan program PKM secara daring. Pelaksanaan program PKM secara langsung dalam praktiknya memerlukan biaya yang besar, hal ini dikarenakan mahasiswa sebagai peserta PKM harus mengeluarkan biaya untuk akomodasi ke tempat acara, menyewa tempat hunian dan biaya konsumsi sehari-hari. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan program PKM secara daring yang mana mahasiswa sebagai peserta PKM tidak harus ke desa yang dituju dan tinggal di desa tersebut, sehingga secara finansial mampu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan program PKM secara tatap muka. Pelaksanaan program PKM secara daring juga tidak harus mengumpulkan masyarakat dalam satu tempat tertentu dan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam suatu program pemberdayaan tertentu, dalam program PKM secara daring adanya pemanfaatan teknologi informasi dirasa akan memperkecil biaya yang harus dikeluarkan yang selama ini ada dalam pelaksanaan program PKM secara langsung. Berdasarkan kepada hal tersebut maka pelaksanaan program PKM secara daring mampu menciptakan efisiensi. C. Optimalisasi Program PKM Berbasis Daring Program PKM pada hakekatnya bertujuan untuk dapat memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat yang ada di desa. Adanya perubahan model pelaksanaan program PKM yang dari awalanya dilaksanakan secara langsung menjadi secara daring, sebagaimana dijelaskan di atas memunculkan berbagai permasalahan sehingga perlu upaya optimalisasi program PKM daring agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Beberapa hal yang perlu diupayakan dalam upaya optimalisasi program PKM secara daring dalam memberdayakan masyarakat di desa antar lain, yaitu: Pertama, identifikasi karakteristik dan kebutuhan masyarakat berbasis digital. Setiap masyarakat desa memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari faktor nilai budaya, tingkat pendidikan sampai dengan latar belakang mata pencaharian warga masyarakat [9][10]. Karakteristik masyarakat yang beragam sebagaimana dijelaskan di atas tersebut akan berimplikasi kepada beragamnya kebutuhan masyarakat, semisal desa yang
  • 4. Herdiana et al. IJCCSISSN 499 memiliki karakteristik sebagai desa pertanian maka akan membutuhkan pemberdayaan masyarakat bidang pertanian, begitu juga dengan desa yang memiliki karakteristik sebagai desa wisata, maka membutuhkan pemberdayaan masyarakat bidang pariwisata. Identifikasi karakteristik masyarakat menjadi penting sebab akan menghasilkan gambaran mengenai kondisi dan situasi yang ada di desa tersebut [11]. Karakteristik desa yang penting diketahui dalam pelaksanaan program PKM secara daring selain kepada karakteristik yang sudah ada sebagaimana disebutkan di atas seperti pendidikan dan latar belakang ekonomi, juga penting diketahui mengenai karakteristik masyarakat dalam penerimaan dan pemanfaatan teknologi informasi, sehingga mahasiswa dalam melaksanakan program PKM berbasis daring akan mengetahui seberapa banyak masyarakat yang sudah menggunakan teknologi dan seberapa jauh utilitas teknologi di lingkungan desa tersebut. Hal ini menjadi penting dalam pelaksanaan program PKM berbasis daring disebabkan oleh beberapa hal yang antara lain yaitu: 1). Mengetahui bidang atau aspek mana dalam kehidupan masyarakat yang sudah terbiasa memanfaatkan teknologi, sehingga mejadi bahan masukan dalam penyusunan program PKM berbasis daring. 2) Utilitas teknologi di desa akan menggambarkan potensi desa berbasis daring dan kebutuhan masyarakat yang menjadi bahan masukan dalam menentukan skala prioritas penyusunan program PKM berbasis daring. 3) Dijadikan dasar menentukan kebutuhan sarana dan infrastruktur apa yang akan digunakan dalam pelaksanaan program PKM berbasis daring. Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka dengan mengetahui karakteristik dan kebutuhan masyarakat, maka program-program PKM yang disusun akan diterima dan didukung oleh masyarakat yang pada akhirnya akan memberikan hasil berupa pemberdayaan masyarakat. Kedua, sosialisasi teknologi informasi bagi masyarakat. Optimalisasi program PKM berbasis daring selain didasarkan kepada karakteristik dan kebutuhan masyarakat, juga dapat dilaksanakan dengan kegiatan sosialisasi teknologi informasi, hal ini dapat diartikan bahwa adanya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan adopsi teknologi informasi di tingkat desa harus di dukung oleh semua pihak, termasuk didukung melalui program PKM berbasis daring. Program-program yang selama ini dilaksanakan di desa mengenai teknologi informasi, harus didukung dengan menjadikannya sebagai bagian dari program PKM berbasis daring. Dengan begitu akan tercipta satu keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi informasi. Integrasi program tersebut juga akan menjadikan program PKM berbasis daring diterima oleh masyarakat sebagai bagian dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya, sehingga masyarakat memiliki sikap menerima terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam program PKM berbasis daring. Berdasarkan kepada pemahaman tersebut, maka diharapkan program PKM berbasis daring akan mampu berjalan secara optimal dalam memberdayakan masyarakat. Ketiga, sinergitas program PKM berbasis daring dengan program pembangunan desa berbasis teknologi. Optimalisasi program PKM berbasis daring dapat pula didasarkan kepada program pembangunan yang tengah dilaksanakan di desa, khususnya program-program pembangunan yang memanfaatkan teknologi informasi sehingga akan memunculkan sinergitas antara program PKM berbasis daring dengan program pembangunan desa yang menjadi agenda pemerintah desa. Penyesuaian program PKM berbasis daring dengan program pembangunan desa diharapkan akan memperoleh manfaat ganda yang mana di satu sisi pemerintah desa akan terbantu dalam mewujudkan program pembangunan desa yang telah disusun sebelumnya dan kemudian di sisi lain, program PKM berbasis daring itu sendiri akan didukung sepenuhnya oleh pemerintah desa, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, dengan begitu maka diharapkan akan menciptakan optimalisasi program PKM berbasis daring yang mampu memberdayakan masyarakat berbasis secara digital. IV. KESIMPULAN Pelaksanaan program PKM secara daring tidak hanya merubah pola interaksi mahasiswa dan masyarakat desa yang awalnya berinteraksi secara langsung menjadi berinteraksi secara daring, akan tetapi perubahan tersebut memunculkan beberapa permasalahan yang antara lain yaitu terbatasnya aksesibilitas teknologi dan informasi, terbatasnya program kegiatan yang dapat dilaksanakan secara daring dan belum pastinya pengukuran keberhasilan pelaksanaan program PKM secara daring. Permasalahan dalam pelaksanaan program PKM secara daring tidak serta merta menjadikan program tersebut tidak memiliki peluang untuk diterapkan secara berkelanjutan, program PKM secara daring setidaknya memiliki peluang untuk dapat dikembangkan dan mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat yang antar lain yaitu: Pertama, mampu menciptakan percepatan adopsi teknologi dan informasi di tingkat desa. Kedua, adanya fleksibilitas waktu pelaksanaan program PKM dan efisiensi pelaksanaan program PKM secara daring. Upaya optimalisasi program PKM berbasis daring dalam upaya pemberdayaan masyarakat setidaknya dapat dilakukan melalui 3 (tiga) hal, yaitu: Pertama, identifikasi kebutuhan masyarakat berbasis digital. Kedua, sosialisasi teknologi informasi bagi masyarakat. Ketiga, sinergitas program pembangunan desa berbasis teknologi. Dengan adanya optimalisasi tersebut di atas, diharapkan mampu mewujudkan program PKM yang mampu memberdayakan masyarakat di desa. DAFTAR ACUAN [1] H. Anwar, "Peran perguruan tinggi dalam pengembangan kepedulian sosial mahasiswa", Sosiohumanitas, XX(1):1–13,
  • 5. Herdiana et al. IJCCSISSN 500 2018 [2] E. Prasetya, "Dampak covid-19 sangat dirasakan masyarakat, apalagi diberlakukan psbb", merdeka.com [cited 2020 Sep 22], Available from: https://www.merdeka.com/peristiwa/dampak- covid-19-sangat-dirasakan-masyarakat-apalagi-diberlakukan- psbb.html [3] A.U.A Umar , A.S.N Savitri, Y.S Pradani, Mutohar, and N. Khamid, "Peranan kuliah kerja nyata sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat di tengah pandemi covid-19 (Studi Kasus IAIN Salatiga KKN 2021)", Jurnal Pengabdi Kpd Masy, vol. 1(1):39–44, 2021. [4] Sugiyono. "Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d", Bandung: Alfabeta, pp 402, 2008. [5] J.W Creswell, Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Approaches, Thousand Oaks: Sage Publications, 4 p, 2007 [6] I. Yusuf, "Analisis penggunaan teknologi informasi(internet) terhadap masyarakat dikecamatan sigi biromaru kabupaten sigi", Jurnal Katalogis, vol 4(9):125–36, 2014. [7] H.S Wahyudi, "Sukmasari mp. teknologi kehidupan masyarakat", Jurnal Analisa Sosiologi , vol 3(1):13–24, 2014. [8] M. Badri, "Pembangunan perdesaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (studi pada gerakan desa membangun)", Jurnal Risal, vol. 27(2):62–73, 2016. [9] Angkasawati, "Masyarakat desa", Jurnal Publiciana, vol. 8(1):1–23, 2015. [10]J.T. Haryanto, "Implementasi nilai-nilai budaya, sosial dan lingkungan pengembangan desa wisata di provinsi yogyakarta", J Kawistara, vol. 3(1):1–11, 2013. [11] H. Turmudi, Desa dan Otonomi Asli (Studi tentang Perangkat Desa Menuju Terciptanya Desa yang Berotonomi Asli, Surakarta; 2017.