SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
FILOSOFI PENEREJEMAHAN
Agung Prasetyo
BACKGROUND
Pendekatan filosofis pada penerjemahan bertujuan
untuk mengungkap esensi tindak translasi. Filosofis
modern berusaha dikenalkan oleh beberapa ahli
seperti
 George Steniner yang menguji teori penafsiran
makna,
 Ezra Pound terkait kekuatan bahasa (language
energy)
 Walter Benjamin tentang tugas penerjemah terkati
kemurnian teks
 Derrida tentang hubungan keterkaitan
penerjemahan dekonstruksi (metode pembacaan
teks)
STEINER: TEORI HERMENEUTIC
Steiner mendifinisikan Pendekatan Hermeneuitic
(hermeneutic approach) adalah teori penafsiran makna
yaitu dengan melakukan investigasi makna untuk
pemahaman teks lisan atau tulisan. Teori ini digunakan
untuk mengdiaknosa proses pemahaman makna dan
arti yang tepat
Steniner telah memfokuskan pada fungsi psikologi dan
intelektual penerjemahan
Konsep penerjemahan bukan sebagai ilmu tetapi sebagai
seni yang pasti (an exact art)
Hermeutic motion teridiri dari empat bagian yaitu (1)
initiative trust; (2) aggression (or penetration); (3)
incorporation (or embodiment); and (4) compensation
(or restitution).
STEINER: TEORI HERMENEUTIC
1. Initiative trust (kepercayaan inisiatif), Langkah pertama
dalam penerjemahan adalah ‘investment of belief’ yaitu
yakin dan percaya bahwa ST (source text) dapat dipahami.
Seperti halnya pada penerjemahan ST diasumsikan sebagai
sesuatu yang nyata dan dapat diterjemahkan. Pada tahap ini
tidak memperhatikan rima dan kata non komunikatif yang
mungkin saja tidak terjemahkan. Tahap ini mengandung dua
resiko.
 Kata terjemahan bisa berarti memiliki arti segalanya (mencakup
banyak arti) seperti terjemahan Alkitab pada abad pertengahan
untuk dapat menyampaikan semua pesan secara keseluruhan.
 Kata terjemahan bisa berarti tidak memiliki arti karena bentuk
dan arti sangat berkaitan erat sehingga kata tidak diterjemahkan.
2. Aggression (agresi/ penetrasi), Langkah kedua, Penerjemahan
mengambi makna inti (extract) dari ST. Dengan penetrasi atau
menemukan makna agar dapat dipahami (dibaca) oleh pembaca
target.
3. Incorporartion, bahasa sumber yang telah diambil intinya kemudian
di bawa ke target laguage (TL) yang memiliki kata atau istilah dan
makna sendiri. Pada tahap ini terjadi dua kutub yang berbeda
antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Terdapat kemungkinan
terjadi ketidaksaaman budaya bahkan membutuhkan usaha yang
sangat keras untuk menerjemahkan, maka diperlukan kreatfitas
untuk memproduksi bahasa target. Juga perlu diperhatikan pula
terjadinya bahaya ketidakseimbangan makna.
4. Compensastion (Kompensasi), Timbal balik dari inti penerjemahan
terhadap budaya target yang tidak bertentang dengan dengan ST.
Bisa saja teks hilang atau ditambahkan sebagai konskekuensi
transfer.
EZRA POUND: ENERGI BAHASA
Pound berusaha menemukan energi bahasa dengan
menguji, meneliti, mencermati kualitas ekpresi bahasa.
Mencermati energi bahasa melalui kejelasan rima, suara,
dan bentuk terjemahan.
Pound melakukan ekperimen dan explorasi puisi untuk
memberikan inspirasi pada penerjemah yang lainya
dengan melihat ide pada karya sastra
Penerjemahan didiskripsikan sebagai alat dalam
perjuangan budaya (Gentzler 2001: 28). Melalui kritik
terjemahan dan bentuk terjemahan yang kreatif juga
mempengaruhi hasilnya pada karya sastra.
WALTER BENJAMIN: TUGAS PENERJEMAH
 Penerjemahan yang sebenarnya bersifat
transparan, tidak menutup - nutupi, menampilkan
bahasa yang murni agar makna tersampaikan
sepenuhnya.
 Terjemahan yang baik harus bisa
mengekspresikan hubungan antara dua bahasa,
sehingga ditemukan keseraisan dari perbedaan
bahasa.
 Diperlukan kreativitas dan pengembangan
penerjemahan untuk berkontribusi pada dua
bahasa tersebut. Pada akhirnya hasil terjemahan
dapat mencapai semua aspek termasuk unsur
sintak, kata, dan kalimat sebagai element utama
pada penerjemahan.
DERRIDA: DESCONSTRUCTION
 Deconstuction merupakan tindakan apa yang
dilakukan terhadap bahasa, pengalaman, dan
norma kemungkinan pada komunikasi manusia
(Cristopher Norris)
 Dekonstruksi membongkar beberapa asumsi kunci
ilmu bahasa, dimulai dari divisi yang jelas yang
dicetuskan oleh Saussure tentang tertanda dan
penanda dan konsep yang mendefinisikan,
menangkap, dan menyetabilkan makna
 Derrida menyimpukan dekonstruksi adalah
tindakan subjek yang membongkar suatu objek
yang tersusun dari berbagai unsur yang memang
layak dibongkar.
 Terkait penerjemahan, Derrida meragukan teori
Jakobson tentang pembagian 3 jenis penerjemahan
yaitu interlingual, intralingual, dan intersemiotik.
 Derrida menunjukkan ketidaklogisan definisi
Jakobson tentang penerjemahan interlingual
 Derrida beursaha untuk mengimplementasikan
penerjemahan sebagai konsep dan praktek
yang merefleksikan hasil teori- teori dan
penerjemah untuk memproduksi sintak, leksikon,
dan tipografi ke dalam bentuk bahasa Inggris
(Venuti in Derrida: 2001: 174-200)
 Strategi foreignisasi dapat dijadikan contoh dengan
beberapa cara sebagai berikut:
 Perubahan tanda baca, menghilangkan huruf miring,
menambahkan tanda kurung, dan tanda kutip pada
isitilah teknis yang penting
 Menambhkan akhiran, métaphorique a menjadi
metaphorrather dari metaphorics
 Hilangnya presisi dalam terjemahan dari istilah
linguistik dan filsafat : effet, valeur dan articulationare
diberikan sebagai fenomena, dan gagasan bersama;
 Perubahan urutan sintaksis dan diskursif;
 Kegagalan untuk menciptakan peran kata: terjemahan
lebih pada metafora
STUDY KASUS 1
 Puisi ini disebut Beowulf (puisi epic) yang diterjemahkan
dari Anglo-saxion (bahsa Inggris kuno yang berasal dari
Jerman) dan Scandinavia
 mencoba untuk menerjemahkan puisi berdasarkan
strategi penerjemahanya hermeouic dari Steiner
 Dengan pendekatan hermonic motion dari Steiner
untuk memahami arti pada karya puisi aslinya sebagai
langkah pertama. Walaupun puisi ini berasal dari luar,
Heaney meruba keras dan mencoba menerjemahkan.
 Strategi penerjemahan juga untuk memenuhi
kebutuhan pribadi dan pondasi penerjemahan
dengan biografi dan bahasa sebagai salah satu cara
puisi Irlandia mencakupi istlah terkait sejarah yang
komplek terhadap kekuasaan, koloni, resistensi,
integrasi, dan antagonisme
DISKUSI PADA STUDI KASUS 1
Pada kasus studi petama ini berusaha untuk melihat sejauh
mana pendekatan filosofis digunakan dalam praktek
penerjemahan modern. Heaney menunjukan indikasi cara
mencari bahasa dan mempertanyakan bhasa pada awal
penerjemahan, memainkan integral dalam membangun
Beowulf (puisi epic) modern.
Penerjemahan dengan sengaja menghubungkan budaya
masa lalu (anglo-saxion dan scandinavian) dan budaya dan
bahasa yang dibahas, Irlandia, bahasa penerjemahan
mengangkat antara bahasa dulu dan sekarang, mentransfer
mitos ke dalam bahasa yang umum mengkacaukan gagasan
yang dulu telah ada, dengan memurnikannya dengan teori
hermeunutic sebagai terdapat pendapat yang ada pada teori
paska kolonial. Berdasarkan teori interpretasi berusaha untuk
menjelaskan kedekatan antara praktek dam penerjemahan
karya sastra modern.
STUDY KASUS 2
 Text pada studi kasus ini merupakan short story
berjudul Nineve karya pengarang Argentina
diterjemahan Hector Lebertella. Isinya merupakan
cerita tentang arkeolog Britis, Henry Rawlinson.
Libertella menggunakan ilustrasi, perntanyaan, dan
menggali sang arkeolog dengan berusaha untuk
memahami inspeksinya
 Hal ini menarik untuk melihat sejauh mana
pendekatan yang diadopsi oleh Derrida dan Lewis
terkait teks tersebut. Tema inti cerpen ini adalah
harapan dan kebohogan yang disampaikan dalam
permainan kata dan kata yang membingungkan.
 Strategi penerjemahan yang digunakan mirip dengan Lewis
‘abusive fidelity’ yaitu berusaha untuk mencipatakan energi
bahasa sumber dengan experimen yang melibatkan resiko
dan pertentangan dengan norma pada bahsa target.
 Hal ini penting karena penerjemahan tidak bentuk kata tetapi
juga pengetahui esensinya. Fokus penerjemahan harus
memahami tema inti yang menentukan keseluruhan teks.
Diperlukanya kreativitas dalam membentuk atau
mendeskonstruksi dalam bahasa target.
 Penerjemahan yang lebih diperhalus tanpa menutup –
menutupi teks asli walaupun pembaca akan kaget dengan
hadirnya unsur spanyol.
 Penerjemahan Nieve tidak termasuk dalam penerbitkan di UK
karena penerjemahanya tidak dapat dipahami oleh target
pembaca.
CONCLUSION
Steiner mengacu pada tradisi hemeneutik German dalam
After Babel (1975) yaitu penerjemahan berdasarkan
interpretasi makna terutama dalam teks sastra.
Dalam penerjemahan Ezra Pound menekankan energi
bahasa terjemahan,
Walter Menjamin tugas penerjemah harus singkat dan
indah terkait kemurnian bahasa melalui penerjemahan
literal. Sedangkan deskonstruksi
Derrida kepastian yang dipegangan penerjemahan
termasuk pertentengan antara bahasa sumber dan
bahasa target sebagai stabilitas simbol linguistik.
Semua teori ini tentang prinsip penerjemahan dan
meningkatan kajian penerjemahan.
Filosofi Penerejemahan

More Related Content

What's hot

Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massaPpt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Prasetiyo Eko Laksono
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernisme
Joko Satrio
 
Aspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek OntologiAspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek Ontologi
Ady Setiawan
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
andre rahman
 

What's hot (20)

ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusiailmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
 
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massaPpt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
 
Objek penelitian bahasa
Objek penelitian bahasaObjek penelitian bahasa
Objek penelitian bahasa
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik JurnalistikAnalisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
Analisis Berita yang Melanggar Kode Etik Jurnalistik
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernisme
 
Manajemen humas
Manajemen humasManajemen humas
Manajemen humas
 
Teori Strukturalisme Genetik Klp 5..pdf
Teori Strukturalisme Genetik Klp 5..pdfTeori Strukturalisme Genetik Klp 5..pdf
Teori Strukturalisme Genetik Klp 5..pdf
 
Teknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotikaTeknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotika
 
Postkolonial - kajian prosa fiksi
Postkolonial - kajian prosa fiksiPostkolonial - kajian prosa fiksi
Postkolonial - kajian prosa fiksi
 
Aspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek OntologiAspek-Aspek Ontologi
Aspek-Aspek Ontologi
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
 
Teori pembingkaian
Teori pembingkaian Teori pembingkaian
Teori pembingkaian
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
 
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernismeFilsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
 

Viewers also liked

Australia
AustraliaAustralia
Australia
Mia Kim
 
Makalah Transcon Rizki
Makalah Transcon RizkiMakalah Transcon Rizki
Makalah Transcon Rizki
Rizki Gunawan
 
Proses menterjemah
Proses menterjemah Proses menterjemah
Proses menterjemah
Max Nazry
 
Makalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafatMakalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafat
Grunge Cobain
 

Viewers also liked (20)

Penerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnyaPenerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnya
 
Padanan terjemah
Padanan terjemahPadanan terjemah
Padanan terjemah
 
Beberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahanBeberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahan
 
Australia
AustraliaAustralia
Australia
 
Teori Resepsi Sastra
Teori Resepsi SastraTeori Resepsi Sastra
Teori Resepsi Sastra
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Makalah Transcon Rizki
Makalah Transcon RizkiMakalah Transcon Rizki
Makalah Transcon Rizki
 
Proses menterjemah
Proses menterjemah Proses menterjemah
Proses menterjemah
 
Strategi penerjemahan
Strategi penerjemahanStrategi penerjemahan
Strategi penerjemahan
 
Makalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafatMakalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafat
 
3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير
 
Kaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah PuisiKaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah Puisi
 
Analisa wacana
Analisa wacanaAnalisa wacana
Analisa wacana
 
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
 
Pengantar awal bahasa Jepang - 104: menyatakan tempat tinggal & nomor telepon
Pengantar awal bahasa Jepang - 104: menyatakan tempat tinggal & nomor teleponPengantar awal bahasa Jepang - 104: menyatakan tempat tinggal & nomor telepon
Pengantar awal bahasa Jepang - 104: menyatakan tempat tinggal & nomor telepon
 
5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلق5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلق
 
Pengantar filsafat
Pengantar filsafatPengantar filsafat
Pengantar filsafat
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Igbt Working
Igbt WorkingIgbt Working
Igbt Working
 

Similar to Filosofi Penerejemahan

Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’anHermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
Iffa Tabahati
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
BaihakiPLS
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
cikguniza2012
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
RianViki
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
shamrina85
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
juniato
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
juniato
 

Similar to Filosofi Penerejemahan (20)

Teori filosofi penerjemahan
Teori filosofi penerjemahanTeori filosofi penerjemahan
Teori filosofi penerjemahan
 
Kajian Hermeneutika
Kajian HermeneutikaKajian Hermeneutika
Kajian Hermeneutika
 
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docxKonsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
Konsep Dasar Memahami Hermeneutika.docx
 
Makalah filsafat or soni
Makalah filsafat or soniMakalah filsafat or soni
Makalah filsafat or soni
 
Interpretivist Hermeneutic
Interpretivist HermeneuticInterpretivist Hermeneutic
Interpretivist Hermeneutic
 
Penerjemahan Bentuk Metafora Gramatikal sebagai Indikator Kesulitan Penerjema...
Penerjemahan Bentuk Metafora Gramatikal sebagai Indikator Kesulitan Penerjema...Penerjemahan Bentuk Metafora Gramatikal sebagai Indikator Kesulitan Penerjema...
Penerjemahan Bentuk Metafora Gramatikal sebagai Indikator Kesulitan Penerjema...
 
Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’anHermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
Hermeneutika dan pengembangan ulumul qur’an
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna
 
analisa simantik.pptx
analisa simantik.pptxanalisa simantik.pptx
analisa simantik.pptx
 
Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptxPP_Indo_Materi_puisi.pptx
PP_Indo_Materi_puisi.pptx
 
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxEsensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
 
BAHAN AJAR HERMENEUTIKA.pptx
BAHAN AJAR HERMENEUTIKA.pptxBAHAN AJAR HERMENEUTIKA.pptx
BAHAN AJAR HERMENEUTIKA.pptx
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

Filosofi Penerejemahan

  • 2. BACKGROUND Pendekatan filosofis pada penerjemahan bertujuan untuk mengungkap esensi tindak translasi. Filosofis modern berusaha dikenalkan oleh beberapa ahli seperti  George Steniner yang menguji teori penafsiran makna,  Ezra Pound terkait kekuatan bahasa (language energy)  Walter Benjamin tentang tugas penerjemah terkati kemurnian teks  Derrida tentang hubungan keterkaitan penerjemahan dekonstruksi (metode pembacaan teks)
  • 3. STEINER: TEORI HERMENEUTIC Steiner mendifinisikan Pendekatan Hermeneuitic (hermeneutic approach) adalah teori penafsiran makna yaitu dengan melakukan investigasi makna untuk pemahaman teks lisan atau tulisan. Teori ini digunakan untuk mengdiaknosa proses pemahaman makna dan arti yang tepat Steniner telah memfokuskan pada fungsi psikologi dan intelektual penerjemahan Konsep penerjemahan bukan sebagai ilmu tetapi sebagai seni yang pasti (an exact art) Hermeutic motion teridiri dari empat bagian yaitu (1) initiative trust; (2) aggression (or penetration); (3) incorporation (or embodiment); and (4) compensation (or restitution).
  • 4. STEINER: TEORI HERMENEUTIC 1. Initiative trust (kepercayaan inisiatif), Langkah pertama dalam penerjemahan adalah ‘investment of belief’ yaitu yakin dan percaya bahwa ST (source text) dapat dipahami. Seperti halnya pada penerjemahan ST diasumsikan sebagai sesuatu yang nyata dan dapat diterjemahkan. Pada tahap ini tidak memperhatikan rima dan kata non komunikatif yang mungkin saja tidak terjemahkan. Tahap ini mengandung dua resiko.  Kata terjemahan bisa berarti memiliki arti segalanya (mencakup banyak arti) seperti terjemahan Alkitab pada abad pertengahan untuk dapat menyampaikan semua pesan secara keseluruhan.  Kata terjemahan bisa berarti tidak memiliki arti karena bentuk dan arti sangat berkaitan erat sehingga kata tidak diterjemahkan.
  • 5. 2. Aggression (agresi/ penetrasi), Langkah kedua, Penerjemahan mengambi makna inti (extract) dari ST. Dengan penetrasi atau menemukan makna agar dapat dipahami (dibaca) oleh pembaca target. 3. Incorporartion, bahasa sumber yang telah diambil intinya kemudian di bawa ke target laguage (TL) yang memiliki kata atau istilah dan makna sendiri. Pada tahap ini terjadi dua kutub yang berbeda antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Terdapat kemungkinan terjadi ketidaksaaman budaya bahkan membutuhkan usaha yang sangat keras untuk menerjemahkan, maka diperlukan kreatfitas untuk memproduksi bahasa target. Juga perlu diperhatikan pula terjadinya bahaya ketidakseimbangan makna. 4. Compensastion (Kompensasi), Timbal balik dari inti penerjemahan terhadap budaya target yang tidak bertentang dengan dengan ST. Bisa saja teks hilang atau ditambahkan sebagai konskekuensi transfer.
  • 6. EZRA POUND: ENERGI BAHASA Pound berusaha menemukan energi bahasa dengan menguji, meneliti, mencermati kualitas ekpresi bahasa. Mencermati energi bahasa melalui kejelasan rima, suara, dan bentuk terjemahan. Pound melakukan ekperimen dan explorasi puisi untuk memberikan inspirasi pada penerjemah yang lainya dengan melihat ide pada karya sastra Penerjemahan didiskripsikan sebagai alat dalam perjuangan budaya (Gentzler 2001: 28). Melalui kritik terjemahan dan bentuk terjemahan yang kreatif juga mempengaruhi hasilnya pada karya sastra.
  • 7. WALTER BENJAMIN: TUGAS PENERJEMAH  Penerjemahan yang sebenarnya bersifat transparan, tidak menutup - nutupi, menampilkan bahasa yang murni agar makna tersampaikan sepenuhnya.  Terjemahan yang baik harus bisa mengekspresikan hubungan antara dua bahasa, sehingga ditemukan keseraisan dari perbedaan bahasa.  Diperlukan kreativitas dan pengembangan penerjemahan untuk berkontribusi pada dua bahasa tersebut. Pada akhirnya hasil terjemahan dapat mencapai semua aspek termasuk unsur sintak, kata, dan kalimat sebagai element utama pada penerjemahan.
  • 8. DERRIDA: DESCONSTRUCTION  Deconstuction merupakan tindakan apa yang dilakukan terhadap bahasa, pengalaman, dan norma kemungkinan pada komunikasi manusia (Cristopher Norris)  Dekonstruksi membongkar beberapa asumsi kunci ilmu bahasa, dimulai dari divisi yang jelas yang dicetuskan oleh Saussure tentang tertanda dan penanda dan konsep yang mendefinisikan, menangkap, dan menyetabilkan makna  Derrida menyimpukan dekonstruksi adalah tindakan subjek yang membongkar suatu objek yang tersusun dari berbagai unsur yang memang layak dibongkar.
  • 9.  Terkait penerjemahan, Derrida meragukan teori Jakobson tentang pembagian 3 jenis penerjemahan yaitu interlingual, intralingual, dan intersemiotik.  Derrida menunjukkan ketidaklogisan definisi Jakobson tentang penerjemahan interlingual  Derrida beursaha untuk mengimplementasikan penerjemahan sebagai konsep dan praktek yang merefleksikan hasil teori- teori dan penerjemah untuk memproduksi sintak, leksikon, dan tipografi ke dalam bentuk bahasa Inggris (Venuti in Derrida: 2001: 174-200)
  • 10.  Strategi foreignisasi dapat dijadikan contoh dengan beberapa cara sebagai berikut:  Perubahan tanda baca, menghilangkan huruf miring, menambahkan tanda kurung, dan tanda kutip pada isitilah teknis yang penting  Menambhkan akhiran, métaphorique a menjadi metaphorrather dari metaphorics  Hilangnya presisi dalam terjemahan dari istilah linguistik dan filsafat : effet, valeur dan articulationare diberikan sebagai fenomena, dan gagasan bersama;  Perubahan urutan sintaksis dan diskursif;  Kegagalan untuk menciptakan peran kata: terjemahan lebih pada metafora
  • 11. STUDY KASUS 1  Puisi ini disebut Beowulf (puisi epic) yang diterjemahkan dari Anglo-saxion (bahsa Inggris kuno yang berasal dari Jerman) dan Scandinavia  mencoba untuk menerjemahkan puisi berdasarkan strategi penerjemahanya hermeouic dari Steiner  Dengan pendekatan hermonic motion dari Steiner untuk memahami arti pada karya puisi aslinya sebagai langkah pertama. Walaupun puisi ini berasal dari luar, Heaney meruba keras dan mencoba menerjemahkan.  Strategi penerjemahan juga untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pondasi penerjemahan dengan biografi dan bahasa sebagai salah satu cara puisi Irlandia mencakupi istlah terkait sejarah yang komplek terhadap kekuasaan, koloni, resistensi, integrasi, dan antagonisme
  • 12. DISKUSI PADA STUDI KASUS 1 Pada kasus studi petama ini berusaha untuk melihat sejauh mana pendekatan filosofis digunakan dalam praktek penerjemahan modern. Heaney menunjukan indikasi cara mencari bahasa dan mempertanyakan bhasa pada awal penerjemahan, memainkan integral dalam membangun Beowulf (puisi epic) modern. Penerjemahan dengan sengaja menghubungkan budaya masa lalu (anglo-saxion dan scandinavian) dan budaya dan bahasa yang dibahas, Irlandia, bahasa penerjemahan mengangkat antara bahasa dulu dan sekarang, mentransfer mitos ke dalam bahasa yang umum mengkacaukan gagasan yang dulu telah ada, dengan memurnikannya dengan teori hermeunutic sebagai terdapat pendapat yang ada pada teori paska kolonial. Berdasarkan teori interpretasi berusaha untuk menjelaskan kedekatan antara praktek dam penerjemahan karya sastra modern.
  • 13. STUDY KASUS 2  Text pada studi kasus ini merupakan short story berjudul Nineve karya pengarang Argentina diterjemahan Hector Lebertella. Isinya merupakan cerita tentang arkeolog Britis, Henry Rawlinson. Libertella menggunakan ilustrasi, perntanyaan, dan menggali sang arkeolog dengan berusaha untuk memahami inspeksinya  Hal ini menarik untuk melihat sejauh mana pendekatan yang diadopsi oleh Derrida dan Lewis terkait teks tersebut. Tema inti cerpen ini adalah harapan dan kebohogan yang disampaikan dalam permainan kata dan kata yang membingungkan.
  • 14.  Strategi penerjemahan yang digunakan mirip dengan Lewis ‘abusive fidelity’ yaitu berusaha untuk mencipatakan energi bahasa sumber dengan experimen yang melibatkan resiko dan pertentangan dengan norma pada bahsa target.  Hal ini penting karena penerjemahan tidak bentuk kata tetapi juga pengetahui esensinya. Fokus penerjemahan harus memahami tema inti yang menentukan keseluruhan teks. Diperlukanya kreativitas dalam membentuk atau mendeskonstruksi dalam bahasa target.  Penerjemahan yang lebih diperhalus tanpa menutup – menutupi teks asli walaupun pembaca akan kaget dengan hadirnya unsur spanyol.  Penerjemahan Nieve tidak termasuk dalam penerbitkan di UK karena penerjemahanya tidak dapat dipahami oleh target pembaca.
  • 15. CONCLUSION Steiner mengacu pada tradisi hemeneutik German dalam After Babel (1975) yaitu penerjemahan berdasarkan interpretasi makna terutama dalam teks sastra. Dalam penerjemahan Ezra Pound menekankan energi bahasa terjemahan, Walter Menjamin tugas penerjemah harus singkat dan indah terkait kemurnian bahasa melalui penerjemahan literal. Sedangkan deskonstruksi Derrida kepastian yang dipegangan penerjemahan termasuk pertentengan antara bahasa sumber dan bahasa target sebagai stabilitas simbol linguistik. Semua teori ini tentang prinsip penerjemahan dan meningkatan kajian penerjemahan.