SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Filsafat ilmu dan filsafat islami
Hakikat Ilmu dan Ilmuan
diSUSUN OLEH:
YULIANTI
001704262018
Pascasarjana UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2019
HAKIKAT ILMU
• PENGERTIAN ILMU
Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab “alima” yang berarti ilmu pengetahuan. Pemakaian kata ini dalam Bahasa Indonesia
diekuivalenkan dengan istiah “science” dari Bahsa Latin: scio, scire yang berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan tetapi
tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau
menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa
pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Sementara ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjalankan
kausalitas dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan satu kesatuan sistematis.
Jika proses rasa tahu manusia merupakan pengetahuan secara umum yang tidak mempersoalkan seluk beluk pengetahuan
tersebut, ilmu dengan cara khusus dan sistematis mencoba untuk menguji kebenaran pengetahuan tersebut secara lebih luas dan
mendalam. Ilmu tidak hanya berbicara tentang hakikat (ontologis) pengetahuan itu sendiri, tetapi juga mempersoalkan tentang
bagaimana (epistemologis) pengetahuan tersebut dapat diproses menjadi sebuah pengetahuan yang benar-benar memiliki nilai
guna (aksiologis) untuk kehidupan manusia.
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa pengetahuan bukan hanya ilmu, tetapi pegetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu.
Selain itu, pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dari adanya kenyataan itu sebagaimana dijawab oleh ilmu. Dengan kata lain,
pengetahuan baru menjawab apa sedangkan ilmu dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa dari kenyataan kejadian.
• ILMU DALAM PANDANGAN FILASAFAT ISLAMI DAN filsafat SCIENCE
SEKULER
Dalam pandangan Islami, dimensi keimanan adalah dimensi yang melekat dengan ilmu yang
ditunjukkan dengan digunakannya landasan ke-Tuhan-an dan pandangan mengenai hierarki
realitas mulai dari tingkaat fisik hingga gaib. Itu sebabnya, konsep ilmu dalam islam tetap
berpijak pada kesadaran ke-Tuhan-an dalam kesadaran akhlaqi dan kesadaran ukhrawi. Karena
dimensi keimanan itu merupakan bagian dari tak terpisahkan dalam konsep keilmuan islami,
maka implikasi tuntutannya ialah penggunaan wawasan keimanan dalam proses keilmuan.
Berbeda dengan pandangan Islami, filsafat science sekuler justru dengan pertimbangan demi
keilmiahan pengetahuan memandang harus melepaskan diri dari wawasan keimanan tersebut.
Sejak langkah awal proses keilmuannya, filsafat science sekuler memang telah meletakkan
pandangan mengenai sumber ilmu yang tidak ada hubungannya dengan tuhan. Karena itu
science modern sejak awal telah melepaskan diri dari penempatan Tuhan sebagai sumber ilmu.
PANDANGAN MENGENAI ILMUAN
• ILMUAN MENURUT FILSAFAT SCIENCE SEKULER
1. Sumber ilmu adalah manusia itu sendiri dan karena itu dalam proses berilmu mereka hanya
menggunakan potensi yang ada pada manusia untuk membangun ilmu pengetahuan.
2. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu memandang pengetahuan ilmiah hanya berkenaan
dengan realitas empirik dan/atau sesuatu yang dapat dipahami dengan rasio, sehingga pengetahuan
ilmiah hanyalah berkenaan dengan objek yang demikian itu.
3. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu berpandangan bahwa pengetahuan ilmiah hanya
mungkin diwujudkan secara absah dan benar melalui penggunaan metode ilmiah science modern, yaitu
metode-metode ilmiah empirisme dan/atau rasionalisme.
4. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu berpandangan bahwa nilai-nilai ilmiah adalah nilai-nilai
otonom pengetahuan ilmiah, dan nilai-nilai lain di luarnya misalnya nilai moral bukanlah nilai-nilai
ilmiah. Karena itu, nilai luar ilniah tersebut dipandang tidak boleh diikut-sertakan dalam pernyataan
ilmiah.
• Ilmuan menurut filsafat ilmu islami
1. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan mengejawantahkan pandangannya
mengenai allah sumber ilmu. Manusia dipandang bukan sebagai sumber ilmu melainkan
penerima ilmu melalui pelaksanaan petunjuk untuk memperoleh ilmu dari Allah SWT
yang terkandung dalam wahyu-Nya.
2. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan meletakkan pandangannya terhadap
objek ilmu sebagai ayat-ayat Allah. Realitas yang dipahaminya tidak hanya yang bersifat
empirik tapi juga metaempirik. Atas dasar itu, pengetahuan ilmiah dipandangnya sebagai
segala bentuk pengetahuan mengenai realitas tersebut.
3. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan berpandangan bahwa pengetahuan
ilmiah dapat diperoleh secara absah dan benar berdasarkan petunjuk Allah melalui Al-
quran dan sunnah rasul-Nya.
4. Ilmuan adalah mereka yang berpandangan bahwa Allah adalah sumber seluruh nilai,
sehingga nilai-nilai ilmiah dan nilai-nilai selainnya bersumber dari sumber yang satu yakni
Allah.
Pada ayat-ayat Al-quran, Allah menempatkan orang berilmu dengan istila ulu al ‘ilm dan
‘ulama. Ulu al ‘ilm adalah ahli ilmu, sedangkan ulama adalah bentuk jamak dari kala
‘aalim. ‘Aalim adalah orang yang berilmu, sehingga ulama mempunyai arti jamak yakni
orang-orang berilmu.
Pada ayat 18 Surah Ali Imran, selain dirin-Nya sendiri dan para malaikat, Allah
menempatkan pula secara khusus ulu al ‘ilm sebagai orang yang memberi kesaksian
tauhid.
Dengan penempatan khusus ilmuan secara demikian, dapat dipahami bahwa ilmuan
dalam penilaian Allah adalah mereka yang keberilmuannya membawa dan membuat ia
bertauhid. Jadi, seorang ilmuan secara hakiki adalah mereka yang ada korelasi antara
keberilmuan dan ketauhidannya. Jika kriteria ini digunakan, maka tidak dengan sendirinya
mereka yang diakui sebagai ilmuan menurut filsafat science modern adalah juga ilmuan
menurut ajaran islam. Tetapi sebaliknya, ilmuan menurut ajaran islam jelas bisa
memenuhi kriteria ilmuan menurut dunia science modern.
SIKAP ILMIAH ETIS ILMUAN MUSLIM
Dalam mencari kebenaran ilmiah, seorang ilmuan bersikap ilmiah dalam melakukan
tugas ilmiah. Tugas ilmiah itu antara lain mempelajari, meneruskan, menolak tau
menerima, serta mengubah atau menambah pikiran ilmiah. Notoatmodjo (2003)
menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah respon yang konsisten terhadap objek sosial.
Istilah sikap dalam Bahasa Inggris disebut “attitude”, sedangkan istilah attitude berasal
dari Bahasa Latin yakni aptus yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat
untuk melakukan kegiatan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri
seorang ilmuan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah.
Sikap ilmiah etis tersebut ialah sebagai berikut:
• Sikap ilmiah etis terhadap tuhan
1. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar dan menunjukkan kesadaran bahwa Allah adalah sumber
ilmu sehingga dalam kegiatan keilmuannya baik dalam memproses perolehan ilmu, maupun
mengamalkan ilmu, ia senantiasa menunjukkan kesadaran ketuhanannya dengan senantiasa
berupaya memperoleh petunjuk Allah
2. Seorang ilmuan muslim senantiasa menunjukkan sikap khasyah kepada Allah dalam kehidupannya
sehari-hari. Ia senantiasa memelihara hubungannya dengan Allah melalui ibadah kepada-Nya.
3. Seorang ilmuan muslim senantiasa meletakkan nila-nilai yang ditetapkan Allah sebagai acuan dalam
pemikiran dan sikapnya.
4. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar dan menunjukkan kesadarannya bahwa ilmu Allah
demikian luas dan dikaruniakannya secara spesifik pada hamba-hamba-nya secara berbeda-beda
sehingga ia tidak merasa sebagai orang paling berilmu dalam segala hal. Dengan kesadaran
demikian, ia tidak menunjukkan sikap angkuh dan arogan dan merasa paling benar.
• Sikap ilmiah etis terhadap diri sendiri
1. Seorang ilmuan muslim senantiasa memiliki rasa percaya diri karena tuhan telah mengarunianya
potensi untuk berilmu. Karena itu, ia tidak menyia-nyiakan potensi yang ada pada dirinya untuk
pengembangan ilmu dengan cara mengasah dan mengembangkan potensi keilmuannya tersebut.
2. Seorang ilmuan muslim hanya senantiasa memilih langkah-langkah yang benar untuk memperoleh
sesuatu bagi dirinya dan menghindari sikap dhalim terhadap dirinya sendiri.
• Sikap ilmiah etis terhadap sesama manusia
1. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar akan potensi pengetahuan dan kebenaran yang
dikaruniakan Allah pada orang lain, sehingga terhadap orang lain itu ia senantiasa ingin saling tukar
menukar dan saling menambah pengetahuan dengan sikap dewasa dan saling menghormati.
2. Seorang ilmuan muslim senantiasa menghargai keahlian ilmuan lain dengan sikap selalu
menyerahkan urusan pada ahlinya.
3. Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang lain yang tidak memiliki pengetahuan spesialis
yang dimilikinya, sebab ia sadar bahwa orang lain tentu memiliki pengetahuan lain yang tidak
dimilikinya.
4. Seorang ilmuan muslim senantiasa menghormati orang-orang yang berpengetahuan lebih tinggi
dari dirinya.
5. Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang awam dan selalu berusaha berkomunikasi
dengan mereka dengan bahasa yang bisa mereka pahami.
• SIKAP ILMIAH ETIS TERHADAP LINGKUNGAN
1. Seorang ilmuan muslim senantiasa menyadari bahwa selain manusia, Allah juga
mempunyai makhluk-makhluk lain baik yang berdimensi fisik maupun yang berdimensi
gaib.
2. Seorang ilmuan muslim menyadari dirinya sebagai khalifah Allah, sehingga ia
mengelola alam fisik yang diamanahkan kepadanya dengan senantiasa menaati hukum-
hukum yang mengatur alam fisik itu. Karena itu, ia senantiasa memperhatikan
kelestarian lingkungan fisik dan tidak bersikap eksploitatif mubazir terhadap alam fisik.
3. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar adanya malaikat dan setan yang senantiasa
melingkungi dirinya, sehingga secara sadar ia mengatur perilaku dirinya dalam
merespon kehadiran malaikat dan setan. Ia senantiasa menunjukkan sikap perlawanan
terhadap setan sebagai musuhnya dan menunjukkan sikap baik sebagai respon stimulus
kebaikan dari malaikat.

More Related Content

Similar to TUGAS_FILSAFAT_HARINI_LESTARI_hakikat_il.pptx

Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafatMask Kur
 
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docxRaden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docxRadenMuhammadRidaAlR
 
Artikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahArtikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahWandaWanda37
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfhspanggalih
 
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxFKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxEkoSulastri
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfjumawan1109
 
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)Abdul Khaliq
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_slilisnurkhafida
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)febrisukma
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikanhennyrahmadi
 
Falsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmuFalsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmuAhmadAudiyas
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuAbdul Khaliq
 
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docx
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docxFKI-Muhamad Husni M (2205056063).docx
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docxMuhamadHusniMubarok1
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxMetaFitriani1
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Sbaguspw12
 
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tikkelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik02_WandaOcta
 

Similar to TUGAS_FILSAFAT_HARINI_LESTARI_hakikat_il.pptx (20)

Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafat
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
 
Bab 01 manusia & ilmu
Bab 01 manusia & ilmuBab 01 manusia & ilmu
Bab 01 manusia & ilmu
 
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docxRaden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
 
Artikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahArtikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidah
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
 
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxFKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
 
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptxKel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
 
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Falsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmuFalsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmu
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
 
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docx
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docxFKI-Muhamad Husni M (2205056063).docx
FKI-Muhamad Husni M (2205056063).docx
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tikkelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptnail40
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuputrahaw07
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARariefbudiman902449
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1ariefbudiman902449
 

Recently uploaded (10)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
 

TUGAS_FILSAFAT_HARINI_LESTARI_hakikat_il.pptx

  • 1. Filsafat ilmu dan filsafat islami Hakikat Ilmu dan Ilmuan diSUSUN OLEH: YULIANTI 001704262018 Pascasarjana UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI 2019
  • 2. HAKIKAT ILMU • PENGERTIAN ILMU Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab “alima” yang berarti ilmu pengetahuan. Pemakaian kata ini dalam Bahasa Indonesia diekuivalenkan dengan istiah “science” dari Bahsa Latin: scio, scire yang berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Sementara ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjalankan kausalitas dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan satu kesatuan sistematis. Jika proses rasa tahu manusia merupakan pengetahuan secara umum yang tidak mempersoalkan seluk beluk pengetahuan tersebut, ilmu dengan cara khusus dan sistematis mencoba untuk menguji kebenaran pengetahuan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Ilmu tidak hanya berbicara tentang hakikat (ontologis) pengetahuan itu sendiri, tetapi juga mempersoalkan tentang bagaimana (epistemologis) pengetahuan tersebut dapat diproses menjadi sebuah pengetahuan yang benar-benar memiliki nilai guna (aksiologis) untuk kehidupan manusia. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa pengetahuan bukan hanya ilmu, tetapi pegetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu. Selain itu, pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dari adanya kenyataan itu sebagaimana dijawab oleh ilmu. Dengan kata lain, pengetahuan baru menjawab apa sedangkan ilmu dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa dari kenyataan kejadian.
  • 3. • ILMU DALAM PANDANGAN FILASAFAT ISLAMI DAN filsafat SCIENCE SEKULER Dalam pandangan Islami, dimensi keimanan adalah dimensi yang melekat dengan ilmu yang ditunjukkan dengan digunakannya landasan ke-Tuhan-an dan pandangan mengenai hierarki realitas mulai dari tingkaat fisik hingga gaib. Itu sebabnya, konsep ilmu dalam islam tetap berpijak pada kesadaran ke-Tuhan-an dalam kesadaran akhlaqi dan kesadaran ukhrawi. Karena dimensi keimanan itu merupakan bagian dari tak terpisahkan dalam konsep keilmuan islami, maka implikasi tuntutannya ialah penggunaan wawasan keimanan dalam proses keilmuan. Berbeda dengan pandangan Islami, filsafat science sekuler justru dengan pertimbangan demi keilmiahan pengetahuan memandang harus melepaskan diri dari wawasan keimanan tersebut. Sejak langkah awal proses keilmuannya, filsafat science sekuler memang telah meletakkan pandangan mengenai sumber ilmu yang tidak ada hubungannya dengan tuhan. Karena itu science modern sejak awal telah melepaskan diri dari penempatan Tuhan sebagai sumber ilmu.
  • 4. PANDANGAN MENGENAI ILMUAN • ILMUAN MENURUT FILSAFAT SCIENCE SEKULER 1. Sumber ilmu adalah manusia itu sendiri dan karena itu dalam proses berilmu mereka hanya menggunakan potensi yang ada pada manusia untuk membangun ilmu pengetahuan. 2. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu memandang pengetahuan ilmiah hanya berkenaan dengan realitas empirik dan/atau sesuatu yang dapat dipahami dengan rasio, sehingga pengetahuan ilmiah hanyalah berkenaan dengan objek yang demikian itu. 3. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu berpandangan bahwa pengetahuan ilmiah hanya mungkin diwujudkan secara absah dan benar melalui penggunaan metode ilmiah science modern, yaitu metode-metode ilmiah empirisme dan/atau rasionalisme. 4. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks ilmu berpandangan bahwa nilai-nilai ilmiah adalah nilai-nilai otonom pengetahuan ilmiah, dan nilai-nilai lain di luarnya misalnya nilai moral bukanlah nilai-nilai ilmiah. Karena itu, nilai luar ilniah tersebut dipandang tidak boleh diikut-sertakan dalam pernyataan ilmiah.
  • 5. • Ilmuan menurut filsafat ilmu islami 1. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan mengejawantahkan pandangannya mengenai allah sumber ilmu. Manusia dipandang bukan sebagai sumber ilmu melainkan penerima ilmu melalui pelaksanaan petunjuk untuk memperoleh ilmu dari Allah SWT yang terkandung dalam wahyu-Nya. 2. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan meletakkan pandangannya terhadap objek ilmu sebagai ayat-ayat Allah. Realitas yang dipahaminya tidak hanya yang bersifat empirik tapi juga metaempirik. Atas dasar itu, pengetahuan ilmiah dipandangnya sebagai segala bentuk pengetahuan mengenai realitas tersebut. 3. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks keilmuan berpandangan bahwa pengetahuan ilmiah dapat diperoleh secara absah dan benar berdasarkan petunjuk Allah melalui Al- quran dan sunnah rasul-Nya. 4. Ilmuan adalah mereka yang berpandangan bahwa Allah adalah sumber seluruh nilai, sehingga nilai-nilai ilmiah dan nilai-nilai selainnya bersumber dari sumber yang satu yakni Allah.
  • 6. Pada ayat-ayat Al-quran, Allah menempatkan orang berilmu dengan istila ulu al ‘ilm dan ‘ulama. Ulu al ‘ilm adalah ahli ilmu, sedangkan ulama adalah bentuk jamak dari kala ‘aalim. ‘Aalim adalah orang yang berilmu, sehingga ulama mempunyai arti jamak yakni orang-orang berilmu. Pada ayat 18 Surah Ali Imran, selain dirin-Nya sendiri dan para malaikat, Allah menempatkan pula secara khusus ulu al ‘ilm sebagai orang yang memberi kesaksian tauhid. Dengan penempatan khusus ilmuan secara demikian, dapat dipahami bahwa ilmuan dalam penilaian Allah adalah mereka yang keberilmuannya membawa dan membuat ia bertauhid. Jadi, seorang ilmuan secara hakiki adalah mereka yang ada korelasi antara keberilmuan dan ketauhidannya. Jika kriteria ini digunakan, maka tidak dengan sendirinya mereka yang diakui sebagai ilmuan menurut filsafat science modern adalah juga ilmuan menurut ajaran islam. Tetapi sebaliknya, ilmuan menurut ajaran islam jelas bisa memenuhi kriteria ilmuan menurut dunia science modern.
  • 7. SIKAP ILMIAH ETIS ILMUAN MUSLIM Dalam mencari kebenaran ilmiah, seorang ilmuan bersikap ilmiah dalam melakukan tugas ilmiah. Tugas ilmiah itu antara lain mempelajari, meneruskan, menolak tau menerima, serta mengubah atau menambah pikiran ilmiah. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah respon yang konsisten terhadap objek sosial. Istilah sikap dalam Bahasa Inggris disebut “attitude”, sedangkan istilah attitude berasal dari Bahasa Latin yakni aptus yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah.
  • 8. Sikap ilmiah etis tersebut ialah sebagai berikut: • Sikap ilmiah etis terhadap tuhan 1. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar dan menunjukkan kesadaran bahwa Allah adalah sumber ilmu sehingga dalam kegiatan keilmuannya baik dalam memproses perolehan ilmu, maupun mengamalkan ilmu, ia senantiasa menunjukkan kesadaran ketuhanannya dengan senantiasa berupaya memperoleh petunjuk Allah 2. Seorang ilmuan muslim senantiasa menunjukkan sikap khasyah kepada Allah dalam kehidupannya sehari-hari. Ia senantiasa memelihara hubungannya dengan Allah melalui ibadah kepada-Nya. 3. Seorang ilmuan muslim senantiasa meletakkan nila-nilai yang ditetapkan Allah sebagai acuan dalam pemikiran dan sikapnya. 4. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar dan menunjukkan kesadarannya bahwa ilmu Allah demikian luas dan dikaruniakannya secara spesifik pada hamba-hamba-nya secara berbeda-beda sehingga ia tidak merasa sebagai orang paling berilmu dalam segala hal. Dengan kesadaran demikian, ia tidak menunjukkan sikap angkuh dan arogan dan merasa paling benar.
  • 9. • Sikap ilmiah etis terhadap diri sendiri 1. Seorang ilmuan muslim senantiasa memiliki rasa percaya diri karena tuhan telah mengarunianya potensi untuk berilmu. Karena itu, ia tidak menyia-nyiakan potensi yang ada pada dirinya untuk pengembangan ilmu dengan cara mengasah dan mengembangkan potensi keilmuannya tersebut. 2. Seorang ilmuan muslim hanya senantiasa memilih langkah-langkah yang benar untuk memperoleh sesuatu bagi dirinya dan menghindari sikap dhalim terhadap dirinya sendiri. • Sikap ilmiah etis terhadap sesama manusia 1. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar akan potensi pengetahuan dan kebenaran yang dikaruniakan Allah pada orang lain, sehingga terhadap orang lain itu ia senantiasa ingin saling tukar menukar dan saling menambah pengetahuan dengan sikap dewasa dan saling menghormati. 2. Seorang ilmuan muslim senantiasa menghargai keahlian ilmuan lain dengan sikap selalu menyerahkan urusan pada ahlinya. 3. Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang lain yang tidak memiliki pengetahuan spesialis yang dimilikinya, sebab ia sadar bahwa orang lain tentu memiliki pengetahuan lain yang tidak dimilikinya. 4. Seorang ilmuan muslim senantiasa menghormati orang-orang yang berpengetahuan lebih tinggi dari dirinya. 5. Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang awam dan selalu berusaha berkomunikasi dengan mereka dengan bahasa yang bisa mereka pahami.
  • 10. • SIKAP ILMIAH ETIS TERHADAP LINGKUNGAN 1. Seorang ilmuan muslim senantiasa menyadari bahwa selain manusia, Allah juga mempunyai makhluk-makhluk lain baik yang berdimensi fisik maupun yang berdimensi gaib. 2. Seorang ilmuan muslim menyadari dirinya sebagai khalifah Allah, sehingga ia mengelola alam fisik yang diamanahkan kepadanya dengan senantiasa menaati hukum- hukum yang mengatur alam fisik itu. Karena itu, ia senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan fisik dan tidak bersikap eksploitatif mubazir terhadap alam fisik. 3. Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar adanya malaikat dan setan yang senantiasa melingkungi dirinya, sehingga secara sadar ia mengatur perilaku dirinya dalam merespon kehadiran malaikat dan setan. Ia senantiasa menunjukkan sikap perlawanan terhadap setan sebagai musuhnya dan menunjukkan sikap baik sebagai respon stimulus kebaikan dari malaikat.