Dokumen tersebut membahas rencana kerangka ekonomi makro pemerintah untuk tahun 2020, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3-5,6% dan inflasi 2-4%. Pemerintah akan menjaga stabilitas makroekonomi serta mendorong pertumbuhan melalui investasi, transformasi struktural, dan diversifikasi ekspor.
4. 4RISIKO EKONOMI GLOBAL DALAM 2 TAHUN KE DEPAN
Sumber: Oxford Economies, Maret 2019
RisikoEkonomiGlobal
Ketidakpastian kebijakan
Risiko geopolitik
Contagion krisis di emerging
market
No-deal Brexit
Utang Italia yang mendorong
krisis di Eropa
Gelojak pasar
Perlambatan ekonomi China (hard
landing)
Trade war
Perlambatan harga komoditas
5. 5PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA CENDERUNG LAMBAT
Ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dunia
diproyeksikan 3,6 persen pada tahun 2020, direvisi turun dari proyeksi IMF
sebelumnya di bulan Oktober 2018. Penurunan terjadi baik di negara maju
maupun negara berkembang. Selain itu, pertumbuhan volume perdagangan
dunia juga diperkirakan akan menurun pada tahun 2020.
Sumber: WEO IMF 2018, Jan 2019
3,8
3,7
3,6
3,0
3,3
3,6
3,9
4,2
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Outlook Pertumbuhan Ekonomi Dunia
(Persen)
Apr 18 Oct 18 Apr 19
2,0
3,0
4,0
5,0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Pertumbuhan Volume Perdagangan Global
(Persen)
Apr 18 Oct 18 Apr 19
4,3
4,5
4,8
5,0
5,3
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang
(Persen)
Apr 18 Oct 18 Apr 19
1,3
1,5
1,7
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju
(Persen)
Apr 18 Oct 18 Apr 19
6. 6HARGA KOMODITI INTERNASIONAL STAGNAN
Harga komoditas ekspor utama Indonesia diperkirakan akan cenderung stagnan
Sumber: Bloomberg
*) forecast Bloomberg per 26 April 2019
72,15
63,30
20
30
40
50
60
70
80
90
04/01/2016 04/01/2017 04/01/2018 04/01/2019
Harga Minyak Mentah (USD/bbl)
2015
1600
2000
2400
2800
3200
04/01/2016 04/01/2017 04/01/2018 04/01/2019
Minyak Sawit (MYR/MT)
85,2
45
55
65
75
85
95
105
115
125
04/01/2016 04/01/2017 04/01/2018 04/01/2019
Batu Bara (USD/MT)
Komoditas
2019f*
2019f* 2020f* 2021f* 2022f*
Q2 Q3 Q4
WTI (USD/bbl) 65,17 64,86 64,02 63,02 61,16 57,57 55,44
Brent (USD/bbl) 73,67 71,97 70,72 70,49 68,04 64,67 62,58
Minyak Sawit (RM/MT) 2,101 2,179 2,232 2,152 2,397 2,442 2,441
Batubara, Australia (USD/MT) 87,33 88,25 88,89 89,90 87,22 87,00 86,65
8. 8
4,7
4,8
4,9
5,0
5,1
5,2
5,3
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2016 2017 2018
PERTUMBUHAN EKONOMI MENINGKAT
Komponen Pengeluaran 2016 2017 2018
2018
Tw I Tw II Tw III Tw IV
Konsumsi Rumah Tangga 5,01 4,94 5,05 4,94 5,16 5,00 5,08
Konsumsi LNPRT 6,64 6,93 9,08 8,10 8,75 8,59 10,79
Konsumsi Pemerintah -0,14 2,13 4,80 2,71 5,20 6,27 4,56
PMTB/Investasi 4,47 6,15 6,67 7,94 5,85 6,96 6,01
Ekspor -1,66 8,91 6,48 5,94 7,65 8,08 4,33
Impor -2,41 8,06 12,04 12,64 15,17 14,02 7,10
PDB 5,03 5,07 5,17 5,06 5,27 5,17 5,18
Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,18 persen pada kuartal IV-2018 didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) PDB Berdasarkan Pengeluaran Tw. IV-2018 (%yoy)
5,03 5,07 5,17
9. 9PERBAIKAN TERJADI DI SEMUA SEKTOR
Sektor pertambangan tumbuh sebesar 2,25 persen pada triwulan
IV tahun 2018 melambat akibat penurunan harga komoditas
utama. Namun secara kumulatif tahun 2018, kinerja sektor
pertambangan membaik, tumbuh 2,2 persen, tertinggi sejak
tahun 2013.
Industri pengolahan tumbuh sebesar 4,25 persen pada triwulan IV
atau secara kumulatif tumbuh 4,27 persen sepanjang tahun 2018.
Masih lebih rendahnya pertumbuhan industri pengolahan
dibandingkan pertumbuhan nasional, mendorong share industri
pengolahan turun menjadi sebesar 19,86 persen pada tahun
2018.
Sektor pertanian juga menunjukkan kinerja yang baik, tumbuh
3,87 persen pada triwulan IV, dan mencatat pertumbuhan sebesar
3,91 persen sepanjang tahun, tertinggi sejak tahun 2014.
Pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV terjadi pada sektor sektor
jasa lainnya dan jasa perusahaan, masing-masing sebesar 9,08 dan
8,94 persen, diikuti oleh sektor informasi & komunikasi sebesar
7,17 persen yang didorong oleh perkembangan ekoonomi digital.9,08
8,94
7,17
6,27
5,95
5,58
5,46
5,34
4,39
4,25
4,24
3,87
2,25
8,99
8,64
7,04
4,17
5,66
6,09
5,47
7,01
4,97
4,27
3,58
3,91
2,16
0 2 4 6 8 10
Jasa Lainnya
Jasa Perusahaan
Informasi & Komunikasi
Jasa Keuangan
Akomodasi & Restoran
Konstruksi
Listrik & Gas
Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan
Industri Pengolahan
Real Estat
Pertanian
Pertambangan
2018
Triwulan IV
PDB Berdasarkan Lapangan Usaha Tw. IV-2018 (%yoy)
10. 10HIGHLIGHT STABILITAS MAKROEKONOMI TERJAGA
Rupiah mengalami penguatan terhadap USD sejak akhir tahun 2018
dan bergerak relatif stabil di awal tahun 2019.
Inflasi terus dijaga pada tingkat yang stabil dan rendah. Pada tahun 2018
mencapai 3,13 persen. Maret 2019, inflasi tercatat 2,48 persen.
2,48
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
2016 2017 2018 2019
Inflasi Berdasarkan Komponen
(yoy – persen)
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
13000
13500
14000
14500
15000
15500
80
85
90
95
100
105
110
115
Pergerakan Mata Uang Dunia terhadap USD
Indeks Dolar thd Mata Uang Utama
Dunia
Indeks Dolar thd Mata Uang Asia
Rupiah - RHS
11. 11TANTANGAN JANGKA PENDEK:
PERLAMBATAN INVESTASI DAN DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN
Pertumbuhan ekspor masih di bawah pertumbuhan impor.
Defisit transaksi berjalan diperkirakan masih akan mengalami
tekanan.
Tanda-tanda perlambatan investasi terlihat pada realisasi PMA
dan PMDN yang melambat pada tahun 2018.
21,6
24,7
27,2
16,2
17,7
12,4 13,0
4,1
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan Realisasi PMA PMDN
(Persen)
-10,01
-6,76
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan Ekspor dan Impor
(Persen)
Ekspor Impor
12. 12
TANTANGAN JANGKA MENENGAH:
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
Sumber Estimasi Tanggal Catatan
ADB (ADO, 2016) 4,8 - 5,6 Okt-16 Untuk 2015-2020
OECD (2016) Kisaran 5 Okt-16
Perkiraan 2016: 5,1;
2017:5,3
IMF (2017) 5,1 - 5,5 Feb-17
Berdasarkan forecast
WEO jangka menengah
(baseline 2017:5,1;
2021:5,5)
World Bank
(2017)
5,2 - 5,4 Jun-17
Perkiraan
pertumbuhan 2018:
5,2; 2019: 5,3
Bappenas (2017) 5,1 - 5,3 Mar-18
Perkiraan tahun 2017-
2019
ESTIMASI PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA
VERSI LEMBAGA INTERNASIONAL
Sumber: BPS
-15
-10
-5
0
5
10
15
1968 1975 1982 1989 1996 2003 2010 2017
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia(% YoY)
low base growth
oil boom
oil bust manufacturing growth & liberalization
Asia Financial Crisis
commodityboom
Rata-rata 2000-2017
5.3%
Rata-rata1980-1996
6.4%
Rata-rata1968-1979
7.5%
13. 13TANTANGAN JANGKA MENENGAH:
MELAKUKAN DIVERSIFIKASI EKSPOR
THAILAND
INDONESIA MALAYSIA
CHINA
Dalam 20 tahun terakhir, ekspor Indonesia belum banyak terdiversifikasi, masih didominasi
komoditas berbasis sumber daya alam.
14. 14
3 Asumsi dan Arah Kebijakan Makro 2020
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Per Provinsi
15. 15ASUMSI MAKRO 2020
INDIKATOR
2019
2020
APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,3 – 5,6*
Inflasi (%) 3,5 2,0 – 4,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 15.000 14.000 – 15.000*
Harga minyak mentah Indonesia
(USD/barrel)
70 60 - 70
Lifting Minyak Bumi (Rb barel/hr) 775 695 – 840
Lifting Gas (Rb barel/hr) 1.250 1.191 – 1.300
PERTUMBUHAN EKONOMI MENINGKAT DENGAN STABILITAS MAKROEKONOMI YANG TERJAGA
*) Sesuai arahan presiden pada sidang kabinet paripurna tanggal 22 April 2019
HM1
17. 16
Menjaga Stabilitas Harga, Eksternal, dan Sektor Keuangan
ARAH KEBIJAKAN MAKRO 2020
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA
Transformasi Struktural untuk
Peningkatan Kesejahteraan
Penguatan Permintaan Domestik dan
Peningkatan Kinerja Perdagangan Internasional
Mendorong investasi sebagai ujung tombak
pertumbuhan ekonomi
Diversifikasi Ekspor demi Penguatan Stabilitas
Eksternal
Menjaga keberlanjutan fiskal dengan tetap
memberikan stimulus terhadap perekonomian
Revitalisasi Industri Pengolahan
Modernisasi Pertanian
Hilirisasi Pertambangan
Transformasi Sektor Jasa
Peningkatan SDM, Pembangunan Infrastruktur,
Perbaikan Regulasi Dan Institusi, Pendalaman Pasar Keuangan
MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI
Mendorong pemerataan antar wilayah dan
tingkat pendapatan
Memperluas akses dan kesempatan
Mendorong penurunan tingkat kemiskinan Mempertahankan keseimbangan lingkungan
MEMASTIKAN INKLUSIVITAS DAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan
19. 18
SISI PENGELUARAN: MEMPERKUAT PERMINTAAN DOMESTIK DAN KINERJA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh meningkat
• Penciptaan kesempatan kerja yang lebih berkualitas
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu
• Efektivitas Bansos
• Stabilitas harga
• Perkembangan E-commerce
Konsumsi pemerintah diarahkan pada belanja operasional
dan penguatan belanja produktif
Penguatan investasi dilakukan melalui peningkatan investasi
pemerintah (pusat dan daerah) serta swasta melalui
perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan
• Pendalaman pasar keuangan
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu
• Perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan (penerapan
OSS, insentif fiskal)
• Pembangunan infrastruktur terus belanjut dan mulai
berdampak
Penguatan ekspor melalui diversifikasi produk ekspor,
termasuk jasa pariwisata
• Pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas
membaik tapi terbatas
• Didorong oleh peningkatan investasi dan perbaikan sektor
industri pengolahan
• Peningkatan sektor pariwisata
C: 5,0 – 5,3 G: 4,1 – 4,3
I: 7,0 – 7,4
X: 5,5 – 7,0
M: 6,0 – 7,5
Impor meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas
ekonomi domestik
20. 19SISI PRODUKSI: TRANSFORMASI STRUKTURAL UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
REVITALISASI INDUSTRI
4,3
5,00 – 5,40
2015-2018
2020
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
3,3
4,25 – 4,45
2015-2018
2020
Perbaikan enabling environment
untuk persiapan menghadapi era
Industry 4.0
MODERNISASI PERTANIAN
3,7
3,77 – 3,79
2015-2018
2020
Meningkatkan produktivitas
serta pendapatan petani dan
nelayan
Melanjutkan pembangunan infrastruktur terutama
konektivitas dan energi untuk mendukung ekspansi
ekonomi dan pertumbuhan inklusif
6,1
5,68 – 5,72
2015-2018
2020
INDUSTRI PERTANIAN
LISTRIK KONSTRUKSI
HILIRISASI PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
2015-2018
2020
Peningkatan nilai tambah pertambangan
yang mendukung pengembangan
indutsri hilir
0,1
1,03 – 1,17
Mendorong sektor jasa dengan nilai
tambah yang tinggi didorong oleh
inovasi dan teknologi
5,7
6,18 – 6,34
2015-2018
2020
JASA
TRANSFORMASI SEKTOR JASA
2015-2018
2020
(rendah tinggi)
Rata-rata pertumbuhan (Persen)
21. 20SISI PRODUKSI: TRANSFORMASI SEKTOR JASA
*2020
(skenario rendah tinggi)
5,3 – 5,6
5,46 – 5,58
5,72 – 6,60
7,04 – 7,12
7,26 – 7,54
Nasional Perdagangan Jasa Keuangan Transportasi Infokom
PERTUMBUHAN SEKTOR JASA DI ATAS PERTUMBUHAN NASIONALPERTUMBUHAN SEKTOR JASA DI ATAS PERTUMBUHAN NASIONAL
22. 21
ACEH
LPE: 5,50
SUMUT
LPE: 5,40
SUMBAR*
LPE: 5,88
BENGKULU
LPE: 5,40 LAMPUNG**
LPE: 5,45
BANTEN
LPE: 6,20
DKI JAKARTA
LPE: 6,30
RIAU
LPE: 2,81
JAMBI
LPE: 5,00
KEP. RIAU
LPE: 4,80
SUMSEL
LPE: 5,75
KEP. BABEL
LPE: 5,00
KALBAR
LPE: 5,35
KALTARA
LPE: 7,00
KALTENG
LPE: 5,65 KALSEL
LPE: 5,30
KALTIM
LPE: 2,75
SULBAR
LPE: 7,80
SULTENG
LPE: 6,32
GORONTALO
LPE: 6,65
SULUT
LPE: 6,20
SULSEL
LPE: 7,40
SULTRA
LPE: 6,80
MALUKU UTARA
LPE: 7,40
MALUKU
LPE: 6,00
PAPUA BARAT*
LPE: 5,56
PAPUA*
LPE: 7,00
JABAR**
LPE: 5,70
JATENG
LPE: 5,40
DIY
LPE: 5,29
JATIM
LPE: 5,56
BALI
LPE: 6,60
NTB***
LPE: 1,55
NTT
LPE: 6,60 Skenario pertumbuhan ekonomi nasional
5,3 – 5,6 sesuai update RKP 2020
(hasil Sidkab)
Sumber: Hasil Pembahasan dan Penyepakatan LPE antara Bappenas dengan Bappeda Provinsi April 2019
*berdasarkan usulan Provinsi dalam KRISNA Selaras
**titik tengah berdasarkan kesepakatan nilai rentang (range) LPE Provinsi
***LPE NTB non-tambang sebesar 5,00 persen
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI 2020