1. Obat Gangguan SSP
-Obat yang bekerja pada susunan saraf
pusat (SSP)
-Memperlihatkan efek yang sangat luas
-Secara umum maupun spesifik dapat
merangsang maupun menghambat aktivitas
SSP
-Pada bagian tertentu psikofarma dapat
menghambat fungsi bagian SSP tertentu
dan merangsang bagian SSP yang lain.
2. Klasifikasi/penggolongan Obat
Perangsang SSP
Anestesi umum
Anestesi lokal
Hipnotik-sedatif
Psikotropik
Antikonvulsi-antiepilepsi
Perangsang SSP
3. Anestesi Umum
Tindakan meniadakan nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesdaran dan
bersifat pulih kembali ( Reversibel).
Obat anestesi umum dibagi menurut bentuk
fisiknya, terdiri dari 3 golongan:
1. Obat anestesi gas
2. Obat anestesi menguap
3. Obat anestesi yang diberikan secara
intravena
5. Suprane merupakan contoh obat untuk
anestesi umum khususnya anestesi
inhalasi.
Indikasi:
- Induksi dan mempertahankan anestesi pd
orang dewasa.
- Sebagai obat inhalasi u/ pemeliharaan pd
bayi & anak-anak.
Kontraindikasi:
- Pasien dg hipertermia ganas secara
genetik
- Pasien dg kontraindikasi anestesi umum
6. Interaksi & tingkat keamanan obat:
- Mempotensiasi aksi relaksan otot
- Opioid dan benzodiazepin menurunkan keb.
Anestesi
Tingkat keamanan:
Pada wanita hamil Kategori B
Dosis disesuaikan pada setiap individu
Sediaan cairan 100% x 24 ml
7. Anestesi lokal
Obat mis, lidokain, prokain, atau tetrakain
yang menyebbkn anestesi dg
melumpuhkan ujung saraf sensorik atau
saraf pd tempat pemberian obat.
Konduksi impuls saraf dihambat dg
menghentikan masuknya Na ke dalam
saraf.
Penggolongan & Contoh
a. Senyawa ester (-COOC-)
b. Senyawa amida (-NHCO-)
c. Lainnya: fenol, benzilalkohol, dan etilklorida
8. Lidokain merupakan gol obat yang paling
banyak digunkan di Indonesia dan digunakan
secara luas dg pemberian topikal dan
suntikan.
Interaksi & tingkat keamanan:
untuk tingkat kemanan tdk dibatasi, baik u/
ibu hamil maupun menyusui karena tdak
memberikan dampak maupun gejala yang
spesifik trhadap bayi yg ibunya
menggunakan lidokain.
11. Hipnotik- Sedative
Sedative substansi yang memiliki aktivitas
moderate yg memberikan efek menegangkan.
Hipnotik memberikan efek mengantuk
Digunkan sebagai obat2n yg b.d SSP seperti
tatalaksana nyeri akut/kronik, penatalaksanaan
kejang dan insomnia.
Penggolongan & Contoh
a. antihistamin difenhidramin, hidroksizin,
prometamin,
b. Barbiturat amobarbital, fenobarbital, thiopental
dll.
c. Benzodiazepin alprazopam, klordiazepoksid,
diazepam, flurazepam dll.
d. Lain-lain buspiron, kloralhidrat, meprobamat.
12. Flurazepam obat u/ mengatasi insomnia, dg hasil
uji klinik yang menunjukkan bahwa flurazepam
mengurangi secara bermakna waktu induksi
tidur, jumlah & lama terbangun seawktu tidur,
maupun lamanya tidur.
Indikasi insomnia ditandai dg kesulitan tidur,
terbangun malam hari, atau kebangkitan pagi
hari.
Kontraindikasi hipersensitif thdp
benzodiazepine, anak dibawah 15 tahun, wanita
hamil maupun menyusui, glaukoma, nyeri berat
tak terkendali.
13. Interaksi dan tingkat keamanan obat
Dg obat-obatan:
a. Penggunaan bersama alkohol,antidepresan,
antihistamin, dan analgesik menyebabkan
depresi SSP.
b. Simetidin, kontrasepsi oral, fluozisetin,
isoniasid, ketokonazol menurunkan
metabolisme
Dosis
- u/ insomnia parah, dosis lazim/dewasa 30mg
menjelang tidur.
- Pd px usia lanjut dan atau lemah, terapi harus
dimulai dg 15 mg – respon individu ditentukan.
sediaan
- tersedia dalam bentuk kapsul 15 mg
- Tablet 15 mg, 30 mg.
14. Psikotropika
Merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yang disebabkan perubahan
khas pd aktivitas mental dan perilaku ( UU No 5, tahun
1997)
Berdasarkan penggunaan klinik psikotropik dibagi menjadi 4
golongan:
1. Antipsikosis (major tranquilizer, neuroleptik) : derivat
fenotiazin, senyawa dimetilaminopropil (klorpromazin,
promazin, trilufromazin)
2. Antiansietas (antineurosis) : diazepam, klordiazepoksid,
klorazepat.
3. Antidepresin: isokarboksazid,nialamid, fenelzin
4. Psikotogenik ( psikotomimetik, psikodisleptik,
halusinogenik) meskalin, dietilamid asam lisergat dan
marihuana ( ganja).
15. Diazepam dikenal dengan Valium, merupakan sebuah turunan narkoba.
Termasuk dalam golongan psikotropika, nama dagangnya al valium.
Indikasi
- Pengobatan jangka pendek pd gejala ansietas
- Sebagai obat anticemas, sedative-hipnotik, anti kejang, meringankan
gejala-gejala penghentian alkohol akut.
Kontraindikasi
Bayi < 6 bulan, wanita hamil dan menyusui, depress pernafasan, glaukoma,
gg pulmoner dan keadaan phobia
Interaksi dan tingkat keamanan
Penggunaan bersama obat2 depresan SSP atau alkhol dapat
meningkatkan efek depresan.
Sediaan diazepam ( generik) tablet 2 mg, 5 mg
Dosis dewasa: ansietas 2-10 mg, 2-4 kali/hari, penghentian alkohol akut
10 mg, 3-4 kali/hari selama 24 jam pertama.
Anak-anak 0,8-0,12 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
16. Antikonvulsi-Antiepilepsi
Epilepsi :Yunani kejang atau di Indonesia dikenal
dengan penyakit ayan adalah suatu gg atau
penyakit SSP yg timbul spontan dan berulang dg
episode singkat dg gejala utama kesadaran
menurun-hilang. Disebabkan karena adanya
pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan
berlebihan pada neurron-neuron tertentu dlm
otakyang diakibatkan oleh luka di otak ( abses,
tumor, arteriosklerosis).
Antikonvulsi (antikejang) digunakan u/ mencegah
dan mengobati bangkitan epilepsi dan bangkitan
non epilepsi.
Penggolongan & contoh simtomatik & idiopatik
17. Lanjutan…
Epilepsi simtomatik(sekunder) dapat disebabkan oleh faktor
intrakranial seperti: infeksi, trauma, degenerasi serebral, tumor atau
bisa juga karena anoreksia, alkalosis, gagal hati.
Epilepsi idiopatik (primer) bila tidak ada penyebabnya. E. idiopatik
terbagi menjadi 3 kelompok :
1. serangan tonik-klonik
2. Serangan absen sederhana
3. Serangan mioklonik
Serangan antikonvulsi dpt ditimbulkan ol: hipoglikemi, meningitis,
encepalitis, ataupun kecelakaan di otak.
Contoh obat:
Hidantion-fenitoin, tosuksimid, fenobarbital, karbamazepin, fenitoin, asam
palvorat dll.
Hidantion-fenitoin obat kelas terapi u/ antikonvulsi-antiepilepsi dg nama
kimia 5,5 difenilhidantoin,
Indikasiterapi pada semua jenis epilepsi, petit mal, dan status epileptikus
Kontraindikasi hipersensitif terhadap fenitoin atau hidantoin
lain,komponen sediaan obat dan kehamilan.
18. Interaksi & tingkat keamanan
Dg obat:
Analgetik: kadar plasma fenitoin dinaikkan ol/ asetosal, azapropazon, dan
fenilbutazon.
Antasida : menurunkan absorpsi fenitoin
Dg makanan:
Dapat mempengaruhi kadar obat dlm darah.
Pengaruh pd kehamilan : kategori D
Ibu menysui: terdapat dalam ASI ibu, shgg dihindari
Indikasi terapi pada semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status
epileptikus
Kontraindikasi kehamilan
Sediaan tablet, kapsul, suspensi oral, injeksi
Dosis:
Oral : dosis awal 3-4 mg/kg/hari atau 150-300 mg/hari
Dosis lazim: 300-400 mg/hari
Anak2: 5-8mg/kg/hari
Nb : pengurangan dosis berdasarkan berat badan
19. Perangsang SSP
Obat perangsang SSP secara medis terbatas
pemakaiannya u/ narkolepsi, gg penurunan
perhatian (autisme) dan hiperaktif, obesitas dan
sistem pernafasan.
Obat perangsang SSP dapat dibedakan menurut
derajat efek perangsangan SSP yg
ditimbulkannya:
1. Konvulsan yg langsung memberikan efek konvulsi,
termasuk striknia, pirotoksin, pentikenterazol,
niketamid, dan toksin
2. Analeptik yg menimbulkan gg tidur, termasuk
efedrin, amfetamin, kokain, pipradol, dan kamfer
3. Psychic energizer yg memberikan rasa segar
termasuk kafein, dan derivat xantin lain:
imipiramin, amitriptilin, dan derivatnya
20. Amfetamin adalah obat golongan stimulansia
(hanya dpt diperoleh dg resep dokter) yg
biasanya digunakan u/ mengobati gg
hiperaktif karena kurang perhatian(attention
devisit hyperactivity disorder (ADHD) pd px
dewasa maupun anak-anak. Amfetami
menimbulkan rangsangan kegiatan SSP dan
meningkatkan kinerja otak.
Indikasi mengobati narkolepsi, gg
hiperkinetik, dan obesitas
Kontraindikasi arteriosklerosis, pnykit
jantung simptomatik, hipertiroid,
hipersensitivitas, glaukoma.
21. Interaksi dan tingkat keamanan obat hati-
hati bila diminum dg obat lain.
Sediaan tersedia dl beberapa bentuk
berupa kapsul, tablet dan cairan.
Dosis
- Anak > 6 th 2,5-5 mg/hari
- Dewasa u/ narkolepsi : PO 5-60 mg/hari
- U/ anak2 3-5 th: ADHD PO 2,5 mg/ hari
meningkat 2,5 mg/ hari dlm seminggu. u/
dewasa: 5-20 mg