Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Tugas sim,pertemuan 2, mayriana, putra yananto mihadi, pengantar sistem informasi manajemen, 2018.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan ke-2
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Putra, Yananto Mihadi
Oleh : Mayriana (43217110305)
S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MERCU BUANA 2018
2. Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada dan
bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, model delapan
unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk memahami
kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Integrasi antara
model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan akan menjadi dasar dari suatu konsep
manajemen rantai pasokan (supply chain management).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi
sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui
sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan
mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value
system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya.
Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan
strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis
informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat
dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif
perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan
sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut pula chief technology officer)
memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis
untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh
sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Mengapa Mempelajari Teknologi Informasi
Setidaknya ada dua alasan yang mendorong kita harus mengkaji masalah-masalah yang
berhubungan dengan teknologi informasi seperti :
1. Adanya kenyataan bahwa industri teknologi informasi, kini merupakan industri komersial dunia
yang bernilai. Ia juga merupakan industri yang berkembang paling cepat. Dan merupakan
kenyataan, bahwa teknologi informasi telah melakukan transformasi secara besar-besaran atas
3. kegiatan ekonomi dunia, serta menarik perhatian sebagai fenomena
sosiologi yang sangat penting di abad ini.
2. Adanya kenyataan bahwa industri teknologi informasi telah menciptakan banyak kesempatan
kerja di berbagai bidang kehidupan.
Peran Teknologi Informasi
Peran Teknologi Informasi (TI) dalam memacu pertumbuhan ekonomi dunia, paling tidak
menyangkut dua sisi. Sisi pertama adalah mendorong permintaan atas produk-produk TI itu
sendiri, seperti komputer, jaringan Internet dan lain-lain. Sisi kedua adalah memudahkan transaksi
bisnis, terutama bisnis keuangan, di samping juga bisnis-bisnis umum lainnya. Harapan terhadap
TI tentu tidak terbatas pada masalah yang hanya disebutkan di atas. Derasnya arus informasi
diharapkan akan mampu memberi peluang kepada banyak orang untuk mengakses informasi. Hal
ini tentu saja akan berperan besar dalam meningkatkan kualitas manusia sehingga lebih terpelajar,
terdidik dan bahkan lebih berperadaban. Ini tentu berlaku jika informasi dipandang sebagai sumber
pokok pengetahuan termasuk pengembangan keilmuan serta peradaban itu sendiri.
Menarik untuk dicatat bahwa dalam mengakses informasi dengan menggunakan
kecanggihan Teknologi Informasi saat ini, orang dapat mengakses berbagai informasi dari
berbagai belahan dunia sesuai dengan pilihannya. Dalam waktu dekat, pengaksesan ini bahkan
cukup dengan komputer dan kabel TV saja. Beberapa perusahaan bahkan kini mulai
mengembangkan serta memasarkan telepon genggam yang dapat online ke jaringan internet dan
tentu pula mentransfer data ke komputer pribadi, sesuai dengan maksud atau keperluannya.
Jika dilihat dari sisi di atas, dunia ke depan ini boleh dikatakan akan menjadi lebih nyaman.
Akan tetapi, pertanyaan yang timbul sekarang, apakah seluruh belahan dunia dapat mencicipi
kecanggihan teknologi informasi ini? Mengingat bahwa tingkat buta huruf di negara-negara
berkembang masih relatif tinggi, maka dunia yang semakin canggih karena teknologi informasi
tampaknya hanya akan berlaku untuk belahan bumi tertentu saja. Mengingat pula beberapa
masalah lain seperti masalah ketersediaan jaringan telepon, masalah mahalnya biaya untuk
memiliki telepon, masih belum terjangkaunya harga personal computer bagi sebagian penduduk
di negara-negara berkembang.
Permasalahan di atas tampaknya bukan tidak disadari oleh negara-negara maju. Jepang
sebagai negara maju di Asia, telah menyumbang bagi kemajuan TI, sehingga negara-negara
4. berkembang di Asia tidak tertinggal dari apa yang disebut sebagai "Revolusi Teknologi
Informasi", atau tidak tergilas roda zaman yang akan semakin melaju.
Akan tetapi, tertinggal atau tidaknya, tergilas atau tidaknya sebagian negara atau bangsa oleh
revolusi TI, tentu bukan sepenuhnya merupakan tanggung jawab negara maju, melainkan sebagian
besar adalah tanggungjawab negara-negara berkembang itu sendiri. Jika upaya keras terus
dilakukan oleh pemerintah negara berkembang, harapan negara-negara berkembang untuk tidak
tergilas roda revolusi TI bukanlah tidak ada. Lebih dari itu, mereka bahkan berpeluang untuk ikut
naik serta mengendarai "roda revolusi" yang sedang berputar. Jepang yang ahli dalam pembuatan
barang-barang manufaktur (termasuk perangkat keras TI), kini telah ditinggal Korea Selatan
dan Taiwan, terutama dalam pengembangan sarana umum di bidang Internet serta pengembangan
perangkat lunak yang berkaitan dengannya. Singapura dan Malaysia, bahkan akan segera
menyusul Jepang, terutama dalam perangkat lunak dari teknologi informasi.
Situasi di atas tentu saja jadi bukti tentang terbukanya peluang negara-negara berkembang
untuk memperbaiki nasibnya. Keberhasilan negara-negara berkembang ini tentu pula sekaligus
menyanggah mitos dalam model pembangunan ekonomi yang dipercayai sebagian orang selama
ini, khususnya model flying geese. Yaitu, bahwa Jepang adalah "angsa terdepan dan memimpin".
Perkembangan Teknologi Informasi
Mesin informasi modern muncul sejak perang dunia II. Pada saat itu yang difokuskan
hanyalah pada data processing, atau sekedar mengurangi biaya yang berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis dan jumlah pekerjaannya. Pada awalnya komputer memproses transaksi bisnis
khususnya untuk aplikasi finansial dan kemudian kegunaannya disesuaikan sejak komputer
membantu meningkatkan produktivitas. Karena kemampuan yang meningkat dalam bidang
teknologi maka peralatan komputer semakin inovatif dan berkembang serta mudah dibawa
(mobile) menyebabkan perkembangan komputer semangkin cepat. Perusahaan-perusahaan mulai
mengunakan komputer untuk memproses informasi yang berhubungan dengan pemasaran produk,
5. pengawasan persediaan dan fungsi bisnis lainnya. Akibat dari kemajuan ini adalah menghemat
biaya bagi setiap perusahaan maupun user dalam hal memanfaatkan teknologi informasi.
Dengan di temukan berbagai macam teknologi yang mendukung menyebabkan
perkembangan teknologi informasi demikian pesat, dimana setiap informasi yang ada didunia ini
dapat kita dapatkan dengan waktu yang relatif singkat. Diyakini bahwa teknologi informasi akan
menjadi motor utama dan vital dalam pertumbuhan ekonomi dunia ke depan. Teknologi informasi
juga dipandang sebagai hal yang amat vital dalam perluasan kesempatan belajar serta perolehan
informasi masyarakat di dunia. Kegagalan negara-negara berkembang dalam mengikuti akselerasi
teknologi informasi, akan membuat mereka tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi penuh di
dalam masyarakat informasi dan masyarakat ekonomi dunia
Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembagan teknologi infromasi yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia
memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Setidak-tidaknya
ada empat era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai dengan
era internet saat komputer menjadi senjata utama dalam berkompetisi dalam dunia global. Setiap
era memiliki karakteristik masing-masing, dan secara langsung maupun tidak langsung memiliki
hubungan yang erat dengan alam kompetisi dunia usaha, baik secara makro maupun mikro. Yang
harus dipahami, tidak semua neraga di dunia telah memasuki pemanfaatan komputer yang
dicirikan oleh era keempat selain negara negara maju seperti Amerika Serikat,Jepang,Jerman dan
negara negara besar lainnya.
Empat Era Perkembangan Teknologi Informasi
Tidak dapat disangkal , bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang
datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi
informasi. Implementasi internet, e-commerce, EDI dan sebagainya telah menerobos batas-batas
fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi telah
menghasilkan suatu revolusi di bidang teknologi informasi. Data atau informasi yang pada zaman
dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia
6. ini, tapi saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Inilah ke-empat era perkembangan
teknologi informasi ditinjau dari segi penggunaannya dari waktu ke waktu :
1. Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika minikomputer dan mainframe diperkenalkan
kepada perusahaan. Kemampuan komputer untuk menghitung yang sedemikian cepat
menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data.
Pemakai komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu, menggunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan
biaya) dibanding dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era tersebut
belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif
sedikit. Kebanyakan perusahaan besar secara tidak langsung memonopoli pasar-pasar tertentu,
karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan besar yang bergerak dalam
bidang infrastruktur pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan
administrasi. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu kompuer pada saat itu
adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan
keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan rumit juga
dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem teknis operasional,
seperti simulasi perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur
2. Era Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer
memasuki masa-masa revolusinya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC mulai diperkenalkan
sebagai alternatif pengganti minikomputer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di
meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang
telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan minikomputer
bahkan mainframe). Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efesiensi,
tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada
7. era komputerisasi ketika komputer hanya menajdi “milik pribadi” devisi EDP (Electronic Data
Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan
kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing
(end user computing). Pemakai komputer dikalangan perusahaan semakin marak, terutama di
dukung oleh alam komputerisasi yang telah berubah dari monopoli menjadi pasar bebas. Secara
tidak langsung perusahaan telah memanfaatkan teknologi komputer secara efisien dan efektif
dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual. Pada era inilah
komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan
keuntungan kompetisi bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa.
3. Era Sistem Informasi
Teori-teori manajemen organisasi secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an.
Teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan
(change management). Pada hampir semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan
pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh
perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Seperti pada kedua era sebelumnya yang
lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahaan yang lebih ditekankan
adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari
sistem tersebut. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an adalah penciptaan dan
pengusaaan informasi secara cepat dan akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa
perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam
lingkungan makro “regulated free market“. Didalam periode ini, perubahaan secara filosofi dari
perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak bagaimana menajemen melihat kunci
kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama
pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hierarki berdasarkan devisi-devisi atau
departemen. Dalam teori organisasi modern, ketika persaingan bebas telah menyebabkan customer
harus pandai-pandai memilih produk yang beragam dipasar, proses penciptaan produk atau
pelayanan kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering
diasosiasikan dengan istilah manajemen “Market driven” atau “customer base company” yang
pada intinya adalah penilaian kinerja perusahaan dari kepuasan para pelanggannya. Dan yang
sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini adalah bahwa peranan komputer dan teknologi
8. informasi yang digabungan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi,
SDM, budaya perusahaan, manajemen dan komponen terkait lainnya dalam membentuk sistem
informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis. Tidak
dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya,
dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, seorang pelanggan akan mencari perusahaan
yang menjual produk atau jasa tersebut dengan istilah : cheaper (lebih murah), better (lebih baik)
dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam
memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu kunci kinerja perusahaan adalah
pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung
bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses
(business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baik, sebuah perusahaan akan
memiliki kinerja yang handal. Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun
1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (Business Process
Reengineering), restrukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, Instalasi dan
pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN) dan lain sebagainya.
4. Era Gloibalisasi Informasi
Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada
tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk
memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah
menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang
ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi
menjulang. Sulit untuk menemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi
sejak awal tahun 1990-an, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya
telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada
negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau keluar negara lain, karena batasan
antar negara tidak dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet,
Internet, Intranet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat.
Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dengan bukti dan efektif
9. untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat lagi pada batasan fisik. Melalui dunia maya,
seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan
jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace
melalui transaksi elektronik dengan pembayaran secara elektronik pula (electronic payment).
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah mengubah
mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir
menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema mengenai
pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di satu sisi banyak perusahaan yang belum siap
karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara dipihak lain investasi besar harus dikeluarkan
untuk membeli perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak
dapat bersaing dengan perusahaan multinasional lainnya, alias harus gulung tikar.
Lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis.
Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang ketat, namun dipengaruhi juga
dengan faktor-faktor eksternal lainya seperti politik, ekonomi dan sosial budaya yang secara tidak
langsung menghasilkan kebijakan atau peraturan baru yang harus ditaati perusahaan. Secara
operasional , tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam
menyusun sistemnya. Tidak jarang terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisis
ulang terhadap sistem yang akan di bangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat
kebutuhan baru akan teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju
menjawab tantangan ini dengan menghasilakn produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti
OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriebted Database Management
Sistem), Object Technologi Distributed Object dan sebagainya.
Akhirnya Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat
Dari keempat era diatas terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi informasi
sejak dipergunakannya komputer dalam industri sehingga terkait erat satu dengan lainnya sampai
pada saat sekarang. Memasuki babak informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru,
teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin berarti harus
mengubah pola pikir. Mengubah pola pikir merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, karena
10. pada dasarnya sebagian masyarakat belum dapat mengikuti perubahan “people do not like to
change”.
--Konsep keunggulan kompetitif dalam operasional perusahaan--
Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan
kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara
teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:
• Pada level operasional, yang terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari
bit-bit digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model
bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;
• Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di
dalam e-business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu
dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi
perusahaan terkait;
• Berjuta-juta individu (pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang
terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan
dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);
• Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai
mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol
kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh
faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan
• Mekanisme perdagangan terbuka dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak
langsung telah terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan
dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.
Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success
factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer
sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu.
Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh)
11. aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:
1. Customer Service
2. Price
3. Quality
4. Fulfillment Time
5. Agility
6. Time to Market
7. Market Reach
Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah
persaingan di dunia maya.
e-Business Leadership
Perusahaan dikatakan memiliki keungguluan kompetitif jika sanggup menjadi pemimpin
(penguasa market share) dibandingkan dengan pesaing lainnya di industri yang relatif sama.
Ditinjau dari aspek kepada pelanggan, perusahaan berhasil menciptakan sebuah pendekatan baru
dan unik di dalam mengelola komunikasi dan interaksi dengan pelanggannya. Tujuan dari
pendekatan ini adalah untuk mendapatkan sebuah suasana yang kerap diistilahkan dengan
“customer intimacy”; jalinan keakraban antara pelanggan dengan perusahaan sehingga mereka
selalu loyal dengan perusahaan tersebut. Pada kondisi ini pun perusahaan berhasil menawarkan
harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan perusahaan lain, tanpa mengorbankan kualitas
dan pelayanan kepada pelanggan. Situasi ini akan berhasil dipertahankan oleh perusahaan jika
yang bersangkutan memiliki mitra-mitra bisnis yang efisien dalam pengelolaan rantai nilai (value
chain) untuk masing-masing proses terkait. Maka tidak heran jika konsep CRM
(CustomerRelationship Management) sedang menjadi primadona saat ini. Disamping itu,
kecepatan penciptaan produk baru (time to market) dan kecepatan pengirimannya ke tangan
12. pelanggan juga menjadi kriteria utama yang menjadi bahan pertimbangan posisi perusahaan di
dunia persaingan. Semakin cepat pelanggan dapat memperoleh produk pesanannya, semakin baik.
Dan tentu saja perusahaan akan berhasil mencapai kondisi ini jika manajemen rantai pasokannya
(Supply Chain Management) terkelola secara optimal. Karena di dalam e-business informasi
merupakan bahan baku produksi yang sangat penting, maka konsep JIT (Just-In Time) sering
diberlakukan terhadap sumber daya informasi ini. Faktor lainnya yang menentukan keunggulan
kompetitif sebuah perusahaan adalah kemampuannya dalam menjangkau pasar dan pelanggan dari
berbagai segmen yang ada (demografis dan geografis). Di sinilah internet dan teknologi informasi
memberikan peranan yang sangat besar.
e-Business Stagnation
Kebalikan dengan perusahaan e-business yang berhasil menjadi market leader, gagal
mendapatkan keunggulan kompetitif akan berakibat terancamnya keberadaan perusahaan di dalam
arena persaingan. Perusahaan yang tidak berhasil mencari strategi untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif ini biasanya akan berada dalam posisi stagnasi, yang tentu saja akan sangat berbahaya
jika tetap dibiarkan. Ciri-ciri perusahaan yang berada di dalam situasi ini berawal dari semakin
kecilnya market share yang dikuasai karena banyaknya pelanggan yang perlahan-lahan
meninggalkan perusahaan. Menurunnya kuantitas pelanggan ini terkadang belum tentu disebabkan
karena gagalnya perusahaan dalam meningkatkan kinerja usahanya, namun dapat juga karena
adanya faktor eksternal, seperti persaingan yang sangat ketat. Sering pula terjadi situasi dimana
kualitas produk yang baik tidak disertai dengan pelayanan yang baik menyebabkan buruknya
persepsi dari pelanggan terhadap perusahaan (yang artinya mengurangi bahkanmeniadakan
keuggulan kompetitif yang dicoba diraih).
Dari segi total biaya produksi yang berdampak langsung kepada penentuan harga produk
dan jasa, biasanya perusahaan mengalami kesulitan karena adanya fenomena cost transparency.
Dengan terbukanya berbagai jenis informasi bagi semua orang di internet, pelanggan dapat dengan
mudah membandingkan harga produk atau jasa yang sama dari satu perusahaan ke perusahaan
yang lain. Dengan kata lain, sangat sulit bagi sebuah perusahaan dalam menentukan harga yang
kompetitif (sangat sulit untuk mendapatkan margin keuntungan yang tinggi). Demikian pula dari
segi penciptaan produk baru dan pengirimannya ke pihak pelanggan. Pada keadaan stagnasi, durasi
penciptaan produk baru dan pengirimannya biasanya standar, dalam arti kata sama dengan
13. perusahaan-perusahaan sejenis lainnya, sehingga dipandang dari sudut pelanggan, perusahaan
yang bersangkutan tidak memiliki hal yang istimewa. Seringkali perusahaan e-business yang
berada pada kondisi ini digambarkan dengan entiti yang “hidup segan, mati tak
hendak”.Diperlukan perubahan yang sangat mendasar dari manajemen puncak untuk dapat
membawa kembali perusahaan ke arena persaingan yang kompetitif (misalnya dengan cara
mengadakan program Business Process Reengineering).
e-Business Followership
Jika di satu titik ekstrem terdapat perusahaan e-business yang berhasil menjadi leader
sementara di titik ekstrem lainnya terdapat perusahaan e-business yang terancam bangkrut,
terdapat banyak sekali perusahaan (mayoritas) yang berada pada situasi “nanggung”, artinya yang
bersangkutan menempatkan diri sebagai pengikut dari mereka yang berhasil (follower).
Walaupun perusahaan yang berada di dalam posisi ini tidak memiliki banyak keunggulan
kompetitif seperti halnya perusahaan leader, namun kualitas produk dan pelayanannya berada di
atas rata-rata yang diharapkan oleh pelanggan. Perusahaan dalam kategori ini biasanya memiliki
produk dengan kualitas yang sudah baik (memenuhi standar minimum), namun di mata pelanggan
kualitasnya dipandang lebih karena perusahaan memiliki mekanisme pelayanan yang baik
(sehingga pelanggan merasa terpuaskan). Dari sergi harga produk dan jasa pun perusahaan berhasil
menekan total biaya produksi karena tingginya tingkat efisiensi yang dicapai (karena
memanfaatkan teknologi informasi). Perusahaan juga secara sederhana telah menerapkan konsep
knowledge management yang memungkinkan mereka untuk memperbaiki durasi penciptaan
produk baru dan pengirimannya ke tangan pelanggan. Perusahaan yang memiliki keungguluan
kompetitif yang netral ini biasanya tidak berambisi untuk menguasai pasar, tetapi cukup untuk
tetap amanbertahan di arena persaingan, dan memiliki pelanggan tetap (captive market) yang
melakukan transaksi secara kontinyu. Targetnya adalah secara perlahan (gradual) perusahaan
berhasil meningkatkan frekuensi dan volume transaksi jual belinya.
--strategic Uses of Information Technology--
Keberhasilan atau kegagalan organisasi saat ini sangat kompetitif dan teknologi dunia bisnis
tergantung pada bagaimana mereka mengelola untuk merampingkan arus informasi antara
14. departemen dan dunia luar. Ini adalah tempat TI datang ke dalam tindakan. Ini berkaitan dengan
penerapan teknologi untuk mengotomatisasi arus informasi dalam sebuah sistem informasi
organisasi. Kerangka peluang strategis memungkinkan para eksekutif untuk mengidentifikasi
peluang untuk penggunaan strategis TI.
Daerah utama yang harus dipertimbangkan untuk mempelajari dampak TI adalah:
1. 1. DEVELOPING AN INFORMATION TECHNOLOGY STRATEGY AN
MENGEMBANGKAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI
Isu seperti Critical Success Factors, perencanaan dan tenaga kerja TI dianggap. Tenaga kerja
sangat penting karena dapat memutuskan di Strategi menjadi sukses atau tidak.
2. 2. STRATEGIC USE OF INFORMATION TECHNOLOGY PENGGUNAAN
STRATEGIS TEKNOLOGI INFORMASI
Ini adalah wilayah luas di mana banyak muncul isu-isu inti. Pertanyaan seperti berikut:
a. Apakah IT perlu?
b. Apa dampaknya TI di dunia bisnis?
c. Kesempatan apa yang telah TI dibawa ke area bisnis Perseroan?
d. Apakah TI dari setiap nilai bisnis dipelajari di sini?
Perpaduan yang bersih Strategi TI dengan Strategi Perusahaan harus tercapai melalui prinsip-
prinsip SUIT
2. 3. QUALITY MANAGEMENT MANAJEMEN KUALITAS
Metode Quality Control, Audit, strategi yang berbeda yang digunakan dalam TQM dibahas
dalam area ini. Seperti Kualitas tidak dapat dengan mudah dapat didefinisikan, studi tentang
Quality Control dan pemeliharaan patut kita keterlibatan dan kepentingan yang tajam.
TI dapat digunakan untuk mengembangkan produk atau proses baru atau untuk
meningkatkan produk dan proses yang ada sehingga dapat mencapai keunggulan kompetitif di
pasar atau efek perbaikan signifikan dalam operasi internal. Potensi alam pentingnya IT bagi
sebuah organisasi tergantung pada intensitas informasi proses dan isi informasi produk.
Penggunaan strategis TI dalam sebuah organisasi diperlukan untuk pembengkokan dari strategi TI
ke dalam strategi perusahaan.
15. --Membangun Customer Focused Bisnis--
Strategi bisnis yang futuristik selalu mengedepankan posisi pelanggan sebagai dimensi
yang lebih tinggi dan berkuasa. Dan marilah kita coba urai beberapa unsur tersebut.
Layanan terbaik
Layanan terbaik bukan lahir dari rumusan rapat para manajer dan direktur dari sebuah
perusahaan. Layanan terbaik juga bukan rumusan strategi bisnis yang sudah direncanakan poada
10 tahun yang lalu sejak awal berdirinnya perusahaan. Namun Layanan terbaik adalah sejauh mana
anda memahami keinginan pelanggan kemaren, saat ini dan prediksi yang akan dating. Karena di
era teknologi informasi ini peluang berubahnya persepsi pelanggan bisa secepat kilat berbalik arah
karena :pembayaran yang lebih fleksibel
Layanan yang baik adalah layanan yang paling sesuai dengan keinginan pelanggan terutama secara
prioritas adalah pelanggan secara kebanyakan atau pelanggan yang masuk kategori utama/VIP.
Saya yakin anda para pebisnis tidak membedakan pelanggan-pelanggan anda dengan baik untuk
mewujudkan bentuk layanan yang lebih ekslusif untuk pelanggan terbaik.
Mengoptimalkan SDM yang unggul
SDM merupakan alat dalam perwujudan strategi bisnis, namun jangan lupa bahwa SDM
anda juga pelanggan internal yang secara hirarki bisa lebih mudah diatur dan diarahkan dengan
kekuatan internal, beda dengan palanggan eksternal yang mudah diarahkan oleh kecenderungan
pasar.
SDM yang unggul bahwa SDM tersebut sadar betul akan tuntutan dari perusahaan dan
pelanggan saat ini, yang secara umum antara lain:pasar, seiring dengan perubahan tuntutan pelang
SDM yang unggul merupakan media bisnis secara internal, termasuk merupakan media
promosi yang persuasif. Namun memperlakukan SDM tidak harus secara nyata memillah-milaj di
depan umum atas klasifikasi gradenya. Cukup apda level yang strategis, karena unsur SDM yang
unggul paham bahwa sesama staf merupakan pesaing, pesaing yang kolaboratif.
Pemanfaatan Teknologi yang Kompetitif
16. Strategi bisnis yang paham akan perubahan tentu selalu mengaitkan dengan unsur perubahan
yang paling dimensif, yaitu teknologi. Kemampuan menyerap informasi dari perkembangan
teknologi baik unsur perangkat keras maupun perangkat lunak merupakan wujud dari kepekaan
akan nilai-nilai persaingan bisnis dan wujud strategi bisnis. Misal ketika pergeseran dari mesin
fotokopi yang selalu besar dan berat dengan listrik yang besar beralih bahwa mesin fotokopi bisa
menyatu dengan print dan fax, atau mesin foto kopi portabel yang irit. Sehingga efisiensi anggaran
dan efisiensi waktu dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dari faktor harga yang terjangkau dan
layanan yang cepat pula, ini adalah wujud strategi bisnis yang baik. Contoh dahulu ketika belanja
ke supermarket, sang kasir harus entri kode produk satu2, sekarang cukup dengan barcode, layanan
lebih cepat dan akurat. Pelanggan lebih puas. Atau dahulu pelanggan harus order dengan Fax,
sekarang bisa dengan email atau sms, syukur2 dengan sistem informasi dengan web, misal
pemesanan tiket kereta dan pesawat.
Membangun kemitraan
Sehebat apapun strategi bisnis dan sebesar apapun perusahaan harus tetap membangun
hubungan kemitraan baik dengan supplyer, relasi dan pesaing, kenapa? Yang paling bahaya dalam
unsur produksi bukan faktor produk pesaing namun bagaimana mitra pemasok dapat mendukunng
percepatan dan kinerja bidang produksi.Misal ditengah mendapatkan order yang sangat banyak,
sang pemasok bahan baku mengalihkan ke perusahaan lain. Siapa yang rugi??? Membangun
kemitraan juga dapat dijalin dengan pesaing, contoh adalah adanya ATM bersama antar bank.
Siapa yang untung?Pelanggan bank dan mediator sangat diuntungkan. Kemitraan dengan
pesaing,pelanggan dan mediator.
--Value Chain & Strategic Informastion System--
untuk lebih memahami kegiatan melalui suatu perusahaan yang mengembangkan
keunggulan kompetitif dan menciptakan nilai pemegang saham berguna untuk memisahkan
system bisnis menjadi serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai di sebut sebagai value chain.
1985 dalam buku competitive advantage,Michael porter memperkenalkan model value chain
generic yang umunya untuk berbagai perusahaan.
17. --Re-engineering Bussiness Process--
. Dalam ilmu computer dan manajemen suatu pendekatan yang bertujuan perbaikan dengan
cara menaikan efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis yang ada di dalam dan seluruh organiasi.
Kunci untuk bagi organisasi untuk melihat proses bisnis mereka dari yang bersih persepektif dan
menentukan bagaimana mereka dapat membuat proses ini yang terbaik untuk meningkatkan cara
mereka menjalankan bisnis
--Menciptakan Virtual Company--
2.1 Definisi Virtual Company
Virtual company memiliki beberapa definisi yaitu:
1. Suatu organisasi yang hanya menggunakan komputer dan teknologi komunikasi yang memiliki
kemudahan dalam mengatur administrasi untuk berkomunikasi dengan pihak klien, menggunakan
media telepon, fax, email, internet, IM, danvideoconference yang tidak dibatasi oleh waktu dan
ruang [12];
2. Virtual company adalah gabungan dari E-commerce dan Internet & World Wide Web[10];
3. Virtual company (VC) adalah salah satu metode yang dapat membuat owner dan manager
mengatasi menegement yang dibutuhkan. VC dilengkapi dengan administrasi, kreatif dan teknikal
skill serta pelayanan yang dapat membantu entrepreneurs dan professionals lebih mudah mengatur
bisnis yang akan dijalankan.[]
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa virtual company yang akan
digunakan dalam topik ini adalah suatu perusahaan yang membuat suatu aplikasi sistem informasi
yang digunakan untuk menjembatani antara perusahaan dan klien secara online.
Virtual Company terdiri dari customer yang saling terintegrasi dan supplier dalam port bisnis
yang masuk ke dalam jaringan bisnis (business bus). Untuk kepentingan komunikasi dan
pelayanan dengan supplier dan customer di jalur business bus, maka dibuat beberapa businness
port pendukung dengan melibatkan pihak ketiga, yaitu media transportasi, service financier untuk
metoda pembayaran, chating room dan massaging untuk layanan komunikasi.
18. 2.2 Pendukung Perancangan Virtual Company
Untuk membangun sebuah Virtual Company, ada beberapa komponen yang dapat digunakan
[11] , diantaranya :
1. Email
Hampir semua company menggunakan email dalam proses komunikasi, kapanpun dan dimanapun.
2. Sistem yang otomatis dan mudah digunakan
Menggunakan suatu apikasi sistem informasi yang bekerja secara otomatis untuk menggantikan
pegawai secara langsung, dengan demikian waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Digital company
Membuat elektronik company secara on-line.dengan system online , pegawai dapat bekerja
kapanpun dan dimanapun.
4. Monitoring
Mempermudah memonitor apikasi situs web
5. Infrastruktur
Sarana infrastruktur akan dibutuhkan untuk menjalankan konsep sebuah VC.
6. Motivasi
Memotivasai user agar on-line
7. user-friendly
Membantu user memahami tools
Selain itu dalam pembentukan virtual company wajib memperhatikan 4 konsep dimensi
perusahaan [8], yaitu:
·Network company
Pengelolaan hubungan melalui suatu jaringan (komponen: jaringan resource &business bus)
·Customer centric company
Dengan konsep Mass Customization, dimana keseluruhan produksi (barang/jasa layanan)
tidak sekedar mempertimbangkan efisiensi produksi massal, tapi juga mempertimbangkan agar
memenuhi kebutuhan individual pelanggan
19. ·Agile company
Dimana pengaturan ulang sekumpulan resource dapat dilakukan dengan dinamis sesuai
kebutuhan
·Digital company
Digital Company menerapkan konsep kantor virtual, otomatisasi proses, dan
organisasi virtual. Dimana ketiga konsep tersebut di dikung teknologi komunikasi dan jaringan,
pemrograman, konsep Knowledge Management (KM), konsep Supply Chain Management (SCM),
Customer Relationship Management (CRM), aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP) dan
datawarehouse untuk kepentingan pengelolaan dan akses data.
1. Knowledge Management (KM) adalah sebuah konsep yang bergerak di atas infrastruktur teknologi
informasi (Internet & Intranet) yang di fokuskan untuk menjadi sebuah institusi agar menang
dalam kompetisinya karena memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada kompetitor-nya.
2. Customer Relationship Management (CRM) adalah aplikasi yang didesain untuk membantu suatu
organisasi, mengoptimalkan hubungan dengan pelanggannya dan para supplier-nya, melalui satu
atau lebih touch points – seperti call center, salesperson, distributor, store, branch office, web, e-
mail – dengan tujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggannya.
3. Enterprise Resouces Planning (ERP) adalah sebuah software yang menggabungkan dan
mengotomatisasi data dan beberapa business process dari suatu perusahaan atau organisasi.
2.3 Kerangka Kerja Analisis Pengaturan Topik untuk Virtual Company
Sebelum apa yang ingin dikemukakan sebagai produk/layanan, maka perlu dipertimbangkan
jenis kompetisi yang akan dijalani perusahaan (“Time-based”, “Hypercompetition”, “High
Velocity Environment”).
Jenis kompetisi akan mempengaruhi pembobotan pemilihan teknologi dan aplikasi apa yang
akan digunakan untuk menyajikan produk/layanan. Untuk factor waktu, aplikasi yang bisa menjadi
pilihan adalah e-mail, IM, intranet, electronic meeting. Sedangkan untuk faktor jangkauan
ruang/area, teknologi yang bisa menjadi pilihan adalah mobile phone, PDA,Laptop,internet.
20. Kedua pilihan teknologi dan aplikasi tersebut akan menjadi dasar bagi Manager dalam
pengambilan keputusan dan bertindak sesuai kebutuhan organisasi dan management.
--Membangun Knowledge Creating Company--
Membangun Knowledge Creating Company dibutuhkan poin-poin penting yaitu :
1. Important knowledge in Company :
- Cara menghadapi persaingan global.
- Cara menjaga kepuasan pelanggan.
- Cara mengantisipasi dinamika persaingannya secara tepat melalui pengembangan virtual Lego
Factory.
- Cara menghadapi arena persaiangan dengan film-film yang sedang beredar dengan kualitas box-
office, misalnya Star Wars dan Harry Potter.
- Melaksanakan program restrukturisasi yang terdiri dari downsizing dan downscoping.
2. Cross cultural interfaces & Knowledge domain :
- Lego Group mengirimkan produknya kepada retail-retail kecil yang terdapat di dalam database Lego
Group sejak tahun 1950.
- Penjualan saham Legoland (Taman Bermain Lego) kepada Blackstone senilai US$450 juta dan
penglepasan aset non-produktif di AS, Korea Selatan, dan Australia merupakan bentuk divestasi
Lego dalam kaitannya dengan program turn around. Divestasi ini menghasilkan efektivitas dan
efisiensi perusahaan yang secara langsung meningkatkan kinerja Lego.
21. Kesimpulan
Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitiif dapat dicapai melalui banyak cara, seperti
menyediakan brang dan jasa dengan harga yang murah, menyediakan barang dan jasa yang lebih
baik dari para pesaing, dan memenuhi kebutuhan khusus. Suatu segmen pasar tertentu.Pada bidang
komputer keungulan kompetiti mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan leverage
dipasaran. 1. Pandangan Awal tentang Keunggulan Kompetitif Sejumlah perusahaan telah
mendapatkan publikasi yang luas karena menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Beberapa diantaranya adalah American Airlines dengan sitem pemesanan penerbangan
yang disebut Sabre, American Hospital Supply dengan jaringan EDI (electronic data inter change),
dan McKesson Drug dengan sistem distribusinya yang disebut Economost. 2. Pandangan Luas
tentang Keunggulan Kompetitif Suatu cara untuk mencapai nilai maksimum dari penggunaan
informasi sebagai sumber daya kompetitif, pengusahaan harus membangun IOS menyediakan
hubungan dengan seluruh delapan elemen lingkungan. Semua hubungan informasi harus bhersifat
dua arah, kecuali hubungan dengan pesaing yaitu hanya informasi masuk saja. Manajemen
berusaha menimbulkan arus informasi dari pesaing, tetapi menekan arus pada pesaing.
22. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Sistem
Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA: Pearson/Prentice
Hall.