SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
definisi
 Industria = buruh
 Luas>>menyangkut semua kegiatan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial.
 Sempit >> semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi (manufacturing)
1. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan baku
 Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya

diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil
pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil
kehutanan.
 Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah
lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri
kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
1. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan baku
 c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier.

Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa
layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri rumah tangga, yaitu industri yang

menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga,
dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala
rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
INDUSTRI RUMAH TANGGA
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya

berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil
adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih
ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
INDUSTRI KECIL
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan

tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri
sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,
tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan
pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial
tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir,
dan industri keramik.
INDUSTRI SEDANG
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga

kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah
memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif
dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus
memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan
perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan
kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri
tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri
pesawat terbang.
INDUSTRI BESAR
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan

barang atau benda yang membutuhkan pengolahan
lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban,
industri baja, dan industri tekstil.
INDUSTRI SEKUNDER
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan

barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih
lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati atau digunakan secara langsung.
Misalnya: industri anyaman, industri konveksi,
industri makanan dan minuman.
INDUSTRI PRIMER
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak

berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau
digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat
mempermudah atau membantu kebutuhan
masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
IDUSTRI TERTIER
4. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan mentah
 Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah

bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan
pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri
gula, industri kopi, industri teh, dan industri
makanan.
 Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah
bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan.
Misalnya: industri semen, industri
baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan
industri serat sintetis.
4. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan mentah
 Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa

layanan yang dapat mempermudah dan meringankan
beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya:
industri perbankan, industri perdagangan, industri
pariwisata, industri transportasi, industri seni dan
hiburan.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada pasar (market oriented

industry), yaitu industri yang didirikan mendekati
daerah persebaran konsumen.
 Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment
oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi
kurang pendidikannya.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented

industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau
ditempat pengolahan. Misalnya:
industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan
batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat
dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri

yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku.
Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan
industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan
dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan
lahan tebu.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain

(footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak
terikat oleh syarat-syarat
di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja,
karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
industri elektronik, industri otomotif, dan industri
transportasi.
6. Klasifikasi industri berdasarkan
proses produksi
 Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang

setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang
yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati
oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang,
industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
6. Klasifikasi industri berdasarkan
proses produksi
 Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah

bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri
ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu
lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan
industri baja.
7. Klasifikasi industri berdasarkan
barang yang dihasilkan
 Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan

mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya:
industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri
percetakan.
 Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan
barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya:
industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman
8. Klasifikasi industri berdasarkan
modal yang digunakan
 Industri dengan penanaman modal dalam negeri

(PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan
modal dari pemerintah atau pengusaha nasional
(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri
pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
8. Klasifikasi industri berdasarkan
modal yang digunakan
 Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu

industri yang modalnya berasal dari penanaman
modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
 Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu
industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama
antara PMDN dan PMA. Misalnya:
industri otomotif, industri transportasi, dan industri
kertas.
9. Klasifikasi industri berdasarkan
subjek pengelola
 a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan

merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler,
industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
 b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan
merupakan milik negara yang dikenal dengan istilah
BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
industri baja, industri pertambangan, industri
perminyakan, dan industri transportasi.
10. Klasifikasi industri
berdasarkan
cara pengorganisasian
 Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri:

modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya
kurang dari 10 orang biasanya dari
kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan
lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal).
Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan
ringan.
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara
pengorganisasian
 Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-

ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi
masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga
kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih
luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir,
industri sepatu, dan industri mainan anak-anak
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara
pengorganisasian
 Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri:

modal sangat besar, teknologi canggih dan modern,
organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak
dan terampil pemasarannya berskala nasional atau
internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi,
dan industri persenjataan.
11. Klasifikasi industri berdasarkan
Surat Keputusan MenteriPerindustrian
 Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar (IKD)
 modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan
menerapkan teknologi maju.
 1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak

dan industri bahan kimia tekstil.
 2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen,
industri asam sulfat, dan industri kaca
 3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan
industri pestisida.
 4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas,
industri pulp, dan industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan
Elektronika (IMELDE)
 mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau







rekayasa mesin dan perakitan.
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya:
mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah
batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor,
mesin gergaji,
dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan
generator.
b. Industri Mesin Logam Dasar
dan Elektronika (IMELDE)
 6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
 7) Industri kendaraan bermotor (otomotif ), misalnya:





mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan
helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi
baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan
reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin
produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI)
 barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang






termasuk industri
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian
jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin,
lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho,
tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula,
teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu
gergajian, kayu lapis, dan marmer.
d. Industri Kecil (IK)
 Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan

jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana.
Biasanya dinamakan industri rumah tangga,
 misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah
tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
e. Industri pariwisata
 Industri ini merupakan industri yang menghasilkan

nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa
berupa: wisata seni dan budaya
 (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata
pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur,
 alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata
alam (misalnya: pemandangan alam di pantai,
pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan
 wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan,
pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran,
hotel, dan tempat hiburan).
Faktor-faktor penentuan lokasi
industri
 a. Bahan mentah
 b. Modal
 c. Tenaga kerja

 d. Sumber energi
 e. Transportasi
 f. Pasar
 g. Teknologi yang digunakan
 h. Perangkat hukum
 i. Kondisi lingkungan
(teori lokasi industri)
dari Alfred Weber
 1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri

memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif
homogen.
 2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan
cukup memadai.
 3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan
tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
Asumsi
(teori lokasi industri)
dari Alfred Weber
 4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
 5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan

jarak angkut.
 6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
 7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir
rasional.
Segitiga lokasional weber

(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada
jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari
pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah
dari pada hasil industri.
(Theory of optimal industrial
location)
dari Losch
 Teori ini didasarkan pada permintaan (demand),

sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi
optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila
dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas,
sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
transport (theory of weight loss
and
transport cost)
 Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki

nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah
dan biaya transport yang paling murah.
 Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:
 1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka
makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di
daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan
catatan faktor yang lainnya sama.
 2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan
mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan
untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.
Industri yang cenderung
ditempatkan di lokasi bahan baku
 Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan

baku adalah industri yang membutuhkan bahan baku
dalam jumlah yang cukup besar, bahan baku yang
digunakan tidak rusak/utuh, dan bahan baku yang
diolah banyak mengalami penyusutan sehingga
meringankan biaya pengangkutan.
Industri yang cenderung
ditempatkan di lokasi bahan baku
 1) Industri yang mengolah bahan baku yang cepat rusak atau








busuk, misalnya: industri daging, industri ikan, industri bunga, dan
industri susu.
2) Industri yang mengolah bahan baku dalam jumlah besar atau
barang curahan (bulk goods) dan biaya angkutannya cukup mahal,
misalnya: industri kayu dan industri pengolahan minyak bumi.
Industri kelompok ini memiliki perbandingan kehilangan berat
(weight loss) mencapai 75% atau lebih.
3) Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar.
4) Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya
pengangkutan barang jadi.
5) Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya
penyusutan.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 Industri yang cenderung ditempatkan di daerah

pemasaran adalah industri yang biasanya tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan baku
atau mudah diperoleh di daerah sekitarnya. Misalnya:
industri perakitan, industri makanan, dan industri
konveksi.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 1) Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan

kehilangan (susut) berat mencapai nol persen, biaya
angkut untuk barang jadi lebih mahal dari pada biaya
angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri roti
karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan
bahan mentahnya.
 2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya:
industri air mineral, karena air bersih dianggap mudah
diperoleh.
 3) Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi
karena ukurannya relatif lebih besar. Misalnya: industri
peti dan industri mebel.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 4) Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami






perubahan yang cepat karena kaitannya dengan model dan
mode yang sedang berkembang. Misalnya industri
konveksi.
5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya
angkut bahan mentah/baku.
6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak
tahan lama.
7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran
yang luas.
8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
FAKTOR PENYEBAB GEJALA
AGLOMERASI INDUSTRI
 pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu

wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah
aglomerasi industri.
 Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan
industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang
berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk;
Industri
 berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu
bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya
cenderung mendekati sumber bahan mentah.
FAKTOR PENYEBAB GEJALA
AGLOMERASI INDUSTRI
 1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang

dibutuhkan pada suatu lokasi;
 2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah
satu faktor produksi tertentu;
 3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang
disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
 4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan
bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
 5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam
menghasilkan suatu produk.
Keuntungan Aglomerasi Industri
 1. mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan,







karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan
dalam penanganannya;
2. mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya
dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota;
3. memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama
industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah
disepakati;
4. tidak mengganggu rencana tata ruang;
5. dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi
serendah mungkin.
Kawasan Industri
 kawasan industri atau sering disebut industrial estate,

yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan
industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang
strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang
lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat
pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh
perusahaan pengelola kawasan industri.
Kawasan Industri
 Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri

(aglomerasi yang disengaja), antara lain
 untuk mempercepat pertumbuhan industri
 memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
 Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan
berlokasi di kawasan tersebut, dan
 menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan
lingkungan
Kawasan Industri
 beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain

Medan, Cilegon (Banten),
 Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap
(Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.
Kawasan berikat (Bonded zone)
 kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah

pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan
khusus di bidang pabean.
 Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang
yang berasal dari dalam atau luar negeri.
 Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan
 Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung,

dan Batam.
Industri berikat
 industri berikat (Industrial Linkage), yaitu beberapa

industri yang memiliki keterikatan ke dalam suatu
industri utama
 Keterikatan antara satu industri dengan industri
lainnya dapat terjalin dari elemen-elemen (lahan,
modal, mesin, tenaga kerja,
informasi, pasar, transportasi, dan unsur lainnya) yang
terkait dengan pengoperasian industri
Keterikatan industri berikat
 1. keterkaitan produk;
 2. keterkaitan jasa;
 3. keterkaitan proses;

 4. keterkaitan subkontrak.
Industri berikat
 di sekitar industri garmen dikelilingi oleh industri-

industri lain yang berfungsi sebagai penunjang,
misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting,
dan asesoris lainnya.
 Adanya keterkaitan antara industri yang berada pada
suatu tempat, tidak hanya dapat menekan biaya
transport, tetapi juga dapat mendukung pertumbuhan
dan keberlangsungan industri-industri tersebu
Industri dan distribusi
Industri dan distribusi
Industri dan distribusi

More Related Content

What's hot

ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...
ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...
ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...afifsalim
 
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptx
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptxEM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptx
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptxArdhiNata2
 
Ekonomi produksi-pertanian
Ekonomi produksi-pertanianEkonomi produksi-pertanian
Ekonomi produksi-pertanianAchmad Ridha
 
10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pert10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pertSimon Patabang
 
Chapter 4 perencanaan bisnis
Chapter 4   perencanaan bisnisChapter 4   perencanaan bisnis
Chapter 4 perencanaan bisnistellstptrisakti
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
perencanaan lokasi perusahaan
perencanaan lokasi perusahaanperencanaan lokasi perusahaan
perencanaan lokasi perusahaanameliadhebie
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and returnyy rahmat
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)Indra Jaya
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Rangkuman Pemahaman Mengenai Industrialisasi
Rangkuman Pemahaman Mengenai IndustrialisasiRangkuman Pemahaman Mengenai Industrialisasi
Rangkuman Pemahaman Mengenai IndustrialisasiFitri Indra Wardhono
 
Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
Penentuan Upah di Pasar Tenaga KerjaPenentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
Penentuan Upah di Pasar Tenaga KerjaHaikal Arrazy
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHOnal Lensun
 
2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijonoDidik Purwiyanto Vay
 
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.pptlani87
 

What's hot (20)

ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...
ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...
ANALISIS PENGGANTIAN (BAHAN AJAR MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK MAGISTER TEKNIK S...
 
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptx
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptxEM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptx
EM Pertemuaan ke 9-10 (Fungsi Produksi) Kel 1.pptx
 
Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional
 
Ekonomi produksi-pertanian
Ekonomi produksi-pertanianEkonomi produksi-pertanian
Ekonomi produksi-pertanian
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pert10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pert
 
Chapter 4 perencanaan bisnis
Chapter 4   perencanaan bisnisChapter 4   perencanaan bisnis
Chapter 4 perencanaan bisnis
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
perencanaan lokasi perusahaan
perencanaan lokasi perusahaanperencanaan lokasi perusahaan
perencanaan lokasi perusahaan
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and return
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Rangkuman Pemahaman Mengenai Industrialisasi
Rangkuman Pemahaman Mengenai IndustrialisasiRangkuman Pemahaman Mengenai Industrialisasi
Rangkuman Pemahaman Mengenai Industrialisasi
 
Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
Penentuan Upah di Pasar Tenaga KerjaPenentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
Penentuan Upah di Pasar Tenaga Kerja
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
 
2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono2. sistem transportasi nasional wagijono
2. sistem transportasi nasional wagijono
 
Teori biaya produksi
Teori biaya produksiTeori biaya produksi
Teori biaya produksi
 
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
 
Investasi ekonomi makro
Investasi ekonomi makro Investasi ekonomi makro
Investasi ekonomi makro
 
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
 

Similar to Industri dan distribusi

Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanianAndi Furnando
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry Gilang Jupriono
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPutri Karunia Darmawati
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Alia Jessica
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Yusinadia Sekar Sari
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRIBakhrul Ulum
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptxEttim Yoga
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.pptLee Eun Hee
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaanhadi spn
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriSthefanie Parera
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriSuciani Saputri
 

Similar to Industri dan distribusi (20)

Kawasan industri
Kawasan industriKawasan industri
Kawasan industri
 
Klasifikasi industri
Klasifikasi industriKlasifikasi industri
Klasifikasi industri
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanian
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)
 
geografi-industri.pptx
geografi-industri.pptxgeografi-industri.pptx
geografi-industri.pptx
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptx
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.ppt
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaan
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industri
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanMuhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiMuhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMAMuhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx1101416
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRahmiRauf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxDwiNovitaSari70
 
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxPancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxZulfiWahyudiAsyhaer1
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.AndiLukman13
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptxyeniyoramapalimdam
 
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxPerspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxyosp418
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxZubedImut
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxPancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxPerspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Industri dan distribusi

  • 1.
  • 2. definisi  Industria = buruh  Luas>>menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.  Sempit >> semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (manufacturing)
  • 3. 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku  Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.  Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
  • 4. 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku  c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
  • 5. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
  • 7. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
  • 9. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
  • 11. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
  • 13. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
  • 15. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
  • 17. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
  • 19. 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah  Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.  Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
  • 20. 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah  Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
  • 21. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.  Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
  • 22. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
  • 23. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
  • 24. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
  • 25. 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi  Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
  • 26. 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi  Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
  • 27. 7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan  Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.  Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman
  • 28. 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan  Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
  • 29. 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan  Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.  Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
  • 30. 9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola  a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.  b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
  • 31. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
  • 32. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri- ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak
  • 33. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
  • 34. 11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan MenteriPerindustrian  Industri Kimia Dasar (IKD)
  • 35. Industri Kimia Dasar (IKD)  modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.  1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.  2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca  3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.  4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
  • 36. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)  mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau      rekayasa mesin dan perakitan. 1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa. 2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader. 3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres. 4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer. 5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
  • 37. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)  6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.  7) Industri kendaraan bermotor (otomotif ), misalnya:     mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor. 8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter. 9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga. 10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal. 11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
  • 38. c. Aneka Industri (AI)  barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang      termasuk industri 1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio. 3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa. 4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan. 5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
  • 39. d. Industri Kecil (IK)  Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,  misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
  • 40. e. Industri pariwisata  Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya  (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur,  alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan  wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
  • 41. Faktor-faktor penentuan lokasi industri  a. Bahan mentah  b. Modal  c. Tenaga kerja  d. Sumber energi  e. Transportasi  f. Pasar  g. Teknologi yang digunakan  h. Perangkat hukum  i. Kondisi lingkungan
  • 42. (teori lokasi industri) dari Alfred Weber  1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif homogen.  2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.  3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
  • 43. Asumsi (teori lokasi industri) dari Alfred Weber  4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.  5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.  6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.  7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
  • 44. Segitiga lokasional weber (a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak. (b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri. (c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
  • 45. (Theory of optimal industrial location) dari Losch  Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
  • 46. transport (theory of weight loss and transport cost)  Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah.  Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:  1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.  2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.
  • 47. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku  Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku adalah industri yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, bahan baku yang digunakan tidak rusak/utuh, dan bahan baku yang diolah banyak mengalami penyusutan sehingga meringankan biaya pengangkutan.
  • 48. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku  1) Industri yang mengolah bahan baku yang cepat rusak atau     busuk, misalnya: industri daging, industri ikan, industri bunga, dan industri susu. 2) Industri yang mengolah bahan baku dalam jumlah besar atau barang curahan (bulk goods) dan biaya angkutannya cukup mahal, misalnya: industri kayu dan industri pengolahan minyak bumi. Industri kelompok ini memiliki perbandingan kehilangan berat (weight loss) mencapai 75% atau lebih. 3) Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar. 4) Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya pengangkutan barang jadi. 5) Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya penyusutan.
  • 49. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran adalah industri yang biasanya tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan baku atau mudah diperoleh di daerah sekitarnya. Misalnya: industri perakitan, industri makanan, dan industri konveksi.
  • 50. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  1) Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan kehilangan (susut) berat mencapai nol persen, biaya angkut untuk barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri roti karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan bahan mentahnya.  2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya: industri air mineral, karena air bersih dianggap mudah diperoleh.  3) Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi karena ukurannya relatif lebih besar. Misalnya: industri peti dan industri mebel.
  • 51. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  4) Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami     perubahan yang cepat karena kaitannya dengan model dan mode yang sedang berkembang. Misalnya industri konveksi. 5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut bahan mentah/baku. 6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak tahan lama. 7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran yang luas. 8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
  • 52. FAKTOR PENYEBAB GEJALA AGLOMERASI INDUSTRI  pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri.  Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri  berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan mentah.
  • 53. FAKTOR PENYEBAB GEJALA AGLOMERASI INDUSTRI  1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;  2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;  3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;  4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;  5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.
  • 54. Keuntungan Aglomerasi Industri  1. mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan,     karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya; 2. mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota; 3. memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati; 4. tidak mengganggu rencana tata ruang; 5. dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.
  • 55. Kawasan Industri  kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
  • 56. Kawasan Industri  Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain  untuk mempercepat pertumbuhan industri  memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,  Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan  menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan
  • 57. Kawasan Industri  beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon (Banten),  Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.
  • 58. Kawasan berikat (Bonded zone)  kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean.  Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri.
  • 59.  Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan  Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.
  • 60. Industri berikat  industri berikat (Industrial Linkage), yaitu beberapa industri yang memiliki keterikatan ke dalam suatu industri utama  Keterikatan antara satu industri dengan industri lainnya dapat terjalin dari elemen-elemen (lahan, modal, mesin, tenaga kerja, informasi, pasar, transportasi, dan unsur lainnya) yang terkait dengan pengoperasian industri
  • 61. Keterikatan industri berikat  1. keterkaitan produk;  2. keterkaitan jasa;  3. keterkaitan proses;  4. keterkaitan subkontrak.
  • 62. Industri berikat  di sekitar industri garmen dikelilingi oleh industri- industri lain yang berfungsi sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris lainnya.  Adanya keterkaitan antara industri yang berada pada suatu tempat, tidak hanya dapat menekan biaya transport, tetapi juga dapat mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan industri-industri tersebu