1. Kendala Umum Membangun SIMRS
Ada beberapa kendala yang biasanya dialami pihak rumah sakit dalam menerapkan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS), diantaranya adalah :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) tidak siap.
Seringkali ditemukan SDM sebagaiuser SIMRS tidak siap ketika adanya perubahan kebiasaan dari manual ke
komputerisasi. Karena dengan demikian user tersebut harus beradaptasiterhadap prosedurbaru, harus bisa
menggunakan komputer, bekerja secara sistematis, dan setiap aktifitas di sistemtermonitor secara otomatis.
2. Software tidak memenuhi requirement
Ada baiknya sebelum membeli software rumah sakit, pihak rumah sakit membuat terlebih dahulu apa saja
kebutuhan rumah sakit terhadap SIMRS. Sehingga dapat memilih software yang tepat dan sesuaidengan kebutuhan.
Karena seringkali pihak rumah sakit gagal dalam penerapan SIMRS karena software yang telah dibeli tidak sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit, baik dari sisi bisnis proses ataupun pelaporan.
3. Rumah sakit tidak membatasi cakupan sistem
Membatasi cakupan sistem yang diterapkan sangat penting bagi pihak rumah sakit. Karena kebutuhan SIMRS untuk
rumah sakit yang satu dengan yang lain pasti berbeda-beda. Untuk rumah sakit yang baru menerpakan SIMRS,
sebaiknya membatasi dulu cakupan software rumah sakit atau SIMRS yang akan di implementasikan. Penerapan
SIMRS pun sebaiknya dilakukan bertahap, jika modul yang satu sudah berjalan dengan baik, barulah masuk ke
modul berikutnya.
4. Hardware sudah kadaluarsa
Hardware memiliki peranan yang besar terhadap aksesibilitas software. Semakin tinggi spesifikasi hardware,maka
akan semakin baik aksesibilitasnya terhadap software yang di-install di perangkat tersebut.Jika hardware sudah
tidak handal, ada baiknya pihak rumah sakit untukmelakukan up-grade terhadap hardware tersebut.Karena hal ini
dapat mengganggu kenyamanan userdalam menggunakan software.
5. Tidak adanya layanan purnajual dari supplier hardware dan software
Ketika terjadi masalah terhadap hardware atau software yang digunakan, pastikan pihak rumah sakit masih
mendapatkan layanan purnajual dari supplier hardware dan software tersebut.Sehingga ketika terjadi masalah
terhadap hardware dan software, supplier masih bertanggungjawab untuk memperbaikinya (selama masa garansi).