Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
1. Sanitasi.Net
Teknologi & Sistem Pengolahan
Air Limbah Setempat (On-Site)
Modul C:
Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan
(Jaringan Perpipaan)
Pelatihan Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T)
Juli, 2015
Rentek-C1
3. Sanitasi.Net
Sistem Setempat (On-Site)
• Sanitasi sistem setempat (on-site) yaitu sistem dimana
fasilitas pengolahan air limbah berada dalam persil atau
batas tanah yang dimiliki.
• Fasilitas ini merupakan fasilitas sanitasi individual seperti
septik tank atau cubluk.
4. Sanitasi.Net
Penerapan Sistem Setempat
Sistem ini diterapkan pada :
• Kepadatan < 100 orang/ha
• Kepadatan > 100 orang/ha, sarana on-site dilengkapi
pengolahan tambahan seperti kontak media dengan
atau tanpa aerasi
• Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m
• Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk
melayani penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung
dengan kawasan urban lainnya
5. Sanitasi.Net
Penerapan Sistem Setempat
• Pada sistem on-site ada 2 jenis sarana yang dapat
diterapkan yakni sistem individual dan komunal.
• Pada skala invidual sarana yang digunakan adalah
septik dengan varian pada pengolahan lanjutan untuk
effluentnya yakni :
– Dengan bidang resapan
– Dialirkan pada small bore sewer
– Dengan evapotranspirasi
– Menggunakan filter
• Tinja dari septik tank akan diangkut menggunakan truk
penyedot tinja dan diolah di IPLT (Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja)
8. Sanitasi.Net
Cubluk
• Cubluk merupakan sistem
pembuangan yang paling
sederhana terdiri atas lubang
yang digali secara manual
dengan dilengkapi dinding
rembes air yang dibuat dari
pasangan bata berongga,
anyaman bambu, dan bahan-
bahan lainnya (Sugiharto, 1997).
9. Sanitasi.Net
Cubluk
• Pada umumnya cubluk berbentuk lingkaran, kotak
persegi dengan diameter sepanjang (0,5-1) m, cubluk
memiliki kedalaman (1-3) m. hanya sedikit air yang
digunakan untuk menggelontor kotoran/ tinja ke dalam
cubluk dikarenakan kotoran biasanya langsung jatuh dari
atas bangunan cubluk yang dibangun sederhana.
• Cubluk biasanya didesain untuk waktu (5-10) tahun.
10. Sanitasi.Net
Jenis Cubluk
A. Cubluk Tunggal
– Cubluk tunggal dapat digunakan untuk daerah yang memiliki
ketinggian muka air tanah > 1 m dari dasar cubluk.
– Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 200 jiwa/ha.
– Pemakaian cubluk dihentikan apabila sudah terisi 75% dari
kapasitas yang ada, apabila masih digunakan melebihi batas
tersebut maka dikuatirkan timbul pencemaran seperti bau,
kotoran/tinja meluber ke atas permukaan
11. Sanitasi.Net
Jenis Cubluk
B. Cubluk Ganda/Kembar
– Cubluk kembar dapat digunakan untuk daerah dengan
kepadatan penduduk < 50 jiwa/ha dan memiliki muka air tanah
> 2 m dari dasar cubluk.
– Pemakaian lubang cubluk pertama dihentikan setelah terisi
75% dan selanjutnya cubluk kedua dapat disatukan.
– Jika lubang cubluk kedua telah terisi 75%, maka tinja yang ada
di dalam lobang pertama dapat dikosongkan secara manual
dan dapat digunakan untuk pupuk tanaman.
– Setelah itu lubang cubluk dapat difungsikan kembali.
14. Sanitasi.Net
Tangki Septik Individu
• Sistem ini merupakan sistem konvensional yang banyak
digunakan oleh masyarakat.
• Pada umumnya terdiri dari satu buah tangki septik berbentuk
kotak/lingkarann dan satu buah untuk resapan untuk
menampung effluent dari tangki septik.
• Tangki septik merupakan suatu ruangan yang terdiri dari
beberapa kompartemen yang berfungsi sebagai bangunan
pengendap untuk menampung kotoran padat agar mengalami
pengolahan biologis oleh bakteri anaerob dalam jangka waktu
tertentu.
• Proses dapat berjalan dengan baik apabila tangki terisi penuh
dengan cairan, oleh karena itu tangki septic haruslah kedap
air.
15. Sanitasi.Net
Penerapan
Hal- hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan
tangki septic adalah :
• Kecepatan daya serap tanah > 0,0146 cm/menit
• Cocok diterapkan di daerah yang memiliki kepadatan
penduduk < 500jiwa/ha
• Dapat dijangkau oleh truk penyedot tinja
• Tersedia lahan untuk
bidang resapan
16. Sanitasi.Net
Kriteria Disain Tangki Septik
(SNI 03-2398-2002)
Tangki septik didesain dengan bentuk persegi panjang
mengikuti kriteria desain sebagai berikut :
• Perbandingan antara panjang dan lebar adalah (2-3) : 1
• Lebar minimum tangki adalah 0,75 m
• Panjang minimum tangki adalah 1,5 m
• Kedalaman air efektif di dalam tangki antara (1-2,1) m
• Tinggi tangki septic adalah ketinggian air dalam tangki
ditambah dengan tinggi ruang bebas (free board) yang
berkisar (0,2-0,4) m
• Penutup tangki septic yang terbenam ke dalam tanah
maksimum sedalam 0,4 m
19. Sanitasi.Net
Modul Perencanaan Teknis SPAL-T
Modul
A. Dasar-dasar Perenca-naan
Teknis SPAL-T
B. Unit Pelayanan
C. Unit Pengumpulan /
Jaringan Perpipaan
D. Unit Pengolahan Air Limbah
E. Teknologi Pengolahan
Lumpur
F. Konstruksi Bangunan
G. Rencana Anggaran Biaya
Sub-Modul
C1 Teknologi Sistem Setempat
C2 Teknologi Sistem Terpusat
C3 Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah
C4 Pemetaan, Survei dan
Penyajian Gambar
C5-7 Perencanaan Teknis
Jaringan Perpipaan (3 sesi)
C8 Bangunan Pelengkap