2. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, hal ini ditandai dengan
dibacakannya teks proklamasi.Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan
perjuangan bersama rakyat Indonesia. Banyak tokoh berperan dalam proses
perjuangan tersebut. Berikut kronologis dari pra hingga detik-detik pembacaan
teks proklamasi:
A. DARI RENGASDENGKLOK HINGGA PENGANGASAN TIMUR
B.MENGANALISIS TERBENTUKNYA NKRI
C.MENELADANI PARA TOKOH PROKLAMASI
3. A.Dari Rengasdengklok Hingga
Pengangasan Timur
Jepang Kalah Perang dengan Sekutu {15 Agustus 1945}
Perbedaan Pendapat dan Penculikan {15 Agustus 1945}
Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi {16 Agustus 1945}
Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi {17 Agustus 1945}
Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia.
4. Jepang Kalah Perang dengan Sekutu
Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh sekutu. Ledakannya seperti gunung api yang jatuh ke
bumi. Setelah itu tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat karna faktor pengeboman kota Hirosima
dan Nagasaki. Sebelum Jepang menyerah pada sekutu, komando tentara Jepang wilayah selatan memberikan dan menyepakati
kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September 1945. Tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitian Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di setujui oleh Jendral Terauchi dan diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil Drs. Moh Hatta dan
tugasnya melanjutkan BPUPKI. Beranggotakan dengan 21 orang dan berasal dari berbagai daerah.
1. Jawa 12 Wakil
2. Sumatra 3 Wakil
3. Sulawesi 2 Wakil
4. Kalimantan 1 Wakil
5. Sunda Kecil 1 Wakil
6. Maluku 1 Wakil
7. Golongan penduduk Cina 1 Wakil
Tanggal 9 Agustus 1945, Jendral Terauchi memanggil Sukarna, Muh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat,
Saigan (salah satu pusat tentara Jepang). 12 Agustus 1945 Jendral Terauchi mengucapkan selamat atas terpilihnya Sukarno dan
Muh. Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. 14 Agustus 1945 Sukarno, Muh. Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat kembali ke
Jakarta.
A. Jepang Kalah Perang
Dengan Sekutu
5. Tanggal 15 Agustus merupakan hari yang menegangkan bagi Jepang dan Indonesia, karena itu merupakan titik akhir melajutkan PD II. Para
pejuang melancarjan gerakan “bawah tanah”. Sutan Syahir merupakan tokoh muda yg mengetahui beriya penyerahan Jepang terhadap
sekutu. Hari rabu 15 Agustus 1945 pada pukul 22.00 WIB, para pemuda dipimpin oleh Wikana, Sukarni, dan Darwis datang ke rumah Sukarno di
Jalan Pangesan 56, Jakarta, memaksa memproklamasikan kemerdekaan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Para pemuda gagal memaksa
Sukarno dan Golongan Tua. Sekitar pukul 24.00 WIB, diadakan pertemuan di jalan Ciki, Jakarta. Para pemuda yang datang ialah Sukarni, Yusuf
Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih yang di tunjuk memimpin pertemuan tersebut.
Setelah mendapat pinjaman perlengkapan dari Markas Peta, Singgih bersam penembak mahir Sutrisno, Sukarni, dan Wikana, dan dr. Muwardi
kemudian pergi menuju rumah Moh Hatta untuk ikut keluar kota. Kemudian para pemuda ke rumah Sukarno dan ia setuju asal Fatmawati,
Guntur, dan Moh. Hatta ikut. Baru sekitar pukul 04.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda dan rombongan menuju Rengasdengklok.
Daerah ini dipilih karena terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang dan adanya hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta dan
Daidan Jakarta. Ketika sampai mereka disambut oleh Shodanco Subeno dan Affan. Mereka di tempatkan di rumah Kie Song yaitu simpati
perjuangan bangsa Indonesia.
Gagal memaksa Sukarno menyatakan kemerdekaan lepas campur tangan Jepang. Tetapi Sukarno akan memproklamasikan kemerdekaan jika
sudah kembali ke Jakarta Lalu Sukarno bersedia memproklamasikannya sekitar pukul 10.00 WIB. Pertemuan PPKI tanggal 16 Agustus 1945
mengalami ketegangan, karena ketua dan wakilnya tidak ada di tempa. Ahmad Subarjo lalu mencarinya. Akhirnya telah terjadi kesepakatan
antara Wikan, Ahmad Subarjo ditunjukan dan diantarkan Ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo tibadi Rengasdengklok pukul 17.30 untuk menjemput rombongan Sukarno. Kecurigaan menyelimuti para pemuda. Akhirnya
Ahmad Subarjo memberika Jaminan jika besok 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 tidak ada kemerdekaan taruhannya nyawa Ahmad
Subarjo. Dizinkan oleh Shodanco Subeno untuk kembali ke Jakarta.
B.Perbedaan Pendapat
dan Penculikan
6. Tanggal 15 Agustus merupakan hari yang menegangkan bagi Jepang dan Indonesia, karena itu merupakan titik akhir melajutkan PD II. Para
pejuang melancarjan gerakan “bawah tanah”. Sutan Syahir merupakan tokoh muda yg mengetahui beriya penyerahan Jepang terhadap
sekutu. Hari rabu 15 Agustus 1945 pada pukul 22.00 WIB, para pemuda dipimpin oleh Wikana, Sukarni, dan Darwis datang ke rumah Sukarno di
Jalan Pangesan 56, Jakarta, memaksa memproklamasikan kemerdekaan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Para pemuda gagal memaksa
Sukarno dan Golongan Tua. Sekitar pukul 24.00 WIB, diadakan pertemuan di jalan Ciki, Jakarta. Para pemuda yang datang ialah Sukarni, Yusuf
Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih yang di tunjuk memimpin pertemuan tersebut.
Setelah mendapat pinjaman perlengkapan dari Markas Peta, Singgih bersam penembak mahir Sutrisno, Sukarni, dan Wikana, dan dr. Muwardi
kemudian pergi menuju rumah Moh Hatta untuk ikut keluar kota. Kemudian para pemuda ke rumah Sukarno dan ia setuju asal Fatmawati,
Guntur, dan Moh. Hatta ikut. Baru sekitar pukul 04.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda dan rombongan menuju Rengasdengklok.
Daerah ini dipilih karena terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang dan adanya hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta dan
Daidan Jakarta. Ketika sampai mereka disambut oleh Shodanco Subeno dan Affan. Mereka di tempatkan di rumah Kie Song yaitu simpati
perjuangan bangsa Indonesia.
Gagal memaksa Sukarno menyatakan kemerdekaan lepas campur tangan Jepang. Tetapi Sukarno akan memproklamasikan kemerdekaan jika
sudah kembali ke Jakarta Lalu Sukarno bersedia memproklamasikannya sekitar pukul 10.00 WIB. Pertemuan PPKI tanggal 16 Agustus 1945
mengalami ketegangan, karena ketua dan wakilnya tidak ada di tempa. Ahmad Subarjo lalu mencarinya. Akhirnya telah terjadi kesepakatan
antara Wikan, Ahmad Subarjo ditunjukan dan diantarkan Ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo tibadi Rengasdengklok pukul 17.30 untuk menjemput rombongan Sukarno. Kecurigaan menyelimuti para pemuda. Akhirnya
Ahmad Subarjo memberika Jaminan jika besok 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 tidak ada kemerdekaan taruhannya nyawa Ahmad
Subarjo. Dizinkan oleh Shodanco Subeno untuk kembali ke Jakarta.
B.Perbedaan Pendapat
dan Penculikan
7. Rombongan Sukarno dan Golongan Tua menuju kediaman Nishimura, untuk mengadakan rapat persiapan
kemerdekaan. Sukarno juga tidak mengharap bantuan Jepang. Sukarno kembali ke rumah Laksamana Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1. Rombongan untuk berkumpul dengan tokoh nasional dan seluruh anggota PPKI, para
pemimpin pemuda, pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chou Sangi On yang ada di Jakarta. Mereka
berjumalah 40-50 orang. Rumah laksamana Maeda dianggap aman dari anggota Rikugun (angkatan Darat
Jepang/Kampetai) yang ingin menggagalkan proklamasi kemerdekaan. Maeda adalah kepala perwakilam extra-
teritorial yang harus dihormati Rikugun.
Setelah tiba di rumah laksamana Maeda, lalu Sukarno dan Muh. Hatta diantarkan menemui Gunseikan Yamato
(Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Tetapi ia menolah menerima Sukarno-Hatta pada waktu tengah malem.
Dengan ditemani Maeda, Shigetada Nishijirma dan Tornego Yodshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah,
mereka menemui Somuboco (Mayor Jendral) Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum
Pemerintahan Jepang), dengan maksud menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan proklamasi. Pertemuan
tersebut tidak dicapai kata sepakat anta Sukarno Hatta denganpihak Nishimura. Pihak Sukarno ingin menekankan
kepada Nishimura untuk menyerahkan masalah kemerdekaan kepada PPKI. Pihak Nishimura menegaskan garis
pangkiam tentara ke-XVI di jawa, bahwa tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
Nishimura melarang rapat PPKI untuk pelaksanaan kemerdekaan RI. Dapat disimpulkan oleh Sukarno-Hatta
bahwa tidak ada gunanya membicarakan kemerdekaan dengan pihak Jepang, tetapi hanya ingin untuk tidak
menghalangi kemerdekaan proklamasi Indonesia.
C. Perumusan Teks
Proklamasi hingga Pagi
8. Rombongan Sukarno dan Golongan Tua menuju kediaman Nishimura, untuk mengadakan rapat persiapan
kemerdekaan. Sukarno juga tidak mengharap bantuan Jepang. Sukarno kembali ke rumah Laksamana Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1. Rombongan untuk berkumpul dengan tokoh nasional dan seluruh anggota PPKI, para
pemimpin pemuda, pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chou Sangi On yang ada di Jakarta. Mereka
berjumalah 40-50 orang. Rumah laksamana Maeda dianggap aman dari anggota Rikugun (angkatan Darat
Jepang/Kampetai) yang ingin menggagalkan proklamasi kemerdekaan. Maeda adalah kepala perwakilam extra-
teritorial yang harus dihormati Rikugun.
Setelah tiba di rumah laksamana Maeda, lalu Sukarno dan Muh. Hatta diantarkan menemui Gunseikan Yamato
(Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Tetapi ia menolah menerima Sukarno-Hatta pada waktu tengah malem.
Dengan ditemani Maeda, Shigetada Nishijirma dan Tornego Yodshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah,
mereka menemui Somuboco (Mayor Jendral) Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum
Pemerintahan Jepang), dengan maksud menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan proklamasi. Pertemuan
tersebut tidak dicapai kata sepakat anta Sukarno Hatta denganpihak Nishimura. Pihak Sukarno ingin menekankan
kepada Nishimura untuk menyerahkan masalah kemerdekaan kepada PPKI. Pihak Nishimura menegaskan garis
pangkiam tentara ke-XVI di jawa, bahwa tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
Nishimura melarang rapat PPKI untuk pelaksanaan kemerdekaan RI. Dapat disimpulkan oleh Sukarno-Hatta
bahwa tidak ada gunanya membicarakan kemerdekaan dengan pihak Jepang, tetapi hanya ingin untuk tidak
menghalangi kemerdekaan proklamasi Indonesia.
C. Perumusan Teks
Proklamasi hingga Pagi
9. Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Moh. Hatta kembali kerumah
Maeda. Diruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Ketika peristiwa itu berlangsung Maeda
tidak hadir, tetapi Miyosi sebagai orang kepercayaan Nashimura
bersama Sukarni, Sudiro, dan B. M. Diah menyaksikan Soekarno,
Hatta, dan Ahmad Soebarjo membahas perumusan naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
10. Pukul 04.00 WIB dini hari, Soekarno minta persetujuan dan minta tanda tangan kepada semua yang
hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Para pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir
banyak yang menjadi kolabulator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditanda tangani
oleh 2 orang tokoh, yakni Soekarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima.
Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti
Melik untuk diketik.
Demikian pertemuan dini hari itu menghasilkan naskah Proklamasi. Agar seluruh rakyat Indonesia
mengetahuinya, naskah itu harus disebarluaskan. Sukarni mengusulkan agar naskah tersebut dibacakan
di Lapangan Ikada, yang telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar
pembacaan naskah proklamasi. Tetap Soekarno tidak setuju, karena tempat itu adalah tempat umum
yang dapat memancing bentrokan antara rakyat dengan militer Jepang. Beliau sendiri mengusulkan
agar proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Usul tersebut disetujui dan
naskah proklamasi dibacakan bersama Hatta di tempat itu pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945
pukul 10.00 di tengah-tengah bulan Ramadhan (bulan Puasa).
11. naskah
proklamasi
Soekarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “PROKLAMASI”. Soekarno
kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Soebarjo. “ Bagaimana bunyi
rancangan pada draft pembuka UUD?” kedua orang yang ditanya pun tidak
ingat persis. Ahmad Soebarjo kemudian menyampaikan kalimat “kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta
menambahkan kalimat : “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya”. Soekarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’45 wakil-wakil
bangsa Indonesia”, sebagai penutup.
12. Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari rumah
Laksamana Maeda dengan di liputi kebanggaan. Mereka telah sepakat untuk
memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno diJl. Pegangsaan Timur No. 56 pada
pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk
memperbanyak teks Proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia. Semua alat
komunikasi di gunakan untuk menyambut proklamasi. Pamflet, pengeras suara, dan mobil-
mobil di kerahkan ke segenap penjuru kota.
Tanpa diduga, pada hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju Lapangan
Ikada. Para pemuda datang ke tempat itu, karena informasi yang disampaikan dari mulut
ke mulut bahwa Proklamasi akan di selenggarakan di Lapangan Ikada. Rupanya Jepang
telah mencium kegiatan para pemuda malam itu, sehingga mereka berusaha untuk
menghalang-halanginya. Lapangan Ikada telah dijaga oleh pasukan Jepang yang
bersenjata lengkap.
D.Pembaca Proklamasi Pukul
10.00 Pagi
13. Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk mejaga
keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta Latief Hendraningrat
beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah sukarno. Sementara itu,
Walikota Jakarta, Suwiryo memerintahkan kepada Wilopo untuk mempersiapkan peralatan
yang diperlukan seperti mikrofon. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk
menyiapkan tiang bendera. S.Suhud mendapatkan bendera Merah Putih dari ibu Fatmawati.
Bendra dijahit ibu Fatmawati sendiri dan ukurannya sangat besar (tidak standar). Bendera
Merah Putih yang di jahit Fatmawati dikenal dengan bendera pusaka. Sejak tahun 1969 tidak
lagi di kibarkan dan diganti dengan bendera duplikat. Tokoh-tokoh yang hadir, antara lain Mr.
A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary, Abikusno Cokrosuyoso, Ki Hajar
Dewantara, Dll.
Acara yang di rencanakan pada upacara besejarah itu adalah; Pertama pembaccan teks
proklamasi; kedua, pengibaran bendera Merah Putih; dan Ketiga, sambutan walikota Suwiryo
dan Dr.Muwardi dari keamanan
14. Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahan kepada Sekutu. Baru
pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui wilayah-wilayah yang terpencil. Keempat penguasa
kerajaan yang ada di Jawa Tengah menatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu Yogyakarta,
Surakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaraan.Euforia revolusi segera melanda negara ini, khususnya kaum
muda yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan.
Laskar Masyumi dan Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam kelempok-
kelempok bersenjata islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin oleh
paea Kiai.
Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi Jepang menentang upaya penyiaran
tersebut, dan malah memerintahkan agar para pernyiar meralat berita proklamasi sebagai sesuatu
kekeliruan. Oleh karna itu, pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel dan parapegawainya dilarang
masuk. Mereka kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di samping menggunakan radio, para
wartawan juga menybar luaskan berita proklamasi melalui media cetak.Tanggal 3 September 1945, para
pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio
Jakarta dapat dikuasai. Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik.
Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
E. Kebahagiaan Rakyat atas
Kemerdekaan Indonesia
15. Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII telah mengirim kawat ucapan selamat kepada
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh
tersebut sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultam Hamengkubuwana IX dan Sri
Paku Alam VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain sebagai berikut :
Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah istimewa dari Negara Indonesia.
Sri Sultan sebagai kepala daerah dana memegang kekuasaan atas Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat.
Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerihtah pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku
Kepala Daerah Istimewa betanggung jawab kepada Presiden.
Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Hanya saja kata Sri Sultan Hamengkubuwana
IX’ diganti dengan ‘Sri Paku Alam VIII’ dan ‘Negeri Ngayogyakarta Hadininggrat’ Diganti dengan ‘Negeri Paku Alaman’.
Memasuki bulan september 1945 di surabaya terjadi perebutan senjata di gudan Don Bosco. Rakyat surabaya juga merebut
marks pertahanan jepang di jawa timur, serta pangkalan Angkatan Laut di ujung sekaligus merebut pabrik pabrik yang
tersebar di sana
Pada tanggal 19 September 1945, seorang bernama ploegman di bantu kawan kawannya mengibarkan bendera merah putih
biru di atas Hotel Yamato. Residen sudirman segera memperingatkan agar ploegman dan kawan kawannya menurunkan
bendara tersebut. Peringatan itu tidak mendapat tanggapan.hal ini telah mendorong kemarahan para pemuda surabaya. Para
pemuda surabaya kemudian menyerbu Hotel Yamato. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel dan menurunkan
bendara merah putih biru, kemudian merobek bagian birunya, setelah itu, bendera tersebut di kibarkan kembali sebagai
bendera merah putih.
Indonesia telah merdeka paada tanggal 17 agustus. Bangsa indonesia dimensin sosial, sebagai rakyat yang merdeka tidak lagi
merupakan kelompok 2 atau 3, tetapi sederajat dengan masyarakat dan bangsa lain.
16. B.Menganalisis Terbentuknya
NKRI
Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 18
Agustus 1945.
Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah pada 19 Agustus
1945.
Pembentukan Badan-Badan Negara pada 29 Agustus 1945.
Pembentukan Kabinet pada 2 September 1945
Pembentukan Berbagai Partai Politik.
Komite van Aksi dan Lahirnya Badan-badan Perjuangan.
Lahirnya Tentara Nasional Indonesia.
Badan Keamanan Rakyat.
Tentara Keamanan Rakyat.
Dari TKR, TRI, ke TNI.
kronologis terbentuknya NKRI:
17. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan siding yang menghasilkan persetujuan dan
pengesahan UUD ( Undang Undang Dasar ), yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
Sebelum konsep itu disahkan, atas prakarsa Moh.Hatta, berdasarkan pesan dari tokoh
Kristen di Indonesia Bagian Timur, sila pertama dasar negara yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya:, diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah proklamasi, PPKI melakukan rapat pertama di Pejambon (sekarang dikenal
sebagai gedung pancasila). Sekitar pukul 11.30, siding pleno dibuka di bawah pimpinan
sukarno. Kemudian dilaksanakan acara pemandangan umum, yang dilanjutkan dengan
pembahasan bab demi bab dan pasal demi pasal. Sidang dilanjutkan dengan pemilihan
presiden dan wakil presiden. Sebagai dasar hukum pemilihan presiden dan wakil presiden
tersebut, harus disahkan dulu pasal 3 dari aturan peralihan. Ini menandai untuk pertama
kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.
A. Pengesahan UUD 1945 Dan Pemilihan
Presiden Dan Wakil Presiden
18. B.Pembentukan Departemen dan
Pemerintahan Daerah
Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945. Acara yang pertama adalah membahas hasil kerja panitia kecil yang dipimpin oleh Otto
Iskandardinata. Sebelum acara dimulai, presiden Sukarno ternyata telah menunjuk Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohardikusumo, dan Kasman
Singodimejo sebagai panitia kecil yang ditugasi merumuskan bentuk departemen bagi pemerintahan RI, tetapi bukan personalianya (pejabatnya).
Otto Iskandardinata menyampaikan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya. Hasil keputusannya tentang pembagian wilayah NKRI menjadi delapan
Provinsi, yaitu sebagai berikut:
1. JawaTengah
2. Jawa Timur
3. Borneo (Kalimantan)
4. Sulawesi
5. Maluku
6. Sunda Kecil
7. Sumatra
Kementrian Dalam Negeri
Kementrian Luar Negeri
Kementrian Kehakiman
Kementrian Keuangan
Kementrian Kemakmuran
Kementrian Kesehatan
Kementrian Pengajaran
Kementrian Sosial
Kementrian Pertahanan
Kementrian Penerangan
Kementrian Perhubungan
Kementrian Pekerjaan Umum
Di samping delapan wilayah tersebut, masih ditambah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta. Setelah
itu, sidang dilanjutkan mendengarkan laporan Ahmad Subarjo, mengenai pembagian departemen atau
kementrian. Adapun hasil yang disepakati, NKRI terbagai atas 12 Departemen sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Di samping itu juga ada kementrian Negara.
19. PPKI kembali mengadakan siding pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang ini, diputuskan
mengenai pembentukan komite nasional seluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite
nasional dibentuk sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsaIndonesia untuk menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.
KNIP ( Komite Nasional Indonesia Pusat ) diresmikan dan anggota-anggotanya dilantik pada tanggal
29 Agustus 1945. Pelantikan ini dilansungkan di gedung kesenian pasar baru, Jakarta. Sebagai ketua
KNIP adalah Mr. Kasman Singodimejo, dengan beberapa wakilnya, yakni Sutarjo Kartohardikusumo,
Mr. Laturharhary dan Adam Malik.
Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP yang bertempat di Gedung Balai Muslimin
Indonesia, Jakarta. Sidang ini dipimpin oleh Kasman Singodimejo. Dalam sidang ini juga diusulkan
kepada presiden agar KNIP Ndiberi hak legislatife selama DPR Bdan MPR belum terbentuk.
Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka wakil presiden selaku wakil pemerintah,
mengeluarkan maklumat yang lazim disebut maklumat wakil presiden No. X. Bunyi maklumat itu
sebagai berikut :
C. Pembentukan Badan-
Badan Negara
20. Menteri Dalam Negeri A.A. Wiranata Kusumah
Menteri Luar Negeri Ahmad Subarjo
Menteri Keuangan A.A. Maramis
Menteri Kehakiman Mr. Supomo
Menteri Kemakmuran Surakhmad Cokroadisuryo
Menteri Keamanan Rakyat Supriyadi
Menteri Kesehatan Buntaran Martoatmojo
Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara
Menteri Penerangan Amir Syarifudin
Menteri Sosial Iwa Kusumasumantri
Menteri Pekerjaan Umum Abikusno Cokrosuyoso
Menteri Perhubungan Abikusno Cokrosuyoso
Menteri Negara Wahid Hasyim
Menteri Negara M. Amir
Menteri Negara R.M. Sartono
Menteri Negara Otto Iskandardinata
Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh presiden Sukarno pada tanggal 2 September 1945 terdiri atas para menteri
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
D. Pembentukan Kabinet
21. Masyumi, berdiri tanggal 7 November 1945, di pimpin oleh dr. Sukiman Wiryosanjoyo.
PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri tanggal 7 November 1945 dipimpin oleh Mr.Moh.Yusuf. Oleh tokoh-tokoh
komunis,sebenarnya pada tanggal 2 Oktober 1945 PPKI telah didirikan.
PBI (Partai Buruh Indonesia), berdiri tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh Nyono.
Partai Rakyat Jelata,berdiri tanggl 8 November 1945 dipimpin oleh Sutan Dewanis.
Parkindo (Partai Kristen Indonesia),berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Dr.Prabowinoto.
PSI (Partai Sosial Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Amir Syarifuddin.
PRS (Partai Rakyat Sosial),berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Sutan Syahrir.
PKRI (Partai Katholik Rebublik Indonesia), berdiri tanggal 8 Desember 1945.
Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, berdiri tanggal 17 Desember 1945 dipimpin oleh JB Assa.
PNI (Partai Nasional Indonesia), berdiri tanggal 29 Januari 1946. PNI merupakan penggabungan dari Partai
Rakyat Indonesia (PRI),Gerakan Rebublik Indobesia, dan Serikat Rakyat Indonesia, yang masing-masing sudah
berdiri dalam bulan November dan Desember 1945.
Sidang PPKI tanggal 22 Agistus 1945 juga memutuskannya adanya pembentukan partai politik nasional yang
kemudian terbentuk PNI (Partai Nasional Indonesia). BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya partai-partai politik,
yang kemudian ditidak lanjuti oleh Wakil Presiden dengan maklumat pada tanggal 3 Nopember 1945. Setelah
dikeluarkan maklumat iti, berdirilah partai-partai politik di NKRI.
Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk, misalnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
E. Pembentukan Berbagai
Partai Politik
22. Di Aceh terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin oleh Syamaun Gaharu dan BPI (Barisan Pemuda Indonesia) kemudian menjadi
PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang dipimpin oleh A.Hasyim.
Di Sumatera Utara terdapat Pemuda Republik Andalas.
Di Sumatera Barat terdapat Pemuda Andalas dan Pemuda Republik Indonesia Andalas Barat.
Di Lampung terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin oleh Pangeran Emir Mohammad
Di Bengkulu terdapat PRI (Pemuda Republik Indonesia) dipimpin oleh Nawawi Manaf.
Di Kalimantan Barat terdapat PPRI (Pemuda Penyongsong Republik Indonesia). Tokoh-tokohnya,antara lain Musani Rani dan Jayadi Saman.
Di Kalimantan Selatan terdapat PRI (Persatuan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Rusbandi.
Di Bali terdapat AMI (Angkatan Muda Indonesia) dan PRI (Pemuda Republik Indonesia).
Di Sulawesi Selatan terdapat PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) yang dipimpin oleh Manai Sophian, AMRI (Angkatan Muda Republik
Indonesia),Pemuda Merah Putih,dan Penunjang Republik Indonesia.
Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi yang dimaksudkan sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata terhadap
sendadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang. Munculnya Komite van aksi kemudian disusul dengan lahirnya berbagai
badan perjuangan lainnya di bawah komite van aksi seperti API (Angkatan Pemuda indonesia) ,BARA (Barisan Rakyat Indonesia) dan BBI (Barisan
Buruh Indonesia). Di Surabaya muncul BBI pada tanggal 21 Agustus 1945.Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1945, dibentuk angkatan Muda oleh
Sumarsono dan Ruslan Wijayasastra.Kedua tokoh ini kemudian membentuk Angakatan Muda dan Pemuda di PRI (Pemuda Republik Indonesia)
bersama Bung Tomo pada tanggal 23 September.
Bahkan orang-orang luar Jawa yang berada di Jawa membentuk badan perjuangan seperti KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) dan PIM
(Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian muncul pula badan-badan perjuangan yang lebih bersifat khusus, misalnya TP (Tentara Pelajar), TGP
(Tentara Genie Pelajar) dan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).Selanjutnya berkembang pula kelaskaran.
Badan-badan perjuangan juga berkembang di luar Jawa, antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dengan munculnya badan-badan perjuangan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa diseluruh tanah air telah siap menggelorakan revolusi untuk
membersihkan kekuatan Jepang dari Indonesia.
F. Komitevan Aksi dan Lahirnya Badan-
Badan Perjuangan
23. Sebagai negara yang wilayahnya luas,tentara mutlak diperlukan sebagai benteng pertahanan.Sebutan TNI (Tentara Nasional Indonesia), lebih populer
dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
* Badan Keamanan Rakyat
Beberapa minggu setelah proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno masih bersikap hari-hati. Hal ini berkaitan dengan sikap jepang yang tidak senang
kalau terjadi perubahan status que (dari negara jajahan menjadi negara merdeka), apalagi sampai memiliki tentara. Sejak Jepang menyerah kepada
Sekutu, Jepang harus menjaga indonesia agar jangan sampai terjadi perubahan sampai Sekutu tiba di Indonesia. Sikap keras dan ketidaksenangan Jepang
terhadap Indonesia, Misalnya melucuti persenjataan dan sekaligus membubarkan PETA pada tanggal 18 Agustus 1945. Jepang Khawatir Peta akan menjadi
tentara Jepang.
Sampai akhir bulan Agustus 1945, sikap hati-hati Soekarno masih tetap dipertahankan. Hal ini terbukti pada waktu diadakan sidang PPKI tanggal 22 Agustus
1945.Untuk menghadapi situasi dalam sidang itu diputuskan, untuk pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat). BKR merupakan bagian dari BPKKP
(Badan Penolong Keluarga Korban Perang).Tujuannya dibentuknya BKR untuk memelihara keselamatan masyarakat dan keamanan di berbagai wilayah.
* Tentara Keamanan Rakyat
Sampai akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memilikikesatuan dan organisasi ketentaraan secara resmi dan profesional.Presideb Sukarno
dan wakil Presiden Moh.Hatta belum membentuk kesantuan tentara. BKR bukan merupakan kesatuan bersenjata yang bersifat Nasiaonal.Para pemuda
belum puas dengan keberadaan BKR.Oleh karena itu,badan –badan perjuangan terus mengadakan perlawanan terhadap kekuatan Jepang.
Angkatan Perang Inggris yang tergabung dalam SEAC (South Eeast Asia Command) mendarat di Jakarta pada tanggal 16 September 1945. Pasyukan ini
dipimpin Laksamana Muda Lord Lous Mountbatten yang mendesak pihak jepang untuk mempertahankan status que di Indonesia. Indonesia masih di
pandang sebagai daerah Jajahan seperti pada masa-masa sebelum 17 Agustus 1945. Pada tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat
yang berbunyi sebagai berikut “Untuk Memperkuat Perasaan Keamanaan Umum,maka diadakan suatu Tentara Kemanan Rakyat’’.
Personalia pemimpin TKR ternyata belum mantab. Hal ini terutama disebabkan oleh tidak munculnya tokoh Supriyadi. Supriyadi hilang secara misterius
sejak berakhirnya pemberontakan Peta di Blitar pada Februari 1945.Oleh karena itu, pada tanggal 20 Oktober 1945 di umumkan kembali pengangkatan
pejabat-pejabat pimpinan dilingkungan TKR.
Susunan pimpinan TKR yang baru sebagai berikut.Mentri Keamanan Rakyat ad interim:
* Pimpinan Tertinggi TKR: Supriyadi
G. Lahirnya Tentara Nasional
Indoesia
24. * Kepala Staf Umum TKR: Urip Sumoharjo
Ternyata, Supriyadi tidak kunjung datang. Oleh karena itu, secara operasional kepemimpinan yang aktif dalam TKR adalah
Urip Sumoharjo.Ia memilih markas besar TKR di Yogyakarta dan membagi TKR dalam 16 Divisi. Seluruh Jawa dan Madura
Dibagi dalam 10 divisi dan Sumatera di badi 6 divisi.
Pada tanggal 12 November 1945,di adakan pemilihan pemimpin tertinggi TKR yang baru.Dalam Rapat pemilihan itu dihadiri
oleh para Komandan Divisi, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, dan Sri Mangkunegoro X. Rapat dipimpin oleh Urip sumaharjo.
Dalam rapat itu disepakati untuk mengangkat Kolonel Sudirman,Panglima Divisi V Banyumas sebagai Panglima Besar TKR dan
sebagai kepala Staf , disepakati mengangkat Urip Sumoharjo. Namun pengangkatan dan pelantikan Kolonel Sudirman baru
dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 1945, Setelah pertempuran Ambarawa selesai.
* Dari TKR, TRI, ke TNI
TKR dengan sebutan keamanan rakyat, dinilai hanya merupakan kesatuan yang menjaga keamanan rakyat yang belum
menunjukkan sebagai suatu kesatuan angkatan bersenjata yang mempu melawan musuh dengan perang bersenjata. Jenderal
sudirman ingin meninjauu susunan dan tatat kerja TKR. Pemerintah kemudian mengeluarkan Penetapan pemerintah NO.2/SD
1946 atas prakarsa Markas Tertinggi TKR pada tanggal 1946 isinya tentang perubahan Tentara Keamanan Rakyat menjadi
Tentara Keselamatan Rakyat dan Kementrian Keamanan Rakyat menjadi Kementrian Pertahanan. Belum genap satu bulan
TKR diganti dengan TRI (Tentara Republik Indonesia). berdasarkan Maklumat Pemerintah pada tanggal 26 Januari 1946
ditegaskan bahwa TRI merupakan tentara rakyat, tentara kebangsaan, atau tentara nasional.
Didalam lingkungan Markas Tertinggi, TRI kemudian di sempurnakan dengan dibentuknya TRI Angkatan Laut yang kemudian
dikenal dengan ALRI (Angkatan Laut republik Indonesia) dan TRI Angkatan Udara yang ikenal sebagai AURI (Angkatan Udara
Republik Indonesia).
25. Tanggal 17 Mei diadakan beberapa perubahan organisai, meliputi :
Lingkungan Markas Besar :
– Panglima Besar : Jenderal Sudirman
– Kepala Staf Umum : Letnan Jenderal Urip Sumoharjo
Pengurangan jumlah divisi :
– Jawa-Madura dari 10 divisi menjadi 7 divisi ditambah 3 brigade di Jawa Barat, dan
– Sumatera semula 6 ivisi menjadi 3 divisi.
Dalam Kementrian Pertahanan :
– Dibentuk direktorat Jenderal bagian militer, yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Sudibyo.
– Dibentuk biro khusus yang menangani badan-badan perjuangan dan kelaskaran.
Disamping Tentara resmi TRI, ALRI, dan AURI masih ada laskar-laskar. Kesatuan kelaskaran lebih
condong kepada induk partainya yang seideologi dan belum tentu searah dengan TRI. Sehubungan
dengan kenyataan itu pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekrit yang berisi tentang
pembentukan panitia yang di sebut Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional yang dipimpin
ileh Presiden Soekarno.
Setelah panitia itu bekerja, akhirnya keluar penetapan Presiden tentang pembentukan TNI (Tentara
Nasional Indonesia) Pada tanggal 3 Juni 1947, Secara resmi diakui berdirinya TNI. Dalam organisasi ini
dimiliki TNI Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), dan TNI Angkatan Udara (TNI AD)
yang di sebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
26. C.Meneladani Para Tokoh
Proklamasi
Ir. Sukarno.
Moh Hatta.
Ahmad Subarjo.
Sukarni Kartodiwiryo.
Sayuti Melik.
Burhanuddin Mohammad Diah.
Latif Hendraningrat Sang Komandan Peta.
S. Suhud.
Suwiryo.
Muwardi.
Frans Sumarto Mendur.
Syahruddin.
F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro.
Para tokoh proklamasi adalah orang yang sangat berjasa bagi Indonesia. Para tokoh proklamasi adalah
pahlawan yang patut kita ketahui dan diteladani perjuangannya. Berikut tokoh-tokoh proklamasi :
27. Soekarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dalam berbagai
pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Tahun 1927, mendirikan PNI bersama kawan-
kawannya. Pada zaman Jepang, ia pernah menjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI, serta
menjadi anggota BPUPKI.
Bersama Moh. Hatta, Soekarno menjadi tokoh sentral yang terus di desak oleh para pemuda agar
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sampai akhirnya, beliau harus diungsikan ke
Rengasdengklok. Sepulangnya dari Rengasdengklok, beliau bersama Bung Hatta merumuskan
naskah Proklamasi dan menuliskannya pada secarik kertas dan mendapat kepercayaan untuk
menandatanganinya.
Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Soekarno semakin penting. Secara tidak langsung ia terpilih
menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Soekarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan
dimakamkan di Blitar.
.
A. Soekarno
28. Beliau dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Beliau menjadi salah
seorang pemimpin dan ketua perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Pada
masa pendudukan Jepang, ia menjadi salah seorang pemimpin PUTERA,
menjadi anggota BPUPKI dan wakil ketua PPKI.
Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh
nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan
dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
B. Moh. Hatta
29. “ saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau saudara ragu, nyawa sayalah yang menjadi
taruhannya. “ Ucapan yang keluar dari mulut ahmad subarjo untuk meyakinkan
golongan muda bahwa proklamasi akan dilaksanakan sesuai dengan desakan para
pemuda.
Ahmad Subarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. Ia tutup
usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan Nasional ia aktif di PI dan PNI.
Pada masa pendudukan Jepang, beliau menjadi Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala
Biro Riset Angkatan Laut jepang pimpinan Laksamana Maeda. Beliau tidak hadir pada
saat pembacaan Proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56.
C. Ahmad Subarjo
30. Sukarni Kartodiwiryo adalah salah seorang pimpinan gerakan
pemuda di masa proklamasi. Beliau dilahirkan di Blitar pada
tanggal 14 Juli 1916 dan wafat pada tanggal 4 mei 1971. Semasa
pendudukan Jepang, ia bekerja pda kantor berita Domei,
menjadi pemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama
Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta.
D.Sukarni
Kartodiwiryo
31. Beliau dilahirkan pada tanggal 25 November 1908 di
Yogyakarta. Beliau berperan dalam pencatatan hasil diskusi
susunan teks proklamasi. Ia yang mengetik teks proklamasi
yang dibacakan Sukarno-Hatta. Pada tahun 1942, ia menjadi
pemimpin redaksi surat kabar Sinar Baru Semarang.
E. Sayuti Melik
32. Lahir di Kotaraja pada tanggal 7 april 1917. Pada awal
pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer dan
pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai wartawan
harian Asia Raya. Ia berperan aktif dalam upaya
penyebarluasan berita proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
F. Burhanudin
Mohammad Diah
33. Beliau adalah salah seorang komandan Peta. Ia yang
menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir di
pegangsaan Timur No. 56, salah satunya ia mencari dan
menjemput Moh. Hatta. Latif Hendraningrat dengan
dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih,
dan yang membantu membawakan bendera merah
putih adalah Sk. Murti.
G. Latif Hendraningrat
34. Suhud adalah pemuda yang ditugasi mencari tiang dan
ia menggunakan sebatang bambu sebagai tiang
bendera. Ia juga bersama Latif Hendraningrat adalah
pengibar bendera Merah Putih saat proklamasi 17
Agustus 1945.
H. Suhud
35. Suwiryo adalah walikota jakarta raya pada masa
kemerdekaan dan menjadi ketua penyelenggara
upacara proklamasi kemerdekaan. Oleh karena itu,
ia sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan dalam upacara kemerdekaan.
I. Suwiryo
36. Muwardi bertugas dalam bidang keamanan jalannya
upacara. Ia menugaskan anggota Barisan Pelopor
dan Peta dalam menjaga keamanan di kediaman
Bung Karno. Setelah Upacara Praklamasi
kemerdekaan selesai ia menugaskan anggota
Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga Bung Karno
dan Moh. Hatta.
J. Muwardi
37. Frans Sumarto Mendur adalah seorang
wartawan yang mengabadikan peristiwa
penting di sekitar proklamasi. Ia bergabung
dengan kawan-kawan dari Indonesia Press
Photo Senice atau Ipphos.
K. Frans Sumarto
Mendur
38. Syahrudin adalah wartawan dari Domei
yang berhasil memasuki gedung siaran RRi
yang di jaga oleh Jepang, ia berhasil
menyerahkan Naskah Proklamasi kepada
bagian penyiaran.
L. Syahrudin
39. M. F. Wuz dan Yusuf
Ronodipuro
Tokoh F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro berperan penting
dalam penyebarluasan
berita proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-
penyiar yang cukup
berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari pihak
Kempetai.
40. proklamasi 17 agustus merupakan perjuangan bersama rakyat indonesia. Banyak tokoh berperan dalam
proseses perjuangan tersebut. Bahkan bukan hanya bangsa indonesia, tetapi sebagian bangsa lain juga
bersimpati untuk perjuangan bangsa indonesia.
peranan para tokoh dalam proklamasi kemerdekaan berbeda beda. Mereka berperan sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan yang harus di lakukan.
rakyat indonesia di berbagai daerah mendukung proklamasi kemerdekaan indonesia di buktikan dengan
reaksi mereka yang sangat heroik. Keberanian dan kerelaan berkorban di tunjukkan rakyat di berbagai
daerah dalam rangka mengambil alih kekuasaan jepang.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan perjuangan bersama rakyat Indonesia. Banyak tokoh yang
berperan dalam proses perjuangan tersebut. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian
bangsa lain juga bersimpati untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia agar mencapai
kemerdekaan.
Peranan para tokoh dalam proklamasi kemerdekaan berbeda-beda. Mereka berperan sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
KESIMPULAN
41. Proklamasi 17 Agustus 1945, besar bersama bangsa
Indonesia.
Proklamasi 17 Agustus 1945 juga merupakan kehendak dari
Tuhan Yang Esa.
Proklamasi 17 Agustus 1945 melibatkan peranan banyak
orang. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi
sebagian bangsa lain juga bersimpati untuk perjuangan
bangsa Indonesia.
Para tokoh memiliki peranan berbeda-beda dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka berperan sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan yang harus dilakukan.
42. Sebelum kemerdekaan, tempat yang dipilih
untuk pengamanan dan menjauhkan
Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang yaitu . .
a. Bandung
b.Malang
c. Hotel Yamato
d. Rengasdengklok
QUIZ
43. Sebelum kemerdekaan, tempat yang dipilih
untuk pengamanan dan menjauhkan
Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang yaitu . .
a. Bandung
b.Malang
c. Hotel Yamato
d. Rengasdengklok
QUIZ
44. Penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan
dilakukan melalui sarana-sarana berikut,
kecuali . . .
a. Radio
b. Kantor berita domei
c. utusan di satu daerah
d. kawat telepon
QUIZ
45. Penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan
dilakukan melalui sarana-sarana berikut,
kecuali . . .
a. Radio
b. Kantor berita domei
c. utusan di satu daerah
d. kawat telepon
QUIZ
46. Tokoh Indonesia yang mengetik teks
proklamasi adalah . . .
a. Ir. Soekarno
b. Sayuti melik
c. Moh. Hatta
d. F wuz
QUIZ
47. Tokoh Indonesia yang mengetik teks
proklamasi adalah . . .
a. Ir. Soekarno
b. Sayuti melik
c. Moh. Hatta
d. F wuz
QUIZ