SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BERBICARA SEBAGAI KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan Sastra
Indonesia
Disusun oleh:
Margareta Suryandani ( 4C/K7113135 )
Nur Isni Purwinanti ( 4C/K7113159 )
Yanuar Prima N.H. ( 4C/K7113235 )
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas berkat dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan yang
Maha Esa, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Tak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dra Rukayah, M.Hum, selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan
Berbahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang salah satu keterampilan berbahasa yaitu berbicara. Tidak
lupa, penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan 4C yang yang selalu mendukung dan
tempat bertukar pikiran.
Penulis mohon maaf sekiranya banyak kesalahan ada pada tugas makalah ini. Semoga
di lain kesempatan boleh menjadi koreksi supaya penulis dapat berkarya lebih baik lagi dan
karya penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................5
2.1 Komponen-komponen Keterampilan Berbahasa ........................................................5
2.2 Pengertian Berbicara ...................................................................................................6
2.3 Tujuan Berbicara.........................................................................................................7
2.4 Jenis-jenis Berbicara .................................................................................................10
2.5 Proses Berbicara........................................................................................................12
BAB III PENUTUP .................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Setiap saat manusia berbicara karena memang berbicara memang alat komunikasi tatap
muka yang sangat vital. Meskipun kira setiap hari berbicara, namun terkadang kita tidak
mengerti apa definisi dari berbicara, tujuan kita berbicara, jenis-jenisnya, juga proses
berbicara. Untuk itulah sebagai calon guru SD, kita harus memahami terlebih dahulu
pengertian, tujuan, jenis, serta proses berbicara. Selain untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa kita, juga sebagai bekal kita untuk membimbing murid kita
keak untuk terampil berbahasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari berbicara?
2. Apa sajakah tujuan dari berbicara?
3. Apa sajakah jenis-jenis berbicara?
4. Bagaimanakah proses berbicara?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengerti arti dari berbicara.
2. Mahasiswa mengetahui tujuan dari berbicara.
3. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis berbicara.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses berbicara.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen-komponen Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu:
a. Keterampilan menyimak (listening skills)
b. Keterampilan berbicara (speaking skills)
c. Keterampilan membaca (reading skills)
d. Keterampilan menulis (writing skills)
(Nida, 1957:19; Harris, 1977:9)
Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita
melalui suatu hubungan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak
dan berbicara telah kita pelajari sebelum kita masuk sekolah. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan sebuah satu kesatuan yang biasa disebut catur
tunggal.
Selanjutnya setiap keterampilan tersebut erat pula dengan proes-proses berpikir
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semekin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
(Tarigan, 1980a,b: 1; Dawson [et al], 1963: 27).
Di awal tadi sudah dijelaskan bahwa keterampilan berbahasa hanya dapat
diperoleh dan dikuasai melalui banyak praktik dan latihan. Oleh karena itu setelah
berpraktik dan berlatih perlu diadakan tes untuk mengetahui sejauh mana hasil yang
telah dicapai.
6
2.2 Pengertian Berbicara
Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului
oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau
berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu erat berhubungan dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak
dan membaca. Kebelum-matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu
keterlamatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa. Kita juga perlu menyadari bahwa
ketrampilan-ketermpilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak
persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan-
keterampilan berbahasa yang lain (Greene & Petty, 1971: 39-40)
Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan
personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-
kontak sosial, pendidikannya. Aspek-aspek lain , seperti cara berpakaian atau
mendandani pengantin, adalah bersifat eksternal, tetapi ujaran sudah bersifat inheren,
pembawaan.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan
(visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan- gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh
lagi, berbicara merupakan satu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-
faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif,
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi
kontrol sosial.
Dengan demikian maka berbicara itu lebih daripada hanya sekedar pengucapan
bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Pada hakikatnya, berbicara merupakan suatu
proses berkomunikasi sebab di dalamnya terdapat pemindahan pesan dari suatu sumber
ke tempat lain. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada
penyimak hamper-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau
7
tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap
tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan
gagasan gagasannya dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak (Mulgrave,
1954:3-4).
2.3 Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami
makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi
efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-
prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan , baik secara umum maupaun
perorangan.
Tujuan berbicara antara lain:
1. Memberitahukan, melaporkan (to inform)
2. menjamu, menghibur (to entertain)
3. Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade)
Gabungan atau campuran dan maksud itupun mungkin saja terjadi. Suatu
pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan gabungan dan melaporkan dan
menjamu begitu pula mungkin sekaigus menghibur dan meyakinkan (Ochs and Winker,
1979: 9).
Begitu pula perlu kita memahami beberapa prinsip umum yang mendasari
kegiatan berbicara antara lain yaitu:
(a) Membutuhkan paling sedikit dua orang. Tentu saja pembicaraan dapat dilakukan
oleh satu orang dan tentu saja hal ini sering terjadi misalnya oleh yang sedang
mempelajari bunyi–bunyi bahasa beserta maknanya atau okeh seseorang yang
meninjau kembali pernyataan bank-nya atau oleh orang yang memukul ibu jarinya
dengan palu.
(b) Membutuhkan sandi linguistik yang dipahami bersama. Bahkan andaikatapun
dipergunakan dua bahasa, namun saling pengertian, pemahaman bersama itu tidak
kurang pentingnya.
(c) Menerima atau mengakui suatu aturan referensi umum. Daerah referensi yang
umum mungkin tidak selalu mudah dikenal/ ditemukan, namun pembicaraan
menerima kecenderungan unruk menemukan satu diantaranya.
8
(d) Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Kedua pihak partisipan yang
memberi dan menerima dalam pembicaraaan saling bertukar sebagai pembicara
dan penyimak
(e) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan nya
dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi
yang nyata antara yang diharapkan dari sang penyimak dan sebaliknya . Jadi
hubungan itu bersifat timbal balik atau dua arah.
(f) Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan berkas
grafik-material, bahasa dapat luput dari kekinian dan kesegeraan; bahwa pita atau
berkas itu telah mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan salah satu
keunggulan budaya manusia.
(g) Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/
bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory apparatus) . Walaupun
kegiatan-kegiatan dalam pita audio lingual dapat melepaskan gerak visual dan
grafik material, namun sebaliknya tidak akan terjadi terkecuali bagi pantomim atau
gambar; takkan ada pada gerakan dan grafik itu yang tidak berdasar dari dan
bergantung pada audio lingual dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang
yang tidak kita lihat, di rumah, di tempat bekerja dan dengan telefon percakapan –
percakapan seperti ini merupakan yang khas dalam bentuknya yang paling asli.
(h) Secara tidak pandang bulu menghadadapi serta memperlakukan apa yang nyata
dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang dapat
dilambangkan oleh pembicaraan mencakup bukan hanya dunia nyata yang
mengelilingi para pembicara tetapi juga secara tidak terbatas dunia gagasan yang
lebih luas yang harus mereka masuki karena mereka dan manusia; berbicara
sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap memerlukan penjelasan serta
uraian yang lebih lanjut dan mendalam (Brooks, 1964: 30-31).
Demikianlah Brooks telah mengemukakan delapan butir prinsip atau ciri
pembicaraan yang wajar yang setiap hari kita lakukan dalam kehidupan untuk
beerkomunikasi dengan orang-orang sekeliling kita.
Beberapa cara telah diusahakan oleh para ahli untuk menganalisa proses
berbicara. Analisis yang dilakukan oleh Woolbert (1927) bersifat khas serta
mengandung modifikasi yang sering diremehkan orang, tetapi sebenarnya perlu
mendapat perhatian. Dia menulis:
9
“Seorang pembicara pada dasarnya terdiri dari empat hal yang kesemuanya
diperlukan dalam menyampaikan pikiran/pendapatnya kepada orang lain. Pertama,
sang pembicara merupakan suatu kemauan, suatu maksud , suatu makna yang
diinginkannya dimiliki oleh orang lain yaitu suatu pikiran (a thought) . Kedua, sang
pembicara adalah pemakai bahasa, membentuk pikiran dan perasaaan menjadi kata-,
kata. Ketiga, sang pembicara adalah sesuatu yang ingin disimak, ingin didengarkan,
menyampaikan maksud dan kata-katanya kepada orang lain melalui suara. Terakhir,
sang pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat, memperhatikan rupa, suatu tindakan
yang harus diperhatikan dan dibaca melalui mata (Knower1957:1991)”
Pengetahuan mengenai hakekat sang pembiara itu akan turut pula membuat kita
menjadi penyimak yang baik. Keberhasilan seseoarang berkomunikasi dalam
masyaralat menunjukkan kematangan atau kedewasaan pribadinya. Ada empat
keterampilan utama yang merupakam cirri prinadi yang dewasa (a mature
performance) yaitu:
a) Keterampilan sosial
b) Keterampilan semantik
c) Keterampilan fonetik
d) Keterampilan vokal (1961: 6)
Keterampilam Semantik (semantic skill) adalah keterampilan untuk
menggunakan kata-kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh
keterampilan semantik maka kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai
makna-makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketepatan dan kepraktisan dalam
menggunakan kara-kara. Hanya dengan cara inilah kata-lata dapat cepat dan mudah
masuk ke dalam pikiran.
Keterampilan fonetik (fonetic skill) adalah kemampuan membentuk unsur-unsur
fonemik bahasa kita secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban serta
menentukan persetujuan atau penolakan sosial. Keterampilan ini unsur dalam
hubungan-hubungan perorangan yang akan menetukan apakah seseorang itu diterima
sebagai anggota kelompok atau sebagai orang luar.
Keterampilan vokal (vocal skill) merupakan kemampuan untuk menciptakan
efek emosional yang diinginkan dengan suara kita. Suara yang jelas,bulat dan bergema
menandakan orang yang berbadan tegap terjamin; sedangakan suara yang melengking
berisik, atau serak-parau memperlihatkan pribadi yang kurang menarikdan kurang
menyakinkan.
10
Demikianlah kita telah mengetengahkan empat jenis keterampilan yang turut
menunjang keberhasilan seorang pembicara. Agaknya perlu disadari nahwa cara yang
paling efisien untuk mengembangkan suatu keterampilan adalah banyak berlatih secara
teratur dan berencana.
Aristoteles pernah mengungkapkan ”You learn to play flute by playing the flute“
(”Anda belajar bermain suling dengan meniup suling”) dan juga Dewoy dengan diktum
atau ucapannya yaitu “You learn to do by doing“ (Powers1951:8).
2.4 Jenis-jenis Berbicara
Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:
I. Berbicara dimuka umum pada masyarakat (public speaking) yang mencakup
empat jenis, yaitu:
a. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat melaporkan atau
memberitahukan; yang bersifat informatif (informative speaking). Egiatan
ini dilaksanakan apabila seseorang berkeinginan untuk memberi atau
menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan antara
benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses, dan
menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan atau menguraikan
suatu tulisan. Contoh kegiatan ini antara lain:
1) Kuliah, ceramah
2) Pengumuman, pemberitahuan, maklumat
3) Laporan
4) Instruksi, pelajaran, pengajaran
5) Pemerian suatu pemandangan atau adegan
6) Pencalonan, pengangkatan atau penunjukan
7) Pidato
8) Anekdot, lelucon, lawak
9) Cerita, kisah, riwayat.
b. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan
(fellowship speaking);
c. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak,
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking);
11
d. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking).
II. Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi:
1. Diskusi kelompok (group discussion), yang dapat dibedakan atas:
a) Tidak resmi (informal), dan masih dapat diperinci lagi atas:
i. Kelompok studi (study groups).
Study group merupakan bentuk diskusi yang paling sering terjadi
pada mahasiswa di perguruan tinggi, yaitu diskusi mengenai
suatu masalah yang dapat dipecahkan kemudian diambil sebagai
pengetahuan.
ii. Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups).
Kelompok ini merupakan suatu kelompok yang berdiskusi untuk
menentukan suatu kebijakan. Dalam hal ini, pendapat dari
anggota-lah yang ditampung dan disinkronisasikan menjadi
suatu kebijakan.
iii. Komite
b) Resmi (formal) yang mencakup pula:
i. Konferensi
Konferensi merupakan suatu kelompok diskusi resmi yang
kadng mengacu pada action-taking discussion atau diskusi
pengambilan tindakan,karena berusaha untuk membuat suatu
keputusan dan bertindak sesuai dengan keeputusan tersebut.
ii. Diskusi panel
Diskusi panel adalah diskusi yang terdiri dari atas suatu
kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang
ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai
sudut pandang mengenai suatu masalah.
12
iii. Simposium
Simposium merupakan salah satu variasi dari diskusi panel,
dimana dalam suatu simposium terdiri dari tiga orang yang
diaggap ahli dengan memberikan pandangan-pandangan atau
pendapat yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan dan
para pendengar atau partisipan dapat mengambil bagian dalam
diskusi.
2. Prosedur Perlementer (parliamentary procedure)
3. Debat.
2.5 Proses Berbicara
Kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan hubungan sosial dan untuk
melaksanakan suatu layanan. Yang termasuk golongan yang pertama misalnya
percakapan dalam suatu pesta di kafetaria, pada saat antri di bank dan sebagainya.
Sedangkan wawancara untuk memperoleh pekerjaan , memesan makanan di rumah
makan, membeli perangko, mendaftarkan sekolah dan sebagainya.
Dalam proses belajar berbahasa di sekolah anak-anak mengembangkan
kemampuannya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya mereka sudah dapat
menyampaikan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Makin lama
kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna dalam arti strukturnya menjadi
semakin benar dan sebagainya. Dengan kata lain perkembangan tersebut tidak secara
horizontal mulai dari fonem, kata, fase, dan wacana seperti halnya jenis tataran
linguistik.
Ellis Dewat Nunan (1991:46) mengemukakan adanya tiga cara untuk
mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan kemampuan berbicara
a. Menirukan pembicaraan orang lain.
b. Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai. Mendekatkan atau
menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri yang belum benar dan
ujaran orang dewasa yang sudah benar.
c. Kesulitan berbicara seperti halnya kesulitan dalam menyimak disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam bebicara yang
datang dari teman bicara. Seperti yang kita ketahui dalam setiap kegiatan berbicara
13
teman bicara menafsirkan makna pembicaraan agar dapat berlangsung terus sampai
tujuan pembicaraan tercapai. Apabila teman bicara tidak dapat menangkap makna
pembiacaraan maka pembicaraan terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi
tidak tercapai.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
2. Tujuan berbicara antara lain:
a. Memberitahukan, melaporkan (to inform)
b. Menjamu, menghibur (to entertain)
c. Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade)
3. Jenis-jenis berbicara antara lain:
a. Di muka umum
b. Pada Koferensi
4. Proses berbicara:
a. Imitasi
b. Mengembangkan bentujk ujaran yang telah dikuasai
15
DAFTAR PUSTAKA
Rofi'udin, D. A., & Zuhdi, D. D. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tarigan, P. D. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

More Related Content

What's hot

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Ibnu Saefullah
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Maulana Husada
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia illaaaaaa
 
Makalah standardisasi bahasa
Makalah standardisasi bahasaMakalah standardisasi bahasa
Makalah standardisasi bahasaMimiKartika2
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaRizza Magfira
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaYahyaChoy
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1Amin Eko Wulandari
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiRestu Waras Toto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdf
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdfModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdf
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdfwahyudi127729
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 

What's hot (20)

ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Pantun Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
Kajian Fonologi
Kajian FonologiKajian Fonologi
Kajian Fonologi
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
 
Makalah standardisasi bahasa
Makalah standardisasi bahasaMakalah standardisasi bahasa
Makalah standardisasi bahasa
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Bilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosiaBilingualism and diglosia
Bilingualism and diglosia
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 1
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdf
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdfModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdf
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Cerpen - Fase F.pdf
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
062 bahasa makassar
062 bahasa makassar062 bahasa makassar
062 bahasa makassar
 

Similar to Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia

Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasataufiq99
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyanitaufiq99
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indoMaduresvia
 
Unsur berbicara edited
Unsur berbicara editedUnsur berbicara edited
Unsur berbicara editedWindiKartika1
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifTohir Haliwaza
 
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...FAJAR MENTARI
 
Tik tugas ke 5
Tik   tugas ke 5Tik   tugas ke 5
Tik tugas ke 5nabilaans
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturSireh Si Oren
 
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulisshare with me
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1fara dillah
 
MAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docxMAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docxdeddymamak
 
MAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docxMAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docxdeddymamak
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkzhiendar
 
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcBu Pur
 
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxWEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxEwei Voon
 

Similar to Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia (20)

Meningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicaraMeningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicara
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyani
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indo
 
Unsur berbicara edited
Unsur berbicara editedUnsur berbicara edited
Unsur berbicara edited
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
Tik tugas ke 5
Tik   tugas ke 5Tik   tugas ke 5
Tik tugas ke 5
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
 
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis
28428335 modul-bmm-3104-kemahiran-mendengar-bertutur-membaca-menulis
 
Bmm3104
Bmm3104Bmm3104
Bmm3104
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
 
MAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docxMAKALAH 1.docx
MAKALAH 1.docx
 
MAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docxMAKALAH 1 (1).docx
MAKALAH 1 (1).docx
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
 
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptxWEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
WEEK_13_-_KOMUNIKASI_DI_KHALAYAK.pptx
 

More from Mitha Ye Es

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Mitha Ye Es
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuMitha Ye Es
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuMitha Ye Es
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Mitha Ye Es
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduMitha Ye Es
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalMitha Ye Es
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiMitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Mitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Mitha Ye Es
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Mitha Ye Es
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaMitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakKelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakMitha Ye Es
 
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Mitha Ye Es
 

More from Mitha Ye Es (20)

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupu
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
 
Mulok
MulokMulok
Mulok
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari madu
 
Dialog mulok
Dialog mulokDialog mulok
Dialog mulok
 
Story for mulok
Story for mulokStory for mulok
Story for mulok
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
 
Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak Kelompok 2 menyimak
Kelompok 2 menyimak
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakKelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia

  • 1. BERBICARA SEBAGAI KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh: Margareta Suryandani ( 4C/K7113135 ) Nur Isni Purwinanti ( 4C/K7113159 ) Yanuar Prima N.H. ( 4C/K7113235 ) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas berkat dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra Rukayah, M.Hum, selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang salah satu keterampilan berbahasa yaitu berbicara. Tidak lupa, penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan 4C yang yang selalu mendukung dan tempat bertukar pikiran. Penulis mohon maaf sekiranya banyak kesalahan ada pada tugas makalah ini. Semoga di lain kesempatan boleh menjadi koreksi supaya penulis dapat berkarya lebih baik lagi dan karya penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4 1.3 Tujuan..........................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................5 2.1 Komponen-komponen Keterampilan Berbahasa ........................................................5 2.2 Pengertian Berbicara ...................................................................................................6 2.3 Tujuan Berbicara.........................................................................................................7 2.4 Jenis-jenis Berbicara .................................................................................................10 2.5 Proses Berbicara........................................................................................................12 BAB III PENUTUP .................................................................................................................14 3.1 Kesimpulan................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................15
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap saat manusia berbicara karena memang berbicara memang alat komunikasi tatap muka yang sangat vital. Meskipun kira setiap hari berbicara, namun terkadang kita tidak mengerti apa definisi dari berbicara, tujuan kita berbicara, jenis-jenisnya, juga proses berbicara. Untuk itulah sebagai calon guru SD, kita harus memahami terlebih dahulu pengertian, tujuan, jenis, serta proses berbicara. Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa kita, juga sebagai bekal kita untuk membimbing murid kita keak untuk terampil berbahasa. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari berbicara? 2. Apa sajakah tujuan dari berbicara? 3. Apa sajakah jenis-jenis berbicara? 4. Bagaimanakah proses berbicara? 1.3 Tujuan 1. Mahasiswa mengerti arti dari berbicara. 2. Mahasiswa mengetahui tujuan dari berbicara. 3. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis berbicara. 4. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses berbicara.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Komponen-komponen Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: a. Keterampilan menyimak (listening skills) b. Keterampilan berbicara (speaking skills) c. Keterampilan membaca (reading skills) d. Keterampilan menulis (writing skills) (Nida, 1957:19; Harris, 1977:9) Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara telah kita pelajari sebelum kita masuk sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan sebuah satu kesatuan yang biasa disebut catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan tersebut erat pula dengan proes-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semekin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan, 1980a,b: 1; Dawson [et al], 1963: 27). Di awal tadi sudah dijelaskan bahwa keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai melalui banyak praktik dan latihan. Oleh karena itu setelah berpraktik dan berlatih perlu diadakan tes untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai.
  • 6. 6 2.2 Pengertian Berbicara Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu erat berhubungan dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelum-matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlamatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa. Kita juga perlu menyadari bahwa ketrampilan-ketermpilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan- keterampilan berbahasa yang lain (Greene & Petty, 1971: 39-40) Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak- kontak sosial, pendidikannya. Aspek-aspek lain , seperti cara berpakaian atau mendandani pengantin, adalah bersifat eksternal, tetapi ujaran sudah bersifat inheren, pembawaan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan- gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara merupakan satu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor- faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. Dengan demikian maka berbicara itu lebih daripada hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Pada hakikatnya, berbicara merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terdapat pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hamper-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau
  • 7. 7 tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan gagasannya dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak (Mulgrave, 1954:3-4). 2.3 Tujuan Berbicara Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip- prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan , baik secara umum maupaun perorangan. Tujuan berbicara antara lain: 1. Memberitahukan, melaporkan (to inform) 2. menjamu, menghibur (to entertain) 3. Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade) Gabungan atau campuran dan maksud itupun mungkin saja terjadi. Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan gabungan dan melaporkan dan menjamu begitu pula mungkin sekaigus menghibur dan meyakinkan (Ochs and Winker, 1979: 9). Begitu pula perlu kita memahami beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain yaitu: (a) Membutuhkan paling sedikit dua orang. Tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh satu orang dan tentu saja hal ini sering terjadi misalnya oleh yang sedang mempelajari bunyi–bunyi bahasa beserta maknanya atau okeh seseorang yang meninjau kembali pernyataan bank-nya atau oleh orang yang memukul ibu jarinya dengan palu. (b) Membutuhkan sandi linguistik yang dipahami bersama. Bahkan andaikatapun dipergunakan dua bahasa, namun saling pengertian, pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya. (c) Menerima atau mengakui suatu aturan referensi umum. Daerah referensi yang umum mungkin tidak selalu mudah dikenal/ ditemukan, namun pembicaraan menerima kecenderungan unruk menemukan satu diantaranya.
  • 8. 8 (d) Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Kedua pihak partisipan yang memberi dan menerima dalam pembicaraaan saling bertukar sebagai pembicara dan penyimak (e) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan nya dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata antara yang diharapkan dari sang penyimak dan sebaliknya . Jadi hubungan itu bersifat timbal balik atau dua arah. (f) Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan berkas grafik-material, bahasa dapat luput dari kekinian dan kesegeraan; bahwa pita atau berkas itu telah mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan salah satu keunggulan budaya manusia. (g) Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory apparatus) . Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita audio lingual dapat melepaskan gerak visual dan grafik material, namun sebaliknya tidak akan terjadi terkecuali bagi pantomim atau gambar; takkan ada pada gerakan dan grafik itu yang tidak berdasar dari dan bergantung pada audio lingual dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang yang tidak kita lihat, di rumah, di tempat bekerja dan dengan telefon percakapan – percakapan seperti ini merupakan yang khas dalam bentuknya yang paling asli. (h) Secara tidak pandang bulu menghadadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang dapat dilambangkan oleh pembicaraan mencakup bukan hanya dunia nyata yang mengelilingi para pembicara tetapi juga secara tidak terbatas dunia gagasan yang lebih luas yang harus mereka masuki karena mereka dan manusia; berbicara sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap memerlukan penjelasan serta uraian yang lebih lanjut dan mendalam (Brooks, 1964: 30-31). Demikianlah Brooks telah mengemukakan delapan butir prinsip atau ciri pembicaraan yang wajar yang setiap hari kita lakukan dalam kehidupan untuk beerkomunikasi dengan orang-orang sekeliling kita. Beberapa cara telah diusahakan oleh para ahli untuk menganalisa proses berbicara. Analisis yang dilakukan oleh Woolbert (1927) bersifat khas serta mengandung modifikasi yang sering diremehkan orang, tetapi sebenarnya perlu mendapat perhatian. Dia menulis:
  • 9. 9 “Seorang pembicara pada dasarnya terdiri dari empat hal yang kesemuanya diperlukan dalam menyampaikan pikiran/pendapatnya kepada orang lain. Pertama, sang pembicara merupakan suatu kemauan, suatu maksud , suatu makna yang diinginkannya dimiliki oleh orang lain yaitu suatu pikiran (a thought) . Kedua, sang pembicara adalah pemakai bahasa, membentuk pikiran dan perasaaan menjadi kata-, kata. Ketiga, sang pembicara adalah sesuatu yang ingin disimak, ingin didengarkan, menyampaikan maksud dan kata-katanya kepada orang lain melalui suara. Terakhir, sang pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat, memperhatikan rupa, suatu tindakan yang harus diperhatikan dan dibaca melalui mata (Knower1957:1991)” Pengetahuan mengenai hakekat sang pembiara itu akan turut pula membuat kita menjadi penyimak yang baik. Keberhasilan seseoarang berkomunikasi dalam masyaralat menunjukkan kematangan atau kedewasaan pribadinya. Ada empat keterampilan utama yang merupakam cirri prinadi yang dewasa (a mature performance) yaitu: a) Keterampilan sosial b) Keterampilan semantik c) Keterampilan fonetik d) Keterampilan vokal (1961: 6) Keterampilam Semantik (semantic skill) adalah keterampilan untuk menggunakan kata-kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh keterampilan semantik maka kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna-makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketepatan dan kepraktisan dalam menggunakan kara-kara. Hanya dengan cara inilah kata-lata dapat cepat dan mudah masuk ke dalam pikiran. Keterampilan fonetik (fonetic skill) adalah kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban serta menentukan persetujuan atau penolakan sosial. Keterampilan ini unsur dalam hubungan-hubungan perorangan yang akan menetukan apakah seseorang itu diterima sebagai anggota kelompok atau sebagai orang luar. Keterampilan vokal (vocal skill) merupakan kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara kita. Suara yang jelas,bulat dan bergema menandakan orang yang berbadan tegap terjamin; sedangakan suara yang melengking berisik, atau serak-parau memperlihatkan pribadi yang kurang menarikdan kurang menyakinkan.
  • 10. 10 Demikianlah kita telah mengetengahkan empat jenis keterampilan yang turut menunjang keberhasilan seorang pembicara. Agaknya perlu disadari nahwa cara yang paling efisien untuk mengembangkan suatu keterampilan adalah banyak berlatih secara teratur dan berencana. Aristoteles pernah mengungkapkan ”You learn to play flute by playing the flute“ (”Anda belajar bermain suling dengan meniup suling”) dan juga Dewoy dengan diktum atau ucapannya yaitu “You learn to do by doing“ (Powers1951:8). 2.4 Jenis-jenis Berbicara Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas: I. Berbicara dimuka umum pada masyarakat (public speaking) yang mencakup empat jenis, yaitu: a. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat melaporkan atau memberitahukan; yang bersifat informatif (informative speaking). Egiatan ini dilaksanakan apabila seseorang berkeinginan untuk memberi atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses, dan menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan atau menguraikan suatu tulisan. Contoh kegiatan ini antara lain: 1) Kuliah, ceramah 2) Pengumuman, pemberitahuan, maklumat 3) Laporan 4) Instruksi, pelajaran, pengajaran 5) Pemerian suatu pemandangan atau adegan 6) Pencalonan, pengangkatan atau penunjukan 7) Pidato 8) Anekdot, lelucon, lawak 9) Cerita, kisah, riwayat. b. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellowship speaking); c. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking);
  • 11. 11 d. Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking). II. Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi: 1. Diskusi kelompok (group discussion), yang dapat dibedakan atas: a) Tidak resmi (informal), dan masih dapat diperinci lagi atas: i. Kelompok studi (study groups). Study group merupakan bentuk diskusi yang paling sering terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi, yaitu diskusi mengenai suatu masalah yang dapat dipecahkan kemudian diambil sebagai pengetahuan. ii. Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups). Kelompok ini merupakan suatu kelompok yang berdiskusi untuk menentukan suatu kebijakan. Dalam hal ini, pendapat dari anggota-lah yang ditampung dan disinkronisasikan menjadi suatu kebijakan. iii. Komite b) Resmi (formal) yang mencakup pula: i. Konferensi Konferensi merupakan suatu kelompok diskusi resmi yang kadng mengacu pada action-taking discussion atau diskusi pengambilan tindakan,karena berusaha untuk membuat suatu keputusan dan bertindak sesuai dengan keeputusan tersebut. ii. Diskusi panel Diskusi panel adalah diskusi yang terdiri dari atas suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai sudut pandang mengenai suatu masalah.
  • 12. 12 iii. Simposium Simposium merupakan salah satu variasi dari diskusi panel, dimana dalam suatu simposium terdiri dari tiga orang yang diaggap ahli dengan memberikan pandangan-pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan dan para pendengar atau partisipan dapat mengambil bagian dalam diskusi. 2. Prosedur Perlementer (parliamentary procedure) 3. Debat. 2.5 Proses Berbicara Kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan hubungan sosial dan untuk melaksanakan suatu layanan. Yang termasuk golongan yang pertama misalnya percakapan dalam suatu pesta di kafetaria, pada saat antri di bank dan sebagainya. Sedangkan wawancara untuk memperoleh pekerjaan , memesan makanan di rumah makan, membeli perangko, mendaftarkan sekolah dan sebagainya. Dalam proses belajar berbahasa di sekolah anak-anak mengembangkan kemampuannya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya mereka sudah dapat menyampaikan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Makin lama kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna dalam arti strukturnya menjadi semakin benar dan sebagainya. Dengan kata lain perkembangan tersebut tidak secara horizontal mulai dari fonem, kata, fase, dan wacana seperti halnya jenis tataran linguistik. Ellis Dewat Nunan (1991:46) mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan kemampuan berbicara a. Menirukan pembicaraan orang lain. b. Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai. Mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa yang sudah benar. c. Kesulitan berbicara seperti halnya kesulitan dalam menyimak disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam bebicara yang datang dari teman bicara. Seperti yang kita ketahui dalam setiap kegiatan berbicara
  • 13. 13 teman bicara menafsirkan makna pembicaraan agar dapat berlangsung terus sampai tujuan pembicaraan tercapai. Apabila teman bicara tidak dapat menangkap makna pembiacaraan maka pembicaraan terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi tidak tercapai.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. 2. Tujuan berbicara antara lain: a. Memberitahukan, melaporkan (to inform) b. Menjamu, menghibur (to entertain) c. Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade) 3. Jenis-jenis berbicara antara lain: a. Di muka umum b. Pada Koferensi 4. Proses berbicara: a. Imitasi b. Mengembangkan bentujk ujaran yang telah dikuasai
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Rofi'udin, D. A., & Zuhdi, D. D. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Tarigan, P. D. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.